Anda di halaman 1dari 8

DEMAND DAN SUPPLY BUS SEKOLAH KOTA MALANG

Laras Nikita Sari, Septiana Hariyani, Nailah Firdausiyah


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: larasn97@gmail.com

ABSTRAK

Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan dengan potensi kota pendidikan ini didukung oleh banyaknya
institusi pendidikan yang ada di Kota Malang. Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kota Malang pada
tahun 2021 memiliki 492 sekolah yang tersebar di Kota Malang. Untuk memenuhi kebutuhan pelajar,
Pemerintah Kota Malang menyediakan bus sekolah untuk memudahkan pelajar mencapai sekolah. Pengadaan
bus sekolah pertama kali dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang pada tahun 2015 yang memiliki 4 armada,
hingga saat ini bus sekolah Kota Malang memiliki 15 armada dengan melayani 13 rute yang tersebar di Kota
Malang. Terdapat berbagai masalah pada bus sekolah, seperti rute yang terlalu lama dan adanya sekolah yang
belum dapat dilayani oleh bus sekolah. Dengan adanya berbagai masalah tersebut tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui demand bus sekolah Kota Malang dan supply bus sekolah berupa jumlah rute yang dilalui,
dengan pertimbangan tersebut dapat menentukan alternatif rute bus sekolah untuk melayanai sekolah agar
bus sekolah dapat beroperasi secara optimal. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
Transport demand level dan analisis supply. Dari hasil perhitungan demand dan supply rute didapatkan zona
yang diprioritaskan, yakni zona 9 dan zona 3 yang memiliki tingkat demand paling tinggi dan supply rute yang
melewati pada zona tersebut sedikit.

Kata Kunci: Demand, Supply, Bus-sekolah

ABSTRACT

Malang is known as an education city whose potentials are supported by the many educational institutions
existing in that city. According to data from the Ministry of Education, by 2021 there are 492 schools spread
across Malang. To meet the transportation needs for students, the government of Malang provides school
buses to make it easier for students to reach schools. The procurement of school buses was first carried out by
the government in 2015, obtaining 4 fleets. Currently, there are 15 fleets serving 13 routes spread across
Malang. There are various problems with this transportation, such as routes taken that are too far and some
schools not reached by the available fleets. Based on this background, this research sought to determine the
demand for school buses in Malang and the supply of school buses in the form of the number of routes
traversed. It is expected that alternative school bus routes to serve schools can be determined to ensure them
operating optimally. The analytical methods used in this research consisted of Transport Demand Level and
Supply Analysis. The research results regarding the demand and the supply routes revealed that the prioritized
zones were zone 9 and zone 3 which had the highest level of demand but few supply routes by school buses.

Keywords: Demand, Supply, School-Bus

sarana transportasi yang umumnya digunakan


PENDAHULUAN oleh masyarakat Kota Malang. Selain angkutan
Kota Malang dikenal sebagai kota umum pelajar lebih memilih menggunakan
pendidikan. Potensi kota pendidikan ini kendaraan pribadi. Pilihan pelajar untuk
didukung oleh banyaknya institusi pendidikan menggunakan kendaraan pribadi, meskipun di
yang lengkap. Menurut data dari Kementerian Kota Malang terdapat angkutan kota namun
Pendidikan, Kota Malang pada tahun 2021 pelayanan yang diberikan masih kurang
memiliki 492 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP maksimal (Prasetyo, Djakfar, & Abusini, 2015).
dan SMA yang memiliki tingkat kebutuhan Masalah inilah yang mendorong Pemerintah
transportasi yang tinggi yang dapat menunjang Kota Malang berinisiatif menyediakan bus
mobilitas siswa untuk dapat menuju ke sekolah yang akan membantu siswa untuk pergi
sekolahnya masing-masing. Sarana transportasi dan pulang sekolah.
angkutan umum di Kota Malang merupakan Pengadaan bus sekolah pertama kali
dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang pada

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
xx
133
DEMAND DAN SUPPLY BUS SEKOLAH KOTA MALANG

tahun 2015, pada tahun 2017 Pemerintah menjadi beberapa sistem yang lebih kecil yang
menambah 9 unit minibus dan 2 unit bus masing-masing saling terkait dan saling
sekolah. Pada tahun 2018 satu unit bus tidak mempengaruhi (Adisasmita, 2011).
dioperasikan sehingga terdapat 6 bus dan 9 Kriteria – kriteria pelayanan bus sekolah
minibus yang beroperasi dan memiliki 13 rute yang efektif, efisien dan maksimal adalah dengan
yang berbeda (Dinas Pendidikan Kota Malang, mempertimbangkan tingkat bangkitan dan
2018). tarikan perjalanan, kelas jalan dan tingkat
Kinerja operasional bus sekolah di Kota aksesibilitas suatu sekolah. Maka untuk
Malang salah satunya dapat dilihat dari nilai load mengidentifikasi aksesibilitas tingkat demand
faktor diatas 0,5 yang artinya tempat duduk pengguna dilakukan beberapa langkah Analisis
kendaraan yang terisi oleh penumpang lebih dari supply Bus Sekolah berupa prasarana
50%. Standar perbandingan load factor yang transportasi berupa jumlah rute yang melewati
ditetapkan oleh Departemen Perhubungan dan rute mana saja yang melayani di tiap zona
sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor Kota Malang (Tamin, 2000).
41 Tahun 1993 untuk nilai load factor adalah Kajian terkait supply dan demand
70% (0,7) dengan maksimal 100%. Nilai dibawah kebutuhan transportasi pelajar di Kota Malang
0,5 secara umum berada pada tiap rute. Hal ini diperlukan untuk mengarahkan pengembangan
perlu diperhatikan karena nilai load factor yang bus sekolah menjadi pelayanan rute yang efektif.
sangat kecil sehingga membuat rute tersebut Tujuan dalam penelitian ini yakni mengetahui
dirasa kurang efektif untuk perjalanan bus demand dan supply bus sekolah Kota Malang.
sekolah (Prasetyo, Djakfar, & Abusini, 2015).
Bus Sekolah Kota Malang masih melayani METODE PENELITIAN
beberapa bagian wilayah di Kota Malang, pada Metode penelitian yang digunakan dalam
malang bagian utara bus sekolah masih belum mengetahui Demand dan Supply Bus Sekolah di
melayani wilayah tersebut. Sedangkan pelajar Kota Malang yaitu metode penelitian deskriptif
yang ingin berpindah dari kendaran pribadi ke dengan pendekatan kuantitatif. Metode
bus sekolah sebesar 99,92% (Dasan, Hariyani, & penelitian deskriptif menurut Sudjana dan
Utomo, 2018). Ibrahim (2004) merupakan penelitian yang
Kota Malang dalam penelititan ini dibagi berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
menjadi 10 zona menurut Rencana Induk peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
Jaringan Jalan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sekarang. Sementara pendekatan kuantitatif
Kota Malang tahun 2014-2024 serta penelitian merupakan pendekatan dengan dengan
terdahulu. Pembagian Kota Malang menjadi 10 menggunakan kuantitatif karena menggunakan
zona untuk dapat merincikan supply dan demand angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
tiap zona (Romdhani, Hariyani, & Utomo, 2017). terhadap data tersebut, serta penampilan dari
Jaringan jalan Kota Malang dilihat dari hasilnya (Arikunto, 2013). Pendekatan kuantitatif
fungsi jalan yang terdapat di Kota Malang dapat dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
dibagi menjadi jalan Arteri Primer, Arteri permintaan jasa transportasi (demand) dan
Sekunder, Kolektor Primer, Kolektor Sekunder, penawaran jasa transportasi (supply)
Lokal Primer, Lokal Sekunder. Total panjang jalan menggunakan metode penelitian deskriptif
berdasarkan hierarki tersebut adalah 663,34 km digunakan untuk mendeskribsikan jumlah rute
(RIJJ, 2012). Di Kota Malang memiliki layanan yang melewati tiap zona.
bus sekolah untuk anak sekolah dari tingkat
dasar sampai dengan tingkat menengah atas. Variabel Penelitian
Bus sekolah melayani 13 rute bus sekolah yang Menurut Sugiono (2011), variabel
tersebar di Kota Malang. penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
Proses transportasi merupakan gerakan yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
dari tempat asal, darimana kegiatan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
pengangkutan dimulai, menuju ke tempat informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
tujuan, serta kemana kegiatan pengangkutan kesimpulannya. Berdasarkan teori yang ada dan
diakhiri. Transportasi merupakan sebuah hasil studi terdahulu maka telah ditetapkan
kegiatan pemindahan barang-barang dan variabel penelitian untuk menganalisis demand
manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. bus sekolah dan supply bus sekolah. Penetapan
Sistem transportasi secara makro dapat dibagi variable dapat dilihat pada Tabel 1.

