Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23

Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

STUDY PERENCANAAN ANGKUTAN SEKOLAH SEBAGAI


STRATEGI MENDORONG MINAT PENGGUNAAN
ANGKUTAN UMUM DI KOTA TEGAL
Pipit Rusmandani Riandy Sholeh Setiawan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Pemerintah Kota Tegal
Kota Tegal, Jawa Tengah Pacul, Kabupaten Tegal
riandy.dosen@pktj.ac.id

Abstract
Tegal City is a city that is experiencing rapid economic development. One of them is the number of schools
that cause quite a large trip generation, especially during the hours of entry and return from school. The
potential for school children to reach 52,637 spread across 4 (four) sub-districts could be a potential increase
in accidents and obstacles in traffic. This research aims to be able to play a role in creating safety and
improving transportation services. Where has become a phenomenon that the operation of transportation
services from time to time has decreased as well as in the City of Tegal. Data collection methods in this study
are: institutional surveys, questionnaires and interviews. The implementation of school transportation in Tegal
City is carried out in a scenario using medium buses with a seating capacity of 24 seats and using existing
small buses (utilizing city transportation). While the route scenario is divided into 11 (eleven) routes. So that
some recommendations are obtained, namely the implementation of school transportation, both to be realized
by utilizing existing city transportation and medium bus procurement with a financing scheme adjusted to the
ability of the Tegal City government.
.
Keywords: school bus, travel time. traffic accident

Abstrak
Kota Tegal merupakan kota yang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Salah satu diantaranya
adalah banyaknya sekolah yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang cukup besar terutama pada saat jam
masuk dan pulang sekolah. Potensi anak sekolah yang mencapai 52.637 yang tersebar di 4 (empat) wilayah
kecamatan dapat menjadi suatu potensi peningkatan kecelakaan maupun hambatan dalam lalu lintas. Penelitian
ini memiliki tujuan untuk dapat berperan dalam menciptakan keselamatan dan peningkatan pelayanan
angkutan. Dimana sudah menjadi suatu fenomena bahwa operasional pelayanan jasa angkutan dari masa ke
masa mengalami penurunan begitu juga untuk di Kota Tegal. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu : survey instansional, Kuesioner dan wawancara. Penyelenggaraan angkutan sekolah di Kota Tegal
dilakukan dalam skenario menggunakan bus sedang dengan kapasitas tempat duduk 24 seat dan menggunakan
bus kecil (memanfaatkan angkutan kota) yang sudah ada. Sedangkan skenario rute dibagi dalam 11 (sebelas)
rute. Sehingga didapatkan beberapa rekomendasi yakni penyelenggaraan angkutan sekolah ini baik untuk
direalisasikan dapat dengan memamfaatkan angkutan kota yang ada maupun pengadaan bus sedang dengan
skema pembiayaan disesuaikan dengan kemampuan pemerintah Kota Tegal.

Kata Kunci: angkutan sekolah,waktu tempuh. kecelakaan lalu lintas

PENDAHULUAN
Kota Tegal merupakan kota yang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat.
Salah satu diantaranya adalah banyaknya sekolah yang menimbulkan bangkitan perjalanan

354
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

yang cukup besar terutama pada saat jam masuk dan pulang sekolah. Di samping itu,
kegiatan mengantar dan menjemput yang dilakukan oleh para orang tua telah menambah
kepadatan lalu lintas yang ada. Selain faktor antar jemput, banyaknya siswa, guru dan
pegawai yang menggunakan kendaraan pribadi juga menjadi faktor lainnya yang
menyebabkan padatnya lalu lintas. Aktivitas antar jemput anak sekolah dengan kendaraan
pribadi akan menambah beban pada ruas jalan, sehingga dapat menimbulkan masalah
keselamatan lalu lintas.

Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena
transportasi memiliki kontribusi yang besar pada kehidupan manusia dalam kaitannya
dengan segala aktivitas manusia sehari-hari. Dewasa ini perkembangan teknologi
transportasi juga berdampak bagi kemajuan alat transportasi yang digunakan oleh
masyarakat. Mulai dari kendaraan roda dua, roda empat hingga kendaraan alat berat lainnya
baik milik pribadi maupun milik industri pelayanan jasa. Namun pesatnya perkembangan
teknologi transportasi tidak diiringi dengan kemajuan di bidang pelayanannya, terutama
dalam penyelenggaraan angkutan umum. Padahal jenis moda ini dapat mempermudah
pergerakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Mulai dari ketersediaan
armadanya yang kurang memadai, ketidakpastian waktu operasi, faktor keselamatan dan
keamanan serta kenyamanan menjadi permasalahan yang dihadapi para pengguna jasa
angkutan umum.

Pelayanan angkutan dalam trayek dalam wilayah yang berada di Kota Tegal dilayanani
hanya dengan 2 (dua) trayek angkutan kota dan 6 (enam) trayek angkutan
perkotaan/perbatasan. Yang secara kasat mata tampak “mati suri”. Selain memang
penurunan penggunaan angkutan umum adalah hal yang rata terjadi di wilayah Indonesia di
Kota Tegal hal ini dimungkinkan terjadi selain dikarenakan pemilikan yang disertai
penggunaan kendaraan pribadi yang meningkat juga terjadi karena jaringan trayek yang ada
tidak mengakomodir melayani seluruh wilayah serta tidak terdapatnya kebijakan Pemerintah
Daerah yang tidak mendukung dalam meningkatkan penggunaan moda angkutan umum.

Salah satu alternatif penanganan permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan


angkutan antar jemput anak sekolah (pelajar) atau angkutan sekolah, dimana sampai dengan
saat ini di Kota Tegal belum memiliki pelayanan angkutan sekolah, apalagi pihak sekolah
juga tidak menyediakan layanan angkutan sekolah ini yang dimungkinkan disertai dengan
kebijakan pelarangan bagi siswa untuk mengendarai sepeda motor menuju sekolah.

Perlu diketahui, beradasarkan data dari BPS bahwa di wilayah Kota Tegal terdapat 223
sekolah yang meliputi 153 sekolah setingkat SD, 37 sekolah setingkat SMP dan 33 sekolah
setingkat SMA dengan jumlah siswa yang cukup besar mencapai 61.015 orang. Apabila
perkiraan awal sebelum dilakukan kajian ini diasumsikan sebesar 50% siswa akan
menggunakan layanan angkutan sekolah, maka potensi pengguna layanan angkutan sekolah
ini sekitar 30.507 orang.

Angkutan sekolah nantinya tidak hanya digunakan untuk aktivitas antar jemput saja namun
juga dapat digunakan untuk mengantar olahraga, kunjungan wisata, kegiatan perkemahan
dan lainnya. Dengan demikian, implementasi keberadaan angkutan sekolah ini menarik
untuk dikaji secara maksimal, khsuusnya dari segi komponen manfaat dan komponen biaya.
Dari komponen-komponen tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui apakah

355
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

sebenarnya layanan angkutan sekolah tersebut layak atau tidak diselenggarakan di Kota
Tegal.

Penelitian ini mengambil studi kasus pada pelayanan angkutan di Kota dalam rangka
memberikan kajian kelayakan angkutan sekolah di Kota Tegal dengan Tujuan:
1. Untuk menganalisis kelayakan angkutan sekolah di Kota Tegal berdasarkan analisis
karakteristik sosial-ekonomi;
2. Analisis biaya operasional kendaraan dan analisis finansial pengoperasiannya;
3. Bahan pertimbangan bagi pemerintah Kota Tegal dalam menyusun rencana
penyelenggaraan angkutan sekolah

METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data pada kajian ini adalah metode primer dan sekunder. Metode
pengumpulan data sekunder yaitu dengan pengumpulan data dari instansi terkait di
Pemerintah Kota Tegal yaitu data RTRW, peta jaringan jalan. Sedangkan Data primer yang
diperlukan pada kajian ini yaitu dengan pengambilan data langsung dilapangan dengan
menggunakan angket/kuisioner dan survei lapangan. Wawancara dilakukan kepada
masyarakat di lingkungan Kota Tegal yang dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan
Desember 2019.
Berikut bagan alir penelitian dimaksud:

Permasalahan Tujuan Studi Pustaka

Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder

· Inventarisasi sekolah-sekolah
yang akan dilayani oleh
angkutan pelajar;
· Inventarisasi kondisi
eksisting jalan sebagai rute
· Data jumlah siswa;
yang layak untuk dilalui
· Studi terdahulu.
angkutan pelajar;
· Panjang rute;
· Inventarisasi potensi lokasi
transfer point;
· Kuesioner.

Analisis Data

· Analisis Potensi Demand Angkutan Sekolah;


· Analisis Potensi Penyelenggaraan Angkutan
Sekolah;
· Analisis Pemilihan Rute Angkutan Sekolah;
· Analisis Waktu Pelayanan Angkutan
Sekolah;
· Analisis Biaya Operasional Kendaraan
(BOK);
· Analisis Mekanisme Pembiayaan Angkutan
Sekolah;
· Analisis Kelayakan Angkutan Sekolah.

Kesimpulan & Saran

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

356
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Dimana sebelum dilakukan penelitian dilakukan inventarisasi sekolah-sekolah yang akan


direncanakan untuk mungkin dilayani oleh angkutan pelajar. Dimana sekolah yang akan
dilayani adalah sekolah-sekolah yang berada pada Kota Tegal yang memiliki potensi tinggi
dalam mengganggu kelancaran lalu lintas di kawasan perkotaan akibat aktivitas antar jemput
sekolah. Tahapan berikutnya adalah melalukan inventarisasi kondisi eksisting jalan. Kondisi
eksisting jalan perlu menjadi perhatian khusus, misalnya lebar jalan dan kerusakan jalan.

Data mengenai panjang rute ini nantinya akan menjadi data pokok dalam perhitungan BOK.
Data kuesioner yang ditujukan kepada pelajar dan orangtuanya yang silakukan secara acak
dan sederhana (simple random sampling) untuk mendapat gambaran sederhana mengenai
karakteristik pelajar.

Gambar 2. Contoh Pelajar SMP Membawa Kendaraan Bermotor ke Sekolah

Berdasarkan data sekunder tahun 2016 disebutkan bahwa pelaku kecelakaan lalu lintas
dengan range usia sekolah yaitu 0 – 20 tahun adalah sebesar 42,58% dan korban kecelakaan
dengan range usia yang sama adalah sebesar 73%.

7; 4%
20; 8%
27; 14%
35; 18% 64; 24%
52; 20%
31; 16%

40; 15%
56; 29% 49; 19%
38; 19% 38; 14%

0-15 tahun 16-20 tahun 21-30 tahun 0-15 tahun 16-20 tahun 21-30 tahun
31-40 tahun 41-50 tahun >51 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >51 tahun
Gambar 3. Persentase Jumlah Pelaku Gambar 4. Persentase Jumlah Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Usia Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Usia

357
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Telah dijelaskan pada Pasal 288 Ayat 2 bahwa
setiap orang yang mengemudikan kendaraan di jalan harus memiliki SIM (Surat Ijin
Mengemudi) dimana untuk mendapatkan SIM salah satunya persyaratan usia minimal
adalah 17 tahun. Persyaratan tersebut tentu belum bisa dipenuhi oleh pelajar SMA ke bawah.
Sehingga penggunaan kendaraan bermotor bagi anak-anak akan menjadi suatu potensi
masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data kinerja angkutan umum dari Dinas Perhubungan Kota Tegal pada tahun
2019 diketahui dari jaringan trayek angkutan Kota nya tidak ada yang dalam kondisi baik,
sebagai berikut :

Tabel 1. Penilaian Standar Pelayanan Angkutan Umum


TRAYEK LFs LFts KP H WP F KB WTP TOTAL
NILAI
A1 1 1 3 1 1 1 1 1 10
A2 1 1 3 1 1 1 1 2 11
Tegal – Slawi 1 1 3 1 3 3 1 3 16
Tegal – Banjaran 1 1 3 1 1 2 1 2 12
Tegal – Dukuhturi 1 1 3 1 1 1 1 2 11
Tegal – Pasar Bawang 1 1 3 1 1 1 1 1 10
Tegal – Kemantran 1 1 3 1 1 2 1 2 12
Tegal – Jatibarang 1 1 3 1 1 1 1 1 10
Sumber : Dinas Perhubungan, 2019

Keterangan :
Nilai 1 = Standar Penilaian dengan Kriteria Kurang
Nilai 2 = Standar Penilaian dengan Kriteria Sedang
Nilai 3 = Standar Penilaian dengan Kriteria Baik
LFs = Load Factor Jam Sibuk WP = Waktu Pelayanan
LFts = Load Factor di Luar Jam Sibuk F = Frekuensi
KP = Kecepatan Perjalanan KB = Kendaraan Beroperasi
H = Headway WTP = Waktu Tunggu Penumpang

Kategori :
Total Nilai 18 – 24 : Kategori Baik
Total Nilai 12 – 17,99 : Kategori Sedang
Total Nilai < 12 : Kategori Tidak Optimal

Dari penilaian standar pelayanan angkutan umum di kota Tegal dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Kategori sedang : Trayek Tegal – Slawi
2. Kategori tidak optimal : Trayek A1, Trayek A2, Trayek Tegal – Banjaran, Trayek
Tegal– Dukuh Turi, Trayek Tegal – Pasar Bawang, Trayek
Tegal – Kemantran dan Trayek Tegal – Jatibarang

358
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Dalam memperoleh potensi terlebih dahulu peneliti tidak membagi zonasi wilayah di Kota
Tegal yang mempertimbangkan batas wilayah administrative akan tetapi memperhatikan
system zonasi Pendidikan yang diterapkan di Kota Tegal pada Tahun Ajaran 2019/2020
yakni sebagai berikut :

Tabel 1. Data Siswa Perwilayah


NO WILAYAH SD SMP SMA SMK TOTAL
1 Tegal Timur 9.406 6.318 2.908 4.624 23.256
2 Tegal Barat 6.969 3.269 1.910 3.019 15.167
3 Tegal Selatan 4.317 1.988 0 887 7.192
4 Margadana 3.498 1.560 748 988 6.774
Total 24.190 13.135 5.566 9.498 52.637
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tegal, 2019

Berdasarkan analisis data wawancara didapatkan bahwa Karakteristik Responden


Berdasarkan Jenis Moda yang Digunakan untuk Sekolah Sebagian besar responden
menyatakan menggunakan kendaraan pribadi dan diantar orang tua untuk ke sekolah,
masing-masing sebesar 31,8% dan 29,3%. Sisanya menyatakan menggunakan angkutan
umum sebesar 18,5%, jalan kaki 15,4% dan angkutan online 5%.

Gambar 6. Jenis Moda yang Digunakan untuk Sekolah

Persepsi Responden Terhadap Kemungkinan Penggunaan Angkutan Umum ke Sekolah


Sebagian besar responden sebesar 60,6% menyatakan bersedia untuk berpindah
menggunakan angkutan umum untuk ke sekolah, dengan catatan trayek angkutan umum
lebih terjangkau dan lebih pendek waktu tunggunya.

Gambar 7. Persepsi Responden Terhadap Kemungkinan Penggunaan Angkutan Umum


ke Sekolah

359
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Persepsi Responden Terhadap Kemungkinan Penggunaan Angkutan Sekolah Sebagian besar


responden sebesar 84,6% menyatakan bersedia untuk berpindah menggunakan angkutan
sekolah, dengan catatan tarifnya disesuaikan dengan kemampuan masyarakat atau subsidi
pemerintah.

Gambar 8. Persepsi Responden Terhadap Kemungkinan Penggunaan Angkutan Sekolah

Dalam menerapkan kebijakan angkutan sekolah diproyeksikan dilakukan dalam 2 (dua)


kebijakan yakni :
1. Menggunakan kendaraan bus sedang ;
2. Menggunakan kendaraan bus kecil ( memanfaatkan angkutan Kota yang ada)
Dimana rencana rute sebagai berikut :
1. ALTERNATIF 1 dengan moda BUS SEDANG
a) Rute 1, yang direncanakan melewati Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo – Jl. Gajahmada
– Jl. Yos Sudarso – Jl. Martoloyo – Jl. Raya Tegal Pemalang – PP. = 12 Km
b) Rute 2, yang direncanakan melewati Jl. Kapten Sudibyo – Jl. Dr. Sutomo – Jl.
Gajahmada – Jl. Yos Sudarso – Jl. Martoloyo – Jl. Raya Tegal Pemalang – PP. = 6
Km
c) Rute 3, yang terdiri atas dua rute :
 Rute 3A, yang direncanakan melewati Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo – Jl. Kol.
Sugiono – Jl. Mayjend. Sutoyo – Jl. Jend. Sudirman – Jl. AR. Hakim – Jl. RA.
Kartini – Jl. Menteri Supeno – Jl. Abimanyu – Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl.
Martoloyo – Jl. Raya Tegal Pemalang – PP. = 10. Km
 Rute 3B, yang direncanakan melewati Jl. KS. Tubun – Jl. Sultan Agung – Jl. AR.
Hakim – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Mayjend. Sutoyo - Jl. Dr. Sutomo – Jl.
Gajahmada – Jl. Yos Sudarso – Jl. Martoloyo – Jl. Raya Tegal Pemalang – PP. =
8 Km

2. ALTERNATIF 2 dengan moda MINIBUS (ANGKUTAN KOTA)


a) Rute 1, dimana pada alternatif rute ini memanfaatkan rute trayek angkutan kota
yang ada, yaitu :
 Rute A1, melewati Stasiun – Balaikota – Jl. P. Diponegoro – Jl. Jend. Sudirman
– Jl. Mayjend. Sutoyo – Jl. Kol. Sugiono – Jl. Dr. Wahidin SH. – Jl. Dr. Cipto
MK. – Jl. Cabawan – PKTJ – SMAN 5 – Terminal – Stasiun. = 10 Km
 Rute A2, melewati Stasiun – Balaikota – Jl. P. Diponegoro – Jl. Jend. Sudirman
– Jl. Mayjend. Sutoyo – Jl. Kol. Sugiono – Jl. Dr. Wahidin SH. – Jl. Dr. Cipto
MK. – Jl. Cabawan – Jl. Dr. Cipto MK. – Jl. Margadana – Jl. Ki Hajar Dewantara
– Terminal – Stasiun. = 10 Km

360
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

 Rute A3, melewati Stasiun – Jl. Semeru – Jl. Kartini – Jl. AR. Hakim – Jl. Sultan
Agung – Jl. Werkudoro – Jl. Sumbodro – Jl. Arjuna – Jl. Perintis Kemerdekaan
– Jl. Serayu – Jl. Setiabudi – Jl. A. Yani (Pasar Pagi). = 10 Km
 Rute A4, melewati Stasiun – Jl. Semeru – Jl. Kartini – Jl. AR. Hakim – Jl. Sultan
Agung – Jl. KS. Tubun – Jl. Teuku Umar – Jl. Teuku Cik Ditiro – Sport Center.
= 8 Km
 Rute A5, melewati Terminal – Jl. Mataram – Jl. Brawijaya – Jl. Blanak – Jl. Hang
Tuah – Jl. Letjend. Suprapto – Jl. DI. Panjaitan – Jl. A. Yani (Pasar Pagi) – Alun-
Alun – Stasiun – Jl. Kol. Sudiarto – Jl. Setiabudi – Jl. DI. Panjaitan – Terminal.
= 8Km
 Rute A6, melewati Sport Center – Jl. Cik Ditiro – Jl. Ki Hajar Dewantara – Jl.
Dr. Cipto MK. – Jl. Kol. Sugiono – Jl. Mayjend. Sutoyo – Jl. Gajahmada – Jl.
HOS Cokroaminoto – Jl. A. Yani (Pasar Pagi). = 10 Km
 Rute A7, melewati Sport Center – Jl. SA. Tirtayasa – Jl. Sultan Hasanuddin – Jl.
Gatot Subroto – Jl. Kapten Sudibyo – Jl. Dr. Sutomo – Jl, Kapten Ismail – Jl.
Brigjend. Katamso – Jl. S. Parman – Jl. Yos Sudarso – Jl. Sangir. = 9 Km

3. ALTERNATIF 3 dengan moda BUS SEDANG DAN MINIBUS


Rute yang direncanakan pada alternatif 3 ini sama dengan alternatif 1, namun kendaraan
harus berangkat dari pool-pool yang ditentukan sesuai kecamatannya seperti pada rute 2
alternatif 2. Pada alternatif 3 ini juga akan dilakukan pemanfaatan kartu siswa dan kartu
identitas anak.

Melihat potensi yang ada yakni sebesar 52.637 siswa maka asusmsi yang digubnakan adalah
alternative ke 3 . Berdasarkan ketentuan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (2002) dalam
menentukan kendaraan pada suatu trayek dilakukan dengan memperhatikan kapasitas
kendaraan, waktu tempuh ( meliputi Waktu perjalanan, waktu berhenti, headway/antara),
sehingga dapat disimulasikan sebagai berikut :
1. Jam operasional angkutan sekolah dibagi dalam 2 tahapan yakni Pukul 06.00 WIB-
08.00 WIB dan pukul 14.00 WIB s.d 16.00 WIB atau 4 jam ;
2. Kapasitas kendaraan bus sedang 22 tempat duduk dan bus kecil 12 tempat duduk ;
3. Ketersediaan armada 100% ;
4. Load Factor dinamis sesuai standar 70% ;
5. Jumlah penumpang adalah jumlah siswa aktif yang terdaftar dengan perhitungan total
penumpang
a. Jumlah potensi penumpang adalah 60,6 % dari jumlah siswa aktif yakni 31.898
siswa
b. Siswa yang bersedia pindah moda sebanyak 84,4%
c. Total siswa dalam satu hari adalah 84,4% x 31.898 = 26.921 siswa
d. Total siswa per trayek = 26.921 : 11 = 2.447 siswa
e. Jam operasional 4 jam
f. Proyeksi penumpang dalam 1 jam = 2.447 : 4 = 611 siswa
6. Waktu Tempuh dengan asumsi kecepatan 20 Km/jam dengan deviasi 5% dari waktu
perjalanan (berdasarkan pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum,
2002)

