Anda di halaman 1dari 9

Identitas Pengunjung

Dalam dokumen CONTOH Pedoman Penatalaksanaan Hak Pasien Dan Keluarga (Halaman 30-


37)

1. Tatalaksana Identifikasi Pengunjung


b. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam lingkungan rumah
sakit dengan menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP, SIM, Paspor).
c. Pastikan pemakaian tanda visitor pada pengunjung di daerah dada (tempat yang mudah
terlihat), jelaskan dan pastikan tanda visitor terpasang dengan baik dan nyaman untuk
pengunjung.
d. Tanda visitor harus diberikan pada semua pengunjung tidak ada pengecualian dan harus
dipakai selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
e. Jika tidak dapat diberikan pada pengunjung karena merupakan tamu penting (sudah ada janji
dengan pihak manajemen) maka pastikan pengunjung tersebut dikenali oleh pihak manajemen
sebelum bertemu dengan pihak manajemen rumah sakit.
Pada situasi di mana tidak dapat diberikan tanda visitor maka tanda pengenal yang masih berlaku
(KTP/SIM/Paspor) harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan.
f. Tanda visitor hanya boleh dilepas saat pengunjung keluar/pulang dari lingkungan rumah sakit.
Tanda visitor tersebut hanya boleh dilepas di depan dan dikembalikan pada pihak keamanan
dengan menukar tanda pengenal yang masih berlaku (KTP/SIM/Paspor) yang sudah
dititipkan/ditinggalkan pada saat akan memasuki dalam lingkungan rumah sakit.
g. Tanda visitor sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
(1) Berwarna terang,mudah dikenali
(2) Tercantum nomor kedatangan/kunjungan
h. Pada saat meninggalkan tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor) di pos keamanan sebaiknya
mencakup 2 detail wajib yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
(1) Tanda pengenal masih berlaku
(2) Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy
i. Pada saat mendata pengunjung di pos keamanan sebaiknya mencakup 3 detail wajib
yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu :
(1) Nama pengunjung harus ditulis sesuai dengan tanda pengenal/tidak boleh disingkat/nama
nama panggilan (minimal dua suku kata)
(3) Nomor telepon pengunjung harus ditulis yang digunakan saat ini/masih berfungsi
j. Jangan pernah mencoret dan merobek tanda visitor.
k. Jika tanda visitor rusak dan tidak dapat dipakai, segera berikan tanda visitor yang baru.
l. Jelaskan prosedur tanda visitor dan tujuannya kepada pengunjung.
m. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum pengunjung menerima tanda visitor.
n. Saat menanyakan identitas pengunjung, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa
nama Anda?’ (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah nama anda Ibu Susi?’)
o. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pengunjung tidak
sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi identitas pengunjung kepada keluarga /
pengantarnya. Jika mungkin, tanda visitor jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi
sebelum dilakukan suatu intervensi. Tanya ulang nama dan alamat pengunjung, kemudian
bandingkan jawaban pengunjung dengan data yang tertulis dibuku laporan.
p. Semua pengunjung menggunakan hanya 1 tanda visitor.
q. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas keamanan.
r. Unit yang menerima pengunjung harus menanyakan ulang identitas pengunjung dan
membandingkan data yang diperoleh dari laporan verivikasi pihak keamanan s. Pada kasus
pengunjung yang tidak menggunakan tanda visitor:
• Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti: Menolak penggunaan tanda visitor
Pengunjung melepas tanda visitor Tanda visitor hilang
• Tanda visitor harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika tanda visitor tidak
dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada buku laporan petugas keamanan.
• Jika pengunjung menolak menggunakan tanda visitor, petugas harus lebih waspada dan
mencari cara lain untuk mengidentifikasi pengunjung dengan benar sebelum dilakukan
pengunjung masuk dakam rumah sakit
2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan identifikasi
• Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa) • Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana •
Pada saat terjadi kasus pencurian
b. Para staf RS Royal Progress harus mengkonfirmasi identifikasi pengunjung dengan benar
dengan menanyakan nama dan keperluan kunjungan, kemudian membandingkannya dengan data
berdasarkan informasi yang didapat dari laopran petugas keamanan. Jangan menyebutkan
nama dan keperluan kunjungan dan meminta pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan
jawaban ya / tidak. c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak memakai
tanda visitor.
Tanda visitor harus di pastikan diberikan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang. C. Identitas
Karyawan
1. Tata laksana Identifikasi Karyawan
a. Semua karyawan harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam lingkungan
rumah sakit dengan melalui proses kelulusan masa percobaan. b. Pastikan pemakaian tanda
pengenal pada karyawan di daerah dada (tempat yang
mudah terlihat), jelaskan dan pastikan tanda pengenal terpasang dengan baik dan nyaman untuk
karyawan. Tanda pengenal harus diberikan pada semua pengunjung tidak ada pengecualian dan
harus dipakai selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
c. Tanda pengenal hanya boleh dilepas saat karyawan keluar/pulang dari lingkungan rumah atau
dalam kondisi lepas dinas.
d. Tanda pengenal sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi karyawan, yaitu:
• Karyawan menggunakan baju sesuai Unit Kerjanya • Terdapat tulisan nama dan gelar karyawan
tersebut • Terdapat Nomor Induk Karyawan (NIK)
• Terdapat Unit Kerja karyawan tersebut
e. Jangan pernah mencoret dan merobek tanda pengenal.
f. Jika tanda pengenal rusak dan tidak dapat dipakai, segera berikan tanda pengenal yang baru
oleh Unit HRD.
g. Jelaskan prosedur tanda pengenal dan tujuannya kepada karyawan.
h. Periksa ulang 2 (dua) detail tanda pengenal sebelum karyawan menerima tanda pengenal.
j. Pada kasus karyawan yang tidak menggunakan tanda pengenal. • Hal ini dapat dikarenakan
berbagai macam sebab, seperti:
Menolak penggunaan tanda pengenal Karyawan melepas tanda pengenal Tanda pengenal hilang
• Tanda pengenal harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika tanda pengenal tidak
dipakai. Alasan karyawan harus dicatat pada buku pelanggaran disiplin Unit HRD.
2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan tanda pengenal
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan tanda pengenal : • Pemberian hak
karyawan
• Pemberlakuan kewajiban karyawan
• Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa) • Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana •
Pada saat terjadi kasus pencurian
b. Para staf RS Royal Progress harus mengkonfirmasi tanda pengenal dengan benar dengan
menanyakan nama karyawan tersebut pada Unit HRD.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika karyawan tidak memakai tanda pengenal.
Tanda pengenal harus di pastikan diberikan ulang oleh staf Unit HRD yang bertugas menangani
karyawan pada saat karyawan tersebut mulai pertama kali bekerja di rumah sakit.
2. Tata Cara Identitas Jenis Identititas
Identitas yang tersedia di RS Royal Progress adalah sebagai berikut : a. Tanda identitas pasien
b. Tanda visitor/pengunjung c. Tanda pengenal karyawan Melepas Identitas
Pelepasan Identifikasi yang tersedia di RS Royal Progress adalah sebagai berikut : Pasien
Tanda pasien untuk perlindungan khusus dilaksanakan jika sudah ada perlindungan secara
hukum yang jelas pada pasien pulang atau keluar rumah sakit oleh pihak berwajib.
Pengunjung
Tanda visitor hanya dilepas saat pengunjung pulang atau keluar dari rumah
sakit. Karyawan
Tanda pengenal hanya dilepas saat karyawan pulang atau keluar dari rumah sakit setelah jam
dinas.
3. Pelaporan Insiden/Kejadian Kesalahan Identitas Tata Cara Identitas Pasien
a. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
• Misidentifikasi data / pencatatan di rekam medis
• Tidak adanya tanda sebagai pasien dengan perlindungan khusus • Misidentifikasi laporan
investigasi
• Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
• Kesalahan penulisan tanda pasien perlindungan khusus yang masih berlaku di buku laporan
b. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah: • Kesalahan pada administrasi /
tata usaha
Salah memberikan tanda pasien untuk perlindungan khusus Kesalahan mengisi buku laporan
Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap /
tidak terbaca • Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi Tidak mematuhi protokol verifikasi
• Kesulitan komunikasi
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa pengunjung
Kegagalan untuk pembacaan kembali Kurangnya kultur / budaya organisasi
c. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pengunjung pastikan keamanan dan
keselamatan pengunjung
Tata Cara Identitas Pengunjung
a. Kesalahan yang dapat terjadi adalah:
• Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan • Tidak adanya tanda
visitor pada pengunjung
• Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
b. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah: • Kesalahan pada administrasi /
tata usaha
Salah memberikan tanda visitor Kesalahan mengisi buku laporan
Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca • Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi Tidak mematuhi protokol verifikasi
• Kesulitan komunikasi
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa pengunjung
Kegagalan untuk pembacaan kembali Kurangnya kultur / budaya organisasi
c. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pengunjung, pastikan keamanan dan
keselamatan pengunjung.
Tata Cara Identitas Karyawan
a. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah: • Misidentifikasi data / pencatatan di HRD •
Tidak adanya tanda pengenal sebagai karyawan • Misidentifikasi laporan investigasi
• Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
• Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan b. Beberapa penyebab
umum terjadinya misidentifikasi adalah:
• Kesalahan pada administrasi / tata usaha • Salah memberikan tanda pengenal • Kesalahan
mengisi buku laporan
• Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah • Pencatatan yang tidak benar / tidak
lengkap / tidak terbaca
VIII. Revisi Dan Audit Pasien
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia pasien safety serta akan dilaksanakan
dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang menggunakan tanda identitas untuk perlindungan khusus
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk perlindungan khusus
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan ditindaklanjuti
saat dilakukan revisi kebijakan.
Pengunjung
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan kerja serta akan
dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi: a. Jumlah
persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa
pengunjung tidak menggunakan tanda visitor
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan ditindaklanjuti
saat dilakukan revisi kebijakan.
Karyawan
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan
setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal b. Akurasi dan reliabilitas
informasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda
pengenal
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Mengidentifikasi Pasien dengan Benar


Artikel KM  Dilihat: 96384
Ratings

(1)

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan
antara pasien satu dengan pasien yang lainnya sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan langsung
dengan keselamatan pasien; mengidentifikasi pasien dengan benar merupakan Sasaran
yang pertama dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.

Maksud dan Tujuan :


Tujuan dilakukan identifikasi pasien adalah untuk memastikan ketepatan pasien yang
akan menerima layanan atau tindakan, serta untuk menyelaraskan layanan atau tindakan
yang dibutuhkan oleh pasien.

Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya pernah terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi,
mengalami disorientasi, atau tidak sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur,
kamar, lokasi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan; mungkin mengalami disabilitas
sensori; atau akibat situasi lain.

Tujuan ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang dapat
dipercaya/reliable mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk
mendapatkan pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk mencocokkan pelayanan
atau pengobatan terhadap individu tersebut.

Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif harus dikembangkan untuk
memperbaiki proses identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan
darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau
tindakan lain.

Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi


seorang pasien, seperti hal berikut :

 nama pasien, dengan dua nama pasien.


 nomor identifikasi menggunakan nomor rekam medis.
 tanggal lahir.
 gelang (identitas pasien) dengan bar-code, atau cara lain.
Catatan : Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi.

Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua


pengidentifikasi/penanda yang berbeda pada lokasi yang berbeda di fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti di pelayanan ambulatori atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit
gawat darurat, atau kamar operasi.

Identifikasi terhadap pasien koma yang tanpa identitas, juga termasuk. Suatu proses
kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk
memastikan telah mengatur semua situasi yang memungkinkan untuk diidentifikasi.

Gelang Pasien :
Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien yang dominan (sesuai
dengan kondisi). Petugas akan memastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman
untuk pasien. Jika gelang tidak bisa dipasang di pergelangan tangan pasien, dapat
kenakan pada pergelangan kaki.

Warna Gelang
Gelang warna merah muda untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan, biru untuk
pasien dengan jenis kelamin laki-laki, merah untuk pasien dengan alergi obat, kuning
untuk pasien dengan risiko jatuh, dan ungu untuk pasien yang menolak tindakan
resusitasi (Do Not Rescucitation).

Kegiatan Identikasi Pasien :


1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
4. Diberlakukan kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.

Beberapa hal penting identifikasi pasien (dapat berakibat fatal); pada saat : memberikan
obat, darah, atau produk darah, mengambil darah dan spesimen lain untuk pengujian
klinis, sebelum memberikan perawatan dan prosedur, bagi bayi; identifikasi juga
dilakukan sebelum mentransfer dari kamar bayi ke kamar ibu.

Referensi :
Permenkes Nomor 11 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai