Anda di halaman 1dari 2

Intip Cara Produksi Gula Aren Tradisional Desa

Karang Bayan

Desa Karang Bayan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat mayoritas penduduknya bermata pencaharian
utama sebagai petani buah seperti durian, manggis dan rambutan. Sebagian masyarakatnya juga
menyadap aren.

Aren adalah tumbuhan serbaguna terutama sebagai penghasil gula, dari akar hingga daunnya
juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.

Gula aren merupakan pemanis yang dibuat dari air nira yang berasal dari tandan bunga jantan
pohon aren (enau). Gula aren memiliki rasa manis yang ringan dan dapat menjadi alternatif yang
lebih sehat untuk bahan pemanis karena dalam prosesnya masih menggunakan cara tradisional
tanpa tambahan bahan kimia. Beberapa khasiat gula aren untuk kesehatan yaitu membantu
menstabilkan gula darah, mendukung pencernaan yang sehat, dan gula aren mengandung lebih
banyak antioksidan.

Ketua Ikatan Petani Gula Karang Bayan, Sumaidi, S.Spi mengatakan, proses pengambilan air
nira diawali dengan pengetokan atau pemukulan tangkai tandan bunga. Ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan untuk menghasilkan nira yaitu diayun, dipotong, dan dipukul. Setelah
beberapa tahapan tersebut barulah bunga aren yang sudah diiris ujungnya itu menghasilkan
cairan manis bernama nira.

“Cairan nira ini ditampung dalam ember yang sudah digantung sebelumnya. Rata-rata air nira
yang di dapatkan per hari yaitu 7 liter per ember. Biasanya air nira diambil pada pagi hari dan
sore hari,” jelasnya. 

Edong, sapaan akrab Sumaidi menjelaskan, air nira yang telah terkumpul kemudian disaring
terlebih dahulu supaya lebih bersih lalu di masak di atas tungku dalam sebuah wajan besar. Air
nira kemudian dimasak sambil sesekali di aduk agar tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa
pahit. Untuk mencegah meluapnya buih nira saat dimasak, taburkan parutan kelapa atau kemiri
yang telah dihaluskan pada wajan. Setelah dimasak beberapa lama, cairan gula akan berubah
warna secara perlahan menjadi cokelat dan mengental.

Gula aren memiliki warna yang cenderung gelap dan tekstur yang kental. Air nira yang telah
mengalami fermentasi tidak bisa dibuat gula oleh karena itu untuk mencegah air nira mengalami
peragian harus di tambahkan pengawet alami berupa batang pohon kurut, bisa juga
menggunakan batang pohon manggis kedalam wadah penampung air nira, Pembuatannya cukup
mudah dan dapat dilakukan menggunakan peralatan yang sederhana. Proses pembuatan gula aren
membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 jam tergantung jumlah air nira. Lamanya proses pembuatan
menyebabkan harga gula aren agak mahal, selain itu kualitas gula aren dibanding gula yang lain
juga menyebabkan harganya lebih mahal.

Sebelum dicetak, larutkan sedikit sedikit nira yang sudah mengental kedalam air bersih untuk
menguji apakah apakah gula sudah bisa dicetak atau belum. Nira yang telah menjadi cairan gula
kemudian dapat dituangkan kedalam cetakan yang berupa batok kelapa yang sudah direndam
dengan air bersih. Selanjutnya gula aren yang sudah mengeras dikemas menggunakan daun
pisang kering. Gula aren banyak digunakan sebagai pemanis untuk minuman dan makanan, serta
mampu memberikan warna, aroma, serta rasa yang istimewa. Gula aren juga aman di konsumsi
dan biasa digunakan  sebagai obat untuk berbagai macam penyakit.

Anda mungkin juga menyukai