Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Kopi Terhadap Kesehatan

Kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kopi
mengandung banyak zat aktif fisiologis, seperti asam klorogenat (CGA) dan kafein (Jeon et al.,
2019). Selain itu, kopi juga mengandung komponen bioaktif seperti senyawa fenolik (asam
klorogenat, cafestol dan kahweol), alkaloid (kafein dan trigonelin), diterpen (cafestol dan
kahweol) dan metabolit sekunder lainnya (de Melo Pereira et al., 2020).
Menurut Marcus et al. (2023), konsumsi kopi berkafein dikaitkan dengan 58 kontraksi
atrium prematur setiap hari dibandingkan dengan 53 peristiwa harian pada hari-hari ketika kafein
dihindari. Kopi juga dapat meningkatkan gangguan tidur dan gangguan kecemasan baik pada
pria maupun wanita (Jee et al., 2020). Selain itu, kopi juga mendukung saluran pencernaan dan
pembentukan mikrobiota usus (de Melo Pereira et al., 2020). Namun, kopi juga berkontribusi
pada pencegahan penyakit inflamasi dan oksidatif terkait stres, seperti obesitas, sindrom
metabolik, diabetes tipe 2, kanker, cedera hati, sirosis, depresi, perilaku bunuh diri, penyakit
Parkinson serta gangguan neurologis dan kardiovaskular (Barrea et al., 2023; Kolb et al., 2020;
de Melo Pereira et al., 2020; Poole et al., 2017).
Kopi sebagai makanan nabati memiliki khasiat yang mirip dengan banyak sayuran dan
buah-buahan. Studi terbaru telah mengidentifikasi mekanisme peningkatan kesehatan yang
umum terjadi pada kopi, sayuran dan buah-buahan, yaitu aktivasi respons seluler adaptif yang
ditandai dengan peningkatan regulasi protein yang terlibat dalam perlindungan sel, terutama
antioksidan, detoksifikasi, dan enzim perbaikan. Kunci respons ini adalah aktivasi sistem Nrf2
(Nuclear factor erythroid 2-related factor-2) oleh fitokimia fenolik, yang menginduksi ekspresi
gen pertahanan sel. Kopi memainkan peran dominan dalam hal tersebut karena merupakan
sumber makanan utama asam fenolik dan polifenol di negara maju. Tindakan pendukung yang
mungkin adalah modulasi mikrobiota usus oleh konstituen prebiotik kopi yang tidak tercerna,
tetapi data yang tersedia masih langka (Kolb et al., 2020). 
Konsumsi kafein hingga 400 mg/hari (1–4 cangkir per hari) aman bagi
kesehatan. Namun, jarak waktu antara konsumsi kopi dan beberapa obat harus diperhatikan agar
tidak terjadi interaksi (Barrea et al., 2023). Secara keseluruhan, pandangan saat ini adalah bahwa
asupan kopi/kafein memberikan banyak manfaat kesehatan pada manusia, setidaknya pada
populasi tertentu (dengan profil genetik tertentu atau menderita penyakit tertentu), tetapi efek
spesifiknya pada organ dan sistem yang berbeda, serta mekanisme yang terlibat masih jauh dari
jelas (Abalo, 2021).

Pengaruh Makanan dan Minuman dengan Gula Terhadap Kesehatan


Pemanis buatan digunakan secara luas sebagai pengganti gula karena meniru rasa gula
biasa tetapi tidak memiliki atau rendah kalori. Namun, pemanis buatan dapat berkontribusi pada
diabetes tipe 2 dan obesitas, dan penyakit kardiovaskular melalui beberapa mekanisme seperti
resistensi insulin dan mengganggu mikroflora gastrointestinal (Fang et al., 2023). Menurut Malik
& Hu (2019), sugar-sweetened beverages (SSBs) atau minuman yang dimaniskan dengan gula
memiliki sedikit nilai gizi dan bukti kuat telah menghubungkan asupan SSB dengan penambahan
berat badan dan risiko diabetes tipe 2 (T2D), penyakit kardiovaskular (CVD), dan beberapa jenis
kanker. Begitu juga dengan penelitian Zhang et al. (2021) yang menyebutkan bahwa ssupan SSB
yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari semua penyebab kematian dan
kematian akibat penyakit jantung. Namun, Artificially sweetened beverages (ASBs) atau asupan
minuman berpemanis buatan yang tinggi tidak berhubungan secara signifikan dengan mortalitas
(Zhang et al., 2021).
Asupan pemanis alami harus di pertimbangkan karena mereka mengambil bagian dalam
mutasi gen dan dapat digunakan oleh penderita diabetes dan masyarakat umum. Namun, pemanis
buatan, khususnya aspartam terkait dengan risiko kanker, walaupun mekanisme karsinogenik
belum didefinisikan dengan jelas (Fang et al., 2023).
Menurut Rios-Leyvraz et al. (2022), penggunaan pemanis non gula memiliki berat
badan dan BMI lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi pemanis non gula.
Pemanis non gula efektif dalam membantu penurunan berat badan jangka pendek saat
penggunaannya menyebabkan pengurangan asupan energi total. Namun, studi kohort prospektif
menunjukkan kemungkinan bahaya jangka panjang berupa peningkatan risiko obesitas, diabetes
tipe 2, penyakit kardiovaskular dan kematian. Selain itu, kemungkinan efek yang tidak
menguntungkan dari konsumsi pemanis non gula pada berat lahir dan adipositas pada keturunan
di kemudian hari (Rios-Leyvraz et al., 2022).
Konsumsi soft drink saai ini juga mengalami peningkatan secara drastis, termasuk di
kalangan anak-anak. Beberapa soft drink komersial memiliki kandungan gula dan keasaman
yang tinggi. Selain itu, mereka hanya menyediakan energi dan sedikit manfaat nutrisinya serta
kekurangan nutrisi mikro, vitamin dan mineral. Konsumsi soft drink dapat berkontribusi
terhadap kesehatan mulut dan umum yang merugikan (Tahmassebi & BaniHani, 2020). 

DAFTAR PUSTAKA

Abalo R., Coffee and caffeine consumption for human health: MDPI; 2021. p. 2918.

Barrea L., Pugliese G., Frias-Toral E., El Ghoch M., Castellucci B., Chapela S.P., et al., Coffee
consumption, health benefits and side effects: a narrative review and update for
dietitians and nutritionists, Critical reviews in food science and nutrition,
2023;63(9):1238-1261.

de Melo Pereira G.V., de Carvalho Neto D.P., Júnior A.I.M., do Prado F.G., Pagnoncelli M.G.B.,
Karp S.G. & Soccol C.R., Chemical composition and health properties of coffee and
coffee by-products, Advances in food and nutrition research, 2020;91:65-96.

Fang X., Wang L. & Ying Y., editors. Effects of sugar substitutes on health concerns and
corresponding mechanisms related to gut microbiota. Second International Conference on
Biological Engineering and Medical Science (ICBioMed 2022); 2023: SPIE.

Jee H.J., Lee S.G., Bormate K.J. & Jung Y.-S., Effect of caffeine consumption on the risk for
neurological and psychiatric disorders: sex differences in human, Nutrients,
2020;12(10):3080.

Jeon J.-S., Kim H.-T., Jeong I.-H., Hong S.-R., Oh M.-S., Yoon M.-H., et al., Contents of
chlorogenic acids and caffeine in various coffee-related products, Journal of
Advanced Research, 2019;17:85-94.

Kolb H., Kempf K. & Martin S., Health effects of coffee: mechanism unraveled?, Nutrients,
2020;12(6):1842.

Malik V.S. & Hu F.B., Sugar-sweetened beverages and cardiometabolic health: an update of
the evidence, Nutrients, 2019;11(8):1840.

Marcus G.M., Rosenthal D.G., Nah G., Vittinghoff E., Fang C., Ogomori K., et al., Acute effects
of coffee consumption on health among ambulatory adults, New England journal of
medicine, 2023;388(12):1092-1100.

Poole R., Kennedy O.J., Roderick P., Fallowfield J.A., Hayes P.C. & Parkes J., Coffee
consumption and health: umbrella review of meta-analyses of multiple health
outcomes, Bmj, 2017;359.

Rios-Leyvraz M., Montez J. & Organization W.H., Health effects of the use of non-sugar
sweeteners: a systematic review and meta-analysis, 2022.
Tahmassebi J. & BaniHani A., Impact of soft drinks to health and economy: a critical review,
European archives of paediatric dentistry, 2020;21:109-117.

Zhang Y.-B., Chen J.-X., Jiang Y.-W., Xia P.-F. & Pan A., Association of sugar-sweetened
beverage and artificially sweetened beverage intakes with mortality: an analysis of
US National Health and Nutrition Examination Survey, European Journal of
Nutrition, 2021;60:1945-1955.

Anda mungkin juga menyukai