NURUL ANNISA
D011 17 1316
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Yang bertanda tangan di bawah ini, nama Nurul Annisa, dengan ini
adalah karya ilmiah penulis sendiri, dan belum pernah digunakan untuk
yang ditulis dalam skripsi yang berasal dari penulis lain telah diberi
Oleh karena itu semua tulisan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penulis. Apabila ada pihak manapun yang merasa ada
kesamaan judul dan atau hasil temuan dalam skripsi ini, maka penulis
Yang membuat
pernyataan,
Nurul Annisa
NIM: D011 17 1316
iii
KATA PENGANTAR
Gowa,
Penulis
v
ABSTRAK
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
ABSTRAK....................................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................x
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
D. Batasan Masalah................................................................................3
E. Sistematika Penulisan........................................................................4
A. Hidrologi.............................................................................................6
B. Kualitas Air.....................................................................................24
D. ArcGIS.............................................................................................37
A. Lokasi Penelitian.............................................................................53
B. Metodologi Penelitian......................................................................54
vii
D. Sumber Data...................................................................................56
E. Metode Penelitian............................................................................56
A. Kesimpulan....................................................................................102
B. Saran.............................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA................................................................................104
viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penting dalam kehidupan setiap makhluk yang hidup di muka bumi ini. Air
adalah bagian dari kehidupan dipermukaan bumi, baik itu air tanah
maupun permukaan air. Fungsi Air sebagai materi yang sangat esensial
memliki kualitas yang baik dari segi salinitas, PH, suhu, serta
bentuk arus alir laut, prediksi pertukaran air antara atmosfir dan lautan,
studi ekosistem laut, serta mengetahui proses biologi dan fisika yang
B. Rumusan Masalah
D. Batasan Masalah
ini, maka perlu adanya batasan masalah untuk memperjelas arah dari
data yang diambil secara longitudinal sungai tepatnya dibagian hilir sungai
Tallo berdasarkan peta yang dibuat dengan program ArcGIS 10.8 dimana
E. Sistematika Penulisan
berikut: `
4
1. BAB I Pendahuluan
menguraikan urutan kerja dan tata cara kerja penelitian mulai dari
analisis data.
yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut dari tugas akhir ini.
5
A. Hidrologi
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting di muka bumi.
Air dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik oleh manusia, tumbuhan,
maupun hewan. Tanpa adanya air dapat dipastikan tidak akan ada
yang berarti Ilmu Air. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi
dalam segala bentukannya baik yang berupa cairan, padat, dan gas.
bumi.
Asdak (1995), hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala
manajemen.
6
jenis, sirkulasi, sifat kimia dan fisika serta reaksinya terhadap lingkungan
Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang
memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
sumur, air sungai, rawa, telaga, danau, empang dan sejenisnya termasuk
laut. Besarnya permukaan air di bumi ini tidak terlepas kaitannya dengan
siklus air. Perputaran dan pergerakan air di muka bumi ini dikenal dengan
Sebaran air di bumi meliputi air laut (97 %), air tawar (3 %). Air tawar
dalam bentuk es dan salju (68,7%), air tanah (30,1%), air permukaan
(0,3%) dan lainnya (0,9%). Air permukaan terdiri dari danau (87%), lahan
Air keluar dari suatu areal tertentu dapat melalui beberapa bentuk
air hujan yang mengalir tipis diatas permukaan tanah. Air tersebut
atau danau atau waduk bahkan laut.Pada akhirnya air akan terevaoprasi
dan partikel tanah. Limpasan terjadi akibat intensitas hujan yang turun
melebihi kapasitas infiltrasi, saat laju infiltrasi terpenuhi maka air akan
cekungan-cekungan tersebut terisi air dan penuh, maka air akan mengalir
sumber,yaitu :
Aliran permukaan adalah bagian dari air hujan yang mengalir dalam
dapat terkonsentrasi
Aliran antara adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi di bawah
permukaan tanah. Aliran antara terdiri dari gerakan air dan lengas
Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi dibawah permukaan air
permukaan bumi. Salah satu sumber utamanya adalah air hujan yang
meresap ke bawah lewat lubang pori di antara butiran tanah. Air yang
Todd (1955) menyatakan bahwa akuifer berasal dari bahasa latin yaitu
aqui dari kata aqua yang berarti air dan kata ferre yang berarti membawa,
bahwa akuifer adalah lapisan tanah yang mengandung air, di mana air ini
lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu mengalirkan air.
