Kelas : 3PA12
NPM : 10520577
Peneliti mengambil fenomena mengenai perempuan sebagai pihak yang akan menetap dalam
lingkungan Minangkabau. Sehingga dilakukannya pencarian nomena, “mengapa perempuan
Minangkabau dianggap sebagai pihak yang akan menetap dalam lingkungan Minangkabau
karena peran gendernya?” dan mendapatkan peran gender sebagai nomena dalam penelitian.
2. Berfokus pada proses interaksi dan peristiwa-peristiwa
Peneliti menemukan dua orientasi dalam pembentukan peran gender perempuan Minang
yaitu tradisional dan non-tradisional. Untuk Perempuan dengan orientasi peran tradisional
akan melalui proses penerimaan takdir, ambiguitas peran, namun tetap berperilaku yang
sejalan dengan pemahaman takdir tersebut. Sedangkan pada perempuan dengan orientasi
peran non-tradisional memaknainya sebagai proses kemandirian dalam pengambilan
keputusan serta harapan peningkatan status sosial ekonomi.
3. Keaslian merupakan kunci
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan pertanyaan utama. Partisipan
yang diambil merupakan perempuan rantau etnis Minangkabau yang sedang merantau di
Yogyakarta sehingga tidak terdapatnya setting atau manipulasi data dalam penelitian.
Peneliti hanya menggunakan 9 subjek dalam penelitiannya dengan fokus kasus pembentukan
peran gender perempuan rantau etnis Minangkabau.
7. Bersifat analisis tematik
Tahapan analisis tematik yang digunakan terdiri dari familiarisasi data, menyusun kode,
membuat tema berdasarkan kategorisasi, dan meninjau ulang tema yang disusun. Dalam
melakukan analisis tematik, peneliti mendapatkan dua tema yaitu perempuan dengan
orientasi peran tradisional dan perempuan dengan orientasi non-tradisional.
8. Peneliti terlibat