PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh :
DITA MIRANDA
Notar : 19.01.113
Berdasarkan hasil analisis Tim PKL Kota Pekalongan tahun 2022, Kota
Pekalongan belum menyediakan bus sekolah yang melayani perjalanan pelajar
dan hasil survei Home Interview (HI) minat masyarakat untuk menggunakan
angkutan perkotaan yang tersedia hanya 3%. Hasil survei Home Interview
(HI) mayoritas masyarakat terutama pelajar memilih menggunakan angkutan
pribadi sebagai moda perjalanan pelajar, penggunaan moda angkutan pribadi
di Kota Pekalongan sebesar 96% (82% sepeda motor, 9% mobil dan 5%
sepeda). Tetapi, sesuai aturan yang berlaku penggunaan moda pribadi
memiliki beberapa persyaratan seperti adanya batasan umur minimal
pengguna kendaraan bermotor dengan alasan salah satunya untuk
mengurangi angka kecelakaan.
Menurut J.De D.Ortuzar and L.G. Willumsen dalam Amelia (2008) kepemilikan
kendaraan berkaitan dalam ciri pelaku pengguna moda karena dengan adanya
kendaraan pribadi dalam suatu rumah tangga akan memberikan cenderung
seseorang untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan
pribadi sejauh pelayanan angkutan umum tidak cukup representative bagi
pemilik kendaraan pribadi.
Faktor lain yang berkaitan dalam pemilihan moda perjalanan yakni tingkat
pendapatan. Menurut Amelia (2008), tingkat pendapatan akan sangat
mempengaruhi seorang dalam melakukan pemilihan moda. Tingkat
pendapatan yang dimaksud merupakan pendapatan kepala keluarga atau
pendapatan total keluarga. Tamin (2000) berpendapat bahwa semakin tinggi
pendapatan keluarga, maka cenderung memiliki kendaraan pribadi sendiri
sebagai sarana transportasi, termasuk juga untuk biaya perawatan dan bahan
bakar.
Beberapa tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Jumlah
Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)
Kelurahan
Bendan Kergon 163
Medono 116
Pekalongan Barat Pasirkratonkramat 185
(1005 Ha / 10,05 7 Podosugih 81
Km2) Pringrejo 224
Sapuro Kebulen 95
Tirto 141
Banyurip 164
Buaran Kradenan 104
Pekalongan Selatan
Jenggot 123
(1080 Ha / 10,80 6
Kuripan Kertoharjo 207
Km2)
Kuripan Yosorejo 226
Sokoduwet 256
Noyontaansari 90
Kauman 146
Poncol 62
Pekalongan Timur
7 Klego 85
(952 Ha / 9,52 Km2)
Gamer 170
Setono 191
Kalibaros 208
Bandengan 221
Degayu 337
Pekalongan Utara Krapyak 379
(1488 Ha / 14,88 7 Kandang Panjang 151
Km2) Panjang Baru 94
Panjang Wetan 141
Padukuhan Kraton 165
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan Tahun 2022
2.1.2 Kondisi Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2021 sebanyak
311.091 jiwa. Dapat di lihat pada tabel II.2 pembagian jumlah
penduduk menurut usia di Kota Pekalongan. Menurut BPS
Indonesia, rentang usia produktif adalah dari usia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun. Usia penduduk dengan usia produktif di Kota
Pekalongan sebanyak 220.590 jiwa.
No Usia Total
1 0-4 23960
2 5-9 24419
3 10 - 14 24494
4 15 - 19 25390
5 20 - 24 24994
6 25 - 29 26524
7 30 - 34 26552
8 35 - 39 24911
9 40 - 44 23979
10 45 - 49 20873
11 50 - 54 18885
12 55 - 59 16071
13 60 - 64 12411
14 65+ 17628
Jumlah 311091
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan Tahun 2022
2. Jumlah Sekolah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
pembangunan, sehingga pendidikan menjadi suatu hal yang perlu
diperhatikan secara serius baik oleh pemerintah maupun
masyarakat. Jumlah sekolah di Kota Pekalongan sebanyak 435
sekolahan dengan total sekolah negeri 102 sekolah dan sekolah
swasta 333 sekolah. Pembagian sekolah di setiap wilayah
kecamatan yang berada di Kota Pekalongan dapat dilihat pada
tabel II.3 dibawah ini:
Tabel II.3 Pembagian Sekolah Di Setiap Wilayah
Total
No Wilayah
Jumlah Negeri Swasta
1 Kec. Pekalongan Barat 137 32 105
2 Kec. Pekalongan Timur 114 24 90
3 Kec. Pekalongan Utara 112 27 85
4 Kec. Pekalongan Selatan 72 19 53
Total Total 435 102 333
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan Tahun 2022
TK SD SMP SMA
No Wilayah
Jumlah N S Jumlah N S Jumlah N S Jumlah N S
1 Kec. Pekalongan Barat 31 2 29 31 22 9 5 4 1 0 0 0
2 Kec. Pekalongan Timur 25 1 24 28 17 11 11 5 6 4 1 3
3 Kec. Pekalongan Utara 20 1 19 27 18 9 9 6 3 3 2 1
4 Kec. Pekalongan Selatan 11 0 11 17 14 3 4 2 2 1 1 0
Total Total 87 4 83 103 71 32 29 17 12 8 4 4
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan Tahun 2022
Keterangan :
N = Negeri
S = Swasta
Pada Tabel II.5 di bawah ini dirincikan fasilitas pendidikan dan
rasio pendidikan pada tahun 2021 di Kota Pekalongan.
2021
Fasilitas Pendidikan dan
Rasio Pendidikan SMA/SMK/MA SMP/MTs SD
Jenis Kebutuhan
Trayek Rute
Kendaraan Armada
Terminal Sayun – Jl. Gajah
Mada – Jl.P.Kemerdekaan –
Jl. Bahagia – Jl. Veteran – Jl.
Tentara Pelajar – Jl.Kusuma
Bangsa – Pasir Kencana – Jl.
WR. Supratman – Jl. Jetayu –
Pasir Kencana Jl. R. Saleh – Jl.Patiunus – Jl. MPU 43
Agus Salim – Jl. Dr. Cipto – Jl.
Nusantara – Jl. Kartini – Jl.
Jend. Sudirman – Jl. Wilis – Jl.
Mataram – Jl. Majapahit –
Jl.Slamet – Jl. KH. Mansyur –
Terminal Sayun.
Terminal Sayun–Jl. Gajah
Mada –Jl.P.Kemerdekaan–
Jl. Bahagia – Jl. Veteran –
Jl.Tentara Pelajar – Jl.
Kutilang – Jl.WR.Supratman
– Jl. Jetayu – Jl. R. Saleh – Jl.
Patiunus – Jl. Jlamprang –
Slamaran Perumnas Slamaran – MPU 30
Jl. Truntun – Jl. Kenanga –
Jl. Agus Salim – Jl. Dr. Cipto –
Jl. Nusantara – Jl. Kartini –
Jl. Jend. Sudirman–Jl.Wilis –
Jl. Mataram – Jl. Majapahit –
Jl. Slamet – Jl. KH. Mansyur –
Terminal Sayun.
Sumber : SK Trayek Kota Pekalongan tahun 2012
Gambar II.2 Peta Jaringan Trayek Angkutan Perkotaan
Sumber : Laporan Umum Tim PKL Kota Pekalongan Tahun 2022
Gambar II.3 Profil Trayek Pasir Kencana
Sumber : Laporan Umum Tim PKL Kota Pekalongan Tahun 2022
Gambar II.4 Profil Trayek Pekalongan-Kajen Via Wiradesa
Sumber : Laporan Umum Tim PKL Kota Pekalongan Tahun 2022
Gambar II.5 Profil Trayek Pekalongan-Kajen Via Kedungwuni
Sumber : Laporan Umum Tim PKL Kota Pekalongan Tahun 2022
Gambar II.6 Profil Trayek Pekalongan-Batang
Sumber : Laporan Umum Tim PKL Kota Pekalongan Tahun 2022
2.3 Lokasi Penelitian
Pembagian zona berdasarkan batas tata guna lahan yang homogen dengan
memperhatikan batas administrasi dan tingkat kepadatan penduduk tiap zona.
Batas zona internal merupakan batas wilayah Kota Pekalongan yang di
dalamnya juga terdapat batas antar zona-zona internal. Zona khusus
merupakan zona berupa simpul transportasi seperti Stasiun Kereta Api dan
Terminal Tipe A. Zona intermediate seperti tambak Kelurahan Bandengan dan
tambak Kelurahan Degayu. Simpul transportasi dijadikan zona khusus dengan
alasan kawasan ini memiliki tarikan yang besar baik dari zona internal maupun
eksternal. Adapun zona eksternal merupakan akses-akses lalu lintas keluar
masuk Kota Pekalongan terbagi menjadi 3 zona eksternal yang terdiri dari 8
titik yang selanjutnya termasuk ke titik lokasi survei wawancara tepi jalan
(Road Side Interview/RSI). Dimana 8 titik tersebut antara lain seperti Jalan
Dr. Sutomo, Jalan Ahmad Arslan Djunaid, Jalan Hos Cokroaminoto, Jalan Gatot
Subroto, Jalan M. Chaeron, Jalan Watusalam, Jalan Ki Mangun Sarkoro dan
jalan Ahmad Yani.
Dalam Tamin (2008), tingkat resolusi zona sangat tergantung dari maksud
dan tujuan kajian. Pusat suatu zona diasumsikan menjadi tempat konsentrasi
semua ciri pergerakan dari zona tersebut. Setelah dilaksanakan pengambilan
data tata guna lahan, dapat diketahui bahwasannya pusat kegiatan Kota
Pekalongan terpusat pada satu titik, sehingga CBD dibentuk menjadi zona
sendiri atau disebut sebagai zona tarikan. Zona tersebut menjadi pusat
kegiatan Kota Pekalongan. Di mana pada zona tersebut merupakan pusat
kegiatan perniagaan, perdagangan, perkantoran, peribadatan, dan
pendidikan.
Pembagian zona internal, zona eksternal, zona khusus, dan zona intermediate dapat dilihat pada Tabel II.7, Tabel II.8, Tabel
II.9, dan Tabel II.10.
Sekolah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang berada di Zona 1 sebagai Zona CBD dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) berada di Zona 18 sebagai salah satu Kawasan Pendidikan di
Kota Pekalongan. Pengambilan data primer penelitian ini dilakukan di
beberapa sekolah yaitu SMA Negeri 1 Pekalongan, SMK Negeri 2 Pekalongan,
dan SMK Negeri 3 Pekalongan.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Miro (2005), ada empat kelompok faktor yang dianggap kuat
pengaruhnya terhadap perilaku perjalanan atau calon pengguna (trip maker
behavior). Masing-masing faktor ini terbagi lagi menjadi beberapa variable
yang dapat diidentikkan. Variabel-variabel ini dapat dinilai secara kuantitatif
dan kualitatif.
Faktor-faktor atau variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut.
3.2.1 Penelitian
Menurut Prof. Sugiyono (2013) bahwa metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Darmadi (2013) metode
penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan didasarkan pada ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan perhitungan statistika dengan
menggunakan hal – hal berikut ini.
1. Populasi
Menurut Prof. DR. Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah
generasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Sampel
Menurut Prof. DR. Sugiyono (2007) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel ini
digunakan sebagai bahan penelitian yang mewakili jumlah
seluruh populasi yang ada.
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian suatu penelitian menurut Suharsimi Arikunto (1996).
Selain itu, menurut Prof. Dr. Sugiyono (2007) variabel penelitian
pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
𝛽0 = konstanta
𝛽𝑖 = koefisien
𝑥𝑗𝑖 = prediktor ke-i
𝜋𝑗 = probabilitas bahwa faktor atau kovariat ke-j mempunyai respon = 1
(memakai angkutan pribadi) dari respon logistik biner yang mempunyai
nilai 0 (angkutan umum) dan 1 (angkutan pribadi).
Menurut Ghozali (2018) regresi logistik digunakan jika asumsi
multivariate normal distribution tidak dipenuhi. Hal ini dikarenakan
variabel bebas yang merupakan campuran antara variabel kontinu
(metrik) dan kategorial (non-metrik). Sehingga dalam analisis regresi
logistik tidak diperlukan asumsi normalitas data variabel bebasnya.
Selain alasan itu, regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas
karena variabel respon merupakan variabel dummy (0 dan 1).
3.2.5 Uji Kelayakan Model Regresi
Menurut Ghozali (2018) analisis regresi logistik memiliki empat
pegujian model regresi yaitu, sebagai berikut.
1. Menilai keseluruhan model (Overvall Model Fit)
Overall model fit digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independent mempengaruhi variabel dependent.
Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi Likelihood.
Likelihood L merupakan probabilitas bahwa model yang
dihipotesakan menggambarkan data input (Ghozali, 2018).
Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan
menjadi -2log likelihood. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai -2LL awal dengan - 2LL pada langkah
berikutnya. Jika nilai -2LL block number = 0 lebih besar dari nilai
-2LL block number = 1. Maka penurunan (-2LogL) menunjukkan
bahwa model regresi yang lebih baik (Ghozali, 2018). Hipotesis
yang digunakan untuk uji keseluruhan model sebagai berikut:
H0 : Model yang dihipotesiskan dengan fit data.