batuan pada lapisan akuifer adalah pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping
rekahan.
akuifer yaitu tebal akuifer, koefisien lolos atau permeabilitas, dan hasil
10
jenis. Tebal akuifer diukur mulai dari permukaan air tanah (water table)
sampai pada suatu lapisan yang bersifat semi kedap air (impermeable)
berbeda dengan jenis batuan yang lainnya. Hasil jenis adalah kemampuan
kondisi alami. Besarnya cadangan air tanah atau hasil jenis yang dapat
2006).
dari batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer, yaitu:
akuifer yang lapisan atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap
11
air. Akuifer setengah terkungkung adalah akuifer yang lapisan di atas atau
permukaan air sama dengan atmosfer. Air tanah dari akuifer ini disebut air
water-table aquifer.
berikut:
bentuk lahan dataran banjir serta tanggul alam. Bahan aluvium itu
berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan
di sekitarnya.
mengalirkan air tetap dengan laju yang sangat lambat jika dibanding
mungkin mampu membawa sejumlah besar air antara akuifer yang satu
5. Aliran sungai
jelas seperti sungai. Sungai yang berasal dari aliran di bawah permukaan
dan aliran air bawah tanah akanjernih, sedangkan yang bersumber utama
A. 2. Pengertian Sungai
posisi paling rendah dalam landskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak
dapat dipisahkan dari kondisi Daerah Aliran Sungai (PP Nomor 38 Tahun
2011). Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang
menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran
berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anak-anak sungai dan limpasan
alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi
Sungai sebagai salah satu sumber daya alam yang sangat penting,
di satu pihak mempunyai banyak manfaat, namun di lain pihak juga dapat
mengangkut es ke hilir;
sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam
dimensi ruang dan waktu. Proses perubahan dari morfologi sungai telah
Perubahan morfologi akan terjadi sangat cepat akibat dari perubahan tata
(run-off) yang berujung pada meningkatnya debit aliran sungai. faktor lain
bentuk geometri atau kekasaran dasar sungai. Bagian dasar dan tebing
sungai akan dibentuk oleh material yang diangkut aliran sungai yang
berasal dari pelapukan geologi pada periode yang panjang. Bentuk sungai
denah alur sungainya (menurut Coleman 1977, Miall 1977, Brice 1984)
dapat dibagi menjadi: sungai lurus; sungai berliku; sungai berjalin; dan .
sungai bercabang.
berdasarkan aspek sifat aliran sungai, kandungan air pada tubuh sungai,
17
sungai eksternal.
2. Sungai eksternal adalah sungai yang alirannya berasal dari aliran air
menjadi kecil.
menjadi kering.
18
Tipe sungai dalam bentuk denah secara umum dibagi menjadi tiga
macam, yaitu lurus, berliku, dan berjalin, atau kombinasi dari ketiga tipe
Delta yang terbentuk pada kasus muara merupakan pengaruh dari pasang
lapangan berupa profil lembah sungai, pola saluran sungai, jenis erosi
sungai. Stadia atau tahapan sungai dapat dibagi menjadi lima, yakni
stadia sungai awal, stadia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan
merupakan bagian paling hilir dari muara sungai yang dipengaruhi pasang
2019).
Pada saat kondisi pasang yang tinggi, volume air yang masuk ke
dari hulu sungai. Pada saat kondisi surut, volume air yang sangat
langit, terutama bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi
Pasang surut terdiri dari dua kata, yaitu pasang yang berarti
dan surut yang berarti keadaan saat permukaan air laut lebih
ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan
spring tides terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam
Pada saat itu, akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan
22
purnama ini terjadi dua kali setiap bulan, yakni pada saat bulan
90° dengan bumi. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang
terjadi dua kali, yaitu pada saat bulan 1/4 dan 3/4 (Wardiyatmoko &
Bintarto, 1994).
type): yakni bila dalam waktu 24 jam terdapat 2 kali pasang dan
2 kali surut.
pindah ke lokasi lain, bila tidak segera dilakukan clean up. Berbeda
B. Kualitas Air
merupakan suatu dasar baku mengenai syarat kualitas air yang dapat
dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang disiapkan oleh
suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan. kualitas air dapat
Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
B.1. Salinitas
1. Pengertian Salinitas
satu kilogram air laut (Millero and Sons, 1992). Salinitas seringkali
diartikan sebagai kadar garam dari air laut, walaupun hal tersebut
padat yang terlarut dalam 1 kilo gram air laut jikalau semua brom
dioksidasikan.
jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini
2020). Zat zat lain di dalam air tidak terlalu berpengaruh terhadap
faktor antara lain curah hujan, pengaliran air tawar ke laut secara
disetiap perairan.
b. Penguapan (Evaporasi)
27
perairan air tawar, air laut, air payau, dan perairan hipersaline.
2015).
jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun
biasanya ppm(part per million) atau yang sama dengan miligram per liter
berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan.
Zat atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa
TDS merupakan parameter fisik air baku dan ukuran zat terlarut,
baik zat organik maupun anorganik yang terdapat pada larutan. TDS
mencakup jumlah material dalam air material ini dapat berupa karbonat,
ion organik, dan ion-ion lainnya. Kandungan TDS dalam air juga dapat
memberi rasa pada air yaitu air menjadi seperti garam, sehingga jika air
terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika
TDS apabila tidak dikelola dan diolah dapat mencemari badan air. Selain
30
itu juga dapat mematikan kehidupan aquatik, dan memiliki efek samping
Jurnal Tanah dan kekeruhan, BOD5, dan COD yang tinggi. (Ahmad dan
El-Dessouky, 2008)
ion hidrogen dalam suatu larutan atau jika dinyatakan secara matematis
menunjukkan apakah bersifat asam atau basa. Aspek yang diukur adalah
basa ini mempunyai variasi nilai 0 –14. Nilai pH yang lebih rendah
gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi.
tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini
jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen berikut (Bafdal, dkk.,
2011):
a. Perangkat Keras
b. Perangkat Lunak
sendiri.
33
d. Manajemen
Proyek SIG akan baik bila ditangani oleh orang yang yang
berikut:
a) Data Spasial:
lain-lain. Model data spasial dibedakan menjadi dua yaitu model data
vektor dan model data raster. Model data vektor diwakili oleh simbol-
34
Grid tersebut disebut dengan pixel. Data yang disimpan dalam format
integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta
dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan
D. ArcGIS
digunakan untuk mengelola suatu proyek dan alur kerja SIG yang komplek
dapat menjalankan berbagai macam proses SIG dari yang paling simpel
interpolasi.
D.1 Interpolasi
fungi matematika yang menduga nilai pada lokasi – lokasi yang datanya
spasial adalah bahwa nilai titik observasi yang berdekatan akan memiliki
nilai yang sama atau mendekati dibandingkan dengan nilai di titik yang
penelitian dan berlokasi di dalam area yang dicakup oleh lokasi sampel
semakin dekat jarak suatu titik terhadap titik yang tidak diketahui nilainya,
pada lokasi yang dimaksud. Asumsi dalam metode IDW adalah titik yang
lokasinya lebih dekat dari lokasi yang diperkirakan akan lebih berpengaruh
daripada titik yang lebih jauh jaraknya. Oleh karena itu, titik yang jaraknya
bahwa semakin dekat jarak suatu titik terhadap titik yang tidak diketahui
Asumsi yang dipakai dalam metode IDW adalah titik yang lokasinya
lebih dekat dari lokasi yang diperkirakan akan lebih berpengaruh dari pada
titik yang lebih jauh jaraknya. Oleh karena itu, titik yang jaraknya lebih
dekat diberi bobot yang lebih besar. Karena itu jarak berbanding terbalik
dengan nilai rata-rata tertimbang (weighting average) dari titik data yang
pangkat (Johnston dkk, 2001). Nilai power pada interpolasi IDW ini
akan lebih besar pada titik – titik yang lebih dekat sehingga menghasilkan
adalah turunan fungsi jarak antara titik sampel dan titik yang diinterpolasi.
nilainya tidak bisa lebih kecil dari minimal atau lebih besar dari data
sampel. Jadi, puncak bukit atau lembah terdalam tidak dapat ditampilkan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, sampel data yang digunakan harus
rapat yang berhubungan dengan variasi lokal. Jika sampelnya agak jarang
dan tidak merata, hasilnya kemungkinan besar tidak sesuai dengan yang
jarak (datar) dari titik data (sampel) terhadap blok yang akan diestimasi.
Jadi semakin dekat jarak antara titik sampel dan blok yang akan
s 1
∑i=1 zi
d ki
z 0= (1)
s 1
∑i=1 k
di
Keterangan :
pada nilai yang ada pada data sampel. Pengaruh dari data sampel
karena metode ini menggunakan rata rata dari data sampel sehingga
nilainya tidak bisa lebih kecil dari minimum atau lebih besar dari data
𝑍=Σ𝑤𝑖𝑁𝑖=1 (2)
sebagai:
ℎ𝑖=√(𝑥−𝑥𝑖)2+(𝑦−𝑦𝑖)2 (4)
(x,y) adalah koordinat titik interpolasi dan (𝑥𝑖, 𝑦𝑖 ) adalah koordinat untuk
data sebaran titik sampai pada nilai yang mendekati nol dimana jarak
sampel dan diperkirakan memiliki korelasi spasial yang kecil atau bahkan
IDW adalah tidak dapat mengestimasi nilai diatas nilai maksimum dan di
2. Metode Spline
dasar atau Base Function Radial (RBF). Teknik ini biasa digunakan dalam
tersebut. Nilai yang dihasilkan dari teknik aproksimasi ini merupakan nilai
radial dasar atau Base Function Radial (RBF). Teknik ini biasa digunakan
dalam GIS, namun dengan ketentuan data memiliki varian rendah. RBF
Keterangan:
j = 1,2,…n
N = jumlah titik
3. Metode Kriging
44
nilai dari bahan tambang. Asumsi dari metode ini adalah jarak dan
Asumsi dari metode ini adalah jarak dan orientasi antara sampel data
perhitungan.
yang akan tetap mendekati nilai sampel data yang diinterpolasi, walaupun
45
yaitu: banyaknya sampel, posisi sampel, jarak antar sampel dengan titik
terlibat dll. Dengan kata lain metode ini digunakan untuk mengestimasi
yang ada dalam data tersebut. Adapun estimator kriging dapat dituliskan
Dengan
s, si : vektor lokasi untuk estimasi dan salah satu dari data yang
λ i(s) : Nilai Z ( si ) untuk estimasi lokasi u. nilai Z ( si ) yang sama akan memiliki
(Pramono 2008).
