Asuhan Keperawatan Pada....... Dengan Diabetes MELLITUS DI RUANG..................... RSUD Dr. SOEBANDI
Asuhan Keperawatan Pada....... Dengan Diabetes MELLITUS DI RUANG..................... RSUD Dr. SOEBANDI
DENGAN DIABETES
JEMBER
Oleh :
NIM. 19037140043
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.......................................RSUD....................................................................
........................................... ..........................................
Kepala Ruangan
...........................................
LEMBAR KONSULTASI
Nama :
NIM :
Ruangan :
SOEBANDI JEMBER
1. Definisi
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
(DM) terkadang dirujuk sebagai "gula tinggi", baik oleh klien maupun penyedia
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) seseorang di dalam
tubuh yang tinggi melebihi batas normal. Kadar gula yang tinggi dikeluarkan melalui
air seni (urine), sehingga air seni mengandung gula atau manis sehingga disebut
sebagai penyakit kencing manis. Kencing manis pada akhirnya bisa menimbulkan
2. Etiologi
c) Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II: usia, obesitas,
riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan
a) 1 <140 mg/dL→normal
c) >200 mg/dL→diabetes
(Nurarif A H,2016)
3. Manifestasi Klinik
1. Tipe I:
f) Berat badan turun karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
2. Tipe II:
DM Tipe 1 DM Tipe II
Defisiensi Insulin
Gliserol Asam
Glukosa tidak Merangsang
lemak bebas Hiperglikemia
dapat masuk Hipotalamus
meningkat
sel
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai
kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan
series pada pola aktivitas pasien. Ada lima konponen dalam penatalaksanaan
1. Diet
kalorinya.
Dit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes. Mellitus remaja, atau
JI: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah.
J III: jenis makanan yang manis harus diihindari Penentuan jumlah kalori
𝑏𝑏 (𝑘𝑔)
𝐵𝐵𝑅 𝑥 100%
𝑇𝐵 (𝐶𝑀) − 100
2. Latihan
Mellitus, adalah:
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan
atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan
reseptornya.
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
3. Penyuluhan
macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, dakusi kelompok,
dan sebagainya.
4. Obat
b. Insulin
b) Diabetes Mellitus tipe II yang pada ssat tertentu tidak dapat dirawat
dengan OAD
5. Cankok pancreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor hidup
6. Penatalaksanaan Penunjang
Table : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring
pemeriksaan :
c) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
Jenis tes pada pasien Diabetes Mellitus dapat berupa tes saring, tes diagnostic
4. Tes saring
a) GDP, GDS
5. Tes diagnostic
Tes- tes diagnostic pada Diabetes Mellitus adalah : GDP, GDS, GD2PP (Glukosa
a) Mikroalbuminuria : urin
7. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Identitas pasein terdiri dari nama, alamat, umur, jenis kelamin, tempat tanggal
lahir, agama, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dialami oleh pasien dengan ulkus diabetikum DM tipe II
biasanya adalah adanya rasa kesemutan pada kaki atau tungkai bawah, rasa
raba menurun, adanya nyeri pada luka dan luka yang tak kunjung sembuh dan
berbau.
terjadinya luka, dan upaya untuk mengatasi luka tersebut. Ada pula tanda dan
gejala yang dialami oleh pasien dengan ulkus debetikum DM tipe II adalah
adanya gatal pada kulit disertai luka yang tidak sembuh sembuh, kesemutan,
penyakit hipertensi, ISK yang berulang, adanya obesitas, tindakan medis yang
yang dapat menunjukkan adanya anggota keluarga yang lain yang memiliki
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Kepala
2) Mata
3) Telinga
4) Hidung
Lembab
6) Leher
7) Paru-paru
c. Auskultasi : normal
8) Abdomen
b. Auskultasi : normal
c. Perkusi : Timpani
9) Ekstermitas atas
Penyebab :
Hiperglikemia :
1. Disfungsi pankreas
2. Resistensi insulin
Hipoglikemia :
2. Hiperinsulinemia
3. Endokrinopati
4. Disfungsi hati
Subjektif
Hipoglikemia :
a. Mengantuk
b. Pusing
Hiperglikemia
Objektif
Hiperglikemia
Subjektif
Hipoglikemia
a. Palpitasi
b. Mengeluh lapar
Hiperglikemia
a. Mulut kering
b. Haus meningkat
Objektif
Hipoglikemia
a. Gemetar
b. Kesadaran menurun
c. Perilaku aneh
d. Sulit bicara
e. Berkeringan
Hiperglikemia
mukosa, kornea, fasia, otot , tendon, katrilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
Penyebab :
a. Perubahan sirkulasi
d. Penurunan mobilitas
i. Neuropati perifer
j. Perubahan pigmentasi
k. Perubahan hormonal
Subjektif Objektif
Subjektif
(Tidak Tersedia)
Objektif
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
5. Imobilisasi
7. Gagal ginjal
8. Diabetes Mellitus
9. Imunodefisiensi
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
Penyebab
1. Agen pencedera fisiologis
Subjektif :
Mengeluh Nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
5. Sulit tidur
Subjektif
(Tidak Tersedia)
Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
Faktor Resiko
3. Malnutrisi
a. Gangguan peristaltik
c. Perubahan sekresi PH
g. Merokok
a. Penurunan hemoglobin
b. Imunosupresi
c. Leukopenia
1. AIDS
2. Luka bakar
4. Diabetel Mellitus
5. Tindakan invasif
6. Penyalahgunaan obat
7. Kanker
8. Gagal ginjal
Keperawatan
2. Perawatan Luka
( I.14564 )
1. Observasi
a. Monitor karakteristik luka
(mis:
drainase,warna,ukuran,bau
b. Monitor tanda –tanda inveksi
1. Terapeutik
a. lepaskan balutan dan plester
secara perlahan
b. Cukur rambut di sekitar
daerah luka, jika perlu
c. Bersihkan dengan cairan
NACL atau pembersih non
toksik,sesuai kebutuhan
d. Bersihkan jaringan nekrotik
e. Berika salep yang sesuai di
kulit /lesi, jika perlu
f. Pasang balutan sesuai jenis
luka
g. Pertahan kan teknik seteril
saaat perawatan luka
h. Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
i. Jadwalkan perubahan posisi
setiap dua jam atau sesuai
kondisi pasien
j. Berika diet dengan kalori 30-
35 kkal/kgBB/hari dan
protein1,25-1,5 g/kgBB/hari
k. Berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis vitamin
A,vitamin C,Zinc,Asam
amino),sesuai indikasi
l.Berikan terapi
TENS(Stimulasi syaraf
transkutaneous), jika perlu
2. Edukasi
a. Jelaskan tandan dan gejala
infeksi
b. Anjurkan mengonsumsi
makan tinggi kalium dan
protein
c. Ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
3. Kolaborasi
a. Kolaborasi prosedur
debridement(mis: enzimatik
biologis mekanis,autolotik),
jika perlu
b. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Rendi Clevo,M. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dan Penyakit Dalam.
Nuha Medika. Jogjakarta