Anda di halaman 1dari 12

KLIPING PENINGGALAN BERSEJARAH

BENTENG ROTERDAM & LEANG LEANG

DI SUSUN OLEH :
FAISA RESKYANTI
XI MIPA 2

UPT. SMA N 2 TAKALAR


 Benteng Roterdam
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I
manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung . Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah
liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi
benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang
ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti
seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat
jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut.
Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-
Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan
markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya
menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan
Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda
menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort
Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk
mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh
Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Sekitar 200 tahun Belanda menggunakan benteng ini sebagai pusat pemerintahan,
ekonomi dan berbagai macam aktivitas. Pada 1937 kepemilikan Benteng Rotterdam
oleh Dutch Indies Goverment diserahkan kepada Fort Rotterdam Foundation Benteng
ini terdaftar sebagai bangunan bersejarah pada 23 Mei 1940.

Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di


dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-
Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar
gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota
Makassar.
 Peniggalan Sejarah

Pangeran Diponegoro berada dalam ruang tahanan sempat di temui seorang tamu
dari jawa yang menyampaikan berita keadaan di jawa. Kemudian Pangeran
Diponegoro menulis surat untuk di sampaikan ke keluarganya di jawa.
Alat produksi dalam bercocok tanam di sawah atau di ladang
Antara lain :
A. Rakkala adalah sejenis peralatan yang fungsinya sama dengan cangkul yang
di pergunakan untuk membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan
sekaligus menggemburkan tanah.

B. Salaga (menyerupai sisir) adalah alat untuk meratakan tanah dan


membuang/membersihkan rumput-rumput yang telah diolah dengan rakkala.

Lesung Panjang
Lesung ini adalah salah satu peninggalan dari keturunan raja tolo di kabupaten
Jeneponto. Peralatan pengolahan padi ini memiliki ragam hias floralistis atau
tumbuh-tumbuhan pada kedua sisinya, yang bisa jadi sebagai pengembang atau
simbol pencetusan rasa cinta kepada alam dan saling keterkaitan antara manusia
dan alam lingkungannya. Pada masa lalu ini berfungsi sebagai peralatan upacara
adat pesta panen yang dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada yang maha kuasa
atas keberhasilan panen petani. Pesta ada tiga dimeriahkan dengan berbagai atraksi
mappadendang ayunan, dan tarian muda-mudi yang biasanya menjadi ajang mencari
jodoh.
Perahu Lambo
Jenis perahu ini adalah hasil dari kombinasi peletakkan sistem layar (rig) depan-dan-
belakang dengan lambung tipe pajala asli yang dibuat oleh orang Bugis and orang
Makassar. Mereka dapat dilihat di daerah muara sungai dan anak sungai di sebelah
utara Makassar. Mereka juga terlihat membawa penyu-penyu ke Kampung
Benoa, Bali, dengan kru Mandar. Di sana mereka dikenal sebagai bago oleh pelaut
lain, tetapi bagi orang Mandar di Sulawesi, bago adalah istilah yang merujuk pada
perahu kecil untuk menangkap ikan.

Baju Besi (Zirah Rantai)


zirah rantai adalah baju zirah yang paling fleksibel. Dibuat dari cincin-cincin yang
salin sambung dan dijalin hingga seperti kaus, disebut hauberk. Banyak terlihat
digunakan oleh orang-orang Gaul (Prancis modern), Keltik, dan Jerman kuno. Pada
awal Republik Romawi juga digunakan sebagai seragam standar.
Rantai zirah ini cenderung pecah jika menghadapi tusukan, atau bahkan jika
menghadapi tebasan yang cukup kuat. Karena sifatnya yang fleksibel maka
pemakainya masih rentan terhadap senjata-senjata tumpul seperti tongkat, gada,
atau pentungan.

Patung Arca Batu


dengan corak Polinesia ini jadi salah satu peninggalan masa Neolitikum, banyak di
antaranya masih berdiri di daerah utara seperti Toraja.
Mahkota ini adalah replika dari yang dikenakan para Karaeng, Daeng hingga Sultan
penguasa Kerajaan Gowa-Tallo (1300-1946)

Medali perak bersepuh emas jadi tanda persahabatan VOC dengan salah
satu Arumpone (Pemimpin) Kerajaan Bone (1330-1950).
•Peta Loji Loji dagang benteng somba Opu abad ke -16
 GOA LEANG-LEANG

Taman Arkeologi Leang-Leang (sebelumnya bernama Taman Prasejarah Leang-


Leang atau Taman Purbakala Leang-Leang) adalah salah satu objek wisata andalan
di Kabupaten Maros dan Sulawesi Selatan yang menyajikan wisata edukasi tentang
kepurbakalaan. Kata "Leang-Leang" dalam bahasa setempat (Bugis-Makassar)
memiliki makna "gua". Di taman ini terdapat banyak gua prasejarah yang menyimpan
peninggalan arkeologis manusia purba yang unik dan menarik. Para arkeolog
berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sekitar kawasan tersebut pernah
dihuni manusia sekitar 3.000-8.000 tahun SM. Bukti keberadaan ini ditandai dengan
lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa yang sedang melompat, puluhan
gambar telapak tangan yang ada pada dinding-dinding gua. Terdapat 5 buah telapak
tangan manusia purbakala yang ditemukan di Gua Pettae, terdapat pula 32 bekas
telapak tangan yang ditemukan di Gua Pettae. Selain lukisan prasejarah, juga
terdapat benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah
terendam dan dikelilingi oleh laut. Keunikan lain adalah keberadaan sungai yang
berada tepat di depan Gua Leang-Leang, singkapan batu kapur yang tersebar di areal
persawahan penduduk, dan pemandangan Puncak Bulusaraung dari atas gua.
Taman prasejarah ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan kawasan Taman Wisata
Alam Bantimurung yang merupakan objek wisata cukup diminati baik wisatawan
domestik maupun wisatawan mancanegara.
 Peninggalan Sejarah

Taman Batu

Percayakah kamu kalau Arya taman batu ini merupakan salah satu lokasi yang
pernah dijelajahi manusia purba sejak 45.000 tahun lalu?

Pembentukannya dimulai sejak 12 juta tahun lalu yang terjadi akibat pengangkatan
daratan dengan laju rata-rata 3 cm per 1000 tahun. Lama juga ya pertumbuhannya
padahal batuan ini tumbuh berbarengan dengan bagian karst lainnya di kawasan ini.
Namun, keberadaannya di daratan rendah terjadi akibat bagian induknya telah
tertutup oleh sedimen yang dialirkan dari permukaan bagian karst yang lebih tinggi.

Jika kamu menyebutnya taman batu, secara ilmiah sebutannya adalah pinnacle karst.
Pinnacle karst merupakan bagian dari karakter karst wilayah tropis dengan ciri
tembakan-tenggakan batu gamping menyerupai bila bila tajam akibat aktivitas
pelarutan yang tinggi. Coba kamu letakkan tanganmu di atas permukaannya, cukup
tajamkan
peninggalan berupa cetakan telapak tangan bercat merah. Beberapa ahli arkeologi mengatakan,
lukisan unik ini sudah berumur sekitar 5.000 tahun, Berada di GOA PETTAE

Salah satu dari tiga ekor babi rusa yang dilukis pada dinding gua Leang
Tedongnge, dengan panjang tubuh berukuran 137 sentimeter.

Anda mungkin juga menyukai