0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Bladder training adalah upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang gangguan menjadi normal dengan melakukan latihan untuk mengontrol keinginan buang air kecil. Terdapat dua prosedur untuk pasien tanpa kateter dan dengan kateter, yang meliputi pemberian cairan, menjadwalkan waktu buang air kecil, dan menahan air kecil sesuai jadwal untuk melatih kandung kemih. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan tonus
Bladder training adalah upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang gangguan menjadi normal dengan melakukan latihan untuk mengontrol keinginan buang air kecil. Terdapat dua prosedur untuk pasien tanpa kateter dan dengan kateter, yang meliputi pemberian cairan, menjadwalkan waktu buang air kecil, dan menahan air kecil sesuai jadwal untuk melatih kandung kemih. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan tonus
Bladder training adalah upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang gangguan menjadi normal dengan melakukan latihan untuk mengontrol keinginan buang air kecil. Terdapat dua prosedur untuk pasien tanpa kateter dan dengan kateter, yang meliputi pemberian cairan, menjadwalkan waktu buang air kecil, dan menahan air kecil sesuai jadwal untuk melatih kandung kemih. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan tonus
RUMAH SAKIT SATYA NEGARA 1/1 Ditetapkan, Standar Prosedur Tanggal Terbit Direktur Operasional
dr. Paul Leonard Irawan, MPH
Salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami Pengertian gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik. 1. Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi. 2. Mengembangkan tonus otot kandung kemih. Tujuan 3. Memperpanjang interval waktu berkemih. 4. Menigkatkan kapasitas kandung kemih. 5. Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia. 6. Meningkatkan kemandirian dalam manajemen kandung kemih. 1. Peraturan Direktur RS Satya Negara No. 022/PER-DIR/RSSN/IV/2021 tentang Pedoman Pelayanan Keperawatan RS Satya Negara. Kebijakan 2. Peraturan Direktur RS Satya Negara No. 009/PER-DIR/RSSN/IX/2019 tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien. Prosedur A. Persiapan Alat : 1. Handscoon. 2. Klem 1 buah (khusus pasien yang memakai kateter) 3. Air minum 200-250 cc dalam tempatnya. 4. Jam Tangan 5. Obat diuretik jika diperlukan. 6. Tissue bila perlu. 7. Catatan keperawatan. B. Persiapan Pasien : 1. Memastikan kebutuhan pasien yang akan dilakukan tindakan bladder training. 2. Menyampaikan salam kepada pasien. 3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien. 4. Menjaga privasi pasien dengan menutup sampiran pada ruang pasien. 5. Mendekatkan peralatan pada pasien. C. Pelaksanaan : Pasien dengan tidak terpasang kateter : 1. Mencuci tangan. 2. Menentukan pola waktu biasanya klien berkemih, dan merencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari klien, bantu seperlunya. 3. Memberikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur (2500 ml/hari). 4. Menganjurkan pasien untuk menunggu selama 30 menit kemudian coba pasien untuk berkemih. a. Memposisikan pasien dengan paha fleksi, kaki dan punggung disupport. b. Memerintahkan pasien untuk menekan atau memassage di atas area bladder atau meningkatkan tekanan abdominal dengan cara bersandar ke depan. Ini dapat membantu dalam memulai pengosongan bladder. c. Menganjurkan pasien untuk berkonsentrasi terhadap BAK. d. Menganjurkan pasien untuk mencoba berkemih setiap jam. Interval dapat diperpanjang (atur bunyi alarm jam dengan interval setiap 2- 3 jam pada siang hari dan pada malam hari cukup 2 kali), batasi cairan setelah jam 17.00. 5. Menganjurkan pasien untuk berkemih sesuai jadwal, catat jumlah cairan yang diminum serta urin yang keluar dalam waktu berkemih. 6. Menganjurkan pasien untuk menahan urinnya sampai waktu BAK yang telah dijadwalkan. 7. Mengkaji adanya tanda-tanda retensi urine, jika perlu tes residu urine secara langsung dengan kateterisasi. 8. Menganjurkan pasien untuk melakukan program latihan secara kontiniu. 9. Mengatur dan merapikan posisi pasien. 10. Merapikan alat-alat. 11. Mencuci tangan. 12. Mendokumentasikan tindakan dan evaluasi yang telah dilakukan di catatan keperawatan.
Pasien dengan terpasang kateter :
1. Mencuci tangan. 2. Menentukan pola waktu biasanya klien berkemih, dan merencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari klien, bantu seperlunya. 3. Memberikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur (2500 ml/hari) sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih. 4. Memberitahukan kepada klien bahwa selang kateter. 5. Mengklem selang kateter 1-2 jam, disarankan bisa mencapai waktu 2 jam kecuali pasien merasa kesakitan. 6. Mengosongkan urine bag. 7. Mengecek dan mengevaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa kesakitan dan tidak toleran terhadap waktu 2 jam yang ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara bertahap. 8. Melepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir dari kandung kemih menuju rine bag hingga kandung kemih kosong. 9. Biarkan klem tidak terpasang selama 15 menit, setelah itu klem kembali 1-2 jam. 10. Lanjutkan prodedur ini hingga 24 jam pertama. 11. Lakukan bladder training ini hingga pasien mampu mengontrol keinginan untuk berkemih. 12. Lepas kateter jika pasien sudah merasakan keinginan untuk berkemih secara mandiri. 13. mengatur dan merapikan posisi pasien. 14. Merapikan alat-alat. 15. Mencuci tangan. 16. Mendokumentasikan tindakan dan evaluasi yang telah dilakukan di catatan keperawatan. Unit Terkait 1. Seluruh Unit Keperawatan