SKRIPSI
Oleh:
YULIUS ROBET
NIM. D1061171010
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Ir. Yopa Eka Prawatya, S.T.,M. Eng, IPM Silvia Uslianti, S.T., M.T.
NIP. 198504082010121009 NIP. 197208311998022001
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Pontianak,... Agustus
2022
Yulius Robet
NIM. D1061171010
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan Perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Rancang Bangun Ulang Alat Panen Sarang Walet Menggunakan
Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering dengan
Pendekatan Antropometri”
Skripsi merupakan salah satu tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa
sebagai syarat menyelesaikan perkuliahan dan memperoleh gelar sarjana atas
pendidikan yang ditempuh. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan mahasiswa di bidang penelitiannya dengan bimbingan dari dosen.
Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara langsung, maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan motivasi,
doa dan dukungan baik moril maupun materil.
2. Bapak Dr.rer.nat. Ir. R. M. Rustamaji, M.T. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Bapak Dr. Yopa Eka Prawatya, S.T., M.Eng, IPM selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
4. Bapak Dr. Yopa Eka Prawatya, S.T., M.Eng, IPM selaku dosen
pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan
serta masukan dalam penyusunan dan pengerjaan skripsi.
5. Bapak Febri Prima, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta masukan dalam
penyusunan dan pengerjaan skripsi.
6. Ibu Silvia Uslianti, S.T., M.T. selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan masukan dalam perbaikan skripsi.
7. Bapak Dedi Wijayanto, S.T., M.T. selaku dosen penguji pendamping
yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi.
8. Seluruh kawan-kawan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
angkatan 2017 yang sama-sama berjuang dari awal hingga akhir dan
selalu memberikan dukungan dan semangat.
iv
9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
Pontianak,...Agustus 2022
Penulis,
Yulius Robet
NIM. D1061171010
v
ABSTRAK
Sarang burung walet merupakan salah satu komoditas yang cukup
menjanjikan untuk dikembangkan, di Dusun Sebude rumah burung walet (RBW)
miliki Bapak Daniel telah mengimplementasikan teknik pemanenan menggunakan
alat panen bertangkai dimana alat panen yang digunakan merupakan alat panen
pembersih cat dinding dengan mata alat panen terbuat dari material besi yang
mudah tumpul, bentuk mata alat panen yang tidak sesuai menimbulkan
permasalahan juga yaitu susahnya proses panen pada posisi sarang yang sulit
digapai serta dapat mengakibatkan sarang mudah pecah dan rusak. Penggunaan
tangkai panjang permanen pada alat panen juga mempengaruhi proses mobilitas
petani untuk berpindah tempat dari lantai 1 menuju lantai 3 dan terpisahnya
wadah penampung sarang burung walet (SBW) yang telah dipetik dari alat panen
mengakibatkan sarang burung walet langsung jatuh langsung dari papan sirip
mengenai lantai gedung, hal tersebut dapat menyebabkan sarang burung walet
(SBW) rusak atau pecah sehingga menurunkan kualitas yang ada.
Berdasarkan permasalahan diatas mana penelitian ini bertujuan untuk
merancangan bangun ulang alat panen sarang burung walet menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD) untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
petani dan metode Value Engineering digunakan untuk mengidentifikasi fungsi
dan biaya dari pembuatan alat panen sarang walet sehingga optimal serta
pendekatan Antropometri agar alat nyaman aman dan sesuai dengan dimensi
tubuh petani.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat panen yang optimal merupakan
alat panen dengan konsep 3 yang berspesifikasi mata pisau berbentuk horizontal
dengan material stainless stell, gagang adjustable dengan material stainless stell,
memiliki hand grip karet, keranjang berbentuk tabung dan cermin dengan lampu
lampu sorot LED. Alat panen konsep 3 ini memiliki biaya sebesar Rp.381.220 dan
Value bernilai 1,0394. Berdasarkan penelitian ini maka diperoleh alat panen
sarang burung walet yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani di rumah
burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden dengan hasil pengujian alat sudah tidak
merusak sarang, sarang memiliki penampung sehingga tidak jatuh, gagang serta
cermin sudah nyaman dan aman digunakan.
Kata Kunci : Alat Panen Sarang Walet, Quality Function Deployment, Value
Engineering, Antropometri.
vi
ABSTRACT
Swallow's nest is one of the commodities that are suitable to be developed,
in Sebude village the swiftlet house (RBW) Mr. Daniel has implemented a
harvesting technique using stemmed harvesting tools where the harvesting tool
used is a cat wall cleaning tool with harvesting tools made of easy iron material
blunt, the shape of the eye of the tool that is not in accordance with the harvest
problem is also the difficulty of processing in a nest position that is difficult to
reach and can cause the nest to break easily and be damaged. The use of length
on harvesting equipment also affects the process of moving farmers to move from
the 1st floor to the 3rd floor and separately the swallow's nest container (SBW)
that has been picked from the harvesting tool causes the swallow's nest to fall
directly from the floor fin board of the building. cause swallow's nest (SBW) is
damaged or broken, thereby reducing the existing quality.
Based on the problems above, this study aims to redesign the swallow's
nest harvesting tool using the Quality Function Deployment (QFD) method to
determine the wishes and needs of farmers and the Value Engineering method
used to identify the functions and costs of making swallow's nest harvesting tools
so that the approach optimal and Anthropometric approach so that the tool is
comfortable, safe and in accordance with the dimensions of the farmer's body.
The results of this study indicate that the optimal harvesting tool is a tool
with concept 3 which specifies horizontal blades made of stainless steel,
adjustable handles with stainless steel, rubber grips, tubular baskets and mirrors
with LED spotlights. This 3rd concept harvesting tool has a cost of Rp.381,220
and a feasible value of 1.0394. Based on this research, it was found that the
swallow's nest harvesting tool was in accordance with the needs and desires of
the farmer at the swiftlet house (RBW) Mr. Daniel Seden with the results of
testing the tool did not damage the nest, the nest has a reservoir so it does not
fall, the handle and mirror are comfortable and safe used.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR RUMUS...............................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Penelitian................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Pembatasan Masalah.................................................................................6
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
2.1 Alat Panen Sarang Burung Walet..............................................................9
2.2 Ergonomi...................................................................................................9
2.3 Antropometri...........................................................................................11
2.4 Quality Function Deployment (QFD).....................................................14
2.5 Functional Analysis Technique (FAST)..................................................16
2.6 Value Engineering...................................................................................17
2.7 Penelitian Terdahulu................................................................................19
2.9 Posisi Penelitian......................................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................24
3.1 Objek Penelitian......................................................................................24
3.2 Flowchart Penelitian...............................................................................24
3.2.1 Studi Pendahuluan............................................................................27
3.2.2 Studi Literatur..................................................................................27
viii
3.2.3 Pengumpulan Data...........................................................................28
3.2.4 Pengolahan Data..............................................................................28
3.2.5 Pembuatan Rancangan Awal Produk dan Proses Rancang Bangun 33
3.2.6 Pengujian Produk.............................................................................34
3.2.7 Analisis Hasil...................................................................................34
3.2.8 Kesimpulan dan Saran.....................................................................34
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.............................35
4.1 Pengumpulan Data..................................................................................35
4.1.1 Data Dimensi Tubuh yang digunakan..............................................35
4.1.2 Penentuan Atribut............................................................................36
4.1.3 Pembuatan Kuesioner......................................................................38
4.1.4 Pengumpulan Data Kuesioner..........................................................38
4.2 Quality Function Deployment.................................................................39
4.2.1 Penentuan Rata-Rata Tingkat Kepentingan Produk Baru................39
4.2.2 Penentuan Rata- Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama..................40
4.2.3 Matriks Perencanaan........................................................................42
4.2.4 Penentuan Respon Teknis................................................................45
4.2.5 Matriks Interaksi..............................................................................47
4.2.6 Interaksi Antar Respon Teknik........................................................49
4.2.7 Prioritas Kebutuhan (Requirement Priorities).................................51
4.2.8 House of Quality (HOQ)..................................................................52
4.3 Value Engineering...................................................................................53
4.3.1 Tahap Informasi...............................................................................53
4.3.2 Tahap Analisis..................................................................................54
4.3.3 Tahap Kreatif...................................................................................57
4.3.4 Tahap Evaluasi.................................................................................58
4.3.5 Tahap Pengembangan......................................................................64
4.4 Antropometri...........................................................................................64
4.4.1 Perhitungan Persentil.......................................................................65
4.4.2 Penentuan Ukuran Antropometri Alat.............................................65
4.5 Pembuatan Alat.......................................................................................66
4.6 Pengujian Alat.........................................................................................67
ix
4.7 Analisa Hasil...........................................................................................68
4.7.1 Analisa Quality Function Deployment.............................................69
4.7.2 Analisa Value Engineering..............................................................70
4.7.3 Analisa Hasil Rancangan Alat.........................................................72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................74
5.1 Kesimpulan..................................................................................................74
5.2 Saran.............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................20
Tabel 2.2 Posisi Penelitian....................................................................................23
Tabel 3.1 Rumus Perhitungan Persentil................................................................33
Tabel 4.1 Data Dimensi Tubuh Petani..................................................................36
Tabel 4.2 Penentuan Atribut..................................................................................36
Tabel 4.3 Atribut Performa...................................................................................36
Tabel 4.4 Atribut Ketahanan.................................................................................37
Tabel 4.6 Kuesioner..............................................................................................38
Tabel 4.7 Rekapitulasi Tingkat Kepentingan Produk Baru...................................39
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Produk Lama......................................39
Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepentingan Produk.................40
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama..........41
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Target....................................................................42
Tabel 4.12 Rekapitulasi Arah Rasio Perbaikan.....................................................43
Tabel 4.13 Nilai Sales Point..................................................................................43
Tabel 4.14 Rekapitulasi Perhitungan Raw Weight................................................44
Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Normalized Raw Weight........................................45
Tabel 4.16 Matrik Perencanaan.............................................................................45
Tabel 4.17 Penentuan Respon Teknis...................................................................46
Tabel 4.18 Penentuan Arah Respon Teknis..........................................................46
Tabel 4.19 Daftar Matrik Interaksi........................................................................48
Tabel 4.20 Daftar Interaksi Antar Respon Teknik................................................50
Tabel 4.21 Daftar Prioritas Kebutuhan..................................................................51
Tabel 4.23 Prioritas Atribut Produk......................................................................53
Tabel 4.24 Prioritas Respon Teknis Produk..........................................................53
Tabel 4.26 Morphology Chart...............................................................................57
Tabel 4.27 Alternatif Atribut Alat Panen Sarang Burung Walet..........................58
Tabel 4.28 Penilaian Nilai Function Konsep.......................................................59
Tabel 4.29 Biaya Material Konsep........................................................................60
Tabel 4.30 Biaya Material Pendukung Alat..........................................................61
Tabel 4.31 Waktu Pengerjaan Material.................................................................61
xi
Tabel 4.32 Biaya Tenaga Kerja.............................................................................62
Tabel 4.33 Biaya Masing-Masing Konsep............................................................63
Tabel 4.34 Value Masing-Masing Konsep............................................................64
Tabel 4.35 Rekapitulasi Data Antropometri Petani...............................................64
Tabel 4.36 Rekapitulasi Perhitungan Persentil......................................................65
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Aktivitas Panen Sarang Burung Walet2
Gambar 1.2 Alat Panen Sarang Burung Walet ......................................................3
Gambar 2.1 Antropometri Tangan.......................................................................13
Gambar 2.2 House of Quality ..............................................................................15
Gambar 2.3 The Basic FAST Diagram ................................................................17
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian.........................................................................25
Gambar 4.1 House of Quality Alat Panen Sarang Walet......................................52
Gambar 4.2 Diagram FAST (Function Analysis System Technique)...................56
Gambar 4.3 Desain Alat Panen Sarang Walet......................................................67
Gambar 4.4 Pengujian Alat Panen Sarang Walet.................................................67
Gambar 4.5 Hasil Panen Alat Lama.....................................................................68
Gambar 4.6 Hasil Panen Alat Baru......................................................................68
Gambar 4.7 Alat Panen Sarang Burung Walet Lama...........................................72
Gambar 4.8 Alat Panen Sarang Burung Walet Baru............................................73
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Kuesioner Tingkat Kepuasan Produk LamaA-1
LAMPIRAN B Kuesioner Tingkat KepentinganB-1
LAMPIRAN C Data Dimensi Tubuh Yang DigunakanC-1
LAMPIRAN D Penilaian Konsep Alat Panen Sarang Burung WaletD-1
LAMPIRAN E Perencanaan Gambar AlatE-1
LAMPIRAN F Rekapitulasi Hasil KuesionerF-1
LAMPIRAN G Dokumentasi Alat Baru dan Alat LamaG-1
LAMPIRAN H Dokumentasi Proses PembuatanH-1
LAMPIRAN I Pengujian Alat Panen Sarang Walet dan HasilI-1
LAMPIRAN J Dokumentasi Penyebaran Kuesioner dan Penyerahan AlatJ-1
xiv
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Rasio perbaikan29
Rumus 3.2 Raw weight..........................................................................................30
Rumus 3.3 Normalized raw weight.......................................................................30
Rumus 3.4 Absolute Importance...........................................................................30
Rumus 3.5 Relative Importance............................................................................31
Rumus 3.6 Nilai (Value).......................................................................................32
Rumus 3.7 Nilai (Function)32
Rumus 4.1 Upah orang per jam.............................................................................61
Rumus 4.2 Biaya tenaga kerja...............................................................................62
xv
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan yang berisikan gambaran secara umum mengenai pokok
penelitian yang akan dilakukan, infromasi mengenai latar belakang permasalahan
mengapa penelitian ini perlu untuk dilakukan, rumusan masalah, tujuan penelitian,
pembatasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi budidaya
sarang burung walet cukup besar di Indonesia. Data dari Barantan (Badan
Karantina Pertanian) Kalimantan Barat mencatat jumlah ekspor langsung sarang
burung walet pada tahun 2016 sebanyak 743,86 kg, 2017 sebanyak 743,86 kg,
2018 sebanyak 117,65 kg, 2019 sejumlah 208,55 kg dan pada tahun 2020
sebanyak 208,55 kg. Sanggau Kapuas khususnya merupakan salah satu daerah
tingkat II yang berada di provinsi Kalimantan Barat yang letaknya berada
ditengah-tengah dan beriklim tropis, memiliki topografi daerah dataran tinggi
berbukit dan rawa-rawa menjadikannya daerah yang memiliki potensi budidaya
walet yang cukup menjanjikan. Potensi tersebut disokong dengan harga jual dari
sarang burung walet (SBW) untuk wilayah Sanggau Kapuas disekitaran 7-11 juta
rupiah perkilogramnya, harga tersebut tentunya disesuaikan lagi dengan kualitas
dari sarang, dimana kualitas sarang burung walet (SBW) ini dibagi menjadi
beberapa kriteria/grade yaitu mangkuk, merah, sudut, kuning/putih, dan patahan.
Budidaya sarang burung walet tentunya tidak bisa lepas dari berbagai
teknik pengelolaan rumah burung walet (RBW) yang menjadikannya faktor utama
guna memaksimalkan hasil, seperti kebersihan rumah, suara walet, alat panen,
hingga aksesoris tambahan yang membuat burung walet semakin betah dan dapat
memproduksi sarang yang berkualitas. Sarang burung walet siap di panen apabila
telah mencapai bentuk yang matang atau bentuk sarang telah menyerupai
mangkuk dibelah dua dan tidak terdapat burung, anak burung maupun telur pada
sarang tersebut. Adapun teknik panen dalam budidaya sarang burung walet yaitu
panen tetasan, panen rampasan, panen buang telur dan panen pilihan. Burung
walet akan kembali membuat sarang meskipun belum saatnya berkembang biak
dalam beberapa hari kemudian setelah proses panen dilakukan. Proses pemanenan
2
sarang burung walet (SBW) dilakukan sekitar 4 minggu sekali oleh petani. Panen
pilihan pada sarang burung walet menjadi teknik atau cara panen yang dinilai
lebih baik dari teknik panen lainnya untuk diimplementasikan dikarenakan panen
sarang burung walet tidak bisa main serampangan atau rampasan dengan alat
seadanya hal itu sangat rentan dapat membuat burung walet menjadi stress, sarang
walet menjadi rusak dan pecah sehingga sangat mempegaruhi grade yang
dihasilkan. Penggunaan alat panen yang baik akan menghasilkan sarang yang baik
pula, penggunaan tangga, mata pisau, senter dan wadah umum digunakan pada
proses pemanenan sarang burung walet.
Proses pemanenan sarang walet pada rumah burung walet milik Bapak
Daniel Seden di Dusun Sebude telah menggunakan alat panen bertangkai dimana
alat panen yang digunakan merupakan alat panen pembersih dinding bangunan
dari cat yang dihubungkan dengan tangkai gagang sapu yang dilengkapi cermin
yang dirakit sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk
memetik sarang walet tanpa mengggunakan tangga untuk naik menggapainya.
Berikut proses pemanenan sarang burung walet milik Bapak Daniel Seden
menggunakan alat panen sarang walet bertangkai dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Alat panen sarang walet seadaanya tersebut dirakit sendiri oleh petani
budidaya walet pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden.
Permasalahannya, mata alat panen sarang walet yang terbuat dari material besi
yang mudah tumpul hal ini dikarenakan terjadinya proses gesekan antara mata
pisau dengan papan sirip tempat walet bersarang dan material mata alat panen
tidak dikhususkan untuk proses pemanenan sarang burung walet, bentuk mata
pisau yang tidak sesuai menimbulkan permasalahan juga yaitu susahnya proses
panen pada posisi sarang yang sulit digapai serta dapat mengakibatkan sarang
mudah pecah dan rusak. Penggunaan tangkai panjang permanen pada alat panen
sarang walet juga mempengaruhi proses mobilitas petani untuk berpindah tempat
dari lantai 1 menuju lantai 3 dan terpisahnya wadah penampung sarang burung
walet (SBW) yang telah dipetik dari alat panen mengakibatkan sarang burung
walet langsung jatuh dari papan sirip mengenai lantai gedung. Dengan demikian
petani budidaya walet di tuntut untuk berinovasi agar saat dilakukannya
pemanenan sarang tidak mudah rusak atau pecah dan proses panen dapat
dilakukan dengan efektif dan efesien. Alat panen sarang burung walet dapat
dilihat pada Gambar 1.2.
Konsep ini memiliki value 1,142 dan function 3,49 dengan biaya Rp. 1.097.374
dan dengan skor REBA yang lebih kecil yaitu 6.
Onasis (2019), telah melakukan penelitian tentang perancangan tangga
elektrik ergonomis untuk panen walet menggunakan metode verein deutscher
ingenieure (VDI) 2222. Hasil dari penelitian ini berupa rancangan untuk alat
bantu panen walet yaitu tangga elektrik yang mengunakan transmisi penggerak
roda dan baterai yang dapat menempuh jarak sekitar 40-50 Km, dengan kontroler
spindle gas dan rem pijakan. Kerangka besi pipa dan siku digunakan, serta
memiliki kursi dengan alas dan sandaran dari busa, sehingga nyaman untuk
digunakan.
Hernanto (2020), telah melakukan penelitian mengenai perancangan alat
perakit roda jari-jari sepeda motor untuk memaksimalkan produktivitas pekerja
menggunakan metode quality function deployment (QFD) dan value engineering.
Hasilnya berupa rancangan alat perakit roda jari-jari sesuai dengan konsep 1 yang
memiliki nilai value tertinggi 1,430 dan nilai function 3,04 dengan biaya Rp.
l.913.165. Terdiri dari part rangka material baja dan material tuas, alas, center
line besi serta penggunaan alat ukur dial indikator, sehingga efektivitas waktu
perakitan tipe biasa meningkat hingga 33% dan 19% untuk perakitan tipe custom.
Mario dan Setiawan (2019), telah melakukan penelitian mengenai
perancangan alat prush (pembersih busi sederhana) dengan pendekatan ergonomi
dan value engineering. Hasil penelitiannya berupa rancangan alat prush
(pembersih busi sederhana) dengan biaya operasional sebesar Rp. 480.000,00.
Tingkat kenyamanannya naik hingga 100% dan daya listrik berkurang 255 watt
dari 375 watt menjadi 120 watt.
Assiddiqi, dkk (2018), telah melakukan penelitian terkait rancangan alat
pemotong mata bibit tebu dengan metode value engineering. Hasil penelitiannya
yaitu desain alternatif 1 dengan spesifikasi yakni bagian atas menggunakan
material besi baja dengan diameter kepala 12mm, bagian badan 25mm. Bagian
Pendorong, menggunakan material batang plastik dengan diameter 19mm. Dan
juga menggunakan per atau pegas serta bagian pisau menggunakan material
stainless berdiameter 22mm dan lubang Ø19mm, dengan mata pisau berbentuk
5
gerigi seperti geregaji kayu. Penghematan yang diberikan sebesar 18% dari biaya
awal.
Berdasarkan penelitiaan-penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa
metode quality function deployment (QFD) dan value engineering dapat
digunakan untuk merancang ulang alat dengan tetap dilakukannya pendekatan
secara antropometri. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian
terdahulunya dimana objek penelitian serta tempat penelitian yang berbeda. Objek
penelitian yaitu berupa alat panen sarang burung walet. Berdasarkan keterangan
diatas maka diketahui judul penelitian yaitu “Rancang Bangun Ulang Alat
Panen Sarang Walet Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD) dan Value Engineering dengan Pendekatan Antropometri”.
3. Mengetahui kinerja perbaikan dari alat panen sarang burung walet yang telah
diimplementasikan pada rumah burung walet Bapak Daniel Seden dengan
pengujian alat di lapangan.
9
10
Inti atau aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat yang
ergonomis ada 4 yaitu (Salim, 2014: 238):
1. Keamanan
2. Kenyamanan
3. Produktivitas
4. Efesiensi
Dengan tambahan yaitu faktor kesalahan yang memiliki dua cara
penyelesaian yaitu perancangan dengan pendekatan antropometri dan pengujian
alat dengan membandingkan alat lama dan alat baru.
2.3 Antropometri
Antropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang
berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada
dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, dan berat yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun sistem kerja
yang akan memerlukan interaksi manusia. Dengan mengetahui dimensi tubuh
pekerja peralatan kerja, stasiun kerja dan produk maka dapat dilakukannya
perancangan sehingga akan menciptakan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan
bagi para pekerja. Alat kerja yang nyaman memberikan kenyamanan untuk
digunakan, agar tercapainya harapan tersebut maka peralatan kerja perlu
dilakukannya perancangan yang sesuai dengan kaidah ergonomi (Purnomo, 2013:
1).
Tiga filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli
ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan, yaitu (Raymundus, 2013:
2):
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Idealnya dalam setiap perancangan, hal utama yang patut menjadi perhatian
adalah agar rancangan tersebut dapat digunakan oleh sebagian besar populasi
yang akan digunakan. Akan tetapi karena begitu besarnya variasi dimensi
tubuh manusia, akan sangat sulit untuk dapat mengakomodasi kebutuhan
seluruh populasi. Karena itulah digunakan prinsip maksimum atau minimum
12
seperti pendekatan yang sistematis dan terorganisir dalam meninjau suatu value
dari permasalahan akan fungsi dan tetap konsisten akan kebutuhan penampilan,
reliabilitas, kualitas dan pemeliharaan (Bertolini, 2016: 48). Value engineering
juga bisa disebut Job Plan hal ini dikarenakan metode value engineering meliputi
beberapa aktivitas yang dilakukan secara paralel (Assiddiqi, dkk, 2018: 50).
Analisis dalam metode value engineering adalah sebagai berikut (Pujianto,
Kastaman, & Utami 2016: 215):
a. Tahapan Informasi
Tahapan informasi ini digunakan untuk menentukan faktor yang ada pada
produk, faktor akan dijadikan dasar pengembangan alternatif, dengan
mengumpulkan semua informasi yang berkaitann dengan atribut.
b. Tahapan Analisis
Tahapan penentuan bobot dan performansi pada setiap atribut. Terdapat
kombinasi pada setiap atribut yang akan dijadikan sebagai alternatif
pengembangan. Analisa fungsi pada tahap ini dibantu menggunakan diagram
FAST pada metode function analysis system technique (FAST). Ruang lingkup
masalah pada metode ini masing masing berbatasan dengan fungsi tingkat
tinggi dan fungsi tingkat rendah.
c. Tahapan Kreatif
Tahapan pengembangan ide dari faktor yang telah ditentukan pada tahapan
sebelumnya. Aktifitas meliputi tahapan yang berhubungan dengan alternatif
pada ide-ide guna menyelesaikan proses rekayasa, yang bertujuan untuk
mengeliminasi nilai yang rendah dari atribut. Pengembangan faktor ini terdiri
dari beberapa atribut.
d. Tahapan Pengembangan
Tahapan pengembangan ini digunakan untuk menyusun berbagai ide dan
konsep, analisis biaya dan penentuan nilai pada setiap alternatif
pengembangan. Tahap ini dibutuhkan guna mempertimbangkan rekomendasi
dari atribut.
e. Tahapan Evaluasi
Tahapan terakhir yang menentukan pengembangan alternatif terbaik melalui
19
analisa. Kekuatan dan kelemahan setiap konsep atau ide dibandingkan guna
memilih satu atau lebih dari konsep untuk dikembangkan lebih lanjut.
Berdasarkan (Assiddiqi, dkk, 2018: 50) proses pengolahan yang digunakan
dalam value engineering adalah :
Function
Nilai ( Value )=
Cost
Keterangan:
Function : Fungsi
Cost : Biaya yang digunakan guna mewujudkan produk
F0
V 0= =1
C0
V 0=V n
F 0 Fn
= ;
C 0 Cn
Fn . C 0
C’n =
F0
Keterangan :
Vo : Value awal Co : Biaya desain awal
Vn : Value alternatif produk Cn : Biaya alternatif produk
Fo : Function desain awal C’n : Nilai performasi dalam rupiah
Fn : Function alternatif produk
20
Industrial
Alat Perakit Quality Rancangan alat perakit roda jari-jari sesuai
Engineering Journal
Arif Roda Function dengan konsep pertama yang memiliki nilai
of The University of
3 Hernanto Jari-Jari Deployment value tertinggi 1,430 dengan nilai function 3,04
Sarjanawiyata
(2020) Sepeda dan Value dan biaya Rp. 913.165. Terdiri dari part rangka
Tamansiswa Vol.4,
Motor Engineering material baja dan material tuas, alas, center line
No. 1, 2020
besi serta penggunaan alat ukur Dial Indikator.
Rancangan alat prush (pembersih busi
Fransiskus Jurnal Rekayasa
Alat Prush sederhana) berfungsi untuk membersihkan busi
Mario dan Ergonomi Industri, Vol. 1 No.
(Pembersih dengan biaya operasional sebesar Rp.
4 Heri dan Value 1 Oktober 2019
Busi 480.000,00. Kenyamanan meningkat 100%
Setiawan Engineering p-ISSN:…
Sederhana) dengan daya listrik berkurang dari 375 watt
(2019) e-ISSN:…
menjadi 120 watt.
Desain alternatif 1 dengan spesifikasi yakni
bagian atas menggunakan material besi baja
Hasbi
dengan diameter kepala 12mm, bagian badan
Assiddiqi,
25mm. Bagian Pendorong, menggunakan Journal of Industrial
Dira Alat
material batang plastik dengan diameter 19mm. Engineering and
Ernawati, Pemotong Value
5. Dan juga menggunakan per atau pegas dan Management Vol.13,
Kinanty Mata Bibit Engineering
bagian pisau menggunakan material stainless No. 02, 2018
Resmi Tebu
diameter 22mm dan lubang Ø19mm, dengan e-ISSN 2656-6109
Hayati
mata pisau berbentuk gerigi seperti geregaji
(2018)
kayu. Penghematan yang diberikan sebesar 18%
dari biaya awal.
Perancangan Alat
Hasbi Assiddiqi, Dira
Pemotong Mata Bibit
Ernawati, Kinanty Alat Pemotong
5. Tebu Dengan Metode - - -
Resmi Hayati Mata Bibit Tebu
Value Engineering
(2018)
24
25
3.3
e. Interrelationship Matrix (Hubungan Antara Kebutuhan Teknik
dengan Keinginan Konsumen)
Interrelationship matrix atau matriks hubungan antar kebutuhan
teknik merupakan tahapan pembandingan antar hubungan kebutuhan
teknik dan kebutuhan pelanggan. Ada 4 tipe hubungan yang digunakan
dalam interrelationship matrix yaitu:
a) (●) ≈ Tingkat hubungan kuat nilai 9
b) (Օ) ≈ Tingkat hubungan sedang nilai 3
c) (∆) ≈ Tingkat hubungan lemah nilai 1
d) ( ) ≈ Tidak ada hubungan nilai 0
3.5
c) House of Quality (HOQ)
House of quality (rumah kualitas) dibuat dimana inputnya
berdasarkan atribut dan tingkat kepentigan atribut yang didapatkan
dari hasil identifikasi kebutuhan pengguna.
b. Value Engineering
1) Analisa Fungsi
Analisa fungsi digunakan untuk mengembangkan atau
menentukan daerah yang menguntungkan untuk dilakukan analisa lebih
lanjut. Analisa fungsi menggunakan diagram yang terdapat pada metode
function analysis system technique (FAST). Analisis fungsi ini disajikan
dengan menyiapkan daftar fungsi-fungsi dari atribut dengan
menggunakan definisi dua kata seperti yang telah diterapkan pada
analisa fungsi yang sesuai dengan customer requirement pada metode
quality function deployment (QFD) sebelumnya, dan menuliskan setiap
fungsi kemudian menentukan posisi fungsi utama, fungsi tertinggi,
fungsi terendah, dan fungsi sekunder yang diinginkan sesuai dengan
desain requirement. Ruang lingkup masalah pada metode ini
masing masing berbatasan dengan fungsi tingkat tinggi dan fungsi
tingkat rendah. Penyusunan fungsi fungsi dalam diagram FAST
32
3) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap yang digunakan untuk
memperhitungkan value pada masing-masing alternatif yang ada
didasarkan pada perbandingan nilai function dan cost. Function atau
fungsi ditentukan menilai alternatif pada produk menggunakan skala
likert yang didasarkan pada atribut yang ada pada alat panen sarang
burung walet. Nilai yang digunakan pada function didapatkan dari
hasil perkalian antara nilai alternatif untuk setiap atribut dengan
weight dari atribut yang ada. Rumus yang digunakan dalam
menghitung function dan cost, yaitu:
Function
Nilai (Value) = 3.6
Cost
F0
V 0= =1 3.7
C0
V 0=V n
F 0 Fn
=
C0 Cn
33
Fn . C 0
C’n =
F0
Keterangan :
Vo : Value awal
Vn : Value alternatif produk
Fo : Function desain awal
Fn : Function alternatif produk
Co : Biaya desain awal
Cn : Biaya alternatif produk
C’n : Nilai performansi dalam rupiah
Nilai cost untuk masing-masing alternatif dihitung berdasarkan
biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan alat panen sarang
burung walet. Nilai function dan cost didapatkan selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai value dari masing-masing alternatif dengan cara
membandingkan nilai function dan cost. Nilai dengan value tertinggi
akan dipilih untuk dikembangkan.
4) Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan atau pembuatan prototipe dikerjakan
bedasarkan hasil dari pembobotan pada house of quality dengan nilai
value terpilih.
c. Antropometri
Pengolahan data dilakukan pada data antropometri para petani
budidaya walet dimana diakukan penetuan data antropometri dan
penentuan persentil. Data dapat di olah secara manual ataupun otomatis
dengan bantuan software Microsoft Exel. Persentil merupakan suatu nilai
tertentu yang menunjukan persentase dari orang. Persentil dapat digunakan
dalam perancangan guna menentukan rentang suatu ukuran yang dipakai
pada produk sehingga produk sesuai dengan ukuran tubuh manusia.
Berikut ini merupakan cara dari perhitungan persentil.
Tabel 3.1 Rumus Perhitungan Persentil
Persentil Perhitungan
1st X̅ - 2,325 x SD
2,5th X̅ - 1,96 x SD
5th X̅ - 1,645 x SD
34
10th X̅ - 1,28 x SD
50th X̅
90th X̅ + 1,28 x SD
95th X̅ + 1,645 x SD
97,5th X̅ + 1,96 x SD
99th X̅ + 2,325 x SD
panen sarang walet menggunakan quality function deployment (QFD) dan value
engineering dengan pendekatan antropometri.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan pengumpulan data hasil wawancara dan kuesioner,
pengolahan data menggunakan metode quality function deployment,
functional analysis technique, value engineering, ukuran yang digunakan
dalam desain menggunakan data antropometri beserta perancangan tingkat
sistem, perancangan rinci dan pengujian alat panen sarang walet.
36
37
No Atribut
No Atribut
No Atribut
No Atribut
Tingkat kepuasan alat panen sarang burung walet (lama) yang biasa
digunakan oleh para petani pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel
Seden, dapat dilihat pada tabel ini bawah ini.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Produk Lama
Responde Atribut
n 1 2 3 4 5 6
1 2 2 2 2 2 2
2 1 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 1
4 1 1 2 2 2 2
Dari contoh perhitungan di atas, maka dilakukan rekapitulasi data jumlah nilai
atribut dan rata-rata untuk tingkat kepentingan ke dalam tabel sebagai berikut:
produk alat panen sarang burung walet. Penilaian yang diberikan dari 4
responden dimulai dari nilai 1 yang artinya sangat tidak puas, nilai 2 yang artinya
tidak puas, nilai 3 yang artinya kurang puas, nilai 4 yang artinya puas, dan nilai 5
yang artinya sangat puas. Dari hasil penilaian 6 atribut menurut responden, maka
dilakukan perhitungan penjumlahan nilai atribut dan rata-rata tingkat kepuasan
untuk masing-masing atribut. Rumus perhitungan jumlah nilai atribut dan rata-
rata tingkat kepuasan adalah sebagai berikut.
Jumlah nilai atribut ke-i = Ʃ(nilai atribut ke-i)
Jumlah Nilai Atribut ke−i
Rata-rata tingkat kepuasan atribut ke-i =
n
Keterangan :
i = nomor atribut
n = jumlah responden
Contoh perhitungan untuk jumlah nilai atribut ke-1 dapat diperoleh sebagai
berikut:
Jumlah nilai atribut ke-1 = Ʃ(nilai atribut ke-1)
= 2+1+2+1
=6
Jumlah Nilai Atribut ke−i
Rata-rata tingkat kepuasan ke-1 =
n
6
= 4 = 1,5
Dari contoh perhitungan di atas, maka dilakukan rekapitulasi data jumlah atribut
dan rata-rata untuk tingkat kepuasan akan produk lama ke dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama
Jumlah Rata-Rata
Jumlah
No Atribut Nilai Tingkat
Responden
Atribut Kepuasan
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4 6 1,5
Gagang yang nyaman dan tidak licin
2 4 8 2
digenggam
Mata pisau mampu digunakan untuk proses
3 4 8 2
panen area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 4 8 2
untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang 4 8 2
43
walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
6 4 7 1,8
kelantai
d. Rasio Perbaikan
Rasio perbaikan dilakukan untuk menentukkan seberapa besar usaha peneliti
dalam memperbaiki kualitas yang akan diproduksi. Rasio perbaikan
44
4,5
Rasio perbaikan= =3
1,5
Perhitungan rasio perbaikan pada masing-masing atribut dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.12 Rekapitulasi Arah Rasio Perbaikan
Rasio
No Atribut
Perbaikan
e. Sales point
Sales point digunakan dalam menentukan nilai tinggi-rendahnya pengaruh
suatu atribut terhadap tingkat keunggulan produk. Nilai sales point yang telah
ditentukan peneliti pada setiap atribut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Nilai Sales Point
Nilai
No Atribut Sales
Point
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 1,5
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 1,5
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 1,2
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 1,5
45
Keterangan:
1 = Memiliki pengaruh nilai yang rendah/lemah
1,2 = Memiliki nilai yang sedang
1,5 = Memiliki nilai pengaruh yang tinggi
f. Raw Weight
Raw Weight adalah bobot pada atribut yang merupakan perkalian dari faktor
tingkat kepentingan, rasio perbaikan dan sales point. Raw weight menunjukan
seberapa besar perbaikan yang dilakukan terhadap produk. Rumus dan contoh
perhitungan dalam mencari raw weight adalah sebagai berikut.
Raw Weight = Rata-rata tingkat kepentingan x Rasio perbaikan x Sales point
Raw Weight = 4,5 x 3 x 1,5 = 20,3
Dari tahapan diatas maka dapat dibuat matriks perencanaan sebagai berikut
Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Normalized Raw Weight
Nomalized
N Raw
Atribut Raw Weight
o Weight
(%)
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 20.3 24.6%
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 12 14.6%
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 11.4 13.8%
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 10.8 13.1%
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 14.2 17.2%
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 13.8 16.7%
Jumlah 82,4 100%
Dari tahapan diatas maka dapat dibuat matriks perencanaan seperti pada tabel
4.16 dibawah ini :
Normalisasi
Bobot (%)
Perbaikan
Rata-Rata
Tingkat
Bobot
Rasio
No Atribut
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4.5 3 4.5 20.3 24.6%
Gagang yang nyaman dan tidak licin
2 4 2 4 12 14.6%
digenggam
Mata pisau mampu digunakan untuk proses
3 4.3 2.2 4.3 11.4 13.8%
panen area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 3.8 1.9 3.8 10.8 13.1%
untuk dibawa
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang
5 4.3 2.2 4.3 14.2 17.2%
walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
6 4 2.3 4 13.8 16.7%
kelantai
Jumlah 24,9 13,6 24.,9 82,4 100%
N
Atribut Respon Teknis
o
Material mata pisau menggunakan bahan
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
stainless steel sehingga tidak mudah tumpul
Gagang yang nyaman dan tidak licin Pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan
2
digenggam genggaman dan penambahan hand grip
Mata pisau mampu digunakan untuk proses Mata pisau dibuat menyesuaikan area sudut
3
panen area sudut siku papan sirip rumah burung walet (RBW)
Gagang dapat diatur panjang-pendeknya
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 (adjustable) dan mudah untuk dibawa naik
untuk dibawa
turun lantai
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang Penambahan lampu pada cermin untuk melihat
5
walet kondisi sarang walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh Penambahan keranjang pada gagang untuk
6
kelantai menampung sarang walet saat proses panen
Ketahanan
Customer Requirement
4
4
4.3
3.8
4.3
4.5
Customer Importance
walet (RBW)
tumpul
sarang
lantai
Material mata pisau
menggunakan bahan
stainless steel sehingga +
tidak mudah tumpul
Pengoptimalan ukuran
gagang menyesuaikan
genggaman dan + +
penambahan hand grip
Pada tahap informasi ini atribut dan respon teknis yang memiliki nilai
bobot (weight) lebih dari atau sama dengan 10% memiliki prioritas untuk
dilanjutkan dalam tahap analisis.
Atribut yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 10%
meliputi material mata pisau tidak mudah tumpul, kemampuan untuk
melihat kondisi sarang walet, sarang walet yang dipanen tidak jatuh
kelantai, gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam, mata pisau
mampu digunakan untuk proses panen area sudut dan alat panen dapat
disesuaikan dan mudah untuk dibawa. Dan untuk respon teknis yang
memiliki weight lebih dari 10% adalah material mata pisau menggunakan
bahan stainless steel sehingga tidak mudah tumpul, mata pisau dibuat
menyesuaikan area sudut siku papan sirip rumah burung walet (RBW),
penambahan lampu pada cermin untuk melihat kondisi sarang,
pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan genggaman dan penambahan
hand grip, penambahan keranjang pada gagang untuk menampung sarang
saat proses panen, dan gagang dapat diatur panjang-pendeknya
(adjustable) dan mudah dibawa naik turun lantai.
pisau dibuat menyesuaikan area sudut siku papan sirip rumah burung walet
(RBW), penambahan lampu pada cermin untuk melihat kondisi sarang,
pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan genggaman dan penambahan
hand grip, penambahan keranjang pada gagang untuk menampung sarang
saat proses panen, dan gagang dapat diatur panjang-pendeknya
(adjustable) dan mudah dibawa naik turun lantai.
Penggambaran pada diagram FAST juga mempertimbangkan dari
sisi atribut produk yaitu material mata pisau tidak mudah tumpul,
kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet, sarang walet yang
dipanen tidak jatuh kelantai, gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam, mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
dan alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa.
Diagram FAST digunakan untuk menggambarkan alat panen
sarang burung walet secara spesifik guna meningkatkan kualitas teknis
dari produk. Fungsi alat diuraikan secara spesifik seperti pada tabel 4.25
untuk membantu perbaikan dalam proses peningkatan alat panen sarang
burung walet.
58
Alternatif Keterangan
Konsep 1 Bentuk mata pisau segitiga, material mata pisau plat besi, desain gagang
permanen, material gagang kayu, material hand grip karet, bentuk keranjang
tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Konsep 2 Bentuk mata pisau segitiga, material mata pisau stainless stell, desain gagang
adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip karet, bentuk
keranjang kotak dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Konsep 3 Bentuk mata pisau horizontal, material mata pisau stainless stell, desain gagang
adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip karet, bentuk
keranjang tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Penilaian pada tahap ini didasarkan pada nilai dari 3 konsep yang telah
dibuat pada tahap sebelumnya untuk setiap atribut. Penilaian diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu pemilik rumah burung walet
(RBW) Bapak Daniel Seden. Responden merupakan petani budidaya sarang
burung walet yang telah bekerja dibidangnya lebih dari 15 tahun. Responden juga
telah bekerja untuk membuat alat panen sarang burung walet (produk lama)
sehingga sangat memahami karakteristik dari alat panen.
59
Penilaian skor konsep dari 3 alternatif alat panen sarang burung walet di
atas diisi oleh petani berdasarkan cost dan function. Pada alternatif 1 atribut
material mata pisau tidak mudah tumpul bernilai 3 mempertimbang penggunaan
plat besi yang dinilai fungsinya tidak baik digunakan sebagai bahan dasar pisau
panen, mudah berkarat dan tumpul, atribut kemampuan untuk melihat kondisi
sarang bernilai 4 sebab pada atribut akan ditambahkan lampu sorot light emitting
diode (LED) kecil dan tidak memerlukan biaya yang besar, atribut sarang walet
yang dipanen tidak jatuh kelantai bernilai 4 karena akan ditambahkan keranjang
sebagai penampung sarang, atribut gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam bernilai 4 karena pada genggaman gagang akan diberi hand grip yang
akan sangat berguna dan tidak memerlukan biaya besar, atribut mata pisau mampu
gunakan untuk proses panen area sudut bernilai 3 karena bentuk mata pisau
segitiga yang dinilai tidak akan berfungsi efektif untuk panen area sudut, atribut
alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa bernilai paling rendah yaitu
2 karena penggunaan gagang berupa gagang permanen dan berbahan dasar kayu
yang akan sulit digunakan untuk proses panen dengan banyak mobilitas serta
memiliki bobot yang lebih berat.
Alternatif 2 nilai atribut tertinggi yaitu pada atribut material mata pisau
tidak mudah tumpul yang bernilai 5 karena penggunaan material dari mata pisau
menggunakan bahan stainless stell yang secara fungsi tidak mudah tumpul dan
kuat serta memiliki biaya yang tidak besar dan atribut alat panen dapat
disesuaikan dan mudah untuk dibawa karena penggunaan material stainless stell
60
dan desain gagang adjustable sehingga memiliki bobot yang lebih ringan dan
mudah untuk bawa.
Alternatif 3 merupakan alternatif alat dengan nilai rata-rata tertinggi
dengan nilai atribut tertinggi yaitu material mata pisau tidak mudah tumpul
bernilai 5 karena penggunaan material dari mata pisau menggunakan bahan
stainless stell yang secara fungsi tidak mudah tumpul dan kuat serta memiliki
biaya yang tidak besar, atribut alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk
dibawa karena penggunaan material stainless stell dan desain gagang adjustable
sehingga memiliki bobot yang lebih ringan dan mudah untuk bawa. Untuk atribut
dengan nilai terendah yaitu kemampuan untuk meilhat kondisi sarang walet
bernilai 4, atribut sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai bernilai 4, atribut
gagang yang nyaman dan tidak licin bernilai 4 dan atribut mata pisau mampu
digunakan untuk proses panen area sudut bernilai 4 hal ini karena penggunaan
bentuk mata pisau horizontal yang dinilai masih cocok untuk panen area sudut.
Tahap penilaian fungsi telah selesai dilakukan maka tahap penilaian
berdasarkan biaya dari masing-masing alternatif pada setiap konsep akan dinilai.
Adapun biaya untuk masing-masing alternatif konsep meliputi biaya tenaga kerja,
biaya material, biaya perakitan dan biaya overload.
Dibawah ini merupakan tabel 4.29 yang menerangkan biaya pada setiap
material yang akan digunakan untuk mewujudkan alternatif dari alat panen sarang
burung walet.
Tabel 4.29 Biaya Material Konsep
Biaya tenaga kerja untuk proses perakitan alat panen sarang burung walet
ini dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk merakit alat. Waktu yang
dibutuhkan untuk merakit alat berdasarkan material yang digunakan ditunjukan
pada tabel 4.31 dibawah ini.
Tabel 4.31 Waktu Pengerjaan Material
Ukuran Waktu
Bagian Material Satuan Jumlah
Panjang Lebar (Jam)
Stainlees steel H 15 7 cm 1 0,2547
Mata Pisau Stainlees steel S 15 7 cm 1 0,2805
Plat besi 15 7 cm 1 0,3044
Stainlees steel 200 - cm 1 0,0044
Gagang
Kayu 200 - cm 1 0,0047
Plat Dudukan
Plat besi 6 2 cm 1 0,0472
Keranjang
Hand grip Karet 12 - cm 2 0,0027
2.515 .262
Upah orang per jam=
25 hari x 7 jam kerja
Biaya material konsep, biaya material pendukung dan biaya tenaga kerja
pada tabel 4.29, tabel 4,30 dan tabel 4.32 digunakan untuk menghitung biaya total
untuk masing-masing konsep. Biaya untuk masing-masing konsep ditunjukan
pada tabel 4.33 dibawah ini.
64
F 1.C 0
Nilai function (Rupiah) ¿
F0
3,33 x 381.591
Nilai function (Rupiah) ¿
4,17
Function
Value konsep 1 ¿
Cost
65
304.724
Value konsep 1 ¿
318.939
Berdasarkan hasil perhitungan nilai value maka dapat dilihat pada tabel
4.34 dibawah ini.
value engineering dan antropometri. Berikut ini merupakan analisa dari metode-
metode yang digunakan untuk proses rancang bangun ulang alat panen sarang
walet.
4.7.1 Analisa Quality Function Deployment
Quality function deployment diawali dengan penentuan voice of customer
dengan wawancara dan kuesioner kepada 4 responden petani budidaya sarang
burung walet, hasil wawancara diterjemahkan menjadi intrepretasi kebutuhan
pengguna hingga menjadi atribut yang meliputi material mata pisau tidak
mudah tumpul, gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam, mata pisau
mampu digunakan untuk proses panen area sudut, alat panen dapat disesuaikan
dan mudah untuk dibawa, kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet dan
sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai.
Matriks perencanaan menjadi tahap selanjutnya dengan perhitungan yang
terdiri tingkat kepentingan, tingkat kepuasan produk lama, nilai target, rasio
perbaikan, sales point, raw weight, normalized raw weight, penentuan respon
teknis, matriks interaksi, interaksi antar respon teknik, prioritas kebutuhan yang
terdiri dari perhitungan absolute importance, relative importance hingga
pembuatan house of quality (HOQ).
Hasil dari perhitungan didapatkan urutan prioritas atribut dan urutan
prioritas respon teknis yang akan dijadikan input pada metode value
engineering dalam penentuan bobot atau weight pada tahap informasi. Adapun
urutan prioritas atribut yaitu material mata pisau tidak mudah tumpul,
kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet, sarang walet yang dipanen
tidak jatuh kelantai, gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam, mata
pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut, alat panen dapat
disesuaikan dan mudah untuk dibawa, sedangkan untuk urutan prioritas respon
teknis meliputi material mata pisau menggunakan bahan stainless steel
sehingga tidak mudah tumpul, mata pisau dibuat menyesuaikan area sudut siku
papan sirip rumah burung walet (RBW), penambahan lampu pada cermin
untuk melihat kondisi sarang, pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan
genggaman dan penambahan hand grip, penambahan keranjang pada gagang
untuk menampung sarang saat proses panen dan gagang dapat diatur panjang-
71
pendeknya (adjustable) dan mudah untuk dibawa naik turun lantai. Dari hasil
perhitungan seluruh atribut dan respon teknis dijadikan input dalam metode
value engineering yang nantikan akan digunakan sebagai data infromasi pada
tahap pengumpulan informasi mengenai kebutuhan para petani budidaya
sarang burung walet.
4.7.2 Analisa Value Engineering
Analisa value engineering dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi dan
biaya dari proses perancangan ulang alat panen sarang burung walet yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Value engineering memiliki beberapa
tahapan yang meliputi tahap informasi, tahap analisis, tahap kreatif, tahap
evaluasi dan tahap pengembangan. Tahap infromasi menjadi tahap awal
dimana dilakukan pengumpulan data kebutuhan dan prioritas kebutuhan dari
petani, dimana data yang memiliki bobot lebih atau sama dengan 10% yang
layak untuk dilanjutkan pada tahap berikutnya dan semua atribut dan respon
teknis memenuhi syarat untuk dilajutkan ketahap berikutnya.
Tahap selanjutnya yaitu tahap analisis menggunakan diagram FAST
(Function Analysis System and Technique) dimana fungsi-fungsi kritis dari alat
panen sarang burung diuraikan dan menunjukkan beberapa tahap dan solusi
yaitu penggunaan material stainless steel sebagai pengganti material mata
pisau, penambahan keranjang, penambahan lampu pada cermin, penambahan
hand grip pada gagang, mengubah diameter genggaman pada gagang menjadi
optimal dan mengubah gagang permanen menjadi adjustable. Mekanisme
penggunaan alat panen walet ini disesuaikan dengan mekanisme yang telah
ada. Diameter genggaman menyesuaikan data antropometri ganggaman para
petani. Penggunaan bahan untuk alat panen disesuaikan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan para petani. Material dan desain dari alat panen sarang
walet dikembangkan pada tahap kreatif untuk membuat alternatif produk
berdasarkan hasil dari metode quality function deployment (QFD) dan diagram
FAST.
Pengembangan alternatif rancangan didasarkan pada pemilihan
komponen alat yang dapat ditingkatkan sehingga mendapatkan alternatif desain
dari alat panen sarang walet yang baik, ada 3 konsep dari alternatif rancangan
72
yang didapatkan dari alat panen sarang burung walet yang dinilai berdasarkan
fungsi dan biaya. Berdasarkan perhitungan nilai function tertinggi didapatkan
oleh konsep 3 dengan nilai rata-rata 4,33 dimana konsep ini memiliki
spesifikasi bentuk mata pisau horizontal, material mata pisau stainless stell,
desain gagang adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip
karet, bentuk keranjang tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED.
Tahap selanjutnya yaitu menentukan biaya dari masing-masing konsep
dimana biaya dari setiap komponen alat diperlukan. Biaya ini terdiri dari biaya
tenaga kerja yang meliputi biaya pengerjaan material, biaya perakitan dan
biaya material yang meliputi biaya material konsep, biaya material pendukung.
Hasil dari perhitungan didapatkan bahwa biaya tertinggi yaitu biaya konsep 2
sebesar Rp. 381.591 dengan spesifikasi alat bentuk mata pisau segitiga,
material mata pisau stainless stell, desain gagang adjustable, material gagang
stainless stell, material hand grip karet, bentuk keranjang kotak dan jenis
lampu cermin lampu sorot LED, besarnya biaya konsep ini dipengaruhi oleh
biaya pengerjaan material yang cukup besar khususnya pada pengerjaan atribut
mata pisau stainless stell berbentuk segitiga. Biaya terendah didapatkan oleh
konsep 1 yaitu sebesar Rp. 318.939 dengan spesifikasi bentuk mata pisau
segitiga, material mata pisau plat besi, desain gagang permanen, material
gagang kayu, material hand grip karet, bentuk keranjang tabung dan jenis
lampu cermin lampu sorot LED, hal ini dipengaruhi oleh biaya material yang
rendah khususnya pada komponen gagang yang memiliki material kayu dan
pisau yang memiliki material plat besi.
Berdasarkan biaya konsep diatas maka ditentukannya nilai value
tertinggi yaitu 1,0394 yang diperoleh konsep 3 dengan spesifikasi alat mata
pisau horizontal, material mata pisau stainless stell, desain gagang adjustable,
material gagang stainless stell, material hand grip karet, keranjang berbentuk
tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED, terpilihnya konsep ini
dikarenakan tingginya nilai function dan nilai function (Rupiah) walaupun
memiliki biaya konsep yang tidak begitu rendah. Konsep akan dilanjutkan pada
proses perancangan, pengembangan, pembuatan dan pengujian.
73
Berdasarkan hasil pengujian alat diketahui bahwa alat panen yang baru
lebih nyaman digunakan dan atribut sesuai dengan dimensi tubuh petani. Hasil
wawancara terhadap pengguna bahwa penambahan keranjang dan hand grip
sangat mempengaruhi kenyamanan. Hasil panen menggunakan alat panen burung
walet yang baru menujukan bahwa produk yang didapat tidak mengalami
kerusakan atau pecah. Alat panen yang baik menghasilkan produk yang baik,
sehingga dapat meningkatkan kualitas yang mendongkrak harga agar lebih tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian, kesimpulan
menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini, dan saran diberikan kepada
peneliti selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Merancang ulang alat panen sarang burung walet yang nyaman bagi para
petani rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden diawali dengan
wawancara untuk mengetahui kebutuhan para petani, dan kuesioner
disebarkan didapatkan intrepretasi kebutuhan petani diterjemahkan menjadi
atribut produk ditentukan nilai kepentingan produk, kepuasan produk lama
hingga pembuatan house of quality (HOQ) untuk mengetahui urutan prioritas
dari atribut yang harus dikerjakan. Diketahui bahwa atribut material mata
pisau tidak mudah tumpul dan respon teknis material mata pisau
menggunakan bahan stainless steel sehingga tidak mudah tumpul menjadi
prioritas utama dalam proses perancangan dan pengembangan menggunakan
metode quality function deployment (QFD) dengan bobot 24,6% dan 18,1%
secara berurutan.
2. Pembuatan alat panen sarang burung walet yang memperhatikan biaya dan
fungsi optimal pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden dengan
menggunakan diagram FAST dan value engineering, dengan data diperoleh
dari metode quality function deployment (QFD). Value engineering memiliki
beberapa tahapan kerja yaitu tahap informasi, tahap analisis, tahap kreatif,
tahap evaluasi dan tahap pengembangan, dimana fungsi kritis dari alat
diuraikan dalam diagram FAST yang menujukan beberapa tahapan dan solusi
dengan 3 alternatif konsep alat. Berdasarkan penentuan biaya konsep alat
yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya material maka alat dengan
konsep 3 terpilih sebagai alat yang memiliki value tertinggi yaitu 1,0394
berspesifikasi mata pisau berbentuk horizontal dengan material stainless stell,
75
gagang adjustable dengan material stainless stell, memiliki hand grip karet,
keranjang berbentuk tabung dan cermin dengan lampu lampu sorot LED.
76
75
Pujianto, T., Kastaman, R., & Utami, I. A. (2016). Penerapan rekayasa nilai dalam
pemilihan rancangan kemasan dan rasa produk dodol berdasar pada
ketertarikan konsumen, In Proceeding Seminar Nasional.
Raymundus, E. (2013). Rancang Bangun Meja Tata Cara Kerja yang Ergonomis
Berdasarkan Data Antropometri untuk Praktikum Pengukuran Waktu
Kerja. Universitas Tanjungpura, Pontianak.
76
77
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Petunjuk pengisian:
Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan
tingkat kepuasan dari alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Puas 4 = Puas
2 = Tidak Puas 5 = Sangat Puas
3 = Cukup Puas
A-1
LAMPIRAN B
KUESIONER TINGKAT KEPENTINGAN
(alat panen sarang burung walet)
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Petunjuk pengisian:
Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan
tingkat kepentingan akan alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Penting 4 = Penting
2 = Tidak Penting 5 = Sangat Penting
3 = Cukup Penting
Tingkat Kepentingan
No Atribut 1 2 3 4 5
1 Material mata pisau tidak mudah
tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk
proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan
mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi
sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
ke lantai
Karakteristik Alat
1. Apa material yang sebaiknya digunakan untuk alat panen sarang walet?
Mata pisau Gagang
a. Besi a. Besi
b. Stainless Steel b. Kayu
c. Lainnya… c. Lainnya…
B-1
B-2
C-1
LAMPIRAN D
PENILAIAN KONSEP 1
ALAT PANEN SARANG BURUNG WALET
Nilai
No Atribut Konsep Alat
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area
sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh ke lantai
D-1
D-2
PENILAIAN KONSEP 2
ALAT PANEN SARANG BURUNG WALET
Nilai
No Atribut Konsep Alat
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai
D-3
PENILAIAN KONSEP 3
ALAT PANEN SARANG BURUNG WALET
Nilai
No Atribut Konsep
Alat
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai
D-77
LAMPIRAN F
Rekapitulasi Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Produk Baru
Atribut
Responden
1 2 3 4 5 6
Vinsensius Uding 4 4 5 4 4 4
Elbi Supandi 5 5 4 4 4 4
Hendrikus Aurmugan 4 3 4 3 5 4
Daniel Seden 5 4 4 4 4 4
Diameter
Tinggi Lebar Tangan
Nama Genggaman
Badan Menggengam
Maksimal
Vinsensius Uding 166 cm 3.5 cm 10 cm
Elbi Supandi 170 cm 3 cm 9 cm
Hendrikus Aurmugan 173 cm 3.2 cm 10 cm
Daniel Seden 164 cm 3 cm 11 cm
Rekapitulasi data dimensi tubuh petani
F-1
F-2
G-1
LAMPIRAN H
DOKUMENTASI PROSES PEMBUATAN
H-1
H-2
I-1
LAMPIRAN J
DOKUMENTASI PENYEBARAN KUESIONER DAN PENYERAHAN ALAT
J-1