134 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
Laras Nikita Sari, Septiana Hariyani, Nailah Firdausiyah

Tabel 1. Variabel Penelitian mengidentifikasi aksesibilitas tingkat deman


Tujuan Variabel
Data Yang
Sumber pengguna dilakukan beberapa langkah analisis.
Dibutuhkan
Menganalisis Kawasan Luas Currie dalam
Dalam mengukur demand penggunaan
demand dan permukiman permukiman Fakhrianto, bus sekolah digunakan rumus perhitungan
supply bus tiap zona 2018 Transport Demand Level yang merupakan
sekolah
Kawasan Luas adaptasi dari rumus Public Transport Supply
permukiman permukiman Index yang dikemukakan oleh (Currie, 2010). Dari
yang dapat tiap zona rumus yang telah dikemukakan oleh Currie
dilayani oleh Hierarki jalan
bus Kota Malang tersebut selanjutnya dimodifikasi menjadi rumus
Penduduk Jumlah yang berfungsi untuk dapat mengukur tingkat
usia sekolah penduduk
usia sekolah
bangkitan / demand pada suatu zona yang
tiap zona disebut dengan rumus Transport Demand Level.
Pelayanan Rute Tamin, 2000 Perhitungan Transport Demand Level dari
bus sekolah eksisting bus
sekolah
suatu zona perlu dilakukan perbandingan antara
Persebaran Romdhani, luas permukiman yang dilayani oleh bus sekolah
zona Hariyani, & pada kecamatan i dengan total luas permukiman
Utomo, 2017
pada kecamatan i yang selanjutnya dikalikan
dengan jumlah penduduk usia sekolah pada
Tahapan Penelitian dalam penelitian ini
kecamatan i. Adapun dalam menentukan luas
yakni menganalisis demand dan supply bus
area permukiman yang dilayani oleh rute bus
sekolah. Setelah didapatkan hasil dari demand
sekolah digunakan referensi dari Curtis (2008)
dan supply bus sekolah akan didapati zona
yang menyatakan bahwa jarak tempuh maksimal
prioritas. Zona prioritas merupakan zona dengan
seseorang mau berjalan kaki dari rumah menuju
demand tinggi dan supply rendah.
halte bus adalah sebesar maksimal 400 meter.
Metode Analisis Data Dari pertimbangan ini selanjutnya diasumsikan
bahwa suatu ruas jalan (rute bus) dapat
Metode penelitian yang digunakan dalam
melayani wilayah permukiman disekitarnya
“Alternatif Rute Berdasarkan Demand dan
sepanjang maksimal 400 meter di setiap sisi
Supply Bus Sekolah di Kota Malang” yaitu
(Buchika, Erwan, & Akhmadali, 2018).
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode penelitian deskriptif Supply Bus Sekolah
menurut Sudjana & Ibrahim (2004)merupakan
Menurut Fakhrianto (2018), pengukuran
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
supply bus sekolah menggunakan variabel
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
jumlah sekolah yang terlayani. Dalam menilai
sekarang. Sementara pendekatan kuantitatif
pelayanan (supply) transportasi umum dapat
merupakan pendekatan dengan dengan
dilakukan dalam dua tahapan. Diantaranya
menggunakan kuantitatif karena menggunakan
menentukan rute eksisting bus sekolah dan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
mengukur supply berdasarkan jumlah sekolah
terhadap data tersebut, serta penampilan dari
yang dilayani rute eksisting bus sekolah.
hasilnya (Arikunto, 2013). Pendekatan kuantitatif
Setelah mengetahui rute eksisting bus
dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
sekolah di Kota Malang, maka langkah
permintaan jasa transportasi (demand) dan
selanjutnya yang dilakukan yaitu
penawaran jasa transportasi (supply). Adapun
mengelompokkan rute pada masing-masing
metode penelitian deskriptif digunakan untuk
zona. Sehingga diketahui masing-masing rute
mendeskripsikan alternatif rute yang diperoleh
telah melewati dan melayani zona mana saja
dari pertimbangan demand dan supply.
serta proporsi pelayanan rute bus sekolah tiap
Demand Bus Sekolah zona.
Kriteria – kriteria pelayanan bus sekolah
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang efektif, efisien dan maksimal adalah dengan
mempertimbangkan tingkat bangkitan dan Gambaran Umum
tarikan perjalanan, kelas jalan dan tingkat Kota Malang memiliki luas 110.06 Km2 dan
aksesibilitas suatu sekolah. Maka untuk terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan
Kedungkandang, Kecamatan Sukun, Kecamatan

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022 135
DEMAND DAN SUPPLY BUS SEKOLAH KOTA MALANG

Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, dan Zona Wilayah Zona


Kel. Tunggulwulung
Kecamatan Klojen, yang terdiri dari 57 Kelurahan 3 Kel. Arjosari Kel. Pandanwangi
dan 548 Rukun Warga (RW), dan 4173 Rukun Kel. Polowijen Kel. Balearjosari
Tetangga (RT). Kota Malang dalam penelititan ini Kel. Purwodadi Kel. Purwantoro
Kel. Blimbing Kel. Bunulrejo
dibagi menjadi 10 zona menurut Rencana Induk 4 Kel. Polehan Kel. Ksatrian
Jaringan Jalan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kel. Jodipan Kel Sawojajar
Kota Malang tahun 2014-2024 serta penelitian 5 Kel. Lesanpuro Kel.Cemoro Kandang
Kel. Madyopuro Kel. Kedungkandang
terdahulu. Pembagian Kota Malang menjadi 10 6 Kel. Kauman Kel. Kasin
zona untuk dapat merincikan supply dan demand Kel. Klojen Kel. Kidul Dalem
tiap zona (Gambar 1). Kel. Sukoharjo Kel. Rampalcelaket
7 Kel. Bareng Kel. Oro-oro Dowo
Kel. Gadingkasri Kel. Samaan
8 Kel. Bandulan Kel. Pisangcandi
Kel. Mulyorejo Kel. Tanjungrejo
Kel. Karangbesuki Kel. Bakalankrajan
9 Kel. Sukun Kel. Bandungrejosari
Kel. Ciptomulyo Kel. Gadang
Kel. Mergosono Kel. Kota Lama
Kel. Kebonsari
10 Kel. Buring Kel. Tlogowaru
Kel. Wonokoyo Kel. Arjowinangun
Kel. Bumiayu
Sumber: Romdhani (2017)

Penduduk Usia Sekolah Tiap Zona


Dalam menentukan demand bus sekolah,
dibutuhkan data penduduk usia sekolah.
Penduduk usia sekolah yang diambil pada
penelitian ini dengan dikelompokkan dalam
rentan umur 7- 18 tahun, hal ini karena rata rata
penduduk dalam rentan usia tersebut
merupakan palajar dari tingkatan dasar sampai
dengan tingkatan SMA. Berikut data kelompok
usia sekolah dalam tiap zona.
Tabel 3. Persebaran jumlah penduduk usia
sekolah tiap zona
Jumlah Penduduk Usia Sekolah(7-18
Zona
tahun) (Jiwa)
Gambar 1. Pembagian Zona di Kota Malang 1 14322
2 24778
Berdasarkan RILLAJ tahun 2014-2024,
3 26626
zona di Kota Malang terbagi menjadi 27 zona. 4 15050
Penentuan zona ini didasari oleh guna lahan 5 15819
yang cenderung homogen sehingga lebih 6 9964
7 9407
mempermudah dalam menjelaskan karakteristik 8 23857
perjalanan. Penentuan zona dalam penelitian ini 9 31472
hanya mencakup pergerakan internal Kota 10 14559
Jumlah 185.854
Malang tanpa memperhatikan pergerakan
Pada Tabel 3. total penduduk usia sekolah
eksternal. Hal ini dikarenakan bus sekolah Kota
di Kota Malang terdapat 185.854 penduduk.
Malang hanya melayani wilayah dalam kota.
Dengan penduduk usia Kota Malang tertinggi
Berikut merupakan tabel dan peta penentuan
pada zona 9 sebesar 31.472 penduduk. Data dari
zona di Kota Malang menurut RILLAJ tahun
tabel tersebut diperlukan untuk perhitungan
2014-2024.
demand bus sekolah yang akan dijadikan
Tabel 2. Pembagian Wilayah Zona
Zona Wilayah Zona
pertimbangan untuk menentukan alternatif rute
1 Kel. Dinoyo Kel. Merjosari bus sekolah Kota Malang.
Kel. Sumbersari Kel. Ketawanggede Kel.
Kel. Penanggungan Tlogomas Bus Sekolah Kota Malang
2 Kel. Jatimulyo Kel. Tulusrejo
Kel. Tasikmadu Kel. Mojolangu Pengadaan bus sekolah pertama kali
Kel. Tanjungsekar Kel. Lowokwaru dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang pada

136 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
Laras Nikita Sari, Septiana Hariyani, Nailah Firdausiyah

tahun 2015, bus sekolah berjumlah 4 bus dan sebagai salah satu variabel yang digunakan pada
satu bus sumbangan dari Bank Jatim dengan rumus untuk menghitung tingkat demand zona
kapasitas penumpang tiap busnya berjumlah 45 terhadap penggunaan bus sekolah.
penumpang. Pada tahun 2017 Pemerintah Luas wilayah Kota Malang 110.06 Km2
menambah 9 unit minibus dan 2 unit bus terbagi menjadi beberapa fungsi guna lahan
sekolah. Pada tahun 2018 satu unit bus tidak yang berpotensi adanya tarikan dan bangkitan di
dioperasikan sehingga terdapat 6 bus dan 9 Kota Malang. Salah satu fungsi dari guna lahan
minibus yang beroperasi dan memiliki 13 rute yakni lahan permukiman. Berikut merupakan
yang berbeda. luasan lahan yang dibagi pada tiap zona.
Bus sekolah di Kota Malang terdapat 2 Tabel 5. Penggunaan Lahan Permukiman
jenis yakni bus dan minibus yang armadanya Zona Total Luas Permukiman (Ha)
1 967,84
berjumlah 15 bus yang terdiri dari 6 bus besar 2 1411,72
dan 9 minibus. Bus besar berisi kapasitas 35 3 1148,54
kursi dan untuk minibus berkapasitas 19 sampai 4 489,31
dengan 22 penumpang. Bus sekolah dibagi 5 1237,65
6 378,29
menjadi 3 tipe layout yang pertama bus besar 7 285,61
berisi kapasitas 35 kursi dan 10 penumpang 8 1280,79
berdiri, untuk tipe layout yang kedua adalah bus 9 483,95
10 2180,80
CSR dengan kapasitas bus 45 penumpang yakni Jumlah 9.865
25 penumpang duduk dan 20 penumpang
berdiri. Tipe layout ketiga menggunakan minibus Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa luas
elf dengan kapasitas 19 sampai dengan 22 total guna lahan berdasarkan fungsi permukiman
penumpang. seluas 9.865 Ha dengan luasan guna lahan
Tabel 4. Jenis Bus Sekolah berdasarkan layout permukiman zona tertinggi pada zona 10. Data
Tipe
No Nama
Layout
Rute pada tabel tersebut diperlukan untuk
1 Pool A 1 Tlogomas - Tugu perhitungan tingkat demand bus sekolah.
2 Pool B 1 Mergan – Tugu
3 Pool C 1 Madyopuro - Tugu
2 Madyopuro – Kantor
4 Pool D
Terpadu
5 Pool E 1 Kantor Terpadu - Tugu
6 Pool F 1 samsat kacuk - Tugu
7 Minibus 1 3 SMPN 22 – SMPN 16
8 Minibus 2 3 SPBU Megan – SMPN 15
9 Minibus 3 3 SMPN 25 – SD Widya Karya
10 Minibus 4 3 SMPN 22 – SMPN 23
11 Minibus 5 3 SMKN 3 – SMPN 25
12 Minibus 6 3 SMPN 22 – SMPN 24
13 Minibus 7 3 Tanjung Sekar – SMAN 7
Bus sekolah terdiri dari tiga tipe layout.
Layout pertama dan kedua berupa bus besar
yang dapat menampung 45 penumpang dengan
susunan tempat duduk yang berbeda. Tipe
layout satu berjumlah 5unit bus dan tipe layout
2 berjumlah 1 unit. Sementara tipe layout ketiga
berjumlah 9 unit berupa minibus yang didesain
khusus sebagai moda bus sekolah yang dapat
menampung 22 penumpang. Sehingga dari
jumlah total unit bus sekolah yang dimiliki oleh
Kota Malang didominasi oleh tipe layout ketiga.
Area Yang Dilayani Oleh Kelas Jalan
Mengidentifikasi tingkat demand
dilakukan analisis buffer serta overlay dengan Gambar 2. Peta Permukiman Kota Malang
menggunakan software ArcGIS untuk Ruas Jalan yang dapat dilewati oleh bus
mendapatkan luas permukiman wilayah yang sekolah yakni dengan melewati ruas jalan
terlayani oleh ruas jalan arteri, kolektor dan lokal

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022 137
DEMAND DAN SUPPLY BUS SEKOLAH KOTA MALANG

hierarki arteri, kolektor dan lokal, sehingga permukiman yang dapat dilayani oleh jalan pada
untuk mengetahu luas permukiman yang tiap zona.
dilayani bus diperlukan hasil analisis buffer ruas
jalan dengan hierarki arteri, kolektor dan lokal.
Proses buffer dilakukan terhadap ruas jalan
Arteri, kolektor dan lokal sepanjang 400 meter
baik ke sisi kanan maupun kiri ruas jalan (Aqil,
2010).

Gambar 4. Peta Overlay antara Buffer Jalan dan


permukiman
Tabel 6. Tabel Luas Permukiman Yang Dapat
Dilayani Oleh Jalan
Luas Area Permukiman Yang
Zona
dapat Dilayani Oleh Jalan (Ha)
1 392,1
Gambar 3. Peta Buffer Jalan 2 674,1
3 649,3
Setelah didapatkan hasil buffer jalan 4 225,2
5 274,3
berdasarkan hierarki yang ditentukan, 6 188,4
selanjutnya menentukan luas area permukiman 7 264,5
yang dilayani dilakukan analisis overlay . Analisis 8 497,2
9 432,4
overlay menurut Darmawan, Hani'ah, & 10 440,2
Suprayogi (2017) overlay disebut sebagai proses Jumlah 4.038
penyatuan data dari lapisan layer berbeda yang
membutuhkan lebih dari satu layer untuk Setelah semua variabel yang diperlukan
digabungkan. Mengetahui Luas area telah didapatkan langkah selanjutnya adalah
permukiman yang dapat dilayani oleh jalan mengukur tingkat demand zona dengan
dengan mengoverlay peta buffer yang dapat menggunakan rumus Transport Demand Level
dilayani oleh jalan dan peta luas permukiman. yang diadaptasi dari rumus Public Transport
Hasil dari analisa ini adalah luas wilayah Supply Index (Currie, 2010).
permukiman pada jangkauan pelayanan ruas Demand Bus Sekolah
jalan yang terlihat pada Gambar 4.
Transport demand level dapat
Hasil dari analisis overlay antara buffer diindikasikan sebagai besaran potensi dari
jalan dengan luas permukiman pada tiap zona jumlah siswa (penduduk usia sekolah) yang
didapati luasan tiap zona yang dapat dilayani potensial untuk dilayani oleh rute bus sekolah.
oleh jalan. Pada Tabel merupakan sebaran luas Semakin tinggi potensi demand terhadap
pelayanan bus sekolah (ditandai dengan angka

138 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
Laras Nikita Sari, Septiana Hariyani, Nailah Firdausiyah

luas permukiman yang terlayani oleh ruas jalan penduduk usia sekolah pada zona 9 merupakan
dengan nilai tinggi) maka akan semakin tinggi jumlah tertinggi dibanding zona lainnya sehingga
pula potensi siswa yang dapat terlayani. zona 9 memiliki potensi tertinggi siswa yang
Luas area permukiman yang
dilayani oleh kelas jalan untuk
dapat dilayani. Sedangkan pada zona 9 kondisi
bus di z𝑜𝑛𝑎 i (400m kanan dan eksisting masih terdapat 11 sekolah dengan
kiri ruas jalan yang
melayani bus sekolah) presentase 18% sekolah yang belum terlayani
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 z𝑜𝑛𝑎 i =
Total luas permukiman oleh bus sekolah. Sedangkan pada zona 10
di zona i
× Jmlh pn𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 u𝑠𝑖𝑎 Sekolah di zona i memiliki transport demand terendah sebesar
!"#,% 2.939 memiliki jumlah usia sekolah terendah dan
Demand Level zona 1 = "&',() × 14322
mempengaruhi nilai dari transport demand
= 5.802 tersebut. Semakin tinggi jumlah demand maka
semakin tinggi potensi siswa yang bisa dilayani.
Tabel 7. Tabel Perhitungan Tingkat Demand
Supply Bus Sekolah
bus tiap zona di Kota Malang
Zona Tingkat Demand (jiwa) Presentase Supply merupakan prasarana transportasi
1 5.802 6% yang dapat menunjang sistem transportasi yang
2 11.831 12%
3 15.053 16% ada dimana dalam penelitian ini supply bus
4 6.925 7% sekolah berupa jumlah rute pada tiap zona yang
5 3.506 4% dilewati oleh bus sekolah. Berikut merupakan
6 4.962 5%
7 8.713 9%
jumlah rute yang melewati tiap zona.
8 9.262 10% Tabel 8. Supply Rute bus di Tiap Zona
9 28.118 29% Jumlah Proporsi
10 2.939 3% Zona rute yang Nama rute yang dilewati Pelayanan
dilewati Bus Sekolah
1 Pool A, Pool B, Minibus 3
4 31%
Dan Minibus 5
2 2 Pool A Dan Minuibus 7 15%
3 2 Minibus 1 dan minibus 6 15%
4 Pool C, Pool F Dan
3 23%
Minibus 1
5 Rute 1, Pool D, Pool C,
4 31%
Rute, 4
6 Pool C, Pool F, Pool E,
5 38%
Pool B, Rute 3
7 2 Rute 3, Pool B 15%
8 3 Rute 2, Pool B, Rute 3 23%
9 3 Rute 2, Pool F, Pool E 23%
10 3 Pool E, Pool D, Rute 4 23%

Pada Tabel 6 terlihat bahwa zona dengan


supply rute tertinggi didapati pada zona 6
dengan supply rute yang melewati zona tersebut
berjumlah 6 rute dengan proporsi pelayanan
31%. Sedangkan untuk zona dengan supply rute
terrendah didapati zona 2, 3 dan 7 yang mana
supply rute yang melewati pada zona tersebut
hanya berjumlah 2 rute dengan proporsi
pelayanan sebesar 15%. Pada Gambar 6
merupakan peta persebaran supply rute di Kota
Malang.

Gambar 5. Peta Demand Level di Tiap Zona KESIMPULAN

Setelah didapatkan hasil perhitungan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada


aksesibilitas tingkat demand dari tiap – tiap zona penelitian ini didapatkan kesimpulan Demand
di Kota Malang, terlihat tingkat demand tertinggi dan supply bus sekolah didapatkan bahwa
terdapat pada zona 9 sebesar 28.118 dengan dengan mempertimbangkan luas permukiman
presentase 29 % dari keseluruhan zona yang ada wilayah serta jumlah penduduk usia sekolah
di Kota Malang. Hal tersebut dikarenakan jumlah didapatkan bahwa zona 9 merupakan zona

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022 139
DEMAND DAN SUPPLY BUS SEKOLAH KOTA MALANG

dengan demand tertinggi sebesar 28.118 dengan challenge. Transport Policy. 15:104 -
presentase 29% dari keseluruhan zona yang ada 112.
di Kota Malang. Urutan kedua demand tertinggi Dasan, M. R., Hariyani, S., & Utomo, D. M. 2018.
terdapat pada zona 3 sebesar 15.503 dengan Model Pemilihan Moda Sekolah Bagi
presentase 16% dari keseluruhan zona. Semakin Pelajar di Kota Malang. Skripsi.
tinggi jumlah demand maka semakin tinggi Malang: Universitas Brawijaya.
potensi siswa yang bisa dilayani. Dengan Darmawan, K., Hani'ah, & Suprayogi, A. 2017.
mengetahui tingkat demand di tiap zona di Kota Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di
Malang dijadikan bahan pertimbangan untuk Kabupaten Sampang Menggunakan
menentukan alternatif rute yang akan dibuat. Metode Overlay dengan Scoring
Supply rendah dijadikan pertimbangan terhadap Berbasis Sistem Informasi Geografis.
penentuan alternatif rute. Dilihat dari demand Jurnal Geodesi UNDIP. Vol 6 no.1.
tertinggi, supply rute dari zona 9 berjumlah 3 Fakhrianto, I. 2018. Arahan Pengembangan Rute
rute dan zona 3 supply rute berjumlah 2 rute. Pelayanan Bus Sekolah Berdasarkan
Kriteria Aksesibilitas sebagai Moda
DAFTAR PUSTAKA Transportasi di Surabaya. Skripsi.
Aqil, W. 2010. Analisis Buffer Dalam Sistem Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Informasi Geografis Untuk Nopember.
Perencanaan Ruang Kawasan. Prasetyo, T., Djakfar, L., & Abusini, S. 2015.
INNERSIA. 6:192-201. Evaluasi dan Potensi Pengoperasian
Adisasmita, S. A. 2011. Jaringan Transportasi. bus sekolah (Studi kasus: bus halokes
Yogyakarta: Graha Ilmu. Kota Malang). Media Teknik Sipil.
Buchika, M. D., Erwan, K., & Akhmadali. 2018. 185-192.
Studi Perencanaan Rute Angkutan Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Umum di Kota Pontianak. Jurnal Kualitatif dan R&D. Bandung:
mahasiswa teknik sipil universitas Alfabeta.
tanjungpura. vol 5 no.2. Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan
Currie, G. 2010. Quantifying spatial gaps in Transportasi. Bandung: ITB.
public. Journal of Transport Romdhani, W. L., Hariyani, S., & Utomo, D. M.
Geography. 18: 31-41 2017. pengaruh bentuk struktur
Curtis, c. 2008. Planning for Sustainable ruang Kota Malang terhadap pola
Accessibility: The implementation pergerakan masyarakat. Skripsi.
Malang: Universitas Brawijaya.

140 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 1, Januari 2022

Anda mungkin juga menyukai