Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita dalam usia
reproduktif yaitu antara usia 15-49 tahun (Sahana et al., 2015). Masa
produktif seorang wanita sangat penting diperhatikan kesehatannya sebab
wanita usia subur sebagai salah satu sumber daya manusia yang memiliki
peran dalam aspek demografi dan kesehatan. WUS mempunyai beragam
pekerjaan dikesehariannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Salah satunya yaitu pekerjaan yang berada di jalan raya contohnya
pedagang lampu merah, polisi lalu lintas, penemis lampu merah, dan
pekerja di Stasiun Pengisian Bensin Umum (SPBU). Pekerjaan tersebut
dapat menggangu kesehatan WUS seperti gangguan menstruasi yang
tidak teratur, penurunan gairah seksual, bahkan penyakit tidak menular
seperti penyakit ginjal, saraf dan sistem reproduksi yang bahkan
mengakibatkan kematian (Windusari et al., 2019).
Gangguan kesehatan yang dialami wanita usia subur diatas
disebabkan oleh logam berat yang mengakibatkan keracunan pada tubuh
dalam jangka waktu yang panjang dan pegawai WUS SPBU termasuk
salah satu golongan masyarakat yang paling berIsiko terhadap paparan
logam berat (Windusari et al., 2019). Pencemaran ini akibat polutan air,
tanah dan udara, seperti limbah pabrik yang dibuang kesuangai,
penggunaan pupuk phosphate, bensin, kegiatan industri, batubara, asap
kendaraan bermotor akibat dari logam berat. Efek toksik logam berat yang
masuk ke tubuh manusia dari berbagai macam sumber seperti
makanan, minuman, melalui inhalasi dari udara yang tercemar logam
berat (Maskina et al., 2016).
Logam berat tidak mempunyai fungsi didalam tubuh manusia, dan
bahkan sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan keracunan (toksik)
pada manusia diantaranya: timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As) dan
cadmium (Cd) (Rosihan et al., 2017). Paparan logam berat yang
dihasilkan kendaraan bermotor dan uap bensin seperti timbal dapat
menyebabkan meningkatnya pembentukan radikal bebas dan dampak
negatif untuk kesehatan. Contoh gejala keracunan akut berat akibat timbal
dapat mengakibatkan koma bahkan kematian. Gejala pada kasus
keracuan ringan yaitu berat dan berpengaruh terhadap biosintesa darah.
Peningkatan kadar radikal bebas diketahui dapat mempengaruhi
keseimbangan fungsi membran eritrosit dan jumlah leukosit terutama
monosit (Mariadi et al., 2022).
Sel darah merah (eritrosit) memiki fungsi mengikat oksigen di
jaringan tubuh karena adanya hemoglobin. Akumulasi timbal pada eritrosit
mampu menghambat proses sintesis Hb.Timbal bersifat sebagai perusak
sehingga timbal yang menempel pada eritrosit akan membuat eritrosit lisis
sebelum waktunya beregenerasi. Timbal dapat meningkatkan
protoporphirin pada eritrosit dapat menyebabkan menurunnya jumlah
eritrosit dapat memicu anemia (Mariadi et al., 2022). Ketidak seimbangan
fungsi membran eritrosit akan berdampak pada penurunan terhadap
oksigen akibat dari buruknya metabolisme hemoglobin. Penurunan jumlah
eritrosit dan kadar HB karena terjadinya perubahan yang dapat
mempengaruhi perombakan sel darah marah dan sel darah putih
(Abeiasa, 2020).
Leukosit (sel darah putih) berfungsi untuk sebagai sistem
pertahanan tubuh infeksi dari benda asing termasuk kuman penyebab
penyakit infeksi dan sebagai sistem imun. Rendahnya jumlah leukosit
didalam tubuh membuat tubuh dari infeksi. Menurut (Soleman et al,2020).
Logam berat juga memicu perubahan struktur dalam jumlah leukosit
terutama monosit. Hasil penelitian (Dwi Marinajati) menyatakan bahwa
adanya hubungan kadar monosit, kadar Hb dan juga jumlah eritrosit. Dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kadar
logam yang melebihi ambang batas akan mempengaruhi jumlah eritrosit
dan leukosit (Mariadi et al., 2022).
Salah satu alternative untuk mencegah gangguan kesehatan pada
WUS adalah dengan mengonsumsi bahan makanan seperti sayuran dan
buah berwarna contonya wortel, brokoli, buah naga, bit, jeruk,
mangga, pepaya. Selain mengubah pola hidup menjadi lebih sehat juga
merupakan cara mencegah radikal bebas akibat paparan logam berat
yang dapat di jadikan bentuk olahan makanan dan minuman sehat . Dari
hasil penelitian yang sedang diteliti ada beberapa perlakuan didapatkan uji
sementara di dapatkan 3 perlakuan pemberian minuman sehat dan
mengandung zat bio aktif (fenol, tannin) dan antioksidan (vitamin C,
vitamin A, vitamin E, flavonoid, betakaroten), contohnya buah yang bisa di
olah menjadi minuman sehat yaitu markisa ungu, kesemek dan ubi jalar
ungu dengan sebutan “Marmek Bilarung” mudah ditemukan dilingkungan
sekitar serta harga yang ekonimis.
Kesemek (Diospyros kaki L) adalah buah yang memiki
kandungan berupa air, lemak, protein, karbihidrat, phenol, kalsium,
postasium, saponin, tanin, vitamin A, vitamin C (Wau et al., 2019). Rasa
buahnya sedikit sepat karena mengandung tannin yang merupakan zat
bioaktif. Buah kesemek mempunyai banyak manfaat bagi tubuh seperti
mencegah kanker, menyehatkan paru-paru, mencegah penyakit jantung,
menurunkan kolestrol dan menghambat penuaan dini. Kesemek tidak
hanya bisa dikonsumsi langsung begitu saja tetapi bisa diolah menjadi
minuman yang segar dan sehat. Kandungan vitamin C dari kesemek juga
terdapat pada buah markisa (Kusumah et al., 2021).
Markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis sims) mengandung
senyawa bioaktif sebagai antioksidan seperti vitamin C, vitamin E,
Bekaroten, antosianin (Reis dkk, 2018). Kandungan Antioksidan dari buah
markisa dapat menangkal kerusakan sel dari radikal bebas (Kusumah et
al., 2021). Markisa ungu dengan kandungan tinggi serat bermanfaat untuk
mempelancar sistem pencernaan tubuh. Markisa ungu dapat diolah
menjadi minuman segar dan sehat seperti sirup, sari buah atau jus. Untuk
menambah cita rasa minuman sehat bisa di tambahkan dengan bahan
lain. Ubi jalar ungu dengan tektur yang padat dapat di jadikan tepung
dengan proses di haluskan yang akan mengentalkan minuman sehat
tersebut (Jokopriyambodo et al., 2020).
Ubi Jalar Ungu (Ipmoe batatas L) dari segi rasa yang manis dan
harganya termasuk golongan murah dan mudah di olah menjadi berbagai
jenis makanan dan minuman. Ubi jalar ungu merupakan bahan pengental
atau penstabil dan juga jumlah kalori tinggi. Kandungan dari ubi jalar
ungu tinggi karbohitdrat, zat bioaktif, vitamin, mineral dan serat. Warna
ungu dari ubi ini mengandung antosianin dapat menangkal radikal bebas
(Ina et al., 2019).
Hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Juli 2022
di SPBU sekitar Kota Medan dan Lubuk Pakam memiliki operator laki-laki
dan wanita diantara nya wanita usia subur (WUS). Berdasarkan informasi
yang didapat jam operasional di SPBU mulai dari jam 06.00 pagi sampai
11.00 malam  900 kenderaan di setiap SPBU seperti mobil pribadi,
sepeda motor bahkan mobil angkutan umum melakukan pengisian bahan
bakar di SPBU tersebut.Dari sekian banyak jumlah SPBU yang ada di
kota Medan dan Lubuk Pakam ada 8 SPBU yang menjadi tempat
dilakukan penelitian. Pekerjaan di SPBU menjadi salah satu pekerjaan
yang rentan terhadap paparan logam berat terutama pada WUS yang
akibat dari polusi udara, uap bensin.
Berdasarkan permasalahan diatas untuk peneliti tertarik untuk
melakukan penelitan berjudul ” Pengaruh Pemberian Minuman Sehat
"Marmek Bilarung” Terhadap Kadar Eritrosit Dan Leukosit Pada Wanita
Usia Subur (WUS) Operator di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) sekitar Kota Medan dan Lubuk Pakam.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian minuman sehat "Marmek
Bilarung" terhadap kadar eritrosit dan leukosit pada wanita usia subur
(WUS) operator di SPBU sekitar kota Medan dan Lubuk Pakam ?
C. Tujuan Penelitan
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman sehat "Marmek
Bilarung" terhadap kadar eritrosit dan leukosit pada wanita usia subur
(WUS) operator di SPBU sekitar kota Medan dan Lubuk Pakam ?
2. Tujuan Khusus
a. Menilai kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum dan sesudah
pemberian pada kelompok kontrol
b. Menilai kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum dan sesudah
pemberian pada P1
c. Menilai kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum dan sesudah
pemberian pada P2
d. Menilai kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum dan sesudah
pemberian pada P3
e. Menganalisis perbedaan kadar eritrosit dan leukosit pada WUS
sebelum dan sesudah pemberian.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan dan
wawasan penulis dalam penulisan skripsi.
b. Menambah pengetahuan penulis tentang berbagai makanan dan
minuman sebagai zat bioaktif, antioksidan dan fungsional yang mudah
diolah dan sehat.
2. Bagi WUS
a. Memberikan informasi kepada WUS operator di SPBU tentang
pentingnya mengkonsumsi minuman sehat “ Marmek Bilarung “ yang
memiliki kandungan antioksidan tinggi untuk meningkatkan kadar
eritrosit dan kadar leukosit.
b. Memberikan informasi kepada WUS cara mencegah paparan logam
berat akibat sering terpapar udara oleh asap kenderaan bermotor dan
limbah industri.
3. Bagi Masyarakat
Memberi informasi pada masyarakat yang bekerja terutama di
tempat terbuka yang selalu terpapar oleh asap kenderaan bermotor
bahwa buah-buahan yang jarang dikonsumsi bahkan tidak disukai
ternyata memiliki manfaat dan zat gizi yang bagus untuk kesehatan tubuh,
seperti markisa ungu, kesemek dan ubi jalar ungu ”Marmek Bilang” yang
dapat diolah sebagai minuman sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Wanita Usia Subur (WUS)

Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita dalam usia


reproduktif yaitu antara usia 15-49 tahun (Sahana, 2015). Masa produktif
seorang wanita sangat penting diperhatikan kesehatannya sebab wanita
usia subur sebagai salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran
dalam aspek demografi dan kesehatan. Tanda-tanda wanita usia subur
atau usia produktif menurut (Retnaningtyas et al., 2020) yaitu siklus haid,
alat pencatatan kesuburan, tes darah, pemeriksaan fisik, track record.
WUS mempunyai beragam pekerjaan dikesehariannya untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari pekerjaan di dalam ruangan dan
ruangan terbuka (Saud et al., 2020).

Pekerjaan di ruangan terbuka seperti pedagan kaki lima, pedagang


lampu merah, polisi lalu lintas, LAJR, penemis lampu merah, pengamen
jalanan dan pekerja di Stasiun Pengisian Bensin Umum (SPBU).
Kelompok perkerjaan tersebut rentan terhadap paparan logam berat yang
mengakibatkan keracunan pada tubuh dalam jangka waktu yang berIsiko
menggangu kesehatan WUS seperti gangguan menstruasi yang tidak
teratur, penurunan gairah seksual, bahkan penyakit tidak menular seperti
penyakit ginjal, kanker dan sistem reproduksi yang bahkan
mengakibatkan kematian (Studi et al., 2019). Pencemaran udara oleh
logam berat perlu diperhatian karena berbagai dampak kesehatan yang
ditimbulkannya. Paparan logam berat diperoleh dari asap kendaraan
bermotor, uap bensin, makanan dan minuman, limbah pabrik dan
industri. Dampak lain dari ini terhadap kesehatan adalah gangguan profit
darah pada WUS meliputi kadar Hb, jumlah eritrosit dan leukosit (Hartini,
2011).
B. Darah
1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat
dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Darah merupakan komponen esensial mahluk
hidup yang berada dalam ruang vaskuler, karena perannya sebagai media
komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena
fungsinya membawa oksigen dari paru-paru kejaringan dan
karbondioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa
zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan
hormon dan materi-materi pembekuan darah (Desmawati et al., 2013).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh dimana fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga mensuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit (A’tourrohman, 2019).

2. Komposisi Darah
Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu (Mallo et
al., 2012):
 Korpuskula : 45%
 Plasma darah : 55%
a. Korpuskula Di dalam korpuskula terdapat :
Eritrosit (Sel darah merah) kandungannya sebesar 90% Fungsi :
Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan
oksigen.
Trombosit (Keping – keping darah) kandungannya : 0,6% -
1,0%. Fungsi : Membantu proses pembekuan darah.
Leukosit (Sel darah putih) kandungannya kira – kira 0,25% Fungsi :
Menjaga sistem kekebalan tubuh, Membunuh bakteri atau virus
yang mencoba masuk ke dalam tubuh.
b. Plasma darah Pada dasarnya plasma darah adalah
larutan air yang mengandung:
 Albumin
 Bahan pembeku darah
 Hormon
 Berbagai jenis protein
 Berbagai jenis garam

C. Eritrosit
1. Pengertian Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) adalah komponen sel dengan jumlah
terbesar dalam darah dan memiliki fungsi penting dalam darah yaitu
sebagai sel pengangkut oksigen. Jumlah eritrosit normal pada pria
dewasa berkisar antara 4,3 – 5,6 juta/mcl (mikroliter), sedangkan pada
wanita berkisar antara 3,9 – 5,1 juta/mcl. Pembentukan sel darah merah
berada di daerah sumsung tulang belakang. Apabila tulang belakang
berfungsi baik maka pembentukan sel darah merah dan eritrosit
membutuhkan waktu sekitar 5-9 hari, dan umur sel arah merah dan Hb
adalah sekitar 120 hari. Eritrosit merupakan satu satunya sel darah yang
dapat menjalankan fungsinya tanpa meninggalkan pembuluh darah.
Eritrosit berbentuk seperti cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7,5
µm, ketebalan sekitar 2,6 µm di tepi dan 0,75 µm ditengah. Karena ukuran
dan bentuknya yang relatif seragam dan hampir pada seluruh jaringan
tubuh terdapat eritrosit, maka para pakar histologi biasa menggunakan
eritrosit sebagai standar untuk memperkirakan ukuran sel-sel lain yang
berdekatan. Eritrosit memiliki membran plasma yang kuat namun fleksibel,
dapat menyesuaikan perubahan bentuk eritrosit saat melewati kapiler
yang sempit tanpa mengalami kerusakan membran sel (Rosita et al.,
2018).
Eritrosit memiliki bentuk cakram bikonkaf yang tidak berinti,
diameter kirakira 7,8 mikrometer dengan ketebalan pada bagian yang
paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau
kurang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin
(Hb). Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru
kejaringan. Selain mengangkut oksigen, eritrosit juga mempunyai fungsi
lain yaitu mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air. Hemoglobin
yang terdapat sel dalam sel juga merupakan daparasam-basa (seperti
juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah
bertanggungjawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah
(Merah et al., 2016).

2. Pemeriksaan Eritrosit
Data ini diperoleh berdasarkan pemeriksaan eritrosit dengan
menggunakan metode Cyanmethemoglobin memakai Spectofotometry
pada (WUS) operator SPBU di Lubuk Pakam dan kota Medan.
Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan pipet spuit 2,5 cc
yang diambil dari Nadi pada lengan sebelah kiri dibersikan dengan
menggunakan alkohol yang diambil oleh tenaga analis kesehatan. Untuk
menghindari proses pembekuan darah, darah akan ditampung pada
tabung yang telah berisi larutan EDTA (Ethyl Diamine Tetra Aceticacid).
Pemeriksaan eritrosit dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu hari pertama
sebelum diberikan minuman sehat marmek bilarung dan hari ke 14
setelah pemberian minuman sehat marmek bilarung. Hasil dibawa oleh
pegawai analisis kesehatan dan mengujinya di Lab Kesda (Laboraturim
Kesehatan Daerah), Pembacaan hasil dibaca dengan menggunakan alat
Spectofotometry (Uv-vis, 2014).
D. Leukosit
1. Pengertian Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang mengandung inti. Leukosit
terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Pada
kondisi normal, kadar leukosit orang dewasa adalah 3.500–11.000 per
mikroliter darah (sel/µL darah). Leukosit agranular mempunyai sitoplasma
yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal.
Leukosit granular mengandung granula spesifik dalam sitoplasmanya dan
mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya
(Merah et al., 2016).
Leukosit (Sel darah putih) Kandungannya kira–kira 0,25% Fungsi :
Menjaga sistem kekebalan tubuh, Membunuh bakteri atau virus yang
mencoba masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu granulosit (terdapat granula protein) dan agranulosit
(tidak memiliki granula protein). Granulosit dibagi menjadi eosinofil,
neotrofil, dan basofil. Sedangkan, agranulosit terbagi menjadi monosit dan
limposit. Leukosit berperan dalam pertahanan seluler. Sel darah putih
mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap. Fungsi umum dari
sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Umur leukosit
dalam sistem peredaran darah adalah 12-13 hari. Berdasarkan granula
yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi
sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih yang tidak
bergranula (agranulosit) (Rosita et al., 2018).
Leukosit yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %),
basofil (0,5 - 1 %), dan neutrofil (60 - 70 %). Sedangkan, leukosit yang
tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 - 8 %).
Neutrofil dan monosit melindungi tubuh dengan cara melakukan
endositosis terhadap partikel asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah
eusinofil akan meningkat jika tubuh mengidap cacing - cacing parasit.
Basofil berperan dalam reaksi alergi dengan membentuk sel mast.
Sedangkan, limfosit berperan dalam pembentukan antibodi. Jika terjadi
infeksi, jumlah leukosit di dalam tubuh bisa meningkat mencapai 30.000.
Jumlah leukosit yang melebihi jumlah normal ini disebut leukopeni.
Sedangkan, jumlah leukosit yang kurang dari jumlah normal disebut
leukositosis. Contoh keadaan jumlah leukosit menjadi lebih besar dari
normal adalah leukimia atau kanker darah. Leukosit yang sangat banyak
ini mengakibatkan fagositosis terhadap sel darah merah oleh sel darah
putih (Rosita et al., 2018).
2. Pemeriksaan Leukosit
Data ini diperoleh berdasarkan pemeriksaan leukosit dengan
menggunakan metode Cyanmethemoglobin memakai Spectofotometry
pada (WUS) operator SPBU di Lubuk Pakam dan kota Medan.
Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan pipet spuit 2,5 cc
yang diambil dari Nadi pada lengan sebelah kiri dibersikan dengan
menggunakan alkohol yang diambil oleh tenaga analis kesehatan. Untuk
menghindari proses pembekuan darah, darah akan ditampung pada
tabung yang telah berisi larutan EDTA (Ethyl Diamine Tetra Aceticacid).
Pemeriksaan leukosit dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu hari pertama
sebelum diberikan minuman sehat marmek bilarung dan hari ke 14
setelah pemberian minuman sehat marmek bilarung. Hasil dibawa oleh
pegawai analisis kesehatan dan mengujinya di Lab Kesda (Laboraturim
Kesehatan Daerah, Pembacaan hasil dibaca dengan menggunakan alat
Spectofotometry (Uv-vis, 2014).

E. Logam Berat
Logam adalah zat dengan konduktivitas tinggi listrik, kelenturan,
dan kilau, yang secara sukarela kehilangan trons pemilu mereka untuk
membentuk kation. Distribusi logam di atmosfer dipantau oleh sifat dari
logam yang diberikan dan oleh berbagai faktor lingkungan. Logam berat
tergolong kriteria yang sama dengan logam lainnya. Hal yang
membedakan adalah pengaruh yang dihasilkan saat logam berat
berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Logam berat yang
nonesensial (elemen mikro) tidak mempunyai fungsi didalam tubuh
manusia, dan bahkan sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan
keracunan (toksik) pada manusia diantaranya: timbal (Pb), merkuri (Hg),
arsenik (As) dan cadmium (Cd) (Rosihan et al., 2017).

Paparan logam berat seperti Timbal masuk ke lingkungan dan


tubuh manusia, timbal dalam bentuk senyawa berasal dari pembakaran
bahan bakar kendaraan bermotor, emisi industry dan dari penggunaan cat
bangunan yang mengandung Pb. Logam berat yang masuk ke tubuh
manusia melalui berbagai cara antara lain adaah melalui pernafasan
(inhalasi), saluran pencerna(oral) bahkan kulit (dermal) manusia. Unsur
logam berat yang masuk tubuh dapat di analisis menggunakan teknik
yang dikembangkan untuk mendekteksi unsur ion Pb2+. Keracunan logam
berat merupakan senyawa toksik dimana efek paparan logam berat bisa
terjadi tanpa gejala yang jelas. Efek paparannya bersifat kronik sehingga
semakin lama seseorang terpapar maka akan terjadi peningkatan
kumulatif secara progresif (Laila et al., 2013). Paparan logam berat yang
dihasilkan berbagai sumber dapat menyebabkan meningkatnya
pembentukan radikal bebas (Marianti, 2014).
F. Radikal Bebas
1. Pengertian Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molukel kecil yang tidak memiliki pasangan
elektron sehingga bersifat sangat labil dan reaktif. Keberadaan radikal
bebad seperti reactive oxigen species (ROS) dan reactive nitrogen
species (RNS) dapat memicu terjadinya stres oksidatif karena sifat radikal
bebas yang reaktif akan berusaha mencari pasangan elektron dengan
cara berkaitan dengan molekul atau sel lain di dalam tubuh. Sel atau
molekul tubuh yang teroksidasi oleh radikal bebas selanjutnya akan
teroksidasi dan mengalami kerusakan (Kusumah et al., 2021).
Radikal bebas merupakan senyawa dengan elektron bebas dan
bersifat tidak stabil, berumur pendek, dan sangat reaktif. Peningkatan
produksi radikal bebas dan terjadinya penurunan pertahanan antioksidan
dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif dapat
menyebabkan kerusakan sel dan gangguan pada tubuh dengan
menargetkan makromolekul penting seperti lipid, protein, dan asam
nukleat Stres oksidatif merupakan suatu keadaan yang terjadi ketika
adanya produksi reactive oxygen species (ROS) yang melebihi kapasitas
dari sistem antioksidan selular. ROS merupakan molekul kecil yang biasa
diproduksi dari reaksi radikal yang memiliki kapasitas untuk berinteraksi
secara cepat dengan struktur selular. ROS biasanya sangat reaktif, waktu
hidupnya pendek, dan tidak bisa bertransportasi ke jarak yang jauh di
dalam tubuh organisme. ROS merusak struktur sel yang dekat dengan
situs pembentukannya dan biasanya menyerang asam nukleat, protein,
dan lipid dalam tubuh (Mallo, 2012).

2. Efek Radikal Bebas dalam Tubuh


Radikal bebas di dalam tubuh merupakan hasil samping dari proses
oksidasi dan pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernafas,
metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan, dan terpapar
polusi (asap kendaraan, asap rokok, makanan, logam berat, dan radiasi
matahari). Radikal bebas akan bereaksi dengan molekul sel di sekitarnya
untuk memperoleh pasangan elektron sehingga menjadi lebih stabil, tetapi
molekul sel tubuh yang diambil elektronnya akan berubah menjadi radikal
bebas. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila
tidak dihentikan akan menimbulkan stress oksidatif yang menyebabkan
suatu peradangan, kerusakan DNA atau sel dan berbagai penyakit seperti
kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya
(Parwata, 2016).
Keberadaan radikal bebas tidak selamanya merugikan tubuh
manusia akan tetapi ada juga yang mempunyai efek yang
menguntungkan, seperti membantu destruksi sel-sel mikroorganisme,
kanker dan proses pematangan sel-sel di dalam tubuh. Leukosit
memproduksi radikal bebas untuk memusnahkan gingiva, ligamen
periodontal dan tulang alveolar dengan cara merusak DNA, mengganggu
produksi prostagladin dan merangsang pembentukan sitokin proinflamasi
seperti IL-6 dan TNF-α. Reactive Oxsigen Species akan menurunkan
kadar antioksidan ketidakseimbangan antara serangan radikal bebas dan
pertahanan antioksidan pada jaringan dan sel, akan mengarah pada
terjadinya kerusakan organ (Marianti, 2014). Jenis olahan minuman
berbahan buah dapat menangkal kerusakan sel akibat radikal bebas yang
memiliki kandungan antosianin, karotenoid, flavonoid dan vitamin C yang
dapat bertindak sebagai antioksidan (Kusumah et al., 2021)
G. Minuman Sehat “ Marmek Bilarung”
1. Pengertian Minuman Sehat
Minuman Sehat atau minuman berenergi adalah minuman ringan
yang mengandung zat-zat stimulan untuk meningkatkan energi,
kewaspadaan, dan meningkatkan performa. Minuman sehat adalah
minuman yang dipercaya untuk mengurangi dan mencegah kelelahan,
meningkatkan performa fisik, psikologi dan kinerja kognitif. Mengkonsumsi
minuman sehat dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh (Diharja et
al., 2020).
Minuman sehat pada penelitian ini adalah perpaduan antara, buah
markisa ungu, buah kesemek dan ubi jalar ungu yang mempunyai nilai
gizi yang kompleks yang berguna bagi WUS Pekerja operator SPBU yang
setiap harinya terpapar logam berat akibat polusi udara, uap bensi dan
lain-lain. WUS diberi minuman sehat, rasa manis didapatkan dari buah
kesemek dan ubi jalar ungu selain sebagai pengental juga sumber
fruktosa dan tambahan sedikit gula untuk mengurangi rasa asam dari
buah markisa ungu. Vitamin C yang tinggi pada buah markisa ungu dapat
mengurangi bau langu bila dikombinasikan dengan buah kesemek dan ubi
jalar ungu. Hal ini disebabkan oleh aroma citrus atau asam kuat yang
terdapat pada buah markisa yang dapat mengurangi aroma langu.

Gambar 1. Minuman Sehat ”Marmek Bilarung”


2. Pengertian Buah
Buah-buahan adalah salah satu komoditas holikultura yang
sangat berperan penting bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya
masyarakat pulau nias. Buah-buahan memiliki fungsi yang sangat
penting bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung banyak
vitamin dan mineral. Hal tersebut menjadi salah satu acuan bagi
masyarakat untuk menanam atau membudidayakan berbagai jenis
tanaman penghasil buah-buahan (Monika, 2021).

Buah memiliki kandungan gizi, vitamin, mineral dan serat yang


sangat perlu untuk dikonsumsi setiap hari. Keanekaragaman warna pada
buah bukanlah sekedar pembeda jenis antar buah yang satu dengan yang
lainnya. Warna buah merupakan sumber informasi dari kandungan
nutrisinya. Kandungan dan jenis phytonutrient dalam buah diindikasikan
oleh warna buah. Masing-masing mempunyai manfaat tersendiri untuk
tubuh sesuai dengan warnanya. Phytonutrient penting untuk kesehatan,
perlu diperhatikan porsi makan buah dan variasi warna buah yang
dimakan guna memaksimalkan manfaat bagi kesehatan (Komarayanti,
2017).
a. Buah Markisa
Markisa ungu (Passiflora edulisvar edulis Sims) diketahui
mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan
seperti karotenoid, antosianin, flavonoid, dan vitamin C. Buah markisa
ungu memiliki rasa asam dan manis yang dapat dikonsumsi dalam bentuk
olahan seperti jus, sari buah atau sirup. Kandungan senyawa antioksidan
pada buah markisa ungu menunjukkan potensi buah markisa tersebut
sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan berfungsi sebagai inhibitor
untuk menghambat reaksi oksidasi yang terjadi di dalam tubuh dengan
cara berikatan dengan radikal bebas reaktif dan membentuk radikal bebas
non-reaktif. Radikal bebas non-reaktif tidak bisa lagi berikatan dengan
molekul atau sel lain dalam tubuh sehingga kerusakan atau stres oksidatif
dapat dihindari (Kusumah et al., 2021).
Gambar 2. Markisa Ungu

Tanaman markisa dapat berbunga sepanjang tahun, tetapi musim


bunga yang utama adalah bulan Agustus-Oktober dan panen raya
pada bulan November-Januari (Harefa et al., 2022). Markisa asam di
Indonesia yang sudah dibudidayakan secara komersial adalah markisa
ungu, yang ditanamkan di daerah dataran tinggi. Daerah penghasil
markisa ungu masih terpusat di beberapa Kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan (Saripudin, et al., 2018). Markisa
ungu dapat tumbuh di daerah tropis baik di dataran tinggi maupun di
dataran rendah. Tanaman markisa ungu telah berkembang di Australia
hingga ke daerah pesisir Queensland sebelum tahun 1900 dan sampai
sekarang telah memasok hingga 70% kebutuhan markisa dunia (Harefa et
al., 2022).

Tabel 1 . Kandungan Gizi Markisa Ungu Per 100 gr


Kandungan gizi Kadar/satuan
Energi 144,0 kkal
Protein 3,5 gr
Lemak 1,2 gr
Karbohidrat 29,8 gr
Serat 11,4 gr
Kalsium 27 mg
Fosfor 203,0 mg
Zat Besi 1,4 mg
Kalium 453,8 mg
Seng 0,1 mg
Beta Karoten 969 mcg
Vitamin B1 0,02 mg
Vitamin C 10 mg
Kadar Air 64,7 gr
Sumber : (Tabel Komposisi Pangan Indoensia, 2018)
b. Buah Kesemek
Buah kesemek (Dyspyros kaki L.) merupakan buah yang berada di
tanaman dataran tinggi. Dapat tumbuh dimana saja pada suhu rendah,
kelembapan tinggi. Buah ini mempunyai kandungan senyawa yang
memiliki potensi antimikroba yang menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli. Karena pada tanaman buah mengandung senyawa
biaktif yang dapat digunakan sebagai obat. Salah satu tanaman buah
yang dapat digunakan adalah buah kesemek, tanaman introduksi yang
berasal dari Eropa, dibawa oleh Belanda. Indonesia yang menghasilkan
kesemek adalah jawa barat dan jawa timur. Buah kesemek memiliki
kandungan berupa air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C,
kallium, postassium, phenol, dan tannin. Dari semua kandungan tersebut
juga ketahui bahwa buah kesemek dapat digunakan sebagai obat
pencegah kanker dan penyakit jantung (Wau et al., 2019).

Gambar 3. Kesemek
Buah kesemek mengandung senyawa-senyawa antioksidan yang
selain berkhasiat mencegah kanker juga menghambat proses penuaan
dini. Menurut (Wau et al., 2019) menyatakan aktivitas antioksidan yang
diuji dengan metode dpph (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menghasilkan nilai IC
50 sebesar 107,7 μg/mL yang jauh dibawah nilai IC 50 vitamin C
(3,04μg/mL). Selain itu buah ini juga mengandung polifenol yang dapat
berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Di dalam buah
kesemek banyak mengandung zat kimia hebat sehingga
mengonsumsinya dapat menghilangkan dahaga, menyehatkan paru-paru
dan menguatkan limpa (Wau et al., 2019).
Buah kesemek mengandung tanin dan senyawa fenol. Senyawa
fenol merupakan salah satu jenis komponen fitokimia yang penting untuk
kesehatan. Senyawa fenol dalam buah kesemek dapat berperan sebagai
antioksidan dengan cara menghambat proses oksidasi dan proses
pembentukan radikal bebas. Sifat antioksidan tersebut dapat mencegah
terjadinya berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes, dan penyakit
jantung (Wau et al., 2019).

Kesemek juga kaya akan likopen yang berfungsi sebagai


antioksidan pencegah kanker, phytochemical lutein, beta karoten dan
serat. Kandungan polifenol di dalam kesemek dapat menurunkan
kolesterol jahat yang menyebabkan diabetes melitus karena dapat
menghisap insulin, sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup
insulin untuk mengatasi kekurangan insulin, sehingga kadar gula dalam
darah akan naik dan dapat menimbulkan penyakit jantung (Wau et al.,
2019).
Tabel 2. Kandungan Gizi Kesemek Per 100 gr
Kandungan gizi Kadar/satuan

Energi 78,0 kkal


Protein 0,8 gr
Lemak 0,4 gr
Karbohidrat 20,0 gr
Serat 0,6 gr
Kalsium 6,0 mg
Fosfor 26,0 mg
Zat Besi 0,3 mg
Kalium 34,5 mg
Seng 0,1 mg
Beta Karoten 109,0 mcg
Vitamin B1 0,05 mg
Vitamin C 11,0 mg

Kadar Air 78,2 gr


Sumber : (Tabel Komposisi Pangan Indoensia, 2018)

c. Ubi Jalar Ungu


Ubi Jalar Ungu (Ipmoe batatas L) adalah jenis bahan pangan yang
mudah ditemukan dimana saja. Masyarakat indonesia sudah sangat
mengenal ubi jalar ungu dari segi rasa dan harganya termasuk golongan
murah dan mudah di olah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman.
Ubi jalar ungu merupakan bahan pengental atau penstabil juga
mengandung zat bioaktif, tinggi karbohitdrat, vitamin, mineral dan serat.
Ubi jalar ungu sebagai pangan fungsional karena adanya pigmen
betakaroten pada ubi jalar orange atau kuning dan antosianin pada ubi
jalar ungu. Antosiani pada ubi jalar ungu sebagai pewarna alami pada
pruduk pangan yaitu bentuk tepung, pasta umbi, ekstrat atau bubuk
(Ginting, 2011).

Gambar 4. Ubi Jalar Ungu

Antosianin pada ubi jalar ungu/merah dapat berfungsi sebagai


komponen pangan sehat dan paling komplit. Sekelompok antosianin yang
tersimpan pada ubi jalar mampu menghalanngi laju kerusakan sel radikal
bebas akibat nikotin, polusi udara dan bahan kimia lainnya. Antosianin
berperan dalam mencegah terjadinya penuaan/ kemerosotan daya ingat
dan kepikunan, sakit maag, jantung koroner, kanker dan penyakit
degeneratif. Salah satu pigmen yang dapat diekstrak dari sumber bahan
alami adalah antosianin yang termasuk senyawa flavonoid
(Jokopriyambodo et al., 2020).
Ubi jalar ungu memiliki jumlah kalori yang tinggi dan nilai gizi lain
yang tidak jauh berbeda dengan jenis ubi jalar lain. Menurut DKBM (2013)
Jumlah kandungan gizi ubi jalar dalam 100 Gram bahan yang dapat
dimakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kandungan Gizi Ubi Jalar Ungu Per 100 gr


Kandungan gizi Kadar/satuan
Energi 112,1 kkal
Protein 2,4 gr
Lemak 0,1 gr
Karbohidrat 26,3 gr
Serat 1,4 gr
Kalsium 9,0 mg
Fosfor 45,0 mg
Zat Besi 0,9 mg
Kalium 3,0 mg
Seng 0,6 mg
Beta Karoten 0,0 mcg
Vitamin B1 0,1 mg
Vitamin C 14,0 mg
Kadar Air 0,0 gr
Sumber : (Nutrisurvey, 2017)

3. Pembuatan Minuman Sehat “ Marmek Bilarung”


a. Berat kotor dan Komposisi Pembuatan Minuman Sehat “ Marmek
Bilarung”

Minuman sehat “Marmek Bilarung” pada penelitian ini adalah


perpaduan antara, buah markisa ungu, buah kesemek dan ubi jalar ungu
yang mempunyai nilai gizi yang kompleks yang berguna bagi WUS
Pekerja operator SPBU yang setiap harinya terpapar logam berat akibat
polusi udara, uap bensi dan lain-lain. Minuman sehat ini dibuat dan
sesuaikan dengan ketentuan bahan penukar buah dikonsumsi 100 gr
/ hari dan WHO dalam Buku Pedoman Gizi Seimbang buah dikonsumsi
150 gr / hari. Minuman sehat “ marmek bilarung” mengandung senyawa
bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan seperti karotenoid,
antosianin, flavonoid, vitamin C, air, protein, lemak, vitamin A, kallium,
postassium, phenol, dan tannin, zat bioaktif, tinggi karbohitdrat, mineral
dan serat. Pembuatan minuman sehat “marmek bilarung” diolah dengan
uji organoleptik di Laboraturium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes
Medan dengan berat kotor dan 6 komposisi perlakuan, dapat dilihat pada
tabel 4 dan 5 dibawah ini:

Tabel 4. Berat Kotor Komposisi Pembuatan Marmek Bilarung


Ubi Jalar Ungu Kesemek Markisa
(gr) (gr) (gr)
50 50 30
70 70 30
90 90 30
110 110 30
130 130 30
150 150 30
Sumber : Bahan penukar buah dikonsumsi 100 gr / hari dan WHO dalam
Buku Pedoman Gizi Seimbang buah dikonsumsi 150 gr / hari.

Tabel 5. Komposisi Pembuatan Marmek Bilarung

Komposisi Sari ubi Sari Markisa Air Gula


jalar ungu kesemek
1 30 ml 30 ml 30 ml 110 ml 15 gr
2 40 ml 40 ml 30 ml 90 ml 15 gr
3 50 ml 50 ml 30 ml 70 ml 15 gr
4 60 ml 60 ml 30 ml 50 ml 15 gr
5 70 ml 70 ml 30 ml 30 ml 15 gr
6 80 ml 80 ml 30 ml 10 ml 15 gr
b. Pengaruh Minuman Sehat Tinggi Antioksidan Terhadap Kadar
Eritrosit dan Kadar Leukosit
Antioksidan merupakan zat alami ataupun buatan manusia yang
dapat menunda atau mencegah beberapa jenis kerusakan sek akibat
proses aksidasi oleh oksidan. Oksidan adalah radikal bebas yang ada di
lingkungan, oksidan juga diprokduksi secara alami di dalam tubuh.
Antioksidan berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan (Antarti &
Lisnasari, 2018). Mineral dan vitamin memiliki peran sebagai antioksidan
yaitu selenium, zat besi, vitamin A, vitamin C dan vitamin E. Antioksidan
berperan untuk meningkatkan eritropoiesis atau proses pembentukan
eritrosit di dalam sumsum tulang yang memiliki efek imunitas tubuh.
Minuman yang mengandung antioksidan memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan tubuh dan dan menangkal penyakit.
Eritrosit bertindak sebagai penampung radikal bebas sehingga
mencegah kerusakan eritrosit dan melindungi lipid membran (Restuti et
al., 2020). Produksi radikal bebas yang tidak seimbang dengan sistem
pertahanan tubuh mengakibatkan stres oksidatif (kerusakan sel) yaitu
trombosit dan leukosit. Antioksidan dapat berpotensi mengurangi
kerusakan akibat radikal bebas jaringan dan mempengaruhi jumlah leukosit
dalam tubuh. Sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
antioksidan yang dibuat dalam olahan minuman sehat dapat meningkatkan
jumlah kadar eritrosit dan leukosit serta menjaga sel tubuh dari bakteri
(Maulana et al., 2019).

Skema pembuatan minuman sehat “Marmek Bilarung”

Berat Kotor

Ubi jalar ungu 600 Kesemek 600 gr Markisa ungu 600 gr


gr

Dikukus 602 gr Berat Bersih

Ubi jalar ungu 511 gr Kesemek 432 gr Markisa ungu 294


gr

Tambahkan air Tambahkan air Tambahkan air 90 ml


86 ml 112 ml Blender - saring
Blender - saring Blender - saring

Hasil saringan Ubi Hasil saringan Hasil saringan Markisa


jalar ungu 330 ml Kesemek 330 ml ungu 180 ml

Campurkan ubi jalar ungu dan kesemek


sesuai perlakuan 2 (40 ml + 40 ml), 3 (50
ml + 50 ml) dan 4 (60 ml + 60 ml).

gula 15 gr yang dilarutkan dalam air P2


90 ml, P3 70 ml dan P4 50 ml
panaskan dengan api kecil

Dinginkan sampai suhu suam-suam kuku


(36oC), Disetiap perlakuan Tambahkan
markisa 30 ml.

Pengemasan kedalam botol 200 ml

Minuman Sehat Marmek Bilarung siap saji


Gambar 5. Skema pembuatan minuman sehat “Marmek Bilarung”

Cemaran Lingkungan :

Wanita Usia Subur (WUS)  asap kenderaan


Operator SPBU bermotor
air galon isi ulang
limbah industri dan pabrik

Efek Resiko Tinggi Logam Berat

 gangguan menstruasi
penurunan gairah Radikal Bebas

seksual
 Timbulnya penyakit
tidak menular :
Penyakit kanker
serviks,payudara,
penyakit ginjal

Sayuran Buah Bewarna


Bewarna

Pemeriksaan
biokiamia :
Minuman Sehat “Marmek
Eritrosit
Bilarung”
Leukosit

H. Kerangka Teori
Gambar 6. Kerangka Teori

Sumber : Windusar et al., 2019; Maskina et al., 2016; Kusumah et al.,


2012;
I. Kerangka Konsep
Minuman Sehat
“Marmek Bilarung”

Kadar eritrosit awal Kadar eritrosit akhir


Kadar leukosit awal Kadar leukosit akhir

Gambar 7. Kerangka Teori

Sebelum dilakukan intervensi maka terlebih dahulu eritrosit dan


leukosit di periksa yang merupakan pemeriksaan biokimia darah pada
wanita usia subur (WUS) operator di SPBU lalu diberikan minuman sehat
“Marmek Bilarung” , setelah selama 14 hari diperiksa kembali eritrosit dan
leukosit. Minuman sehat marmek bilarung sebagai variabel bebas
sedangkan kadar eritrosit dan leukosit sebagai variabel terikat.
J. Definisi Operasional

Tabel 6. Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Pengukuran

1 Minuman Minuman sehat Marmek BilarungTreatment


Sehat merupakan minuman yang berasal dari minuman
“Marmek olahan buah yang diambil sarinya yang sehat
Bilarung” terdiri dari: markisa ungu, kesemek, marmek
ubi jalar ungu yang diberikan kepada bilarung
wanita usia subur dengan masing-
masing minuman sebanyak 200
ml/porsi/hari (1 cup gelas) diberikanml
kepada WUS selama 14 hari setiap hari
Skala:Ordinal
pada pukul 14.00-15.00 WIB.

2 Eritrosit Pengukuran kadar eritrosit denganKadar


mengambil darah penerima manfaat eritrosit:…
sebanyak 2,5 cc sebelum dan sesudah/L
pemberian minuman sehat denganRasio
metode Cyanmethemoglobin memakai
alat Spectofometry

3 Leukosit Pengukuran kadar leukosit danganKadar leukosit:…


mengambil darah penerima manfaat/L
sebanyak 2,5 cc sebelum dan sesudahRasio
pemberian minuman sehat dengan
metode Cyanmethemoglobin memakai
alat Spectofometry

K. Hipotesis
Ha 1 = Ada pengaruh kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum
dan sesudah pemberian kelompok Control
Ha 2 = Ada pengaruh kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum
dan sesudah pemberian pada (P1)
Ha 3 = Ada pengaruh kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum
dan sesudah pemberian pada (P2)
Ha 4 = Ada pengaruh kadar eritrosit dan leukosit pada WUS sebelum
dan sesudah pemberian pada (P3)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada WUS operator SPBU di Lubuk Pakam
dan kota Medan. Adapun pengumpulan data dilakukan pada Februari
sampai Maret 2023 dan diperlakuan dilakukan selama 14 hari. Lokasi ini
dibedakan menjadi 4 berdasarkan perlakuan yang diberikan, yaitu :
Kelompok P1 : SPBU Pagar Jati KM 32, Desa Pagar Jati dan Kota
Pakam
Kelompok P2 : SPBU Jl. A.H Nasution dan Jamin Ginting
Kelompok P3 : SPBU Beringin
Kelompok control : SPBU Jl. Ngumban Surbakti dan Jl. Dr Mansyur

B. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan
rancangan Pre And Post Test Design With Control. Dengan rancangan ini,
untuk mengetahui perbedaan eritrosit dan leukosit sebelum dan sesudah
dilakukannya intervensi pemberian minuman sehat marmek bilarung pada
operator wanita usia subur (WUS) di beberapa stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU) sekitar kota Medan (Harun et al., 2015).
Model rancangan Pre And Post Test Design
With Control, yaitu digambarkan sebagai berikut:
P0 : 01 (X) 0

P1: 01 (X1) 0

P2: 01 (X2) 0

P3: 01 (X3) 0

Keterangan :
01: Kadar eritrosit dan leukosit sebelum pemberian minuman sehat marmek
bilarung
P0 :Perlakuan control yaitu Pemberian sirup kurnia merah pada WUS
pekerja operator SPBU yang diberikan setiap harinya selama 14 hari
berturut-turut.
P1 : Pemberian minuman sehat “ Marmek bilarung dengan komposisi 1
sebanyak 200ml, selama 14 hari berturut-turut.
P2 : Pemberian minuman sehat “ Marmek bilarung dengan komposisi 2
sebanyak 200ml, selama 14 hari berturut-turut.
P3 : Pemberian minuman sehat “ Marmek bilarung dengan komposisi 3
sebanyak 200ml, selama 14 hari berturut-turut.
02: Kadar eritrosit dan leukosit sesudah pemberian minuman sehat marmek
bilarung.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan owner SPBU. Adapun jumlah populasi yang diperoleh
berdasarkan survei langsung sebagai berikut:
SPBU Pagar Jati KM 32 jumlah WUS = 5 orang
SPBU Desa Pagar jati jumlah WUS = 8 orang
SPBU Kota Pakam WUS = 10 orang
SPBU Jl. A.H Nasution jumlah WUS = 10 orang
SPBU Jamin Ginting jumlah WUS = 15 orang
SPBU Beringin jumlah WUS = 15 orang
SPBU Jl. Ngumban Surbakti jumlah WUS = 8 orang
SPBU Jl. Dr Mansyur jumlah WUS = 12 orang +
Keseluruhan jumlah populasi sebesar = 83 orang

2. Sampel
Sampel Merupakan bagian dari populasi terlebih dahulu yang akan
dijadikan objek penelitian yang berjumlah 60 orang. Penentuan sample
dilakukan dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria Inklusi Sebagai Berikut:
a. WUS operator SPBU yang telah bekerja selama >1 tahun
b. WUS operator SPBU dengan Usia dari 20 – 35 Tahun dan aktif
berkerja setiap hari ( kecuali saat off kerja ).
c. WUS operator SPBU yang tidak memiliki penyakit infeksi dan kronis
d. Bersedia menjadi sampel dan mengkonsumsi minuman sehat
“Marmek Bilarung” sampai habis selama 14 hari
e. Adanya persetujuan dari atasan, untuk membantu berjalannya
Kriteria Eksklusi Sebagai Berikut :
a. WUS operator SPBU yang telah bekerja selama ≤ 1 tahun
b. WUS operator SPBU dengan Usia dari > 35 - 50 Tahun dan tidak
aktif berkerja setiap hari (selalu off saat kerja ).
c. WUS operator SPBU yang memiliki penyakit infeksi dan kronis.
d. Tidak bersedia menjadi sampel dan mengkonsumsi minuman sehat
“Marmek Bilarung” sampai habis selama 14 hari
e. Tidak ada persetujuan dari atasan, untuk membantu berjalannya
penelitian
Setelah ditetapkan kriteria inklusi dan ekslusi
pada sampel dilanjutkan penentuan sampel yang
berjumlah 60 orang dengan teknik eccidental sampling
dan dibedakan berdasarkan jenis perlakuan yang
diberikan yaitu:
 Kelompok P1 15 orang WUS (SPBU Pagar Jati KM 32, Desa Pagar
Jati dan Kota Pakam)
 Kelompok P2 15 orang WUS (SPBU Jl. A.H Nasution dan Jamin
Ginting)
 Kelompok P3 15 orang WUS (SPBU Beringin)
 Kelompok kontrol 15 orang WUS (SPBU Jl. Ngumban Surbakti dan
Jl. Dr Mansyur)

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder baik yang diperolah secara langsung maupun
melalui pencatatan data dari sumber orang kedua.

2. Cara Pengumpulan Data


a. Tahapan Sebelum Penelitian
1. Mencari jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan.
2. Mencari dan menentukan lokasi penelitian
3. Meminta izin kepada Pemilik SPBU untuk menjadikan sampel penelitian
yang sebelumnya diberitahu dahulu apa maanfaat dan tujuan penelitian
yang akan dilaksanakan.
4. Meminta izin kepada operator wanita usia subur (WUS) yang ada di
SPBU untuk dijadikan sampel penelitian yang diberitahu dahulu apa
manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan
5. Menentukan sample sesuai dengan kriteria yang sebelumnya telah
ditetapkan.
6. Menentukan jadwal penelitian.

b. Tahapan Penelitian
Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh enumerator berjumlah 7
orang merupakan mahasiswa semester VII DIV Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkses Medan. Sebelum dilakukan pengumpulan data, seluruh
eumerator terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang tujuan penelitian
dan hal-hal apa saja yang ingin dilakukan.
1. Tahapan yang dilakukan pada WUS operator SPBU diberikan minuman
sehat Marmek Bilarung selama 14 hari berturut-turut.
2. Selanjutnya Sebelum diberikan perlakuan,dilakukan pengambilan darah
dilakukan dengan menggunakan spuit 2,5 cc yang diambil dari nadi
pada lengan sebelah kiri untuk standarisasi kadar eritrosit dan leukosit
yang dianggap sehat.
3. Setelah pengambilan darah diberikan telur bebek dan kue basah.

4. Tahapan selanjutnya pemberian produk minuman sehat dibagi menjadi


4 perlakuan, yaitu:
 P kontrol dengan pemberian sirup kurnia merah tanpa pemberian
marmek bilarung
 P1 pemberian minuman sehat marmek bilarung dengan komposisi 1
 P2 pemberian pemberian minuman sehat marmek bilarung dengan
komposisi 2, pemberian minuman sehat marmek bilarung dengan
komposisi 3
 P3 pemberian minuman sehat marmek bilarung dengan komposisi 4,
yang diberikan 1 kali sehari sebanyak 200 ml (1cup gelas) pada pukul
14.00-15.00 WIB sebagai makanan sanck siang selama 14 hari
berturut-turut dan dipastikan habis saat diberikan.
5. Peneliti menyarankan sebelum diminum marmek bilarung di
homogenkan (dikocok) terlebih dahulu.
6. Pengambilan darah dilakukan kembali pada akhir penelitian untuk
melihat perubahan standarisasi kadar normal eritrosit dan leukosit,
sampel darah diberi label dan kode, untuk pengumpulan data
laboraturium dibantu oleh pihak laboraturium untuk mengambil darah
dan menguji di Lab Kesda (Laboratorium kesehatan Daerah).
7. Setelah pengambilan darah pertama diberikan 1 butir telur bebek
perorang dan 2 kue basah perorang lalu Setelah pengambilan darah
kedua diberikan 1 butir telur bebek perorang dan 2 kue basah
perorang.

8. Pembacaan hasil dibaca dengan menggunakan alat Spectofotometry.

Adapun data-data yang dikumpulkan yang berhubungan dengan


penelitian yang meliputi:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung
dari objek penelitian, terdiri dari:
a. Data Identitas

Identitas sampel meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan


pendidikan terakhir yang diperoleh dengan mewawancarai sampel dibuat
menggunakan alat bantu isian form identitas. Setelah terisi dicek kembali
untuk melihat kelengkapan data dengan syarat diberikan nama samaran
dan tidak dipublikasikan.
b . Data Kadar Eritrosit
Data ini diperoleh berdasarkan pemeriksaan eritrosit dengan
menggunakan metode Cyanmethemoglobin memakai Spectofotometry
pada (WUS) operator di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
sekitar kota Medan dan Lubuk Pakam. Pemeriksaan eritrosit dilakukan
sebanyak 2 kali, yaitu sehari sebelum diberikan minuman sehat marmek
bilarung dan hari ke 14 setelah pemberian minuman sehat marmek
bilarung. Hasil dibawa oleh Tenaga Lab kesehatan dan mengujinya di Lab
Kesda (Laboraturim Kesehatan Daerah).
Prosedur pemeriksaan darah sebagai berikut :
1. Pengambilan darah dilakukan dari Nadi pada lengan sebelah kiri
dibersikan dengan menggunakan alkohol.
2. Darah diambil dengan menggunakan pipet spuit 2,5 cc.
3. Diberikan larutan EDTA (Ethyl Diamine Tetra Aceticacid) Untuk
menghindari proses pembekuan darah.
4. Darah yang sudah diambil di Lab Kesda (Laboraturim Kesehatan
Daerah).
5. Pembacaan hasil dibaca dengan menggunakan alat Spectofotometry
(Uv-vis, 2014).
6. Setelah pengambilan darah diberikan telur bebek dan kue basah.

c. Data Kadar Leukosit

Data ini diperoleh berdasarkan pemeriksaan eritrosit dengan


menggunakan metode Cyanmethemoglobin memakai Spectofotometry
pada (WUS) operator di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
sekitar kota Medan dan Lubuk Pakam. Pemeriksaan eritrosit dilakukan
sebanyak 2 kali, yaitu sehari sebelum diberikan minuman sehat marmek
bilarung dan hari ke 14 setelah pemberian minuman sehat marmek
bilarung. Hasil dibawa oleh tenaga Lab kesehatan dan mengujinya di Lab
Kesda (Laboraturim Kesehatan Daerah).
Prosedur pemeriksaan darah sebagai berikut :
1. Pengambilan darah dilakukan dari Nadi pada lengan sebelah kiri
dibersikan dengan menggunakan alkohol.
2. Darah diambil dengan menggunakan pipet spuit 2,5 cc.
3. Diberikan larutan EDTA (Ethyl Diamine Tetra Aceticacid) Untuk
menghindari proses pembekuan darah.
4. Darah yang sudah diambil di Lab Kesda (Laboraturim Kesehatan
Daerah).
5. Pembacaan hasil dibaca dengan menggunakan alat Spectofotometry
(Uv-vis, 2014).
6. Setelah pengambilan darah diberikan telur bebek dan kue basah.
d. Pembuatan Minuman Sehat Marmek Bilarung :
Pembuatan minuman sehat “marmek bilarung” diolah dengan uji
organoleptik di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes
dengan 6 komposisi perlakuan, lalu dilakukan uji panelis untuk
menentukan komposisi perlakuan yang paling disukai panelis, dari uji
panelis tersebut komposisi yang paling disukai yaitu komposisi perlakuan
2, 3 dan 4. Hasil analisis mutu kimia kandungan minuman sehat “Marmek
Bilarung” yang dijujkan dengan 3 komposisi perlakuan berbeda yang
meliputi kadar vitamin C, Beta-karoten, Mineral seng(Zn) dan Besi (Fe)
dalam 200 ml. Dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8 dibawah ini:
Tabel 7. Komposisi Pemberian Perlakuan Minuman Sehat
“Marmek Bilarung”
No Jenis Bahan Satuan Perlakuan P. Control
1 2 3
1 Ubi Jalar Ungu Ml 40 50 60
2 Kesemek Ml 40 50 60
3 Markisa Ungu Ml 30 30 30
4 Sirup Kurnia Merah Ml
30
5 Air Ml 90 70 50 170
6 Gula Pasir Gr 15 15 15
7 Jumlah 1 kali pemberian Ml 200 200 200 200
Sumber : Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Medan

Tabel 8. Hasil Mutu Kimi Pada Minuman Sehat “Marmek Bilarung”


Zat Gizi Satuan Perlakuan Minuman Sehat “Marmek Bilarung”
P1 P2 P3
Vitanin C Mg/kg 51,73 56,81 65,87
Beta-Karoten g/g 2,79 4,49 5,1
Seng (Zn) Mg/kg 0,86 + 0,01 0,92 + 0,01 0,70 + 0,02
Besi (Fe) Mg/kg 3,93 + 0,01 4,68 + 0,08 4,42 + 0,04
e.Pemberian minuman sehat “Marmek Bilarung”
Pemberian minuman sehat marmek bilarung diberikan selama 14
hari berturut-turut untuk 3 perlakuan sedangkan perlakuan control
diberikan sirup kurnia merah sebanyak 200 ml/hari (1 cup gelas) yang
secara langsung diberi oleh peneliti yang di bantu oleh 7 orang
enumerator mahasiswa semester VII Jurusan Gizi sesuai dengan shift
yang telah ditentukan (setiap shift terdiri dari 2 enumerator/petugas
pemberi minuman sehat). Pemberian minuman sehat marmek bilarung
diberikan 1 kali sehari sebanyak 200 ml (1 cup gelas). Konsumsi
minuman sehat marmek bilarung diawasi oleh peneliti langsung.
Tahapan yang dilakukan pada saat pemberian minuman sehat “Marmek
Bilarung” yaitu:
1. Membuat minuman sehat “Marmek Bilarung” di Laboraturium Teknologi
Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.
2. Penelitian ini dibantu orang enumenator mahasiswa semester VII
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Pada saat membawa minuman sehat “Marmek Bilarung” ke lokasi
penelitian berdasarkan kelompok perlakuan menggunakan carrier box
yang berisi es batu agar minuman tetap segar dan lebih aman.
4. Mempersiapkan 1 atau 2 botol cadangan minuman untuk
mengantisipasi kejadian yang tidak dinginkan seperti minuman tumpah,
botol bocor.
5. Memberikan minuman kepada sampel
6. Menunggu sampel hingga meminum minuman sehat marmek bilarung
sampai habis.
7. Peneliti menyarankan sebelum diminum marmek bilarung
dihomogenkan (dikocok) terlebih dahulu.
 Minuman sehat yang diberikan kepada WUS operator di SPBU
sesuai dengan kelompok perlakuan: Kelompok P1 15 orang WUS
(SPBU Pagar Jati KM 32, Desa Pagar Jati dan Kota Pakam)
 Kelompok P2 15 orang WUS (SPBU Jl. A.H Nasution dan Jamin
Ginting)
 Kelompok P3 15 orang WUS (SPBU Beringin)
 Kelompok kontrol 15 orang WUS (SPBU Jl. Ngumban Surbakti dan
Jl. Dr Mansyur)
8. Agar lebih efekti selama perlakuan dilakukan control asupan
Pemberian minuman sehat “Marmek Bilarung” diberikan berdasarkan
hanya kepada kelompok perlakuan P1, P2, P3. Adapun perlakuan P0
diberikan hanya kelompok kontrol dengan memberikan sirup kurnia merah
setiap hari sebanyak 200 ml (1 cup) untuk setiap pemberian. Untuk
perlakuan P1, P2, P3 diberikan setelah melalui uji organoleptik dari 6
komposisi alternatif “Marmek Bilarung” yang telah melalui proses uji
organoleptik.
Diagram Alur Pemberian

WUS

Pemberian tanpa Marmek Pemberian Marmek Bilarung Pemberian Marmek Bilarung Pemberian Marmek Bilarung
Bilarung, yaitu control dengan P1, yaitu : dengan P2, yaitu : dengan P3, yaitu :
dengan pemberian sirup
kurnia merah yaitu: Ubi jalar ungu 40 ml Ubi jalar ungu 50 ml Ubi jalar ungu 60 ml
Sirup kurnia 30 ml Kesemek 40 ml Kesemek 50 ml Kesemek 60 ml
Air 200 ml Markisa ungu 30 ml Markisa ungu 30 ml Markisa ungu 30 ml
Air 90 ml Air 70 ml Air 50 ml
Gula Pasir 15 gr Gula Pasir 15 gr Gula Pasir 15 gr

200 ml 200 ml 200 ml 200 ml

Pemberian selama 14
hari berturut – turut

Setelah 14 hari, pemeriksaan


kadar eritrosit dan leukosit
dengan metode
Spectrophotometry

Gambar 8. Diagram Alur Pemberian


1. Data Sekunder
Data sekunder adalah beberapa data yang dikumpulkan
berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti di beberapa SPBU
kepada operator wanita usia subur (WUS) di Lubuk Pakam dan sekitar
kota Medan meliputi gambaran umum lokasi penelitian tersebut.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah secara komputerisasi. Data yang
akan diolah dalam penelitian ini meliputi :
a. Data identitas sampel dan responden diperiksa dan dilengkapi. Data
tersebut diolah secara manual dengan program komputer.
b. Data eritrosit yang sudah diperoleh dan diperiksa kemudian dianalisis
sebelum dan sesudah intervensi.
c. Data leukosit yang sudah diperoleh dan diperiksa kemudian dianalisis
sebelum dan sesudah intervensi.
2. Analisis Data
Seluruh data analisis dengan alat bantu program komputer. Data
yang sudah diolah dengan program komputer lalu dianalisis antara
variabel bebas dan variabel terikat :
a. Analisis Univariat
Analisis Univariat Untuk menggambarkan masing – masing
variabel, yaitu usia, lama bekerja, Kadar Eritrosit dan Leukosit pada darah.
Data yang diperoleh disusun dalam bentuk master tabel, selanjutnya
dilakukan analisis statistic dengan menguji normalitas menggunakan
Kolmogrov Smirnov karena jumlah sampel > 50, yang disajikan dalam
distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan persentase.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji pengaruh pemberian
minuman sehat “Marmek Bilarung” terhadap eritrosit dan leukosit.
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data
dengan menggunakan metode Kolmogrov Smirnov. Selanjutnya dilakukan
uji T dependent untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah kadar
eritrosit dan leukosit pada setiap perlakuan. Sedangkan untuk melihat
yang paling efektif kenaikan nya dilakukan Uji One Way (ANOVA)
dilanjutkan dengan Uji Post Hoc Tukey.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SPBU dikenal di masyarakat sebagai POM Bensin adalah PT. Mitra
divisi minyak dan gas PERTAMINA dengan produk yang sangat strategis
yang kegiatan utamanya adalah pendistribusian atau penjualan kepada
masyarakat umum bahan bakar minyak bersubsidi khususnya untuk
kebutuhan bahan bakar kendaraan umum atau pribadi. Pada penelitian ini
terdapat beberapa SPBU yang menjadi lokasi penelitian, diantaranya :
a. SPBU Beringin
Lokasi SPBU ini no 14. 205 1135 terletak di Desa Sidodadi Kec.
Beringin Kab. Deli serdang yang didirikan pada tahun 2003, luas SPBU ini
+ (1.800 m), lebar (25 m) dengan lebar samping (90 m), memiliki
karyawan sebagai operator adalah 35 orang,15 diantaranya adalah
operator perempuan yang berusia 18 – 35 tahun, 15 orang diantaranya
menjadi sampel penelitian. Berdasarkan informasi pemilik SPBU ada >
900 - 11000 kenderaan yang melakukan pengisian bahan bakar umum
seperti angkutan umum, kendraan pribadi.
b. SPBU Pagar Jati
SPBU 14.2051105 lokasinya terletak di Pagar Jati KM.32 L.Pakam
Kab. Deli Serdang didirikan tahun 2007 SPBU ini mendapat no
14.2051105 registrasi bangunan dan operasi dari pertamina luas SPBU ini
+ (1100 m), lebar (20 m) dengan lebar samping (65 m), yang menjadi
sampel pada SPBU ini 5 WUS dari 15 operator laki-laki. Pada lokasi
SPBU 14.2051111 Desa Pagar Jati Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang
yang didirikan pada tahun 2009 di SPBU ini 5 WUS dengan jumlah
operator wanita 8 orang menjadi sampel penelitian. Operator WUS yang
menjadi sampel memiki shiff pagi 07.00- 14.30 WIB dan shift sore, yaitu
pukul 14.30 – 21.30 WIB.
c. SPBU Kota Lubuk Pakam
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2006 yang
berbentuk perusahaan mitra PT.Pertamina yaitu Stasiun Pengisian Bahan
Bakar (SPBU). SPBU ini mendapat Nomor registrasi bangunan dan
operasi dari pertamina dengan Nomor 14.2031156 terletak di Kota Lubuk
Pakam Jl. Imam Bonjol Kel. Cemara Kec. Lubuk Pakam Kab. Deli
Serdang luas SPBU ini + (1.500 m), lebar (23 m) dengan lebar samping
(75 m) sampel yang digunakan pada SPBU ini ada 5 WUS dari 10 pekerja
wanita. Jam operasi di SPBU mulai dari jam 06.00 pagi sampai 23.00 WIB
> 800 kenderaan disetiap SPBU melakukan pengisian bahan bakar di
SPBU tersebut.
d. SPBU Kota Medan Sekitar
Lokasi penelitian yang dilakukan di SPBU kota medan terdapat 4
tempat yaitu Jl. Jamin Ginting Km. 14.5 no.8 SPBU dengan no
14.2011144 yang menjadi sampel ada 7 WUS dari 10 operator WUS lain
SPBU ini menjadi kelompok kontrol dan SPBU di Jl. A.H Nasution ada 8
WUS yang menjadi sampel. Pada kelompok formulasi 2 SPBU di Jl.
Ngumbang Surbakti ada 7 Wus yang menjadi sampel dan SPBU Jl. Dr
Mansyur ada 8 WUS. Dari 4 lokasi SPBU tersebut memiliki luas sekitar
SPBU ini + (1.500 m), lebar (20 m) dengan lebar samping (75 m).
Berdasarkan informasi yang didapat, terdapat sekitar ±1000 kendaraan
bermotor melakukan pengisian bahan bakar di SPBU

2. Gambaran Karakteristik Sampel


a. Umur
Dari hasil pengambilan data yang telah dilakukan dapat dilihat
distribusi sampel berdasarkan kelompok umur disajikan pada gambar 9.

Kelompok Umur
50 50
% % 20 - 30 tahun
> 30 tahun

Gambar 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur


Gambar 9. menunjukkan bahwa 60 sampel WUS yang berusia 20-
30 tahun ditemukan sebanyak 30 orang (50%), sedangkan pada kelompok
umur > 30 tahun ditemukan sebanyak 30 orang (50%). Wanita Usia Subur
(WUS) merupakan wanita dalam usia reproduktif yaitu antara usia 15-49
tahun (Sahana et al., 2015). Masa produktif seorang wanita sangat
penting diperhatikan kesehatannya sebab wanita usia subur sebagai salah
satu sumber daya manusia yang memiliki peran dalam aspek demografi
dan kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanti et al.,
pada pada 2022 bahwa usia produktif secara fisik lebih baik dari usia
lanjut pada usia ini harus diperhatikan kesehatannya proses penurunan
fungsi tubuh mulai dari usia > 30 tahun sangat rentan paparan berbagai
macam penyakit seperti gangguan sistem reproduksi, Hal ini disebabkan
oleh penyusutan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia dan sangat
rentan terkena penyakit tidak menular, seperti anemia dan gangguan
sistem reproduksi, diakibatkan sering terhirup uap bensin dan asap
kendaraan bermotor yang memicu tingginya kadar logam berat (Pb) pada
darah. Kemampuan menetralisir zat beracun tergantung dari umur, umur
yang semakin tua seseorang akan semakin meningkatkan resiko tubuh
yang yaitu racun yang mungkin secara tidak sengaja terhirup atau
termakan, maka semakin tua umur juga akan menyebabkan kemampuan
untuk menetralisir zat beracun dalam tubuh semakin menurun termasuk
terhadap timbal yang membuat berkurangnya daya tahan tubuh karena
peningkatan usia, racun yang masuk ke dalam tubuh baik melalui
pernafasan maupun dari makanan tidak dapat dinetralisir dengan baik
(Saud, 2020).
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat
mengembangkan sikap dan perilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
Distribusi berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar 10.

Tingkat Pendidikan
1,7% 3,3%

SD

95% SMP
SMA

Gambar 10. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Gambar 10 menunjukkan bahwa ditemukan sebagian besar responden


berpendidikan SMA sebanyak 57 orang (95%). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sampel yang dijadikan objek penetian mengikuti
program pemerintah yaitu wajib belajar 12 tahun. Pada penellitian
(Yulianto et al., 2020) pendidikan adalah jendela seseorang untuk
mempunyai perilaku positif, dan semakin tinggi pendidikan seseorang
cenderung mempunyai wawasan luas maka bertambah luasnya
kesadaran terhadap kesehatan lingkungan sekitar.
c. Lama Bekerja
Dari hasil pengambilan data yang telah dilakukan dapat dilihat
distribusi sampel berdasarkan lama bekerja disajikan pada gambar 11.

Lama Bekerja
23,3
46,7 % > 13 Bulan
% 13 -24 Bulan
> 24 Bulan
30%

Gambar 11. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja


Gambar 11 menunjukkan bahwa lama bekerja responden (WUS) lebih
dari 24 bulan (46,7%). Semakin lama berkerja di lingkungan tercemar
polusi udara seperti SPBU maka tubuh akan semakin rentan terpapar
logam berat yang mengakibatkan keracunan pada tubuh yang beresiko
mengganggu kesehatan WUS ( Rosihan Adhani &Husaini, 2017).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Laila Nur Najmi pada 2013
operator SPBU di Samarinda yang membuktikan bahwa lama kerja
merupakan faktor yang dominan terhadap tingginya kadar Pb (logam
berat) dalam tubuh.
Hal ini sejalan dengan penelitian ( Rosyidah dan Djannah 2010)
pegawai SPBU yang bekerja > 4 Tahun di bagian operator memiliki rata-
rata kadar Pb dalam darah sebanyak 24,97 μg/dL. Ini membuktikan
bahwa operator SPBU sangat rentan terhadap masuknya timbal dalam
tubuh dikarena terpapar secara terus menerus serta kurangnya fasilitas
pelindungan diri pada saat bekerja. Berdasarkan uraian diatas
menunjukkan bahwa operator SPBU mempunyai potensi besar
mengalami gangguan fungsi hati sehingga diperlukan perhatikan agar
tidak memicu tingginya kadar timbal dalam darah.
3. Asupan Zat Gizi Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Asupan zat gizi WUS dilakukan sehari sebelum pemberian dan sehari sesudah pemberian, untuk melihat dan
mengontrol peningkatan asupan zat gizi . Distribusi rata-rata asupan zat gizi sebelum dan sesudah pemberian dapat
dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Asupan Zat Gizi Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Indikator Control P=value Formulasi 1 P=value Formulasi 2 P=value Formulasi 3 P=value

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD Rata-rata+ SD

Protein (gr) 57,95±8,82 66,64±12,77 0,194 72,56±20,5 75,56±15,17 0,609 155,2±23,25 156,9±23,46 0,218 97,35±21,46 99,67±23,28 0,339

Vitamin A 64,72±13.08 75,74±8,87 75.74±13,95 77,13±23,69 0,563 74,35±12,65 82,62±18,45 0,183 71,84±15,08 72,56±24,93 0,217
0,237
(Mg)

Vitamin C 51,89±6.39 77,13±8,46 66.67±18,13 71,22±20,23 0,500 75,56±15,33 80,37±11,05 0,101 81,88±21,67 89,42±26,84 0,264
0,212
(mg)

Fe (mg) 11,26±3.95 17,26±8,95 0,117 20.05±21,28 23,75±22,62 0.627 28,98±11,37 29,10±25,12 0,672 24,59±20,90 25,92±23,06 0,125
Tabel 10. menunjukkan bahwa asupan zat gizi pada WUS operator SPBU tidak ada perbedaan sebelum dan
sesudah treatment minuman sehat marmek bilarung, yaitu >0,05. Asupan zat gizi sebelum dan sesudah perlakuan di
uji menggunakan uji paired t test guna mengontrol efektivitas pemberian perlakuan minuman sehat marmek bilarung.
Namun, bila dilihat dari angka rata – rata pada setiap kelompok perlakuan ada kenaikan pada asupan protein,
vitamin A, Vitamin C dan Fe. Tetapi bila ditinjau dari kebutuhan protein 45 gr/hari, vitamin A 600 mg/ hari maka
hanya sebesar 13%. Kebutuhan vitamin C pada WUS 75 mg/hari dan kebutuhan Fe 18 mg/hari.
4. Kadar Eritrosit Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Eritrosit (sel darah merah) adalah komponen sel dengan jumlah terbesar
dalam darah dan memiliki fungsi penting dalam darah yaitu sebagai sel pengangkut
oksigen. Distribusi kadar eritrosit sebelum dan sesudah pemberian dapat
dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Data Kadar Eritrosit Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Kelompok Eritrosit n Min Max Mean SD P= value
Control Sebelum 15 391000
5400000 4,396 4598,3
0
Sesudah 13 361000 0,056
5250000 4,476 47786,2
0
Selisih -300000 -150000 59 43187,9
Formulasi 1 Sebelum 15 -280000 5500000 4,986 43472,1
Sesudah 12 130000 0,001
3980000 5,186 48934,7
0
Selisih 102000
-1420000 200 5462,2
0
Formulasi 2 Sebelum 15 420000 5370000 4,886 1123,5
Sesudah 15 440000 0,006
5720000 5,086 4324,6
0
Selisih 398000
3500000 215 221,1
0
Formulasi 3 Sebelum 15 424000
5490000 4,976 4045,3
0
Sesudah 15 438000 0,002
5920000 5,296 4306,5
0
Selisih 140000 430000 320 261,2

Keterangan : * Uji T Dependen


Hasil data tabel 11. menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan,
nilai minimum yang paling rendah ada pada kelompok formulasi 1,
sedangkan nilai paling tinggi terdapat pada formulasi 2. Sesudah diberikan
perlakuan nilai maksimal paling tinggi terdapat pada kelompok formulasi 3,
sedangkan nilai terendah terdapat pada formulasi 1. Bila dilihat pada angka
selisih, nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol sebesar 59, karena
kelompok kontrol tidak diberi marmek bilarung, sedangkan peningkatan pada
kelompok yang terlihat nyata adalah pada kelompok formulasi 3, yaitu
sebesar 320 dengan uji one way anova didapatkan p value = 0,002< 0,05
yang berarti ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi.
Bila dilihat uji anova, selisih pada kelompok control dengan formulasi 1, 2 dan
3 terlihat ada perbedaan. Hasil penelitian ini menyatakan pemberian
minuman sehat marmek bilarung selama 14 hari memberikan pengaruh
terhadap kadar eritrosit.
Tabel 12. Perbedaan Jumlah Eritrosit Antar Kelompok Sebelum Dan
Sesudah Pemberian
Indikator Waktu Control Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3
Eritrosit Sebelum 4296 + 4598,3 a
4986 + 43472,1 b
4886 + 1123,5 b
4976 + 4045,3b
Sesudah 4476 + 47786,2a 5186 + 48934,7b 5086 + 4324,6b 5296 + 4306,5b
Selisih 3195 + 1433,7 a
6176 + 2194,2 b
215+ 221,2 b
320+ 261,2c

Setelah uji One Way (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey
untuk melihat notasi angka pada setiap kelompok perlakuan. Pada kelompok
formulasi 1,2 terdapat notasi angka b yang artinya ada pengaruh kenaikan
kadar eritrosit setelah diberikan marmek bilarung, sedangkan kelompok
formulasi 3 terdapat notasi angka c yang artinya yang paling berpengaruh
kenaikan kadar eritrosit setelah diberikan marmek bilarung, Pada kelompok
kontrol yang tidak diberi marmek bilarung terdapat di notasi a yang artinya
tidak ada kenaikan pada kadar Eritrosit. Hasil penelitian ini menunjukkan
treatment minuman sehat Marmek Bilarung selama 14 hari memberikan
kontribusi peningkatan kadar eritrosit pada WUS operator SPBU.
5. Kadar Leukosit Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Leukosit merupakan sel darah putih yang mengandung inti fungsinya
Menjaga sistem kekebalan tubuh, Membunuh bakteri atau virus yang
mencoba masuk ke dalam tubuh. Distribusi kadar leukosit sebelum dan
sesudah pemberian dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Data Kadar Leukosit Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Kelompok Leukosit N Minimum Maximum Rata- Rata SD P=value
Control Sebelum 15 4600 10100 7933,33 1956,187 0,918
Sesudah 13 4800 11900 9669,23 2226,127 0,704
Selisih -2300 9700 1735,9 1366,330 0,234
Formulasi 1 Sebelum 15 4800 11000 7544,67 2018,468 0,918
Sesudah 12 5900 10300 8675,00 2725,678 0,704
Selisih -3500 9600 1130,33 4084,044 0,234
Formulasi 2 Sebelum 15 1000 10600 7780,00 2532,418 0,918
Sesudah 15 5600 11300 8160,00 2534,275 0,704
Selisih 1000 9400 1273,33 2322,396 0,234
Formulasi 3 Sebelum 15 4700 11500 7633,33 1894,227 0,918
Sesudah 15 4500 10500 8893.33 2461,842 0,704
Selisih -9000 4000 1260 3166,566 0,234
Keterangan : * Uji T Dependen
Hasil data tabel 13. menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan,
nilai minimum yang paling rendah ada pada kelompok formulasi 2,
sedangkan nilai paling tinggi terdapat pada formulasi 2. Sesudah diberikan
perlakuan nilai maksimal paling tinggi terdapat pada kelompok kontrol,
sedangkan nilai terendah terdapat pada formulasi 1. Bila dilihat pada angka
selisih, nilai terendah terdapat pada kelompok formulasi 2 sebesar 1273,33,
sedangkan peningkatan pada kelompok yang terlihat nyata adalah pada
kelompok kontrol, yaitu sebesar 1735,9 dengan uji one way anova
didapatkan p value > 0,05. Bila dilihat uji anova, selisih kelompok control ada
kenaikan dibandingkan kelompok formulasi 1, 2 dan 3 tidak ada perubahan
yang signifikan yang berbeda hasilnya tetapi angka rata-rata masih tergolong
normal, maka fungsi pemberian marmek bilarung terhadap kadar leukosit
untuk menjaga normalitas kadar leukosit darah WUS. Zat gizi yang
berpengaruh terhadap pembentukan kadar leukosit yaitu terdapat pada
minuman sehat marmek bilarung vitamin C, vitamin A dan zat besi (Fe).
B. Pembahasan
1. Karakteristik Sampel
Penelitian ini total sampel sebanyak 60 wanita usia subur (WUS)
dengan rentan usia 20 – 35 tahun yang disebut usia produktif. Wanita Usia
Subur (WUS) merupakan wanita dalam usia reproduktif yaitu antara usia 15-
49 tahun (Sahana et al., 2015). Masa produktif seorang wanita sangat
penting diperhatikan kesehatannya sebab wanita usia subur sebagai salah
satu sumber daya manusia yang memiliki peran dalam aspek demografi dan
kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanti et al.,
pada pada 2022 bahwa usia produktif secara fisik lebih baik dari usia lanjut
pada usia ini harus diperhatikan kesehatannya proses penurunan fungsi
tubuh mulai dari usia > 30 tahun sangat rentan paparan berbagai macam
penyakit. Hal ini disebabkan oleh penyusutan fungsi tubuh seiring
bertambahnya usia. Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh adanya
paparan logam berat (Pb) menimbulkan gangguan yang bermacam-macam,
diantaranya adalah: lesu, lemas, pusing cepat lelah, nyeri tulang, susah
berkonsentrasi, gangguan pada proses pembentukan Hb dan sangat rentan
terkena penyakit tidak menular, seperti anemia dan gangguan sistem
reproduksi. Semuanya tergantung kadar yang mengendap dalam darah para
responden (kadar Pb dalam darah). Diakibatkan sering terhirup uap bensin
dan asap kendaraan bermotor yang memicu tingginya kadar logam berat
(Pb) pada darah. Kemampuan menetralisir zat beracun tergantung dari umur,
umur yang semakin tua seseorang akan semakin meningkatkan resiko tubuh
yang yaitu racun yang mungkin secara tidak sengaja terhirup atau termakan,
maka semakin tua umur juga akan menyebabkan kemampuan untuk
menetralisir zat beracun dalam tubuh semakin menurun termasuk terhadap
timbal yang membuat berkurangnya daya tahan tubuh karena peningkatan
usia, racun yang masuk ke dalam tubuh baik melalui pernafasan maupun dari
makanan tidak dapat dinetralisir dengan baik (Saud, 2020).
Pendidikan sampel pada penelitian ini yaitu SD, SMP, SMA Tingkat
pendidikan seseorang akan berpengaruh tentang latar belakang dan cara
pandang dan wawasan seseorang, status ekonomi, serta jabatan dalam
pekerjaan Pendindikan responden sebagian besar didominasi pendidikan
SMA sebanyak 57 orang (95%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sampel yang dijadikan objek penetian mengikuti program pemerintah yaitu
wajib belajar 12 tahun. Menurut penellitian Yulianto pada tahun 2020
pendidikan adalah jendela seseorang untuk mempunyai perilaku positif, dan
semakin tinggi pendidikan seseorang cenderung mempunyai wawasan luas
maka bertambah luasnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan sekitar.
Berdasrkan lama berkerja WUS operator SPBU 24 bulan (46,7%),
selanjutnya lama bekerja responden 13 – 24 bulan (30%), sedangkan lama
bekerja kurang dari 13 bulan (23,3%). Berdasarkan presentase tersebut
dapat disimpulakan bahwa lebih banyak responden yang lama bekerjanya
lebih dari 24 bulan (46,7%). Semakin lama berkerja di lingkungan tercemar
polusi udara seperti SPBU maka tubuh akan semakin rentan terpapar logam
berat yang mengakibatkan keracunan pada tubuh yang beresiko
mengganggu kesehatan WUS (Dr. drg. Rosihan Adhani, S.Sos. & Dr.
Husaini, SKM., 2017). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Laila Nur
Najmi pada 2013 operator SPBU di Samarinda yang membuktikan bahwa
lama kerja merupakan faktor yang dominan terhadap tingginya kadar Pb
(logam berat) dalam tubuh. Hal ini sejalan dengan penelitian ( Rosyidah dan
Djannah 2010) pegawai SPBU yang bekerja > 4 Tahun di bagian operator
memiliki rata-rata kadar Pb dalam darah sebanyak 24,97 μg/dL. Ini
membuktikan bahwa operator SPBU sangat rentan terhadap masuknya
timbal dalam tubuh dikarena terpapar secara terus menerus serta kurangnya
fasilitas pelindungan diri pada saat bekerja. Berdasarkan uraian diatas
menunjukkan bahwa operator SPBU mempunyai potensi besar mengalami
gangguan fungsi hati sehingga diperlukan perhatikan agar tidak memicu
tingginya kadar timbal dalam darah.
2. Pemberian Treatment Minuman Sehat Marmek Bilarung
Berdasarkan karakteristik sampel maka penelitian ini melakukan
treatment dengan pemberian minuman sehat marmek bilarung untuk WUS.
WUS membutuhkan asupan zat gizi yang mengandung makronutrien dan
serta mikronutrien. Minuman sehat marmek bilarung merupakan minuman
yang di formulasikan sebanyak 200 ml dari markisa ungu, kesemek dan ubi
jalar ungu yang diberikan WUS selama 14 hari secara berturut-turut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di Laboratorium Pengujian Mutu dan
Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Laboratorium fakultas
MIPA Universitas Brawijaya didapatkan kandungan gizi diantaranya
antioksidan, vitamin A, vitamin C, Fe dan Zn.
Menurut penelitian Diharja et al pada 2020 Minuman Sehat adalah
minuman ringan yang mengandung zat-zat stimulan untuk meningkatkan
energi, kewaspadaan, dan meningkatkan performa. Minuman sehat pada
penelitian ini adalah perpaduan antara, buah markisa ungu, buah kesemek
dan ubi jalar ungu yang mempunyai nilai gizi yang kompleks yang berguna
bagi WUS Pekerja operator SPBU yang setiap harinya terpapar logam berat
akibat polusi udara, uap bensi dan lain-lain.
Pemberian minuman sehat dapat meningkatkan kadar Eritrosit dan
tetap menjaga normalitas kadar Leukosit pada WUS yang dapat
meningkatkan sistem imun dan menjaga kesehatan pada WUS. Hal ini
sejalan dengan penelitian Rika Nailuvar Sinaga dan Fajar Apollo Sinaga pada
tahun 2015 pemberian treatmen vitamin C sebanyak 500 mg selama 7 hari
dengan aktifitas fisik maksimal dapat meningkatkan kadar Eritrosit dan
menjaga sistem imun (Sinaga, 2015).
3. Pengaruh Vitamin A Terhadap Kadar Eritrosit
Hasil penelitian didapatkan bahwa, nilai maksimal yang paling tinggi
sesudah pemberian treatment terdapat pada kelompok formulasi 3, yaitu
5,920000. Sedangkan nilai maksimal yang paling rendah sesudah pemberian
treatment terdapat pada kelompok kontrol , yaitu 5250000. Hal itu,
dikarenakan ada pengaruh pemberian treatment yang tinggi antioksidan
dengan kelompok formulasi 3 yang diberi marmek bilarung.
Antioksidan berperan untuk meningkatkan eritropoiesis atau proses
pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang yang memiliki efek imunitas
tubuh. Kadar Pb dalam darah akan mencerminkan profil darah terutama
kadar Hb dan eritrositnya. Akumulasi kadar Pb dalam tubuh manusia dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan. Pb mempunyai senyawa untuk
membentuk ikatan kimia dengan unsur senyawa lain (afinitas) yang tinggi
terhadap eritrosit, sekitar 95 % terikat dalam eritrosit darah. Minuman ini
yang mengandung antioksidan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh
dan dan menangkal penyakit (Antarti & Lisnasari, 2018).
Vitamin A juga berinteraksi secara tidak langsung dengan zat besi.
Besi bersama vitamin A akan diangkut oleh Retinol Binding Protein (RBP)
dan transferin yang disintesis dalam hati. vitamin A dapat mempengaruhi
status besi dengan menghambat penggunaan cadangan besi yang tersimpan
di hati untuk erytropoiesis.
Menurut penelitian (Indriati, 2016) mengatakan vitamin A memiliki
peran yang menguntungkan bagi kesehatan salah satunya mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan, Kemampuan Vitamin A sebagai antioksidan
ditunjukkan dalam eritrosit mengangkut/mengikat oksigen (O2). Vitamin A
merupakan zat antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, yaitu zat
yang bersifat toksin di dalam tubuh dan mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Adanya keterkaitan antara vitamin A dengan zat besi dalam pembentukan sel
darah merah ini ditunjukkan melalui penelitian Muslimatun (2001) yang
menyatakan bahwa kombinasi suplementasi besi dan vitamin A pada WUS
meningkatkan status besi dalam tubuh (Sahana & Sumarmi, 2015).
4. Pengaruh Vitamin C Terhadap Kadar Eritrosit
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (p =
0,001 < 0,05) terhadap peningkatan kadar eritrosit pada WUS operator SPBU
dengan pemberian treatment minuman sehat marmek bilarung. Vitamin C
yang tekandung pada minuman sehat Marmek Bilarung sebesar 56,81 mg.
Vitamin C merupakan senyawa organik yang memiliki peranan penting dalam
proses metabolisme makanan. Vitamin C sangat dibutuhkan sebagai katalis
metabolisme dalam tubuh. Pembentukan sel darah merah adalah Vitamin C
menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk
membebaskan besi bila diperlukan. Adanya vitamin C dalam makanan yang
dikonsumsi memudahkan reduksi zat besi ferri menjadi ferro yang lebih
mudah diserap usus halus. Absorpsi zat besi dalam bentuk non heme
meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C baik dikonsumsi oleh
WUS yang rentan terkena penyakit seperti anemia. pemberian vitamin C
sebanyak 500 mg selama 5-9 hari pada WUS dengan aktifitas fisik maksimal
dapat meningkatkan kadar eritrosit (Wahyuni, 2021).
Hasil penelitian (Siregar & Adelina, 2012) mengatakan Vitamin C dapat
membantu penyerapan zat besi dalam tubuh guna pembentukan sel darah
merah yang terdapat pada buah markisa ungu. Walaupun bukan merupakan
sebagai sumber tenaga tetapi vitamin C dibutuhkan sebagai katalisator
terjadinya metabolisme di dalam tubuh. Jumlah vitamin C yang dibutuhkan
hanya sedikit, tetapi apabila kekurangan dapat mengakibatkan gangguan dan
penyakit. Dengan meningkatkan eritrosit dalam darah maka asupan makanan
dan oksigen dalam darah dapat diedarkan ke seluruh jaringan tubuh (Sinaga
& Apollo, 2017). Vitamin C adalah vitamin yang larut air yang dibutuhkan
untuk fungsi metabolic tubuh dan mencegah oksidatif stress pada jaringan
tubuh. Selain itu, vitamin C dapat menghambat ambilan timbal dan
menurunkan sitotoksisitas timbal, terbukti efektif mengurangi nefrotoksik dan
dapat sebagai pelindung ginjal. Vitamin C dapat menurunkan kadar timbal di
dalam darah (Sinaga & Apollo, 2017).
5. Pengaruh Zat Besi (Fe) Terhadap Kadar Eritrosit
Selain kandungan vitamin C dalam minuman sehat Marmek Bilarung
juga mengandung zat besi (Fe) yang dapat meningkatkan kadar Eritrosit . Fe
membantu mengikat O2 dalam darah,untuk menjaga keseimbangan asupan
dan ekskresi yang berguna untuk kebutuhan produksi eritrosit. Ketika jumlah
endapan Fe berkurang dan jumlah Fe yang diperoleh dari makanan juga
rendah, maka akan terjadi ketidakseimbangan Fe dalam tubuh (Almatsier,
2018). Peningkatan timbal dalam darah dapat mengganggu eritrosit dengan
menghambat sintesis protoporfirin sehingga meningkatkan risiko anemia.
Salah satu penyebab tingginya jumlah trombosit yaitu karena terjadinya
penurunan zat besi (Hasanah et al., 2018).
Sumber zat besi untuk metabolisme besi berasal dari makanan dan
proses penghancuran eritrosit (daur ulang) di retikulo endotelial oleh
makrofag. Fe yang terdapat pada minuman sehat marmek bilarung ini dalam
bentuk Fe non heme serperti buah, sayuran, kacang-kacangan. Walaupun
dalam bentuk Fe non heme tetapi proses adsobsi dibantu dengan vitamin C
yang bersifat prekursor dalam pembentukan sel darah merah (Ikawati & .,
2018). Oleh karena itu, pemberian minuman sehat Marmek Bilarung menjadi
salah satu alternative untuk meningkatkan kadar eritrosit dan merupakan
kompenen penting dalam menghadapi ada respon infeksi.
6. Pengaruh Vitamin A Terhadap Kadar Leukosit
Hasil penelitian didapatkan bahwa, nilai maksimal yang paling tinggi
sesudah pemberian treatment terdapat pada kelompokk kontrol, yaitu 11600.
Sedangkan nilai maksimal yang paling rendah sesudah pemberian treatment
terdapat pada kelompok formulasi 1, yaitu 10300. Pada kondisi normal kadar
leukosit orang dewasa adalah 3.500–11.000 per mikroliter darah (sel/µL
darah). Vitamin A mempunyai peranan penting pada imunitas dan berperan
pada imunitas seluler yang melibatkan sel darah putih. Vitamin A yaitu bahan
aktif yang dibutuhkan oleh tubuh didalam menjaga kesehatan tubuh melalui
mekanisme siklus sel dalam mengatur proliferasi dan difrensiasi sel.
Berperan juga didalam mekanisme dari leukosit sebagai sistem imunitas
sehingga proses pertahanan tubuh bila terjadi abonormalitas akan membantu
proses tersebut. (Sanif & Nurwany, 2017).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan (Wau herry Prosperita,
Izdihar Dian F, Gunawan Katherine, 2019) kesemek mengandung vitamin A
dapat digunakan sebagai substasi untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit infeksi dan berdasarkan angka Kecukupan Gizi vitamin A (>100%
AKG). Dalam sistem kekebalan tubuh, vitamin A berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan deferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam
proses kekebalan humoral). Disamping itu, kekurangan vitamin A
menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang
berperan pada kekebalan selular). Bila vitamin A kurang, maka fungsi
kekebalan tubuh menjadi menurun, sehingga mudah terserang infeksi
(Siswanto & Ernawati, 2014).
Vitamin A ini merupakan vitamin yang dapat mendetoksifikasi logam
berat. Vitamin A berfungsi memelihara sel epitel yang terlibat dalam imunitas
seluler sehingga melibatkan sel darah putih dan sel natural killer yang
menangkap antigen, mengolah dan mempresentasekan ke sel T dan
memacu produksi sitokin yang akan meningkatkan produksi antibody. Vitamin
A yang merupakan senyawa antioksidan alami yang melawan reaksi radikal
bebas dan memiliki peran kunci dalam mencegah stress oksidatif di dalam
tubuh (Widjianingsih & Bambang, 2013). Timbal merupakan logam berat
yang dapat menginduksi pembentukan radikal bebas dan menurunkan
kemampuan sistem antioksidan tubuh sehingga dengan sendirinya akan
terjadi stress oksidatif (Fidiyatun dkk, 2013). Selain itu, Beta karoten yang
ada pada minuman ini, juga dapat menetralkan singlet oxygen yang juga
merupakan radikal bebas ROS. Oleh karena itu, pemberian marmek bilarung
berpengaruh terhadap penurunan kadar Pb.
7. Pengaruh Vitamin C Terhadap Kadar Leukosit
Penelitian menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan (p > 0,05)
tetapi angka rata-rata masih tergolong normal, maka fungsi pemberian
marmek bilarung terhadap kadar leukosit untuk menjaga normalitas kadar
leukosit darah WUS. Vitamin C disebut sebagai antioksidan yang membantu
menetralisir dari radikal bebas. Vitamin C sebagai antioksidan karena
kemampuannya dalam mereduksi beberapa reaksi kimia. Peran vitamin C di
dalam sistem imun terkait erat dengan peran vitamin C sebagai antioksidan.
Menurut Winarsi pada 2007, mengatakan bahwa vitamin C meningkatkan
fungsi imun (leukosit) dengan menstimulasi produksi interferon (protein yang
melindungi sel dari serangan virus). Pemberian vitamin C dengan dosis 600
mg/hari dapat menurunkan infeksi. Kekurangan vitamin C dapat
menimbulkan tanda-tanda klinis seperti perdarahan akibat konsentrasi
vitamin C di plasma darah dan leukosit yang sangat rendah (Siswanto &
Ernawati, 2014).
Vitamin C (asam askorbat) berfungsi menetralisir radikal bebas dari
paparan logam berat (Pb), karena logam tersebut memiliki potensi efek
negatif terhadap kesehatan manusia, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Vitamin C adalah mikronutrien antioksidan yang dapat membatu
penyembuhan infeksi, dimana vitamin C berfungsi melindungi sel-sel dan
jaringan dari kerusakan yang disebabkan oleh oksigen reaktif dan nitrogen
species. Pemberian minuman sehat marmek bilarung yang mengandung
antosianin,antioksidan (betakaroten, vitamin C, Fe, zinc). Antoksidan dapat
melindungi sel-sel imun terhadap kerusakan akibat radikal bebas yang sistem
imun dapat berfungsi dengan optimal (Parwata, 2016).
8. Pengaruh Zat Besi (Fe) Terhadap Kadar Leukosit
Zat besi (Fe) berperan dalam imunitas dan pembentukan sel-sel
leukosit. kroorganisme untuk berkembang biak. Kekurangan besi akan
berdampak pada reaksi imunitas berupa aktivitas leukosit yang menurun, dan
sebagai konsekuensinya (Siswanto & Ernawati, 2014). Hasil
penelitian(Setyarsih & Safitri, 2020) juga mengatakan bahwa Asupan zat
besi juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh karena asupan zat besi
yang tidak memenuhi kebutuhan dapat mempengaruhi respon imun bawaan
sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Kekurangan zat besi dapat
menghambat efektifitas kerja leukosit dalam menghancurkan bakteri yang
masuk ke tubuh akibat radikal bebas dari paparan logam berat. Zat besi
dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-
sel darah, tetapi zat besi yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh
dapat menimbulkan masalah kesehatan, dan apabila terakumulasi di dalam
tubuh (Kurniawan et al., 2020).
Pemberian Marmek Bilarung yang dikombinasikan dari beberapa
bahan yaitu markisa ungu, kesemek dan ubi jalar ungun mampu
Meningakatkan/ menjaga normalitas kadar leukosit dan menjaga sistem imun
akibat ada radikal bebas yang dapat menghambat laju nya penurunan
leukosit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Rata-rata kadar Eritrosit pada WUS operator SPBU kelompok kontrol
pemberian Sirup kurnia adanya peningkatan yaitu 4,476 mg/l
2. Rata-rata kadar Eritrosit pada WUS operator SPBU kelompok Formulasi 1
pemberian minuman sehat marmek bilarung adanya peningkatan yaitu
5,186 mg/l
3. Rata-rata kadar Eritrosit pada WUS operator SPBU kelompok Formulasi 2
pemberian minuman sehat marmek bilarung adanya peningkatan yaitu
5,086 mg/l
4. Rata-rata kadar Eritrosit pada WUS operator SPBU kelompok Formulasi 3
pemberian minuman sehat marmek bilarung adanya peningkatan yaitu
5,296 mg/l
5. Rata-rata kadar Leukosit pada WUS operator SPBU kelompok kontrol
pemberian sirup kurnia adanya peningkatan yaitu 9,669 /L3
6. Rata-rata kadar Leukosit pada WUS operator SPBU kelompok Formulasi 1
pemberian minuman sehat marmek bilarung adanya peningkatan yaitu
8,675 /L3
7. Rata-rata kadar Leukosit pada WUS operator SPBU kelompok Formulasi 2
pemberian minuman sehat marmek bilarung adanya peningkatan yaitu
8,160 /L3
8. Rata-rata kadar Leukosit pada WUS operator SPBU kelompok Formulasi 3
pemberian minuman sehat marmek bilarung adanya peningkatan yaitu
8,893 /L3
9. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh pemberian pemberian
minuman sehat marmek bilarung terhadap kadar eritrosit dimana ada
perbedaan signifikan dengan nilai (p < 0,05) terhadap WUS operator
SPBU.
10. Hasi uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian minuman
sehat marmek bilarung terhadap kadar leukosit tetapi tidak ada
perbedaan signifikan dengan nilai (p > 0,05) terhadap WUS operator
SPBU.
B. Saran
1. Pentingnya mengkonsumsi minuman sehat yang mempunyai kandungan
antioksidan tinggi yang bertindak sebagai makanan fungsional bagi
operator SPBU seperti minuman sehat “Marmek Bilarung”
2. Pentingnya mengedukasi operator SPBU tentang bagaimana cara
meningkatkan kadar eritrosit dan menjaga normalitas kadar leukosit akibat
tingginya paparan logam berat di dalam tubuh dengan mengkonsumsi
minuman sehat yang mempunyai kandungan antioksidan tinggi yang
bertindak sebagai pangan fungsional seperti “Marmek Bilarung”
3. Pemberian minuman sehat “Marmek Bilarung” diharapkan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai minuman yang kaya
manfaatnya untuk tubuh.

Anda mungkin juga menyukai