Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN EFEKTIVITAS PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH DI JAKARTA

(THE EFFECTIVENESS STUDY OF SCHOOL BUSES IN JAKARTA)


Hari Nugraha, Ir. Ellen S.W. Tangkudung, M.Sc., Ir. Martha Leni Siregar, M.Sc
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

hari_nugraha1310@yahoo.com

Abstrak

Bus sekolah dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dijalan, sehingga dapat mengurangi kemacetan
di Jakarta. Bus sekolah di DKI Jakarta beroperasi di sembilan rute dengan jumlah bus setiap hari sebanyak 44
kendaraan. Namun sampai saat ini masih memiliki beberapa permasalahan diantaranya pada kapasitas yang tersedia
sebagian lebih banyak dan sebagian lagi kurang dibandingkan demand pelajar menggunakan bus sekolah. Oleh karena
itu, perlu adanya kajian untuk mengetahui efektivitas pengoperasian bus sekolah yaitu dengan metode survey
menggunakan kuisioner tertutup dan dilakukan terhadap pelajar pengguna bus sekolah. Kajian terbatas terhadap rute
Pasar Minggu – Lenteng Agung dan Pondok Kopi – Pulo Gadung. Analisis dengan menggunakan perangkat lunak
statistik.

Menganalisis data dengan metode statistik deskriptif, yaitu korelasi dan regresi linier. Hasil analisis rute Pasar
Minggu - Lenteng Agung menunjukkan bahwa variabel kehandalan yang paling berpengaruh kuat. Sedangkan yang
paling berpengaruh kuat untuk rute Pondok Kopi - Pulo Gadung adalah variabel kenyamanan. Maka hasil dari kajian
efektivitas pengoperasian bus sekolah kedua rute dikatakan efektif dari sisi pelajar yaitu sebagai pengguna bus
sekolah. Dibandingkan anatara kedua rute dan yang paling efektif adalah rute Pondok Kopi – Pulo Gadung.

Kata kunci : Bus Sekolah, Efektivitas, Metode statistik deskriptif

Abstract

School buses can reduce the use of private vehicles on the street, so it can reduce traffic congestion in Jakarta.
A number of school buses operated in Jakarta for nine routes are 44 buses per day. However, until now the school
buses overcome some problems such as on the available capacity that are some more and some less than the demands
of the students using school buses. Therefore, this study is needed to determine the effectiveness of school buses
operation by doing survey method that using a closed questionnaire system which is conducted for the student that
used school buses. The study restricted to the Pasar Minggu – Lenteng Agung route and Pondok Kopi – Pulo Gadung
route. Analyze by statistical software.

Analyzing data with the descriptive statistic methods are correlations and linear regression. The results of the
analysis for Pasar Minggu - Lenteng Agung route indicated that reliability is the most influential variable. While the
most influential for Pondok Kopi – Pulo Gadung route is comfort variable. Thus between of two routes the results of
the effectiveness study of school buses operation is effective which is conducted for the student that used school buses.
Compared between of two routes the most effective route is the Pondok Kopi – Pulo Gadung.

Keywords: School buses, Effectiveness, Statistic descriptive method

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


1. Pendahuluan ojek, atau pun angkutan umum. Namun beberapa bagi
pengguna yang merasa dekat merasa diuntungkan
Kondisi lalu-lintas ibukota Jakarta saat ini dengan adanya bus sekolah tersebut.
sangat mengkhawatirkan, kemacetan bukan hal yang
aneh. Hampir setiap hari jalan di ibukota mengalami Dengan rute yang ada serta dengan armada bus
kemacetan. Kondisi tersebut dikarenakan yang ada saat ini serta jalur – jalur yang dilalui perlu
pertumbuhan kendaraan pribadi dan sepeda motor adanya pengkajian efektifitas dari bus sekolah di
yang sangat tinggi. Sedangkan fasilitas angkutan Jakarta. Untuk mengembangkan operasional bus
umum dikota Jakarta sangat terbatas dan juga kurang sekolah dalam rangka mengurangi penggunaan
dapat diandalkan. kendaraan pribadi, maka perlu dikaji variabl -
variabel yang mempengaruhi efektifitas operasional
Bus sekolah merupakan sarana transportasi bus sekolah yang ada saat ini di Jakarta. Sehingga
alternatif bagi para pelajar yang disediakan oleh sebagian besar pelajar di Jakarta dapat menggunakan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai wujud nyata bus sekolah dengan efektif tanpa harus mengeluarkan
kepedulian dari pemerintah provinsi DKI Jakarta biaya transportasi.
terhadap perjalanan anak sekolah. Bus sekolah
merupakan Bantuan Langsung Pelayanan (BLP) 1.1. Tujuan Penelitian
untuk meringankan biaya pendidikan. Pertama kali
Bus sekolah ini diluncurkan oleh Gubernur DKI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Jakarta Bapak Sutiyoso pada 19 Juli 2007. Dengan efektifitas pengoperasian bus sekolah di Jakarta
tujuan sebagai sarana edukasi yang memberikan ditinjau dari variabel yang mempengaruhi seperti
kemudahan, kelancaran dan kenyamanan bagi pelajar waktu tunggu pelajar di halte, waktu perjalanan di
pengguna angkutan sekolah. Dengan adanya bus dalam bus, jarak antara rumah ke halte bus sekolah
sekolah, para pelajar diharapkan dapat lebih aman serta jarak antara halte bus sekolah dengan lokasi
selain itu dapat mengurangi penggunaan kendaraan sekolah serta varibel - variabel kualitatif.
pribadi baik mobil maupun sepeda motor yang pada
1.2. Manfaat Penelitian
akhirnya dapat mengurangi kemacetan lalu-lintas di
Jakarta. Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil
dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Pengoperasian bus sekolah dilakukan dalam
1. Dapat menjadi tolak ukur dalam perencanaan dan
tiga shift yakni pukul 05.30-07.00 untuk shift pagi,
pengembangan bus sekolah di Jakarta maupun di
11.00-14.00 untuk shift siang, dan 14.30-16.00 dan
kota lain
17.00-18.30 untuk shift sore. Sebanyak 44 bus
2. Dapat memberikan saran sebagai solusi terbaik
beroperasi untuk melayani sembilan rute dan empat
dalam mengurangi volume lalu lintas dijalan
bus sebagai cadangan. Rute pertama Lapangan
karena penggunaan bus sekolah
Banteng – Kemayoran – Pulo Gadung (5 bus), rute
3. Dapat memberikan saran agar menjadikan bus
kedua Plumpang – Sunter - Kemayoran (5 bus), rute
sekolah sebagai moda transportasi pengganti selain
ketiga Cilincing - Tanjung Priok (5 bus), rute
angkutan umum bagi pelajar
keempat Pulo Gadung – Pondok kopi (6 bus), rute
4. Dapat mengetahui hal- hal yang dibutuhkan bagi
kelima Kampung Melayu - Taman Mini (6 bus), rute
para pengguna bus sekolah dan dapat digunakan
keenam Pasar Minggu - Kebayoran (4 bus), rute
sebagai saran unit pengelola bus sekolah
ketujuh Pasar Minggu- Lenteng Agung (5 bus), rute
kedelapan Manggarai - Pasar Minggu (4 bus), rute
kesembilan Cawang - Plumpang (4 bus).

Beberapa pelajar merasa terbantu dengan


disediakannya bus sekolah. Karena disamping tidak
dipungut biaya, bus sekolah ini dianggap lebih
nyaman dikarenakan memakai sistem pendingin
didalamnya. Namun ada pula hal yang menjadi
pertimbangan dalam perkembangan diantaranya yaitu
masih kurangnya jumlah pengguna bus sekolah
dikarenakan beberapa alasan. Para pelajar biasanya
lebih memilih menggunakan transportasi lain seperti

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


2. Tinjauan Pustaka MULAI

Efektivitas adalah suatu ukuran yang


menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas Kajian Pustaka
dan waktu) telah tercapai. Berdasarkan Peraturan
Menteri Perhubungan KM. 49 Tahun 2005 tentang
sistem transportasi nasional, transportasi yang efektif Identifikasi permasalahan
yang timbul pada bus Sekolah
adalah transportasi yang memenuhi hal seperti
keselamatan, kenyamanan, aksesibilitas tinggi,
kapasitas mencukupi, tertaur, lancar, cepat, Kebutuhan Data
kehandalan, tepat waktu, tertib dan aman.

Pengumpulan Data

Data Pihak Pengelola :


Data primer : kuisioner dan
Rute, jumlah sekolah, jumlah
tinjauan lapangan
penumpang, unit bus, dll

Coding dan
Pengolahan Data
Skoring

TIDAK

Valid?
YA

Gambar 1. Diagram Variabel Efektivitas

3. Metode Penelitian Analisis Data

Kebutuhan data dalam penelitian dibagi atas


dua yaitu data sekunder yaitu data yang didapatkan
melalui permohonan terhadap pihak pengelola untuk Kualitatif Kuantitatif
mengetahui rute, jumlah sekolah, bus, halte dan
lainnya. Lalu yang dibutuhkan selanjutnya adalah
data primer yaitu data yang didapatkan melalui Korelasi Statistik Regresi Korelasi
tinjauan lapangan langsung dengan survey Spearman Deskriptif Linier Pearson
menggunakan kuisioner.

Analisis Hasil

Efektifitas bus sekolah

SELESAI

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Data yang didapatkan melalui survey lapangan


lalu diolah dengan menggunakan teknik scoring dan

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


coding. Dari data dipilih juga hasil yang tidak vakid  BS 46 : Universitas Pancasila
maka erlu dikeluarkan. Untuk metode penyelesaian  BS 26 : ISIP
digunakan dengan metode Kualitatif dengan statistic  BS 28 :Terminal Ps. Minggu
deskriptif dan korelasi Spearman. Untuk data kuantitatif Rute 04 Pondok Kopi – Pulo Gadung :
menggunakan metode regresi linier berganda dan  BS 45 : Walikota Jakarta Timur
korelasi Pearson. Analisis data yang telah dihitung maka  BS 09 : PIK
dapat menganalisis hasil dengan mencari hal apa saja  BS 10 :BBG-Pedongkelan
yang berpengaruh kuat terhadap efektivitas
pengoperasian bus sekolah. Bus berangkat dari kantor operator P.P.D menuju
rute dan lokasi masing – masing pukul 04.00 WIB. Dan
4. Hasil dan Analisis Data mulai beroperasi pada pukul 05.30 WIB atau shift pagi.
Untuk pagi bus sekolah hana 1 (satu) kali Pergi - Pulang,
4.1. Konsep Pengamatan Survey shift siang untuk rute Pasar Minggu – Lenteng Agung
tiga kali Pergi - Pulang karena hanya 8 km, untuk rute
Konsep pengamatan survey lapangan ini meliputi
Pondok Kopi – Pulo Gadung hanya dua kali Pergi -
pengamatan terhadap pengguna bus sekolah rute Pasar
Pulang karena jaraknya yang jauh yaitu 11 km.
Minggu – Lenteng Agung dan rute Pondok Kopi – Pulo
Gadung. Berikut konsep penelitian mengenai Kajian Untuk jumlah bus yang beroperasi serta
Efektivitas Pengoperasian Bus Sekolah di Jakarta, yaitu:
Tabel 1. Jumlah Bus Operasional
4.1.1. Data Primer Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan cara


