Anda di halaman 1dari 118

RANCANG BANGUN ULANG ALAT PANEN SARANG

WALET MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION


DEPLOYMENT (QFD) DAN VALUE ENGINEERING DENGAN
PENDEKATAN ANTROPOMETRI

SKRIPSI

Jurusan Teknik Industri


Program Studi Sarjana Teknik Industri

Oleh:
YULIUS ROBET
NIM. D1061171010

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
HALAMAN PENGESAHAN

“RANCANG BANGUN ULANG ALAT PANEN SARANG WALET


MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
(QFD) DAN VALUE ENGINEERING DENGAN PENDEKATAN
ANTROPOMETRI”

Jurusan Teknik Industri


Program Studi Sarjana Teknik Industri
Oleh :
YULIUS ROBET
NIM. D1061171010
Telah dipertahankan di depan Penguji Skripsi pada tanggal ... Agustus 2022 dalam
sidang secara offline dan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana.
Susunan Pembimbing dan Penguji Skripsi
Pembimbing Pertama, Penguji Utama,

Dr. Ir. Yopa Eka Prawatya, S.T.,M. Eng, IPM Silvia Uslianti, S.T., M.T.
NIP. 198504082010121009 NIP. 197208311998022001

Pembimbing Kedua, Dosen Penguji Kedua,

Febri Prima, S.T., M.Sc. Dedi Wijayanto, S.T., M.T,


NIP. 199002282019031006 NIP. 197908082008011005

Pontianak, ... Agustus 2022


Dekan

Dr.rer.nat. Ir. R. M. Rustamaji, M.T. IPU


NIP. 196801161994031003

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Yulius Robet
NIM : D1061161010
Menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Rancang
Bangun Ulang Alat Panen Sarang Walet Menggunakan Metode
Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering
dengan Pendekatan Antropometri ” tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan
tinggi lain. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Pustaka.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
sejujurnya. Saya sanggup menerima konsekuensi akademis dan hukum
di kemudian hari apabila pernyataan yang dibuat tidak benar.

Pontianak,... Agustus
2022

Yulius Robet
NIM. D1061171010

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan Perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Rancang Bangun Ulang Alat Panen Sarang Walet Menggunakan
Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering dengan
Pendekatan Antropometri”
Skripsi merupakan salah satu tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa
sebagai syarat menyelesaikan perkuliahan dan memperoleh gelar sarjana atas
pendidikan yang ditempuh. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan mahasiswa di bidang penelitiannya dengan bimbingan dari dosen.
Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara langsung, maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan motivasi,
doa dan dukungan baik moril maupun materil.
2. Bapak Dr.rer.nat. Ir. R. M. Rustamaji, M.T. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Bapak Dr. Yopa Eka Prawatya, S.T., M.Eng, IPM selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
4. Bapak Dr. Yopa Eka Prawatya, S.T., M.Eng, IPM selaku dosen
pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan
serta masukan dalam penyusunan dan pengerjaan skripsi.
5. Bapak Febri Prima, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta masukan dalam
penyusunan dan pengerjaan skripsi.
6. Ibu Silvia Uslianti, S.T., M.T. selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan masukan dalam perbaikan skripsi.
7. Bapak Dedi Wijayanto, S.T., M.T. selaku dosen penguji pendamping
yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi.
8. Seluruh kawan-kawan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
angkatan 2017 yang sama-sama berjuang dari awal hingga akhir dan
selalu memberikan dukungan dan semangat.

iv
9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Pontianak,...Agustus 2022
Penulis,

Yulius Robet
NIM. D1061171010

v
ABSTRAK
Sarang burung walet merupakan salah satu komoditas yang cukup
menjanjikan untuk dikembangkan, di Dusun Sebude rumah burung walet (RBW)
miliki Bapak Daniel telah mengimplementasikan teknik pemanenan menggunakan
alat panen bertangkai dimana alat panen yang digunakan merupakan alat panen
pembersih cat dinding dengan mata alat panen terbuat dari material besi yang
mudah tumpul, bentuk mata alat panen yang tidak sesuai menimbulkan
permasalahan juga yaitu susahnya proses panen pada posisi sarang yang sulit
digapai serta dapat mengakibatkan sarang mudah pecah dan rusak. Penggunaan
tangkai panjang permanen pada alat panen juga mempengaruhi proses mobilitas
petani untuk berpindah tempat dari lantai 1 menuju lantai 3 dan terpisahnya
wadah penampung sarang burung walet (SBW) yang telah dipetik dari alat panen
mengakibatkan sarang burung walet langsung jatuh langsung dari papan sirip
mengenai lantai gedung, hal tersebut dapat menyebabkan sarang burung walet
(SBW) rusak atau pecah sehingga menurunkan kualitas yang ada.
Berdasarkan permasalahan diatas mana penelitian ini bertujuan untuk
merancangan bangun ulang alat panen sarang burung walet menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD) untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
petani dan metode Value Engineering digunakan untuk mengidentifikasi fungsi
dan biaya dari pembuatan alat panen sarang walet sehingga optimal serta
pendekatan Antropometri agar alat nyaman aman dan sesuai dengan dimensi
tubuh petani.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat panen yang optimal merupakan
alat panen dengan konsep 3 yang berspesifikasi mata pisau berbentuk horizontal
dengan material stainless stell, gagang adjustable dengan material stainless stell,
memiliki hand grip karet, keranjang berbentuk tabung dan cermin dengan lampu
lampu sorot LED. Alat panen konsep 3 ini memiliki biaya sebesar Rp.381.220 dan
Value bernilai 1,0394. Berdasarkan penelitian ini maka diperoleh alat panen
sarang burung walet yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani di rumah
burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden dengan hasil pengujian alat sudah tidak
merusak sarang, sarang memiliki penampung sehingga tidak jatuh, gagang serta
cermin sudah nyaman dan aman digunakan.

Kata Kunci : Alat Panen Sarang Walet, Quality Function Deployment, Value
Engineering, Antropometri.

vi
ABSTRACT
Swallow's nest is one of the commodities that are suitable to be developed,
in Sebude village the swiftlet house (RBW) Mr. Daniel has implemented a
harvesting technique using stemmed harvesting tools where the harvesting tool
used is a cat wall cleaning tool with harvesting tools made of easy iron material
blunt, the shape of the eye of the tool that is not in accordance with the harvest
problem is also the difficulty of processing in a nest position that is difficult to
reach and can cause the nest to break easily and be damaged. The use of length
on harvesting equipment also affects the process of moving farmers to move from
the 1st floor to the 3rd floor and separately the swallow's nest container (SBW)
that has been picked from the harvesting tool causes the swallow's nest to fall
directly from the floor fin board of the building. cause swallow's nest (SBW) is
damaged or broken, thereby reducing the existing quality.
Based on the problems above, this study aims to redesign the swallow's
nest harvesting tool using the Quality Function Deployment (QFD) method to
determine the wishes and needs of farmers and the Value Engineering method
used to identify the functions and costs of making swallow's nest harvesting tools
so that the approach optimal and Anthropometric approach so that the tool is
comfortable, safe and in accordance with the dimensions of the farmer's body.
The results of this study indicate that the optimal harvesting tool is a tool
with concept 3 which specifies horizontal blades made of stainless steel,
adjustable handles with stainless steel, rubber grips, tubular baskets and mirrors
with LED spotlights. This 3rd concept harvesting tool has a cost of Rp.381,220
and a feasible value of 1.0394. Based on this research, it was found that the
swallow's nest harvesting tool was in accordance with the needs and desires of
the farmer at the swiftlet house (RBW) Mr. Daniel Seden with the results of
testing the tool did not damage the nest, the nest has a reservoir so it does not
fall, the handle and mirror are comfortable and safe used.

Keywords : Swallow's Nest Harvesting Equipment, Quality Function Deployment,


Value Engineering, Anthropometry.

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR RUMUS...............................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Penelitian................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Pembatasan Masalah.................................................................................6
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
2.1 Alat Panen Sarang Burung Walet..............................................................9
2.2 Ergonomi...................................................................................................9
2.3 Antropometri...........................................................................................11
2.4 Quality Function Deployment (QFD).....................................................14
2.5 Functional Analysis Technique (FAST)..................................................16
2.6 Value Engineering...................................................................................17
2.7 Penelitian Terdahulu................................................................................19
2.9 Posisi Penelitian......................................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................24
3.1 Objek Penelitian......................................................................................24
3.2 Flowchart Penelitian...............................................................................24
3.2.1 Studi Pendahuluan............................................................................27
3.2.2 Studi Literatur..................................................................................27

viii
3.2.3 Pengumpulan Data...........................................................................28
3.2.4 Pengolahan Data..............................................................................28
3.2.5 Pembuatan Rancangan Awal Produk dan Proses Rancang Bangun 33
3.2.6 Pengujian Produk.............................................................................34
3.2.7 Analisis Hasil...................................................................................34
3.2.8 Kesimpulan dan Saran.....................................................................34
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.............................35
4.1 Pengumpulan Data..................................................................................35
4.1.1 Data Dimensi Tubuh yang digunakan..............................................35
4.1.2 Penentuan Atribut............................................................................36
4.1.3 Pembuatan Kuesioner......................................................................38
4.1.4 Pengumpulan Data Kuesioner..........................................................38
4.2 Quality Function Deployment.................................................................39
4.2.1 Penentuan Rata-Rata Tingkat Kepentingan Produk Baru................39
4.2.2 Penentuan Rata- Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama..................40
4.2.3 Matriks Perencanaan........................................................................42
4.2.4 Penentuan Respon Teknis................................................................45
4.2.5 Matriks Interaksi..............................................................................47
4.2.6 Interaksi Antar Respon Teknik........................................................49
4.2.7 Prioritas Kebutuhan (Requirement Priorities).................................51
4.2.8 House of Quality (HOQ)..................................................................52
4.3 Value Engineering...................................................................................53
4.3.1 Tahap Informasi...............................................................................53
4.3.2 Tahap Analisis..................................................................................54
4.3.3 Tahap Kreatif...................................................................................57
4.3.4 Tahap Evaluasi.................................................................................58
4.3.5 Tahap Pengembangan......................................................................64
4.4 Antropometri...........................................................................................64
4.4.1 Perhitungan Persentil.......................................................................65
4.4.2 Penentuan Ukuran Antropometri Alat.............................................65
4.5 Pembuatan Alat.......................................................................................66
4.6 Pengujian Alat.........................................................................................67

ix
4.7 Analisa Hasil...........................................................................................68
4.7.1 Analisa Quality Function Deployment.............................................69
4.7.2 Analisa Value Engineering..............................................................70
4.7.3 Analisa Hasil Rancangan Alat.........................................................72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................74
5.1 Kesimpulan..................................................................................................74
5.2 Saran.............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................20
Tabel 2.2 Posisi Penelitian....................................................................................23
Tabel 3.1 Rumus Perhitungan Persentil................................................................33
Tabel 4.1 Data Dimensi Tubuh Petani..................................................................36
Tabel 4.2 Penentuan Atribut..................................................................................36
Tabel 4.3 Atribut Performa...................................................................................36
Tabel 4.4 Atribut Ketahanan.................................................................................37
Tabel 4.6 Kuesioner..............................................................................................38
Tabel 4.7 Rekapitulasi Tingkat Kepentingan Produk Baru...................................39
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Produk Lama......................................39
Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepentingan Produk.................40
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama..........41
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Target....................................................................42
Tabel 4.12 Rekapitulasi Arah Rasio Perbaikan.....................................................43
Tabel 4.13 Nilai Sales Point..................................................................................43
Tabel 4.14 Rekapitulasi Perhitungan Raw Weight................................................44
Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Normalized Raw Weight........................................45
Tabel 4.16 Matrik Perencanaan.............................................................................45
Tabel 4.17 Penentuan Respon Teknis...................................................................46
Tabel 4.18 Penentuan Arah Respon Teknis..........................................................46
Tabel 4.19 Daftar Matrik Interaksi........................................................................48
Tabel 4.20 Daftar Interaksi Antar Respon Teknik................................................50
Tabel 4.21 Daftar Prioritas Kebutuhan..................................................................51
Tabel 4.23 Prioritas Atribut Produk......................................................................53
Tabel 4.24 Prioritas Respon Teknis Produk..........................................................53
Tabel 4.26 Morphology Chart...............................................................................57
Tabel 4.27 Alternatif Atribut Alat Panen Sarang Burung Walet..........................58
Tabel 4.28 Penilaian Nilai Function Konsep.......................................................59
Tabel 4.29 Biaya Material Konsep........................................................................60
Tabel 4.30 Biaya Material Pendukung Alat..........................................................61
Tabel 4.31 Waktu Pengerjaan Material.................................................................61

xi
Tabel 4.32 Biaya Tenaga Kerja.............................................................................62
Tabel 4.33 Biaya Masing-Masing Konsep............................................................63
Tabel 4.34 Value Masing-Masing Konsep............................................................64
Tabel 4.35 Rekapitulasi Data Antropometri Petani...............................................64
Tabel 4.36 Rekapitulasi Perhitungan Persentil......................................................65

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Aktivitas Panen Sarang Burung Walet2
Gambar 1.2 Alat Panen Sarang Burung Walet ......................................................3
Gambar 2.1 Antropometri Tangan.......................................................................13
Gambar 2.2 House of Quality ..............................................................................15
Gambar 2.3 The Basic FAST Diagram ................................................................17
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian.........................................................................25
Gambar 4.1 House of Quality Alat Panen Sarang Walet......................................52
Gambar 4.2 Diagram FAST (Function Analysis System Technique)...................56
Gambar 4.3 Desain Alat Panen Sarang Walet......................................................67
Gambar 4.4 Pengujian Alat Panen Sarang Walet.................................................67
Gambar 4.5 Hasil Panen Alat Lama.....................................................................68
Gambar 4.6 Hasil Panen Alat Baru......................................................................68
Gambar 4.7 Alat Panen Sarang Burung Walet Lama...........................................72
Gambar 4.8 Alat Panen Sarang Burung Walet Baru............................................73

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Kuesioner Tingkat Kepuasan Produk LamaA-1
LAMPIRAN B Kuesioner Tingkat KepentinganB-1
LAMPIRAN C Data Dimensi Tubuh Yang DigunakanC-1
LAMPIRAN D Penilaian Konsep Alat Panen Sarang Burung WaletD-1
LAMPIRAN E Perencanaan Gambar AlatE-1
LAMPIRAN F Rekapitulasi Hasil KuesionerF-1
LAMPIRAN G Dokumentasi Alat Baru dan Alat LamaG-1
LAMPIRAN H Dokumentasi Proses PembuatanH-1
LAMPIRAN I Pengujian Alat Panen Sarang Walet dan HasilI-1
LAMPIRAN J Dokumentasi Penyebaran Kuesioner dan Penyerahan AlatJ-1

xiv
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Rasio perbaikan29
Rumus 3.2 Raw weight..........................................................................................30
Rumus 3.3 Normalized raw weight.......................................................................30
Rumus 3.4 Absolute Importance...........................................................................30
Rumus 3.5 Relative Importance............................................................................31
Rumus 3.6 Nilai (Value).......................................................................................32
Rumus 3.7 Nilai (Function)32
Rumus 4.1 Upah orang per jam.............................................................................61
Rumus 4.2 Biaya tenaga kerja...............................................................................62

xv
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan yang berisikan gambaran secara umum mengenai pokok
penelitian yang akan dilakukan, infromasi mengenai latar belakang permasalahan
mengapa penelitian ini perlu untuk dilakukan, rumusan masalah, tujuan penelitian,
pembatasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi budidaya
sarang burung walet cukup besar di Indonesia. Data dari Barantan (Badan
Karantina Pertanian) Kalimantan Barat mencatat jumlah ekspor langsung sarang
burung walet pada tahun 2016 sebanyak 743,86 kg, 2017 sebanyak 743,86 kg,
2018 sebanyak 117,65 kg, 2019 sejumlah 208,55 kg dan pada tahun 2020
sebanyak 208,55 kg. Sanggau Kapuas khususnya merupakan salah satu daerah
tingkat II yang berada di provinsi Kalimantan Barat yang letaknya berada
ditengah-tengah dan beriklim tropis, memiliki topografi daerah dataran tinggi
berbukit dan rawa-rawa menjadikannya daerah yang memiliki potensi budidaya
walet yang cukup menjanjikan. Potensi tersebut disokong dengan harga jual dari
sarang burung walet (SBW) untuk wilayah Sanggau Kapuas disekitaran 7-11 juta
rupiah perkilogramnya, harga tersebut tentunya disesuaikan lagi dengan kualitas
dari sarang, dimana kualitas sarang burung walet (SBW) ini dibagi menjadi
beberapa kriteria/grade yaitu mangkuk, merah, sudut, kuning/putih, dan patahan.
Budidaya sarang burung walet tentunya tidak bisa lepas dari berbagai
teknik pengelolaan rumah burung walet (RBW) yang menjadikannya faktor utama
guna memaksimalkan hasil, seperti kebersihan rumah, suara walet, alat panen,
hingga aksesoris tambahan yang membuat burung walet semakin betah dan dapat
memproduksi sarang yang berkualitas. Sarang burung walet siap di panen apabila
telah mencapai bentuk yang matang atau bentuk sarang telah menyerupai
mangkuk dibelah dua dan tidak terdapat burung, anak burung maupun telur pada
sarang tersebut. Adapun teknik panen dalam budidaya sarang burung walet yaitu
panen tetasan, panen rampasan, panen buang telur dan panen pilihan. Burung
walet akan kembali membuat sarang meskipun belum saatnya berkembang biak
dalam beberapa hari kemudian setelah proses panen dilakukan. Proses pemanenan
2

sarang burung walet (SBW) dilakukan sekitar 4 minggu sekali oleh petani. Panen
pilihan pada sarang burung walet menjadi teknik atau cara panen yang dinilai
lebih baik dari teknik panen lainnya untuk diimplementasikan dikarenakan panen
sarang burung walet tidak bisa main serampangan atau rampasan dengan alat
seadanya hal itu sangat rentan dapat membuat burung walet menjadi stress, sarang
walet menjadi rusak dan pecah sehingga sangat mempegaruhi grade yang
dihasilkan. Penggunaan alat panen yang baik akan menghasilkan sarang yang baik
pula, penggunaan tangga, mata pisau, senter dan wadah umum digunakan pada
proses pemanenan sarang burung walet.
Proses pemanenan sarang walet pada rumah burung walet milik Bapak
Daniel Seden di Dusun Sebude telah menggunakan alat panen bertangkai dimana
alat panen yang digunakan merupakan alat panen pembersih dinding bangunan
dari cat yang dihubungkan dengan tangkai gagang sapu yang dilengkapi cermin
yang dirakit sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk
memetik sarang walet tanpa mengggunakan tangga untuk naik menggapainya.
Berikut proses pemanenan sarang burung walet milik Bapak Daniel Seden
menggunakan alat panen sarang walet bertangkai dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1. 1 Aktivitas Panen Sarang Burung Walet

Cermin yang terletak berdekatan dengan mata pisau digunakan untuk


melihat apakah pada sarang walet terdapat burung, anak burung maupun telur,
penggunaan senter juga sangat dibutuhkan untuk memberikan pencahayaan saat
dilakukannya pemanenan dan wadah sebagai tempat penyimpanan sarang burung
walet (SBW) yang telah dipanen atau dipetik, namun resiko sarang burung walet
(SBW) rusak atau pecah sering terjadi dan menurunkan kualitas yang ada.
3

Alat panen sarang walet seadaanya tersebut dirakit sendiri oleh petani
budidaya walet pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden.
Permasalahannya, mata alat panen sarang walet yang terbuat dari material besi
yang mudah tumpul hal ini dikarenakan terjadinya proses gesekan antara mata
pisau dengan papan sirip tempat walet bersarang dan material mata alat panen
tidak dikhususkan untuk proses pemanenan sarang burung walet, bentuk mata
pisau yang tidak sesuai menimbulkan permasalahan juga yaitu susahnya proses
panen pada posisi sarang yang sulit digapai serta dapat mengakibatkan sarang
mudah pecah dan rusak. Penggunaan tangkai panjang permanen pada alat panen
sarang walet juga mempengaruhi proses mobilitas petani untuk berpindah tempat
dari lantai 1 menuju lantai 3 dan terpisahnya wadah penampung sarang burung
walet (SBW) yang telah dipetik dari alat panen mengakibatkan sarang burung
walet langsung jatuh dari papan sirip mengenai lantai gedung. Dengan demikian
petani budidaya walet di tuntut untuk berinovasi agar saat dilakukannya
pemanenan sarang tidak mudah rusak atau pecah dan proses panen dapat
dilakukan dengan efektif dan efesien. Alat panen sarang burung walet dapat
dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Alat Panen Sarang Burung Walet


Penelitian terdahulu terkait perancangan dengan metode dalam perbaikan
alat dan strategi telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Ratnasari, dkk
(2017) telah melakukan penelitian pada perancangan alat pengupas mete dengan
pendekatan quality function deployment (QFD), FAST dan value engineering
dengan hasil penelitian ini berupa alat dengan material pisau stainless steel,
material rangka meja besi, material alas meja triplek, dan bentuk pisau horizontal.
4

Konsep ini memiliki value 1,142 dan function 3,49 dengan biaya Rp. 1.097.374
dan dengan skor REBA yang lebih kecil yaitu 6.
Onasis (2019), telah melakukan penelitian tentang perancangan tangga
elektrik ergonomis untuk panen walet menggunakan metode verein deutscher
ingenieure (VDI) 2222. Hasil dari penelitian ini berupa rancangan untuk alat
bantu panen walet yaitu tangga elektrik yang mengunakan transmisi penggerak
roda dan baterai yang dapat menempuh jarak sekitar 40-50 Km, dengan kontroler
spindle gas dan rem pijakan. Kerangka besi pipa dan siku digunakan, serta
memiliki kursi dengan alas dan sandaran dari busa, sehingga nyaman untuk
digunakan.
Hernanto (2020), telah melakukan penelitian mengenai perancangan alat
perakit roda jari-jari sepeda motor untuk memaksimalkan produktivitas pekerja
menggunakan metode quality function deployment (QFD) dan value engineering.
Hasilnya berupa rancangan alat perakit roda jari-jari sesuai dengan konsep 1 yang
memiliki nilai value tertinggi 1,430 dan nilai function 3,04 dengan biaya Rp.
l.913.165. Terdiri dari part rangka material baja dan material tuas, alas, center
line besi serta penggunaan alat ukur dial indikator, sehingga efektivitas waktu
perakitan tipe biasa meningkat hingga 33% dan 19% untuk perakitan tipe custom.
Mario dan Setiawan (2019), telah melakukan penelitian mengenai
perancangan alat prush (pembersih busi sederhana) dengan pendekatan ergonomi
dan value engineering. Hasil penelitiannya berupa rancangan alat prush
(pembersih busi sederhana) dengan biaya operasional sebesar Rp. 480.000,00.
Tingkat kenyamanannya naik hingga 100% dan daya listrik berkurang 255 watt
dari 375 watt menjadi 120 watt.
Assiddiqi, dkk (2018), telah melakukan penelitian terkait rancangan alat
pemotong mata bibit tebu dengan metode value engineering. Hasil penelitiannya
yaitu desain alternatif 1 dengan spesifikasi yakni bagian atas menggunakan
material besi baja dengan diameter kepala 12mm, bagian badan 25mm. Bagian
Pendorong, menggunakan material batang plastik dengan diameter 19mm. Dan
juga menggunakan per atau pegas serta bagian pisau menggunakan material
stainless berdiameter 22mm dan lubang Ø19mm, dengan mata pisau berbentuk
5

gerigi seperti geregaji kayu. Penghematan yang diberikan sebesar 18% dari biaya
awal.
Berdasarkan penelitiaan-penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa
metode quality function deployment (QFD) dan value engineering dapat
digunakan untuk merancang ulang alat dengan tetap dilakukannya pendekatan
secara antropometri. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian
terdahulunya dimana objek penelitian serta tempat penelitian yang berbeda. Objek
penelitian yaitu berupa alat panen sarang burung walet. Berdasarkan keterangan
diatas maka diketahui judul penelitian yaitu “Rancang Bangun Ulang Alat
Panen Sarang Walet Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD) dan Value Engineering dengan Pendekatan Antropometri”.

1.2 Perumusan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang ulang alat panen sarang burung walet sesuai dengan
kebutuhan para petani rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden?
2. Bagaimana pembuatan alat panen sarang burung walet yang memperhatikan
biaya dan fungsi optimal pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel
Seden?
3. Bagaimana kinerja perbaikan alat panen sarang burung walet yang telah
diimplementasikan pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka
tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan rancangan ulang alat panen sarang burung walet yang nyaman
sesuai dengan kebutuhan petani rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel
Seden menggunakan metode quality function deployment (QFD).
2. Menghasilkan alat panen sarang burung walet yang memiliki biaya dan fungsi
optimal pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden menggunakan
diagram FAST dan value engineering.
6

3. Mengetahui kinerja perbaikan dari alat panen sarang burung walet yang telah
diimplementasikan pada rumah burung walet Bapak Daniel Seden dengan
pengujian alat di lapangan.

1.4 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah bertujuan mempersempit ruang lingkup masalah yang
terlalu luas atau lebar sehingga penelitian dapat fokus untuk dilakukan. Berikut
merupakan batasan-batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian dilakukan pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden
yang berdomisili di Dusun Sebude, Desa Kuala Rosan.
2. Penelitian dilakukan pada rumah burung walet yang menggunakan papan
sebagai sirip.
Asumsi adalah dugaan atau anggapan sementara yang belum terbukti
kebenarannya, asumsi pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Responden memahami pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan didalam
kuesioner.
2. Responden dalam keadaan sehat selama pengambilan data dilakukan.
3. Tidak terjadi perubahan dari alat panen sarang burung walet saat penelitian
dilakukan.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab dengan rincian
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah mengenai alat panen yang
digunakan pada rumah burung walet Bapak Daniel Seden di Dusun Sebude yang
mengakibatkan rusaknya sarang yang di panen, perumusan masalah, tujuan
penelitian seperti menghasilkan rancangan ulang alat panen sarang burung walet
dan menghasilkan produk berupa alat panen sarang burung walet yang sesuai
dengan pendekatan antropometri. Pada bab ini juga akan dijelaskannya mengenai
batasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan yang menggambarkan
penulisan penelitian sebagaimana dilakukan.
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini menguraikan teori-teori guna mendukung penelitian yang
dilakukan, tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi pengertian tentang
ergonomi, antropometri, quality function deployment (QFD), FAST, value
engineering dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menguraikan tentang rancangan penelitian yang disusun dalam
flowchart penelitian atau diagram alir yang juga meliputi studi lapangan yang
dilakukan dengan observasi, studi literatur yang berisikan teori-teori dan referensi
yang digunakan pada penelitian ini, perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
tujuan penelitian, objek penelitian, penyusunan kuesioner, penyebaran kuesioner,
penerapan antropometri, quality function deployment (QFD), diagram FAST dan
value engineering serta analisa hasil hingga kesimpulan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Bab ini menjabarkan proses pengumpulan data, perhitungan jumlah
populasi yang diambil dan pengolahan data. Pengumpulan data yaitu
mengumpulkan data berupa data antropometri tangan para petani budidaya walet,
wawancara dengan petani, menyebarkan kuesioner kepada para petani, dan
pengumpulan informasi yang berupa informasi kebutuhan pengguna, informasi
prioritas setelah itu dilakukan rekapitulasi data hasil kuesioner, kemudian
dilanjutkan ke pengolahan data menggunakan metode quality function deployment
(QFD), antropometri dan value engineering yang kemudian di lanjutkan pada
perancangan dan pembuatan alat berupa prototipe, pengujian prototipe serta
analisa hasil akhir pada produk yang di implementasikan. Bab ini juga memuat
analisa hasil berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan.
8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir
penyusunan penelitian ini. Kesimpulan berisi hasil yang telah diperoleh dari Bab
empat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu pada Bab
satu. Sedangkan saran berisikan usulan dan rekomendasi untuk alat panen sarang
burung walet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisikan teori-teori para ahli yang berhubungan dan
mendukung penelitian ini, yaitu teori-teori yang digunakan untuk proses
pengambilan keputusan seperti alat panen sarang burung walet, ergonomi,
antropometri, quality function deployment, functional analysis technique, value
engineering, penelitian terdahulu dan posisi penelitian.

2.1 Alat Panen Sarang Burung Walet


Alat panen sarang walet merupakan perkakas tangan yang digunakan untuk
memisahkan sarang dari papan sirip. Alat ini digunakan oleh para petani budidaya
burung walet untuk memanenan sarang burung walet dengan cara mengesekan
mata mata pisau dengan papan sirip pada rumah burung walet (Rumi, 2019).
2.2 Ergonomi
Ergonomi merupakan suatu bidang studi tentang sistem yang
mengikutsertakan manusia, fasilitas kerja serta lingkungannya. Disiplin ilmu ini
akan meninjau keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan
fasilitas kerja yang didasarkan pada kemampuan manusia yang terbatas saat harus
berhadapan langsung dengan lingkungan pada sistem kerjanya berupa mesin,
peralatan dan metode kerja yang digunakan (Siswanto, 2019: 10).
Aspek pendekatan ergonomis yang harus dipertimbangkan meliputi
(Siswanto, 2019: 11):
1. Sikap dan posisi kerja
Sikap dan posisi kerja dalam ergonomi sangat berkaitan, baik duduk maupun
berdiri merupakan suatu hal yang sangat penting. Sikap dan posisi kerja yang
tidak nyaman dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan pekerja
cepat mengalami kelelahan serta dapat membuat banyak kesalahan. Ada
sejumlah pertimbangan ergonomis yaitu:
a. Mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan sikap mendongak
atau posisi berdiri dengan kepala melihat keatas dengan frekuensi kegiatan
yang sering dan dalam jangka waktu yang lama.
b. Pengaturan posisi kerja dilakukan dalam jarak jangkauan normal dengan
pekerja tidak seharusnya berdiri dalam waktu yang lama dengan kepala,

9
10

c. leher dan dada mengongak ke atas.


d. Pekerja tidak semestinya bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang
cukup lama dengan tangan atau lengan berada diatas level siku normal.
2. Kondisi lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan dalam bekerja yang terdiri dari dalam diri manusia (intern) dan
faktor dari luar diri manusia (ekstern). Kondisi lingkungan menjadi salah satu
faktor yang berasal dari luar yang meliputi keadaan yang ada dan yang
terdapat disekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, getaran
mekanis, warna, bau-bauan dan lainnya. Lingkungan kerja yang bising, panas,
bergetar atau udaranya yang tercemar dapat memberikan dampak negatif
terhadap kinerja para pekerja.
3. Efisiensi gerakan dan pengaturan kerja
Prosedur pada perancangan sistem kerja harus diperhatikan guna membuat
gerakan kerja memenuhi prinsi-prinsip dari ekonomi gerakan. Gerakan kerja
yang memenuhi prinsip ekonomi gerak bermanfaat guna memperbaiki
efisiensi kerja dan mengurangi kelelahan kerja. Ketentuan pokok yang ada
kaitannya dengan prinsip ekonomi gerakan perlu dipertimbangkan dalam
perancangan stasiun kerja.
Adapun manfaat dan peran ilmu ergonomi dalam penelitian adalah sebagai
berikut: (Sektiawan, dkk, 2018: 60):
1. Meningkatkan kinerja, seperti: menambah kecepatan kerja, ketepatan,
keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.
2. Mengurangi waktu, biaya penelitian dan pendidikan.
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia dengan meningkatan
keterampilan yang diperlukan.
4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan
peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.
5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.
11

Inti atau aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat yang
ergonomis ada 4 yaitu (Salim, 2014: 238):
1. Keamanan
2. Kenyamanan
3. Produktivitas
4. Efesiensi
Dengan tambahan yaitu faktor kesalahan yang memiliki dua cara
penyelesaian yaitu perancangan dengan pendekatan antropometri dan pengujian
alat dengan membandingkan alat lama dan alat baru.

2.3 Antropometri
Antropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang
berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada
dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, dan berat yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun sistem kerja
yang akan memerlukan interaksi manusia. Dengan mengetahui dimensi tubuh
pekerja peralatan kerja, stasiun kerja dan produk maka dapat dilakukannya
perancangan sehingga akan menciptakan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan
bagi para pekerja. Alat kerja yang nyaman memberikan kenyamanan untuk
digunakan, agar tercapainya harapan tersebut maka peralatan kerja perlu
dilakukannya perancangan yang sesuai dengan kaidah ergonomi (Purnomo, 2013:
1).
Tiga filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli
ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan, yaitu (Raymundus, 2013:
2):
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Idealnya dalam setiap perancangan, hal utama yang patut menjadi perhatian
adalah agar rancangan tersebut dapat digunakan oleh sebagian besar populasi
yang akan digunakan. Akan tetapi karena begitu besarnya variasi dimensi
tubuh manusia, akan sangat sulit untuk dapat mengakomodasi kebutuhan
seluruh populasi. Karena itulah digunakan prinsip maksimum atau minimum
12

(ekstrim) dalam perancangan. Perancangan untuk nilai populasi maksimum


adalah keputusan yang tepat jika dapat mengakomodasikan semua orang,
misalnya tinggi pintu. Sebaliknya untuk perancangan dengan populasi
minimum, contohnya jarak tombol pengendali dari operator dan kekuatan yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan tombol. Keterbatasan dari konsep
perancangan ini adalah bahwa ada sebagian kecil populasi yang tidak
terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu.
Beberapa segi atau bagian tertentu dari peralatan atau fasilitas dapat dirancang
sehingga dapat disesuaikan dengan individu yang memakainya. Contohnya
adalah kursi mobil, kursi kantor dan lain-lain. Meskipun konsep perancangan
seperti ini sangat dianjurkan, seringkali dalam hal teknis maupun biaya sulit
untuk membuat rancangan yang mampu mengakomodasi rentang nilai populasi
mulai dari persentil 5 hingga persentil 95.
3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Prinsip ini hanya digunakan apabila prinsip berdasarkan individu ekstrim tidak
mungkin dilakukan, dan tidak praktis untuk merancang dengan prinsip
penyesuaian. Perancangan ini sebaiknya hanya dilakukan untuk peralatan atau
fasilitas yang tidak kritis atau membahayakan baik dalam jangka waktu pendek
ataupun panjang.
13

Dimensi antropometri berupa informasi tentang telapak tangan dan postur


tubuh sesuai kebutuhan pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Antropometri Tangan


(Sumber: Chandra, 2011: 244)

Gambar antropometri tangan diatas meliputi: panjang tangan menggengam


(Ptm), lebar tangan menggengam (Ltm), Panjang tangan (Pt), Panjang telapak
tangan (Ptt), Lebar tangan metakarpal (Ltmk), Lebar tangan sampai ibu jari (Ltij),
Lebar ibu jari (Lij), Lebar jari telunjuk (Ljt), Lebar jari tengah (Ljtg), Lebar jari
manis (Ljm), Lebar jari kelingking (Ljk), Panjang ibu jari (Pij), Panjang jari
telunjuk (Pjt), Panjang jari tengah (Pjtg), Panjang jari manis (Pjm), Panjang jari
kelingking (Pjk), Diameter genggaman maksimal (Dgmak), Diameter genggaman
minimal (Dgmin) dan di sertai dengan Tinggi tubuh (Tt), juga Tinggi vertikal
berdiri (Tvb).
14

2.4 Quality Function Deployment (QFD)


Quality function deployment (QFD) digunakan untuk menjamin bahwa
produk yang diproduksi menjamin kepuasan pelanggan sehingga sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Quality function deployment (QFD) merupakan metode
yang dipakai untuk mengembangkan produk yang kompleks dengan saling
menghubungkan unsur yang ada dalam perencanaan pada desain dengan proses
pembuatanya dilakukan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Fungsi utama dari
quality function deployment (QFD) adalah untuk melibatkan pelanggan ke proses
pengembangan produk yang dilakukan sedini mungkin, sehinnga terciptanya
rancangan produk atau jasa yang diharapkan dan mempermudah dalam
pengambilan suatu keputusan (Wijaya, 2011: 71).

2.1.1 Tahap-Tahap Quality Function Deployment (QFD)


Proses pengelolaan pada metode quality function deployment memiliki
tiga tahap yaitu:
1. Voice of Customer (VOC)
Pengumpulan suara konsumen terdiri dari beberapa tahap yaitu, menentukan
komponen-komponen yang dibutuhkan oleh konsumen yang diperoleh dari
hasil wawancara, observasi dan dilakukannya penyebaran kuesioner.
Pengukuran tingkat kepentingan terhadap komponen-komponen yang
dibutuhkan oleh konsumen.
2. House of Quality (HOQ)
House of quality merupakan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan untuk
atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai quality
function deployment (QFD). Dibawah ini merupakan bentuk dan keterangan
setiap matriks pada house of quality.
15

Gambar 2.2 House of Quality


(Sumber: Wijaya, 2011: 73)

Proses pembuatan house of quality terdiri dari beberapa tahap yaitu


sebagai berikut:
a. Penentuan kebutuhan konsumen
Tahap ini diawali dengan ditentukan konsumen yang menjadi target
kemudian menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen yang
dikumpulkan dari hasil voice of customer yang dilakukan
sebelumnya.
b. Pembuatan matrik perencanaan
Hasil riset pasar menghasilkan tingkat kepentingan dari masing-
masing atribut yang akan ditulis dalam bentuk matriks dan
ditentukannya kebutuhan performasi dari konsumen. Hasil dari
planning matrix merupakan bobot awal untuk masing-masing
atribut.
c. Pembuatan respon teknis
Tahap ini merupakan tahap transformasi dari kebutuhan yang
bersifat non teknis menjadi data yang bersifat teknis yang berguna
untuk mememenuhi kebutuhan konsumen.
16

d. Penentuan hubungan respon teknis dengan kebutuhan konsumen


Tingkat kekuatan antar hubungan respon teknis akan ditentukan
pada tahap ini, sehingga dapat dikatahui hubungan yang sangat
kuat, sedang dan lemah antar respon teknis dan konsumen.
e. Korelasi Teknis
Hubungan dan keterkaitan antara respon teknis digambarkan pada
tahap ini sehingga dapat diketahui apakah suatu respon teknis saling
terkait dan saling mempengaruhi.
f. Benchmarking dan penetapan target
Analisa perbandingan antar produk dilakukan bagi para pesaing
sehingga dapat diketahui tingkat kepetingan dan kebutuhan
konsumen antar atribut.

3. Analisa dan Interpretasi


Analisa dan interpretasi dilakukan pada tahap ini analisa yang dikerjakan
meliputi tahap-tahap yang dini.

2.5 Functional Analysis Technique (FAST)


Functional analysis technique (FAST) merupakan metode yang berfungsi
untuk melakukan analisis secara sistematis terhadap fungsi yang paling penting
dari sebuah produk atau jasa. Functional analysis technique ditingkatkan oleh
Charles W.Byteway tahun 1963 yang merupakan alat primer dengan fitur yang
mendefenisikan peta logika fungsi dengan memberikan pertanyaan yang logis
seperti: bagaimana, mengapa, kapan dan apa sehingga dapat menciptakan inovasi.
Dalam penggambarannya fungsi pada pertanyaan bagaimana, mengapa,
kapan dan apa disajikan dalam bentuk diagram. Functional analysis technique
(FAST) diagram merupakan sebuah gambar fungsi dari subsistem atribut dengan
hubungan yang spesifik antara semua fungsi, dapat dilihat dengan jelas apa yang
dilakukan pada subsistem tersebut (Berawi, 2014: 246). Diagram functional
analysis technique (FAST) memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Digunakan untuk menguji keabsahan dari fungsi - fungsi dan memastikan
semua fungsi siap untuk dianalisis.
17

2. Memperlihatkan masalah dengan sederhana.


3. Dapat digunakan untuk mendefinisikan, menyederhanakan, dan memperjelas
masalah.
4. Membantu aktifitas komunikasi.
5. Memungkinkan untuk dipelajari dimana saja biaya – biaya teralokasi.
6. Membantu proses kreatifitas.
7. Mendefinisikan ruang lingkup proyek.
Penggambaran diagram functional analysis technique (FAST) dapat dilihat dalam
Gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.3 The Basic FAST Diagram


(Sumber: Berawi, 2014: 246)

2.6 Value Engineering


Metode value engineering merupakan suatu pendekatan terorganisir yang
kreatif bertujuan untuk mengidentifikasi biaya-biaya pengelolaan yang tidak perlu
(Rompas, 2013: 335). Konsep dan pemikiran ini muncul pada perusahaan General
Electric Company, perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing. Pendekatan
rekayasa nilai atau value engineering memiliki beberapa tahap yaitu tahap
informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi (Sharma, A dan R.M
Belokar, 2012: 64).
Metode value engineering atau rekayasa nilai memiliki beberapa kelebihan
18

seperti pendekatan yang sistematis dan terorganisir dalam meninjau suatu value
dari permasalahan akan fungsi dan tetap konsisten akan kebutuhan penampilan,
reliabilitas, kualitas dan pemeliharaan (Bertolini, 2016: 48). Value engineering
juga bisa disebut Job Plan hal ini dikarenakan metode value engineering meliputi
beberapa aktivitas yang dilakukan secara paralel (Assiddiqi, dkk, 2018: 50).
Analisis dalam metode value engineering adalah sebagai berikut (Pujianto,
Kastaman, & Utami 2016: 215):
a. Tahapan Informasi
Tahapan informasi ini digunakan untuk menentukan faktor yang ada pada
produk, faktor akan dijadikan dasar pengembangan alternatif, dengan
mengumpulkan semua informasi yang berkaitann dengan atribut.
b. Tahapan Analisis
Tahapan penentuan bobot dan performansi pada setiap atribut. Terdapat
kombinasi pada setiap atribut yang akan dijadikan sebagai alternatif
pengembangan. Analisa fungsi pada tahap ini dibantu menggunakan diagram
FAST pada metode function analysis system technique (FAST). Ruang lingkup
masalah pada metode ini masing masing berbatasan dengan fungsi tingkat
tinggi dan fungsi tingkat rendah.
c. Tahapan Kreatif
Tahapan pengembangan ide dari faktor yang telah ditentukan pada tahapan
sebelumnya. Aktifitas meliputi tahapan yang berhubungan dengan alternatif
pada ide-ide guna menyelesaikan proses rekayasa, yang bertujuan untuk
mengeliminasi nilai yang rendah dari atribut. Pengembangan faktor ini terdiri
dari beberapa atribut.
d. Tahapan Pengembangan
Tahapan pengembangan ini digunakan untuk menyusun berbagai ide dan
konsep, analisis biaya dan penentuan nilai pada setiap alternatif
pengembangan. Tahap ini dibutuhkan guna mempertimbangkan rekomendasi
dari atribut.
e. Tahapan Evaluasi
Tahapan terakhir yang menentukan pengembangan alternatif terbaik melalui
19

analisa. Kekuatan dan kelemahan setiap konsep atau ide dibandingkan guna
memilih satu atau lebih dari konsep untuk dikembangkan lebih lanjut.
Berdasarkan (Assiddiqi, dkk, 2018: 50) proses pengolahan yang digunakan
dalam value engineering adalah :

Function
Nilai ( Value )=
Cost
Keterangan:
Function : Fungsi
Cost : Biaya yang digunakan guna mewujudkan produk

Value merupakan besaran yang tidak memiliki satuan, dimana jika


satuannya merupakan rupiah maka performasi satuannya rupiah juga. Dengan
itu maka diperlukannya konversi dari performansi nilai skor menjadi
performansi satuan dengan rupiah. Dengan asumsi value adalah 1. Sehingga
persamaan didapatkan seperti dibawah ini.

F0
V 0= =1
C0

V 0=V n

F 0 Fn
= ;
C 0 Cn

Fn . C 0
C’n =
F0

Keterangan :
Vo : Value awal Co : Biaya desain awal
Vn : Value alternatif produk Cn : Biaya alternatif produk
Fo : Function desain awal C’n : Nilai performasi dalam rupiah
Fn : Function alternatif produk
20

2.7 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu disajikan karena memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini. Tabel penelitian terdahulu setelah di laukukan review dapat dilihat
pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Objek
No Peneliti Metode Hasil Penelitian Publikasi
Penelitian
Anny
Alat dengan material pisau stainless steel,
Maryani, Quality Journal of Industrial
material rangka meja besi, material alas meja
Diyah Ayu Alat Function Engineering and
1. triplek, dan bentuk pisau horizontal. Konsep ini
Ratnasanti, Pengupas Deployment Management Vol.14,
memiliki value 1,142 dengan function 3,49 dan
Sri Gunani Mete dan Value No. 02, 2019
biaya Rp 1.097.374 dan dengan skor REBA
Partiwi Engineering e-ISSN 2656-6109
yang lebih kecil yaitu 6.
(2017)
Rancangan untuk alat bantu panen walet yaitu
tangga elektrik dengan spesifikasi mengunakan
transmisi penggerak menggunakan roda dengan
kekuatan dan daya motor listrik 350 Watt 48
Volt dan baterai yang dapat menempuh jarak Skripsi Fakultas
Verein
sekitar 40-50 Km, menggunakan kontroler Sains dan Teknologi
Nurul Deutscher
Tangga spindle gas dan rem pijakan, tangga memiliki Universitas Islam
2. Onasis Ingenieure
Elektirik sistem penyetelan dengan dimensi 1.35 x 0.8 x Negeri Sultan Syarif
(2019) (VDI)
1.70 meter untuk tinggi gedung 3 meter dan Kasim Riau
2222
1.35 x 0.8 x 2.20 meter untuk tinggi gedung 3.5 Pekanbaru 2019
meter dalam satu tangga, menggunakan
kerangka besi pipa dan siku, serta memiliki
kursi dengan alas dan sandaran dari busa,
sehingga nyaman untuk digunakan.
21

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


Objek
No Peneliti Metode Hasil Penelitian Publikasi
Penelitian

Industrial
Alat Perakit Quality Rancangan alat perakit roda jari-jari sesuai
Engineering Journal
Arif Roda Function dengan konsep pertama yang memiliki nilai
of The University of
3 Hernanto Jari-Jari Deployment value tertinggi 1,430 dengan nilai function 3,04
Sarjanawiyata
(2020) Sepeda dan Value dan biaya Rp. 913.165. Terdiri dari part rangka
Tamansiswa Vol.4,
Motor Engineering material baja dan material tuas, alas, center line
No. 1, 2020
besi serta penggunaan alat ukur Dial Indikator.
Rancangan alat prush (pembersih busi
Fransiskus Jurnal Rekayasa
Alat Prush sederhana) berfungsi untuk membersihkan busi
Mario dan Ergonomi Industri, Vol. 1 No.
(Pembersih dengan biaya operasional sebesar Rp.
4 Heri dan Value 1 Oktober 2019
Busi 480.000,00. Kenyamanan meningkat 100%
Setiawan Engineering p-ISSN:…
Sederhana) dengan daya listrik berkurang dari 375 watt
(2019) e-ISSN:…
menjadi 120 watt.
Desain alternatif 1 dengan spesifikasi yakni
bagian atas menggunakan material besi baja
Hasbi
dengan diameter kepala 12mm, bagian badan
Assiddiqi,
25mm. Bagian Pendorong, menggunakan Journal of Industrial
Dira Alat
material batang plastik dengan diameter 19mm. Engineering and
Ernawati, Pemotong Value
5. Dan juga menggunakan per atau pegas dan Management Vol.13,
Kinanty Mata Bibit Engineering
bagian pisau menggunakan material stainless No. 02, 2018
Resmi Tebu
diameter 22mm dan lubang Ø19mm, dengan e-ISSN 2656-6109
Hayati
mata pisau berbentuk gerigi seperti geregaji
(2018)
kayu. Penghematan yang diberikan sebesar 18%
dari biaya awal.

Berikut merupakan ringkasan dari penelitian terdahulu terkait perancangan


dengan metode dalam perbaikan alat dan strategi seperti Ratnasanti, dkk (2017),
melakukan penelitian tentang rancangan alat pengupas mete. Hasil dari penelitian
ini berupa alat dengan material pisau stainless steel, material rangka meja besi,
material alas meja triplek, dan bentuk pisau horizontal.
22

Onasis (2019), telah melakukan penelitian mengenai perancangan tangga


elektrik ergonomis untuk panen walet menggunakan metode Verein Deutscher
Ingenieure (VDI) 2222. Hasil dari penelitian ini berupa rancangan untuk alat
bantu panen walet yaitu tangga elektrik.
Hernanto (2020), telah melakukan penelitian mengenai perancangan alat
perakit roda jari-jari sepeda motor untuk memaksimalkan produktivitas pekerja.
Hasil penelitian ini berupa rancangan alat perakit roda jari-jari dengan konsep 1
memiliki nilai value tertinggi 1,430 dengan nilai function 3,04 dan biaya Rp.
913.165.
Mario dan Setiawan (2019), telah melakukan penelitian mengenai
perancangan alat prush atau pembersih busi sederhana dengan hasil penelitian
berupa rancangan alat prush (pembersih busi sederhana) dengan biaya operasional
sebesar Rp. 480.000,00. Tingkat kenyamanan naik sebesar 100% dengan daya
listrik berkurang 255 watt.
Assiddiqi, dkk (2018), telah melakukan penelitian mengenai perancangan
alat pemotong mata bibit tebu. Hasil penelitian ini berupa desain alternatif 1
dengan penghematan yang diberikan sebesar 18% dari biaya awal.
23

2.9 Posisi Penelitian


Metode
Objek
No. Peneliti Judul Penelitian
Penelitian QFD Value Ergonomi FAST
Engineering
Anny Maryani, Perbaikan Perancangan
Diyah Ayu
Alat Pengupas Mete
1. Ratnasari, Sri
Menggunakan Metode
Alat Pengupas   - 
Gunani Partiwi Mete
(2017) Value Engineering
Perancangan Tangga
Elektrik Ergonomis
Untuk Panen Sarang Tangga Elektrik
2. Nurul Onasis Walet Menggunakan Untuk Panen - -  -
(2019) Metode Verein Sarang Walet
Deutscher Ingenieure
(VDI) 222
Perancangan Alat
Perakit Roda Jari-Jari
3. Sepeda Motor Untuk
Memaksimalkan Alat Perakit
Arif Hernanto
Produktivitas Pekerja Roda Jari-Jari - -
(2020) Dengan Metode Quality  
Sepeda Motor
Function Deployment
(QFD) Dan Value
Engineering
Perancangan Alat
Fransiskus Mario Prush (Pembersih Busi Alat Prush
4. dan Heri Setiawan Sederhana) Dengan (Pembersih Busi -   -
(2019) Pendekatan Ergonomi Sederhana)
Dan Value Engineering

Perancangan Alat
Hasbi Assiddiqi, Dira
Pemotong Mata Bibit
Ernawati, Kinanty Alat Pemotong
5. Tebu Dengan Metode -  - -
Resmi Hayati Mata Bibit Tebu
Value Engineering
(2018)

Rancang Bangun Ulang


Alat Panen Sarang Alat Panen
Walet Menggunakan Sarang Burung
Yulius Robet Metode Quality
6.
(2021)
Walet Rumah    
Function Deployment Burung Walet
dan Value Engineering Bapak
Dengan Pendekatan
Daniel Seden
Antropometri
Tabel 2.2 Posisi Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi Penelitian berisikan penjelasan metode yang digunakan dalam
pengerjaan penelitian. Metodologi penelitian ini terdiri dari objek penelitian dan
flowchart penelitian.

3.1 Objek Penelitian


Penelitian digambarkan pada flowchart atau alur penelitian secara
mendetail tahap penyelesaian metode yang akan digunakan. Objek penelitian
dilakukan terhadap alat panen sarang burung walet dan petani budidaya burung
walet di Dusun Sebude, Desa Kuala Rosan, Kecamatan Meliau, Kabupaten
Sanggau.
3.2 Flowchart Penelitian
Flowchart pada penelitian ini menguraikan tahapan yang dijalankan mulai
dari pendahuluan sampai dengan kesimpulan penelitian ditunjukan pada Gambar
3.1:

24
25

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian


26

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian (lanjutan)


27

Berikut merupakan penjelasan dari flowchart penelitian yang dilakukan.


3.2.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
pencatatan langsung dilapangan terhadap sebuah objek yang akan diamati apakah
sesuai dengan penelitian yang dilakukan atau tidak. Pada studi pendahuluan ini
dilakukannya pengamatan terhadap alat panen yang digunakan dalam proses
pemanenan sarang burung walet serta wawancara langsung dan pengambilan
gambar objek rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden yang beralamat
pada Dusun Sebude, Desa Kuala Rosan.
3.2.2 Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan guna memperluas tinjauan pada materi sebelum
dilakukan penelitian lebih lanjut. Teori-teori yang digunakan bersumber dari
buku-buku, jurnal penelitian, skripsi dan referansi lainnya yang berkaitan dengan
penelitian. Studi literatur meliputi metode ergonomi yang merupakan disiplin
keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan,
antropometri yang dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia, quality function deployment (QFD)
digunakan untuk mengembangkan kualitas desain yang bertujuan untuk
memuaskan konsumen yang kemudian menerjemahkan permintaan konsumen
menjadi target desain dan poin utama kualitas jaminan untuk digunakan di seluruh
tahap produksi, diagram function system analysis technique (FAST) yang
digunakan untuk memahami fungsi mana yang memberikan kesempatan terbaik
untuk dihilangkan atau diperbaiki guna memberikan value pada suatu produk dan
value engineering yang gunakan untuk mengidentifikasi value suatu produk atau
jasa untuk mengembangkan fungsi tersebut pada biaya yang lebih murah dan
penelitian terdahulu yang merupakan penelitian disajikan karena memiliki
keterkaitan dan posisi penelitian.
28

3.2.3 Pengumpulan Data


a. Quality Function Deployment (QFD)
Data quality function deployment (QFD) yang diambil yaitu
dengan mengidentifikasi kebutuhan para petani untuk mendapatkan
prioritas kebutuhan terhadap alat panen sarang burung walet yang
dituangkan kedalam kuesioner. Kebutuhan para petani akan alat panen
sarang burung walet diterjemahkan kedalam atribut produk, yang akan
disebarkan dalam kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan akan
alat panen tersebut.
b. Antropometri
Pengumpulan data antropometri dilakukan secara populasi dengan
melakukan pengukuran data antropometri tangan dan postur tubuh para
pateni budidaya walet di Dusun Sebude, Desa Kuala Rosan. Data
antropometri yang diambil menyesuaikan dengan variabel-variabel
antropometri pada rancang bangun ulang alat panen sarang burung walet,
yang meliputi tinggi badan, jangkauan tangan keatas menggengam,
diameter genggaman ibu jari ke telunjuk, lebar tangan menggenggaman
Alat yang digunakan yaitu, meteran kain, pengaris atau mistar,
lembar kuesioner dan kamera. Data antropometri yang diambil yaitu petani
budidaya walet yang berjumlah 4 orang dengan rantang umur 32 – 57
tahun.

3.2.4 Pengolahan Data


a. Quality Function Deployment (QFD)
1) Customer Requirement (Kebutuhan Konsumen)
Customer requirement atau identifikasi akan kebutuhan konsumen
pada atribut dibagi menjadi dua yaitu kinerja yang baik dan nilai yang
baik pula.
2) Technical Requirement (Kebutuhan Teknik)
Technical requirement merupakan kebutuhan teknik ataupun
keinginan konsumen dimana masing-masing kebutuhan ini akan
diberikan perbaikan dan pengembangan yang mana akan bermanfaat
29

dalam menentukan korelasi antara kebutuhan teknik dan target. Arahan


perbaikan dan pengembangan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) ↑ ≈ simbol ini menandakan kebutuhan teknik yang akan


meningkatkan kepuasan konsumen apabila ditingkatkan.
b) ↓ ≈ simbol ini menandakan kebutuhan teknik yang akan
meningkatkan kepuasan konsumen apabila diturunkan.
c) Օ ≈ simbol ini menandakan kebutuhan teknik yang akan
meningkatkan kepuasan konsumen apabila terdapat pada target atau
jangkauan nilai tertentu.
3) Planning Matrix (Matriks Perencanaan)
Planning matrix atau matrik perencanaan dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu tingkat kepentingan atribut yang berdasarkan skala 1 – 5,
tingkat kepuasan produk lama berdasarkan skala 1 – 5, rasio perbaikan,
nilai sales point, menghitung raw weight dan menghitung normalized
raw weight.
a. Improvement Rasio (Rasio Perbaikan)
Improvement ratio atau rasio perbaikan merupakan analogi antara
sasaran yang dicapai akan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk
lama. Rumus yang digunakan untuk menghitung improvement ratio
yaitu:
Goal
Rasio perbaikan ¿
Rata−rata tingkat kepuasan produk lama
3.1
Keterangan:
Goal merupakan tingkat kepuasan yang ingin dicapai dalam
melakukan penelitian, tingkat kepuasan diterapkan menggunakan skala
yaitu 1-5.
b. Sales Point
Sales point merupakan teknik yang digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar nilai suatu atribut kebutuhan pelanggan jika terpenuhi
dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Nilai sales point terbagi
menjadi tiga, yaitu:
30

a) 1 = tidak memenuhi konsumen.


b) 1,2 = cukup memenuhi kebutuhan konsumen.
c) 1,5 = sangat memenuhi kebutuhan konsumen.

c. Raw Weight (Bobot Mentah)


Raw weight atau perhitungan bobot merah yang merupakan model
nilai dari keseluruhan kepentingan terhadap setiap kebutuhan
pelanggan. Rumus yang digunakan untuk menghitung raw weight
yaitu:
Raw Weight=Rata−Rata Tingkat Keinginan x Rasio Perbaikan x Sales Poin t
3.2
d. Normalized Raw Weight (Bobot Mentah Normal)
Normalized raw weight atau perhitungan bobot merah normal
merupakan persentase dari raw weight pada masing-masing atribut
pada produk. Rumus yang digunakan dalam menghitung normalized
raw weight yaitu:

Normalized Raw Weight = ( TotalRawRawWeight


Weight )
x 100 %

3.3
e. Interrelationship Matrix (Hubungan Antara Kebutuhan Teknik
dengan Keinginan Konsumen)
Interrelationship matrix atau matriks hubungan antar kebutuhan
teknik merupakan tahapan pembandingan antar hubungan kebutuhan
teknik dan kebutuhan pelanggan. Ada 4 tipe hubungan yang digunakan
dalam interrelationship matrix yaitu:
a) (●) ≈ Tingkat hubungan kuat nilai 9
b) (Օ) ≈ Tingkat hubungan sedang nilai 3
c) (∆) ≈ Tingkat hubungan lemah nilai 1
d) ( ) ≈ Tidak ada hubungan nilai 0

f. Requirement Priority (Prioritas Kebutuhan)


31

Requirement priority atau prioritas kebutuhan yang merupakan


patokan untuk merancang produk, terdapat prioritas kebutuhan pada
tahap ini yang terdiri dari nilai absolute importance dan relative
importance.
a) Absolute Importance = ∑ Bpi x Hi 3.4
Keterangan:
Bpi = Kepentingan relatif (bobot atau normalisasi bobot) atribut
yang memiliki hubungan dengan atribut kebutuhan proses.
Hi = Nilai hubungan atau interaksi antara atribut pada produk
yang diinginkan dengan kebutuhan proses.

b) Relative Importance = ( TotalAbsolute


Absolute Importance )
Importance
x 100 %

3.5
c) House of Quality (HOQ)
House of quality (rumah kualitas) dibuat dimana inputnya
berdasarkan atribut dan tingkat kepentigan atribut yang didapatkan
dari hasil identifikasi kebutuhan pengguna.
b. Value Engineering
1) Analisa Fungsi
Analisa fungsi digunakan untuk mengembangkan atau
menentukan daerah yang menguntungkan untuk dilakukan analisa lebih
lanjut. Analisa fungsi menggunakan diagram yang terdapat pada metode
function analysis system technique (FAST). Analisis fungsi ini disajikan
dengan menyiapkan daftar fungsi-fungsi dari atribut dengan
menggunakan definisi dua kata seperti yang telah diterapkan pada
analisa fungsi yang sesuai dengan customer requirement pada metode
quality function deployment (QFD) sebelumnya, dan menuliskan setiap
fungsi kemudian menentukan posisi fungsi utama, fungsi tertinggi,
fungsi terendah, dan fungsi sekunder yang diinginkan sesuai dengan
desain requirement. Ruang lingkup masalah pada metode ini
masing masing berbatasan dengan fungsi tingkat tinggi dan fungsi
tingkat rendah. Penyusunan fungsi fungsi dalam diagram FAST
32

dilakukan dengan menggunakan dua buah pertanyaan yaitu bagaimana


(How) dan mengapa (Why). Dilakukan juga perbandingan dan analisa
terhadap produk alat panen sarang burung walet lama agar diketahui
kelemahan dan kelebihannya.
2) Tahap Kreatif
Tahap kreatif ini merupakan tahapan yang digunakan untuk
mencari berbagai alternatif dengan fungsi yang menguntungkan pada
alat panen sarang burung walet agar dapat menghasilkan produk yang
inovatif yang sesuai dengan hasil pada diagram function analysis
system technique (FAST). Tahap ini juga bertujuan meneliminasi atribut
dari produk dengan nilai yang rendah.

3) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap yang digunakan untuk
memperhitungkan value pada masing-masing alternatif yang ada
didasarkan pada perbandingan nilai function dan cost. Function atau
fungsi ditentukan menilai alternatif pada produk menggunakan skala
likert yang didasarkan pada atribut yang ada pada alat panen sarang
burung walet. Nilai yang digunakan pada function didapatkan dari
hasil perkalian antara nilai alternatif untuk setiap atribut dengan
weight dari atribut yang ada. Rumus yang digunakan dalam
menghitung function dan cost, yaitu:
Function
Nilai (Value) = 3.6
Cost
F0
V 0= =1 3.7
C0

V 0=V n

F 0 Fn
=
C0 Cn
33

Fn . C 0
C’n =
F0
Keterangan :
Vo : Value awal
Vn : Value alternatif produk
Fo : Function desain awal
Fn : Function alternatif produk
Co : Biaya desain awal
Cn : Biaya alternatif produk
C’n : Nilai performansi dalam rupiah
Nilai cost untuk masing-masing alternatif dihitung berdasarkan
biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan alat panen sarang
burung walet. Nilai function dan cost didapatkan selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai value dari masing-masing alternatif dengan cara
membandingkan nilai function dan cost. Nilai dengan value tertinggi
akan dipilih untuk dikembangkan.
4) Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan atau pembuatan prototipe dikerjakan
bedasarkan hasil dari pembobotan pada house of quality dengan nilai
value terpilih.
c. Antropometri
Pengolahan data dilakukan pada data antropometri para petani
budidaya walet dimana diakukan penetuan data antropometri dan
penentuan persentil. Data dapat di olah secara manual ataupun otomatis
dengan bantuan software Microsoft Exel. Persentil merupakan suatu nilai
tertentu yang menunjukan persentase dari orang. Persentil dapat digunakan
dalam perancangan guna menentukan rentang suatu ukuran yang dipakai
pada produk sehingga produk sesuai dengan ukuran tubuh manusia.
Berikut ini merupakan cara dari perhitungan persentil.
Tabel 3.1 Rumus Perhitungan Persentil
Persentil Perhitungan
1st X̅ - 2,325 x SD
2,5th X̅ - 1,96 x SD
5th X̅ - 1,645 x SD
34

10th X̅ - 1,28 x SD
50th X̅
90th X̅ + 1,28 x SD
95th X̅ + 1,645 x SD
97,5th X̅ + 1,96 x SD
99th X̅ + 2,325 x SD

3.2.5 Pembuatan Rancangan Awal Produk dan Proses Rancang Bangun


Rancangan awal dilakukan dengan cara mengambarkan produk berupa alat
panen sarang burung walet, dimana bentuk serta spesifikasi pada gambar sesuai
dengan ukuran yang telah diperoleh dari pengolahan data dan berdasarkan konsep
yang telah dibuat sebelumnya.
Proses rancang bangun pembuatan prototipe alat panen sarang burung walet
ini dimulai dengan pembuatan mata panen yang bentuk dan ukurannya
menyesuaikan ukuran yang telah ditentukan pada proses pengolahaan data yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produk dapat mewakili tingkat ergonomi
serta mempertimbangkan metode quality function deployment (QFD) dan value
engineering.
3.2.6 Pengujian Produk
Produk pengujian produk dilakukan secara langsung dengan proses
pemanenan sarang burung walet untuk mengetahui apakah produk memenuhi
kebutuhan para petani. Dari pengujian prototipe alat panen sarang walet ini dapat
diketahui kekurangan dari prototipe alat panen walet yang telah dibuat.

3.2.7 Analisis Hasil


Analisis hasil pengolahan data dengan menggunakan metode quality
function deployment (QFD) dan value engineering pada rancang bangun ulang
alat panen sarang burung walet dianalisis pada tahap ini dan mengintervensikan
produk yang dibuat apakah telah memenuhi aspek yang telah ditentukan.

3.2.8 Kesimpulan dan Saran


Penyusunan kesimpulan guna menjawab rumusan masalah pada penelitian
ini berdasarkan pembahasan pada pengolahan data yang merupakan tahap akhir
dalam penelitian. Pemberian saran oleh peneliti kepada penelitian lanjutan
mengenai kekurangan dalam penelitian yang telah dijalankan pada redesain alat
35

panen sarang walet menggunakan quality function deployment (QFD) dan value
engineering dengan pendekatan antropometri.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan pengumpulan data hasil wawancara dan kuesioner,
pengolahan data menggunakan metode quality function deployment,
functional analysis technique, value engineering, ukuran yang digunakan
dalam desain menggunakan data antropometri beserta perancangan tingkat
sistem, perancangan rinci dan pengujian alat panen sarang walet.

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati alat panen sarang burung
walet, menyebarkan kuesioner, mengumpulkan hasil kuesioner dan pengukuran
dimensi tangan para petani budidaya sarang burung walet sebagai data
antropometri yang digunakan dalam perancangan desain.
4.1.1 Data Dimensi Tubuh yang digunakan
Data dimensi tubuh yang digunakan dalam proses rancang bangun
ulang alat panen sarang burung walet ialah sebagai berikut:
a. Tinggi Badan
Dimensi tinggi badan ini digunakan dalam menentukan ukuran panjang
dari alat panen sarang burung walet.
b. Diameter genggaman maksimal
Dimensi diameter genggaman maksinal digunakan untuk mengetahui
kenyamanan genggaman.
c. Lebar tangan menggenggam
Dimensi lebar tangan menggenggam digunakan untuk menentukan
panjang pegangan.

Data dimensi tangan didapat dari hasil pengukuran dimensi tangan


para petani budidaya sarang burung walet pada rumah burung walet
(RBW) milik Bapak Daniel Seden, berikut ialah data lengkap hasil
pengukuran dimensi tubuh petani.

36
37

Tabel 4.1 Data Dimensi Tubuh Petani


Diameter Lebar
Tinggi
Nama Genggaman Tangan
Badan
Maksimal Menggengam
Vinsensius Uding 166 cm 3.5 cm 10 cm
Elbi Supandi 170 cm 3 cm 9 cm
Hendrikus Aurmugan 173 cm 3.2 cm 10 cm
Daniel Seden 164 cm 3 cm 11 cm

4.1.2 Penentuan Atribut


Menentukan komponen didalam kuesioner penelitan menggunakan
penentuan atribut, kuesioner penelitian bersifat terbuka. Selanjutnya kuesioner
ini disebarkan kepada para petani budidaya walet rumah burung walet (RBW)
Bapak Daniel Seden. Berikut ini merupakan atribut yang digunakan dalam
kuesioner.
Tabel 4.2 Penentuan atribut

No Atribut

1 Material mata pisau tidak mudah tumpul


2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh ke lantai

Berdasarkan data atribut pada tabel diatas maka atribut dapat


dikategorikan dalam beberapa kelompok yaitu performa, desain dan ketahanan.
Pengelompokan atribut dalam desain dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Atribut Performa

No Atribut

1 Material mata pisau tidak mudah tumpul


2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
38

1. Material mata pisau tidak mudah tumpul


Atribut ini gunakan untuk mengetahui penting atau tidak mengubah
material mata pisau menggunakan bahan yang lebih baik sehingga tidak
mudah tumpul saat proses panen dilakukan.
2. Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
Atribut ini bertujuan untuk mengetahui penting atau tidaknya ukuran
diameter gagang optimal dan penambahan hand-grip dengan
memperhitungkan antropometri yang berguna meminimalisir gagang licin
terkena keringat saat proses panen dilakukan.
Tabel 4.4 Atribut Ketahanan

No Atribut

3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut

3. Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut


Atribut ini bertujuan untuk mengetahui apakah penting atau tidak
memodifikasi mata pisau pada alat panen sehingga dapat digunakan untuk
proses panen area sudut.
Tabel 4.5 Atribut Desain

No Atribut

4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa


5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh ke lantai

4. Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa


Atribut ini bertujuan untuk mengetahui penting atau tidak membuat gagang
alat panen yang dapat disesuaikan panjangnya sehingga memudahkan
mobilitas petani saat proses panen dilakukan.
5. Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
Atribut ini bertujuan untuk penting atau tidak melakukan penambahan alat
berupa lampu pada cermin guna untuk melihat kondisi sarang walet apakah
siap dipanen atau tidak.
39

6. Sarang walet yang dipanen tidak jatuh ke lantai


Atribut ini bertujuan untuk mengetahui penting atau tidak penambahan
keranjang pada gagang diaplikasikan sehingga dapat menampung sarang
burung walet (SBW) saat proses panen dilakukan dan sarang tidak jatuh
langsung terkena lantai.
4.1.3 Pembuatan Kuesioner
Pembuatan kuesioner dilakukan setelah atribut-atribut selesai ditentukan,
kuesioner dibuat guna mengetahui keluhan dan keinginan responden yang akan
dituangkan dalam perancangan produk. Berikut ini merupakan tabel kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.6 Kuesioner
Skala
No Atribut
1 2 3 4 5
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul

2 Gagang yang nyaman dan tidak licin


digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses
panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang
walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai

4.1.4 Pengumpulan Data Kuesioner


Pengumpulan data kuesioner dilakukan menggunakan metode Quality
Function Deployment yang terbagi menjadi dua jenis. Kuesioner tersebut yaitu
kuesioner tingkat kepuasan terhadap produk lama dan kuesioner tingkat
kepentingan dari alat panen sarang burung walet. Kuesioner menggunakan
metode Quality Function Deployment dilakukan pada tahap ini untuk
mengetahui kebutuhan para petani terhadap alat panen sarang burung walet.
Berikut merupakan hasil pengumpulan data tingkat kepentingan pada
atribut alat panen sarang burung walet (baru) yang direkapitulasi dalam tabel
seperti dibawah ini.
40

Tabel 4.7 Rekapitulasi Tingkat Kepentingan Produk Baru


Atribut
Responden
1 2 3 4 5 6
1 4 4 5 4 4 4
2 5 5 4 4 4 4
3 4 3 4 3 5 4
4 5 4 4 4 4 4

Tingkat kepuasan alat panen sarang burung walet (lama) yang biasa
digunakan oleh para petani pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel
Seden, dapat dilihat pada tabel ini bawah ini.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Produk Lama
Responde Atribut
n 1 2 3 4 5 6
1 2 2 2 2 2 2
2 1 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 1
4 1 1 2 2 2 2

4.2 Quality Function Deployment


Pengolahan data menggunakan metode Quality Function Deployment
didapatkan dari pengumpulan data yang akan digunakan untuk perhitungan pada
metode ini dan akan digunakan untuk membuat House of Quality (HOQ).
4.2.1 Penentuan Rata-Rata Tingkat Kepentingan Produk Baru
Berdasarkan hasil dari kuesioner pada survei yang telah dilakukan terhadap
4 responden maka diperoleh tingkat kepentingan dari 6 atribut yang mana
merupakan urutan dari prioritas petani walet pada saat melakukan penilaian
produk alat panen sarang burung walet. Penilaian yang diberikan dari 4 responden
dimulai dari nilai 1 yang artinya sangat tidak penting, nilai 2 yang artinya tidak
penting, nilai 3 yang artinya kurang penting, nilai 4 yang artinya penting, dan nilai
5 yang artinya sangat penting.
Hasil penilaian untuk 6 atribut menurut responden, maka dilakukan
perhitungan penjumlahan nilai atribut dan rata-rata tingkat kepentingan untuk
masing-masing atribut. Rumus perhitungan jumlah nilai atribut dan rata-rata
tingkat kepentingan adalah sebagai berikut.
41

Jumlah nilai atribut ke-i = Ʃ(nilai atribut ke-i)


Jumlah Nilai Atribut ke−i
Rata-rata tingkat kepentingan atribut ke-i =
n
Keterangan :
i = nomor atribut
n = jumlah responden
Contoh perhitungan untuk jumlah nilai atribut ke-1 dapat diperoleh sebagai
berikut:
Jumlah nilai atribut ke-1 = Ʃ(nilai atribut ke-1)
= 4+5+4+5
= 18
Jumlah Nilai Atribut ke−i
Rata-rata tingkat kepentingan ke-1 =
n
18
=
4
= 4,5

Dari contoh perhitungan di atas, maka dilakukan rekapitulasi data jumlah nilai
atribut dan rata-rata untuk tingkat kepentingan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepentingan Produk


Jumlah Rata-Rata
Jumlah
No Atribut Nilai Tingkat
Responden
Atribut Kepentingan
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4 18 4,5
Gagang yang nyaman dan tidak licin
2 4 16 4
digenggam
Mata pisau mampu digunakan untuk proses
3 4 17 4,3
panen area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 4 15 3,8
untuk dibawa
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang
5 4 17 4,3
walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
6 4 16 4
kelantai

4.2.2 Penentuan Rata- Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama


Berdasarkan hasil kuesioner dari survei yang telah dilakukan terhadap 4
responden maka dapat diperoleh data dari tingkat kepuasan dari 6 atribut yang
merupakan urutan dari prioritas petani walet pada saat melakukan penilaian
42

produk alat panen sarang burung walet. Penilaian yang diberikan dari 4
responden dimulai dari nilai 1 yang artinya sangat tidak puas, nilai 2 yang artinya
tidak puas, nilai 3 yang artinya kurang puas, nilai 4 yang artinya puas, dan nilai 5
yang artinya sangat puas. Dari hasil penilaian 6 atribut menurut responden, maka
dilakukan perhitungan penjumlahan nilai atribut dan rata-rata tingkat kepuasan
untuk masing-masing atribut. Rumus perhitungan jumlah nilai atribut dan rata-
rata tingkat kepuasan adalah sebagai berikut.
Jumlah nilai atribut ke-i = Ʃ(nilai atribut ke-i)
Jumlah Nilai Atribut ke−i
Rata-rata tingkat kepuasan atribut ke-i =
n
Keterangan :
i = nomor atribut
n = jumlah responden
Contoh perhitungan untuk jumlah nilai atribut ke-1 dapat diperoleh sebagai
berikut:
Jumlah nilai atribut ke-1 = Ʃ(nilai atribut ke-1)
= 2+1+2+1
=6
Jumlah Nilai Atribut ke−i
Rata-rata tingkat kepuasan ke-1 =
n
6
= 4 = 1,5

Dari contoh perhitungan di atas, maka dilakukan rekapitulasi data jumlah atribut
dan rata-rata untuk tingkat kepuasan akan produk lama ke dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama
Jumlah Rata-Rata
Jumlah
No Atribut Nilai Tingkat
Responden
Atribut Kepuasan
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4 6 1,5
Gagang yang nyaman dan tidak licin
2 4 8 2
digenggam
Mata pisau mampu digunakan untuk proses
3 4 8 2
panen area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 4 8 2
untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang 4 8 2
43

walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
6 4 7 1,8
kelantai

4.2.3 Matriks Perencanaan


Perencanaan dan perancangan produk dapat ditentukan dengan cara membuat
matriks perencanaan dimana dalam penyusunannya terdapat tahapan-tahapan
sebagai berikut :
a. Tingkat kepentingan
Tahap ini peneliti melakukan perhitungan rata-rata terhadap tingkat
kepentingan atribut dan rekapitulasi perhitungan kepentingan rata-rata yang
telah dinilai dan dapat dilihat pada tabel 4.9.
b. Tingkat Kepuasan Produk Lama
Tahap kedua ini peneliti melakukan perhitungan rata-rata terhadap tingkat
Kepuasan Produk Lama yaitu alat panen sarang burung walet atau kapi yang
atributnya telah dinilai oleh para petani dan dapat dilihat pada tabel 4.10.
c. Nilai Target
Pada nilai target ini peneliti melakukan penilaian pada atribut yang akan
dirancang dengan melihat perbandingan nilai rata-rata tingkat kepentingan
dan tingkat kepuasan terhadap produk lama, dari masing-masing atribut pada
alat panen sarang burung walet atau kapi maka dipilihlah nilai yang terbesar
dari rata-rata. Penentuan nilai target setiap atribut dapat dilihat pada berikut.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Target

No Atribut Nilai Target

1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4,5


2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 4
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 4,3
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 3,8
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 4,3
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 4

d. Rasio Perbaikan
Rasio perbaikan dilakukan untuk menentukkan seberapa besar usaha peneliti
dalam memperbaiki kualitas yang akan diproduksi. Rasio perbaikan
44

didapatkan dengan cara membandingkan nilai target dengan nilai rata-rata


tingkat kepuasan produk. Jika rasio memiliki nilai antara 0-1 maka peneliti
tidak perlu melakukan perbaikan pada atribut dalam menambah kepuasan
konsumen, sedangkan rasio yang bernilai lebih besar dari satu (<1) maka
peneliti perlu meningkatkan kualitas atribut pada produk tersebut.
Perhitungan rasio perbaikan dan contoh dalam perhitungannya dapat dilihat
pada contoh dibawah ini.
Rasio perbaikan =
Nilai Target atribut ke−i
Rata−Rata Tingkat Kepuasan Produk Lama atribut ke−i

4,5
Rasio perbaikan= =3
1,5
Perhitungan rasio perbaikan pada masing-masing atribut dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.12 Rekapitulasi Arah Rasio Perbaikan

Rasio
No Atribut
Perbaikan

1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 3.0


2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 2.0
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 2.2
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 1.9
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 2.2
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 2.3

e. Sales point
Sales point digunakan dalam menentukan nilai tinggi-rendahnya pengaruh
suatu atribut terhadap tingkat keunggulan produk. Nilai sales point yang telah
ditentukan peneliti pada setiap atribut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Nilai Sales Point

Nilai
No Atribut Sales
Point
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 1,5
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 1,5
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 1,2
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 1,5
45

5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 1,5


6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 1,5
Jumlah 8.7

Keterangan:
1 = Memiliki pengaruh nilai yang rendah/lemah
1,2 = Memiliki nilai yang sedang
1,5 = Memiliki nilai pengaruh yang tinggi

f. Raw Weight
Raw Weight adalah bobot pada atribut yang merupakan perkalian dari faktor
tingkat kepentingan, rasio perbaikan dan sales point. Raw weight menunjukan
seberapa besar perbaikan yang dilakukan terhadap produk. Rumus dan contoh
perhitungan dalam mencari raw weight adalah sebagai berikut.
Raw Weight = Rata-rata tingkat kepentingan x Rasio perbaikan x Sales point
Raw Weight = 4,5 x 3 x 1,5 = 20,3

Tabel 4.14 Rekapitulasi perhitungan raw weight


Raw
N Rasio Sales
Atribut RRTK Weigh
o Perbaikan Point
t
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4.5 3 1,5 20.3
Gagang yang nyaman dan tidak licin
2 4 2 1,5 12
digenggam
Mata pisau mampu digunakan untuk
3 4.3 2.2 1,2 11.4
proses panen area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 3.8 1.9 1,5 10.8
untuk dibawa
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang
5 4.3 2.2 1,5 14.2
walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
6 4 2.3 1,5 13.8
kelantai
Jumlah 24,9 13,6 8,7 82,4

g. Normalized Raw Weight


Normalized Raw Weight merupakan nilai persentase dari bobot pada masing-
masing atribut dalam produk yang akan dibuat/dirancang, mengukur
kebutuhan petani dan menetapkan tujuan-tujuan performansi dari petani
budidaya walet. Normalized Raw Weight dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
46

Raw Weight Atribut ke−i


NRW atribut ke – i =
∑ Raw Weight

Dari tahapan diatas maka dapat dibuat matriks perencanaan sebagai berikut
Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Normalized Raw Weight
Nomalized
N Raw
Atribut Raw Weight
o Weight
(%)
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 20.3 24.6%
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 12 14.6%
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 11.4 13.8%
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 10.8 13.1%
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 14.2 17.2%
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 13.8 16.7%
Jumlah 82,4 100%

Dari tahapan diatas maka dapat dibuat matriks perencanaan seperti pada tabel
4.16 dibawah ini :

Tabel 4.16 Matrik Perencanaan


Kepentingan
Nilai Target

Normalisasi
Bobot (%)
Perbaikan

Rata-Rata
Tingkat

Bobot
Rasio

   
No Atribut
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 4.5 3 4.5 20.3 24.6%
Gagang yang nyaman dan tidak licin
2 4 2 4 12 14.6%
digenggam
Mata pisau mampu digunakan untuk proses
3 4.3 2.2 4.3 11.4 13.8%
panen area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 3.8 1.9 3.8 10.8 13.1%
untuk dibawa
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang
5 4.3 2.2 4.3 14.2 17.2%
walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
6 4 2.3 4 13.8 16.7%
kelantai
Jumlah 24,9 13,6 24.,9 82,4 100%

4.2.4 Penentuan Respon Teknis


Penentuan respon teknis merupakan terjemahan dari keinginan petani
budaya walet akan hal-hal yang diinginkan untuk ditambahkan pada rancangan
alat panen sarang burung walet, berikut ialah kebutuhan teknik setiap atribut
pada rancangan alat panen sarang burung walet.
47
48

Tabel 4.17 Penentuan Respon Teknis

N
Atribut Respon Teknis
o
Material mata pisau menggunakan bahan
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
stainless steel sehingga tidak mudah tumpul
Gagang yang nyaman dan tidak licin Pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan
2
digenggam genggaman dan penambahan hand grip
Mata pisau mampu digunakan untuk proses Mata pisau dibuat menyesuaikan area sudut
3
panen area sudut siku papan sirip rumah burung walet (RBW)
Gagang dapat diatur panjang-pendeknya
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah
4 (adjustable) dan mudah untuk dibawa naik
untuk dibawa
turun lantai
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang Penambahan lampu pada cermin untuk melihat
5
walet kondisi sarang walet
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh Penambahan keranjang pada gagang untuk
6
kelantai menampung sarang walet saat proses panen

Respon teknis selesai ditentukan maka diperlukan keterangan arah


perubahan dari respon teknis akan pemenuhan kepuasan petani. Terdapat tiga
keterangan perubahan respon teknis, sebagaimana dijabarkan di bawah ini, yaitu:

1. Simbol , artinya respon teknis tersebut dapat meningkatkan kepuasan


konsumen terhadap produk apabila respon teknis tersebut ditingkatkan.
2. Simbol , artinya respon teknis tersebut dapat meningkatkan kepuasan
konsumen terhadap produk apabila respon teknis tersebut diturunkan.
3. Simbol o, artinya respon teknis tersebut dapat meningkatkan kepuasan
konsumen terhadap produk apabila respon teknis tersebut memiliki suatu
ukuran nilai tertentu.
Tabel 4.18 Penentuan Arah Respon Teknis

No Atribut Arah Respon Teknis

1 Material mata pisau tidak mudah tumpul 


2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut o
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 
49

4.2.5 Matriks Interaksi


Matriks interaksi merupakan bagian inti dari proses penyusunan House of
Quality yang menunjukkan adanya hubungan antara respon teknis dan atribut
produk. Hubungan dalam matriks interaksi ditunjukkan dalam tiga simbol di
bawah ini yaitu sebagai berikut:
(●) ≈ Tingkat hubungan kuat dengan nilai 9
(Օ) ≈ Tingkat hubungan sedang dengan nilai 3
(∆) ≈ Tingkat hubungan lemah dengan nilai 1
( ) ≈ Tidak ada hubungan dengan nilai 0
Dari seluruh data yang telah diperoleh, maka dapat dilakukan penyusunan
bagian inti dari house of quality yaitu matriks interaksi seperti pada tabel di
bawah ini.
Desain
Performa

Ketahanan
Customer Requirement

Material mata pisau tidak mudah tumpul

Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai


Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam

Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa


Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
Technical Requirement

4
4

4.3
3.8
4.3
4.5

Customer Importance

  Material mata pisau menggunakan bahan


 
 
 
 

stainless steel sehingga tidak mudah


tumpul
Tabel 4.19 Daftar Matrik Interaksi

Pengoptimalan ukuran gagang


 
 
 
 
 

menyesuaikan genggaman dan


penambahan hand grip

Mata pisau dibuat menyesuaikan area


 
 
 
 
 

sudut siku papan sirip rumah burung


walet (RBW)

Gagang dapat diatur panjang- pendeknya


 
 
 
 
 

(adjustable) dan mudah dibawa naik turun


lantai

Penambahan lampu pada cermin untuk


 
 
 
 
 

melihat kondisi ssarang

Penambahan keranjang pada gagang


50

 
 
 
 
 

untuk menampung sarang saat proses


panen
51

4.2.6 Interaksi Antar Respon Teknik


Interaksi antar respon teknik dapat bersifat positif dan negatif. Hubungan
positif menunjukkan bahwa interaksi respon teknis searah, yakni apabila suatu
respon teknis yang lain. Interaksi antar respon teknis terdiri dari 4 jenis penilaian,
antara lain:
1. Hubungan searah positif yang sangat kuat, disimbolkan dengan ⊕
2. Hubungan searah positif, tetapi sifatnya lebih lemah disimbolkan dengan +
3. Hubungan berlawanan negatif, bersifat lebih lemah disimbolkan dengan –
4. Hubungan berlawanan negatif, bersifat lebih kuat disimbolkan dengan ⊖
Berdasarkan penjelasan di atas, maka interaksi antar respon teknis untuk
perancangan produk alat panen sarang burung walet dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
52

menyesuaikan genggaman dan


Pengoptimalan ukuran gagang

menyesuaikan area sudut siku


menggunakan bahan stainless

Gagang dapat diatur panjang-

cermin untuk melihat kondisi

Penambahan keranjang pada


pendeknya (adjustable) dan
steel sehingga tidak mudah

gagang untuk menampung


papan sirip rumah burung

mudah dibawa naik turun

Penambahan lampu pada

sarang saat proses panen


penambahan hand grip
Material mata pisau

Mata pisau dibuat


 

walet (RBW)
tumpul

sarang
lantai
Material mata pisau
menggunakan bahan
stainless steel sehingga      +      
tidak mudah tumpul

Pengoptimalan ukuran
gagang menyesuaikan
genggaman dan        +    +
penambahan hand grip

Mata pisau dibuat


menyesuaikan area sudut
siku papan sirip rumah  +        
burung walet (RBW)

Gagang dapat diatur


panjang-pendeknya
(adjustable) dan mudah    +      
dibawa naik turun lantai
Penambahan lampu pada
cermin untuk melihat            ⊕
kondisi sarang
Penambahan keranjang
pada gagang untuk
menampung sarang saat   +       ⊕  
proses panen
Tabel 4.20 Daftar Interaksi Antar Respon Teknik
53

4.2.7 Prioritas Kebutuhan (Requirement Priorities)


Prioritas kebutuhan merupakan petunjuk dalam merancang dan
mengembangkan alat panen sarang walet dengan urutan prioritas, prioritas
kebutuhan terdiri dari nilai absolute importance dan relative importance.
1. Perhitungan absolute importance
Berikut ialah contoh perhitungan absolute importance untuk kebutuhan
teknik pada baris material mata pisau menggunakan bahan stainless steel
sehingga tidak mudah tumpul :
Absolute importance = ∑ BPi x Hi
Absolute importance = (9 x 4,5)
Absolute importance = 40,5
Nilai 9 didapat dari tingkat hubungan kuat pada HOQ yang menunjukan
simbol titik bulat hitam, dan 4,5 merupakan nilai dari rata-rata atribut yang
memiliki respon teknis yang sama antar atribut lain.
2. Perhitungan relative importance
Berikut ialah contoh perhitungan relative importance untuk kebutuhan teknik
pada baris material mata pisau menggunakan bahan stainless steel sehingga
tidak mudah tumpul:
Relative importance ¿ ¿) x100%
Relative importance = ( 40,5 / 224,1 ) x 100% ≈ 18,1
Berikut merupakan rekapitulasi dari hasil perhitungan absolute importance
dan relative importance pada alat panen sarang burung walet.
Tabel 4.21 Daftar Prioritas Kebutuhan
Nilai
Nilai
Relative Urutan
Kebutuhan Teknik Absolute
Importanc Prioritas
Importance
e (%)
Material mata pisau menggunakan bahan stainless steel
40.5 18.1 1
sehingga tidak mudah tumpul
Pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan genggaman dan
36 16.1 4
penambahan hand grip
Mata pisau dibuat menyesuaikan area sudut siku papan sirip
38.7 17.3 2
rumah burung walet (RBW)
Gagang dapat diatur panjang-pendeknya (adjustable) dan
34.2 15.3 6
mudah dibawa naik turun lantai
Penambahan lampu pada cermin untuk melihat kondisi sarang 38.7 17.3 3
Penambahan keranjang pada gagang untuk menampung
36 16.1 5
sarang saat proses panen
54

4.2.8 House of Quality (HOQ)


Gambar 4.1 House of Quality Alat Panen Sarang Walet
55

4.3 Value Engineering


Pengolahan data menggunakan metode value engineering dimulai
dari tahap informasi, analisis, kreatif, dan evaluasi. Dimana data awal pada
tahap informasi didapatkan dari tahap yang ada pada metode quality
function deployment yang telah dilakukan sebelumnya.
4.3.1 Tahap Informasi
Pada tahap informasi pengumpulan data dilakukan berupa kebutuhan dan
prioritas kebutuhan dari para petani budidaya sarang burung walet. Informasi
mengenai kebutuhan para petani diperoleh dari tahap quality function
deployment berupa data nomalized raw weight yang digunakan sebagai penentu
bobot pada prioritas atribut produk dan nilai data relative importance digunakan
sebagai penentu prioritass respon teknis produk. Dibawah ini merupakan
kebutuhan dari para petani yang didapatkan dari metode quality function
deployment.
Tabel 4.23 Prioritas Atribut Produk

Atribut Weight (%)

Material mata pisau tidak mudah tumpul 24,6%


Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 17,2%
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 16,7%
Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 14,6%
Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut 13,8%
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 13,1%

Tabel 4.24 Prioritas Respon Teknis Produk

Respon Teknis Weight (%)

Material mata pisau menggunakan bahan stainless steel sehingga


18,1%
tidak mudah tumpul
Mata pisau dibuat menyesuaikan area sudut siku papan sirip rumah
17,3%
burung walet (RBW)
Penambahan lampu pada cermin untuk melihat kondisi sarang 17,3%
Pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan genggaman dan
16,1%
penambahan hand grip
Penambahan keranjang pada gagang untuk menampung sarang saat
16,1%
proses panen
Gagang dapat diatur panjang-pendeknya (adjustable) dan mudah
15,3%
dibawa naik turun lantai
56

Pada tahap informasi ini atribut dan respon teknis yang memiliki nilai
bobot (weight) lebih dari atau sama dengan 10% memiliki prioritas untuk
dilanjutkan dalam tahap analisis.
Atribut yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 10%
meliputi material mata pisau tidak mudah tumpul, kemampuan untuk
melihat kondisi sarang walet, sarang walet yang dipanen tidak jatuh
kelantai, gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam, mata pisau
mampu digunakan untuk proses panen area sudut dan alat panen dapat
disesuaikan dan mudah untuk dibawa. Dan untuk respon teknis yang
memiliki weight lebih dari 10% adalah material mata pisau menggunakan
bahan stainless steel sehingga tidak mudah tumpul, mata pisau dibuat
menyesuaikan area sudut siku papan sirip rumah burung walet (RBW),
penambahan lampu pada cermin untuk melihat kondisi sarang,
pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan genggaman dan penambahan
hand grip, penambahan keranjang pada gagang untuk menampung sarang
saat proses panen, dan gagang dapat diatur panjang-pendeknya
(adjustable) dan mudah dibawa naik turun lantai.

4.3.2 Tahap Analisis


Tahap analisis merupakan tahap dimana fungsi-fungsi secara kritis
dari alat panen sarang burung walet diuraikan. Penguraian fungsi-fungsi
ini dilakukan menggunakan diagram FAST (Function Analysis System and
Technique). Menggunakan diagram FAST tingkat fungsi kritis dari alat
panen sarang burung walet diuraikan dari tingkat fungsi tertinggi hingga
tingkat fungsi terendah (highest order function, lowest order function).
Penggambaran diagram dari tingkat tertinggi hingga terendah
digambarkan mulai dari arah kiri hingga kanan. Penggambaran ini
diurutkan berdasarkan How-Why. Pada diagram FAST terdapat garis
putus-putus vertikal yang menunjukan batas dari proyek dan ruang lingkup
dari peneletian menggunakan value engineering.
Penggambaran diagram FAST mempertimbangkan respon teknis
dengan bobot (weight) lebih dari 10% yaitu material mata pisau
menggunakan bahan stainless steel sehingga tidak mudah tumpul, mata
57

pisau dibuat menyesuaikan area sudut siku papan sirip rumah burung walet
(RBW), penambahan lampu pada cermin untuk melihat kondisi sarang,
pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan genggaman dan penambahan
hand grip, penambahan keranjang pada gagang untuk menampung sarang
saat proses panen, dan gagang dapat diatur panjang-pendeknya
(adjustable) dan mudah dibawa naik turun lantai.
Penggambaran pada diagram FAST juga mempertimbangkan dari
sisi atribut produk yaitu material mata pisau tidak mudah tumpul,
kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet, sarang walet yang
dipanen tidak jatuh kelantai, gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam, mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
dan alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa.
Diagram FAST digunakan untuk menggambarkan alat panen
sarang burung walet secara spesifik guna meningkatkan kualitas teknis
dari produk. Fungsi alat diuraikan secara spesifik seperti pada tabel 4.25
untuk membantu perbaikan dalam proses peningkatan alat panen sarang
burung walet.
58

Gambar 4.2 Diagram FAST (Function Analysis System Technique)


57

Diagram FAST (Function Analysis System Technique) pada tabel 4.25


menunjukan beberapa tahap dan solusi dalam perancangan dan pengembangan
alat panen sarang burung walet. Tahap dan solusi dalam perancangan dan
pengembangan atribut pada alat yaitu penggunaan material stainless steel sebagai
pengganti material mata pisau, penambahan keranjang, penambahan lampu pada
cermin, penambahan hand grip pada gagang, mengubah diameter genggaman
pada gagang menjadi optimal dan mengubah gagang permanen menjadi
adjustable. Mekanisme penggunaan alat panen walet ini disesuaikan dengan
mekanisme yang telah ada. Diameter genggaman menyesuaikan data antropometri
ganggaman para petani. Penggunaan bahan untuk alat panen disesuaikan sehingga
dapat memenuhi kebutuhan para petani.

4.3.3 Tahap Kreatif


Tahap kreatif merupakan tahap dimana alternatif-alternatif dari alat panen
sarang burung walet dikembangkan. Pembuatan alternatif ini berdasarkan hasil
dari metode quality function deployment (QFD) dan diagram FAST yang
berfungsi sebagai penjabaran fungsi-fungsi kritis pada alat panen. Alternatif ini
dibuat berdasarkan pilihan-pilihan yang ada pada rancangan awal pada setiap
atribut dan material penyusunnya. Penyusun atribut dari alat panen sarang burung
walet memiliki beberapa alternatif yang akan ditunjukan pada morphology chart
pada tabel 4.26 dibawah ini.
Tabel 4.26 Morphology Chart
Alternatif Atribut
Komponen
1 2
Bentuk Mata Pisau Horizontal Segitiga
Material Mata Pisau Plat Besi Stainless Stell
Desain Gagang Permanen Adjustable
Material Gagang Kayu Stainless Stell
Material Hand Grip Karet
Bentuk Keranjang Kotak Tabung
Jenis Lampu Cermin Lampu Sorot LED

Berdasarkan morphology chart pada tabel 4.26 maka dapat dilakukan


pengembangan atribut alat panen sarang burung walet menjadi beberapa alternatif.
58

Pengembangan alternatif rancangan didasarkan pada pemilihan komponen alat


yang dapat ditingkatkan sehingga mendapatkan alternatif desain dari alat panen
sarang walet yang baik.
Ada 3 alternatif rancangan yang didapatkan dari alat panen sarang burung
walet. Alternatif-alternatif yang dibuat dalam perancangan ulang alat panen
sarang burung walet dapat dilihat pada tabel 4.27.

Tabel 4.27 Alternatif Atribut Alat Panen Sarang Burung Walet

Alternatif Keterangan
Konsep 1 Bentuk mata pisau segitiga, material mata pisau plat besi, desain gagang
permanen, material gagang kayu, material hand grip karet, bentuk keranjang
tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Konsep 2 Bentuk mata pisau segitiga, material mata pisau stainless stell, desain gagang
adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip karet, bentuk
keranjang kotak dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Konsep 3 Bentuk mata pisau horizontal, material mata pisau stainless stell, desain gagang
adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip karet, bentuk
keranjang tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED

4.3.4 Tahap Evaluasi


Tahap evaluasi merupakan tahap penilaian value dari masing-masing
konsep yang telah dibuat. Penilaian value dilakukan dengan menganalisis function
dan cost, menentukan nilai function dan cost dengan nilai A merupakan nilai
konsep terhadap masing-masing atribut dan W merupakan nilai weight untuk
masing-masing atribut. Nilai konsep didapat dari survei dengan skala likert 1-5.

𝐹𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = ∑(𝐴𝑖 𝑥 % 𝑊𝑖)

Penilaian pada tahap ini didasarkan pada nilai dari 3 konsep yang telah
dibuat pada tahap sebelumnya untuk setiap atribut. Penilaian diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu pemilik rumah burung walet
(RBW) Bapak Daniel Seden. Responden merupakan petani budidaya sarang
burung walet yang telah bekerja dibidangnya lebih dari 15 tahun. Responden juga
telah bekerja untuk membuat alat panen sarang burung walet (produk lama)
sehingga sangat memahami karakteristik dari alat panen.
59

Tabel 4.28 Penilaian Nilai Function Konsep


Skor Konsep
Atribut Weigh
t 1 2 3
Material mata pisau tidak mudah tumpul 24,6% 3 5 5
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 17,2% 4 4 4
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 16,7% 4 4 4
Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 14,6% 4 4 4
Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen 13,8% 3 3 4
area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 13,1% 2 5 5
Function 3.33 4.17 4.33

Penilaian skor konsep dari 3 alternatif alat panen sarang burung walet di
atas diisi oleh petani berdasarkan cost dan function. Pada alternatif 1 atribut
material mata pisau tidak mudah tumpul bernilai 3 mempertimbang penggunaan
plat besi yang dinilai fungsinya tidak baik digunakan sebagai bahan dasar pisau
panen, mudah berkarat dan tumpul, atribut kemampuan untuk melihat kondisi
sarang bernilai 4 sebab pada atribut akan ditambahkan lampu sorot light emitting
diode (LED) kecil dan tidak memerlukan biaya yang besar, atribut sarang walet
yang dipanen tidak jatuh kelantai bernilai 4 karena akan ditambahkan keranjang
sebagai penampung sarang, atribut gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam bernilai 4 karena pada genggaman gagang akan diberi hand grip yang
akan sangat berguna dan tidak memerlukan biaya besar, atribut mata pisau mampu
gunakan untuk proses panen area sudut bernilai 3 karena bentuk mata pisau
segitiga yang dinilai tidak akan berfungsi efektif untuk panen area sudut, atribut
alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa bernilai paling rendah yaitu
2 karena penggunaan gagang berupa gagang permanen dan berbahan dasar kayu
yang akan sulit digunakan untuk proses panen dengan banyak mobilitas serta
memiliki bobot yang lebih berat.
Alternatif 2 nilai atribut tertinggi yaitu pada atribut material mata pisau
tidak mudah tumpul yang bernilai 5 karena penggunaan material dari mata pisau
menggunakan bahan stainless stell yang secara fungsi tidak mudah tumpul dan
kuat serta memiliki biaya yang tidak besar dan atribut alat panen dapat
disesuaikan dan mudah untuk dibawa karena penggunaan material stainless stell
60

dan desain gagang adjustable sehingga memiliki bobot yang lebih ringan dan
mudah untuk bawa.
Alternatif 3 merupakan alternatif alat dengan nilai rata-rata tertinggi
dengan nilai atribut tertinggi yaitu material mata pisau tidak mudah tumpul
bernilai 5 karena penggunaan material dari mata pisau menggunakan bahan
stainless stell yang secara fungsi tidak mudah tumpul dan kuat serta memiliki
biaya yang tidak besar, atribut alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk
dibawa karena penggunaan material stainless stell dan desain gagang adjustable
sehingga memiliki bobot yang lebih ringan dan mudah untuk bawa. Untuk atribut
dengan nilai terendah yaitu kemampuan untuk meilhat kondisi sarang walet
bernilai 4, atribut sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai bernilai 4, atribut
gagang yang nyaman dan tidak licin bernilai 4 dan atribut mata pisau mampu
digunakan untuk proses panen area sudut bernilai 4 hal ini karena penggunaan
bentuk mata pisau horizontal yang dinilai masih cocok untuk panen area sudut.
Tahap penilaian fungsi telah selesai dilakukan maka tahap penilaian
berdasarkan biaya dari masing-masing alternatif pada setiap konsep akan dinilai.
Adapun biaya untuk masing-masing alternatif konsep meliputi biaya tenaga kerja,
biaya material, biaya perakitan dan biaya overload.
Dibawah ini merupakan tabel 4.29 yang menerangkan biaya pada setiap
material yang akan digunakan untuk mewujudkan alternatif dari alat panen sarang
burung walet.
Tabel 4.29 Biaya Material Konsep

Bagian Material Harga Material (Rupiah)


Mata Pisau Plat Besi 50.000
(Toko Bangunan.Amerta) Stainlees Steel 65.000
Gagang Kayu 20.000
(Toko Bangunan Amerta) Stainlees Steel 68.000
Hand grip
15.000
(Bengkel PTJ)
Keranjang
45.000
(Intan Market)
Lampu Cermin
126.000
(Mitra Jaya Sukses)
61

Pembuatan alat panen sarang burung walet selain menggunakan


komponen-komponen utama juga memerlukan komponen pendukung untuk
menunjang alternatif konsep menjadi satu alat panen sarang burung walet yang
utuh. Komponen penunjang dan harga dari alat panen sarang burung walet dapat
dlihat pada tabel 4.30 dibawah ini.
Tabel 4.30 Biaya Material Pendukung Alat

Bagian Bahan Spesifikasi Harga Jumlah Total


Plat besi 6 cm x 2 cm 10.000 1 10.000
Assembl
Mur baut M10 x 20 mm 1.500 2 3.000
y
Sekrup ½ inci 1.500 2 3.000
Pisau Bolster d = 30 mm 17.000 1 17.000
Cermin Baterai Lithium CR2023 3V 9.000 2 18.000
Lampu Kabel ties 3.6 x 150 mm 1.000 4 4.000
(Sumber: Toko Bangunan Amerta)

Biaya tenaga kerja untuk proses perakitan alat panen sarang burung walet
ini dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk merakit alat. Waktu yang
dibutuhkan untuk merakit alat berdasarkan material yang digunakan ditunjukan
pada tabel 4.31 dibawah ini.
Tabel 4.31 Waktu Pengerjaan Material
Ukuran Waktu
Bagian Material Satuan Jumlah
Panjang Lebar (Jam)
Stainlees steel H 15 7 cm 1 0,2547
Mata Pisau Stainlees steel S 15 7 cm 1 0,2805
Plat besi 15 7 cm 1 0,3044
Stainlees steel 200 - cm 1 0,0044
Gagang
Kayu 200 - cm 1 0,0047
Plat Dudukan
Plat besi 6 2 cm 1 0,0472
Keranjang
Hand grip Karet 12 - cm 2 0,0027

Waktu pengerjaan material pada tabel 4.31 digunakan untuk menentukan


biaya pembuatan bagian-bagian alat. Biaya pembuatan alat dihitung berdasarkan
waktu dan upah orang per jam. Upah orang per jam dihitung menggunakan rumus
menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
28/PRT/M/2016 tentang Analisis Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
seperti di bawah ini.
62

upah orang perbulan


Upah orang per jam=
25 hari x 7 jam kerja
4.1
63

Upah orang perbulan disesuaikan dengan UMR (Upah Minimum


Regional) dikota Sanggau menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor
895 Tahun 2020 tentang Upah Minimum Kabupaten Sanggau Tahun 2021 sebesar
Rp. 2.515.262. Berdasarkan rumus upah orang per jam maka dapat diketahui upah
orang per jam sebesar Rp. 14.372 seperti perhitungan dibawah ini.

2.515 .262
Upah orang per jam=
25 hari x 7 jam kerja

Upah orang per jam=Rp .14.372

Biaya tenaga kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan waktu pengerjaan


dan upah orang per jam. Perhitungan biaya tenaga kerja tersebut dilakukan dengan
rumus dibawah ini.

Biaya tenaga kerja=Waktu pengerjaan x Upah orang per jam 4.2

Kebutuhan biaya tenaga kerja untuk mengubah material menjadi


komponen dari alat panen sarang walet ditunjukan pada tabel 4.32 dibawah ini.
Tabel 4.32 Biaya Tenaga Kerja
Bagian Material Waktu (jam) Biaya Tenaga Kerja
Stainlees steel H 0,2547 3.661
Mata Pisau Stainlees steel S 0,2805 4.031
Plat besi S 0,3044 4.375
Stainlees steel 0,0044 63
Gagang
Kayu 0,0047 68
Plat Dudukan
Plat besi 0,0472 678
Keranjang
2 Hand grip Karet 0,0027 39

Biaya material konsep, biaya material pendukung dan biaya tenaga kerja
pada tabel 4.29, tabel 4,30 dan tabel 4.32 digunakan untuk menghitung biaya total
untuk masing-masing konsep. Biaya untuk masing-masing konsep ditunjukan
pada tabel 4.33 dibawah ini.
64

Tabel 4.33 Biaya Masing-Masing Konsep


Konsep Biaya Material Biaya Tenaga Kerja Total Biaya Konsep
1 311.000 7.939 318.939
2 374.000 7.591 381.591
3 374.000 7.220 381.220

Biaya konsep yang didapatkan digunakan dalam perhitungan nilai value


dengan membandingkan dengan nilai function yang telah dilakukan sebelumnya.
Value merupakan besaran tanpa satuan sedangkan cost memiliki satuan. Untuk
itu nilai function diubah dalam satuan yang sama dengan cost. Untuk mengubah
nilai function dalam satuan mata uang akan digunakan asumsi value konsep
benchmark yaitu konsep 2 adalah sebesar 1. Pengubahan nilai function dalam
satuan biaya dilakukan dengan menggunakan rumus 2.2.
Contoh perhitungan perubahan nilai function dalam satuan biaya adalah
sebagai berikut:

Nilai function konsep 1


Nilai konsep benchmark
Biaya konsep benchmark : Rp. 381.591,00

F 1.C 0
Nilai function (Rupiah) ¿
F0

3,33 x 381.591
Nilai function (Rupiah) ¿
4,17

Nilai function (Rupiah) = 304.724

Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai value. Perhitungan nilai value


dilakukan dengan menggunakan rumus 2.1. Contoh perhitungan nilai value
adalah sebagai berikut.

Function (rupiah) konsep 1 : 304.724

Biaya konsep 1 : 318.939

Function
Value konsep 1 ¿
Cost
65

304.724
Value konsep 1 ¿
318.939

Value konsep 1 = 0.9554

Berdasarkan hasil perhitungan nilai value maka dapat dilihat pada tabel
4.34 dibawah ini.

Tabel 4.34 Value Masing-Masing Konsep


Konsep Function Function (Rupiah) Biaya Konsep Value

1 3,33 304.724 318.939 0,9554


2 4,17 381.591 381.591 1,0000
3 4,33 396.232 381.220 1,0394

4.3.5 Tahap Pengembangan


Tahap pengembangan merupakan tahap untuk memilih alternatif yang
akan dikembangkan. Pemilihan alternatif berdasarkan nilai value tertinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan value, konsep alat dengan nilai value tertinggi
didapatkan oleh konsep 3 dengan nilai value 1,0394. Maka konsep 3 ini yang
digunakan sebagai konsep pengembangan alat panen sarang walet, dengan
spesifikasi yaitu bentuk mata pisau horizontal, material mata pisau stainless
stell, desain gagang adjustable, material gagang stainless stell, material hand
grip karet, bentuk keranjang tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED.
4.4 Antropometri
Data antropometri yang dikumpulkan merupakan data antropometri
yang berhubungan dengan perancangan ulang alat panen sarang burung walet
pada Rumah Burung Walet (RBW) Bapak Daniel. Data antropometri diambil
sebanyak 4 orang berdasarkan jumlah petani budidaya sarang burung walet di
Dusun Sebude, dengan pengolahan data antropometri yaitu perhitungan
persentil.
Tabel 4.35 Rekapituasi Data Antropometri Petani
Diameter Lebar
Tinggi
Nama Genggaman Tangan
Badan
Maksimal Menggengam
Vinsensius Uding 166 cm 3.5 cm 10 cm
Elbi Supandi 170 cm 3 cm 9 cm
Hendrikus Aurmugan 173 cm 3.2 cm 10 cm
Daniel Seden 164 cm 3 cm 11 cm
66

4.4.1 Perhitungan Persentil


Perhitungan persentil pada penelitian ini menggunakan persentil 5,
persentil 50 dan persentil 95. Contoh perhitungan persentil secara manual untuk
dimensi tinggi badan.
5 – th = X̅ - 1,645 x SD
= 168,25 – (1,645 x 3,49) = 162,5
50 – th = X̅ = 168,25
95 – th = X̅ + 1,645 x SD
= 168,25 + (1,645 x 3,49) = 174,0
Berikut merupakan rekapitulasi dari perhitungan persentil dimensi
tubuh petani.
Tabel 4.36 Rekapitulasi Perhitungan Persentil

Data Dimensi Tubuh


Persentil
Diameter Genggaman Lebar Tangan
Tinggi Badan (cm)
Maksimal (cm) Menggengam (cm)
5 – th 162,5 2,8 8,8
50 – th 168,3 3,2 10,0
95 – th 174,0 3,5 11,2

4.4.2 Penentuan Ukuran Antropometri Alat


Penentuan ukuran alat panen sarang walet berdasarkan data
antropometri atau data dimensi tubuh petani budidaya walet, agar rancangan
sesuai dengan kebutuhan para petani sehinga petani tidak kesulitan saat
penggunaan. Berikut ini merupakan penerapan data dimensi tubuh petani atau
data antropometri dalam penentuan ukuran alat panen sarang burung walet.
a. Tinggi Badan
Variabel dimensi ini digunakan dalam menentukan panjang dari alat
panen sarang burung walet, dengan ukuran (cm):
5 – th = 162,5
50– th = 168,3
95– th = 174
Panjang alat panen sarang walet atau panjang gagang dirancang
menyesuaikan tinggi pengguna dan tinggi langit-langit ruangan yaitu 2,8
meter, maka dapat disimpulkan pengggunaan persentil 95 yaitu 174 cm
67

mempertimbangkan desain gagang dibuat menjadi adjustable.


b. Diameter genggaman maksimal
Variabel dimensi ini digunakan untuk mengetahui kenyamanan
dalam mengenggaman (hand grip), dengan ukuran (cm):
5 – th = 2,8
50– th = 3,2
95– th = 3,5
Nyaman dalam mengenggam merupakan faktor yang dianggap
krusial dalam proses panen sarang walet karena diameter gagang atau
pegangan yang terlalu besar atau kecil dapat mempersulit proses panen
sehingga ukuran persentil yang digunakan dalam pembuatan alat panen
sarang walet adalah persentil 50 dengan diameter 3,2 cm.
c. Lebar tangan menggenggam
Variabel digunakan untuk menentukan panjang pegangan (hand
grip), dengan ukuran (cm):
5 – th = 8,8
50– th = 10
95– th = 11,2
Panjang pegangan yang tidak optimal dapat mengakibatkan petani
kesulitan dalan menggenggam hand grip sehingga proses panen tidak
dapat berjalan dengan baik, berdasarkan pertimbangan maka dipilih
persentil 95 yaitu 11,2 cm.

4.5 Pembuatan Alat


Proses pembuatan alat panen sarang burung walet dilakukan sesuai
konsep yang telah dipilih yaitu konsep 3. Dalam konsep ini alat panen
sarang burung walet dibuat dengan mata pisau berbentuk horizontal
berbahan stainlees steel, gagang berbahan stainlees steel yang adjustable
dengan 2 atau 1 pasang hand grip berbahan karet, keranjang berbentuk
tabung sebagai penampung sarang dan menggunakan cermin yang
memiliki lampu sorot LED (light emitting diode) kecil.
Ukuran panjang gagang, diameter genggaman (hand grip), panjang
genggaman (hand grip) berdasarkan data dimensi atau data antropometri
68

petani budidaya walet di Dusun Sebude. Sedangkan lebar ukuran mata


pisau yaitu 7 cm mengikuti lebar rata-rata sarang burung walet dan
panjang keseluruhan mata pisau yaitu 17 cm menyesuaikan lebar dari
papan sirip pada rumah burung walet (RBW) milik Bapak Daniel Seden,
desain alat panen sarang burung walet dapat dilihat pada gambar 4.1
dibawah ini.

Gambar 4.3 Desain Alat Panen Sarang Walet


4.6 Pengujian Alat
Pengujian alat panen sarang burung walet dilakukan oleh Bapak
Daniel Seden selaku pemilik dan petani secara langsung. Dari hasil
pengujian alat diketahui bahwa alat sudah lebih baik dan optimal dari alat
panen sarang burung walet yang lama. Proses pengujian alat panen sarang
burung walet dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.4 Pengujian Alat Panen Sarang Walet


69

Proses pengujian alat panen sarang burung walet pada rumah


burung walet (RBW) milik Bapak Daniel Seden dinilai telah berhasil
mengatasi permasalahan yang terjadi pada alat panen sebelumnya yaitu
pecah hingga rusaknya sarang saat proses dilakukan, hasil panen
menggunakan alat yang baru dan hasil panen penggunaan alat yang lama
dapat dilihat pada gambar 4.5 dan gambar 4.6 dibawah ini.

Gambar 4.5 Hasil Panen Alat Lama

Gambar 4.6 Hasil Panen Alat Baru

4.7 Analisa Hasil


Analisa hasil didapat berdasarkan pengolahan data untuk rancang bangun
ulang alat panen sarang walet pada rumah burung walet (RBW) milik Bapak
Daniel Seden menggunakan bebeberapa metode yang digunakan untuk rancang
bangun ulang alat panen sarang walet yaitu, quality function deployment (QFD),
70

value engineering dan antropometri. Berikut ini merupakan analisa dari metode-
metode yang digunakan untuk proses rancang bangun ulang alat panen sarang
walet.
4.7.1 Analisa Quality Function Deployment
Quality function deployment diawali dengan penentuan voice of customer
dengan wawancara dan kuesioner kepada 4 responden petani budidaya sarang
burung walet, hasil wawancara diterjemahkan menjadi intrepretasi kebutuhan
pengguna hingga menjadi atribut yang meliputi material mata pisau tidak
mudah tumpul, gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam, mata pisau
mampu digunakan untuk proses panen area sudut, alat panen dapat disesuaikan
dan mudah untuk dibawa, kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet dan
sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai.
Matriks perencanaan menjadi tahap selanjutnya dengan perhitungan yang
terdiri tingkat kepentingan, tingkat kepuasan produk lama, nilai target, rasio
perbaikan, sales point, raw weight, normalized raw weight, penentuan respon
teknis, matriks interaksi, interaksi antar respon teknik, prioritas kebutuhan yang
terdiri dari perhitungan absolute importance, relative importance hingga
pembuatan house of quality (HOQ).
Hasil dari perhitungan didapatkan urutan prioritas atribut dan urutan
prioritas respon teknis yang akan dijadikan input pada metode value
engineering dalam penentuan bobot atau weight pada tahap informasi. Adapun
urutan prioritas atribut yaitu material mata pisau tidak mudah tumpul,
kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet, sarang walet yang dipanen
tidak jatuh kelantai, gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam, mata
pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut, alat panen dapat
disesuaikan dan mudah untuk dibawa, sedangkan untuk urutan prioritas respon
teknis meliputi material mata pisau menggunakan bahan stainless steel
sehingga tidak mudah tumpul, mata pisau dibuat menyesuaikan area sudut siku
papan sirip rumah burung walet (RBW), penambahan lampu pada cermin
untuk melihat kondisi sarang, pengoptimalan ukuran gagang menyesuaikan
genggaman dan penambahan hand grip, penambahan keranjang pada gagang
untuk menampung sarang saat proses panen dan gagang dapat diatur panjang-
71

pendeknya (adjustable) dan mudah untuk dibawa naik turun lantai. Dari hasil
perhitungan seluruh atribut dan respon teknis dijadikan input dalam metode
value engineering yang nantikan akan digunakan sebagai data infromasi pada
tahap pengumpulan informasi mengenai kebutuhan para petani budidaya
sarang burung walet.
4.7.2 Analisa Value Engineering
Analisa value engineering dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi dan
biaya dari proses perancangan ulang alat panen sarang burung walet yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Value engineering memiliki beberapa
tahapan yang meliputi tahap informasi, tahap analisis, tahap kreatif, tahap
evaluasi dan tahap pengembangan. Tahap infromasi menjadi tahap awal
dimana dilakukan pengumpulan data kebutuhan dan prioritas kebutuhan dari
petani, dimana data yang memiliki bobot lebih atau sama dengan 10% yang
layak untuk dilanjutkan pada tahap berikutnya dan semua atribut dan respon
teknis memenuhi syarat untuk dilajutkan ketahap berikutnya.
Tahap selanjutnya yaitu tahap analisis menggunakan diagram FAST
(Function Analysis System and Technique) dimana fungsi-fungsi kritis dari alat
panen sarang burung diuraikan dan menunjukkan beberapa tahap dan solusi
yaitu penggunaan material stainless steel sebagai pengganti material mata
pisau, penambahan keranjang, penambahan lampu pada cermin, penambahan
hand grip pada gagang, mengubah diameter genggaman pada gagang menjadi
optimal dan mengubah gagang permanen menjadi adjustable. Mekanisme
penggunaan alat panen walet ini disesuaikan dengan mekanisme yang telah
ada. Diameter genggaman menyesuaikan data antropometri ganggaman para
petani. Penggunaan bahan untuk alat panen disesuaikan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan para petani. Material dan desain dari alat panen sarang
walet dikembangkan pada tahap kreatif untuk membuat alternatif produk
berdasarkan hasil dari metode quality function deployment (QFD) dan diagram
FAST.
Pengembangan alternatif rancangan didasarkan pada pemilihan
komponen alat yang dapat ditingkatkan sehingga mendapatkan alternatif desain
dari alat panen sarang walet yang baik, ada 3 konsep dari alternatif rancangan
72

yang didapatkan dari alat panen sarang burung walet yang dinilai berdasarkan
fungsi dan biaya. Berdasarkan perhitungan nilai function tertinggi didapatkan
oleh konsep 3 dengan nilai rata-rata 4,33 dimana konsep ini memiliki
spesifikasi bentuk mata pisau horizontal, material mata pisau stainless stell,
desain gagang adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip
karet, bentuk keranjang tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED.
Tahap selanjutnya yaitu menentukan biaya dari masing-masing konsep
dimana biaya dari setiap komponen alat diperlukan. Biaya ini terdiri dari biaya
tenaga kerja yang meliputi biaya pengerjaan material, biaya perakitan dan
biaya material yang meliputi biaya material konsep, biaya material pendukung.
Hasil dari perhitungan didapatkan bahwa biaya tertinggi yaitu biaya konsep 2
sebesar Rp. 381.591 dengan spesifikasi alat bentuk mata pisau segitiga,
material mata pisau stainless stell, desain gagang adjustable, material gagang
stainless stell, material hand grip karet, bentuk keranjang kotak dan jenis
lampu cermin lampu sorot LED, besarnya biaya konsep ini dipengaruhi oleh
biaya pengerjaan material yang cukup besar khususnya pada pengerjaan atribut
mata pisau stainless stell berbentuk segitiga. Biaya terendah didapatkan oleh
konsep 1 yaitu sebesar Rp. 318.939 dengan spesifikasi bentuk mata pisau
segitiga, material mata pisau plat besi, desain gagang permanen, material
gagang kayu, material hand grip karet, bentuk keranjang tabung dan jenis
lampu cermin lampu sorot LED, hal ini dipengaruhi oleh biaya material yang
rendah khususnya pada komponen gagang yang memiliki material kayu dan
pisau yang memiliki material plat besi.
Berdasarkan biaya konsep diatas maka ditentukannya nilai value
tertinggi yaitu 1,0394 yang diperoleh konsep 3 dengan spesifikasi alat mata
pisau horizontal, material mata pisau stainless stell, desain gagang adjustable,
material gagang stainless stell, material hand grip karet, keranjang berbentuk
tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED, terpilihnya konsep ini
dikarenakan tingginya nilai function dan nilai function (Rupiah) walaupun
memiliki biaya konsep yang tidak begitu rendah. Konsep akan dilanjutkan pada
proses perancangan, pengembangan, pembuatan dan pengujian.
73

4.7.3 Analisa Hasil Rancangan Alat


Pembuatan produk dari alat panen sarang burung walet ditentukan
berdasarkan hasil perhitungan quality function deployment dan value
engineering. Hasil rancangan dari alat panen burung walet yang baru memiliki
banyak perbedaan dibandikan alat yang lama, perbedaan itu terletak pada
material mata pisau stainless stell dengan lebar mata pisau yang menyesuaikan
ukuran lebar rata-rata sarang burung walet, gagang stainless stell yang
adjustable dan sesuai dengan ukuran antropometri tangan petani, memiliki
hand grip berbahan dasar karet yang juga menyesuaikan ukuran antropometri
tangan petani, memiliki keranjang dan memiliki cermin dengan lampu lampu
sorot LED. Hal tersebut sangat membantu proses panen sarang burung walet
sehingga dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Perbedaan alat panen sarang
burung walet yang lama dan yang baru dapat dapat dilihat pada gambar 4.7 dan
gambar 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.7 Alat Panen Sarang Burung Walet Lama


74

Gambar 4.8 Alat Panen Sarang Burung Walet Baru

Berdasarkan hasil pengujian alat diketahui bahwa alat panen yang baru
lebih nyaman digunakan dan atribut sesuai dengan dimensi tubuh petani. Hasil
wawancara terhadap pengguna bahwa penambahan keranjang dan hand grip
sangat mempengaruhi kenyamanan. Hasil panen menggunakan alat panen burung
walet yang baru menujukan bahwa produk yang didapat tidak mengalami
kerusakan atau pecah. Alat panen yang baik menghasilkan produk yang baik,
sehingga dapat meningkatkan kualitas yang mendongkrak harga agar lebih tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian, kesimpulan
menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini, dan saran diberikan kepada
peneliti selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Merancang ulang alat panen sarang burung walet yang nyaman bagi para
petani rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden diawali dengan
wawancara untuk mengetahui kebutuhan para petani, dan kuesioner
disebarkan didapatkan intrepretasi kebutuhan petani diterjemahkan menjadi
atribut produk ditentukan nilai kepentingan produk, kepuasan produk lama
hingga pembuatan house of quality (HOQ) untuk mengetahui urutan prioritas
dari atribut yang harus dikerjakan. Diketahui bahwa atribut material mata
pisau tidak mudah tumpul dan respon teknis material mata pisau
menggunakan bahan stainless steel sehingga tidak mudah tumpul menjadi
prioritas utama dalam proses perancangan dan pengembangan menggunakan
metode quality function deployment (QFD) dengan bobot 24,6% dan 18,1%
secara berurutan.
2. Pembuatan alat panen sarang burung walet yang memperhatikan biaya dan
fungsi optimal pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden dengan
menggunakan diagram FAST dan value engineering, dengan data diperoleh
dari metode quality function deployment (QFD). Value engineering memiliki
beberapa tahapan kerja yaitu tahap informasi, tahap analisis, tahap kreatif,
tahap evaluasi dan tahap pengembangan, dimana fungsi kritis dari alat
diuraikan dalam diagram FAST yang menujukan beberapa tahapan dan solusi
dengan 3 alternatif konsep alat. Berdasarkan penentuan biaya konsep alat
yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya material maka alat dengan
konsep 3 terpilih sebagai alat yang memiliki value tertinggi yaitu 1,0394
berspesifikasi mata pisau berbentuk horizontal dengan material stainless stell,

75
gagang adjustable dengan material stainless stell, memiliki hand grip karet,
keranjang berbentuk tabung dan cermin dengan lampu lampu sorot LED.

76
75

3. Kinerja perbaikan alat panen sarang burung walet yang telah


diimplementasikan pada rumah burung walet (RBW) Bapak Daniel Seden
sudah lebih baik dan lebih nyaman digunakan dari alat panen sarang burung
walet yang lama, atribut sesuai dengan dimensi tubuh petani, penambahan
keranjang dan hand grip menjawab kebutuhan dan keinginan petani.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih memahami metode value
engineering dalam proses pembuatan alat dan proses pembuatan konsep
alternatif dari produk agar variasi dalam pemilihan atribut dapat
menyesuaikan perkembangan teknologi dan bermanfaat bagi masyarakat.
2. Penelitian mengenai alat panen sarang walet selanjutnya dapat lebih
memahami bentuk mata pisau dengan sudut siku-siku papan sirip dari rumah
burung walet sehingga proses panen dapat dilakukan secara nyaman, aman
dan mudah.
3. Pengimplementasian dan pengujian alat panen sarang walet di lapangan dapat
dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama sehingga dapat diketahui
kapan pemeliharaan dan perawatan alat akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Assiddiqi, H., Ernawati, D., & Hayati, K. R. (2018). Perancangan Alat Pemotong
Mata Bibit Tebu Dengan Metode Value Engineering. Tekmapro:
Journal of Industrial Engineering and Management, 13(2).

Berawi, M.A. (2014). Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi


Bangunan Gedung. Jakarta: Penerbit UI-Press, ISBN 978-979-456-556-
8.

Bertolini, V., Wisnumurti, A. Z., & Zacoeb, A. (2016). Aplikasi Value


Engineering Pada Proyek Pembangunan Gedung (Studi Kasus Hotel
Grand Banjarmasin). Jurnal IPTEK. https://doi. org/10.31284/j. iptek,
v20i2.32

Burungwaletkalimantan.blogspot.com. (2019). Peralatan Apa Saja Untuk Panen


Sarang Burung Walet. Diakses pada 19.48 WIB 29 Oktober 2021, dari
http://burungwaletkalimantan.blogspot.com/2016/10/peralatan-apa-saja-
untuk-panen-sarang-burung-walet.html.

Chandra, A,, Chandna, P,, and Deswal, S. (2011). Analysis of Hand


Anthropometric Dimensions of Male Industrial Workers of Haryana
State, International Journal of Engineering (IJE), Vol, 5.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016. Peraturan Menteri


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 28/PRT/M/2016
tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum,
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Onasis, N. (2019). Perancangan Tangga Elektrik Ergonomis Untuk Panen Sarang


Walet Menggunakan Metode Verein Deutscher Ingenieure (VDI) 2222
(Studi Kasus: Gedung Walet Bapak Ismirat di Desa
Bungaraya) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau).

Pujianto, T., Kastaman, R., & Utami, I. A. (2016). Penerapan rekayasa nilai dalam
pemilihan rancangan kemasan dan rasa produk dodol berdasar pada
ketertarikan konsumen, In Proceeding Seminar Nasional.

Ratnasanti, D. A. (2017). Perancangan Alat Pengupas Mete Denga Pendekatan


Quality Function Deployment (QFD) Dan Value Engineering (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Raymundus, E. (2013). Rancang Bangun Meja Tata Cara Kerja yang Ergonomis
Berdasarkan Data Antropometri untuk Praktikum Pengukuran Waktu
Kerja. Universitas Tanjungpura, Pontianak.

76
77

Rompas, A. N. . dkk. (2013). Penerapan Value Engineering pada Proyek


Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado, 1(5).

Salim, P. (2014). Intervensi Ergonomi Terhadap Kenyamanan Bekerja di Dapur


Rumah Tinggal. Humaniora, 5(1).

Sektiawan, D., Simanjuntak, R. A., & Winarni, W. (2018). The Analysis Of


Physical And Mental Work Load Using Niosh Equation And Nasa-Task
Load Index (Tlx) Method. Jurnal Rekavasi, 6(2).

Siswanto, S. (2019). Perancangan Alat Pengupas Salak Dengan Pendekatan


Ergonomi  (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Magelang).

Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta: PT. Index.


LAMPIRAN A
LAMPIRAN
KUESIONER TINGKAT KEPUASAN TERHADAP PRODUK LAMA
(alat panen sarang burung walet)

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :

Petunjuk pengisian:
Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan
tingkat kepuasan dari alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Puas 4 = Puas
2 = Tidak Puas 5 = Sangat Puas
3 = Cukup Puas

Tabel Kuesioner Tingkat Kepuasan Produk Lama

Tingkat Kepuasan Produk Lama


No Atribut 1 2 3 4 5
1 Material mata pisau tidak mudah
tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk
proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan
mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi
sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
ke lantai

A-1
LAMPIRAN B
KUESIONER TINGKAT KEPENTINGAN
(alat panen sarang burung walet)

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :

Petunjuk pengisian:
Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan
tingkat kepentingan akan alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Penting 4 = Penting
2 = Tidak Penting 5 = Sangat Penting
3 = Cukup Penting

Tabel Kuesioner Tingkat Kepentingan

Tingkat Kepentingan
No Atribut 1 2 3 4 5
1 Material mata pisau tidak mudah
tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin
digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk
proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan
mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi
sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh
ke lantai

Karakteristik Alat
1. Apa material yang sebaiknya digunakan untuk alat panen sarang walet?
Mata pisau Gagang
a. Besi a. Besi
b. Stainless Steel b. Kayu
c. Lainnya… c. Lainnya…

B-1
B-2

2. Bagaimana bentuk mata pisau yang anda inginkan?


a. b. c.

3. Bagaimana bentuk keranjang yang anda inginkan?


a. b.
LAMPIRAN C
Data Dimensi Tubuh Yang Digunakan :

Diameter Lebar Tangan


No Nama Tinggi Genggaman Menggengga
Badan Maksimal m

C-1
LAMPIRAN D
PENILAIAN KONSEP 1
ALAT PANEN SARANG BURUNG WALET

Tabel Alternatif Konsep Alat


Alternati
Keterangan
f
Bentuk mata pisau segitiga, material mata pisau plat besi, desain gagang permanen,
Konsep 1 material gagang kayu, material hand grip karet, bentuk keranjang tabung dan jenis
lampu cermin lampu sorot LED
Beri skor pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan tingkat penilaian konsep
dari alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Puas 2 = Tidak Puas 3 = Cukup Puas
4 = Puas 5 = Sangat Puas

Tabel Penilaian Konsep Alat

Nilai
No Atribut Konsep Alat
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area
sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh ke lantai

D-1
D-2

PENILAIAN KONSEP 2
ALAT PANEN SARANG BURUNG WALET

Tabel Alternatif Konsep Alat


Alternati
Keterangan
f
Bentuk mata pisau segitiga, material mata pisau stainless stell, desain gagang
Konsep 2 adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip karet, bentuk
keranjang kotak dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Beri skor pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan tingkat penilaian konsep
dari alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Puas 2 = Tidak Puas 3 = Cukup Puas
4 = Puas 5 = Sangat Puas

Tabel Penilaian Konsep Alat

Nilai
No Atribut Konsep Alat
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai
D-3

PENILAIAN KONSEP 3
ALAT PANEN SARANG BURUNG WALET

Tabel Alternatif Konsep Alat


Alternati
Keterangan
f
Bentuk mata pisau horizontal, material mata pisau stainless stell, desain gagang
Konsep 3 adjustable, material gagang stainless stell, material hand grip karet, bentuk
keranjang tabung dan jenis lampu cermin lampu sorot LED
Beri skor pada kolom yang tersedia menurut pendapat anda berdasarkan tingkat penilaian konsep
dari alat panen sarang burung walet.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Puas 2 = Tidak Puas 3 = Cukup Puas
4 = Puas 5 = Sangat Puas

Tabel Penilaian Konsep Alat

Nilai
No Atribut Konsep
Alat
1 Material mata pisau tidak mudah tumpul
2 Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam
3 Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen area sudut
4 Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa
5 Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet
6 Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai
D-77
LAMPIRAN F
Rekapitulasi Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Produk Baru
Atribut
Responden
1 2 3 4 5 6
Vinsensius Uding 4 4 5 4 4 4
Elbi Supandi 5 5 4 4 4 4
Hendrikus Aurmugan 4 3 4 3 5 4
Daniel Seden 5 4 4 4 4 4

Rekapitulasi hasil kuesioner tingkat kepuasan produk lama


Atribut
Responden
1 2 3 4 5 6
Vinsensius Uding 2 2 2 2 2 2
Elbi Supandi 1 2 2 2 2 2
Hendrikus Aurmugan 2 3 2 2 2 1
Daniel Seden 1 1 2 2 2 2

Diameter
Tinggi Lebar Tangan
Nama Genggaman
Badan Menggengam
Maksimal
Vinsensius Uding 166 cm 3.5 cm 10 cm
Elbi Supandi 170 cm 3 cm 9 cm
Hendrikus Aurmugan 173 cm 3.2 cm 10 cm
Daniel Seden 164 cm 3 cm 11 cm
Rekapitulasi data dimensi tubuh petani

Rekapitulasi Biaya Material Konsep

Bagian Material Harga Material (Rupiah)


Plat Besi 50.000
Mata Pisau
Stainlees Steel 65.000
Kayu 20.000
Gagang
Stainlees Steel 68.000
Hand grip 15.000
Keranjang 45.000
Lampu Cermin 126.000

F-1
F-2

Rekapitulasi biaya material pendukung

Bagian Bahan Spesifikasi Harga Jumlah Total


Plat besi 6 cm x 2 cm 10.000 1 10.000
Assembly Mur baut M10 x 20 mm 1.500 2 3.000
Sekrup ½ inci 1.500 2 3.000
Pisau Bolster d = 30 mm 17.000 1 17.000
Lithium CR2023
Cermin Baterai 9.000 2 18.000
3V
Lampu
Kabel ties 3.6 x 150 mm 1.000 4 4.000

Rekapitulasi hasil survei konsep alat


Skor Konsep
Atribut
1 2 3
Material mata pisau tidak mudah tumpul 3 5 5
Kemampuan untuk melihat kondisi sarang walet 4 4 4
Sarang walet yang dipanen tidak jatuh kelantai 4 4 4
Gagang yang nyaman dan tidak licin digenggam 4 4 4
Mata pisau mampu digunakan untuk proses panen 3 3 4
area sudut
Alat panen dapat disesuaikan dan mudah untuk dibawa 2 5 5
LAMPIRAN G
DOKUMETASI ALAT BARU DAN ALAT LAMA

Gambar 1. Alat Panen Sarang Walet Lama

Gambar 2. Alat Panen Sarang Walet Baru

G-1
LAMPIRAN H
DOKUMENTASI PROSES PEMBUATAN

Gambar 1. Proses Pemotongan Gagang Pisau

Gambar 2. Proses Perakitan Keranjang

Gambar 3. Proses Pemasangan Hand Grip

H-1
H-2

Gambar 4. Proses Pengeboran Plat Besi Sambungan Keranjang dan Gagang

Gambar 5. Proses Pemasangan Plat Besi dan Gagang

Gambar 6. Proses Pemasangan Pisau dan Gagang


LAMPIRAN I
PENGUJIAN ALAT PANEN SARANG WALET DAN HASIL

Gambar 1. Proses Pengujian Alat Panen Sarang Walet Baru

Gambar 2. Sarang Walet Hasil Panen Menggunakan Alat Baru

Gambar 3. Sarang Walet Hasil Panen Menggunakan Alat Baru (lanjutan)

I-1
LAMPIRAN J
DOKUMENTASI PENYEBARAN KUESIONER DAN PENYERAHAN ALAT

Gambar 1. Proses Penyebaran Kuesioner Quality Function Deployment

Gambar 2. Proses Penyebaran Kuesioner Value Engineering

Gambar 3. Penyerahan Alat Panen Sarang Burung Walet Baru

J-1

Anda mungkin juga menyukai