kelas: x.5
tugas sejarah
PITHECANTROPUS
1890
Sudah Menggunakan Alat
Pithecanthropus
Pithecanthropus
Erectus (Eugene Soloensisvon
Eugene
Duboir Kayu dan Batu Dubois pada (Koeningswald
1890) dan Openorth
pada tahun 1931-
Pithecanthropus
Mojokertensis 1933)
Trinil Jawa
(von koeningswald Berbadan tegap
Timur
pada tahun 1936) Tinggi badan
sekitar 165-170cm
Berjalan tegak Tengkorak
Makanannya lonjong
Berbadan tegak masih kasar Kepala bagian
Muka menonjol dengan sedikit depan menonjol
ke depan pengolahan Rongga mata
Kening tebal yang panjang
Hidung tebal
Tulang pipi kuat
dan lebar
Tidak punya
dagu
Tinggi badan
Kapak Penetak Kapak Genggam Pahat Genggam sekitar 165-
180cm
Volume otak
750-1.350 cc
MEGANTROPUS
Ditemukan
Cara Mencari Pola Kehidupan Manusia Purba Manusia Purba di Pulau Jawa
Makan Tertua dan
1941 Terbesar (Megantropus Paleojavanicus)
Nomaden
Berburu dan
Meramu Sudah ada di Pulau
Sudah ada sejak
Jawa sejak 1,9 tahun
Gustav Henrich zaman pleintusen
lalu
Raplh Von awal atau 1-2
Koening Swald tahun lalu
Fragmen Rahang Bawah
Sebelah Kanan
Desa Sangiran,
Lembah Bagian yang di temukan Rahang Atas Sebelah
Bengawan Solo Kiri
Ciri-Ciri
Gigi Lepas
1. Meganthropus Paleojavanicus
Manusia purba ini dianggap manusia besar tertua dari Jawa. Diambil dari kata
Mega yang artinya besar, sedangkan Anthropus yang berarti manusia, Paleo
yang artinya tua, dan Javanicus yang artinya Jawa. Dinamakan Javanicus
karena kerangka ini ditemukannya di Sangiran, Jawa Tengah oleh G H R von
Koenigswald pada 1936 hingga 1941.
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Diambil dari
kata Pithecos yang artinya kera dan Anthropus yang artinya manusia. Karena
ditemukannya di Mojokerto, Jawa Timur, jadilah dinamakan Mojokertensis.
Berbeda dengan Meganthropus yang lebih tinggi dan mencapai lebih dari 2
meter. Maka Mojokertensis kisaran tingginya hanya mencapai 165 hingga 180
meter. Fosil manusia purba ini juga ditemukannya oleh von Koenigswald, pada
1936. Menurut para ahli, fosil Pithecanthropus Mojokertensis ini dipercaya
sebagai manusia tertua pada zamannya.
3. Pithecanthropus Erectus
Masih kategori Pithecanthropus, namun dengan jenis Erectus, yang artinya
manusia kera berbadan tegak. Diambil dari kata Erectus yang berarti tegak.
Ditemukannya oleh Eugene Dubois pada 1891 di Lembah Bengawan Solo, Jawa
Tengah.
4. Pithecanthropus Soloensis
Pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald bersama para rekannya pada
1931 di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Pithecanthropus Soloensis adalah
manusia kera berbadan tegak dari Solo.
5. Homo Wajakensis
Kata Homo artinya manusia, sehingga manusia purba tidak disebut sebagai kera
melainkan manusia. Homo Wajakensis diartikan sebagai manusia dari Wajak. Ini
karena fosil ditemukan di Desa Wajak, Jawa Timur oleh van Rietschoten pada
1889. Fakta menariknya, Homo Wajakensis ini jadi fosil pertama yang ditemukan
di daerah Asia.
6. Homo Floresiensis
Adapun homo kedua, yakni Homo Floresiensis yang berarti manusia dari Flores.
Ini karena fosilnya ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara oleh Peter Brown
pada 2002. Penemuan fosil ini sempat jadi perbincangan oleh para ahli, karena
diduga Homo Floresiensis ini merupakan nenek moyang pribumi Indonesia.
Fakta uniknya, karena tingginya hanya sekitar 1 meter beberapa ahli lantas
menyebutnya sebagai manusia 'Hobbit.
7. Homo Soloensis
Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Fosil ini juga ditemukan oleh von
Koenigswald dan para rekannya pada 1931 di Sangiran, Jawa Tengah. Sebagai
catatan, meski serupa dengan fosil Pithecanthropus Soloensis karena sama-
sama ditemukan di solo, namun lokasi penemuan fosil dan cirinya jelas berbeda.
8. Homo Sapiens
Homo Sapiens sering disebut sebagai manusia cerdas atau bijaksana. Sapiens
berarti bijaksana, dan ditemukan oleh von Koenigswald bersama para rekannya
periode tahun 1931 hingga 1934. Perlu diingat homo sapiens adalah kategori
umum, sehingga Homo Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis termasuk di
dalam kategori homo sapiens, meskipun ciri dan khasnya jelas berbeda.