MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan yang dibina
oleh Ibu Ariva Luciandika
Oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Coretan pada dinding kelas dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya
kurangnya disiplin peraturan sekolah kepada siswa, kurang sadarnya jiwa kebersihan
siswa, dan cara berfikir siswa SMA yang cenderung ingin merealisasikan ide kreatifnya.
Cara berfikir siswa SMA sejalan dengan Teori perkembangan emosi remaja. Menurut
Hurlock (dalam Anadhirah, 2013) pola emosi remaja sama dengan pola emosi kanak-
kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat,
dan khususnya pada pengendalian individu terhadap ungkapan emosi pada remaja.
Remaja tidak lagi mengungkapkan emosinya dengan cara yang dilakukan seperti anak-
anak.
1.3 Tujuan
BAHASAN
Aturan yang mengaitkan titik A (x,y), translasi T = (ba) atau T = (a,b) dengan hasil
translasi atau bayangan titik A’ (x’,y’) dapat dituliskan sebagai berikut.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-1
Ada gambar bintang pada koordinat (-5,-2) lalu ingin ditranslasikan dengan
matriks (13 ) maka A (-5,-2) T= (13 ) A’ (-5+1,-2+3) sehingga= A’ (-4,1). Jadi gambar
{
'
x = x cos α− y sin α
(x’,y’) adalah .
y ' = y sin α + y cos α
Sistem persamaan itu dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut.
( xy '' ) = (cos α
sin α
−sin α x
cos α y )( )
Sedangkan bentuk matriks yang bersesuaian dengan rotasi [ P(a , b), α ] yang memetakan
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-1
Ada bidang ABCD dengan koordinat A (0,0) , B (-2,0) , C (-2,1) , dan D (0,1).
Dirotasikan 900 dengan pusat O (0,0) sehingga penyelesaiannya:
( xy '' ) = (cos α
sin α )( )
−sin α x
cos α y
( xy '' ) = (cos 90
sin 90 )(
−sin 90 0 −2 −2 0
cos 90 0 0 11 )
( xy '' ) = (01 )(
−1 0 −2 −2 0
0 0 0 11 )
( xy '' ) = (00 0 −1−1
−2 −2 0 )
Jadi, koordinat bidang ABCD setelah dirotasikan adalah A’ (0,0) , B’ (0,-2) , C’ (-1,-2) ,
dan D (-1,0).
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap sumbu x, maka diperoleh hasil refleksi
atau bayangan titik A’(x’, y’) dengan persamaan transformasinya adalah x’= x
dan y’= -y. Dapat dituliskan dengan A(x,y) sumbu x A’(x, -y).
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y = x, maka diperoleh hasil refleksi
titik A’(x’, y’) dengan persamaan transformasinya x’= y dan y’= x. Dapat ditulis
dengan A(x,y) y=x A’(y, x)
Jika titik B(x,y) direfleksikan terhadap garis y = -x, maka diperoleh hasil refleksi
titik B’(x’, y’) dengan persamaan transformasinya x’ = -y dan y’= -x. Dapat
ditulis dengan B(x,y) y = -x B’(-y, -x)
Jika titik P(x,y) direfleksikan terhadap garis x = h, maka diperoleh hasil refleksi
titik P’(x’, y’) dengan persamaan transformasinya x’= 2h-x dan y’ = y. Dapat
ditulis dengan P(x,y) x = h P’(2h-x, y)
Jika titik Z(x,y) direfleksikan terhadap garis y = k, maka diperoleh hasil refleksi
titik Z’(x’, y’) dengan persamaan transformasinya x’ = x dan y’= 2k-y. Dapat
ditulis dengan Z(x,y) y = k Z’(x, 2y-k)
Konsep refleksi ini harus dilibatkan pada pengecatan pada dinding kelas dengan
bebas memilih salah satu atau lebih dari enam konsep refleksi. Sehingga, nantinya jarak
corak hasil refleksi dengan sumbu refleksinya dan jarak corak sebenarnya dengan
sumbu refleksinya akan sama.
Jika titik R(x,y) di dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dengan faktor skala k,
maka diperoleh hasil dilatasi R’(x’, y’) dengan x’ = kx dan y’ = ky. Dapat ditulis
dengan R(x,y) [O,k] R’(kx, ky)
Jika titik A(x,y) di dilatasi terhadap titik pusat P(a,b) dengan faktor skala k,
maka diperoleh hasil dilatasi A’(x’, y’) dengan x’ = a+k(x-a) dan y’ = b+k(y-b).
Dapat ditulis dengan A(x,y) [P,k] A’(a+k(x-a), b+k(y-b))
Konsep dilatasi ini harus dilibatkan seperti konsep transformasi lainnya pada
kegiatan pengecatan dinding kelas. Siswa dapat mengubah ukuran corak (memperbesar
atau memperkecil) dengan faktor skala dan titip pusat yang ditentukan. Siswa harus
benar-benar teliti dengan perhitungan dilatasi agar corak hasil dilatasinya tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
2. Rotasi pada Transformasi Geometri dapat digunakan untuk memutar suatu objek
yang akan digambar di dinding sehingga dapat membentuk pola tertentu.
3.2 Saran