H1 : Model yang dihipotesiskan tidak dengan fit data.
4. Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi dalam analisis regresi berguna untuk
menunjukkan kekuatan dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan pemilihan moda yang dilakukan oleh pelajar.
3.2.6 Uji Hipotesis
Untuk dapat memperoleh regresi logistik terbaik, maka dilakukan
pengujian hipotesis pada model regresi hasil perhitungan dengan
syarat atau kriteria sebagai berikut :
1. Uji Chi-Square
Uji hipotesis ini menggunakan nilai chi-square untuk menguji
hipotesis yang diajukan dan dapat dilihat dari output analisis
regresi logistik pada tabel Omnibus Tests of Model Coefficients.
Dalam pengambilan keputusan syarat yang digunakan adalah
sebagai berikut.
a. Jika X2 hitung > X2 tabel dan (P-Value) < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima. Artinya, variabel independent
mempengaruhi variabel dependent.
b. Jika X2 hitung < X2 tabel dan (P-Value) > 0,05 maka H0
diterima dan H1 ditolak. Artinya, variabel independent tidak
mempengaruhi varibel dependent.
1. Jika thitung < ttabel dan p-value > 0,05 maka H0 diterima,
artinya salah satu variabel independent tidak mempengaruhi
variabel dependent.
2. Jika thitung > ttabel dan p-value < 0,05 maka H0 ditolak,
artinya salah satu variabel independent mempengaruhi variabel
dependent.
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Kajian Pustaka
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Kesimpulan
Selesai
Untuk mengetahui
Data pelayanan
tingkat pelayanan Survei
angkutan umum
angkutan umum
Primer
Untuk mengetahui
Data karakteristik karakteristik pelajar
pelajar atau pengguna yang berpengaruh Survei
jalan terhadap pemilihan
moda
Untuk mengetahui
Data Karakteristik
karakteristik perjalanan Survei
Perjalanan
pelajar
Sekunder
Untuk melihat
Data ketersediaan Dinas
ketersediaan angkutan
angkutan umum (trayek Perhubungan
umum yang digunakan
dan armada siap Kota
sebagai moda
operasi) Pekalongan
perjalanan pelajar
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penilitian ini dibutuhkan data primer dan data sekunder untuk
melakukan proses analisis. Untuk memenuhi kebutuhan data tersebut maka
dibutuhkan survei di lapangan sebagai pemenuhan data primer dan
melakukan pengumpulan data dari instansi terkait sebagai pemenuhan data
sekunder yang diperlukan.
1. Data Primer
1) Umur pelajar
2) Jenis kelamin pelajar
3) Ukuran keluarga
4) Umur orang tua
5) Pekerjaan orang tua
6) Kepemilikan kendaraan
7) Pendapatan orang tua
8) Kepemilikan SIM pelajar
1) Waktu perjalanan
2) Biaya perjalanan
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan juga Laporan Umum PKL
Kota Pekalongan tahun 2022. Kemudian dijadikan dalam suatu data yang
baku dalam bentuk tabel, diagram, maupun uraian. Berikut adalah data
sekunder tersebut.
Data ini diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Pekalongan dan juga
Laporan Umum PKL Kota Pekalongan tahun 2022.
1. Variabel Penelitian
a. Umur pelajar
b. Jenis kelamin pelajar
c. Ukuran keluarga
d. Umur orang tua
e. Pekerjaan orang tua
f. Kepemilikan kendaraan
g. Pendapatan orang tua
h. Kepemilikan SIM pelajar
i. Jarak perjalanan
j. Waktu perjalanan
k. Biaya perjalanan
2. Analisis Deskriptif
3. Analisis Korelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi hasil analisis
dapat diterima. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji – uji sebagai
berikut :
Uji hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan dari
analisis regresi logistik biner yang telah dilakukan pada tahapan
sebelumnya. Uji ini dilakukan mengetahui apakah variabel independent
yang telah lolos uji korelasi dan uji model regresi pada tahap analisis
sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependent pada penelitian ini. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian
ini adalah uji – uji sebagai berikut :
a. Uji Chi-Square
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (9th
ed.). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Supit, R.M. 2019. Model Pemilihan Moda Transportasi Online di Kota Manado.
Manado : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi.
________. 2023. Pedoman Tugas Akhir dan Artikel Ilmiah Prodi Sarjana Terapan
Transportasi Darat. Bekasi : Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD.