Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata kuliah : Pengembangan Kurikulum
SKS : 3 (tiga)
Program Studi : Magister Adminitrasi Pendidikan
Semester : Ganjil
Nama : DIAH ANIKA FAHRANI
NPM : 2223012009

Kondisi Pendidikan saat ini dalam keadaan pasca pandemic. Pandemi COVID-19
seperti yang kita ketahui melanda Indonesia dimulai dari Maret 2020, sehingga kurang lebih
selama 1,5 tahun. Selama pandemi covid-19 banyak memberikan dampak perubahan ke
berbagai bidang, salah satunya dalam bidang Pendidikan. Pandemi menuntut
keberlangsungan Pendidikan sehingga pemerintah mengambil langkah cepat dengan
menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 (Covid-19) tentang kebijakan Pendidikan
darurat. Dalam surat edaran tersebut tentu saja mengubah beberapa komponen Pendidikan,
salah satu yang menjadi komponen penting dalam Pendidikan adalah kurikulum, sehingga
semasa pandemi kurikulum darurat pun diberlakukan yang diharapkan Pendidikan tetap dapat
berlangsung. Namun setelah peralihan dari masa pandemi kearah New Normal hingga
sekarang ada di masa hampir semuanya kembali normal (pasca pandemic). Kurikulum pun
mengalami perubahan diakibatkan penyesuaian kembali ke masa sebelum adanya Pandemi
Covid-19.
Hal ini berdampak terhadap proses pembelajaran yang terus berubah-ubah, sehingga
mengalami learning loss yang signifikan. Dampak dari learning loss yang terlihat disekitar
lingkungan saya sendiri, seperti contoh di jenjang sekolah dasar (SD) ada murid kelas 3 di SD
1 Banjar Negeri masih kesulitan memahami bacaan. Tentu saja ini nantinya akan
menyulitkan murid tersebut pada saat di kelas atas (kelas 4,5, dan 6), karena mata pelajaran
seperti IPA,IPS, PKN dll sudah mengharuskan murid tersebut memahami bacaan mata
pelajaran tersebut. Jika hal ini diabaikan akan seterusnya berpengaruh ketika murid tersebut
duduk di Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) dan seterusnya sampai ke Sekolah Menengah
Atas.
Mengatasi hal ini, maka komponen penting perlu untuk di sesuaikan kembali, khususnya
kurikulum. Kurikulum untuk mengatasi hal ini perlu adanya pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang menyeluruh sebagai bentuk
kebijakan nasional dalam pendidikan yang disesuaikan dengan visi, misi dan strategi
yang dimiliki dari pendidikan nasional. Proses pengembangan kurikulum mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
Dijabarkan pada uraian di bawah ini :
1. Dalam perencaan kurikulum dimulai dari merumuskan rancangan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi Learning Loss pasca pandemi ini dalam bentuk seperti
format kurikulum, program tahunan, program semester, program bulanan, program
mingguan, format silabus, dll. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa saat ini dengan
cara mengadakan rapat kordinasi bersama stakeholders.
2. Rencana-rencana tersebut dikembangkan lagi dengan perlunya pengorganisasisaan
agar perencanaan dalan terlaksana, seperti kepala sekolah mengawasi dan
mensupervisi, wakil bidang kurikulum, wakil bidang kesiswaan, disesuaikan dengan
porsi kapsitas keahliaannya masing-masing dengan dibantu guru dalam
melaksanakannya.
3. Kemudian pengorganisasian tersusun, sehingga pelaksaan terlaksana, dengan cara
stakeholder khususnya guru melaksanakan sesuai dengan dokumen yang sudah dibuat
berdasakan program-program dalam bentuk RPP.
4. Setelah rencana tersebut diterapkan kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui
tingkat efektivitasnya.
Dari uraian di atas yang harus guru lakukan sebagai salah satu aktor penting dalam
mengurangi resiko Learning Loss. kondisi bahwa kemungkinan besar siswa mengalami
kehilangan pembelajaran pada semester I, maka disarankan agar guru dapat terlebih dahulu
melakukan pre-assessment (Pra-penilaian) untuk memetakan kesiapan siswanya sebelum
membuat bahan ajar semester II. Apabila ternyata ada siswa yang mengalami menurun
kemampuannya maka guru dapat menyesuaikan bahan ajar yang akan diajarkan pada
semester II ini. Jika siswa dipaksakan untuk langsung belajar materi semester II yang mereka
belum paham, maka dikhawatirkan bahwa siswa akan stress dan akhirnya tidak dapat
menyerap apa yang dipelajari (Renata Numela Caine dalam 12 Brain/Mind Learning
Principle in Action: 2008). Untuk yang terakhur adalah Upaya Kemdikbud dan kemeneg
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145

untuk mencegah learning loss melalui pembuka sekolah harus diikuti dengan upaya
pemulihan kemampuan belajar.
Upaya pemulihan ini dibutuhkan agar siswa mampu mengejar ketertinggalanya akibat
terlalu lama belajar dalam kondisi darurat.
Demikian jawaban ujian tengah semester menurut sudut pandang pribadi, kurang
lebihnya mohon maaf. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai