Anda di halaman 1dari 9

JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279

Vol.3 No.1 Juni 2021

Politik Uang Dalam Demokrasi Di signifikansi (sig)=> 0,05 dengan nilai


Indonesia koefisien sebesar 0,261 atau 26,1 persen.
Kata Kunci : Pemilukada Enrekang,
(Studi Kasus Pemilukada Kabupaten politik uang, perilaku memilih
Enrekang Tahun 2018)
Money Politics In Indonesia’s Democracy
Hardianto Hawing1),* Nursaleh Hartaman2) (Case Study Of 2018 Enrekang Regency
1
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Election)
Muhammadiyah Makassar
2
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas ABSTRACT
Muhammadiyah Makassar This study aims to determine the
effect of money politics on voting behavior
* Korespondensi Penulis. Email: in the Enrekang local election in 2018. This
Hardiantohawing@gmail.com local election is a widespread practice of
money politics to influence political choice.
ABSTRAK Giving rewards for cash, goods, or political
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui promises is used as a tool to win the
pengaruh politik uang terhadap perilaku contestation. Theories used are the theory
memilih pada Pemilukada Enrekang tahun 2018. of political participation, political
Pemilukada ini marak terjadi praktek politik contestation money, and the theory of
uang untuk mempengaruhi pilihan politik. voting behavior (sociological factor
Pemberian imbalan bentuk tunai, barang, approach, psychological, rational choice).
maupun janjii politik dijadikan alat The research methodology uses
memenangkan kontestasi. Teori digunakan quantitative methods, forms of surveys and
adalah teori partisipasi politik, uang kontestasi interviews. Primary and secondary data
politik, dan teori perilaku memilih (pendekatan sources. Data collection techniques were
faktor sosiologis, psikologis, rational choice). carried out: questionnaire (questionnaire),
Metodologi penelitian menggunakan metode interview, and documentation study. The
kuantitatif, bentuk survey dan wawancara. voter analysis unit on local election. The
Sumber data primer dan sekunder. Teknik sampling technique used is multi stage
pengumpulan data dilakukan bentuk: kusioner random sampling. Respondents were
(angket), wawancara, dan studi dokumentasi. sampled as many as 276 people. The
Unit analisisi pemilih pada Pemilukada. Teknik practice of money politics influences weak
pengambilan sampel digunakan adalah multi economic voters also on strong economies.
stage random sampling. Responden dijadikan Even though it happens everywhere, not all
sampel sebanyak 276 orang. Praktek politik people choose because of money politics.
uang berpengaruh pada pemilih ekonomi lemah There are areas where voters are not
juga pada ekonomi kuat. Meskipun terjadi affected by these factors. Voters tend to
dimana-mana, namun tidak semua masyarakat choose candidates based on sociological,
memilih karena politik uang. Terdapat daerah psychological, and rational choice factors
dimana pemilih tidak terpengaruh oleh faktor Even though there is a tendency for money
tersebut. Pemilih cenderung memilih kandidat politics to influence voting behavior. In
berdasarkan faktor sosiologis, psikologis, dan some regions, money politics is a major
rational choice Meskipun ada kecenderungan factor in making choices. The results of the
faktor politik uang mempengaruhi perilaku test of the influence of the money politics
memilih. Di beberapa wilayah, politik uang variable on voter behavior were 0.429 with
menjadi faktor utama menentukan pilihan. Hasil a significance value (sig) => 0.05 with a
dari uji pengaruh variabel politik uang terhadap coefficient of 0.261 or 26.1 percent.
perilaku pemilih sebesar 0,429 dengan nilai Keywords: Local election, money politics,
voting behavior

45
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

A. PENDAHULUAN memudahkan perpindahan sumber


Penelitian ini bermakasud untuk daya ekonomi (uang) dan politik
mengetahui pengaruh politik uang terhadap (kekuasaan) antar pelaku yang
perilaku memilih dalam demokrasi di menciptakan pemusatan maupun
Indonesia dengan memotret salah satu penyebaran (Almond et al., 1990;
Pemilukada di provinsi Sulsel tepatnya Nasution, 2013).
kabupaten Enrekang tahun 2018. Hal ini
penting karena fenomena praktek politik B. TEORI (Literature Review)
uang dalam politik di Indonesia menjadi Secara common sence praktek
ancaman serius bagi proses keberlanjutan politik uang merupakan sumber daya
pembangunan tata politik demokratis. cukup ampuh mempengaruhi
Melalui praktek politik uang, pemilu masyarakat untuk memilih calon
dihasilkan jauh dari asas-asas demokratis pemimpin politik. Sumber daya seperti
jujur dan adil. Maraknya praktek politik halnya kecerdasan intelektual
uang berlangsung hampir seluruh tingkatan kandidat seakan bukan indikator
pemilihan umum menjadikan demokrasi kelayakan kandidat untuk dipilih, akan
berbiaya tinggi (La Ode Suprianto, 2017). tetapi magnet finansial yang menjadi
Tingkat kepercayaan terhadap kandidat penentu pemenangan dalam
mendorong relasi antara calon dan pemilih Pemilukada tersebut (Hartaman et al.,
bersifat jangka pendek dan materialis. 2020). Hasil akhir contrengan lebih
Politik uang adalah salah satu faktor ditentukan oleh seberapa besar
penyebab demokrasi berbiaya tinggi pemberian dalam bentuk instan.
(Dwipayana, 2009). Suburnya praktek politik uang pesta
Dalam Pemilukada ini, marak demokrasi juga tidak lepas dari cara
terjadinya praktek politik uang untuk pandang masyarakat permisif
mendapatkan suara. Politik uang terhadap hal tersebut. Makna uang
merupakan fenomena praktek negatif dalam berkembang dari sekedar alat
mekanisme elektoral sistem demokrasi transaksi dan akumumulasi surplus
(Adzimatinur, 2019). Dalam sistem ekonomi, menjadi alat memperoleh
demokrasi belum matang seperti di non-financial benefit kekuasaan
Indonesia, politik uang dijadikan alat untuk (Haryatmoko, 2010). Artinya jika
memobilisasi dukungan (Halili, 2009). dalam kampanye kandidat tidak
Berbagai cara dan bentuk praktek politik memberikan imbalan kepada pemilih,
uang dilakukan. Praktek tersebut dengan kecil kemungkinan kandidat itu akan
cara konvensional seperti pemberian uang mendapatkan dukungan suara.
secara langsung, pemberian uang secara Praktek politik uang merupakan
kelompok, pemberian uang saat rapat tim pelanggaran dalam pemilu yang tidak
sukses, pemberian sembako, pemberian hanya mengabaikan prinsif
bantuan dana rumah ibadah, dan bentu- berdemokrasi, tapi juga telah
bentuk lainnya. Selain itu, praktek politik mengabaikan muatan etika dan
uang tidak hanya dilakukan secara moralitas dalam demokrasi sendiri,
konvensional, tapi juga berupa janji-janji sehinggah ujung dari problema ini
politik. Praktek ini lebih bersifat jangka adalah tidak adanya aspek yang jujur
panjang dengan menyalahgunakan dan adil sebagaimana asas yang paling
kebijakan programatik, seperti bantuan mendasar dalam sistem demokrasi.
sosial atau hibah maupun dana proyek Memandang pemilu tidak lain adalah
untuk kepentingan pendukung baik secara alat untuk mendapatkan kekuasaan,
kelompok maupun secara individu. Sebagai alat elit-elit politik bersandiwara
sarana pertukaran sumber daya, uang untuk mendapatkan legitimasi dari

46
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

rakyat untuk mendapatkan kekuasaan. primer dan data sekunder. Data primer
Karena sifatnya destruktif, yang bermaksud data yang diperoleh dari survey (hasil
mempengaruhi pilihan politik pemilih kusioner) dan hasil wawancara.
dengan imbalan-imbalan tertentu. Pada Sedangkan data sekunder dari
kontes pemilu, konvertibilitas uang dengan dokumentasi dan kepustakaan. Lokasi
mudah membantu para aktor dalam penelitian dilakukan di Kabupaten
melakukan proses transaksi. Ketika para Enrekang Provinsi Sulsel. Unit analisis
pelaku membangun kesepakatan, spektrum penelitian ini adalah para pemilih pada
yang bekerja adalah spektrum kekuasaan, Pemilukada Enrekang tahun 2018.
dan bukan spektrum ekonomi (Haryatmoko, Teknik pengambilan sampel yang
2010). Politik uang banyak membawa digunakan adalah multi stage random
pengaruh peta perpolitikan serta proses sampling. Responden yang dijadikan
yang terjadi dalam pesta politik akan sampel dalam riset ini sebanyak 276
berdampak pada harapan dan realitas tidak orang. Untuk menjawab permasalahan
terlahir sesuai cita-cita demokrasi dalam dan mencapai tujuan dari penelitian ini,
memilih pemimpin. maka untuk teknik analisis data,
Politik uang yang berlangsung hampir penulis menggunakan regresi linier
setiap tingkatan pemilihan umum di berganda.
Indonesia menjadikan demokrasi elektoral
menjadi bias. Praktik politik uang paling D. HASIL DAN PEMBAHASAN
marak terjadi pada saat momentum 1. Pelaksanaan Pemilukada
kampanye. Kampanye merupakan bagian Enrekang Tahun 2018
penting dalam proses pemilihan umum yang Pemilukada ini, praktek politik
melibatkan dua unsur penting, yaitu peserta uang dengan modus yang beragam
pemilihan umum dan warga yang sangat massif terjadi. Politik uang
mempunyai hak pilih. Analoginya adalah banyak membawa pengaruh peta
peserta pemilu merupakan penjual, dan perpolitikan pada pemilikada tersebut.
warga adalah pembeli yang dapat Dalam norma standar demokrasi,
melakukan deal politik berkat ketertarikan dukungan politik yang diberikan oleh
visi, program, dan/atau janji berupa uang satu aktor terhadap aktor politik
dan barang (Kurniawan, 2009). Politik uang lainnya didasarkan pada persamaan
seakan menjadi hal yang utama dalam preferensi politik dalam rangka
mendapatkan suara pemilih untuk meraih memperjuangkan kepentingan publik.
kekuasaan politik. Keprihatinan terhadap Namun, melalui politik uang dukungan
pembajakan demokrasi melalui politik uang politik diberikan atas pertimbangan
dalam pesta demokrasi mendorong lebih uang dan sumber daya ekonomi
jauh memahami politik transaksional ini lainnya. Sumber daya kandidat seperti
yang terjadi dalam sistem pemilu di kecerdasan intelektual tidak menjadi
Indonesia mengantarkan untuk mengetahui tolak ukur kelayakan untuk dipilih,
bagaimana pengaruh politik uang terhadap akan tetapi faktor materi atau imbalan
perilaku memilih pada Pemilukada menjadi penentu pemenangan. Hasil
Enrekang tahun 2018. akhir contrengan/pilihan lebih
ditentukan oleh transaksi dalam
C. METODE bentuk politik uang atau sejenisnya.
Penelitian ini menggunakan metode Berbagai bentuk modus dan
kuantitatif dengan pendekatan survey operandi politik uang pada
(Sugiyono, 2014). Untuk mempertajam data, Pemilukada ini, seperti halnya
peneliti juga melakukan wawancara. pemberian sembako, pemberian uang
Sumber data penelitian ini terdiri dari data secara tunai pada kelompok-kelompok,

47
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

janji-janji politik, dan pemberian uang mobilisasi dalam mempengaruhi


secara personal atau “Serangan Fajar” bagi masyarakat guna memperoleh
para bakal calon kepala atau disebut beserta kekuasaan.
tim suksesnya pada calon pemilih, adapun Dari hasil penelitian ini, terdapat
masa yang paling rawan adalah H-2 dan H-1 daerah atau wilayah (Kec, Desa, Dusun)
pemilihan. Hal ini cukup massif dan cukup tertentu adanya praktek politik uang
berpengaruh pula terhadap perilaku ampuh mempengaruhi pilihan politik
memilih masyarakat. Hal ini menjadi sangat pemilih. Politik uang bekerja bukan
penting karena pada H-1 merupakan saja pada ekonomi yang lemah tapi
kesempatan terakhir dalam perebutkan juga pada ekonomi yang kuat. Praktek
suara tersebut. Namun, dalam praktek juga politik uang massif dengan berbagai
terjadi Serangan Fajar yang dimaksud modus operandi seperti pemberian
sebenarnya adalah dengan Serangan Fajar uang secara langsung baik secara
ialah pada hari Fajar hari H (Hari Pemilihan), personal maupun secara kelompok,
kandidat kepala daerah atau tim suksesnya pemberian sembako dan lain-lain.
memanfaatkan informasi paling mutakhir Selain itu praktek politik uang yang
tentang berapa harga satu suara dari para cukup massif adalah janji-janji politik.
calon pemilih yang akan melakukan Di daerah atau wilayah tertentu,
pencoblosan. keberadaan praktek politik uang
2. Tautan Faktor Politik Uang, Faktor menjadi faktor utama dalam
Sosiologis, Psikologis, dan Rational menentukan pilihan politik
Choice terhadap Perilaku Memilih masyarakat. Hal ini menjelaskan
Pemilukada Enrekang 2018 bahwa keberadaan uang dalam pesta
Kontestasi kanca perpolitikan di demokrasi memberi sumbangsi untuk
Indonesia selalu melahirkan dinamika menjadikan kandidat sebagai
elektoral. Setidaknya dari penelitian ini pemenang kontestasi. Politik uang
terpotret bahwa terdapat kecenderungan dijadikan sebagai medium atau alat
pemilih dipengaruhi oleh adanya praktek untuk memenangkan pertarungan
politik uang. Politik uang digunakan sebagai dalam kontestasi arena pesta
alat mobilisasi yang ditempatkan sebagai demokrasi.
mesin untuk mempengaruhi preferensi
pemilih. Praktek ini digunakan sebagai
sumber daya politik untuk mempengaruhi
pemilih guna mendapatkan, memperoleh
kekuasaan dalam pesta demokrasi.
Nassmacher menyatakan bahwa, uang
memperkuat pengaruh politik bagi mereka
yang memilikinya atau mereka yang
memiliki wewenang untuk
mendistribusikannya (Nassmacher, 2001).
Ilmuan lain, Alexander menegaskan “So
money is but one element in the equation of
political power. But it is the common
denominator in the shaping of the many
factor comprising political power, because it
buys what is not or cannot be volunteered”
(Alexander, 2003). Dengan logika tersebut,
maka uang dapat dijadikan sebagai sumber
daya politik yang ditempatkan untuk alat

48
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

Tabel. 1 kultur pragmatisme jangka pendek


Persentase Politik Uang dalam dengan imbalan. Temuan ini sejalan
Pemilukada Enrekang 2018 dengan hasil observasi peneliti bahwa
No Praktek politik Uang Persentase adanya masyarakat dalam suatu
(%) daerah atau wilayah masih
1 Pemberian uang secara 88.4 mengharapkan imbalan dari calon dan
personal tim sukses untuk menentukan pilihan
2 Pemberian uang secara 63.0 politik dalam pesta demokrasi.
kelompok Maraknya praktek politik uang tidak
3 Pemberian uang 4.7 lepas dari kontestasi yang cukup
pengelolah mesjid konfotitip memenangkan pertarungan.
4 Perbaikan Jalan 6.9 Dorongan lahirnya politik uang secara
5 Pemberian uang tempat 6.5 massif didasari pertarungan kandidat
ibadah untuk mendapatkan suara pemilih.
6 Bantuan pertanian 10.1 Penggunaan politik uang untuk
7 Bantuan alat olah raga 43.5 memenangkan pertarungan oleh calon
8 Pemberian sembako 55.1 kandidat mendorong kandidat lain
9 Janji perbaikan jalan 50.7 untuk melakukan praktek transaksi
10 Janji uang 23.2 sehingga politik uang tidak dapat
11 Janji bantuan ternak 8 terhindarkan. Namun, meskipun
maraknya terjadi praktek politik uang
12 Janji pekerjaan 55.1
dimana-mana, namun tidak semua
13 Janji perbaikan mesjid 3.6
masyarakat memilih atas dasar adanya
14 Janji pasilitas umum 127
praktek tersebut.
Data: Diolah, 2019
Terdapat wilayah atau daerah
dimana ditemukannya pemilih tidak
Dari hasil analisis kuantitatif terpengaruh oleh praktek yang tidak
Pemilukada ini, dimana pengaruh variabel
mencerminkan asas-asas yang
politik uang terhadap perilaku pemilih
demokratis. Wilayah tersebut seperti
sebesar 0,429 dengan nilai signifikansi (sig) kec, Masalle, Baroko, Curio, dan
= > 0,05. Ini menunjukan bahwa adanya
Baroko. Di wilayah kecamatan ini,
kecenderungan variabel politik uang
meskipun adanya praktek politik uang
berpengaruh terhadap preferensi perilaku
seperti halnya pemberian uang,
pemilih. Hal ini ditunjukkan bahwa apabila
sembako, dan janji-janji politik yang
nilai politik uang naik 1, maka perilaku dilakukan oleh kandidat yang bukan
pemilih akan meningkat sebesar 0,429. Dari berasal dari daerah tersebut akan
uji tersebut menunjukan pengaruh politik
tetapi pemilih lebih cenderung
uang terhadap perilaku memilih dengan memilih kandidat berasal dari daerah
nilai 26,1 persen. Dengan temuan ini yang sama. Faktor kesamaan daerah
mengindikasikan bahwa makin tinggi politik
sangat berpengaruh terhadap pilihan
uang menyebabkan makin tinggi pula
politik masyarakat. Dari hasil lapangan
pengaruh perilaku pemilih terhadap politik
pun ditemukan bahwa terlepas dari
uang. kesamaan daerah, pemilih
Di Pemilukada ini, terdapat menentukan pilihannya berdasarkan
kecenderungan adanya pengaruh politik
visi misi, kepribadian kandidat,
uang terhadap perilaku memilih. Hal ini program kerja kandidat, kedekatan tim
tidak lepas dari cara pandang pemilih yang sukses, dan kedekatan figur. Selain itu,
permisif terhadap politik uang itu sendiri.
kandidat yang dipilih diposisikan
Politik uang terjadi karena kuatnya persepsi
mampu memecahkan masalah.
bahwa Pemilukada sebagai pesta perayaan,

49
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

Tabel. 2
Persentase pengaruh faktor sosiologis, psikologis, rational choice terhadap
perilaku memilih Pemilukada Enrekang tahun 2018
Faktor Sosiologis,
Persentase
No Psikologis, Rational
(%)
Choice
1 Berdasarkan usia 15.6
2 Kesamaan agama 90.2
3 Jenis kelamin 73.9
4 Kesamaan pekerjaan 30.4
5 Ikatan keluarga 45.7
6 Kesamaan daerah 68
7 Kedekatan figur 69.9
8 Kedekatan tim sukses 81.9
Kedekatan emosional
9 31.9
partai
Kedekatan partai
10 26.4
kandidat
11 Visi misi kandidat 85.9
Kemampuan
12 93.8
memecahkan masalah
13 Kepribadian kandidat 94.2
Program kerja
14 65.9
kandidat

Data: Diolah, 2019

Temuan ini menjelaskan bahwa adalah selebihnya atau 73,9 persen.


faktor politik uang, sosiologis, Perpaduan ketiga faktor tersebut
psikologis, dan rational choice mendorong masyarakat untuk
masing-masing berpengaruh terhadap menentukan pilihannya.
masyarakat dalam menentukan Keberadaan faktor politik uang,
pilihan perilaku politiknya. Dengan dan faktor-faktor sosiologis,
persentase politik uang sebesar 26,1 psikologis, rational choice dalam
persen sebagaimana yang diurai mempengaruhi perilaku memilih
sebelumnya, dapat disimpulkan masyarakat pada Pemilukada
bahwa pengaruh faktor-faktor Enrekang 2018 dapat dilihat pada
sosiologis, psikologis, dan rational gambar 1.
choice terhadap perilaku memilih

50
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

Gambar. 1
Pengaruh faktor politik uang, sosiologis, psikologis, dan rational choice
terhadap perilaku memilih pada Pemilukada Enrekang tahun 2018

Terlepas dari adanya faktor-faktor terhadap preferensi memilih.


lain (sosiologis, psikologis, rational Kekuatan uang merupakan sumber
choice) dalam menentukan pilihan daya yang mampu mengendalikan
pemilih, keberadaan praktek politik uang sumber daya lainnya meskipun
ini dibeberapa daerah/wilayah menjadi dalam penelitian ini ditemukan
faktor utama sekaligus bagian dari bahwa tidak semua pemilih
penentu bagi masyarakat dalam terpengaruh oleh praktek jauh dari
menentukan pilihannya. Praktek-praktek asas yang demokratis.
politik uang nyata terjadi pada Dalam pesta demokrasi
Pemilukada ini dalam memenangkan keberadan politik uang tidak dapat
kontestasi politik. Pemberian uang, dipisahkan dengan uang.
barang, dan janji-janji politik sebagai Dijelaskan Pollock (1932) bahwa,
imbalan berpengaruh terhadap tingkah relasi antara uang dan politik akan
laku masyarakat dalam menggunakan terus menjadi persoalan besar
hak pilihnya. dalam demokrasi dan
Mendukung dari hasil penelitian ini, pemerintahan. Kehidupan politik
seperti yang dijelaskan ilmuan politik yang sehat mustahil diwujudkan,
Nassmacher bahwa “uang memperkuat selagi uang secara tanpa batas
pengaruh politik bagi mereka yang terus berbicara dalam kehidupan
memilikinya atau mereka yang memiliki politik. Peran uang cukup vital
wewenang untuk mendistribusikannya”. dalam kanca sistem demokrasi
Dengan logika ini, maka uang dapat modern seperti saat ini. Seperti
dijadikan sebagai sumber daya politik halnya pada Pemilukada ini, politik
yang ditempatkan alat mobilisasi dalam uang dipahami sebagai sumber
mempengaruhi masyarakat untuk daya untuk menentukan pilihan
memperoleh kekuasaan. Praktek politik politik pemilih meskipun politik
uang memotret dimana terdapat uang ini bukanlah sebagai faktor
kecenderungan pengaruh uang dalam utama dalam menentukan pilihan
pesta demokrasi dan cukup menjelaskan pemilih.
korelasi atau hubungan politik uang

51
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

Sesuai gambar diatas ditemukan Berdasarkan hasil kuantitatif,


bahwa perilaku memilih dari tiga pengaruh variabel politik uang
pendekatan (sosiologis, psikologis, dan terhadap perilaku pemilih sebesar
rational choice) menunjukan secara 0,429 dengan nilai signifikansi (sig)
bersama-sama mempengaruhi perilaku = > 0,05. Apabila nilai politik uang
memilih masyarakat terutama naik 1, maka perilaku pemilih akan
pendekatan sosiologis dan psikologis. meningkat sebesar 0,429. Nilai
Bekerjanya pendekatan ini koefisien determinasi adalah
menkonfirmasi bahwa maskipun sebesar 0,261 atau sebesar 26,1%.
maraknya politik uang, ketiga Kontribusi variabel politik uang
pendekatan masih cukup mempengaruhi dalam mempengaruhi perilaku
perilaku memilih pada pesta demokrasi memilih adalah sebesar 26,1%,
ini. Meski ketiga pendekatan tersebut sedangkan sisanya (73,9%)
mempengaruhi perilaku memilih, namun dipengaruhi oleh varian lain.
pada akhirnya riset ini menemukan Temuan ini mengindikasikan
adanya kecenderungan perilaku memilih bahwa makin tinggi politik uang
masyarakat pada Pemilukada Enrekang menyebabkan makin tinggi pula
tahun 2018 dipengaruhi praktek-praktek pengaruhnya terhadap preferensi
politik uang. memilih. Ini menunjukan bahwa
ada kecenderungan variabel faktor
E. SIMPULAN DAN SARAN politik uang cukup berpengaruh
Sistem demokrasi yang belum terhadap perilaku pemilih
matang dijalankan seperti di Indonesia, masyarakat dalam pesta demokrasi
politik uang (money politics) marak di Indonesia.
dijadikan sebagai alat untuk
memobilisasi dukungan. Dari hasil REFERENSI
penelitian ini ditemukan bahwa terdapat Adzimatinur, A. (2019). TINJAUAN
kecenderungan adanya pengaruh politik HUKUM PIDANA ISLAM
uang terhadap perilaku memilih pada TENTANG PEMBERIAN UANG
Pemilukada Enrekang tahun 2018. SAAT PEMILU DI DESA
Dalam pesta demokrasi ini, politik uang MRANGGEN KECAMATAN
dijadikan sebagai sumber daya politik MRANGGEN KABUPATEN
yang ditempatkan untuk mobilisasi DEMAK [UNIVERSITAS ISLAM
masyarakat dalam mempengaruhi NEGERI WALISONGO
pemilih. Praktek politik uang ini sangat SEMARANG].
massif terjadi, meski secara keseluruhan http://eprints.walisongo.ac.id
tidak semua masyarakat terpengaruh /12401/1/SKRIPSI_13221100
olehnya. Terdapat daerah/wilayah 9_AZKIYA
dimana politik uang dijadikan sebagai ADZIMATINUR.pdf?cv=1
faktor utama dalam menentukan pilihan Alexander, H. E. (2003). Financing
politik masyarakat. Saat yang sama, Politics, Politik uang dalam
terdapat pula daerah/wilayah dimana Pemilu Presiden Secara
keberadaan politik uang merupakan Langsung, Pengalaman
bagian dari pendukung faktor-faktor Amerika Serikat,(Terj).
pemenangan lainnya, seperti faktor Yogyakarta: Narasi.
kesamaan daerah, kedekatan kandidat, Almond, G. A., Verba, S., &
kepribadian kandidat, dan berbagai Simamora, S. (1990). Budaya
macam pengaruh-pengaruh lainnya. politik: tingkah laku politik dan
demokrasi di lima negara.

52
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 ‖ P-ISSN 2686-0279
Vol.3 No.1 Juni 2021

Bumi Aksara. Pollock, J. K. (1932). Money and


Dwipayana, A. A. (2009). Dimensi politics abroad. AA Knopf.
Ekonomi dalam Proses Demokrasi Sugiyono, S. (2014). Penelitian
Elektoral di Indonesia Pasca Orde Kualitatif dan Kuantitatif.
Baru. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Graha Medika.
Politik, 12(3), 257–390.
Halili. (2009). PRAKTIK POLITIK UANG
DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA
(Studi di Desa Pakandangan Barat
Bluto Sumenep Madura). Jurnal
Humaniora (Lemlit UNY, 14(14), 2.
https://journal.uny.ac.id/index.php
/humaniora/article/view/21770/p
df_1
Hartaman, N., Purwaningsih, T., &
Nurmandi, A. (2020). The
Aristocrats Power on Local Politic in
The Regency of Bone 2013-2018.
Journal of Governance, 5(1), 31–46.
https://doi.org/10.31506/jog.v5i1.
7033
Haryatmoko, J. (2010). Dominasi penuh
muslihat: akar kekerasan dan
diskriminasi. PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kurniawan, R. C. (2009). Kampanye
Politik : Idealitas dan Tantangan.
Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Volume 12,(ISSN 1410-4946), 257–
390.
La Ode Suprianto, M. (2017). PERSEPSI
MASYARAKAT TERHADAP POLITIK
UANG PADA PILKADA SERENTAK.
Jurnal Neo Societal, 2(4).
Nassmacher, K.-H. (2001). Comparative
political finance in established
democracies. Foundations for
Democracy–Approaches to
Comparative Political Finance. Ed.
Nomos Verlagsgesellschaft, Baden-
Baden, 9–33.
Nasution, F. G. A. (2013). UANG DALAM
KONTESTASI POLITIK: STUDI
ETNOGRAFI PRAKTEK POLITIK
UANG DALAM PEMILUKADA DI
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011
[Universitas Gajah Mada].
http://etd.repository.ugm.ac.id/ho
me/detail_pencarian/60589

53

Anda mungkin juga menyukai