Anda di halaman 1dari 31

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO


NOMOR. 118.4/ / 301 /SK/2012
TENTANG
PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT BERKAITAN DENGAN
UPAYA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO SURABAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa program penyehatan lingkungan Rumah Sakit bertujuan


membantu memutuskan mata rantai penularan penyakit di
lingkungan Rumah Sakit;
b. Bahwa Program Penyehatan Lingkungan Rumah sakit Umum
Daerah Dr.Soetomo perlu diatur dalam Keputusan Direktur;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
: 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER/05/MEN/1996
tanggal 12 Desember 1996 tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan Kesehatan kerja
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/Menkes/SK/II/2004
tanggal 10 Februari 2004 tentang Sistim Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.159.b/Menkes/Per/II/1998
Tentang Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 436/93 tentang
Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan Medis di
Indonesia;
9. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 11 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Propinsi Jawa
Timur;
10. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo
Nomor:188.4/3249/350/SK/1996 tentang Standar Pelayanan
Medis Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Program Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit di Lingkungan


Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya untuk
menciptakan lingkungan yang sehat sebagaimana terlampr dalam
Keputusan ini;

KEDUA…………
KEDUA : Dalam menjalankan program penyehatan lingkungan tersebut
harus selalu memakai dan mematuhi persyaratan sesuai dengan
protap yang telah ditentukan;

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

KEEMPAT : Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Nomor


188.4/4999/304/SK/2008 dinyatakan tidak berlaku lagi;

KELIMA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dilaksanakan, apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekurangan dan kekeliruan akan diadakan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr. DODO ANONDO, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :
Yth, : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr.Soetomo
2. Ketua Komite Medik RSUD Dr.Soetomo
3. Para Ketua SMF RSUDDr. Soetomo
4. Ketua Panitia K3RS RSUD Dr.Soetomo
5. Para Kepala Bagian /Bidang/Instalasi RSUD Dr.Soetomo
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO
NOMOR. 118.4/ / 301 /SK/2012
TENTANG
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
INSTALASI SANITASI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO SURABAYA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka tertib administrasi sebagai tindak lanjut


pelaksanaan tugas agar Instalasi Sanitasi lingkungan dapat
berjalan dengan baik, maka perlu dibuat Standar Prosedur
Operasional
b. Bahwa Standar Prosedur Operasional Instalasi Sanitasi
Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
Surabaya perlu diatur dalam Keputusan Direktur;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
983/Menkes/Per/II/1988 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit,
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159.b/Menkes/Per/II/1998
tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit;
8. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 11 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Propinsi Jawa
Timur;
9. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo
Nomor:188.4/100/304/SK/2004 tentan Pengangkatan Kepala
Instalasi RSU Dr. Soetomo ;
10. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo
Nomor:188.4/3346/304/SK/2004 tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Instalasi di Lingkungan RSU Dr. Soetomo

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Prosedur Tetap Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit Umum


Daerah Dr. Soetomo seperti tercantum dalam lampiran Keputusan
ini;

KEDUA.........
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

KETIGA : Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Nomor


188.4/4998/304/SK/2008 dinyatakan tidak berlaku lagi;

KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan


kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr.DODO ANONDO, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :
Yth, : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr.Soetomo
2. Ketua Komite Medik RSUD Dr.Soetomo
3. Para Ketua SMF RSUDDr. Soetomo
4. Ketua Panitia K3RS RSUD Dr.Soetomo
5. Para Kepala Bagian /Bidang/Instalasi RSUD Dr.Soetomo
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO
NOMOR. 118.4/ /301/SK/2012
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RSUD DR.SOETOMO SURABAYA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menciptakan kebersihan dan kesehatan


lingkungan rumah sakit dengan pengelolaan sarana
pendukungnya agar tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya perli dilakukan pengamanan
terhadap pencemaran yang berasal dari kegiatan rumah sakit.
b. Bahwa untuk dapat mencapai kebersihan dan kesehatan
lingkungan rumah sakit perlu adanya pedoman pengelolaan
kesehatan lingkungan rumah sakit
c. Bahwa untuk melaksanakan pengelolaan kesehatan lingkungan
yang baik dan mengacu pada pedoman sanitasi rumah sakit
perlu diatur dan ditetapkan dengan keputusan direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


: 2. Peraturan pemerintah Nomor : 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 512/Menkes/Per/X/1990
tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
7. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 61 Tahun 1999
tentang Baku Mutu Limbah Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Pedoman Pengelolaan Kesehatan Lingkungan RSUD Dr. Soetomo


sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini

KEDUA : Surat Keputusan ini agar disosialisasikan kepada pelaksana untuk


diketahui dan dilaksanakan

KETIGA………..
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan


kekeliruan dalam Surat keputusan ini akan diadakan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr.DODO ANONDO, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :
Yth, : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr.Soetomo
2. Kepala Instalasi Sanitasi Lingkungan RSU Dr.Soetomo
3. Ketua Komite Medik RSUDDr. Soetomo
4. Ketua Komite Keperawatan RSUD Dr.Soetomo
5. Kepala Satuan Pengawasan Intern RSUD Dr.Soetomo
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
NOMOR. 188.4/ /301/SK/2012
TENTANG
PENGELOLAAN LINGKUNGAN FISIK,BIOLOGI DAN KEBERSIHAN
RUMAH SAKIT BESERTA PEMANTAUANNYA
DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa untuk menciptakan kebersihan Rumah Sakit dan


kesehatan lingkungan fisik, biologi dengan pengelolaan
sarana pendukungnya agar tetap bermanfaat bagi kehidupan
manusia serta makluk hidup lainnya perlu dilakukan
pengamanan terhadap pencemaran yang berasal dari
kegiatan Rumah Sakit.
b. Bahwa untuk dapat mencapai kebersihan dan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit perlu adanya pengelolaan
kebersihan dan pemantauan lingkungan fisik dan biologi
Rumah Sakit.
c. Bahwa pengelolaan lingkungan fisik, biologi dan kebersihan
beserta pemantauan lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Soetomo perlu diatur dalam Keputusan Direktur.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang


Mengingat : Pengendalian Pencemaran Air.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
526/Menkes/Per/XII/1982 tentang Kualitas Air tanah yang
berhubungan dengan kesehatan.
3. Peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
7. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 11 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Propinsi
Jawa Timur

. MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Pengelolaan Lingkungan Fisik, Biologi dan Kebersihan beserta


pemantauan lingkungan Rumah Sakit dengan susunan
keanggotaan Tim Pelaksana sebagaimana tersebut dalam
lampiran Keputusan ini,

KEDUA……..
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

KETIGA : Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Nomor


188.4/4999 /304/SK/2008tanggal04 September 2008
dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan


kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya

Pada Tanggal :
______________________________

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

Dodo Anondo, dr. MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :

Yth. : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo


2. Ketua Komite Medik RSUD Dr. Soetomo
3. Para ketua SMF RSUD Dr. Soetomo
4. Sekretaris RSUD Dr. Soetomo
5. Para Kepala Bagian/Bidang/Instalasi RSUD Dr. Soetomo
_________________________________________________
Lampiran : SK Direktur RSUD Dr. Soetomo
Nomor : 188.4/ /301/SK/2012
Tanggal:
____________________________

TIM PELAKSANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN FISIK, BIOLOGI DAN


KEBERSIHAN RUMAH SAKIT BESERTA PEMANTAUANNYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

_____________________________________________________________________

JABATAN NAMA KETERANGAN

KETUA Dateng, SKM Kepala Instalasi Sanitasi

ANGGOTA 1. Abdul Chodir, SKM Staf Instalasi Sanitasi


2. Wiwik Nurwiyati, ST Staf Instalasi Sanitasi
3. Rina Hariyati, ST Staf Instalasi Sanitasi
4. Siti Agustina Triastuti, ST Staf Instalasi Sanitasi
5. Ihwatin Mudjtahidah, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
6. Veronica Ida K, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
7. Fitria Marina, S.Si Staf Instalasi Sanitasi
8. Bambang, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
9. Sutikno Staf Instalasi Sanitasi
10. Christina Irnani, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
11. Alis Indah Suciyati, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
12. Anton Purnomo, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
13. Agus Hariyadi, Amd.Kl Staf Instalasi Sanitasi
14. Eko Supriadi Staf Instalasi Sanitasi

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr.Dodo Anondo, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013
Lampiran Surat Keputusan Direktur
Nomor : 188.4/ /301/SK/2012
Tanggal :

PEDOMAN PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

I. PENGERTIAN
Pedoman pengelolaan kesehatan lingkungan adalah suatu upaya pengamanan
lingkungan terhadap pencemaran yang berasal dari lingkungan rumah sakit guna
terciptanya suatu kebersihan dan kesehatan lingkungan fisik, kimia dan biologi.

II. TUJUAN
Mengupayakan keselamatan dan kesehatan pasien, petugas dan pengunjung
rumah sakit dari dampak fisik, kimia dan biologi yang dapat ditimbulkan dari
kegiatan pelayanan kesehatan.
Pengelolaan kesehatan lingkungan RSUD Dr. Soetomo dikelola oleh Instalasi
Sanitasi Lingkungan dengan tujuan agar tata laksana pengelolaannya sesuai
dengan standard yang telah ditetapkan. Pengelolaan tersebut didasarkan
dengan SK Direktur RSUD Dr. Soetomo No. 188.4/ /301/SK/2012 tentang
struktur organisasi, pejabat dan uraian tugas pejabat sanitasi lingkungan.

III. KEBIJAKAN
Kebijakan pengelolaan kesehatan lingkungan didasarkan pada pedoman :
1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
3. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya tahun 2012..
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
Pelayanan lainnya tahun 2012.

Ruang lingkup kegiatan Instalasi Sanitasi Lingkungan mencakup :


A. PENYEHATAN AIR BERSIH RUMAH SAKIT
1. Kriteria Air Bersih Rumah Sakit
Air bersih yang digunakan untuk pelayanan pasien disarankan
menggunakan air yang berkualitas sebagai air minum.
2. Air Baku
Air baku yang digunakan di RSUD Dr. Soetomo untuk pelayanan pasien
dapat bersumber antara lain :
 Air yang didistribusikan PDAM kota Surabaya
 Air tanah/sumur
3. Pengolahan air baku untuk menjadi air yang siap didistribusikan di seluruh
unit pelayanan dilakukan dengan cara :
a. Pemakaian air untuk kegiatan yang bersifat umum cukup dilakukan
penambahan desinfektan Ca(OCl)2 di tandon sentral dengan dosis
0,5 – 0,6 ppm.
b. Pemakaian air untuk kegiatan operasi, CSSD, Hemodialisis,,
laboratorium, dan pelayanan khusus diperlukan air yang spesifik atau
air medis dengan cara penambahan water treatment yang dapat
berupa : carbon aktif, softener, sand filter, reverse osmosis, cartridge
filter, dll.
c. Pemakaian air untuk pelayanan daerah rawan infeksi dan rawan
penularan penyakit diberikan desinfektan yang stabil konsentrasinya,
yakni Neonatus, IRD, unit-unit ruang isolasi khusus lainnya
menggunakan tablet NaOCl 90% dengan dosis 0,5 ppm.
d. Pemakaian air untuk kegiatan yang mengutamakan hasil atau produk
yang lebih baik/jernih dilakukan penyaringan air menggunakan carbon
aktif: Gizi, Laundry
4. Pemantauan kualitas dan kuantitas
a. Pemantauan kualitas air bersih dan air medis.
1) Pemeriksaan kimia lengkap dilakukan 2 kali dalam satu tahun
2) Pemeriksaan bakteriologi dilakukan setiap bulan sekali
3) Pemeriksaan harian (sederhana) : sisa chlor, kesadahan, TDS, dll
b. Pemantauan kuantitas air bersih dan air medis
Dengan sistem dinas jaga shift untuk memantau debit air baku dan
kuantitas air yang didistribusikan dengan menggunakan pompa sentral
yang dilengkapi sistem hydrofor untuk menaikkan tekanan air dengan
tujuan pemerataan di seluruh konsumen.
5. Lokasi Pengambilan Sampel
a. Daerah rawan kontaminasi kuman : IRD, GBPT, Hemodialisis.
b. Daerah terjauh dari sumber penularan : Neonatus
c. Tandon sentral
d. Tandon Lokal, misalnya Gizi, IRJ, Pandan Wangi, Palem II
6. Teknik pengambilan sampel mengacu pada SK Gub. Jatim No. 40 th.1996
a. Pengam bilan sampel untuk pemeriksaan air di tandon
 Teknik pengambilan sampel harus secara steril.
 Pengambilan sampel pada tandon bawah tanah menggunakan
botol steril dengan pemberat timbale yang biasa ditenggelamkan
dan mengisi sendiri sampel dari tandon ± 100ml.
 Penutupan botol yang terisi sampel dilakukan dengan cara aseptik
dan kemudian diberi label.
b. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan air dari kran
 Bersihkan kran dari setiap benda yang menempel yang mungkin
dapat mengganggu (kotoran dan debu) dengan kain bersih
 Putar sampai kran terbuka sehingga air mengalir secara maksimal
dan biarkan air mengalir selama 1 sampai 2 menit.
 Mulut kran disterilkan dengan cara membakar menggunakan
bunsen atau sejenisnya.
 Buka tali pengikat dan kertas pembungkus botol steril. Buka tutup
botol dengan tangan kiri, botol dipegang dengan tangan kanan.
 Untuk mencegah masuknya debu yang mungkin mengandung
mikroorganisme, penutup dipegang dengan muka menghadap ke
bawah. Sambil memegang penutup, air kran ditampung hingga ¾
bagian botol. Tutup botol dengan hati-hati. Kemudian bagian
tutupnya ditutup dengan kertas steril tadi dan diberi label.
c. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan kimia
 Sampel diambil dari tandon sentral dengan pertimbangan
representatif.
 Dengan menggunakan jerigen bersih yang dibilas air tandon yang
mau diperiksa (air sampel). Sampel diambil dengan volume
± 5 liter.
7. Pelaksanaan Pemeriksaan Air
Sebagai aspek kegiatan laboratorium yang dipakai menggunakan
laboratorium rujukan yang ditunjuk oleh Pemerintah Propinsi Daerah
Tingkat I diantaranya BBTKLPP..
Sedangkan untuk pemeriksaan swapantau digunakan laboratorium
sanitasi lingkungan RSUD Dr. Soetomo.
8. Pemeliharaan Instalasi Air Bersih
Meliputi :
a. Pengurasan tandon penampungan air
b. Perbaikan dan penggantian instalasi perpipaan
c. Perbaikan dan penggantian sarana dan prasarana sanitair : kran,
wastafel, siphon, dll.

B. PENGELOLAAN SAMPAH
B.1. SAMPAH NON MEDIS ( DOMESTIK )
1. Pengertian
Pengelolaan sampah non medis adalah upaya penanganan dan
pengawasan sampah non medis dari lingkungan rumah sakit (ruangan,
galeri/selasar, taman) ke TPS serta pengamanan sampah selama TPS
yang pada akhirnya dibuang ke lahan pembuangan akhir yang telah
disahkan oleh Pemda setempat yaitu di TPA Benowo.
2. Tujuan
Pengelolaan sampah non medis bertujuan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan rumah sakit yang dapat mengakibatkan
terjadinya penyebaran penyakit , mengganggu keindahan/estetika dan
gangguan bau.
3. Macam sampah non medis, meliputi :
a. Bungkus makanan dan minuman
b. Sisa makanan yang berasal bukan dari ruang isolasi/khusus
c. Semua sampah kertas plastik, bahan yang tidak terkontaminasi.
d. Semua sampah selain bahan kimiadan radiasi yang tidak kontak
dengan cairan tubuh penderita yang sedang dirawat.
e. Sampah di atas dihasilkan dari ruangan-ruangan antara lain :
1) Perkantoran
2) Instalasi Gizi
3) Ruang Tunggu, selasar, halaman dan taman
4) Penunjang-penunjang lainnya yang bersifat bukan kategori
perawatan dan diagnostic
5) Rawat Inap
6) Rawat jalan
4. Alur pengelolaan sampah non medis
a. Sampah non medis yang berasal dari ruangan, ruang tiunggu,
halaman, dan selasar bila sudah penuh diangkat dan dimasukkan ke
troli pengepul/kontainer terdekat oleh petugas cleaning servise yang
bertugas di lokasi tersebut. Selanjutnya sampah yang ada di dalam
kontainer/troli pengepul dimasukkan ke dalam troli besar 1m³ (mobile)
oleh petugas cleaning servise pengambil sampah non medis yang
mobile.
b. Pada gedung bertingkat ( IRJ ) sampah non medis yang telah
dimasukkan ke dalam troli pengepul / kontainer selanjutnya
diturunkan ke lantai bawah oleh petugas cleaning servise ruangan
untuk siap diambil oleh petugas cleaning servise pengambil sampah
non medis yang mobile.
c. Pada gedung bertingkat ( IRD dan GPDT ) sampah non medis yang
telah dimasukkan ke dalam troli pengepul / kontainer selanjutnya
diturunkan ke lantai bawah oleh petugas cleaning servise ruangan
dan dipindahkan ke troli besar 1m³ (mobile) yang sudah standby di
TPS di gedung tersebut untuk siap diambil oleh petugas cleaning
servise pengambil sampah non medis yang mobile.
d. Pada gedung bertingkat (GBPT) sampah non medis yang telah dit-
ampung dalam pengepul menggunakan kantong plastik hitam selan-
jutnya diturunkan ke RBK (Ruang Barang Kotor) kemudian ditampung
dalam troli roda 2 oleh petugas cleaning servise ruangan untuk siap
diambil oleh petugas cleaning servise pengambil sampah non medis
yang mobile.
e. Sampah dalam troli pengepul/kontainer dilapisi kantong plastik hitam
f. Pemindahan dari troli pengepul ke troli besar (mobile) dilakukan sehari
Minimal 3 kali yaitu pagi jam 05.30, siang jam 13.15 dan sore jam
15.30.
g. Selanjutnya troli besar 1m³ (mobile) yang berisi sampah diangkut ke
TPS / depo rumah sakit untuk dimasukkan dalam truk pengangkut
sampah non medis, kemudian dilakukan pemilahan antara sampah
non medis dan sampah medis yang mungkin terikut dari ruangan.
h. Truk yang berisi sampah langsung dibuang ke TPA yng bekerja sama
dengan Dinas Kebersihan Kota Surabaya.
i. Penanganan sampah yang berasal dari taman tidak langsung
dibuang ke TPA melainkan dilakukan pengolahan sendiri yakni
diproses menjadi kompos (Komposting).
5. Pemilahan dan pewadahan
a. Pewadahan sampah non medis harus dipisahkan dari sampah medis
padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam
b. Setiap tempat pewadahan sampah non medis harus dilapisi kantong
plastik warna hitam .
c. Pengambilan sampah non medis dari ruangan setelah terkumpul di
TPS dilakukan pemilahan sebelum dibuang di TPA Benowo antara
sampah non medis dan sampah medis padat dimana disediakan troli
roda 2 untuk menampung sampah medis

B.2. SAMPAH MEDIS


1. Pengertian
Pengelolaan sampah medis adalah penanganan sampah medis yang
di mulai sejak dari pemisahan dan pengumpulan di ruangan yang
dilanjutkan dengan pengolahan di incinerator sampai pembuangan akhir
dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan oleh Kementerian
Kesehatan.
2. Tujuan pengelolaan Sampah Medis
Pengelolaan sampah medis bertujuan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan rumah sakit yang dapat menjadi sumber
penularan penyakit bagi petugas dan penderita.
3. Macam Sampah Medis yang diolah, meliputi :
a. Infectious Waste
Semua sampah yang diduga terkontaminasi
b. Pathological dan Anatomical Waste
Organ, jaringan, dan cairan tubuh yang terinfeksi maupun tidak
c. Hazardous Pharmaceutical Waste
Obat-obatan baik yang xpired atau tidak digunakan termasuk vaksin
d. Hazardous Chemical Waste
Bahan-bahan kimia desinfektan/antiseptic yang digunakan selama
proses pembersihan dan pemrosesan alat kesehatan
e. Sharp Waste
Sampah dari benda-benda tajam
f. Cytotoxic Waste
Berasal dari obat-obatan yang digunakan di onkologi dan radioterapi
dimana memiliki efek mutagenic dan sitotoxic.
g. Radioaktive Waste
Bahan-bahan cair, gas dan padat yang terkontaminasi dengan bahan
radioaktif dan bisa terjadi ionisasi sehingga memiliki efek genotoxic.
h. Limbah B3 lainnya yang pengolahannya tidak dibakar di incinerator
4 Alur Pengelolaan Sampah Medis Lunak
a. Sampah Medis lunak yang penuh (2/3 bagian ) diikat dengan tali
kuning dan diamankan. Setiap pagi diambil oleh petugas sampah
medis dengan bukti tanda tangan dari petugas ruangan.
b. Troli yang dipakai mengangkut adalah troli bewarna kuning dengan
simbol biohazard khusus untuk pengangkutan sampah medis.
c. Kontainer sampah medis yang kotor langsung dicuci dengan larutan
desinfektan, dikeringkan dan dilapisi dengan kantong plastik kuning
baru.
d. Troli yang berisi sampah medis langsung menuju incinerator untuk
dilakukan pembakaran dengan suhu 10000C – 11000C.
e. Abu pasca bakar hasil pembakaran ditampung dalam drum lalu
dilakukan proses solidifikasi menggunakan campuran semen dan pasir
untuk selanjutnya dikirim untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut oleh
pihak ke-III yang sudah mendapat ijin dari KLH.
5 Alur Pengelolaan sampah Medis Tajam
a. Kontainer jarum/disposable yang telah terisi 2/3 bagian, oleh pihak ru-
angan kemudian diinformasikan kepada Instalasi Sanitasi melalui tel-
epon (1553).
b. Kontainer jarum disposable diambil oleh petugas sampah medis
dengan menyerahkan container disposable yang kosong sebagai
pengganti.
c. Kemudian container jarum disposable tersebut dibawa ke incinerator
untuk dilakukan pembakaran dengan suhu 10000C – 11000C.
d. Abu pasca bakar hasil pembakaran ditampung dalam drum lalu
dilakukan proses solidifikasi menggunakan campuran semen dan pasir
untuk selanjutnya dikirim untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut oleh
pihak ke-III yang sudah mendapat ijin dari KLH.
6. Jenis Wadah / Kantong Plastik Sampah Medis
a. Kategori radioaktif jenis wadah/kantong plastik merah
b. Kategori infeksius, patologi dan anatomi jenis wadah/kantong plastik
kuning dengan diberi simbol biohazard.
c. Kategori sitotoksis jenis sampah/kantong plastik ungu.
d. Jika kategori jenis wadah yang ditentukan tidak ada disepakati bisa
menggunakan kantong plastik hitam dengan tali ikat kuning dan diberi
label sampah medis.

C. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


1. Pengertian
Pengelolaan limbah B3 adalah penanganan limbah B3 dari sumber
penghasil di ruangan, dikumpulkan dalam TPS limbah B3 selanjutnya
diserahkan pihak ke III yang telah memperoleh izin dari KLH.
2. Tujuan Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan Limbah B3 adalah untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan yang dapat merusak lingkungan hidup dan /atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia serta makluk hidup lainnya, baik di dalam maupun di luar rumah
sakit.
3. Macam Limbah B3 yang diolah meliputi :
a. Sumber dari proses produksi
1) Limbah klinis berasal dari seluruh kegiatan medis di rumah sakit
2) Sludge IPAL berasal dari kegiatan pengolahan limbah cair rumah
sakit di IPAL Central Instalasi Sanitasi Lingkungan.
3) Fixer developer berasar dari kegiatan pencucian film di Instalasi Gi-
lut, Radiologi IRD
4) Residu abu berasal dari proses pembakaran limbah medis di incin-
erator yang terdapat di Instalasi Sanitasi LIngkungan
5) Obat dan bahan kimia kadaluwarsa berasal dari instalasi farmasi
b. Sumber dari luar proses produksi
1) Oli bekas berasal dari kendaraan operasional rumah sakit
2) Aki bekas berasal dari kendaraan operasional rumah sakit
3) Lampu, stater, trafo bekas berasal dari IPSM
4) Baterai bekas
5) Majun terkontaminasi berasal dari loundry
4. Alur Pengelolaan limbah B3
a. Limbah B3 yang berasal dari ruangan penghasil dilakukan pemilahan
sesuai dengan jenisnya.
b. Limbah B3 yang berasal dari kegiatan rumah sakit diletakkan dalam
masing – masing container limbah B3 yang berbeda sesuai jenisnya
dan disimpan di TPS limbah B3.
c. Setiap limbah B3 yang masuk kedalam TPS limbah B3 wajib mengisi
logbook limbah B3 yang telah tersusun.
d. Penyimpanan Limbah B3 dalam TPS tidak boleh melebihi 90 hari.
e. Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per
hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan
kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan
persetujuan Kepala Instalasi yang bertanggung jawab.
f. Limbah B3 yang telah habis masa simpannya kemudian diserahkan
kepada pihak ke III yang telah mendapatkan izin dari KLH untuk dil-
akukan pengolahan selanjutnya dengan bukti pengiriman berupa mani-
fest limbah B3.

D. PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN


RUMAH SAKIT
1. Pengertian
Suatu penanganan kebersihan dan keindahan lingkungan rumah sakit
sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan kastemer
terhadap integritas rumah sakit yang merupakan salah satu wujud dari
pelayanan prima.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mewujudkan rumah sakit yang indah, bersih dan sehat
b. Tujuan khusus
1) Mewujudkan kebersihan dan keindahan lingkungan rumah sakit
serta menghilangkan kesan kumuh.
2) Mengupayakan pekerjaan pembersihan sesuia dengan kaidah
kesehatan lingkungan rumah sakit terutama di ruang perawatan
dan ruang semi steril.
3. Kegiatan Pokok
a. Mengkoordiner pekerjaan cleaning servise yang dilaksanakan pihak ke
III yang meliputi pekerjaan lantai dan rabatan, dinding, pagar, taman,
kaca dll.
Pekerjaan lantai : dibersihkan/disapu dengan menggunakan lobby
duster dan dipel minimal 2 kali sehari atau menurut tingkat kekotoran.
Pekerjaan dinding : dibersihkan
Pengawasan dan pemantauan pekerjaan cleaning servise.
b. Pengarahan kepada cleaner tentang cara pembersihan sesuai dengan
kaidah kesehatan lingkungan.
4. Lokasi Pekerjaan
a. Ruang perawatan : Irna Bedah, Irna Medik, Irna anak, Irna Obgyn, Irna
Jiwa.
b. Ruang perkantoran
c. Ruang penunjang
d. Gedung Bedah Pusat Terpadu
e. Gedung pusat Diagnostik Terpadu
f. Instalasi Rawat Jalan
g. Instalasi Rawat Darurat
h. Selasar, taman , halaman parker
5. Sarana Pendukung Kebersihan
a. Untuk pekerjaan lantai
Mesin poles, mesin vacuum wet and dry, lobby duster, wet mop,
sprayer dan kereta peras.
b. Untuk pekerjaan dinding
Kain lap, sikat halus, spider stick, tangga aluminium
c. Untuk pekerjaan kaca
Sprayer, tangga aluminium, window squeeze, kain lap
d. Untuk pekerjaan dek/level
Tangga aluminium, sapu lidi, serok, sabut, cangkul, springkel.
e. Untuk pekerjaan taman, halaman parkir dan selokan
Sapu lidi, alat potong rambut, gunting, selang air , serok
f. Tempat sampah injak untuk sampah umum
g. Tempat sampah dengan volume 5 liter
h. Tempat sampah dengan volume 10 liter
i. Tempat sampah dengan volume 15 liter
j. Tempat sampah dust bin
6. Pengadaan Sarana Pendukung Kebersihan
Sesuai dengan kebijakan rumah sakit

E. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


1. Kriteria limbah cair rumah sakit yang diolah
Air limbah yang diolah berasal dari :
a. Septictank yang ada di lingkungan RSUD dr. Soetomo
b. Air limbah yang mengandung organik tinggi
c. Air limbah B3 (Bahan Berbahaya dan beracun)
d. Limbah infeksius
2. Jenis limbah yang tidak diolah
a. Air buangan wastafel dari ruang perkantoran/administrasi
b. Air buangan dari kamar mandi karyawan rumah sakit
c. Air pendingin mesin, backwash dari water treatment dan regenerasi
filter (resin)
3. Ruangan penghasil limbah kategori berbahaya yang harus diolah
limbahnya antara lain :
a. Ruang Rawat Inap
b. Kegiatan Diagnostik : Radiologi, Laboratorium, Patologi Klinik,
Mikrobiologi, Patologi Anatomi
c. Kedokteran Forensik : Otopsi, Pemandian Jenasah
d. Kegiatan operasi : OK, IDIK, IRD
e. Hemodialisis
f. Kegiatan pengolahan makanan dari Instalasi Gizi
g. Kegiatan pemeriksaan darah dari Bank Darah
h. Kegiatan pelayanan pasien dari Rawat Jalan
i. Pembuangan bahan/obat kadarluarsa dari Instalasi Farmasi
j. Ruangan lain penghasil kontaminan
4. Kriteria Effluent Air Limbah yang dihasilkan
Effluent yang dihasilkan dari pengolahan limbah RSUD dr. Soetomo
minimal harus sesuai standar yang diberlakukan Pemerintah Propinsi Tk.I
Jawa Timur dengan SK Gub. No. 61 Thn 1999, yaitu :
a. BOD : maks. 30 ppm
b. COD : maks. 80 ppm
c. TSS : maks. 30 ppm
d. NH3 : maks. 0,1 ppm
e. Detergen : maks. 0,5 ppm
f. PO4 : maks. 2 ppm
g. Phenol : maks 0,01 ppm
h. Sisa klor : maks. 0,5 ppm
i. MPN koli tinja : maks. 4000/100ml sampel
5. Distribusi Air Limbah
Dari unit penghasil limbah melalui instalasi pemipaan tertutup dialirkan
menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6. Pengolahan Air Limbah di RSUD dr. Soetomo
a. Pengolahan air limbah sentral rumah sakit
Pengolahan secara aerob dengan menggunakan sistem lumpur aktif
yang dimodifikasi.
b. Pengolahan air limbah sentral GPDT
Pengolahan air limbah dengan system RBC (Rotating Biological
Contactor).
c. Pengolahan lokal
Pengolahan air limbah secara lokal dilaksanakan pada unit-unit
pelayanan yang mempunyai karakteristik limbah sbb :
1) Limbah yang dihasilkan bersifat berbahaya/infeksius : UPIPI, IRD
dan unit-unit lain yang bersifat khusus.
2) Limbah yang mengandung kontaminan sangat potensial sehingga
membantu beban IPAL sentral : septictank yang ada di lingkungan
rumah sakit.
3) Air limbah dari Instalasi Gizi / dapur yang mengandung lemak
dibuatkan bak penangkap lemak (Gestrap)
4) Air limbah dari Loundry/Pencucian dibuatkan pratreatment
sebelum disalurkan ke IPAL
7. Pemantauan Kualitas dan Kuantitas Effluent air limbah
a. Pemeriksaan kimia dan bakteriologi dilakukan setiap 3 bulan sekali.
b. Pemeriksan harian : sisa klor dan pengamatan indicator kehidupan
dalam air
c. Pencatatan jumlah air yang terolah melalui alat flowmeter
8. Lokasi Pengambilan Sampel
a. Lokasi inlet IPAL
b. Lokasi outlet IPAL
c. Sludge Drying Bed
9. Teknik Pengambilan Sampel
Mengacu pada SK Gubernur No. 40 Tahun 1996
10. Pelaksana Pemeriksaan Air Limbah
Sebagai aspek legalitas, laboratorium yang dipakai menggunakan
laboratorium rujukan yang ditunjuk oleh Pemerintah Propinsi Tk. I Jawa
Timur diantaranya BBTKL-PP. Sedangkan untuk pemeriksaan swapantau
digunakan laboratorium Sanitasi RSUD dr. Soetomo Surabaya. .
11. Pemeliharaan Instalasi Air Limbah
a. Perbaikan dan penggantian instalasi pengolahan air limbah.
b. Perbaikan dan penggantian panel pengendali alat pengolahan air
limbah.
c. Perbaikan dan penggantian instalasi distribusi di lingkungan dalam
rumah sakit.
d. Perbaikan sarana dan prasarana air limbah.

F. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


1. Pengertian
Suatu upaya perlindungan diri petugas pelaksana kegiatan penyehatan
lingkungan dengan menggunakan alat pelindung diri.
2. Tujuan
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja serta mengupayakan keselamatan
kerja petugas secara maksimal.
3. Jenis Pekerjaan dan Fungsi APD
a. Pembakaran sampah medis di incinerator
1) Sarung tangan karet
2) Sarung tangan anti panas
3) Sepatu lapis baja
4) Masker Single respirstor + organik vapour cartridge
5) Baju kerja (ketelpak)
6) Face piece (Head gear + Poly window)
b. Pelaksanaan supervisi sampah medis/sampah umum
1) Masker linen
2) Sarung tangan karet
c. Pelaksanaan kaporisasi air bersih/air limbah
1) Baju kerja (ketelpak)
2) Sarung tangan karet
3) Sepatu boot
4) Celemek plastik
5) Kaca mata google
6) Masker single respirator + organic vapour/acid gas cartridge
d. Pekerjaan mekanik air bersih/air limbah
1) Baju kerja (ketelpak)
2) Sarung tangan karet
e. Pelaksanaan dinas jaga pelayanan sanitasi air bersih di tandon
sentral air bersih
1) Ear plug
f. Pekerjaan pengendalian vector dan binatang pengganggu
1) Sepatu lapis baja
2) Masker karbon
3) Sarung tangan kulit
g. Pelaksanaan pekerjaan laboratorium (kultur atau pemeriksaan)
1) Masker linen
2) Sarung tangan kulit
h. Pekerjaan pembuatan Komposting
1) Sarung tangan karet
2) Masker linen
3) Sepatu boot
4) Baju kerja (Ketelpak)
i. Pelaksanaan Kebersihan oleh Cleaning Servise
1) Masker
2) Tutup kepala (topi)
3) Celemek kedap air
4) Sepatu boot
5) Sabuk pengaman
6) Sarung tangan karet

G. PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU ( PVBP )


1. Pengertian
Pengendalian vector dan binatang pengganggu adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk mengendalikan habitat/ populasi dengan upaya
pemberantasan/ mengurangi jumlah vektor dan binatang pengganggu
sehingga tidak sampai menjadi suatu gangguan terhadap lingkungan yang
ada di rumah sakit dan sekaligus untuk mencegah infeksi nosokomial.
2. Tujuan
a. Meniadakan habitat tikus
b. Melindungi pasien dan petugas terhadap bahaya penyakit akibat tikus.
c. Memberi rasa aman pada pasien dan petugas di ruangan.
d. Mengendalikan populasi lalat dan serangga yang ada di rumah sakit
khususnya di unit pelayanan makanan dan minuman serta ruang rawat
pasien.
e. Melindungi pasien dan petugas dari bahaya penyakit akibat kucing dan
mencegah terjadinya infeksi nosokomial serta mengupayakan
kebersihan lingkungan rumah sakit.
f. Mencegah pertumbuhan dan perkembangan vector aedes.
g. Mencegah timbulnya penyakit DHF yang semakin tinggi.
3. Kegiatan yang dilakukan , meliputi :
a. Pemberantasan Tikus
Pemberantasan tikus dengan menggunakan perangkap tikus dengan
memberikan umpan.
b. Pemberantasan Lalat dan Serangga
Pemberantasan lalat dan serangga dengan penyemprotan secara
merata di seluruh lorong-lorong ruangan, kamar mandi,gudang,
selokan serta pemberian bahan kimia berupa gel di tempat tidur dan
meubelair.
c. Pengendalian Kucing
Pengendalian kucing dilakukan dengan penangkapan kucing di ru-
angan yang menggunakan jaring perangkap kemudian kucing di-
masukkan dalam kandang dan secara bertahap dikembalikan ke habi-
tatnya minimal sejauh 45 km di luar rumah sakit/ diadopsi oleh pecinta
binatang.
d. Pemberantasan Nyamuk Aedes
 Mengadakan pemeriksaan di ruangan kamar mandi, vas bunga
dan lain-lain yang dimungkinkan sebagai tempat
bersarang/berkembangbiaknya nyamuk.
 Pemberantasan sarang nyamuk
 Pengurasan rutin berkala kurang dari 1minggu (tanpa
penggosokan bak mandi setelah abatisasi) bagi ruangan-ruangan
yang positif.

H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM SANITASI LINGKUNGAN


1. Pengertian
Suatu kegiatan pemantauan unsur-unsur lingkungan yang dilakukan
dengan cara pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui efektivitas pengolahan air limbah di IPAL sehingga
dapat mempertahankan dan memperbaiki kualitas unsur lingkungan di
rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan peraturan ling-
kungan hidup.
b. Untuk mengetahui efektivitas pengolahan air medis sehingga dapat
mempertahankan dan memperbaiki kualitas unsur lingkungan di rumah
sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan peraturan lingkungan
hidup.
c. Untuk mengetahui efektivitas hasil pembakaran sampah medis di in-
cinerator apakah masih mengandung mikroba pathogen.
d. Untuk mengetahui efektivitas dari kegiatan pembersihan lantai sehing-
ga dapat mempertahankan dan memperbaiki kualitas unsur lingkungan
di rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan peraturan
lingkungan hidup.
e. Untuk mengetahui efektivitas hasil-hasil sterilisasi linen dn instrument
di unit CSSD sehingga sesuai dengan persyaratan kesehatan.
f. Untuk mengetahui derajat kebersihan ruangan dan produk sterilisasi
terhadap kandungan mikrobiologi.
g. Untuk mengetahui efektivitas hasil pengolahan unsur lingkungan se-
hingga dapat mempertahankan dan memperbaiki kualitas unsur ling-
kungan di rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan per-
aturan lingkungan hidup.
h. Untuk mengetahui kelayakan kondisi tata ruang dan bangunan serta
mengupayakan terciptanya kondisi tata ruang bangunan dan fasilitas
sesuai persyaratan kesehatan.
i. Untuk menyesterilkan udara ruangan yang ditempati pasien dengan
paparan penyakit / kasus medis tertentu agar tidak berdampak pada
petugas dan customer.
j. Untuk mengetahui tingkat hygienis dan kandungan zat additif pada
makanan minuman beserta peralatannya yang diperuntukkan bagi
pasien sebagai customer dan keryawan Rumah Sakit.
3. Kegiatan Pokok yang dilakukan meliputi :
a. Pemantauan kualitas makanan dan minuman beserta peralatannya.
b. Sterilisasi udara ruangan
c. Sanitasi ruang dan bangunan serta fasilitas sanitasi
d. Pemeriksaan kualitas unsur lingkungan dasar
e. Pemeriksaan mikrobiologi (jamur, bakteri) di CSSD, OK dan ICU
f. Uji sterilitas linen dan instrument
g. Pemeriksaan usap lantai
h. Pemeriksaan mikrobiologi abu incinerator
i. Pemeriksaan kimia dan mikrobiologi air medis
j. Pemeriksaan air limbah

Ditetapkan di :
Pada :

DIREKTUR RSUD dr. SOETOMO

Dr.DODO ANONDO, MPH


NIP. 19550613 198303 1 013
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO
NOMOR. 118.4/ / 301 /SK/2012
TENTANG
PENGANGKUTAN SAMPAH PADA GEDUNG BERTINGKAT DI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO SURABAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa pengangkutan sampah pada gedung bertingkat dapat


dibantu dengan menyediakan lift sampah pada setiap sudut
bangunan.
b. Bahwa tidak semua gedung bertingkat di RSUD Dr. Soetomo
mempunyai lift khusus sampah pada gedung yang lama ada lift
sampah tetapi sudah tidak berfungsi karena perubahan ruang
dan fungsi.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
3. Dirjen PPM & PLP dan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI
Jakarta Tahun 1997 tentang Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di
Indonesia
4. SK Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo
Nomor:188.4/5000/304/SK/08 tentang Pengelolaan Lingkungan
Fisik, Biologi, dan Kebersihan Rumah Sakit beserta
Pemantauannya.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Pengelolaan sampah medis dan non medis harus sesuai dengan
Protap (SOP)
KEDUA : Pengangkutan sampah pada gedung bertingkat yang tidak ada lift
khusus sampah bisa menggunakan lift umum tetapi
menggunakan troly tertutup sesuai SOP

KETIGA : Pengangkutan ( penurunan ) sampah dilakukan oleh petugas


cleaning servise masing-masing ruangan ( IRD, GBPT, IRJ,
GPDT, dan Irna Anak) kecuali Irna Bedah dan Irna Medik.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

KELIMA……

KELIMA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dilaksanakan, apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekurangan dan kekeliruan akan diadakan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr. DODO ANONDO, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :
Yth, : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr.Soetomo
2. Ketua Komite Medik RSUD Dr.Soetomo
3. Para Ketua SMF RSUDDr. Soetomo
4. Ketua Panitia K3RS RSUD Dr.Soetomo
5. Para Kepala Bagian /Bidang/Instalasi RSUD Dr.Soetomo
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO
NOMOR. 118.4/ / 301 /SK/2012
TENTANG
PENGUJIAN/PEMERIKSAAN KUALITAS LINGKUNGAN ( AIR BERSIH, AIR
LIMBAH, UDARA AMBIEN, EMISI INCINERATOR, BOILLER DAN GENSET)
DI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO SURABAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan


tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau
dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
b. Bahwa air merupakan komponen lingkungan hidup yang
penting bagi kelangsungan hidup manusia dan agar air minum
yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan
kesehatan.
c. Bahwa baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit perlu
dilakukan pengendalian terhadap limbah cair serta untuk
melestarikan lingkungan.
d. Bahwa baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak
bergerak sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa
Timur No. 10 tahun 2009
Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
4. Permenkes RI No. 492/Menkes/PER/IV/2009 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
5. Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber
tidak bergerak.
6. Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber tidak bergerak di Jatim
7. Keputusan Gubernur Jatim No. 61 Tahun 1999 tentang Baku
Mutu Limbah Cair bagi kegiatan rumah sakit di Propinsi Jatim
.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Pelaksanaan pengujian/pemeriksaan kualitas lingkungan


( air bersih, air limbah, udara ambient, emisi incinerator, Boiller dan
Genset ) perlu dilakukan secara rutin sesuai sebagaimana tersebut
dalam lampiran Surat Keputusan ini.

KEDUA ………….
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan


kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya

KEEMPAT : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


: diketahui dan dilaksanakan, apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekurangan dan kekeliruan akan diadakan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr. DODO ANONDO, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :
Yth, : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr.Soetomo
2. Ketua Komite Medik RSUD Dr.Soetomo
3. Para Ketua SMF RSUDDr. Soetomo
4. Ketua Panitia K3RS RSUD Dr.Soetomo
5. Para Kepala Bagian /Bidang/Instalasi RSUD Dr.Soetomo
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO
NOMOR. 118.4/ / 301 /SK/2013
TENTANG
PERSYARATAN STAF YANG DIPERBOLEHKAN MENGELOLA BAHAN DAN
LIMBAH BERBAHAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa bahan berbahaya dan beracun adalah bahan yang


karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan
dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makluk hidup lainnya.
b. Bahwa limbah bahan berbahaya dan beracun perlu
penanganan dan pengawasan yang mencakup identifikasi,
pengawasan, penyimpanan di TPS limbah B3 serta
penanganan limbah B3 selama di TPS hingga lokasi
pembuangan akhir dengan ketentuan-ketentuan yang
dipersyaratkan.
c. Bahwa dalam menangani hal-hal tersebut di rumah sakit
diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus tentang
penanganan atau pengelolaan limbah B3.

Mengingat : 1. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 29 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah B3
5. Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
6. Kep 01/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Terkait Pengelolaan Limbah B3
.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Membentuk Tim Penanganan/Pengelolaan bahan dan limbah


berbahaya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan susunan
keanggotaan sebagaimana terlampir pada lampiran keputusan ini.

KEDUA ………….
KEDUA : Tim yang dimaksud pada butir pertama keputusan ini bertugas :
1. Membuat perencanaan kebutuhan bahan berbahaya dan
beracun sesuai kebutuhan masing-masing Instalasi di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya.
2. Memberi masukan kepada panitia pengadaan tentang
persyaratan pengadaan (pembelian atau pembuatan) B3.
3. Melakukan pengawasan terhadap penyimpanan bahan dan
limbah berbahaya di lingkungan rumah sakit.
4. Melakukan pemantauan penggunaan bahan dan limbah
berbahaya di lingkungan rumah sakit.
5. Melakukan pembuangan limbah berbahaya dan beracun.
6. Melaporkan kinerja pengelolaan limbah B3 di lingkungan
rumah sakit

KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya Tim Penanganan Bahan dan


Limbah Beracun di RSUD Dr. Soetomo bertanggungjawab kepada
Direktur.

KEEMPAT : Biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan kegiatan tim


: penanganan bahan dan limbah beracun di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya dibebankan pada DPA-BLUD RSUD dr. Soetomo tahun
anggaran 2013.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan kekeliruan akan
diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.

KEENAM : Petikan keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan


untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr. DODO ANONDO, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :
Yth, : 1. Para Wakil Direktur RSUD Dr.Soetomo
2. Ketua Komite Medik RSUD Dr.Soetomo
3. Para Ketua SMF RSUDDr. Soetomo
4. Ketua Panitia K3RS RSUD Dr.Soetomo
5. Para Kepala Bagian /Bidang/Instalasi RSUD Dr.Soetomo
Lampiran : SK Direktur RSUD Dr. Soetomo
Nomor : 188.4/ /301/SK/2013
Tanggal:
____________________________

TIM PELAKSANA/PENGELOLA BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA

NO JABATAN NAMA
.
1. Ketua Drs. Suyatno, Apt. Instalasi Farmasi
2. Wakil Ketua Toni Sumarsono, SE, SST Instalasi Radioterapi
3. Anggota Drs. Moh. Yahya, SpFRS.Apt. Instalasi Farmasi
4. Anggota Sukma ratih Kharima,S.Farm,Apt.SpFRS Instalasi Farmasi
5. Anggota Wiwik Nurwiyati, ST Instalasi Sanitasi
6. Anggota Rina Hariyati, ST Instalasi Sanitasi
7. Anggota Christina Irnani, AmdKl Instalasi Sanitasi
8. Anggota Hariadi, ST,MT Instalasi Radioterapi

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

dr.Dodo Anondo, MPH


Pembina Utama Madya
Nip. 19550613 198303 1 013

Anda mungkin juga menyukai