antara ukuran dan lokasi titik prediksi tetapi juga pada keseluruhan letak
titik-titik yang diukur (ESRI, 2011). Kriging menimbang nilai yang terukur di
Kriging merupakan metode mengestimasi suatu nilai dari sebuah titik pada
𝑍∗=Σ𝑤𝑖𝑁𝑖=1 (4)
Dimana :
𝑍∗ = Nilai prediksi
error dan confidence. Salah satu yang terdapat dalam metode ini adalah
nilai-nilai data pengamatan menjadi saling tidak tergantung atau tidak ada
dan data n. Jenis kriging yang bisa dilakukan adalah dengan cara
korelasi spasial antara data, hal mana tidak di lakukan oleh prosedur
teknik ini, sehingga menghendaki banyak asumsi yang jarang sekali dapat
perbedaan antara solusi eksak dan solusi numerik. Selisih nilai hasil
akan terjadi. Misalnya nilai x asli salinitas yang didapatkan yaitu 34 pada
maka selisi antara 33.5 dan 34 lah yang kita sebut dengan Galat.
1. Galat pembulatan
49
bilangan riil. Masalah timbul bila komputasi numerik dikerjakan oleh mesin
(dalam hal inikomputer) karena semua bilangan riil tidak dapat disajikan
saja. Bilangan riilyang panjangnya melebihi jumlah digit (bit) yang dapat
2. Galat Pemotongan
ini galat pemotongan akan menjadi sangat kecil sekali jika nilai n di
50
Nilai Rn yang tepat hampir tidak pernah dapat kita peroleh, karena
( x− X 0)(n+1)
|Rn ( x )|<max x 0<c< x ¿ ¿|f (n+1 ) ( c )| x ( n+ 1 ) !
(6)
3) Galat Total
Galat akhir atau galat total atau pada solusi numerik merupakan
4) Galat eksperimental
5) Galat Pemrograman
(debugging).
51
A. Lokasi Penelitian
Sulawesi Selatan.
Tallo, peta lokasi Sungai Tallo dapat dilihat pada Gambar 2, pemeriksaan
nilai salinitas sampel dilakukan dari tiik awal 13 km dari hilir dan
Sungai Tallo. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah
ini:
B. Metodologi Penelitian
Mulai
Pengumpulan Data:
Data Primer
Koordinat Titik Pengambilan Sampel Air Sungai Tallo
Data Sekunder
Pembahasan
Analisis Salinitas Sungai Tallo
Selesai
ini dilakukan untuk mengetahui analisis sebaran salinitas pada aliran air
digunakan pada penelitian ini adalah nilai pH, suhu,TDS, dan intrusi air
laut.
Populasi dalam penelitian ini adalah air Sungai Tallo yang mengalir
dari hulu sampai hilir. Dengan sampel diambil di beberapa titik dengan
lapangan.
54
D. Sumber Data
E. Metode Penelitian
dimulai dari terluar dari hulu menuju ke muara sungai, tahapan yang
dilakukan meliputi:
GPS (Global Positioning System) untuk melihat titik koordinat pada lokasi
tallo .
dilapangan.
56
telah dilengkapi data hasil pengukuran salinitas air yang telah dilakukan di
kita akan menggunakan 3 pilihan yaitu IDW, Spline, dan Kriging dengan
3. Setelah itu akan Mengisi input point features dan Z value field serta
ArcGIS
Titik Lokasi
Sungai
Add Data Pemukiman
DEM
Batas Adminitrasi
Raster Interpolation
IDW Spline Kriging
Enviroments
Data Raster
Interpolasi
OK
Interpolasi
utama 72 KM. Sungai Tallo memiliki dua anak sungai yaitu Sungai
kawasan kota.
air asin dari laut dan air tawar dari sungai. Letak titik temu dan tingkat
pencampuran antara air asin dan air tawar sangat bervariasi tergantung
bergerak dari arah hulu sungai menuju bagian hilir dan berakhir pada
muara sungai. Berikut tabel titik koordinat stasiun pengambilan data yang
dilakukan:
Stasiun Koordinat
Pengambila
S E
n
ST 01 5 ˚ 8 ʹ 24,84 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 13,39 ʺ
8
ST 02 5 ˚ 8 ʹ 0,46 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 33,8 ʺ
8
ST 03 5 ˚ 7 ʹ 45,95 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 16,25 ʺ
8
ST 04 5 ˚ 7 ʹ 2,47 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 18,30 ʺ
8
ST 05 5 ˚ 7 ʹ 19,38 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 47,07 ʺ
8
ST 06 5 ˚ 7 ʹ 8,21 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 24,48 ʺ
8
ST 07 5 ˚ 7 ʹ 16,85 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 8,09 ʺ
8
ST 08 5 ˚ 6 ʹ 46,53 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 0,42 ʺ
8
ST 09 5 ˚ 7 ʹ 3,34 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 30,30 ʺ
7
ST 10 5 ˚ 6 ʹ 53,58 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 13,65 ʺ
7
ST 11 5 ˚ 6 ʹ 53,71 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 46,55 ʺ
6
ST 12 5 ˚ 6 ʹ 53,52 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 46,32 ʺ
6
ST 13 5 ˚ 6 ʹ 26,61 ʺ 119 ˚ 2 ʹ 36,78 ʺ
6
1. TDS
TDS atau Total Dissolve Solids atau jumlah padatan yang terlarut
dapat larut karena tempat atau aliran air tersebut mengandung mineral.
beragam.
merupakan parameter fisik air baku dan ukuran zat terlarut, baik zat
jumlah material dalam air, material ini dapat berupa karbonat, bikarbonat,
dan ion-ion lainnya. Kandungan TDS dalam air juga dapat memberi rasa
pada air yaitu air menjadi seperti garam, sehingga jika air yang
Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut dan dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Stasiun Koordinat
Pengambila TDS
n S E
ST 01 5 ˚ 8 ʹ 24,84 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 13,39 ʺ 428
ST 02 5 ˚ 8 ʹ 0,46 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 33,8 ʺ 1770
ST 03 5 ˚ 7 ʹ 45,95 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 16,25 ʺ 2854
ST 04 5 ˚ 7 ʹ 2,47 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 18,30 ʺ 4576
ST 05 5 ˚ 7 ʹ 19,38 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 47,07 ʺ 4839
ST 06 5 ˚ 7 ʹ 8,21 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 24,48 ʺ 6491
ST 07 5 ˚ 7 ʹ 16,85 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 8,09 ʺ 8762
ST 08 5 ˚ 6 ʹ 46,53 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 0,42 ʺ 8135
ST 09 5 ˚ 7 ʹ 3,34 ʺ 119 ˚ 27 ʹ 30,30 ʺ 9928
ST 10 5 ˚ 6 ʹ 53,58 ʺ 119 ˚ 27 ʹ 13,65 ʺ >10000
ST 11 5 ˚ 6 ʹ 53,71 ʺ 119 ˚ 26 ʹ 46,55 ʺ >10000
ST 12 5 ˚ 6 ʹ 53,52 ʺ 119 ˚ 26 ʹ 46,32 ʺ >10000
ST 13 5 ˚ 6 ʹ 26,61 ʺ 119 ˚ 26 ʹ 36,78 ʺ >10000
67
kenaikan nilai yang dialami yang dapat dilihat pada gambar dibawah:
TDS
12000.00
10000.00
8000.00
Nilai TDS
4000.00
2000.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Stasiun Pengambilan
Dari gambar diatas dapat dilihat terjadi kenaikan nilai yang cukup
ditemukan pada titik 1 nilai TDS yang didapatkan <1000Ppm dimana ini
pada titik 2 dan 3 nilai TDS berkisar antara 1000 Ppm- 3000 Ppm yang
menandakan bahwa air tersebut termasuk agak payau lalu pada titik 4
hingga 9 nilai TDS yang ada berkisar pada angka 3000 Ppm- 9000 Ppm
nilai yang diperoleh yaitu >10000 Ppm yang menandakan air tersebut
2. pH
2014).
pada tabel :
Stasiun Koordinat
Pengambila pH
S E
n
ST 01 5 ˚ 8 ʹ 24,84 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 13,39 ʺ 7.08
ST 02 5 ˚ 8 ʹ 0,46 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 33,8 ʺ 7.38
ST 03 5 ˚ 7 ʹ 45,95 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 16,25 ʺ 7.55
ST 04 5 ˚ 7 ʹ 2,47 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 18,30 ʺ 7.66
ST 05 5 ˚ 7 ʹ 19,38 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 47,07 ʺ 7.62
ST 06 5 ˚ 7 ʹ 8,21 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 24,48 ʺ 7.67
ST 07 5 ˚ 7 ʹ 16,85 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 8,09 ʺ 7.65
ST 08 5 ˚ 6 ʹ 46,53 ʺ 119 ˚ 28 ʹ 0,42 ʺ 7.70
69
hilir sungai tallo nilai PH sungai semakin bertambah yang kemudian dapat
pH
8.00
7.80
7.60
Nilai Salinitas
7.40
Nilai pH
7.20
7.00
6.80
6.60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Stasiun Pengambilan
peningkatan dari stasiun 1 yang terletak di bagian paling hulu dari stasiun
cenderung basa dan semakin jauh menuju laut nilai pH yang ditemukan
1. Kedalaman
vertikal, dan semakin kearah hilir tingkat erosi bertambah sehingga nilai
batimetri bertambah.
71
2. Kecepatan Arus
Tabel kecepatan arus pada aliran Sungai Tallo dapat dilihat pada
tabel dibawah:
Stasiun
pengambila Nilai Current
n Lokasi X Y (m/s)
Pinggi 773974.9 9431194.2
0.1
r 9 4
Tenga 773933.7 9431197.1
ST01 0.05
h 1 6
Pinggi 773913.7 9431206.1
0.1
r 1 5
Pinggi 774222.9 9432611.0
1.6
r 8 4
Tenga 774240.9 9432638.0
ST02 0.14
h 6 2
Pinggi 774272.9 9432713.1
0.07
r 9 9
Pinggi 775316.8 9433624.1
0.05
r 6 1
Tenga 773497.8 9433639.1
ST03 0.5
h 4 2
Pinggi 773561.7 9433671.1
r 5 4 0.15
Pinggi 772358.7 9433766.1
0.15
r 5 2
Tenga 772373.9 9433800.1
ST04 0.05
h 9 7
Pinggi 772335.9 9433679.2
0.7
r 3 3
Pinggi 9434604.1
0.07
r 770682.8 5
Tenga 770712.8 9434641.2
ST05 0.7
h 3 3
Pinggi 770816.7 9434665.1
0.35
r 7 1
73
3. Pasang Surut
Peranan pasang surut juga mempengaruhi dalam potensi sebaran
salinitas yang ada pada sungai tallo, hal ini disebabkan karena pola aliran
air yang bergerak dari laut tentu menjadi faktor yang cukup kuat dalam
perubahan kondisi perairan yang ada. Pada penelitian ini, kondisi pasang
dimana untuk sungai tallo sendiri selama rentang waktu pengambilan data
terjadi 2 kali pasang dan 1 kali surut. Data pasang surut yang diambil
dilakukan pada 1 titik yang sama yaitu di titik terjauh dari muara atau
12:20 116
12:30 116 ST 06
12:40 114
12:50 112
13:00 110
13:10 108 ST 07
13:20 106
13:30 106
13:40 106
13:50 106 ST 08
14:00 106
14:10 106
14:20 106
14:30 106 ST 09
14:40 103
14:50 100
15:00 99
15:10 99 ST 10
15:20 99
15:30 99
15:40 102
15:50 101 ST 11
16:00 106
16:10 107
16:20 108
16:30 108 ST 12
16:40 108
16:50 109
17:00 110
17:10 110 ST 13
17:20 110
17:30 110
Sungai Tallo mulai dari stasiun 1 yang terletak pada bagian terdekat dari
bertambah hingga nilai tertinggi berasa pada muara sungai yaitu pada
stasiun 13.
Ketiga metode tersebut nantinya akan dilihat nilai galat atau error yang
Pada metode ini untuk menaksir suatu nilai pada lokasi yang tidak
titik yang tidak diketahui nilainya, maka semakin besar pengaruhnya. IDW
dengan menggunakan metode ini, data yang termuat tidak akan bernilai
diatas nilai maksimum dan di bawah nilai minimum dari data pengambilan
dibawah ini:
80
stasiun pengambilan (y) berbanding lurus, yakni semakin jauh titik dari
hulu (ST 01) akan menghasilkan kadar salinitas yang rendah, begitu pula
semakin dekat titik dari hilir (ST 13) akan menghasilkan kadar salinitas
yang tinggi.
interpolasi IDW.
81
B.2. Spline
pengambilan (y) berbanding lurus, yakni semakin jauh titik dari hulu (ST
dekat titik dari hilir (ST 13) akan menghasilkan kadar salinitas yang tinggi.
84
B.3. Kriging
penting dalam hasil interpolasi. Akan tetapi asumsi data yang dihasilkan
dibawah:
stasiun pengambilan (y) berbanding lurus, yakni semakin jauh titik dari
hulu (ST 01) akan menghasilkan kadar salinitas yang rendah, begitupula
semakin dekat titik dari hilir (ST 13) kadar salinitas yang ditemukan juga
semakin tinggi.
Interpolasi kriging.
88
penelitian ini, ditemukan nilai galat yang berbeda pada setiap metode
namun dilihat pada peta bahwa gambaran indeks salinitas sulit untuk
metode Spline , Galat yang ditemukan memang memliki nilai paling tinggi
situasi indeks salinitas yang lebih baik pada peta dengan data yang ada.
interpolasi IDW, dimana data yang ada belum cukup untuk bisa
menampilkan gambaran yang lebih akurat, selain itu nilai galat yang
air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dapat
mengetahui pengaruh estuari atau intrusi air laut ke dalam tubuh Sungai
diindikasikan bahwa air Sungai Tallo telah terpapar intrusi air laut, nilai
a. Kategori air tawar dengan kadar salinitas pada indeks 0,5 o/oo
titik 1 sampai 2.
c. Kategori air asin dengan kadar salinitas pada indeks 30o/oo sampai
sampai 13.
93
1. IDW
Gambar 31. Peta Pola Sebaran Salinitas Air dengan interpolasi IDW
95
2. Spline
3. Kriging
Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa pola sebaran nilai salinitas
hingga titik 13 terus meningkat nilainya, hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor seperti adanya pengaruh intrusi air laut yang cukup kuat hingga
perairan pada bagian estuary sungai Tallo bisa didapati sebagai perairan
sejauh kurang lebih 10 KM dari arah muara dengan tingkat salinitas yang
bahwa sungai tallo mengalami intrusi air laut yang cukup besar yang
menyebabkan vegetasi yang ada disekitar sungai tallo yang berada pada
ekosistem atau biota yang ada pada sungai tallo untuk dapat berkembang
biak. Selain itu perlu diperhatikan dalam penggunaan air sungai di sekitar
muara oleh masyarakat dimana nilai salinitas yang ditemukan cukup tinggi
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis nilai salinitas pada aliran Sungai Tallo yang telah
analisis yang paling efektif dengan ketersediaan data yang ada adalah
sedikit yaitu IDW dan Spline. Akan tetapi, untuk IDW tidak dapat
diketahui bahwa pola sebaran air Sungai tallo pada titik 1 sampai 2
B. Saran
Tallo.
99
DAFTAR PUSTAKA
Improvement, Wegeningnen.
2014. Kualitas perairan Natuna pada musim transisi. Depik. 3(1), 10-
20
Noor, D., 2012. Pengantar Geologi Edisi II. Bogor : Pakuan University
Press.
101
Todd, D.K., 1980. Groundwater Hydrology, John Wiley and Sons, New
York