cross sectional yang pengukuran variabel dependen
dan independen dapat dilakukan secara bersamaan.
Penelitian lintas-bagian (cross sectional) relatif lebih
mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan
amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat
pada karakteristik masing-masing individu. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah efektivitas
pengoperasian bus dan variabel independennya adalah
keselamatan, kenyamanan, tepat waktu, cepat,
kapasitas mencukupi, aksesibilitas tinggi, tertib dan
aman.
Penelitian ini terdiri dari survey lapangan
dengan menggunakan kuisioner tertutup dan dilakukan
didalam bus sekolah terhadap pelajar pengguna bus
sekolah. Setelah itu pengumpulan data penelitian Tabel 2. Jadwal Operasional Bus Sekolah 2012
keseluruhan dari responden selanjutnya dilakukan
pengolahan data. Setelah data diolah lalu data – data 2012
hasil kuisioner akan di analisis dengan statistik yaitu Shift Waktu
dengan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Shift 1 (Pagi) 1,5 jam
Service Solutions). 05.30 WIB – 07.00 WIB
Shift 2 (Siang) 3,0 jam
4.1.2. Tempat dan Waktu Survey
11.00 WIB – 14.00 WIB
Survey dilaksanakan didalam bus sekolah rute Shift 3 (Sore) 3,0 jam
Pondok Kopi – Pulo Gadung dan Pasar Minggu – 14.30 WIB – 16.00 WIB
Lenteng Agung. Waktu dilakukan pada jam dan
pengoperasian bus sekolah shift pagi, siang, dan sore. 17.00 WIB – 18.30 WIB
Pelaksanaan survey dilakukan pada beberapa Total Jam 7,5
bus sekolah menyebar pada tiap rute. Bis yang
digunakan dalam menyebarkan kuisioner :
Rute 07 Pasar Minggu – Lenteng Agung :

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


(keakuratan) sebesar 95 % Derajat Kepercayaan = 1
-  = 0,05

10022. (0,5(1 − 0,5))


=
(10022 − 1). (0,05 ) + (0,5(1 − 0,5))

= 99,02 responden ≈ 100 responden

Jadi, Berdasarkan rumus diatas maka


didapatkan jumlah sampel 99,02 tetapi dibulatkan
menjadi 100 responden untuk sampel.
Gambar 5. Diagram Nama Sekolah yang dilayani oleh bus
sekolah rute Pasar Minggu – Lenteng Agung 34178. (0,5(1 − 0,5))
=
(34178 − 1). (0,05 ) + (0,5(1 − 0,5))

= 99,71 responden ≈ 100 responden

Maka untuk Rute Pondok Kopi- Pulo Gadung


dan Pasar Minggu – Lenteng Agung dengan jumlah
100 responden per rute diharapkan dapat memenuhi
syarat sampel. Diharapkan dengan hasil sampel
sebanayak 100 orang sudah dapat menunjukkan bahwa
penggunaan bus sekolah untuk kedua rute sudah
efektif.

4.2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara


Gambar 6. Diagram Nama Sekolah yang dilayani oleh bus memisahkan antara data-data hasil kuisioner yang
sekolah rute Pondok Kopi – Pulo Gadung tidak valid (tidak dapat diolah) dalam pengisiannya
dengan yang dapat digunakan atau valid. Apabila
4.1.3. Responden ditemukan data yang kosong maka data hasil survey
tersebut tidak dapat digunakan karena akan
Purposive sampling adalah pengambilan berpengaruh terhadap standar eror dalam
sampel (responden) dengan cara mengambil subyek menganalisis.
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Djarwanto, Berikut langkah - langkah yang dilakukan
2001, hal.18). Pengambilan sampel berdasarkan atas dalam melakukan pengolahan data kuisioner.
karakteristik tertentu antara lain sampel yang dipilih
adalah pelajar pengguna bus sekolah berpendidikan 1. Memasukkan variabel kedalam program SPSS
SMP dan SMA atau setara. pada kolom dan baris variabel view
Besarnya sampel pada penelitian ini dihitung 2. Memasukkan angka kode agar program dapat
dengan menggunakan rumus : memproses apabila data dalam bentuk nominal
atau ordinal.
N . P ( 1 – P )
=  Jenis kelamin : 1 = laki – laki ; 2 =
(N – 1) . d + P ( 1 – P) perempuan
Dari rumus diatas maka dapat dihitung dengan  Skala Likert : 1 = Tidak Setuju ; 2 = Biasa
jumlah populasi N = 10022 pelajar per bulan diambil Saja ; 3 = Setuju
pada bulan terakhir yaitu November dari pengguna bus 3. Menenetukan metode yang akan digunakan
sekolah untuk rute Pasar Minggu – Lenteng Agung. dalam mengolah data.
Sedangkan untuk rute Pondok Kopi – Pulo Gadung 4. Menganalisis dan membaca hasil proses dari
sebanyak 34.178 pelajar per bulan pada bulan program SPSS.
November. Dengan asumsi tingkat kepercayaan

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


4.3. Analisis Data pemalakan menjelaskan bahwa nilai median
sebesar 3 dan nilai modus sebesar 3, dan berarti
Analisis data dilakukan untuk mengetahui bahwa data urutan 50 dan 51 secara logika adalah
hasil pengolahan data dan menjawab tujuan dari data dengan nilai 3 dan 3 sehingga Median yang
penelitian pengoperasian bus sekolah ini. Untuk didapat adalah
( )
= 3, Median adalah titik
kualitatif dapat menggunakan dua metode dalam
proses analisisnya, yang pertama dengan tengah sikap dari penilaian responden pengguna bus
menggunakan statistik deskriptif dan korelasi sekolah terhadap efektivitas pengoperasian bus
Spearman. Statistik deskriptif digunakan untuk sekolah adalah SETUJU (kode 3). Sedangkan
mengetahui frekuensi responden dalam menanggapi Modus menjelaskan keseringan orang memilih dari
suatu pernyataan. Pengertian korelasi adalah penilaian sikap responden terhadap suatu masalah
mempelajari apakah ada hubungan antara dua adalah SETUJU. Sehingga dapat diambil
variabel atau lebih. kesimpulan bahwa para responden menilai dengan
menggunakan bus sekolah dapat menghindari
pelajar dari tawuran dan pemalakan pelajar.

4.3.2. Korelasi Spearman

 Korelasi antara variabel dengan bus sekolah


pulang dari sekolah tepat waktu sampai rumah
(Tepat Waktu) dengan variabel bus sekolah
mengantar tepat waktu ke rumah atau ke
sekolah adalah positif terbesar dengan nilai
korelasi 0,531 menunjukkan korelasi kuat dengan
signifikansi 0,000 menunjukkan kedua variabel
berhubungan secara signifikan.
 Korelasi antara bus sekolah mengantar (Tepat
Gambar 7. Diagram Alir Metode Analisis Waktu) ke sekolah atau ke rumah dengan
variabel naik dan turun bus sekolah di halte
Metode deskriptif kuantitatif menggunakan (Tertib dan Aman) adalah positif dengan nilai
regresi linier untuk memprediksi seberapa jauh 0,512 menunjukkan korelasi kuat dengan
pengaruh variabel tersebut dan juga korelasi signifikansi 0,000 berarti bahwa kedua variabel
Pearson.Kuisioner isian akan menggunakan hubungannya benar - benar signifikan.
korelasi Pearson, karena dengan regresi linier tidak
memenuhi nilai R yang menunjukkan bahwa
variabel yang ada tidak berpengaruh dan tidak bisa
untuk memprediksi.

4.3.1. Statistik Deskriptif

Menganalisis Dengan menggunakan SPSS


untuk mengetahui frekuensi dari tiap pilihan
responden yang tertinggi dan juga untuk
mengetahui nilai median (titik tengah) dan nilai
yang sering orang pilih dalam menjawab pertanyaan
kuisioner yaitu Modus. Pada tabel 1 dan tabel 2
merupakan sebagian dari tabel hasil statistik
deskriptif.

Pada kolom (tabel 1 dan tabel 2) bus


sekolah menghindari pelajar dari tawuran dan

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


Tabel 3. Frekuensi Statistik Rute Pasar Minggu – Lenteng
Agung

Dimana,
3 A B C D E F G H
A : Jenis Kelamin
N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 B : Umur
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 C : Bus sekolah menghindari saya dari tawuran dan
Median 2.00 15.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 pemalakan
Mode 2 15 3 3 3 3 1 3 D : Saya percaya kepada supir bus sekolah (tidak ugal-
ugalan)
E : Saya tidak takut kecelakaan jika naik bus sekolah
Tabel 4. Frekuensi Statistik Rute Pondok Kopi - Pulo Gadung (yakin selamat sampai tujuan)
F : Saya tidak perlu naik angkutan umum/ ojek/
4 A B C D E F G H kendaraan pribadi menuju halte bus sekolah
G : Halte bus sekolah dekat dengan rumah saya (waktu
N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 berangkat)
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 H : Halte bus sekolah dekat dengan sekolah saya
Median 2.00 2.00 16.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 (waktu pulang)
Mode 2 2 17 3 3 3 3 3

Tabel 5. Hasil Terbesar Korelasi Spearman Rute Pasar Minggu Dimana,


– Lenteng Agung
A) : Dengan bus sekolah, pulang dari sekolah saya
A B tepat waktu sampai rumah
I Correlation Coefficient .595(**) B) : Saya naik dan turun bus sekolah di halte
Sig. (2-tailed) 0.000 I : Bus sekolah mengantar saya tepat waktu ke
N 100 sekolah/rumah (Tepat Waktu)
II Correlation Coefficient .570(**) II : Saya merasa perjalanan dengan bus sekolah lebih
Sig. (2-tailed) 0.000 cepat daripada kendaraan lain (Teratur,Lancar,
N 100 Cepat)
Hasil tabel dari analisis data rute Pondok Kopi –
Dimana, Pulo Gadung menunjukkan bahwa :
A : Saya merasa perjalanan dengan bus sekolah lebih
cepat daripada kendaraan lain  Korelasi antara dengan bus sekolah cepat sampai
B : Saya lebih nyaman dan tenang mengunakan bis ke sekolah ( tidak terlambat) (teratur, lancar,
sekolah dibandingkan kendaraan lain cepat) dengan variabel dengan bus sekolah lebih
I : Dengan naik bis sekolah saya cepat sampai cepat dibandingkan kendaraan lain (teratur,
sekolah (tidak terlambat) (Teratur, Lancar, Cepat) lancar, cepat) adalah positif denan nilai korelasi
II : Saya merasa aman jika naik bus sekolah 0,595 menunjukkan bahwa korelasi kuat
dibandingkan naik kendaraan lain (tertib dan signifikansi 0,000 berarti bahwa kedua variabel
aman) berhubungan secara signifikan.
Tabel 6. Hasil Terbesar Korelasi Spearman Rute Pondok Kopi  Korelasi antara lebih nyaman dan tenang
- Pulo Gadung (kenyamanan) dengan bus sekolah dibanding
kendaraan lain dengan variabel merasa aman
A) B) (tertib dan aman) dengan bus sekolah dibanding
Correlation Coefficient .531(**) .512(**) kendaraan lain adalah positif dengan nilai korelasi
I Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0,570 menunjukkan bahwa korelasi kuat dengan
N 100 100 signifikansi 0,000 berarti hubungan kedua variabel
Correlation Coefficient .451(**) .333(**) benar- benar signifikan.
II Sig. (2-tailed) 0.000 0.001
N 100 100

