Anda di halaman 1dari 9

agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9

Pengaruh Pemberian Kopi yang Diformulasikan dengan Antioksidan dan


Gula Kelapa terhadap Tekanan Darah, MDA, dan SOD Serum Tikus Obesitas
Effect of Feeding Coffee Formulated with Antioxidant and Coconut Sugar on Blood Pressure, MDA,
and SOD Serum in Obese Rats

Hidayah Dwiyanti1*, Retno Setyawati 1, Siswantoro Siswantoro1, Diah Krisnansari2


1
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr. Soeparno, Purwokerto 53123, Indonesia
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Dr. Gumbreg Purwokerto 53112, Indonesia
*
Penulis korespondensi: Hidayah Dwiyanti, Email: hidayah_unsoed@yahoo.com

Submisi: 27 Oktober 2019; Revisi: 20 April 2020, 25 Januari 2021; Diterima: 25 Januari 2021

ABSTRAK

Pengembangan kopi mix tinggi antioksidan dengan pemanis gula kelapa adalah salah satu alternatif untuk mensuplai
antioksidan pada individu obese guna menekan stress oksidatif. Minyak sawit merah (MSM) yang kaya antioksidan
ditambahkan dalam proses pembuatannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman
kopi mix gula kelapa terhadap tekanan darah, kadar SOD, dan MDA tikus obesitas. Penelitian eksperimental
menggunakan 18 ekor tikus yang diinduksi menjadi obese dengan diet tinggi lemak (indeks Lee>0,3). Dibagi 3
kelompok (n=6), masing-masing mendapatkan perlakuan: (1) kopi mix gula tebu tanpa MSM = 0,45 g/200 g BB/
hari (P1); (2) kopi mix gula kelapa dengan MSM= 0,45 g/200 g BB/hari (P2); dan (3) kopi mix gula kelapa dengan
MSM= 0,90 g/200 g BB/hari (P3). Intervensi dilakukan selama 2 minggu. Pengamatan terhadap perubahan berat
badan, tekanan darah, kadar SOD, dan MDA serum (pre-post). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
kopi mix gula kelapa dengan MSM pada tikus obese (P2 dan P3) secara nyata menurunkan tekanan darah (26,9%
dan 40,6%), dan kadar MDA serum (35,3% dan 61,8%), serta menaikkan SOD serum (28,79% dan 53,66%),
sebaliknya pada kelompok kopi mix gula tebu tanpa MSM terjadi peningkatan tekanan darah (2,9%) dan kadar
MDA (1,9%), serta menurunkan kadar SOD (16,6%). Peningkatan berat badan pada kelompok kopi mix gula tebu
non MSM secara nyata lebih tinggi (P1=7,8%), dibandingkan kelompok kopi gula kelapa dengan MSM (P2=6,7%;
P3=4,4%). Kopi mix tinggi antioksidan dengan pemanis gula kelapa berpotensi sebagai pangan alternatif untuk
menekan stress oksidatif pada tikus obesitas.

Kata kunci: Antioksidan; gula tebu; gula kelapa; kopi mix; tikus obesitas

DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.50944
ISSN 0216-0455 (Print), ISSN 2527-3825 (Online)

1
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9

ABSTRACT

Development of coffee mix rich in antioxidant by adding coconut sugar and red palm oil (RPO) is an alternative
to supplying antioxidants in obese individuals associated with increased oxidative stress. The aim of this research
is to determine the effect of feeding coffee mixed with coconut sugar on SOD, MDA, and blood pressure in obese
rats. This was an experimental study which involved 18 rats that were induced with a high-fat diet into obese rats
(Lee index> 0.3). These rats were divided into three groups (n=6) and each was given treatment as follows: 1)
coffee mixed with non RPO with cane sugar (0.45 g) / day (control) (P1); 2) coffee mixed with coconut sugar with
RPO (0.45 g /day (P2); and 3) coffee mixed with coconut sugar with RPO (0.90 g / day (P3). The intervention was
carried out for two weeks. Changes in body weight were observed every week, and the data of blood pressure,
SOD levels, and serum MDA levels were observed pre and post treatment. The result showed that feeding coffee
mixed with coconut sugar with RPO to obese mice (P2 and P3) significantly decreased blood pressure (26.9%
and 40.6%) and serum MDA levels (35.3% and 61.8%), and increased serum SOD levels (28.79% and 53.66%)
respectively, but the group given coffee mixed with coconut sugar with RPO, the blood pressure and MDA levels
increased (2.9% and 1.9%), while the SOD levels decreased (16.6%). The change in the body weight was higher
in P1 (7.8%), compared with the group given coffee mixed with coconut sugar (P2 = 6.7%; P3 = 4.4%). Coffee
mix that is rich in antioxidant from red palm oil and coconut sugar potentially becomes a functional drink to
reduce oxidative stress in obese rats.

Keywords: Antioxidant; cane sugar; coconut sugar; coffee mix; obese rats

PENDAHULUAN keseimbangan tubuh dan dapat menimbulkan reaksi


berupa gangguan-gangguan kardiovaskular, seperti
Obesitas merupakan salah satu faktor resiko atherosklerosis, serta gangguan-gangguan metabolik,
berkembangnya penyakit degeneratif. Obesitas dikaitkan seperti sindroma metabolik.
dengan penyakit pembuluh darah yang sering berhubungan Gangguan pada keadaan reduksi-oksidasi normal
dengan stres oksidatif vaskular (Youn dkk., 2014). Obesitas sel dapat menyebabkan efek toksik atau berbahaya
adalah gangguan yang diakibatkan intake energi lebih melalui produksi peroksida dan radikal bebas yang dapat
tinggi dari pada energi yang dikeluarkan. Di Indonesia, merusak seluruh komponen sel seperti protein, lipid,
obesitas ditemukan pada semua kelompok umur dan strata dan DNA. Peningkatan kerentanan terhadap kerusakan
sosial ekonomi. Kegemukan dan obesitas merupakan DNA oksidatif juga telah dilaporkan pada diabetes tipe
masalah yang serius pada anak sekolah karena berisiko 2. Untuk itu peran antioksidan menjadi penting sebagai
lanjut ke masa dewasa. Obesitas merupakan faktor risiko agensia pemutus rantai oksidasi. Beberapa penelitian
untuk berkembangnya berbagai penyakit degeneratif dan menyebutkan bahwa bahwa vitamin E memperbaiki
metabolik antara lain: diabetes mellitus, kardiovaskuler, stres oksidatif dan fungsi hepatoselular dan menurunkan
kanker, osteoartritis, dan lain-lain (Kemenkes, 2012). konsentrasi glukosa plasma melalui perannya sebagai
Peningkatan stres oksidatif juga ditunjukkan pada individu antioksidan. Penelitian tentang suplementasi vitamin
obese (Matsuda dan Shimomura, 2013). Hasil penelitian E sejumlah 300 mg/hari selama 3 bulan pada pasien
Budi dkk. (2019) menunjukkan bahwa pada subyek diabetic retinopathy secara nyata dapat menurunkan
obesitas mempunyai kadar malondialdehid (MDA) yang kadar MDA serum, yang berarti mampu menekan stress
lebih tinggi pada subyek non obesitas yang sehat. Stres oksidatif pada pasien diabetic (Chatziralli dkk., 2017).
oksidatif merupakan kondisi ketidak seimbangan antara Montonen dkk. (2004) menambahkan bahwa asupan
manifestasi sistemik Reactive Oxygen Species (ROS) dan vitamin E secara signifikan mengurangi risiko diabetes
kemampuan tubuh untuk mendetoksifikasi intermidier tipe 2. Pada pria dan wanita obesitas yang tidak sehat
reaktif ROS atau memperbaiki kerusakan yang dihasilkan. memiliki kadar tokoferol serum yang secara nyata lebih
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan produksi rendah dari pada kelompok kontrol sehat (Aasheim dkk.,
ROS melalui hiperlipidemia, penurunan sensitivitas 2008). Lebih lanjut Jain dan Jain (2012) melaporkan
insulin, dan berbagai mekanisme lainnya. Peningkatan bahwa suplementasi vitamin E memiliki peran penting
produksi ROS yang berlangsung terus menerus dapat dalam menunda timbulnya komplikasi diabetes.
menyebabkan stres oksidatif yang dapat menyebabkan Oleh karena itu, pengembangan kopi instan
kerusakan sel. Innoue dan Zimmet (2000) menyebutkan berbasis gula kelapa kristal yang kaya antioksidan melalui
bahwa obesitas juga berhubungan dengan reaksi inflamasi penambahan minyak sawit merah (MSM) merupakan
pada jaringan adiposa dan secara langsung mempengaruhi suatu terobosan dalam upaya pengendalian pencegahan

2
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9

penyakit degeratif berbasis potensi lokal. Kopi merupakan 0,67 g 2-thiobarbiturat acid di dalam 100 mL aquabides,
salah satu komoditas perkebunan yang peminatnya selanjutnya ditambah 0,5 g natrium hidroksida (NaOH)
cukup tinggi dengan konsumsi di masyarakat mencapai dan 100 mL asam asetat glacial (CH3COOH). Selanjutnya
0,896 kg/kapita/tahun (Kementerian Pertanian, 2016). membuat larutan serial standar dan larutan stok MDA
Kopi mengandung komponen fungsional antioksidan 125 uL yang dilarutkan dalam aquabides. Metode untuk
seperti fenol dan asam khlorogenat (Mussatto dkk., 2011; analisis Fenol (Chun dkk., 2003), kadar air (metode
Ballesteros dkk., 2014), juga mengandung komponen thermogravimetri), kadar β-karoten diukur dengan HPLC,
bioaktif yang lain yaitu kafein dan melanoidin yang kadar lemak (metode Sochlet), kadar protein (Micro
berperan dalam penurunan risiko penyakit terkait stres Kjeldhal), Total gula (Nelson Somogyi).
oksidatif, seperti kanker, penyakit kardiovaskular, dan
diabetes (Dorea dan Da Costa, 2005; Belitz dkk., 2009; Alat
Monente dkk. 2015). Dikenal 2 (dua) jenis kopi yg utama Peralatan yang digunakan meliputi: pipet tip, pipet
yaitu Kopi Arabika dan Robusta. Kandungan kafein pada mikro 10 uL, 200 uL, stir bar, tabung mikrosentrifugasi
kopi Robusta lebih tinggi, yaitu berkisar 1.7%-4.0% poliprolena, magnetic stirrer, vortex merk PASOLINA type
dibandingkan kopi Arabika, yaitu antara 0.8% and 1.4% NS 8, water bath, semi-mikrokuvet, spektrofotometer
(Mussato, dkk., 2011). Kafein, asam klorogenat, diterpen, merk JENWAY type 50, Sphygnomanometer, neraca
dan trigonelin adalah komponen bioaktif yang penting analitik merk METTLER type AE 200.
yang berkontribusi pada flavor kopi setelah disangrai
(Chu, 2016; Boekema, dkk., 2009). Selain kopi, Indonesia Penyiapan Minuman Kopi Mix Gula Kelapa Tinggi
juga merupakan negara penghasil sawit dengan produksi Antioksidan
yang terus meningkat, yaitu pada tahun 2018 mencapai Minuman kopi mix yang digunakan merupakan
40.567,230 ton (Dirjen Perkebunan, 2018). Hal tersebut hasil terbaik penelitian sebelumnya yaitu formula dengan
akan menjamin kontinuitas ketersediaan sumber penambahan minyak sawit merah 0,3%, bubuk kopi
provitamin A dan antioksidan. Penggunaan gula kelapa robusta 10%, dan suhu penambahan kopi 108 °C.
kristal sebagai pemanis dalam pembuatan minuman
Pengukuran suhu proses menggunakan alat Thermometer
fungsional kopi instan tinggi antioksidan sangat tepat,
raksa. Prosedur pembuatan kopi mix gula kelapa
karena merupakan jenis minuman yang dikosumsi secara
sebagai berikut: pemurnian nira untuk menghasilkan
luas di masyarakat. Umumnya kopi mix yang beredar di
nira bersih, selanjutnya nira bersih dipanaskan hingga
pasaran menggunakan pemanis gula tebu yang diketahui
suhu mencapai 102 °C lalu ditambahkan minyak sawit
mempunyai nilai indeks glikemik yang lebih tinggi
merah. Pemanasan dilanjutkan hingga suhu 108 °C
(IG=70) dibandingkan gula kelapa (IG=52) (Nusa dan
lalu ditambahkan bubuk kopi robusta. Pemanasan
Rimbawan, 2017), sehingga karbohidrat dalam gula tebu
dilanjutkan hingga tercapai suhu akhir pemasakan 119
lebih mudah diabsorbsi dan dimetabolisme menghasilkan
°C, lalu pemanasan dihentikan, dilanjutkan dengan tahap
energi. Obesitas memerlukan pangan dengan nilai indeks
solidifikasi dan granulasi untuk menghasilkan butiran
glikemik yang rendah.
butiran (granul), diikuti dengan tahap pengayakan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
menggunakan screen 16 mesh untuk menghasilkan kopi
efek minuman kopi mix yang diperkaya minyak sawit
mix dengan ukuran partikel yang seragam. Kopi mix yang
merah sebagai sumber antioksidan dengan pemanis gula
dihasilkan selanjutnya dikeringkan menggunakan cabinet
kelapa pada kadar SOD, MDA serum, dan tekanan darah
dryer selama 6 jam pada suhu 50 °C, dan dikemas
pada tikus obese. Hasil penelitian ini dapat memberikan
menggunakan alumunium foil.
informasi tentang gambaran efek antistress oksidatif
minuman kopi mix antioksidan pada individu obese. Disain Penelitian
Merupakan penelitian eksperimental menggunakan
METODE PENELITIAN hewan percobaan yaitu tikus jantan Sprague Dawley
umur 1,5 – 2 bulan sejumlah 18 ekor dengan berat
Bahan antara 162 – 190 g. Penetapan sampel dilakukan
Bahan-bahan yang digunakan meliputi: kopi secara random. Tikus awalnya diaklimatisasi selama
Robusta merk Brazil (Toko Brazil Purwokerto), nira 6 hari dengan diberi pakan standar ad libitum, untuk
kelapa dari kelompok pengrajin gula kelapa Manggar memberikan kesempatan bagi hewan coba beradaptasi
Sari, Desa Susukan, Kabupaten Banyumas, asam asetat dengan lingkungan baru. Setelah masa adaptasi, tikus
glacial, 2-thiobarbiturat acid,malondialdehida bis (MDA), diinduksi menjadi obesitas dengan diet tinggi lemak dan
natrium hidroksida, dan aquabides. Persiapan reagensia pakan standar ad libitum. Pakan tikus yaitu Comfeed AD
diawali dengan membuat reagen TBA, yaitu melarutkan II diperoleh dari Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

3
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9

Gizi UGM dengan komposisi sebagai berikut: kadar air Dwiyanti dkk. (2018) menunjukkan bahwa kopi mix
12%, lemak (Soxhlet) 3-7%, serat kasar 6%, protein gula kelapa mempunyai efek hipo glikemik yang lebih
total 15%, abu 7%, fosfor 0,6-0,9%, dan kalsium 0,9- baik yang ditunjukkan dengan nilai respon gula darah
1,1%. Diet tinggi lemak yang diberikan yaitu suspensi yang lebih rendah yaitu sebesar 84,2 mg/dL pada tikus
pakan hiperkolesterolemi yang terdiri dari lemak babi normal yang diberi kopi mix gula kelapa dibandingkan
(300 g) dan kuning telur bebek (200 g), dilarutkan pada kelompok tikus normal yang diberikan kopi mix gula
menggunakan 100 mL aquades. Suspensi diberikan tebu, yaitu sebesar 118,74 mg/dL. Adapun komposisi
setiap hari sejumlah 1 mL/200 g BB tikus (Harsa, 2014). kimia minuman kopi mix yang diperkaya antioksidan dari
Obesitas tikus ditentukan berdasarkan indeks obesitas minyak sawit merah dan menggunakanan pemanis gula
Lee (Campos dkk., 2008). Batasan tikus obesitas adalah kelapa disajikan pada Tabel 1.
bila nilai indeks obesitas Lee >0,3, yang dihitung dengan
menggunakan Persamaan 1. Tabel 1. Karakteristik minuman kopi mix tinggi
antioksidan
berat badan ( g ) x 10
Indeks Obesitas Lee = (1) Komponen Jumlah
Panjang Laosanal
Kadar air (%) 4,607
Aquades diberikan pada tikus secara ad libitum. Kadar abu (%) 2,615
Setelah tercapai obesitas (indeks Lee= >0,3), kemudian
Kadar protein (%) 5,179
dikelompokkan menjadi 3 kelompok perlakuan: 1)
kelompok diberi kopi mix gula tebu (P1), 2) kelompok Kadar lemak (%) 3,336
diberi kopi mix gula kelapa 1x dosis (0,45 g/200 g BB/ Kadar serat kasar (%) 17,69
hari)(P2), 3) kelompok diberi kopi mix gula kelapa 2x dosis
Kadar glukosa (%) 0,9755
(0,90 g/200 g BB/hari)(P3). Perlakuan diberikan selama
14 hari (2 minggu). Pengambilan sampel darah dilakukan Kadar gula total (%) 71,134
di bagian mata (plexus retro orbitalis). Pengamatan KH by difference (%) 84,263
dilakukan terhadap: berat badan (BB) dilakukan setiap
Total fenol (%) 0,6585
minggu, tekanan darah tikus diukur menggunakan alat
Sphygmomanometer/Tensimeter, Pengukuran kadar MDA Total tokoferol (%) 0,1238
dilakukan dengan metode TBARS dengan spektrofotometri beta karoten (µg/100 g) 454,16
pada panjang gelombang 530 nm dan SOD ditentukan
dengan metode spektrofotometri (Dianti dkk., 2016).
Pengambilan data pre dan post perlakuan. Untuk Berat Badan
menguji normalitas data yang diperoleh menggunakan
Berat Badan (BB) awal tikus percobaan berkisar antara
menggunakan Shapiro Wilk karena jumlah sampel <50.
162 – 190 g. Setelah diberikan diet hiperkolesterolemia
Hasil pengujian menunjukkan bahwa data berdistribusi
selama 17 hari terjadi peningkatan berat badan tikus
normal sehingga dianalisis menggunakan One Way Anova
menjadi 213-242 g atau meningkat antara 29,6%-
yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan
31,4%, dengan panjang naso-anal antara 18-19,1 cm.
(DMRT). Untuk mengetahui korelasi antara kadar MDA
Hasil perhitungan nilai indeks Lee menunjukkan rentang
dengan SOD, dilakukan dengan uji Spearman.
nilai antara 0,31 – 0,34, yang mengindikasikan bahwa
kelompok tikus percobaan sudah masuk kategori obese.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah memasuki masa intervensi, semua kelompok
tikus percobaan hanya mendapatkan pakan Comfeed AD
Karakteristik Minuman Kopi Mix Gula Kelapa II dan minuman (aquades) ad libitum serta perlakuan
Minuman kopi mix gula kelapa mengandung yang diberikan masing-masing kelompok. Minuman
komponen antioksidan yaitu: fenol (658,5 mg/100 g), kopi mix sesuai perlakukan masing-masing diberikan
tokoferol (123,8 mg/100 g) dan beta karoten (454,2 secara force feeding menggunakan sonde. Rerata berat
µg/100 g). Kandungan antioksidan kopi mix gula kelapa badan tikus percobaan pada awal masa intervensi
lebih tinggi dibandingkan kopi mix gula tebu yang banyak (minggu ke-0) pada kelompok yang diberikan kopi mix
beredar di pasaran (Dwiyanti dkk., 2018). Selain itu, gula tebu (P1), kopi mix gula kelapa 0,45 g (P2) dan
penggunaan pemanis gula kelapa, menjadikan kopi kopi mix gula kelapa 0,90 g (P3) berturut turut: 234,2
mix gula kelapa mempunyai indeks glikemik yang lebih g, 229 g, dan 223,2 g. Pada Gambar 1 terlihat bahwa
rendah dibandingkan kopi mix gula tebu. Hasil penelitian selama masa intervensi terjadi peningkatan berat badan

4
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, xxx-xxx

indeks Lee menunjukkan rentang nilai antara 0,31 – 0,34, yang mengindikasikan bahwa kelompok tikus
percobaan sudah masuk kategori obese. H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9
Setelah memasuki masa intervensi, semua kelompok tikus percobaan hanya mendapatkan
pakan Comfeed AD II dan minuman (aquades) ad libitum serta perlakuan yang diberikan masing-masing
kelompok. Minuman kopi mix sesuai perlakukan masing-masing diberikan secara force feeding
menggunakan sonde. Rerata berat badan tikus percobaan pada awal masa intervensi (minggu ke-0)
padapada semua
kelompok yang kelompok
diberikan kopiperlakuan.
mix gula tebu Namun terlihat
(P1), kopi mix bahwa
gula kelapa jumlah
0,45 g (P2) dan asupan kopi mix gula kelapa yang lebih banyak
kopi mix
gulapada
kelapakelompok yang H. diberikan
0,90 g (P3) berturut turut: 234,2
Dwiyanti kopi
g, /229
dkk. mix gula
g, dan
agriTECH, 42kelapa
223,2 g. Pada
(1) 2022,(P2
Gambar padabahwa
1 terlihat
xxx-xxx kelompok P3 (dosis 0,90 g/hari) dibandingkan P2
selama masa intervensi terjadi peningkatan berat badan pada semua kelompok perlakuan. Namun
danbahwa
terlihat P3) pada
lajukelompok
peningkatan beratkopibadannya
yang diberikan lebih
mix gula kelapa (P2 lambat (0,45 berat
dan P3) laju peningkatan g/hari), yang berkorelasi dengan jumlah asupan
dibandingkan
badannya lebih lambattikus yang tikus
dibandingkan diberi kopi
yang diberimix
kopigula tebu
mix gula tebu(P1).
(P1). gula sederhana (karbohidrat). Sebaliknya pada kelompok
indeks Lee menunjukkan rentang nilai antara 0,31 – 0,34, yang mengindikasikan bahwa kelompok tikus
percobaan sudah masuk kategori obese. P1 yang diberikan kopi mix gula tebu terlihat peningkatan
Setelah memasuki masa intervensi, semua kelompok
P1 P2 tikus
P3 percobaan hanya
berat badanmendapatkan
paling tinggi. Hal tersebut disebabkan karena
Comfeed AD II dan minuman (aquades) ad libitum serta perlakuan yang diberikan masing-masing
pakan270
karbohidrat dalam gula tebu lebih cepat diserap dan
kelompok.
260 Minuman kopi mix sesuai perlakukan masing-masing diberikan secara force feeding
menggunakan
250 pada metabolisme
sonde. Rerata berat badan tikus percobaan pada awal masa intervensi tubuh yang berhubungan dengan nilai
(minggu ke-0)
Berat Badan (g)

pada 240 indek


kelompok yang diberikan kopi mix gula tebu (P1), kopi mix gula kelapa 0,45 glikemik
g (P2) masing-masing
dan kopi mix jenis gula. Indeks glikemik
gula kelapa
230 0,90 g (P3) berturut turut: 234,2 g, 229 g, dan 223,2 g. Pada Gambar 1 terlihat
(IG) pangan bahwa
yaitu tingkatan pangan berdasarkan efeknya
selama220masa intervensi terjadi peningkatan berat badan pada semua kelompok perlakuan. Namun
terlihat
pada kadar gula darah (Rimbawan dan Siagian, 2014).
210bahwa pada kelompok yang diberikan kopi mix gula kelapa (P2 dan P3) laju peningkatan berat
badannya
200
lebih lambat dibandingkan tikus yang diberi kopi mix gula tebu (P1).Pangan dikatakan mempunyai IG tinggi bila dengan
190
cepat menaikkan kadar gula darah. Sebaliknya, bila suatu
0 1
P1 P2 P3
2 pangan lambat dalam menikkan gula darah, dikatakan
Minggu ke-
270 memiliki IG yang rendah. Lebih lanjut dikatakan bahwa
Keterangan: P1= Kopi mix gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; P2= Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g
BB/hari, P3= Kopi mix
Keterangan:
260 P1=gula kelapa
Kopi mix0,90
gulag/200
tebug BB/hari
0,45 g/200 g BB/hari; P2= klasifikasi pangan didasarkan pada nilai IG nya dibedakan
Kopi
250 mix gula kelapa 0,45 g/200 g BB/hari, P3= Kopi mix gula menjadi: 1) pangan yang memiliki IG<55 (IG rendah),
Berat Badan (g)

Gambar 1. Perubahan berat badan tikus percobaan selama penelitian


kelapa
240 0,90 g/200 g BB/hari 2) pangan dengan IG 55-70 (IG sedang), dan 3) pangan
230Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok P1 yang diberikan kopi mix gula tebu
yang memiliki IG >70 (IG tinggi). Hasil penelitian Nusa
Gambar
mempunyai 1. Perubahan berat badan tikus percobaan
220 peningkatan berat badan paling tinggi dibandingkan kelompok yang diberikan dankopi
Rimbawan
mix (2017) menunjukkan bahwa gula kelapa
dengan pemanis gula kelapa (P2
210 selama penelitian
dan P3). Delta peningkatan berat badan tikus pada grupmempunyai
P1, P2, dan nilai indeks glikemik yang lebih rendah
P3 masing-masing adalah: 7,8%, 4,4%, dan 6,7% (Gambar 2). Kelompok tikus yang diberi minuman
200 dengan pemanis gula tebu mempunyai delta peningkatan berat badan paling
kopi mix (IG=52)
tinggi.dibandingkan gula tebu (IG=70).
190Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok
Penggunaan gula kelapa sebagai pemanis pada minuman kopi mix, lebih dapat menekan peningkatan Dalam proses pencernaan zat gizi, karbohidrat
berat badan tikus dibandingkan gula tebu (Gambar 2).
P19 yang diberikan 0 kopi mix gula 1 tebu mempunyai 2 yang dicerna dan diabsorbsi dengan cepat, maka akan
Minggu ke-
peningkatan berat badan paling tinggi dibandingkan semakin cepat menaikkan kadar gula darah. Karbohidrat
Delta perubahan BB (%)

8
Keterangan: P1= Kopi mix gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; P2= Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g
kelompok
7 yang diberikan kopi mix dengan
BB/hari, P3= Kopi mix gula kelapa 0,90 g/200 g BB/hari pemanis gula yang diabsorbsi akan segera masuk ke dalam sel dan
6
kelapa
5 (P2 dan P3). Delta peningkatan berat badan tikus dimetabolisme menghasilkan energi yang digunakan
Gambar 1. Perubahan berat badan tikus percobaan
pada grup P1, P2, dan P3 masing-masing adalah: 7,8%,
4 selama penelitian tubuh. Kelebihan karbohidrat (glukosa) disimpan sebagai
3
4,4%,
2
dan 6,7% (Gambar 2). Kelompok tikus yang diberi cadangan energi yaitu glikogen atau dikonversi menjadi
minuman kopi mix dengan
1 Hasil penelitian menunjukkanpemanis bahwagulakelompok
tebu mempunyai
P1 yang diberikan lemak
kopi yang akantebu
mix gula disimpan dalam jaringan adiposa.
delta
mempunyai
0
peningkatan
peningkatanberatberat badan paling
badan paling tinggi.
tinggi Penggunaan
dibandingkan Nilai IG kopi
kelompok yang diberikan gulamixtebu yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pemanisP1gula kelapa (P2 dan P2 P3). Delta peningkatan
P3 berat badan tikusgula
padakelapa
grup P1,menyebabkan
P2, dan karbohidrat dalam gula tebu
gula kelapa sebagai Pemberianpemanis
Minuman pada
Kopi Mixminuman kopi mix,
P3 masing-masing adalah: 7,8%, 4,4%, dan 6,7% (Gambar 2). Kelompok tikus yang diberi minuman
lebih dapat menekan peningkatan berat badan tikus
kopi mix dengan pemanis gula tebu mempunyai delta peningkatan berat badan paling tinggi. akan lebih cepat dicerna menjadi monosakarida (glukosa)
Keterangan: P1= Kopi mix gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; P2= Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g
dibandingkan
Penggunaan
BB/hari, gulamix
P3= Kopi gula
kelapa tebu0,90
sebagai
gula kelapa (Gambar
pemanis dan diabsorbsi
2). minuman kopi mix, lebih dapat menekan peningkatan
pada
g/200 g BB/hari
di dalam usus halus dibandingkan
berat badan tikus dibandingkan gula tebu (Gambar 2). karbohidrat dalam gula kelapa. Glukosa selanjutnya
Gambar9 2. Delta perubahan berat badan tikus akan dibawa masuk kedalam sel epithel vili dan masuk
Delta perubahan BB (%)

8 ke kapiler
7 5 darah untuk selanjutnya diedarkan menuju sel
6
atau jaringan yang membutuhkannya. Melalui rangkaian
5 proses glikolisis, siklus Kreb’s, siklus Sitokrom, glukosa
4 akan diubah menjadi energi (ATP) dan digunakan oleh
3 tubuh. Glukosa yang tidak digunakan, melalui proses
2
lipogenesis akan disintesis menjadi lemak dan disimpan
1
0 sebagai cadangan energi di jaringan adiposa. Simpanan
P1 P2 P3 lemak akan berkontribusi pada peningkatan berat badan
Pemberian Minuman Kopi Mix (Dam dan Seidell, 2007).
Keterangan:
Keterangan: P1=P1=
KopiKopi
mix mix
gulagula
tebutebu
0,450,45 g/200
g/200 g BB/hari;
g BB/hari; P2= P2=
Kopi mix gula kelapa 0,45
Tekanan g/200(Tensi)
Darah g
BB/hari, P3= gula
Kopi mix Kopi mix gula0,45
kelapa kelapa 0,90gg/200
g/200 g BB/hari
BB/hari, P3= Kopi mix gula
kelapa 0,90 g/200 g BB/hari Tekanan darah tikus diukur menggunakan alat
Gambar 2. Delta perubahan berat badan tikus Sphygnomanometer. Hasil penelitian menunjukkan
Gambar 2. Delta perubahan berat badan tikus bahwa pemberian kopi mix berpemanis gula kelapa dan
5
diperkaya antioksidan bersumber minyak sawit merah,
Pada Gambar 2 terlihat bahwa delta peningkatan dapat menurunkan tekanan darah pada tikus obesitas
berat badan pada P2 lebih rendah dibandingkan P3, karena (Gambar 3). Pada kelompok tikus yang diberikan kopi

5
dibandingkan karbohidrat dalam gula kelapa. Glukosa selanjutnya akan dibawa masuk kedalam sel
epithel vili dan masuk ke kapiler darah untuk selanjutnya diedarkanSemakin
menujubanyak
sel atau jaringan
jumlah kopi yang
uji yang diberikan, maka semakin banyak jum
membutuhkannya. Melalui rangkaian proses glikolisis, siklusantioksidannya.
Kreb’s, siklus Kopi
Sitokrom,
mix gula glukosa
kelapa akan
mengandung antioksidan yaitu tokoferol 0,124%
0,123%,
diubah menjadi energi (ATP) dan digunakan oleh tubuh. Glukosa yang dan beta
tidak karoten 454,57
digunakan, melaluiµg/100g.
proses Antioksidan berperan dalam menurunkan st
sehingga
lipogenesis akan disintesis menjadi lemak dan disimpan sebagai tekanan
cadangan darah
energi tidak meningkat.
di jaringan adiposa.Menurut Briones and Touyz (2010), stres ok
H. Dwiyanti dkk. mengakibatkan
/ agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9
Simpanan lemak akan berkontribusi pada peningkatan berat badan (Dam danpenurunan bioavailabilitas
Seidell, 2007). oksida nitrat (NO), faktor utama yang bertang
untuk mempertahankan tonus pembuluh darah. Menurunnya bioavailabilitas nitrat akibat st
akan mengarah pada kejadian hipertensi.
Tekanan Darah (Tensi)
mix gula tebu (P1), setelah intervensi selama 2 minggu 4.) Antioksidan
Kadar Malondialdehid (MDA)berperan
Serum dalam menekan peristiwa
Tekanan darah tikus diukur menggunakan alat Sphygnomanometer. Hasil penelitian
mengalami kenaikan tekanan darah dari 175,5 mmHg oksidasi sehingga menurunkan jumlah produk produk
menunjukkan bahwa pemberian kopi mix berpemanis gula kelapa dan Minyak diperkaya antioksidan
merah yangbersumber
menjadi 180,7 mmHg atau naik 2,9%. Sebaliknya pada obesitas
minyak sawit merah, dapat menurunkan tekanan darah pada tikus
hasilsawit
oksidasi antaraditambahkan
lain kadar pada
MDApembuatan kopi mix dengan pemanis
serum. Dalam reaksi
meningkatkan (Gambar 3). Pada kelompok
jumlah antioksidan pada produk yang ditunjukkan dengan nilai kadar tokofe
kelompok tikus yang diberikan kopi mix gula kelapa
tikus yang diberikan kopi mix gula tebu (P1), setelah intervensi selama
karoten oksidasi,
2 minggu
yang maka
mengalami
lebih tinggi akan dihasilkan
kenaikan
dibandingkan radikal-radikal bebas
kopi mix gula tebu (Tabel 1). Tokoferol, fenol dan
0,45g/hari
tekanan (P2),
darah dari mengalami
175,5 penurunan
mmHg menjadi tekanan
180,7 mmHg ataudarah
mempunyai
naik yang
2,9%. Sebaliknya sangat
aktifitas padareaktif
sebagai yang
antioksidan
kelompok akan dapat
sehingga
tikus mampumerusak
menekan sel. Pada
reaksi oksidatif yang
yangdari 179,2 mmHg
diberikan menjadi
kopi mix 131,00,45g/hari
gula kelapa mmHg atau turun
(P2), dengan
26,9%,
mengalami kadar MDA
tahap
penurunan serum darah
terminasi
tekanan (sebagai
dariindikator
dalam 179,2 stress
rangkaian oksidatif)
oksidasi yangdihasilkan
akan lebih rendah pada ke
mmHg menjadi 131,0 diberikan kopi 0,90
mix gula kelapa (3,3 – 5,72 nmol/mL) dibandingkan pada kelompok yang d
sedangkan yangmmHg atau 0,90
diberikan turun g/hari
26,9%,(P3)
sedangkan yang
mengalami diberikan g/hari
produk-produk (P3) mengalami
akhir antara lain malondialdehid, yang
penurunan dari 181,5 – 107,8 mmH atau turun 40,6%. mix gula tebu (9,38 nmol/mL) (Gambar 4.) Antioksidan berperan dalam menekan peris
penurunan dari 181,5 – 107,8 mmH atau turun 40,6%. merupakan
sehingga menurunkan aldehid
jumlah produkreaktif yangoksidasi
produk hasil dapatantara
menyebabkan
lain kadar MDA serum.
stres
oksidasi, maka akantoksik sel radikal-radikal
dihasilkan dan membentuk bebas yangsumbatan protein
sangat reaktif yang akan dapat
200 Pada tahappadaterminasisel. dalam rangkaian antioksidan
Keberadaan oksidasi akan maka
dihasilkan produk-produk akhir
kerusakan
Tekanan Darah (mmHg)

malondialdehid, yang merupakan aldehid reaktif yang dapat menyebabkan stres tok
sel dan pembentukan malondialdehid dapat dicegah
150 membentuk sumbatan protein pada sel. Keberadaan antioksidan maka kerusakan sel dan p
karena
malondialdehid dapatantioksidan akanantioksidan
dicegah karena bereaksi akan
dengan radikal
bereaksi bebas
dengan radikal bebas
membentuk
radikal antioksidan (Sánchezradikal antioksidan (Sánchez dkk., 2019).
dkk., 2019).
100
12
50

Kadar MDA serum(nmol/mL


10
8
0
P1 P2 P3 6

Pemberian Minuman Kopi Mix 4


pre post 2

Keterangan: P1=P1=
KopiKopi
mixmix
gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; 0
Keterangan: gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari;P2=
P2=Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g
P1 P2 P3
BB/hari, P3= Kopi mix gula kelapa 0,90 g/200 g BB/hari
Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g BB/hari, P3= Kopi mix gula
Pemberian Minuman Kopi Mix
kelapa 0,90 g/200 g BB/hari
Gambar 3. Pengaruh perlakuan terhadap tekanan darah tikus sebelum dan sesudah diberikan asupan
pre post
Gambar 3. Pengaruh perlakuan terhadap tekanan
darah tikus sebelum dan sesudah diberikan asupanKeterangan:Keterangan:
P1= Kopi mix gula tebu 0,45 6g/200 g BB/hari; P2= Kopi mix gula kelapa 0
P1= Kopi mix gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; P2=
BB/hari, P3= Kopi mix gula kelapa 0,90 g/200 g BB/hari
Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g BB/hari, P3= Kopi mix gula
Semakin banyak jumlah kopi uji yang diberikan, kelapa 0,90
Gambar 5. Pengaruh g/200 gterhadap
perlakuan BB/hari kadar MDA serum tikus percobaan
maka semakin banyak jumlah asupan antioksidannya.
Kopi mix gula kelapa mengandung antioksidan yaitu Gambar
Beberapa 5. Pengaruh
penelitian melaporkanperlakuan terhadap
tentang aktifitas kadar
vitamin MDA dalam me
E (tokoferol)
oksidatif. Penelitian yang dilakukan Chatziralli
serum tikus dkk. (2017) menunjukkan bahwa suplement
percobaan
tokoferol 0,124%, total fenol 0,123%, dan beta sejumlah 300 mg/hari selama 3 bulan pada pasien diabetic retinopathy dapat menurunkan
karoten 454,57 µg/100g. Antioksidan berperan dalam serum, yang berarti mampu menekan stress oksidatif pada pasien diabetic. Penelitia
dilakukan ElmatrisBeberapa
menurunkan stres oksidatif, sehingga tekanan darah tidak dkk. (2010)penelitian melaporkan
menunjukkan tentangvitamin
bahwa pemberian aktifitas
E pada tikus y
minyak goreng secaraEnyata
vitamin dapat menurunkan
(tokoferol) dalam kadar MDAstress
menekan hati mencit.
oksidatif.
meningkat. Menurut Briones and Touyz (2010), stres
oksidatif akan mengakibatkan penurunan bioavailabilitas Penelitian yang dilakukan Chatziralli dkk. (2017)
Kadar SOD (Super Ox ide Dism utase )
oksida nitrat (NO), faktor utama yang bertanggung menunjukkan bahwa suplementasi vitamin E sejumlah
jawab untuk mempertahankan tonus pembuluh darah. 300oxide
Super mg/hari selama
dismutase (SOD), 3 bulan pada
merupakan pasien
antioksidan diabetic
enzimatik yang bekerja m
dari kerusakan spesies oksigen
retinopathy dapatreaktif (ROS) yang
menurunkan berpotensi
kadar MDA merusak
serum, selyangseperti radikal
Menurunnya bioavailabilitas nitrat akibat stress oksidatif
dan hidroksil (Rahman dkk., 2012). Pada awal penelitian, semua kelompok tikus obes mem
akan mengarah pada kejadian hipertensi. berarti mampu menekan stress oksidatif pada pasien
diabetic. Penelitian lain yang dilakukan Elmatris dkk.
Kadar Malondialdehid (MDA) Serum (2010) menunjukkan bahwa pemberian vitamin E pada
Minyak sawit merah yang ditambahkan pada tikus yang dipapar minyak goreng secara nyata dapat
pembuatan kopi mix dengan pemanis gula kelapa menurunkan kadar MDA hati mencit.
meningkatkan jumlah antioksidan pada produk yang
Kadar SOD (Super Oxide Dismutase)
ditunjukkan dengan nilai kadar tokoferol dan beta karoten
yang lebih tinggi dibandingkan kopi mix gula tebu (Tabel Super oxide dismutase (SOD), merupakan
1). Tokoferol, fenol dan beta karoten mempunyai aktifitas antioksidan enzimatik yang bekerja melindungi sel dari
sebagai antioksidan sehingga mampu menekan reaksi kerusakan spesies oksigen reaktif (ROS) yang berpotensi
oksidatif yang ditunjukkan dengan kadar MDA serum merusak sel seperti radikal superoksida dan hidroksil
(sebagai indikator stress oksidatif) yang lebih rendah (Rahman dkk., 2012). Pada awal penelitian, semua
pada kelompok yang diberikan kopi mix gula kelapa kelompok tikus obes mempunyai kadar SOD antara
(3,3 – 5,72 nmol/mL) dibandingkan pada kelompok yang 23,55-26,09%. Pemberian kopi mix antioksidan dengan
diberikan kopi mix gula tebu (9,38 nmol/mL) (Gambar pemanis gula kelapa mampu meningkatkan aktifitas

6
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, xxx-xxx

superoksida dismutase yang ditunjukkan dengan nilai Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
antara 23,55-26,09%.
SOD lebih tinggiPemberian
pada kopi mix antioksidan
kelompok dengan pemanis
kopi antioksidan gula kelapa mampu
Kemenristekdikti yang telah memberi dana penelitian
aktifitas superoksida
ingkatkan (53,06%/P2 dismutase yang ditunjukkan dengan
– 77,21%/P3) dibandingkan pada kelompok nilai SOD lebihSkema
melalui tinggi pada
Strategis Nasional Institusi untuk
mpok kopi kopi
antioksidan
mix tanpa(53,06%/P2 – 77,21%/P3)
antioksidan minyak sawitdibandingkan
merah denganpada kelompok kopi mixTahun
pembiayanaan tanpaAnggaran 2018.
oksidan minyak sawitgula
pemanis merah
tebudengan pemanis gula6).
(21,77%)(Gambar tebu (21,77%)(Gambar 6).

90 KONFLIK KEPENTINGAN
80 pre post
70
Tidak ada konflik kepentingan dengan pihak
Kadar SOD (%)

60 manapun dalam penelitian kami.


50
40
DAFTAR PUSTAKA
30
20 Aasheim, E. T., Hofso, D., Hjelmesaeth, J., Birkeland, K.
10 I., & Bohmer, T. (2008). Vitamin status in morbidly
0 obese patients: a cross-sectional study. The American
P1 P2 P3 Journal of Clinical Nutrition, 87, 362–369. https://doi.
Pemberian Minuman Kopi Mix org/10.1093/ajcn/87.2.362
Al-Saqer, J. M., Sidhu, J. S., Al-Hooti, S. N., Al-Amiri, H. A.,
Keterangan: P1= Kopi mix gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; P2=
rangan: P1= Kopi mix gula tebu 0,45 g/200 g BB/hari; P2= Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200
Al-Othman, g
A., Al-Haji, A., Ahmed, N., Mansour, I. B.,
Kopi mix gula kelapa 0,45 g/200 g BB/hari, P3= Kopi mix gula
hari, P3= Kopi mix gula kelapa 0,90 g/200 g BB/hari & Minal, J. (2004). Developing functional foods using
kelapa 0,90 g/200 g BB/hari
red palm olein. IV. Tocopherols and tocotrienols. Food
bar 6. Pengaruh perlakuan terhadap kadar SOD tikus percobaan Chemistry, 85(4), 579-583. https://doi.org/10.1016/j.
Gambar 6. Pengaruh perlakuan terhadap kadar SOD
foodchem.2003.08.003
Minyak sawit merah mengandung tikus percobaan
antioksidan antara lain tokoferol (vitamin E), tocotrienol,
en dan beta karoten. Penelitian Ekpang dkk. (2016) melaporkan bahwa pemberian [Anonim], Direktorat
vitamin E dapatJenderal Perkebunan. (2018). Statistik
mperbaiki status Minyak sawitserum,
antioksidan merah mengandung antioksidan
diantaranya dengan antara
meningkatkan Perkebunan
jumlah SOD serum. Lebih Indonesia 2017-2019. Kelapa Sawit.
ut, Singh lain
dkk. tokoferol (vitamin E), bahwa
(2014) melaporkan tocotrienol, likopen
intervensi dan beta
vitamin Sekretariat
E pada pasien dengan chronic Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementrian
karoten.
odontitis, mampu Penelitian Ekpang
memperbaiki dkk.
aktivitas (2016) melaporkan bahwa
SOD. Pertanian, Indonesia.
pemberian vitamin E dapat memperbaiki status antioksidan [Anonim], Kementrian Kesehatan. (2014). Pedoman Gizi
IMPULANserum, diantaranya dengan meningkatkan jumlah SOD Seimbang. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
serum. Lebih lanjut, Singh dkk. (2014) melaporkan
Pemberian kopiintervensi
mix gula vitamin
kelapa tinggi antioksidan sejumlah Aziz,
0,45 g/200 BB A. A.
(P2) (2006).
dan Development of HPLC analysis for detection
0,90 g/200
bahwa E pada pasien dengan chronic
B (P3) pada tikus obese secara nyata menurunkan tekanan darah (26,9% dan 40,6%) of lycopene
dan inkadar
tomato and crude palm oil. Malaysia (M):
periodontitis, mampu memperbaiki aktivitas SOD. Faculty of Chemical Engineering and Natural Resources.
serum (35,3% dan 61,8%), serta menaikkan kadar SOD serum (28,79% dan 53,66%), sebaliknya
a kelompok tikus yang diberikan kopi gula tebu terjadi peningkatan tekanan darah University (2,9%) danCollege
kadar of Engineering and Tecnology
KESIMPULAN
(1,9%), serta menurunkan kadar SOD (16,6%). Peningkatan berat badan pada Malaysia.
kelompok kopi
tebu secara nyata lebih tinggi (P1=7,8%), dibandingkan pada kelompok kopi mix gula kelapa tinggi
Ballesteros, L. F., Teixeira, J. A. & Mussatto, S. I. (2014).
oksidan (P2=6,7%; Pemberian kopi mix gula kelapa tinggi antioksidan
P3=4,4%).
Chemical, functional, and structural properties of
sejumlah 0,45 g/200 BB (P2) dan 0,90 g/200 g BB (P3)
spent coffee grounds and coffee silverskin. Food and
APAN TERIMA pada KASIH
tikus obese secara nyata menurunkan tekanan darah
Bioprocess Technology, 7(12), 3493–3503. http://doi.
(26,9% dan 40,6%) dan kadar MDA serum (35,3% dan org/10.1007/s11947-014-1349-z
Ucapan61,8%),
terima kasih penulis sampaikan
serta menaikkan kadar SODkepada
serum Direktorat
(28,79%Riset
dan dan Pengabdian Masyarakat,
ktorat Jenderal Penguatan
53,66%), Risetpada
sebaliknya dan kelompok
Pengembangan Kemenristekdikti
tikus yang diberikan yang telahH.memberi
Belitz, D., Grosch,danaW., & Schieberle, P. (2009). Coffee,
elitian melalui Skema Strategis Nasional Institusi untuk pembiayanaan Tahun Anggaran 2018.
tea, cocoa. In H.-D. Belitz, W. Grosch, & P. Schieberle
kopi gula tebu terjadi peningkatan tekanan darah (2,9%)
dan kadar MDA (1,9%), serta menurunkan kadar SOD (Eds.), Food Chemistry (4th ed., pp. 938–951). Leipzig:
Springer.
(16,6%). Peningkatan berat badan pada kelompok
NFLIK KEPENTINGAN
kopi gula tebu secara nyata lebih tinggi (P1=7,8%), Benade, A. J. S. (2013). Red palm oil carotenoids. Potential
dibandingkan pada kelompok kopi mix gula kelapa tinggi
Tidak ada konflik kepentingan dengan pihak manapun dalam penelitian kami.role in disease prevention. In: Watson RA, Preedy VR,
antioksidan (P2=6,7%; P3=4,4%). editor. Bioactive Food as Interventions for Cardiovascular
TAR PUSTAKA Disease. Elsevier. London. p: 333-343.

UCAPAN TERIMA KASIH Bester, D., Esterhuyse, A. J., Truter, E. J., & van Royen, J.
heim, E. T., Hofso, D., Hjelmesaeth, J., Birkeland, K. I., & Bohmer, T. (2008). (2010).
VitaminCardiovascular
status in effects of edible oil: a comparison
morbidly obese patients: a cross-sectional study. The American
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Journal of Clinical Nutrition, 87,
between four popular edible oils. Nut Res Rev., 23,
362–369. https://doi.org/10.1093/ajcn/87.2.362
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat 334–348. https://doi.org/10.1017/S0954422410000223

8 7
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9

Boekema, P. J., Samsom, M., van Berge, H. G. P., & Smout, sugars enriched with red palm oil on liver retinol and
A. J. P. M. (2009). Coffee and gastrointestinal function: IgG concentration of vitamin A depletion rats. Pakistan
facts and fiction: A review. Scandinavian Journal Journal of Nutrition, 12(12), 1042–1049. http://doi.
of Gastroenterology, 34(230), 35–39. https://doi. org/0.3923/pjn.2013.1042.1049
org/10.1080/003655299750025525
Dwiyanti, H., Riyadi, H., Rimbawan, Damayanthi, E., &
Briones, A. M. & Touyz, R. M. (2010). Oxidative stress and Sulaeman, A. (2014). Penambahan CPO dan RPO
hypertension:current concepts. Curr Hypertens Rep., 12, sebagai sumber provitamin A terhadap retensi karoten,
135–142. http://doi.org/10.1007/s11906-010-0100-z sifat fisik dan penerimaan gula kelapa. Jurnal Teknologi
Budi, A. R., Kadri, H., & Asri, A. (2019). Perbedaan kadar Industri Pertanian, 24(1), 28–33.
malondialdehid pada dewasa muda obes dan non–obes Dwiyanti, H., Riyadi, H, Rimbawan, Damayanthi, E., Sulaeman,
di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal A. & Handharyani, E. (2013). Efek pemberian gula
Kesehatan Andalas, 2019 8(suplemen2), 21–25. https:// kelapa yang diperkaya minyak sawit merah terhadap
doi.org/10.25077/jka.v8i2S.954 peningkatan berat badan dan kadar retinol serum tikus
Campos, K. E., Volpato, G. T., Calderon, I. M. P, Rudge, M. defisien vitamin A. Penelitian Gizi dan Makanan, 36(1),
V. C., & Damasceno, D. C. (2008). Effect of obesity on 73–81.
rat reproduction and on the development of their adult Dwiyanti, H., Prihananto, V., & Setyawati, R. (2015). Red palm
offspring. Braz J. Med. Biol. Res., 41(2), 122–5. https:// oil in the supplementary feeding for elementary school
doi.org/10.1590/S0100-879X2008005000001 children increases the retinol serum and nutritional status.
Chatziralli, I. P., Theodossiadis, G., Dimitriadis, P., International Conference Food, Agriculture and Natural
Charalambidis, M., Agorastos, A., Migkos, Z., Resourches. Jember: August 31st – September 2nd.
Platogiannis, N., Moschos, M. M., Theodossiadis, P., & Elmatris, S., Yustini A., & Almurdi (2010). Efek pemberian
Keryttopoulos, P. (2017). The Effect of vitamin E on vitamin E terhadap penurunan kadar malondialdehid
oxidative stress indicated by serum malondialdehyde in (MDA) hati mencit strain jepang akibat paparan minyak
insulin-dependent type 2 diabetes mellitus patients with goreng berulang. Jurnal Riset Kimia, 4(1), 15–19.
retinopathy. The Open Ophthalmology Journal, 11, 51-
Inoue, S., & Zimmet, P. (2000). The Asia-Pacific prespective:
58. http:doi.org/10.2174/1874364101711010051
Redifining obesity and its treatment. Asian-Pacific
Chu, Y. F. (2016). Coffee: Emerging Health Effects and Disease Journal, 7, 1–12.
Prevention. Vol. 59, John Wiley & Sons.
Harsa, I. M.S. (2014). Efek pemberian diet tinggi lemak
Chun, O. K., Kim, D. O. & Lee, C. Y. (2003). Superoxide radical terhadap profil lemak darah tikus putih (Rattus
scavenging activity of the mayor polyphenols in fresh norvegicus). Jurnal Ilmiah Kedokteran, 3(1), 21–28.
plums. Journal of Agricultural and Food Chemistry,
51(27), 8067–8072. https://doi.org/10.1021/jf034740d Jain, A. B., & Jain, V. A. (2012). Vitamin E, its beneficial role
in diabetes mellitus (DM) and its complications. Journal
Dam, R. M. v. & Seidell, J. C. (2007). Carbohydrate intake of Clinical and Diagnostic Research, 6(10), 1624–1628.
and obesity. European Journal of Clinical Nutrition, 61, http:doi.org/10.7860/JCDR/2012/4791.2625
S75–S99.
Kementerian Pertanian. (2016). Outlook Kopi. Komoditas
Dianti, R. R., Rusdi. R., & Evriyani D. (2016). Kadar Pertanian Subsektor Perkebunan. Pusat Data dan Sistem
malondialdehid dan aktivitas enzim superoksida Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian
dismutase pada hipertensi dan normotensi. BIOMA, Pertanian, Jakarta.
12(1), 50–53. https://doi.org/10.21009/Bioma12(1).6
Manning, P. J., Sutherland, W. H. F., Walker, R. J., Williams,
Dorea, J., & Da Costa, T. (2005). Is coffee a functional food? S. M., De Jong, S. A., Ryalls, A. R. & Berry, E. A. (2004).
The British Journal of Nutrition, 93(6), 773–782. https:// Effect of high-dose vitamin E on insulin resistance
doi.org/10.1079/BJN20051370 and associated parameters in overweight subjects.
Dwiyanti, H., Prihananto, V. & Aini, N. (2005). Vitamin A fortified Diabetes Care, 27, 2166–2171. http:doi.org/10.2337/
brown sugar. 9th Asian Food Conference. Emerging diacare.27.9.2166
Science and Technology in The Development of Food Matsuda, M. & Shimomura, I. (2013). Increased oxidative
Industry in The Asean. Jakarta: 8-10 August 2005. stress in obesity: Implications for metabolic syndrome,
Dwiyanti, H. (2006). Penerapan Teknologi Fortifikasi Vitamin diabetes, hypertension, dyslipidemia, atherosclerosis,
A pada Masyarakat Perajin Gula Kelapa. Laporan and cancer. Obesity Research and Clinical Practice, 7(5),
Penelitian. Lembaga Penelitian Unsoed, Purwokerto. e330–e341. http://doi.org/10.1016/j.orcp.2013.05.004
Dwiyanti, H., Riyadi, H., Rimbawan, Damayanthi, E., Sulaeman, Monente, C., Bravo, J., Vitas, A. I., Arbillaga, L., De Pena, M.
A. & Handharyani, E. (2013). Effect of feeding palm P., & Cid, C. (2015). Coffee and spent coffee extracts

8
H. Dwiyanti dkk. / agriTECH, 42 (1) 2022, 1-9

protect against cell mutagens and inhibit growth of food- Bioscience and Biotechnology, 3, 997–1019. http://doi.
borne pathogen microorganisms. Journal of Functional org/10.4236/abb.2012.327123
Food, 12, 365–374.
Sánchez, N. F. S., Coronado, R. S., Cañongo, C. V. & Carlos, B.
Montonen, J., Knekt, P., Järvinen, R., & Reunanen, A. (2004). H. (2019). Antioxidant compounds and their antioxidant
Dietary antioxidant intake and risk of type 2 diabetes. mechanism. Open access peer-reviewed chapter from
Diabetes Care, 27(2), 362–366. https://doi.org/10.2337/ the edited volume Antioxidants, edited by Emad Shalaby.
diacare.27.2.362
Singh, U., Devara, J. S., & Jialal, I. (2005). Vitamin E, oxidative
Mussatto, S. I., Ercília M. S. M., Martins, S., & Teixeira, stress, and inflammation. Annu Rev Nutr., 25, 151–174.
J.A. (2011) Production, composition, and application http://doi.org/10.1146/annurev.nutr.24.012003.132446
of coffee and its industrial residues. Food Bioprocess
Wang, Y., Branicky, R., Noë, A. & Hekimi, S. (2018). Superoxide
Technol., 4, 661–672.
dismutases: Dual roles in controlling ROS damage and
Nusa, C. P. & Rimbawan. (2017). Indeks Glikemik Gula Kelapa regulating ROS signaling. J. Cell Biol., 217(6), 1915–
Cetak, Kristal dan Cair. [Skripsi, Institut Pertanian 1928. http://doi.org/10.1083/jcb.201708007
Bogor]. IPB University Scientific Repository. http://
Youn, Y. J., Siu, K. L., Henrich, L., Itani, H., Harrison, D. G.
repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85504
& Cai, H. (2014). Role of vascular oxidative stress in
Rahman, T., Hosen, I., Islam, M. M. T., & Shekhar, H. U. obesity and metabolic syndrome. Diabetes, 63(7),
(2012). Oxidative stress and human health. Advances in 2344–2355. https://doi.org/10.2337/db13-0719

Anda mungkin juga menyukai