Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGAN'TAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan anugerah
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Perlindungan Pada
Kekerasan Fisik Rumah Sakit Permata Bunda dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan pedoman kerja bagi semua pihak yang
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
Dalam buku Panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana dalam
memberikan perlindungan pada kekerasan fisik.
Tidak lupa penyusun menyampalican terima kasih yang sedalam dalarnnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Perlindungan Pada Kekerasan Fisik di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi..
Penyusun

PEDOMAN PERLINDUNGAN PASIEN PADA KEKERASAN FISIK


BAB I
PERLINDUNGAN PASIEN PADAKEKERASAN FISIK
A. LATAR BELAKANG
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa yang tidak terekspos atau
diketahui oleh kalayak ramai salah satunya yaitu Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, Kekerasan Pada Anak, adanya intervensi atau intimidasi dan pihak yang
tidak dikenal. Hal ini bisa terjadi dikarenakan banyak orang yang menganggap
suatu hal tabu atau memalukan jika menceritalcan kejadian yang mengakibatkan
adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan Pada Anak,
intervensi dan intimidasi.
Efek dan adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan
Pada Anak, intervensi dan intimidasi bisa berupa adanya kekerasan fisik,
gangguan psikologi (rasa cemas, rasa takut) bahkan bisa sampai membuat
seseorang merasa terancam dan berhalusinasi.
Negara Indonesia mempunyai landasan hukum yang cukup kuat untuk
dapat melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang
layak tanpa terkecuali. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun
tidak merasa terancam baik secara fisik ataupun non fisik
B. PENGERTIAN
Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk
melindungi Kekerasan Fisik pada pasien/ pengunjung/ karyawan adalah
tindakan fisik yang dilakukan terhadap orang lain atau kelompok yang
mengakibatkan luka fisik, seksual dan psikologi.

C. TUJUAN
1.

Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya


kekerasan fisik pada pasien/ pengunjung/ karyawan selama berada di
rumah sakit.

2.

Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya serangan dari


2

pihak luar pada pasien/ pengunjung/ karyawan. Serangan ini dapat berupa:
Tindakan itu antara lain berupa memukul, menendang, menampar,
menikam, menembak, mendorong (paksa), menjepit. Mengurangi kejadian
cidera pada pasien/ pengunjung/ karyawan selama berada dalam rumah sakit
D. RUANG LINGKUP
1.

Pedoman ini diterapkan kepada semua pasien/ pengunjung/ karyawan


selama berada dalam rumah sakit.

2.

Pelaksana pedoman ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah


sakit (medis ataupun non medis).

E. PRINSIP
1.

Semua pasien/ pengunjung/ karyawan yang berada dalam rumah sakit


harus diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama
berada dirumah sakit.

2.

Setiap pasien/ pengunjung/ karyawan yang berada dalam rumah sakit


harus menggunakan tanda pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu
visitor/ pengunjung atau kartu pengenal karyawan.

3.

Tujuan utama tanda identifikasi ini adalah untuk mengidentifikasi


pemakainya.

4.

Tanda identitas pasien, kartu visitor/ pengunjung, atau kartu pengenal


karyawan ini digunakan pada proses untuk adanya pasien/ pengunjung/
karyawan masuk dalam rumah sakit.

BAB II
3

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB


A. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
1.

Seluruh Staf Rumah Sakit


a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien/ pengunjung/
karyawan.
b. Memastikan identifikasi pasien/ pengunjung yang benar ketika pasien/
pengunjung selama berada di rumah sakit
c. Melaporkan
pengunjung/

kejadian

salah

karyawan;

identifikasi

termasuk

hilangnya

pasien/
tanda

pengenal/ tanda visitor/ kartu pengenal.


2.

SDM yang bertugas


a. Perawat :
1) Bertanggung jawab memberikan tanda identitas pasien dan
memastikan kebenaran data yang tercatat di tanda pengenal.
2) Memastikan tanda identitas terpasang dengan baik. Jika terdapat
kesalahan data tanda identitas harus diganti, dan bebas coretan.
b. Petugas Keatuanan/ Security
1) Bertanggung jawab memberikan tanda visitor pengunjung dan
memastikan adanya pencatatan data berdasarkan tanda pengenal yang
masih berlaku (KTP, SIM, Paspor) yang tercatat pada buku tamu.
2) Bertanggung jawab dalam pengawasan CCTV yang telah terpasang
dibagian bagian tertentu di Rumah Sakit Permata Bunda.
c. HRD
1) Bertanggung jawab memberikan kartu pengenal karyawan dan
memastikan adanya pencatatan data berdasarkan CV yang ada dalam
file karyawan (hasil rekruitment).
2) Memastikan kartu pengenal karyawan terpasang dengan baik (tidak
rusak dan bebas coretan). Jika rusak maka harus segera diganti.

3.

Kepala Instalasi / KepalaRuang


a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur identifikasi
pasien/ pengunjunge'karyawan dan memastikan kebenaran data yang
tercatat di tanda pengenal/ buku laporan keamanan/ data karyawan di

HRD.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien/ pengunjung/
karyawan dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk
mencegah terulangnya kembali kejadian tersebut.

BAB III
TATA LAKSANA
A. IDENTIFIKASI
1. PASIEN
Berlaku untuk pasien yang merupakan korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan Pada Anak, mendapat intimidasi/
intervensi dari pihak tidak dikenal.
a. Tatalaksana Identitas Pasien
1) Semua pasien yang merupakan korban Kekerasan Dalam
Rumah T a n g g a

( K D RT) ,

Kekerasan

Pada

Anak,

m e n d a p a t intimidasi/ intervensi dari pihak tidak dikenal harus


diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam lingkungan
rumah sakit dengan menggunakan tanda identitas pasien.
2) Pastikan bahwa pasien barus memang terlindungi dari semua
ancaman baik berupa fisik ataupun melalui alat komunikasi.
3) Pastikan pasien memberikan Surat Pernyataan Perlindungan bahwa
tidak

akan

bertemu

dengan

siapapun

kecuali

dengan

persetujuan pasien.
4) Pastikan pengamanan secara ketat pada pasien selama
pasien mendapatkan perawatan. Jika perlu hubungi pihak berwajib
untuk kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan
Pada Anak, intervensi/ intimidasi jika kasus tersebut berlanjut.
5) Tanda identitas hanya boleh dilepas saat pasien keluar/ pulang dari
lingkungan rumah sakit.
b. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan identifikasi
1) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi
pengunjung:
5

a) Pada saat terjadi serangan secara fisik


b) Pada saat tegadi intervensi/ intimidasi via telepon
2) Para staf Rumah Sakit Permata Bunda harus mengkonfirmasi
identitas pasien korban Kekerasan Dalam Rurnah Tangga (KDRT),
Kekerasan pads Anak dengan benar dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir pasien, kemudian membandingkannya dengan yang
tercantum

di

rekam

medis

dan

gelang

pengenal.

Jangan

menyebutkan nama, tanggal lahir, dan alamat pasien dan meminta


pasien untuk , .. mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.
3) Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai
tanda identitas pasien. Tanda Identitas harus dipakaikan ulang oleh
perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum
pasien menjalani suatu prosedur.
4) Tanda identitas pasien sebaiknya mencakup 3 detail wajib, yaitu :
a) Wama abu abu untuk tindakan kekerasan pada orang dewasa,
Wama pink untuk tindakan kekerasan pada anak.
b) Mudah dikenali namun tidak mencolok dengan berupa tanda pita/
pakaian berwana khusus.
2. PENGUNJUNG
a. Tatalaksana Identifikasi Pengunjung
1) Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum
masuk dalam lingkungan rumah sakit dengan menggunakan
tanda pengenal yang masih berlaku (KTP, SIM, Paspor).
2) Pastikan pemakaian tanda visitor pada pengunjung di daerah dada
(tempat yang mudah terlihat), jelaskan dan pastikan tanda visitor
terpasang dengan baik dan nyaman untuk pengunjung.
3) Tanda visitor harus diberikan pada semua pengunjung tidak ada
pengecualian

dan

harus

dipakai

selama

berada

dalam

lingkungan rumah sakit.


4) Jika tidak dapat diberikan pada pengunjung karena merupakan tamu
penting (sudah ada janji dengan pihak manajemen) maka pastikan
pengunjung tersebut dikenali oleh pihak manajemen sebelum
bertemu dengan pihak manajemen rumah sakit. Pada situasi dimana
tidak dapat diberikan tanda visitor maka tanda pengenal yang masih
6

berlaku (KTP/ SIM/ Paspor) harus dipastikan dititipkan/ ditinggal


pada pihak keamanan.
5) Tanda visitor hanya boleh dilepas saat pengunjung keluar/ pulang
dan lingkungan rumah sakit. Tanda visitor tersebut hanya boleh
dilepas didepan dan dikembalikan pada pihak keamanan dengan
menukar tanda pengenal yang masih berlaku (KTP/ SIM/ Paspor)
yang sudah dititipkan/ ditinggalkan pada saat akan memasuki dalam
lingkungan rumah sakit.
6) Tanda visitor sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
a) Berwama terang,mudah dikenali
b) Tercantum nomor kedatangan/ kunjungan
7) Pada saat meninggalkan tanda pengenal (KTP/ SIM/ Paspor) di pos
keamanan sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
a) Tanda pengenal masih berlaku
b) Tanda pengenal harus asli/ bukan fotocopy
8) Pada saat mendata pengunjung di pos keamanan sebaiknya
mencakup 3 detail wajib yang dapat mengidentifikasi pengunjung,
yaitu :
a) Nama pengunjung harus ditulis sesuai dengan tanda pengenal/
tidak boleh disingkat/ nama nama panggilan (minimal dua suku
kata).
b) Alamat pengunjung harus ditulis berdasarkan tempat tinggal
saat ini.
c) Nomor telepon pengunjung harus ditulis yang digunakan saat
ini/ masih berfungsi.
9) Jangan pernah mencoret dan merobek tanda visitor.
10) Jika tanda visitor rusak dan tidak dapat dipakai, segera berikan tanda
visitor yang baru.
11) Jelaskan prosedur tanda visitor dan tujuannya kepada pengunjung
12) Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum
pengunjung menerima tanda visitor.
13) Saat menanyakan identitas pengunjung, selalu gunakan pertanyaan
7

terbuka, misalnya: `Siapa nama Anda?' (jangan menggunakan


pertanyaan tertutup seperti `Apakah nama anda Ibu Susi?').
14) Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya
pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa),
verifikasi identitas pengunjung kepada keluarga /

pengantamya.

Jika mungkin, tanda visitor jangan dijadikan satu-satunya bentuk


identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi. Tanya ulang nama
dan alamat pengunjung, kemudian bandingkan jawaban pengunjung
dengan data yang tertulis dibuku laporan.
15) Semua pengunjung menggunakan hanya 1 tanda visitor.
16) Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian
jaga petugas keamanan
17) Unit yang menerima pengunjung harus menanyakan ulang identitas
pengunjung dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan
verivikasi pihak keamanan
18) Pada kasus pengunjung yang tidak menggunakan tanda visitor.
a) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:
(1) Menolak penggunaan tanda visitor
(2) Pengunjung melepas tanda visitor
(3) Tanda visitor hilang
b) Tanda visitor harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi
jika tanda visitor tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat
pada buku laporan petugas keamanan.
c) Jika pengunjung menolak menggunakan tanda visitor, petugas
harus

lebih

waspada

dan

mencari

cara

lain

untuk

mengidentifikasi pengunjung dengan benar sebelum dilakukan


pengunjung masuk dakam rumah sakit.
b. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan identifikasi
1) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi
pengunjung:
a) Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa)
b) Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
c) Pada saat terjadi kasus pencurian
2) Para

staf

Rumah
8

Sakit

Permata

Bunda

harus

mengkonfirmasi identifikasi

pengunjung

dengan

benar dengan menanyakan nama dan keperluan


kunjungan, kemudian membandingkannya dengan
data berdasarkan informasi yang didapat dari
laopran petugas keamanan. Jangan menyebutkan
nama

dan

keperluan

kunjungan

dan

meminta

pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan jawaban


ya / tidak.
3) Jangan

melakukan

prosedur

apapun

jika

pengunjung tidak memakai tanda visitor. Tanda


visitor harus di pastikan diberikan ulang

oleh

petugas keamanan yang bertugas menangani


pengunjung secara personal pada saat pengunjung
datang.
3. KARYAWAN
a. Tatalaksana Identifikasi Karyawan
1) Semua karyawan harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk
dalam lingkungan rumah sakit dengan melalui proses kelulusan
masa percobaan.
2) Pastikan pemakaian tanda pengenal pada karyawan di daerah dada
(tempat yang mudah terlihat), jelaskan dan pastikan tanda pengenal
terpasang dengan baik dan nyaman untuk karyawan. Tanda pengenal
harus diberikan pada semua pengunjung tidak ada pengecualian dan
harus dipakai selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
3) Tanda pengenal hanya boleh dilepas saat karyawan keluar/ pulang dari
lingkungan rumah atau dalam kondisi lepas dinas.
4) Tanda pengenal sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi karyawan, yaitu:
a) Karyawan menggunakan baju sesuai Unit Kerjanya
b) Terdapat tulisan nama dan gelar karyawan tersebut
c) Terdapat Nomor Induk Karyawan (NIK)
d) Terdapat Unit Kerja karyawan tersebut
5) Jangan pemah mencoret dan merobek tanda pengenal.

6) Jika tanda pengenal rusak dan tidak dapat dipakai, segera berikan
tanda pengenal yang barn oleh Unit HRD.
7) Jelaskan prosedur tanda pengenal dan tujuannya kepada karyawan.
8) Periksa ulang 2 (dua) detail tanda pengenal sebelum karyawan
menerima tanda pengenal.
9) Semua karyawan menggunakan hanya 1 (satu) tanda pengenal.
10) Pada kasus karyawan yang tidak menggunakan tanda pengenal.
a) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti :
(1) Menolak penggunaan tanda pengenal
(2) Karyawan melepas tanda pengenal
(3) Tanda pengenal hilang
b) Tanda pengenal harus diinformasikan akan risiko yang dapat
terjadi jika tanda pengenal tidak dipakai. Alasan karyawan
hates dicatat pada buku pelanggaran disiplin Unit HRD.
b. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan tanda pengenal
1) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan tanda
pengenal :
a) Pemberian hak karyawan
b) Pemberlakuan kewajiban karyawan
c) Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa)
d) Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
e) Pada saat terjadi kasus pencurian
2) Para

staf Rumah

Sakit

Permata

Bunda Purwodadi harus

mengkonfirmasi tanda pengenal dengan benar dengan menanyakan


nama karyawan tersebut pads Unit HRD.
3) Jangan melakukan prosedur apapun jika karyawan tidak
mernakai tanda pengenal. Tanda pengenal harus di pastikan
diberikan ulang oleh staf Unit HRD yang bertugas menangani
karyawan pada saat karyawan tersebut mulai pertama kali bekeija
di rumah sakit.
B. TATA CARA IDENTITAS
1. Jenis Identititas
Identitas yang tersedia di Rumah Sakit Permata Bunda adalah sebagai
berikut :
10

a. Tanda identitas pasien


b. Tanda pengenal karyawan
2. Melepas Identitas
Pelepasan identifikasi yang tersedia di Rumah Sakit Permata Bunda
Purwodadi adalah sebagai berikut :
a. Pasien
Tanda pasien untuk perlindungan khusus dilaksanakan jika sudah ada
perlindungan secara hukum yang jelas pada pasien pulang atau keluar
rumah sakit oleh pihak berwajib.
b. Pengunjung
Tanda visitor hanya dilepas saat pengunjung pulang atau keluar dari
rumah sakit.
c. Karyawan
Tanda pengenal hanya dilepas saat karyawan pulang atau keluar dari
rumah sakit setelah jam dinas.
3. Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Identifikasi
a. Pasien
1) Contoh kesalahan yang dapat teradi adalah:
a) Misidentifikasi data / pencatatan di rekam medis
b) Tidak adanya tanda sebagai pasien dengan perlindungan khusus
c) Misidentifikasi laporan investigasi
d) Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
e) Kesalahan penulisan tanda pasien perlindungan khusus yang masih
berlaku di buku laporan
2) Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah :
a) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
(1) Salah memberikan tanda pasien untuk perlindungan khusus.
(2) Kesalahan mengisi buku laporan
(3) Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
(4) Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
b) Kegagalan verifikasi
(1) Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
(2) Tidak mematuhi protokol verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
11

(1) Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau


keterbatasan bahasa pengunjung
(2) Kegagalan untuk pembacaan kembali
(3) Kurangnya kultur / budaya organisasi
d) Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pengunjung
pastikan keamanan dan keselamatan pengunjung.
b. Pengunjung
1) Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a) Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di
buku laporan
b) Tidak adanya tanda visitor pada pengunjung
c) Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
2) Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
a) Kesalahan

pada

administrasi

tata

ncaha

(1) Salah memberikan tanda visitor.


(2) Kesalahan mengisi buku laporan
(3) Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
(4) Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
b) Kegagalan verifikasi
(1) Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
(2) Tidak mematuhi protokol verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
(1) Hambatan

akibat

keterbatasan

fisik,

kondisi,

atau

keterbatasan bahasa pengunjung


(2) Kegagalan untuk pembacaan kembali Kurangnya kultur
budaya organisasi
(3) Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pengunjung
pastikan keamanan dan keselamatan pengunjung
c. Karyawan
1) Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a) Misidentifikasi data / pencatatan di HRD
b) Tidak adanya tanda pengenal sebagai karyawan

12

c) Misidentifikasi laporan investigasi


d) Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
e) Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih
berlaku di buku laporan
2) Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah :
a) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
b) Salah memberikan tanda pengenal
c) Kesalahan mengisi buku laporan
d) Penulisan data berdasartanda pengenal yang salah
e) Pencatatan yang tidak benar /

tidak lengkap /

tidak terbaca
4. Revisi Dan Audit
a. Pasien
1) Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun.
2) Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia pasien safety

serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi


kebijakan. Audit ini meliputi:
a) Jumlah persentase pasien yang menggunakan tanda identitas
untuk perlindungan khusus.
b) Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan.
c) Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus.
3) Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan

dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.


b. Pengunjung
1) Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2) Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan

keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan


setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
a) Jumlah persentase pengunjung yang menggunalcan tanda visitor.
b) Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan.
c) Alasan mengapa pengunjung tidak menggunakan tanda visitor.
3) Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan

13

dipantau dan ditindaklanjuti cam dilakukan revisi kebijakan.


c. Karyawan
1) Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2) Rencana

audit akan disusun oleh Unit HRD serta akan

dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan.


Audit ini meliputi:
a) Jumlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal.
b) Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan.
c) Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal
3) Setiap

pelaporan

insiden

yang

berhubungan

dengan karyawan akan dipantau dan ditindaklanjuti


saat dilakukan revisi kebijakan.

B A B

I V

PENUTUP
Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan
kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan rasional.
Untuk itu Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
termasuk pelayanan perlindungan pada semua orang yang berada di Iingkungan
rumah sakit.
Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam
lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/ pengunjung ataupun karyawan. Namun
untuk lebih menguatkan hak perlindungan tersebut maka baik pasien/ pengunjung
atau karyawan harus memberikan Surat Pemyataan Perlindungan secara tertutis
sehingga jelas sejauh mana pengamanan akan diberikan.
Pedoman Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik ini dipakai sebagai acuan
oleh rumah sakit dalam mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui
sumber daya manusia dan fasiiitas yang dimiliki oleh rumah sakit dapat menunjang
pengamanan tersebut.

14

Algoritma Identifikasi Pengunjung


P e n g u nj u n g ma s u k
rumah sakit
Melalui pos keamanan
Apakah sudah ada
perjanjian sebelumnya ?

Tidak

Ya
1. Identitas

1. Identitas

2.

2.

3.
4.

5.

pengunjung
dikonfonnasi
padapihak
manajemen/ unit terkait.
Minta bukti tanda pengenal yang
masih berlaku di (KTP/ SIM/
Paspor).
Berikan tanda visitor berisi
nomor kunjungan.
Tulis data berdasarkan tanda
pengenal tersebut pada buku
laporan.
Tinggal dan simpan tanda
pengenal tersebut untuk proses
penukaran tanda visitor pads saat
pengunjung akan keluar rumah
sakit.

3.
4.

5.

pengunjung
dikonformasi
pada
pihak
manajemen unit terkait.
Minta bukti tanda pengenal
yang masih berlaku asli
(KTP/ SIM/ Paspor).
Berikan tanda visitor berisi
nomor kunjungan.
Tulis data berdasarkan tanda
pengenal tersebut pada buku
laporan.
Tinggal dan simpan tanda
pengenal tersebut untuk proses
penukaran tanda visitor pada
saat pengunjung akan keluar
rumah sakit.

Tanda visitor diberikan pada pengunjung dan harus dipakai di bagian dada
atau tempat yang15
mudah terlihat
Tanda visitor diperiksa, pengunjung diminta untuk rnenyehutkan nama
lengkap sebelum masuk rumah sakit

Ganti tanda visitor jika terdapat kesalahan data


Jangan mencoret atau menimpa tulisan sebelumnya dengan data baru

Algoritma Identifikasi Karyawan


Karyawan masuk rumah
sakit untuk dinas

Karyawan Tetap/ Kontrak


Melalui ruang absensi

Karyawan baru lulus proses


rekruitmen
Ke HRD untuk proses administrasi

Menggunakan atribut/
perlengkapan kerja
(seragam)

Name tag diberikan pada semua


karyawan dan harus ddipakai dibagian
dada atau tempat yang mudah terlihat

Name tag diperiksa oleh Unit HRD

Ganti name tag jika terdapat kesalahn data


Jangan mencoret atau menimpa tulisan
sebelumnya dengan data baru

16
Lepas name tag saat karyawan
pulang/ keluar
dari rumah sakit

Audit Tanda Visitor


Tanggal:

Pos Keamanan:

Pertanyaan
Apakah pengunjung menggunakan
Apakah
tanda visitor ini benar?
tanda visitor?
Posisi tanda visitor
Dada
Lainnya

Pilihan jawaban 1
Ya / tidak
Ya / tidak
ya / tidak
sebutkan

Shift :
2

Audit Name Tag


Tanggal:

HRD:

Pertanyaan
Apakah karyawan menggunakan

Pilihan jawaban
Ya/tidak

Name Tag?
Apakah Name Tag ini benar?
Posisi Name Tag
Dada

Ya/ tidak
ya / tidak
sebutkan

Lain
nya

17

Shift :
1

DAFTAR PUSTAKA
Departement of Health, Government of Western Australia. (2010). Western Australian
patient identification policy.
World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions. (2007).
Patient identification. Dalam: Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2.
----.

(2009). Critical Management Solutions. Patient identification


http//www.kraskerhc.com. Diperoleh 25 Februari 2012.

policy.

Mid Western Regional Hospital. Mid Western Regional Orthopaedic Hospital, Mid
Western Regional Maternity Hospital. (2010). Patient identification policy and
procedure.
Tameside Hospital NHS Foundation Trust. (2010). Patient identification policy.
Royal United Hospital Bath. (2010). Policy for the positive identification of patients.
--.

(2009). Primary Care Provision. Patient identification


www.bolton.nhs.uk. Diperoleh 25 Februari 2012.

policy.

http//

Bath and North Somerset (2009). Patient identification policy and procedure.
California Association for Medical Laboratory Technology Distance Learning Program.
(2010). Patient identification.
Royal Free Hampstead NHS Trust. (2008). Patient identification policy.

18

S U R AT P E R N YATAA N P E R L I N D U N G A N

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama pasien/pengunjung/karyawan

Tanggal lahir

Alamat

Menyatakan untuk mendapatkan pedindungan / menolak untuk bertemu oleh


siapapun kecuali tersebut dibawah ini :
1. ........................................
2. .........................................
3. .........................................
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar - benarnya dalam kondisi sadar
serta tanpa ada paksaan/ intervensi dari pihak manapun.
Purwodadi.......................................
Petugas Keamanan

Yang menyatakan,

19

( )

( .. )

20

Anda mungkin juga menyukai