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


4.3.3. Deskriptif Kuantitatif 22 Kalau saya berdiri (tidak duduk) didalam bus saya
tetap merasa nyaman
Kuisioner yang telah didesain dan 23 Saya lebih nyaman dan tenang mengunakan bis
memiliki jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data sekolah dibandingkan kendaraan lain
kualitatif yaitu kategorik, sehingga perlu 24 Saya akan sering menggunakan bus sekolah
dikonversikan menjadi data numerik yaitu dengan dibandingkan kendaraan lain
cara skoring pada tiap pilihan yang digunakan lalu 25 Pelayanan bus sekolah saat ini sudah baik (efektif)
ditotal dari scoring pada tiap item. Adapun skor 26 Sejak pertama menggunakan bus sekolah saya sudah
nilai yang diberikan pada hasil pilihan jawaban, merasa aman, tenang, nyaman, dan tidak takut telat ke
yaitu: sekolah
 Tidak Setuju skor 1 27 Bus sekolah sudah bisa dikatakan sebagai kendaraan
 Biasa Saja skor 2 pelajar yang efektif
 Setuju skor 3 Kuisioner isian : Isilah titik – titik dibawah ini dengan
Berikut ini adalah pertanyaan didalam kuisioner : benar!
1 Bus sekolah menghindari saya dari tawuran dan
pemalakan 1. Berapa lama anda (dari rumah/sekolah) menuju bus
2 Saya percaya kepada supir bus sekolah (tidak ugal- sekolah/ halte bus sekolah? (menit)
ugalan) 2. Berapa jarak anda dari rumah menuju ke sekolah?
3 Saya tidak takut kecelakaan jika naik bus sekolah (kilometer)
(yakin selamat sampai tujuan) 3. Berapa lama waktu anda dalam menunggu
4 Saya tidak perlu naik angkutan umum/ ojek/ kedatangan bus sekolah?(menit)
kendaraan pribadi menuju halte bus sekolah 4. Berapa lama perjalanan anda didalam bus sekolah?
5 Halte bus sekolah dekat dengan rumah saya (waktu (menit)
berangkat) 5. Apakah anda menggunakan kendaraan lain sebelum
6 Halte bus sekolah dekat dengan sekolah saya (waktu naik bus sekolah? (Ya/Tidak)*coret salah satu
pulang) Jika Ya maka berapa kali naik kendaraan sebelum
7 Bus sekolah membantu perjalanan saya ke anda menggunakan bus sekolah? (kali)
sekolah/pulang ke rumah 6. Berapa hari anda menggunakan bus sekolah dalam
8 Jumlah pelajar yang menggunakan bus sekolah lebih satu minggu? (hari)
banyak dibandingkan tempat duduk dan tempat
berdiri yang tersedia didalam bus
9 Dengan naik bus sekolah saya terhindar dari macet A. Regresi Linier Berganda
10 Dengan naik bis sekolah saya cepat sampai sekolah
Setelah menganalisis dengan SPSS metode
(tidak terlambat)
regresi linier, dan mengalami pengeluaran variabel
11 Saya naik bus sekolah karena alasan tidak ngetem
12 Bus sekolah yang saya gunakan tidak pernah mogok yang tidak dibutuhkan atau dengan signifikansinya
(kondisi baik) diatas 0.05 maka hasil yang didapatkan persamaan
(model) regresi sebagai berikut:
13 Bus sekolah datang dan pergi sesuai jadwal di halte
(tidak menunggu lama)
Y = 2,3 + 0,359 (X3) + 0,776 (X5) + 0,193 (X6)
14 Bus sekolah mengantar saya tepat waktu ke
+ 0,306(X8)
sekolah/rumah
15 Saya merasa perjalanan dengan bus sekolah lebih Dimana :
cepat daripada kendaraan lain
16 Dengan bus sekolah, pulang dari sekolah saya tepat X1 Keselamatan (maks. 9)
waktu sampai rumah X2 Aksesibilitas tinggi (maks. 12)
17 Saya naik dan turun bus sekolah di halte X3 Kapasitas mencukupi (maks. 3)
18 Kalau naik dan turun dari bus sekolah tidak X4 Teratur, lancar, cepat (maks. 9)
berdesakan (satu persatu/tidak dorong-dorongan) X5 Kehandalan (maks. 3)
19 Saya merasa aman jika naik bus sekolah X6 Tepat Waktu (maks. 12)
dibandingkan naik kendaraan lain X7 Tertib dan aman (maks. 9)
20 Bus sekolah memiliki fasilitas yang baik dan nyaman X8 Kenyamanan (maks. 12)
(AC, kursi, handle berdiri) Y Efektivitas (maks.12)
21 Ramahnya supir bus membuat saya bertambah
nyaman naik bus sekolah

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


 Variabel Kapasitas mencukupi,
Kehandalan, Tepat Waktu, dan
Kenyamanan mempunyai angka signifikan
dibawah 0,05. Karena itu variabel keempat
ini memang mempengaruhi keefektivitasan
pengoperasian bus sekolah
Memprediksi persamaan model regresi
Misalkan ingin memasukkan nilai
kapasitas 3, kehandalan 3, tepat waktu 12,
kenyamanan 12, maka dapat dihitung sebagai
berikut:
Y = 2,3 + 0,359 (3) + 0,776 (3) + 0,193 (12)
+ 0,306 (12) = 11,693

 Pengguna bus sekolah dengan Keselamatan 9


(menilai seluruh pernyataan Setuju),
Kehandalan 3, Tepat waktu 12, maka Grafik 1. Histogram Normalitas Regresi Rute Pasar Minggu –
Efektivitas 11,693 atau maksimum nilai Y=12 Lenteng Agung
berarti responden setuju bahwa bus sekolah
efektif dengan variabel yang Deteksi normalitas
mempengaruhinya.
Dari grafik terlihat sebaran data mempunyai kurva yang
dapat dianggap berbentuk lonceng, karena itu error
 Sebenarnya secara keseluruhan variabel yang
model regresi dapat dikatakan normal.
dikeluarkan dalam regresi merupakan variabel
yang berpengaruh namun karena didalam
perangkat lunak menyatakan nilai yang tidak
signifikan maka harus dikeluarkan. Berikut ini
merupakan ranking penilaian variabel dilihat
dari segi pengaruh terhadap efektivitas
pengoperasian bus sekolah: (dilihat dari nilai
signifikansi semakin jauh dibawah 0,05
semakin berpengaruh)

1) Kehandalan
2) Kenyamanan
3) Tepat waktu
4) Kapasitas mencukupi
5) Keselamatan
6) Teratur,lancar,cepat
7) Aksesibilitas
8) Tertib dan aman

Grafik 2. Normalitas Regresi Rute Pasar Minggu – Lenteng


Agung

Deteksi normalitas:
Dengan melihat titik- titik yang berada pada sumbu
diagonal pada grafik. Maka dapat diambil
keputusan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Sehingga dari kedua grafik diatas dapat
disimpulkan bahwa model regresi layak untuk
dipakai memprediksi keefektivitasan pengoperasian
bus sekolah berdasarkan variabel independennya.

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


1. Korelasi Pearson Rute Pasar Minggu –  Korelasi positif 0,487 menunjukkan
Lenteng Agung korelasi lemah tetapi karena positif maka
semakin tinggi variabel Teratur,
a. Kategorik ordinal Lancar, Cepat maka semakin Tepat
Waktu dan sebaliknya. Namun dengan
Dari hasil perhitungan menggunakan signifikansi 0,000 dibawah 0,05 maka
SPSS 15.0 maka dapat dihasilkan tabel korelasi kedua variabel tersebut ada hubungan.
Pearson untuk data kategorik. (tabel pada
lampiran). Berikut hasilnya:  Korelasi positif 0,513 menunjukkan
korelasi kuat karena diatas 0,5, maka
Hipotesis semakin tinggi Kenyamanan maka
semakin tinggi Ketertiban dan
H0 : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua
Keamanan. Dengan signifikansi 0,000
variabel
jauh dibawah 0,05 maka dapat dikatakan
Hi : Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel kedua variabel berhubungan.

Dasar pengambilan keputusan  Korelasi positif 0,520 menunjukkan


korelasi kuat karena diatas 0,5, maka
Berdasarkan signifikansi (probabilitas) semakin tinggi Tepat waktu maka
semakin tinggi Tertib dan Aman.
 Jika signifikansi > 0,05 maka H0 Dengan signifikansi 0,000 jauh dibawah
diterima 0,05 maka dapat dikatakan kedua
variabel berhubungan.
 Jika signifikansi < 0,05 maka H0
ditolak  Korelasi positif 0,535 menunjukkan
korelasi kuat karena diatas 0,5, maka
Tabel 7. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Rute Pasar Minggu – semakin tinggi Kenyamanan maka
Lenteng Agung semakin tinggi Efektivitas. Dengan
signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05
maka dapat dikatakan kedua variabel
MANAN
WAKTU

TERTIB

KENYA
TEPAT

AMAN

berhubungan.
DAN

 Jadi variabel berkorelasi kuat dan dengan


TERTIB DAN Pearson .520 signifikansi jauh dibawah 0,05 berarti
AMAN Correlation (**) variabel yang berhubungan adalah
Sig. (2-tailed) 0.000
N 100
variabel Kenyamanan, Tepat waktu,
KENYAMANAN Pearson .513 Tertib dan Aman yang mempengaruhi
Correlation (**) efektivitas.
Sig. (2-tailed) 0.000
N 100 b. Numerik
EFEKTIVITAS Pearson .535
Correlation (**) Pada kuisioner isian dalam hal ini akan
Sig. (2-tailed) 0.000
N 100
menggunakan metode korelasi Pearson karena
Hal ini berarti: dengan regresi setelah diolah tidak memenuhi
syarat. Adapun variabel bebas yang dimasukkan
 Korelasi positif 0,336 menunjukkan kedalam proses perhitungan adalah:
korelasi lemah tetapi karena positif maka
semakin tinggi Keselamatan maka
semakin Teratur, Lancar, Cepat.
Begitu pula sebaliknya. Namun dengan
signifikansi 0,001 dibawah 0,05 maka
kedua variabel tersebut ada hubungan.

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


Tabel 8. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Numerik Rute Pasar  Korelasi positif 0,472 menunjukkan
Minggu – Lenteng Agung korelasi lemah tetapi karena positif maka
semakin lama dari rumah/ sekolah maka
Berapa lama akan semakin lama perjalanan didalam
perjalanan
anda
bus, dan sebaliknya. Namun dengan
didalam bus signifikansi 0,000 dibawah 0,05 maka
sekolah? kedua variabel tersebut ada hubungan.
Berapa lama anda (dari Pearson
.472(**)
rumah/sekolah) menuju Correlation  Korelasi negatif -0,233 menunjukkan
bus sekolah/ halte bus Sig. (2-
sekolah? tailed)
0.000 bahwa korelasi lemah. Menunjukkan
N 100 bahwa semakin lama menunggu
 Variabel Q1: Berapa lama anda (dari kedatangan bus sekolah maka akan
rumah/sekolah) menuju bus sekolah/ halte semakin menurun frekuensi
bus sekolah? penggunaan bus sekolah dalam
seminggu.
 Variabel Q2: Berapa jarak anda dari rumah
menuju ke sekolah?  Jadi variabel berkorelasi dan dengan
signifikansi jauh dibawah 0,05 berarti
 Variabel Q3: Berapa lama waktu anda dalam variabel yang berhubungan dan
menunggu kedatangan bus sekolah? mempengaruhi efektivitas adalah variabel
Jarak dari Rumah ke Sekolah, Lama
 Variabel Q4: Berapa lama perjalanan anda Waktu Menunggu Bus, Lama
didalam bus sekolah? Perjalanan Bus.

 Variabel Q5: Apakah anda menggunakan 1. Korelasi Pearson Rute Pondok Kopi – Pulo Gadung
kendaraan lain sebelum naik bus sekolah? Jika
ya berapa kali? a. Kategorik Ordinal

 Variabel Q6: Berapa hari anda menggunakan Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS
bus sekolah dalam satu minggu? 15.0 maka dapat dihasilkan tabel korelasi Pearson
untuk data kategorik.
Dari hasil perhitungan menggunakan
SPSS 15.0 maka dapat dihasilkan tabel korelasi Tabel 9. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Rute Pasar Minggu –
Lenteng Agung
Pearson untuk data rasio. (tabel pada lampiran).
Berikut hasilnya:
DAN AMAN

KENYAMA
TERTIB

Hipotesis
NAN

H0 : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua


variabel
KENYAMANAN Pearson .406
Correlation (**)
Hi : Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel Sig. (2-tailed) 0.000
N 100
Dasar pengambilan keputusan EFEKTIVITAS Pearson .400
Correlation (**)
Berdasarkan signifikansi (probabilitas) Sig. (2-tailed) 0.000
N 100
 Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima  Korelasi positif 0,400 menunjukkan korelasi
lemah tetapi karena positif maka semakin tinggi
 Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak kenyamanan maka semakin tinggi efektivitasnya,
dan sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,000
Maka dapat dijelaskan hasil berdasarkan dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada
signifikansi adalah sebagai berikut: hubungan.

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


 Korelasi positif 0,491 menunjukkan korelasi Sekolah, Lama Menunggu Bus Sekolah,
lemah tetapi karena positif maka semakin teratur, Penggunaan Kendaraan Pengumpan
lancar, cepat maka semakin tepat waktu, dan Sebelum Bus Sekolah, Frekuensi Penggunaan
sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,000 Bus Sekolah, mempengaruhi efektivitas.
dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada
hubungan.
B. Rute Pondok Kopi- Pulo Gadung
 Jadi variabel yang memiliki korelasi cukup kuat
adalah yang mendekati nilaii 0,5 adalah variabel Setelah menganalisis dengan SPSS metode regresi
Teratur, Lancar, Cepat, Tepat Waktu, linier, dan mengalami pengeluaran variabel yang tidak
Kenyamanan dengan signifikansi dibawah 0,05 dibutuhkan atau dengan signifikansinya diatas 0.05
maka ketiga variabel tersebut mempengaruhi maka hasil yang didapatkan persamaan (model) regresi
keefektivitasan sebagai berikut:

b. Numerik Y = 5,519 + 0,550 X3 + 0,199 X7 + 0,265 X8

Menganalisis data pada kuisioner isian dalam hal  Variabel Kapasitas mencukupi, Tertib dan
ini akan menggunakan metode korelasi Pearson karena Aman, dan Kenyamanan mempunyai angka
dengan regresi setelah diolah tidak memenuhi syarat. signifikan dibawah 0,05. Karena itu variabel
Adapun variabel bebas yang dimasukkan kedalam ketiga ini memang mempengaruhi
proses perhitungan adalah : keefektivitasan pelayanan bus sekolah.
Memprediksi persamaan model regresi
Tabel 10. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Numerik Rute Pasar Misalkan ingin menambah kapasitas 3 (setuju),
Minggu – Lenteng Agung tertib dan aman 9 satuan, kenyamanan 12 satuan, maka
dapat dihitung sebagai berikut:
Berapa lama
waktu anda
Y = 5,519 + 0,550 (3) + 0,199 (9) + 0,265 (12)
dalam = 12,14
menunggu
kedatangan bus Hasil menunjukkan bahwa:
2 sekolah?
Berapa lama anda Pearson  Pengguna bus sekolah dengan kapasitas 3 satuan,
.229(*)
(dari rumah/sekolah) Correlation
menuju bus sekolah/ Sig. (2-tailed) 0.022 tertib dan aman 9 satuan, kenyamanan 12 satuan,
halte bus sekolah? N 100 maka Efektifitas 12,14 atau maksimum nilai Y=12
 Korelasi positif 0,229 menunjukkan korelasi berarti responden setuju bahwa bus sekolah efektif
lemah tetapi karena positif maka semakin lama dengan variabel yang mempengaruhinya.
dari rumah/ sekolah menuju bus sekolah maka
akan semakin lama menunggu kedatangan bus  Sebenarnya secara keseluruhan variabel yang
sekolah, dan sebaliknya. Namun dengan dikeluarkan dalam regresi merupakan variabel
signifikansi 0,022 dibawah 0,05 maka kedua yang berpengaruh namun karena didalam
variabel tersebut ada hubungan. perangkat lunak menyatakan nilai yang tidak
signifikan maka harus dikeluarkan. Berikut ini
 Korelasi negatif -0,198 menunjukkan bahwa merupaka urutan variabel dilihat dari segi
korelasi lemah. Menunjukkan bahwa semakin pengaruh terhadap efektivitas pengoperasian bus
banyak menggunakan kendaraan pengumpan sekolah: (dilihat dari nilai signifikansi)
menuju bus sekolah maka akan semakin
menurun frekuensi penggunaan bus sekolah 1) Kenyamanan
dalam seminggu. Dengan signifikansi 0,049 2) Kapasitas mencukupi
maka menunjukkan ada hubungan kedua 3) Tertib dan aman
variabel tersebut 4) Tepat waktu
5) Teratur,lancar,cepat
 Jadi variabel berkorelasi keseluruhan lemah dan 6) Kehandalan
dengan signifikansi jauh dibawah 0,05 berarti 7) Keselamatan
variabel yang berhubungan adalah variabel 8) Aksesibilitas
Lama Dari Rumah/Sekolah Menuju Bus

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


4.4. Analisis Hasil

A. Rute Pasar Mingu – Lenteng Agung

 Statistik deskriptif menunjukkan variabel


Aksesibilitas tinggi, Tepat waktu,
kenyamanan, tertib dan aman perlu adanya
perbaikan
 Korelasi Spearman variabel tepat waktu dan
tertib dan aman variabel yang berhubungan
erat terhadap efektivitas.
 Regresi kategorik skoring Kapasitas
mencukupi, Kehandalan, Tepat Waktu dan
Kenyamanan variabel yang berpengaruh
terhadap efektivitas.
Grafik 3. Histogram Normalitas Regresi Rute Pondok Kopi –  Korelasi Pearson (kategorik) skoring
Pul Gadung Kenyamanan,tepat waktu, tertib dan aman
yang berpengaruh terhadap efektivitas.
Deteksi normalitas  Korelasi Pearson Numerik (Korelasi Pearson
kuisioner isian) variabel jarak dari rumah
Dari grafik terlihat sebaran data mempunyai kurva yang
kesekolah, lama waktu menunggu bus, lama
dapat dianggap berbentuk lonceng, karena itu error
perjalanan bus, mempengaruhi efektivitas.
model regresi dapat dikatakan normal.

B. Rute Pondok Kopi- Pulo Gadung


 Statistik Deskriptif menunjukkan bahwa
variabel Tepat Waktu, Tertib Dan Aman,
Kenyamanan perlu adanya perbaikan
 Korelasi Spearman Teratur, Lancar, Cepat,
Tertib dan Aman, serta Kenyamanan
variabel yang berhubungan erat dengan
efektivitas.
 Regresi kategorik skoring kapasitas
mencukupi, kenyamanan, tertib dan aman.
 Korelasi Pearson (kategorik) skoring yang
didapat adalah variabel Teratur, Lancar,
Cepat, Tepat Waktu, Kenyamanan yang
berpengaruh terhadap efektivitas.
 Korelasi Pearson Numerik (Korelasi Pearson
kuisioner isian) variabel yang mempengaruhi
Efektivitas adalah Lama dari rumah/sekolah
Grafik 4. Normalitas Regresi Rute Pondok kopi – Pulo Gadung menuju bus sekolah , Lama menunggu bus
sekolah, Penggunaan kendaraan
Deteksi normalitas: pengumpan sebelum bus sekolah, Berapa
Dengan melihat titik- titik yang berada pada sumbu hari menggunakan bus sekolah dalam satu
diagonal pada grafik. Maka dapat diambil keputusan minggu (frekuensi penggunaan bus sekolah)
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sehingga dari kedua grafik diatas dapat disimpulkan 5. Kesimpulan dan Saran
bahwa model regresi layak untuk dipakai memprediksi
Keefektivitasan pengoperasian bus sekolah berdasarkan 5.1. Kesimpulan
variabel independennya.
Setelah mengolah dan menganalisis data maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


1) Pada regresi linier untuk rute Pasar Minggu – mengetahui variabel yang kurang
Lenteng Agung didapat hasil persamaan: mempengaruhi seperti pada:
 Rute Pasar Minggu - Lenteng Agung
Y = 2,3 + 0,359 (X3) + 0,776 (X5) + 0,193 Keselamatan, Aksesibilitas, Teratur,
(X6) + 0,306 (X8) lancar, cepat, Tertib dan Aman
 Rute Pondok Kopi – Pulo Gadung
Menunjukkan bahwa variabel Kapasitas, Keselamatan, Aksesibilitas, Teratur,
Kehandalan, Tepat Waktu, Kenyamanan lancar, cepat, Kehandalan, Tepat waktu
mempengaruhi efektivitas dan pelajar lebih Dari pemaparan diatas merupakan dari segi
mengutamakan hal tersebut. pengguna bus sekolah namun perlu ada kajian
2) Pada regresi linier untuk rute Pondok Kopi – lebih lanjut mengenai efektivitas pengoperasian
Pulo Gadung didapat hasil persamaan: bus sekolah dari segi operator maupun
pengelola bus sekolah
Y = 5,519 + 0,550 (X3) + 0,199 (X7) + 0,265
2) Diperlukan adanya kajian analisis demand untuk
(X8)
mengetahui kapasitas terhadap bus sekolah.
Menunjukkan bahwa variabel Kapasitas, 3) Penilaian kurang baik responden terhadap
Tertib dan Aman, Kenyamanan variabel pada hasil statistik deskriptif maka
mempengaruhi efektivitas dan pelajar lebih perlu ada perbaikan pada variabel Aksesibilitas
mengutamakan hal tersebut. tinggi, Tepat waktu, Kenyamanan, Tertib
3) Ranking variabel efektivitas dari yang paling dan Aman untuk rute Pasar Minggu – Lenteng
berpengaruh terhadap variabel yang kurang Agung.
berpengaruh sebagai berikut: 4) Penilaian kurang baik responden terhadap
variabel pada hasil statistik deskriptif maka
Rute Pasar Minggu Rute Pondok Kopi – perlu adanya perbaikan pada variabel Tepat
– Lenteng Agung Pulo Gadung waktu, Tertib dan Aman, serta Kenyamanan
1. Kehandalan 1. Kenyamanan untuk rute Pondok kopi – Pulo Gadung.
2. Kenyamanan 2. Kapasitas
3. Tepat waktu mencukupi Daftar Pustaka
4. Kapasitas 3. Tertib dan aman
mencukupi 4. Tepat waktu Bina M., Dani. 2012. Deskriptif Kualitatif. (Paper
5. Keselamatan 5. Teratur,lancar,ce Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
6. Teratur,lancar,ce pat Surakarta: Universitas Sebelas Maret 2012).
pat 6. Kehandalan
7. Aksesibilitas 7. Keselamatan Danfar. 2008. Definisi atau Pengertian Efektifitas.
8. Tertib dan aman 8. Aksesibilitas Diakses pada 11 April 2012.
(http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengerti
4) Hasil pengamatan perhitungan rata- rata an-efektifitas/)
tanggapan responden maka kedua rute yaitu
Pasar Minggu – Lenteng Agung dan Pondok Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan
Kopi- Pulo Gadung dapat dikatakan Efektif. Statistik. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
5) Hasil perbandingan nilai persamaan regresi
linier antara rute Pasar Minggu – Lenteng Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat. 2007.
Agung dengan rute Pondok Kopi - Pulo Gadung Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
yang lebih efektif adalah rute Pondok Kopi - Sekolah.
Pulo Gadung.
Peraturan Menteri Perhubungan. 2005. Sistem
5.2. Saran Transportasi nasional (SISTRANAS) No.KM.49
th.2005.
Dari hasil kesimpulan diatas dapat disarankan
beberapa pertimbangan sebagai masukan sebagai Purnawati , Diana. 2008. Studi Kasus Efektifitas dan
berikut: Efisiensi Bis Kuning Universitas Indonesia.
1) Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai (Skripsi Sarjana Universitas Indonesia, 2008).
efektivitas pengoperasian bus sekolah untuk

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013


Rahmawati. 2010. Supervisi dalam Penggunaan Bus
Sekolah. 24 November 2012.
(http://amahanguk.blogspot.com/2010/06/supervis
i-dalam-penggunaan-bus-sekolah.html)

Ronald J. Wonnacott dan Thomas H. Wonnacott. 1989.


Pengantar Statistika Edisi 4 Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik


Parametrik. Jakarta: Penerbit Gramedia,
Indonesia.

_____. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Non-


Parametrik. Jakarta: Penerbit Gramedia,
Indonesia.

_____. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat.


Jakarta: Penerbit Gramedia, Indonesia.

Kajian efektivitas..., Hari Nugraha, FT UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai