Anda di halaman 1dari 34

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DALAM PENANGANAN B3

RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
APD dalam penanganan B3 (Bahan berbahaya dan beracun)
adalah jenis/macam alat yang mempunyai kemampuan untuk
PENGERTIAN melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian
atau seluruh tubuh dari potensi bahaya B3 di tiap unit pengguna
B3.
1. Menjamin keselamatan dan memelihara kesehatan petugas
TUJUAN yang menangani B3.
2. Melindungi petugas dari potensi bahaya dan resiko B3.
Alat Pelindung Diri (APD) dalam Penanganan B3 di Rumah
Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri berdasarkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSM No. 1909/KEP/III.6.AU/A/2015 tentang
Kebijakan B3 di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan
Kota Kediri
1. BAHAN MUDAH MELEDAK
a. Pelindung mata: kacamata pengaman
(spectacles/goggle)
b. Pelindung kulit : pakaian pelindung, sepatu
keselamatan.
2. BAHAN BERACUN
a. Pelindung mata: kacamata debu.
b. Pelindung kulit : pakaian pelindung, jas laboraturiom,
sarung tangan karet tahan bahan kimia.
c. Pelindung pernafasan : masker tahan bahan kimai.
PROSEDUR 3. BAHAN KOROSIF
a. Pelindung mata : pelindung mata/muka (face shield)
b. Pelindung kulit : pakaian pelindung tahan asam,
sarung tangan tahan bahan kimia.
c. Hindari menggunakan alat pelindung yang terbuat
dari tekstil atau kulit.
4. BAHAN OKSIDATOR
a. Pelindung mata : pelindung mata/muka (face shield)
b. Pelindung kulit : sepatu keselamatan, sarung tangan
tahan panas saat memasang valve.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DALAM PENANGANAN B3
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2

5. BAHAN MUDAH TERBAKAR


a. Pelindung mata : goggles untuk bahan kimia.
b. Pelindung kulit : pakaian pelindung, sarung tangan
dari karet atau PVC
c. Pelindung pernafasan : SCBA (self-contained
breating apparatus) jika konstrasi di udara telah
melebihi NAB
Tugas Kepala Unit
1. Merencanakan dan menganfra kebutuhan sesuai syarat
APD
2. Mengatur perawatan dan penyimpanan APD
3. Ikut mengawasi kepatuhan penggunaan APD
PROSEDUR 4. Melaksanakan pembinaan ketidak patuhan penggunaan
APD
Tugas Logistik Obat dan Logistik Umum
1. Menyediakan APD sesuai kebutuhan.
2. Menyeleksi kelayakan APD dan menarik APD yang
rusak,retak,tidak dpat berfungsi dengan baik, atau
kadaluarsa
Tugas Kasubag, K3, dan Kesling
1. Mengidentifikasi dan memelih APD yang sesuai dengan
jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan petugas
2. Mengadakan pelatihan penggunaan dan tata laksana
pembuangan/pemusnahan APD
1. Bidang keperawatan
2. Instalasi bedah sentral
3. Instalasi gawat darurat
4. Instalasi farmasi
5. Instalasi gizi
UNIT TERKAIT 6. Instalasi laboratorium
7. Instalasi pemeliharaan
8. Instalasi radiologi
9. SDI dan binroh
10. Logistik
11. K3 dan kesling
AUDIT LARANGAN MEROKOK
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Audit larangan merokok adalah kegiatan yang dilakukan oleh
PENGERTIAN petugas dalam menertibkan keluarga pasien, pengunjung dan
karyawan yang kedapatan merokok di area rumah sakit.
Untuk mewujudkan area rumah sakit yang bebas dari asap
TUJUAN rokok.
Alat Pelindung Diri (APD) dalam Penanganan B3 di Rumah
Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri berdasarkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSM No. 1908/KEP/III.6.AU/A/2015 tentang
Kebijakan Dilarang Merokok di Rumah Sakit Muhammadiyah
Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tugas SECURITY
a. Melakukan patroli di semua area rumah sakit untuk
ketertiban larangan merokok.
b. Membuat jadwal audit larangan merokok.
c. Mengisi form audit merokok.
d. Melakukan audit larangan merokok minimal 2 kali dalam
satu bulan.
Tugas K3
a. Membuat media sosialisasi larangan merokok di rumah
PROSEDUR sakit.
b. Melakukan monitoring dan evalusi terhadap larangan
merokok di rumah sakit
Tugas Pemasaran
a. Memberikan sosialisasi kepada para pelanggan tentang
larangan merokok di rumah sakit.
b. Melakukan kerjasama dengan organisasi/lembaga
ortonom di luar rumah sakit untuk ikut mensosialisasikan
kebijakan larangan merokok di rumah sakit.
Seluruh Ruangan.
UNIT TERKAIT
INSPEKSI RAMBU K3
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan di area rumah sakit
PENGERTIAN Muhammadiyah ahmad Dahlan Kota Kediri untuk memelihara
rambu K3 agar selalu dalam kondisi baik dan sesuai fungsinya.
Untuk menjadi panduan dalam mengidentifikasi dan menilai
TUJUAN kondisi rambu K3 agar terstandarisasi sesuai fungsinya.
Inspeksi Rambu K3 di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad
Dahlan Kota Kediri berdasarkan Peraturan Direktur RSM No.
KEBIJAKAN 1904/KEP/III.6.AU/A/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Keselamatan dan KEsehatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri
Penilaian Parameter
Parameter dari rambu K3 yang akan dilakukan inspeksi
berkala meliputi kriteria sebagai berikut :
1. Jelas terbaca
2. Posisi Rambu
3. Kebersihan
Tugas K3
1. Melakukan identifikasi dan inspeksi terhadap semua
rambu K3 di lapangan dengan menggunakan form
ceklist yang telah ditetapkan
2. Membuat laporan dan kajian terhadap hasil inspeksi
dan identifikasi rambu K3 untuk dilaporkan kepada
PROSEDUR Direksi
3. Melakukan sosialisasi kepda karyawan dari rambu K3
yang telah terpasag dimasing-masing area
4. Melakukan penggantian/peremajaan terhadap rambu
K3 yang dalam kategori perlu perbaikan (hasil skor
point 3)
5. Menindak lanjuti skor dari SPI dan panitia mutu RSM
Tugas SPI dan Panitia Mutu
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
inspeksi rambu K3
2. Mengevaluasi terhadap pelaksanaan inspeksi dan
laporan yang dilkaukan oleh bagian K3
INSPEKSI RAMBU K3
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2

Tugas Karyawan
1. Memahami dan mematuhi dari rambu K3 di masing-
masing area yang telah dipasang
PROSEDUR
2. Melaporkan ke bagian K3 bila melihat atau
menemukan ramb K3 yang rusak/tidak layak
3. Ikut serta pro aktif dalam menjaga rambu-rambu K3
yang telah terpasang
K3, SPI dan mutu, Seluruh Karyawan
UNIT TERKAIT
PARAMETER DAN INDIKATOR CHEKLIST RAMBU K3
RS MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI

1. Jelas terbaca
Indikator :
a. Tulisan utuh
b. Tidak pudar
c. Bisa dilihat dengan jelas
Skor 50 : semua indikator terpenuhi
30 : terpenuhi 2 indikator
15 : terpenuhi 1 indikator
2. Posisi rambu
Indikator :
a. Tepat pada lokasi bahaya
b. Tidak bergeser
c. Tidak hampir terjatuh
Skor 30 : semua indikator terpenuhi
20 : terpenuhi 2 indikator
10 : terpenuhi 1 indikator
3. Kebersihan
a. Tidak berdebu
b. Tidak ada sawang
c. Tidak berkarat
Skor 20 : semua indikator terpenuhi
10 : terpenuhi 2 indikator
5 : terpenuhi 1 indikator

No Kategori Skor
1 Bagus >80
2 Masih layak 65-79
3 Perlu Perbaikan <65
PATROLI DETEKSI DINI KEBAKARAN
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Patroli deteksi dini kebakaran adalah kegiatan yang dilakukan
PENGERTIAN oleh petugas untuk melakukan inspeksi untuk deteksi dini
terhadap adanya bahaya kebakaran
Untuk melakukan kontrol deteksi dalam pencegahan terhadap
TUJUAN bahaya kebakaran yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah
Ahmad Dahlan Kota Kediri
Patroli deteksi dini kebakaran di Rumah Sakit Muhammadiyah
Ahmad Dahlan Kota Kediri berdasarkan SK Direktur No.
KEBIJAKAN tentang Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tugas Security
1. Melakukan patroli deteksi dini kebakaran di semua area
Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri
2. Membuat jadwal patroli deteksi dini kebakaran
3. Mengisi form patroli deteksi kebakaran di area Rumah
PROSEDUR Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tugas K3
1. Melakukan pelatihan terhadap penanganan kebkaran
2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap patroli deteksi
dini kebakaran dirumah sakit
K3, Securyti, Seluruh ruangan
UNIT TERKAIT
PEMBERSIHAN TANDON UTAMA
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Tandon utama adalah tempat penampungan air dari sumur bor
untuk dialirkan ke tandon-tandon kecil
PENGERTIAN Pembersihan tandon utama adalah suatu kegiatan pengurasan
dan pembersihan tempat penampungan air bersih yang berada
dibawah tanah (ground water) untuk di salurkan ke tandon kecil
1. Menjaga kualitas air yang akan didistribusikan ke ruang
TUJUAN pelayanan
2. Mencegah perindukan nyamuk
Pembersihan tandon utama di Rumah Sakit Muhammadiyah
Ahmad Dahlan Kota Kediri berdasarkan SK Direktur
KEBIJAKAN No.1891/KEP/III.5.AU/A/2015 tentang Kebijakan Pengelolaan
Sanitasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota
Kediri
Persiapan
1. Matikan pompa di setiap tandon
2. Tutup stop kran yang menyalurkan air ke tandon kecil
3. Buka stop kran kurasan
4. Pakai APD : Baju kerja, Handscon, masker, sepatu boot
5. Siapkan peralatan : pompa, timba, sekop air, tangga, sikat,
waslap, detergen
6. Habiskan volume air,sisakan sedikit untuk membilas
Pelaksanaan
PROSEDUR 1. Bersihkan dinding dan lantai dengan sikat dan larutan
detergen hingga kerak yang menempel di keramik
2. Bilas dengan ar bersih sampai busa sabun hilang dan tidak
berbau sabun
3. Kuras hingga bersih
Pasca Pembersihan
1. Nyalakan pompa
2. Pastikan tandon terisi air
3. Rapikan dan simpan kembali semua peralatan yang telah
digunakan dalam proses pembersihan
Petugas Sanitasi, Petugas IPS, Petugas CS
UNIT TERKAIT
PEMBERSIHAN TANDON KECIL BAWAH
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Tandon kecil bawah adalah tandon /reservoir yang menampung
air bersih dari tandon utama untuk dialirkan ke tandon atas

Pembersihan tandon kecil bawah adalah suatu kegiatan


pengurasan dan pembersihan tempat penampungan air bersih
PENGERTIAN dan berada di bawah tanah (ground water) dengan memakai
pompa diesel

Tandon kecil bawah terletak di bawah tangga gedung A, timur


Gedung B, dan di bawah gudang.
1. Menjaga kualitas air yang akan didistribusikan ke ruang
TUJUAN pelayanan
2. Mencegah perindukan nyamuk
Pembersihan tandon utama di Rumah Sakit Muhammadiyah
Ahmad Dahlan Kota Kediri berdasarkan SK Direktur
KEBIJAKAN No.1891/KEP/III.5.AU/A/2015 tentang Kebijakan Pengelolaan
Sanitasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota
Kediri
Persiapan
1. Matikan pompa di setiap tandon
2. Tutup stop kran yang menyalurkan air ke tandon kecil
3. Pakai APD : Baju kerja, Handscon, masker, sepatu boot
4. Siapkan peralatan : pompa, timba, sekop air, tangga, sikat,
waslap, detergen
5. Habiskan volume air,sisakan sedikit untuk membilas
Pelaksanaan
1. Bersihkan dinding dan lantai dengan sikat dan larutan
PROSEDUR detergen hingga kerak yang menempel di keramik
2. Bilas dengan ar bersih sampai busa sabun hilang dan tidak
berbau sabun
3. Kuras hingga bersih
Pasca Pembersihan
1. Buka stop kran yang menyalurkan air ke tandon kecil
2. Pastikan tandon terisi air
3. Rapikan dan simpan kembali semua peralatan yang telah
digunakan dalam proses pembersihan
4.
PEMBERSIHAN TANDON KECIL BAWAH
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

PROSEDUR 5.

UNIT TERKAIT Petugas Sanitasi, Petugas IPS, Petugas CS


PEMBERSIHAN TANDON ATAS
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Tandon atas adalah tandon/reservoir yang menampung air
bersih dari tandon bawah untuk dialirkan ke ruangan-ruangan.

Pembersihan tandon atas adalah suatu kegiatan pengurasan


PENGERTIAN dan pembersihan tempat penampungan air bersih dan berada
di atas gedung.

Tandon atas terletak di atas gedung A, gedung B dan dia atas


laundry.
1. Menjaga kualitas air yang akan didistribusikan ke ruang
TUJUAN pelayanan
2. Mencegah perindukan nyamuk
Pembersihan tandon utama di Rumah Sakit Muhammadiyah
Ahmad Dahlan Kota Kediri berdasarkan SK Direktur
KEBIJAKAN No.1891/KEP/III.5.AU/A/2015 tentang Kebijakan Pengelolaan
Sanitasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota
Kediri
Persiapan
1. Matikan pompa di setiap tandon
2. Buka stop kran kurasan
3. Pakai APD : Baju kerja, Handscon, masker, sepatu boot
4. Siapkan peralatan : pompa, timba, sekop air, tangga, sikat,
waslap, detergen
5. Habiskan volume air,sisakan sedikit untuk membilas
Pelaksanaan
1. Bersihkan dinding dan lantai dengan sikat dan larutan
PROSEDUR detergen hingga kerak yang menempel di keramik
2. Bilas dengan ar bersih sampai busa sabun hilang dan tidak
berbau sabun
3. Kuras hingga bersih
Pasca Pembersihan
1. Nyalakan pompa air
2. Pastikan tandon terisi air
3. Rapikan dan simpan kembali semua peralatan yang telah
digunakan dalam proses pembersihan
Petugas Sanitasi, Petugas IPS, Petugas CS
UNIT TERKAIT
IDENTIFIKASI PLAMPUNG TONGKAT TANDON 1
RSM AHMAD
DAHLAN
KEDIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Tandon atas adalah tandon/reservoir yang menampung air
bersih dari tandon bawah untuk dialirkan ke ruangan-ruangan.

Pembersihan tandon atas adalah suatu kegiatan pengurasan


PENGERTIAN dan pembersihan tempat penampungan air bersih dan berada
di atas gedung.

Tandon atas terletak di atas gedung A, gedung B dan dia atas


laundry.
3. Menjaga kualitas air yang akan didistribusikan ke ruang
TUJUAN pelayanan
4. Mencegah perindukan nyamuk

KEBIJAKAN
Persiapan
6. Matikan pompa di setiap tandon
7. Buka stop kran kurasan
8. Pakai APD : Baju kerja, Handscon, masker, sepatu boot
9. Siapkan peralatan : pompa, timba, sekop air, tangga, sikat,
waslap, detergen
10. Habiskan volume air,sisakan sedikit untuk membilas
Pelaksanaan
4. Bersihkan dinding dan lantai dengan sikat dan larutan
PROSEDUR detergen hingga kerak yang menempel di keramik
5. Bilas dengan ar bersih sampai busa sabun hilang dan tidak
berbau sabun
6. Kuras hingga bersih
Pasca Pembersihan
4. Nyalakan pompa air
5. Pastikan tandon terisi air
6. Rapikan dan simpan kembali semua peralatan yang telah
digunakan dalam proses pembersihan
Petugas Sanitasi, Petugas IPS, Petugas CS
UNIT TERKAIT
IDENTIFIKASI AREA BERISIKO TERJADI GANGGUAN
RSM AHMAD LISTRIK
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Identifikasi area berisiko terjadi gangguan listrik adalah cara
atau mekanisme untuk menentukan area berisiko terjadi
gangguan listrik yang ada di Rumah sakit dan menentukan
daerah mana saja yang akan mendapat supply listrik saat listrik
PLN padam, agar pelayanan ke pasien tidak terganggu.

TUJUAN a. Agar aman di gunakan saat memberikan pelayanan


kesehatan.
b. Menghindari dari bahaya kebakaran, ledakan dan
lainnya

KEBIJAKAN Ketentuan ini berlaku wajib untuk Rumah Sakit yang


menggunakan listrik.

PROSEDUR Menyediakan supply listrik jika terjadi gangguan listrik pada


PEMELIHARAAN ruangan-ruangan yang tidak boleh padam 24 jam full, seperti :
SARANA 1. Kamar Operasi
2. IPI
3. IGD
4. UPPA
5. Hemodialisa

UNIT TERKAIT Pemeliharaan Sarana.


RSM AHMAD IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
Identifikasi bahaya b3 (bahan berbahaya dan beracun) adalah
PENGERTIAN kegiatan mengategorikan/meringkas potensi bahaya yang
penting berdasarkan kriteria bahan.
Penanganan insiden B3 (bahan berbahaya dan beracun)
adalah langkah-langkah penanggulangan keadaan darurat
akibat kebakaran, tumpahan dan paparan B3.
1. Mengetahui potensi resiko bahaya akibat penggunaan
TUJUAN B3 berdasarkan ciri-ciri dan karakteristiknya.
2. Menjamin keselamatan dan memelihara kesehatan
petugas yang menangani B3.
1. Informasi Idenfikasi bahaya berdasarka MSDSs produk.
KEBIJAKAN 2. Penanganan tumpahan dan paparan hanya boleh di
lakukan oleh orang yang terlatih atau berpengalaman
dengan menggunakan peralatan yang
memadai(chemicals spil kit) dan APD yang benar.
3. Pengamanan sarana, alat, dan tempat kejadian insiden
serta mencegah penyebaran kontaminan yang mungkin
terjadi.

PROSEDUR
1. BAHAN MUDAH MELEDAK
UNIT TERKAIT a. Identifikasi bahaya
Bisa menimbulkan ledakan atau pecahnya tabung
silinder jia terkena panas yang tinggi.
1) Pernafasan : menyebabkan tercekik (asphyxiant)
dan lemas jika terhirup dalam jumlah besar.
2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena
pengaruh dingin.
3) Mata : Penglihatan kabur dan iritasi mata.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan: bawa ke udara segar dan
istirahatkan, jika perlu beri bantuan O2 apparatus
dan bawa ke IGD
2) Kulit : siram dengan air hangat (30-40c) pada
bagian kulit yang terbakar atau luka beku, bawa
ke IGD
RSM AHMAD IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
3) Mata : bilas mata dengan air bersih + 15 menit,
PENGERTIAN jika perlu bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Gunaka APAR gas CO2 dan siram air pada silinder
yand ada di sekitarnya supaya dingin.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran.
1) Hentikan kebocoran bisa di lakukan tanpa
resiko,perhatikan arah angin dan jangan
berlawanan dengan arah angin.
2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ke tempat yang
terbuka, di jaga dan di jauhkan dari api aatau
sumber panas atau bahan mudah terbakar.
3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak
berkepentingan di larang msuk.
2. BAHAN BERACUN.
a. Identifikasi bahaya.
1) Pernafasan : beracun bila terhirup dan dapat
menyebabkan pingsan, sakit kepala dan pusing-
pusing.
2) Kulit : dapat merusak kulit, dan jaringan selaput
lendir.
3) Mata : menyebabkan iritasi dan air mata,
cairannya akan menyebabkan luka bakar.
4) Pencernaan : beracun atau fatal atau tertelan,
menyebabkan pingsan dan muntah-muntah
sampai sakit keras, dan mungkin menyebabkan
kebutaan atau kematianbila segera tidak di
tangani oleh medis.
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN a. Tindakan P3K.
1) Pernafasan : pindahkan ke tempat yang
berudara segar, bila belum sadar segera bawa
ke IGD
2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Cuci kulit dengan air sebanyak-banyaknya, jika
memungkinkan. Bila iritasi terus menerus
segera bawa ke IGD.
3) Mata : cuci mata dengan air sebanyak-
banyaknya, bila iritasi bawa ke IGD.
4) Pencernaan : jangan di muntahkan apabila
tertelan. Berikan susu atau air atau karbon aktif
melalui mulut jika pasien tersebut masih sadar.
Segera bawa ke IGD.
b. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Gunakan spray air atau kabut co2 untuk
mendinginkan permukaan dan menghilangkan
uapnya.
2) Evakuasi daerah yang tercemar
3) Usahakan berdiri berlawanan arah angin untuk
mencegah kontak dengan asap dan uap.
4) Jika kontak tidak hindari, pakailah baju
pelindung penuh, kaca mata dan masker.
c. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Pakai sarung tangan dan pakaian lengkap
dengan tutup kepala, sepatu boat setinggi lutut.
Alat pernafasan yang lengkap.
2) Ventilasikan seluruh are a yang tercemar,
evakuasi orang-orang yang tidak
berkepentingan, tutup tempat yang terjadi
kebocoran.
3) Untuk tumpahan kecil : gunakan pasir, tanah
atau bahan peresap lain, kemudian angkat dan
masukkan ke dalam kontainer yang berlabel
dan bersegel agar dapat dibuang dengan
aman.
4) Untuk tumpahan besar : netralkan dengan
larutan amonia 5% natrium sulfat tau natrium
bilsufit dan pindahkan. Siramkan area dengan
air yang banyak.
3. BAHAN KOROSIF
a. Indentifikasi bahaya
Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan
bahaya dekomposisi di bawah pengaruh panas.
Resiko dekomposisi bila berhubungan dengan
logam, alkali,zat pereduksi.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang
berudara segar. Bila susah bernafas berikan
oksigen bawa ke IGD
2) Kulit : segera cuci dengan banyak air lepaskan
semua pakaian yang terkontaminasi,
konsultasikan dengan dokter.
3) Mata : dengan mata terbuka segera bilas air
dengan banyak selama + 15 menit. Lanjutkan
proses pembilasan dengan larutan pembilasan
dengan mata sampai tiba di IGD.
4) Pencernaan : jangan di muntahkan bahaya
penetrasi ke paru- paru bila tertelan atau di
muntahkan. Bila korban sadar, bilas mulut
dengan air dan beri minum air yang banyak
dengan suapan sedikit demi sedikit. Segera
bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Padamkan dengan air, dry powder, CO2, atau
foam ( bukan dari bahan organik).
2) Pakai SCBA ( self-contained breathing
apparatus) dan pakaian pelindung tahan
bahan kimia.
3) Pindahkan kemasan ke tempat yang aman
atau dinginkan kemasan yang beresiko atau
encerkan dengan air.
d. Tindakan terhadap tumpahan kebakaran.
1) Tumpahan kecil : encerkan produk dengan
banyak air dan bilas/bersihkan tempat yang
terkontaminasi atau serap dengan abserbent.
2) Tumpahan besar : tampung, bendung dengan
pasir atau tanah. Tempatkan kemasan yang
rusak di wadah yang terbuat dari plastik.
Jangan mengembalikan produk yang tumpah
ke kemasan asalnya.
4. BAHAN OKSIDATOR
a. Identifikasi bahaya
Membantu proses pembakaran atau
memperbesar nyala api dan bisa
menimbulkanledakan atau pecahnya tabung
silinder jika terkena panas yang tinggi.
1) Pernafasan : menyrbabkan iritasi, pusing jika
terhirup dengan jumlah yang besar
2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena
pengaruh dingin
3) Mata : Penglihatan kabur dan iritasi mata
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang
segar dan istirahatkan, jika perlu bawa ke IGD
2) Kulit : siram dengan air hangat (30-40C) pada
bagian yang terbakar atau luka beku, jika perlu
bawa ke IGD
3) Mata : bilas dengan air bersih +15 menit, jika
perlu bawa ke IGD
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Semprotkan APAR dry chemical, Co2 siram pada
silinder yang ada disekitarnya supaya dingin.
d. Tindakan terhadap tumpahan kebocoran
1) Hentikan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa
resiko,perhatikan arah angin dan jangan
berlawanan dengan arah angin.
2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ke tempat
yang terbuka, dijaga dan di jauhkan dari api
atau sumber panas atau bahan mudah
terbakar.
3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak
berkepentingan dilarang masuk.
5. BAHAN MUDAH TERBAKAR
a. Identifikasi bahaya.
Mudah meledak dan menguap, dapat
menyebabkan depresi sistem syaraf pusat,
menyebabkan iritasi mata, menyebabkan iritasi
saluran pernafasan, menyebabkan gangguan
reproduksi janin.
1) Pernafasan : menghirup dalam konsentrasi
tinggi menyebabkan gangguan sistem
syaraf pusat dengan tanda – tanda mual,
sakit kepala, mengatuk, ketidaksadaran dan
koma. Iritasi saluran pernafasan dapat
menyebabkan efek narkotik dalam
konsentrasi tinggi. Uap bisa menyebabkan
pusing dan sesak nafas.
2) Kulit : iritasi ringan, dapat menyebabkan
sianosis ekstrimitas.
3) Mata : iritasi parah pada mata, sakit bila
terkena cahaya dan kerusakan kornea.
4) Pencernaan : iritasi gastrointestinal di sertai
mual, muntah dan diare, dapat
menyebabkan keracunan sistemik. Dapat
menyebabkan depresi sistem syaraf pusat
diikuti dengan sakit kepala, mengantuk dan
mual.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : pindahkan segera ke udara
segar, jika tidak bernafas, berikan
pernafasan buatan, jika perlu gunakan
oksigen dan bawa ke IGD, jangan gunakan
pernafasan dari mulut ke mulut.
2) Kulit : basuh kulit dengan air selama 15
menit, sementara itu lepaslah pakaian
sepatu yang terkontaminasi. Basuh kulit
dengan sabun dan air, bawa ke IGD.
3) Mata : segera basuh dengan air mengalir +
15 menit, sesekali angkat kelopak mata
bawah dan atas untuk membasuh bagian
dalamnya, jika perlu bawa ke IGD.
4) Pencernaan : jangan di paksa di
muntahkan. Jika korban dalam kondisi
sadar, berikan 2-4 gelas susu atau air.
Jangan pernah memberikan sesuatu pada
korban yang tidak sadarkan diri, bawa ke
IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Untuk api kecil, dry chemical, CO2, semprotan
air, busa.
Untuk api besar, gunakan semprotan air atau
busa.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan
kebocoran
1) Singkirkan semua kondisi yang
memungkinkan terjadinya penyalaan.
2) Serap tumpahan dengan menggunakan
bahan penyerap pasir, tanah dan bahan
penghambat kebakaran lainnya.
3) Bersihkan dan buang dalam wadah yang
cocok.
4) Gunakan peralatan tahan percikan dan
berikan ventilasi.
5) Busa penekan uap bisa di gunakan untuk
mereduksi uap.

Kasubag. K3 dan 1) Menerima laporan kejadian insiden B3 dari kepala unit


Kesling sesuai form kecelakaan kerja yang tersedia.
2) Melaporkan Kepada Direksi.

Unit Terkait 1. Bidang keperawatan


2. Instalasi bedah sentral
3. Instalasi gawat darurat
4. Instalasi farmasi
5. Instalasi gizi
6. Instalasi laboratorium
7. Instalasi pemeliharaan
8. Instalasi radiologi
9. SDI dan Binroh
10. K3 dan Kesling

PEMERIKSAAN APAR
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Pmeriksaan APAR (Alat pemadam Api Ringan) adalah
pendataan kondisi fisik alat yang di gunakan untuk
menanggulangi kebakaran awal sebelum api menjadi lebih
besar.
TUJUAN 1. Mengecek kondisi tabung, pengaman, tekanan dan berat
isi APAR.
2. Memeriksa masa efektif bahan pemadam dan masa
penggunaan tabung APAR.
KEBIJAKAN Setiap APAR harus tersedia siap di gunakan untuk
memadamkan apai pada mula terjadi kebakaran sesuai
Permenakertrans RI No. Per-04/Men/1980.
PROSEDUR

KEBERSIHAN 1. Membersihkan tabung APAR dari debu dan kotoran


dengan mrnggunakan washlap basah.
SECURITY 1. Memeriksa posisi APAR dan tandanya, apakah masih
lengkap atau tidak
2. Memastikan APAR terletak sesuai dengan data letak
atau tidak.
3. Memeriksa bagian- bagian luar tabung APAR, apakah
terdapat lubang-lubang karena karat atau cacat karena
benturan.
4. Memeriksa handel dan label, apakah masih dalam
keadaan baik.
5. Memeriksa pelindung atau pengaman APAR, pastikan
masih tersegel.
6. Menginformasikan hasil pemeriksaan APAR ke K, RS.
K, RS 1. Memeriksa mulut pancar, apakah terdapat sumbatan dan
pipa pancar yang terpasang, apakah mengalami retak
atau menunjukkan tanda-tanda rusak.
2. Memeriksa pelindung atau pengaman APAR, pastikan
masih tersegel.
3. Memeriksa tekanan dalam tabung APAR, pastikan jarum
penunjuk masih dalam range hijau.
4. Memeriksa berkurang atau tidaknya isi tabung APAR,
dengan cara :
a. Untuk APAR jenis tepung kering ( dry chemical) dan
APAR jenis gas di periksa dengan cara menimbang,
jika beratnya sesuai dengan aslinya dapat di pasang
kembali.
b. Untuk APAR jenis CO2 di periksa dengan cara
menimbang serta mencocokkan beratnya dengan
berat yang tertera pada alat tersebut, apabila
terdapat kekurangan berat sebesar 10% maka
tabung APAR harus diisi kembali sesuai dengan berat
yang di tentukan.
5. Memeriksa masa penggunaan tabung APAR yang sudah
berusia 10 (sepuluh) tahun terhitung tanggal
6. pembuatannya, tidak di perkenankan di pakai lebih
lanjut.
7. Menulis tanggal pemeriksaan APAR pada kertas yang
tergantung di masing-masing tabung APAR.
8. Membuat berita acara penggatian tabung yang rusak
dan pengisian bahan pemadam yang sudah kedaluarsa.
9. Mengajukan penggatian tabung atau pengisian bahan
pemadam apabila APAR telah rusak atau kedaluarsa,
kepada Direksi.
10. Melakukan pendampingan terhadap pemeriksaan APAR
oleh petugas UPT PMK Kab.Kediri.

Unit Terkait 1. Kebersihan


2. Security
3. K,RS
IDENTIFIKASI GAS MEDIS
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Identifikasi Gas Medis adalah cara atau mekanisme untuk
mengidentifikasi sistem instalasi gas medik dan vakum medik
yang ada di Rumah Sakit, agar menghindari dari potensi
bahaya kebakaran, ledakan dan lainnya.

TUJUAN a. Agar aman di gunakan saat memberi pelayanan


kesehatan
b. Menghindari dari bahaya kebakaran, ledakan dan
lainnya.

KEBIJAKAN Rumah Sakit wajib memenuhi ketentuan penggunaan sistem


instalasi gas medik dan vakum medik.

PROSEDUR 1. Gunakan Silinder dan kontainer yang telah di buat, diuji,


dan dipelihara sesuai spesifikasi dan peralatan atau
standar yang berlaku.
2. Identifikasi isi silinder dengan suatu label atau cetakan
yang ditempelkan pada silinder dan kontainer yang
menyebutkan isi silinder sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Gunakan isi silinder dan kontainer yang sudah di
pastikan keamanannya.
4. Pastikan label tidak rusak, diubah, atau dilepas, dan
fiting penyambung tidak boleh dimodifikasi.
5. Pasang rambu di Pintu rungan yang berisi gas medik
selain dari oksigen dan udara medic dengan label
sebagai berikut :

AWAS
GAS MEDIS
Dilarang Merokok atau Menyalakan Api
6. Pasan rambu di pintu ruangan berisi sistem pasokan
sentral atau silinder yang hanya brisi oksigen atau udara
medik harus berlabel sebagai berikut :

AWAS
GAS MEDIS
Dilarang Merokok atau Menyalakan Api

UNIT TERKAIT Pemelihara Sarana


Logistik Farmasi
IDENTIFIKASI TAMU RUMAH SAKIT
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Kegiatan petugas satpam untuk melakukan tindakan
pencegahan dalam rangka pengamanan berupa identifikasi
tamu/visitor RS dengan memberi tanda khusus pengunjung.

TUJUAN Untuk mengetahui dan mengidentifikasi tamu/visitor RS


sehingga teridentifikasi maksud dan tujuan.

KEBIJAKAN Semua Satpam wajib melaksanakan tugas identifikasi


tamu/visitor yang berkunjung ke Rumah Sakit

PROSEDUR

Satpam/Petugas 1. Mempersiapkan alat tulis dan buku catatan.


FO 2. Memberi salam, sapa, senyum dan hormat kepada
setiap tamu/visitor yang datang.
3. Mempersilahkan tamu/visitor untuk melapor ke
satpam/petugas FO untuk di catat : jam, tanggal,
identitas tamu, tujuan.
4. Setiap tamu di beri tanda khusus (kartu0 tamu/visitor
dengan jaminan KTP (kartu tanda penduduk)
5. Bagi para tamu/visitor yang rutin ke RS (detailer/ssales)
tetap di beri tanda kartu tamu (tanpa harus jaminan KTP)
tapi harus tetap dicatat dan diberi nomer identitas.
6. Saat hendak keluar RS, tamu/visitor melapor ke Satpam
untuk serah terima tanda khusus (kartu) pengunjung dan
jaminan KTP.
Kepala Ruangan o. Mengingatkan Satpam bila ada tamu yang belum
(Administrasi/Ke mendapatkan tanda kartu tamu.
uangan/Logistik) o. Selanjutnya, mengingatkan kepada para tamu untuk
melapor ke petugas satpam dan FO sehingga di beri
kartu tanda tamu
Unit Terkait 1. Security
2. Petugas FO
3. Kepala Unit/ruangan
KALIBRASI ALAT MEDIS
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Kalibrasi Alat Medis adalah cara atau alur kegiatan yang
dilakukan oleh IPS, agar hasil pengukurannya dapat di telusuri
kembali ke standart nasional atau internasional.

TUJUAN a. Menentukan deviasi kebenaran konvesional nilai


penunjukan ukur atau deviasi dimensi nasional yang
seharusnya untuk bahan ukur.
b. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standart
nasional dan internasional.
c. Mengembalikan dan menginformasikan akurasi dan
presisi dari alat yang dikalibrasi.
KEBIJAKAN Kalibrasi alat Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri dilaksanakan
sesuai dengan jadwal.

PROSEDUR a. Melakukan kegiatan kalibrasi alat sesuai dengan jadwal


PEMELIHARAAN yang telah di tentukan.
SARANA b. Kegiatan kalibrasi dapat dilakukan diruangan yang terkait
maupun dapat dilakukan di ruang kerja unit
pemeliharaan.
c. Institusi kalibrasi terbagi menjadi :
Institusi kalibrasi eksternal
Kalibrasi eksternal harus dilakukan oleh instansi teknik
pemerintah atau swasta yang berakreditasi untuk
menjalankan kegiatan kalibrasi. Untuk membuktikan
kemampuan teknisinya laboratorium kalibrasi harus
mengikuti persyaratan yang ada di ISO/ IEC 17025 –
1999 yang sekarang telah menjadi SNI 19 – 17025 –
2000.
Institusi kalibrasi internal :
Kalibrasi yang dilakukan oleh instansi kalibrasi internal
minimal harus mempunyai :
o. Alat kalibrasi yang mampu telusur
o. Mempunyai teknisi kalibrasi yang berkualifikasi
o. Mempunyai ruangan yang kondisi
lingkungannya terjaga.
Pemakai ( user) Pemakai (User)
a. Segera menyiapkan alat yang akan dikalibrasi.
b. Jika ada halangan, segera konfirmasikan unit
pemeliharaan bahwa alat yang akan dikalibrasi masih
digunakan pasien.
Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Penunjang
MEKANISME PENGADAAN OLEH TIM PENGADAAN
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Suatu proses pengadaan inventaris medis/non medis yang
dilakukan melalui tim pengadaan;

TUJUAN 1) Tertib penyelenggaraan pengadaan inventaris medis/non


medis di RSMK;
2) Adanya alur & mekanisme kerja yang jelas dalam proses
pengadaan inventaris medis/non medis.
KEBIJAKAN 1) Setiap pengadaan barang inventaris baru senilai minimal
Rp 15.000.000,-. Tidak termasuk pekerjaan;
2) Penanganan pengadaan inventaris medis/non medis
harus mengikuti prosedur dalam SOP ini;
PROSEDUR Unit/Instalasi pengusul
1) Mengakomodir dan mendata kebutuhan inventaris di
unit/bagiannya dan atau kebutuhan user di bagiannya
2) Mengajukan memo permintaan inventaris medis/non
medis ke direksi;
3) Memberikan masukan ke Tim pengadaan akan kualitas
alat yang telah di presentasikan/ditawarkan dan
menentukan pilihan;
4) Selama proses pengadaan ikut aktif menjadi
penghubung informasi antara tim pengadaan dengan
suplier khususnya untuk suplier yang mempunyai
komunikasi lebih dekat dengan user;
Sekretariat (anggota tim pengadaan):
1) Mendistribusikan disposisi direksi ke semua anggota tim
pengadaan dan unit pengusul;
2) Mengkomunikasi dan menjelaskan disposisi direksi
secara jelas apabila belum jelas;
Ketua Tim Pengadaan :
1) Memastikan permintaan pengadaan inventaris
medis/non medis sudah sesuai dengan RAPB RSMK;
2) Memastikan bahwa pengadaan inventaris medis/non
medis benar-benar sesuai kebutuhan rill user dan
unit/instalasi pengusul;
3) Melakukan negosiasi pembelian inventaris medis/non
medis yang di butuhkan dengan memperhatikan kualitas,
harga dan manfaat;
Sekretaris Tim Pengadaan (Kasubag Legal)
1) Menjadwalkan rapat tim pengadaan;
2) Membuat rekap hasil prestasi suplier dan membuat
memo ke Direksi berdasarkan masukan user untuk
mendapatkan persetujuan pembelian inventaris
medis/non medis;
3) Menjadwalkan presentasi suplier setelah berkoordinasi
dengan kasubag logistik umum;
4) Menyiapkan draft perjanjian jual beli dengan suplier
sampai dengan proses penandatanganan;
Anggota Tim Pengadaan ( Kasubag Logistik Umum) :
1) Mencari suplier untuk pengadaan inventaris medis/non
medis;
2) Memghubungi suplier untuk presentasi dengan jadwal
berkoordinasi dengan sekretaris pengadaan;
3) Membuat SP dan memastikan sampai pada suplier yang
dituju;
4) Melakukan penerimaan inventaris medis/non medis yang
sudah di beli. Mengecek faktur dan surat-surat yang
dibutuhkan untuk serah terima;
Anggota Tim Pengadaan (Kasubag Pemeliharaan):
1) Menilai nspesifikasi teknis inventaris medis/non medis
yang di adakan;
2) Menjawadkan pelatihan tenaga operator tentang
penggunaan inventaris medis/ non medis yang dibeli;
Anggota Tim Pengadaan (SPI Inventaris):
Menyerahkan barang inventaris medis/ non medis yang dibeli
kepada user (kepala unit) dengan membuat berita acara
penerimaan yang ditandatangani oleh user (kepala unit)
bersama Kasubag Logistik, disaksikan direksi & SPI.
Unit Terkait Unit/ Instalasi pengusul, Tim Pengadaan.

PEMELIHARAAN GAS MEDIS


RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Pemeliharaan Gas Medis adalah cara atau alur kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan oleh unit pemeliharaan sarana
dalam penggunaan dan penyaluran gas medis di sarana
pelayanan kesehatan harus memenuhi persyaratan teknis
kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan
kesehatan.

TUJUAN a. Agar aman digunakan saat memberi pelayanan


kesehatan.
b. Menghindari dari bahaya kebakaran, ledakan dan
lainnya.
c. Memenuhi persyaratan teknis kesehatan.

KEBIJAKAN Pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit


Muhammadiyah Kediri dilaksanakan sesuai dengan jadwal.

PROSEDUR

PEMELIHARAAN o Persiapan :
SARANA Siapkan tool set
o Pemeliharaan :
a. Cek sumber gas medis baik di liquid maupun sentral
tabung
b. Cek presure gauge pada induk sentral dan distribusi
utama
c. Cek Instalasi gas medis
d. Cek alarm

Pihak ke 3 1) Test material, uji tarik dan uji tekan (saat pasang baru
instalasi gas medis)
2) Cek prosentasi kadar kandungan oksigen.
3) Cek prosentasi kadar kandungan air dalam liquid

Unit Terkait 1. Logistik Farmasi.


2. Rawat jalan.
3. Rawat inap.

PEMELIHARAAN LISTRIK
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Pemeliharaan Listrik adalah cara atau alur kegiatan yang
dilakukan oleh IPS untuk menjaga kondisi listrik yang ada di RS
dalam kondisi realy dan amam, sehingga bisa membrikan
pelayanan kesehatan.

TUJUAN a. Memberikan pelindungan terhadap keselamatan psien,


masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit.
b. Menjaga kwalitas output listrik.

KEBIJAKAN Pemeliharaan listrik Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri


dilaksanakan sesuai dengan jadwal.

PROSEDUR

PEMELIHARAAN a. Melakukan kegiatan pemeliharaan sesuai dengan jadwal


SARANA yang telah ditentukan.
b. Petugas pemeliharaan segera menghubungi ruang yang
terkait bahwa akan ada kegiatan pemeliharaan di
ruangannya. ( 1 hari sebelumnya), bisa melalui tertulis
dan atau lisan (via telepon)
c. Untuk mengetahui kwalitas output listrik di RS, bekerja
sama dengan UPJ Kediri.
d. Jika dalam pengecekan listrik diruangan terjadi
pemadaman listrik, maka sebelumnya IPS menyediakan
listrik back up sehingga dalam pemeliharaan tersebut
Pihak ke 3 tidak mengganggu pelayanan ke pasien.

Pemakai ( user) a. Segera menyiapkan ruangan yang akan dipelihara


listriknya.
b. Jika ada halangan, segera konformasikan kepada unit
IPS bahwa ruangan yang akan dicek listriknya masih
dgunakan pasien.
Unit Terkait 1. Rawat jalan
2. Rawat Inap
3. Penunjang
4. Administrasi

PENARIKAN ALAT MEDIS


RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Penarikan Alat Medis adalah cara atau mekanisme penggatian
alat medis milik ruangan yang dilakukan oleh pihak pemelihara
sarana, untuk menggatian alat medis yang sudah tidak normal
atau rusak.
TUJUAN  Agar mekanisme jalannya pelayanan ke pasien tidak
terganggu
 Menjaga keselamatan pasien

KEBIJAKAN Setiap penggunaan peralatan medis yang ada diruang harus


memenuhi standart keselamatan dan jaminan akurasi
berdasarkan uji kelaikan dan atau kalibrasi.
PROSEDUR

BAGIAN 1. Melakukan pemeriksaan alat yang tidak normal, sesuai


PEMELIHARAAN dengan laporan permintaan runagan.
SARANA 2. Jika alat yang sudah tidak ready, dan sydah tidak bisa di
perbaiki lagi maka segera melaporkan kepada
management RS, dengan membuat memo interent dan
berita acara (kronologis) bahwa alat sudah tidak bisa di
fungsikan lagi dengan menyertakan laporan perbaikan
dan hasil laporan status alat (diberikan IPS). Laporan
tersebut di tunjukan kepada Direktur (tembusan tim
inventaris dan pengadaan) agar alat yang tidak normal
tersebut di ganti dengan yang baru.
3. Lakukan pengecekan pada alat medis penganti yang
diterima oleh Tim pengadaan sesuai dengan ketentuan.

Unit Kerja 1. Menerima bukti laporan berupa memo interent dari IPS
tentang penarikan alat medis.
2. Segera menganfra alat medis tersebut ke bagian logistik

Tim Pengadaan 1. Mengagendakan pengadaan alat medis sesuai dengan


kebutuhan ruangan.
2. Melaporkan hasil pengadaan alat medis kepada Direktur
(pembanding supplier beserta harga yang sudah dinego)

Direktur 1. Menrima hasil laporan pengadaan alat medis dari tim


pengadaan
2. Menentukan pilihan alat medis yang akan dipilih

1. Menerima hasil akhir pilihan alat medis yang telah


ditunjuk oleh Direktur
2. Membuat SP (Surat Pemesanan) alat medis.
Unit Terkait 1. Tim Inventaris
2. Tim Pengadaan
3. Logistik Umum
4. Unit kerja yang bersangkutan
PENGGUNAAN CCTV
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN 1. Suatu mekanisme penggunaan kamera CCTV di RS
Muhammadiyah kediri oleh petugas yang diberi
kewenangan untuk ini;
2. CCTV (closed circuit Television) adalah sebuah kamera
video digital yang fungsikan untuk memantau dan
mengirimkan sinyal video pada suatu ruang yang
kemudian sinyal itu akan di teruskan ke sebuah layar
monitor komputer/televisi

TUJUAN Mendiskripsikan prosedur bagi petugas dan unit terkait dalam


operasional penggunaan CCTV dalam memantau keamanan
lingkungan RMSK dan memastikan tidak terjadinya adanya
tidak kriminal atau tidak kejahatan pada
pasien/pengunjung/karyawan selama berada di rumah sakit.

KEBIJAKAN Semau pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam


rumah sakit dan tempat yang strategis atau tidak dapat
dilakukan pemantauan langsung di pasang kamera CCTV untuk
memastikan keadaan yang aman di lingkungan RSMK.
Unit Terkait

Petugas Ruangan 1. Memahami dan mengetahui kegunaan CCTV, memastikan


Perawatan & bahwa CCTV masih terpasang ditempatnya dan
Penunjang melaporkan apabila ada kerusakan atas fisik kamera CCTV
yang di pasang di areanya;
2. Melaporkan kejadian yang mencurigakan yang di dapat dari
pemantauan langsung sehingga dapat segera di lakukan
pemantauan dengan perekeman kamera CCTV segera
otomatis.
3. Meminta rekaman CCTV paling lama pada periode 10 hari
ke belakang, apabila ada kejadian diantara periode
tersebut. Guna memastikan dan menguatkan pembuktian
apabila ada kejadian/ peristiwa khusus yang akan diselidiki.
4. Berkoordinasi dengan atasan langsung atau bagian
keamanan apabila dinilai ada hal-hal yang tidak sewajarnya
atau mencurigakan

Keamanan/Satpa 1. Bertanggung jawab melakukan pemantauan dan


m memastikan adanya pencatatan data berdasarkan hasil
pemantauan kamera cctv
2. Memastikan kamera CCTV dapat berfungsi dengan baik
(tidak rusak dan dapat melakukan pemantauan) jika
rusak maka harus segera melapor ke bagian IPS atau
SIRS;
3. Setiap anggota wajib bisa mengoperasikan monitor cctv
4. Setiap shif melakukan pengecekan hasil rekaman setiap
titik cctv dan melakukan penghapusan hasil rekaman
satu hari terakhir dan di laporkan;
5. Memastikan pemantauan secara menyeluruh baik
pasien, pengunjung maupun karyawan selama dalam
lingkungan RSMK, melalui bantuan kamera cctv dan di
bantu dengan adanya pemantauan secara langsung oleh
oetugas keamanan bertugas keamanan bertugas untuk
keliling pada semua wilayah lingkungan rumah sakit,
sehingga benar-benar terlindungi dari ancaman berupa
fisik dari hal-hal arah kriminal atau kejahatan;
PENGGUNAAN SUMBER LIDTRIK ALTERNATIF
RSM AHMAD
DAHLAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEDIRI 0 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kediri
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.R
NIK.2006.0061
PENGERTIAN Penggunaan Sumber Listrik Alternatuve adalah cara atau
alur kegiatan yang dilakukan oleh bagian pemeliharaan, untuk
menyediakan listrik alternative saat listrik utama PLN
bermasalah ( trouble)

TUJUAN  Agar terjaga kontunuitas suplay tenaga listrik


 Agar pelayanan kesehatan tidak terganggu
KEBIJAKAN Menyediakan daya listrik yang cukup untuk setiap pelayanan

PROSEDUR Jika listrik utama PLN padam maka :


1. Tersedianya generator (genset) disediakan minimal 80 %
dari daya terpasang.
2. Disediakannya UPS ( Uninterruptable power supply 0
untuk melayani IPI, Lab.
3. Adanya baterai internal bagi sebagian alat medis yang
sudah menyediakan fasilitas baterai internal, misalnya
seperti alat patient monitor, Difibrilator, ECG dll.
4. Emergency lighting tersedia pada ruang-ruang tertentu.

Unit Terkait 1. Rawat Jalan


2. Rawat Inap
3. Penunjang

Anda mungkin juga menyukai