CTABA= (TAB + TBA) + (αAB + αBA) + (TTA + TTB)

361
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Keterangan :
CTABA = waktu sirkulasi dari A ke B kembali ke A
TAB = waktu perjalanan rata-rata dari A ke B
TBA = waktu perjalanan rata-rata dari B ke A
αAB = deviasi waktu perjalanan dari A ke B = 5% x TAB
αBA = deviasi waktu perjalanan dari B ke A = 5% x TBA
TTA = waktu henti kendaraan di A
TTB = waktu henti kendaraan di B
TTA + TTB = 10% x TABA

Dari perhitungan diatas maka disimulasikan kebutuhannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Kebutuhan Armada Angkutan Sekolah


Headway Headway Headway
Waktu waktu
Rute Jarak headway 5 mnt 10 mnt 15 mnt
tempuh sirkulasi
Trayek (km) Ideal Jumlah Jumlah Jumlah
(menit) (menit)
Kend Kend Kend
Rute 1 12 36 82,8 2 17 8 6
Rute 2 6 18 41,4 2 8 4 3
Rute 3a 10 30 69 2 14 7 5
Rute 3b 8 24 55,2 2 11 6 4
Kebutuhan
50 25 17
Armada
A1 10 30 69 1 14 7 5
A2 10 30 69 1 14 7 5
A3 10 30 69 1 14 7 5
A4 8 24 55,2 1 11 6 4
A5 8 24 55,2 1 11 6 4
A6 10 30 69 1 14 7 5
A7 9 27 62,1 1 12 6 4
Kebutuhan
Armada 90 45 30

Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional diperhitungkan dalam 2 skenario yakni


penggunaan bus sedang dan bus kecil

JUMLAH BUS 6 BUS


BIAYA LANGSUNG
BIAYA BBM 353.143 RUPIAH/BUS/HARI
BIAYA TIDAK LANGSUNG
TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG 242.551 RUPIAH/BUS/HARI
SELISIH (901.250) RUPIAH/BUS/HARI
PENYUSUTAN
TOTAL 305.556 RUPIAH/HARI
BIAYA TANPA PENYUSUTAN 991.375 RUPIAH/BUS/HARI
BIAYA DENGAN PENYUSUTAN 1.296.930 RUPIAH/BUS/HARI

362
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020

Sedangkan jika menggunakan bus kecil/angkot

KAPASITAS/DAYA ANGKUT 12 SEAT


REKAPITULASI BIAYA/KM
BIAYA LANGSUNG 1.742 RUPIAH/KENDARAAN/KM
BIAYA TIDAK LANGSUNG 3,61 RUPIAH/KENDARAAN/KM
TOTAL BIAYA 1.746 RUPIAH/KENDARAAN/KM

Skenario pembiayaan, Pemerintah Kota Tegal dapat melalui skema penyelenggaraan


angkutan tidak dalam trayek mengadakan bus sekolah atau dengan skema penyelanggaraan
angkutan dalam trayek yang pada saat jam-jam berangkat dan pulang sekolah wajib
melayani anak sekolah dengan Gratis dimana seluruh pembiayaan ditanggung Pemerintah
Kota baik itu dengan full APBD Pemerintah Kota Tegal atau kerjasama dengan Corporate
Social Responbility (CSR) dan sejenisnya. Akan tetapi diharapkan Pemerintah Kota Tegal
dapat segera memperbaiki tata kelola pelayanan angkutan umumnya agar pelayanan kepada
masyarakat yang baik dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2002. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Nomor SK. 687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur.
Jakarta.
Sriastuti, D.A. Nyoman. Analisis Kelayakan Finansial Pengoperasian Angkutan Antar
Jemput Siswa Sekolah Pada Koridor Jalan Gunung Agung Denpasar. Jurnal Spektran
Vol.1 No. 1 Januari 2013 Universitas Udayana.
Palupiningtyas,Selenia Ediyani dan Pakpahan, Dorkas. Analisis Kebijakan Penyelenggaraan
Angkutan Sekolah Di Kota Bandung. Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28,
Nomor 2, Maret-April 2016

363

Anda mungkin juga menyukai