Nama : Ayu Wulansari

NIM : G2A021024

Obesitas merupakan penyakit kronis dan multi faktorial dan juga disebut penyakit inflamasi
kronik yang ditandai dengan peningkatan total lemak tubuh. Distribusi kejadian obesitas
berhubungan dengan faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan status ekonomi.
Faktor risiko dasar terjadinya obesitas yaitu faktor peningkatan asupan, faktor metabolik,
penggunaan kalori dan gen (Masrul, 2018)

Obesitas anak dan remaja menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan
mengancam kesehatan dan umur panjang orang dewasa. Obesitas merupakan akibat dari
ketidakseimbangan kalori kronis di mana asupan kalori harian lebih besar dari konsumsinya.
Kerentanan genetik, lingkungan permisif, fitur metabolisme, kebiasaan, dan faktor budaya
dan sosial ekonomi memainkan peran penting dalam perkembangan obesitas. Etiologi
endokrin dari obesitas jarang terjadi dan biasanya disertai dengan pola pertumbuhan yang
melemah. Skrining genetik untuk sindrom langka hanya diindikasikan dengan adanya fitur
historis atau fisik tertentu(RojnićPutarek, 2018).

Selama beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan munculnya pandemi obesitas di
seluruh dunia dan, secara bersamaan, peningkatan insiden penyakit ganas. Efek obesitas dan
kelebihan berat badan pada kejadian kanker, morbiditas, dan mortalitas mulai diteliti dengan
cermat baru-baru ini. Menurut analisis data epidemiologi, hubungan antara obesitas dan
peningkatan risiko berbagai kanker telah ditetapkan. Diperkirakan perubahan gaya hidup dan
pola makan dapat mencegah 30-50% penyakit keganasan. Setelah merokok, obesitas adalah
penyebab kanker terbesar kedua yang dapat dicegah. Obesitas mempengaruhi kualitas hidup
dan meningkatkan risiko kekambuhan kanker dan kematian terkait kanker(Cmrečak et al.,
2020).

Obesitas tanpa komorbiditas mungkin tidak membawa risiko kardiovaskular, dan apa yang
disebut paradoks obesitas bahkan ikut bermain, di mana obesitas dapat meningkatkan
prognosis penyakit kardiovaskular. Komplikasi kardiovaskular terutama terjadi secara tidak
langsung karena komorbiditas metabolik obesitas. Namun, potensi trombogenik obesitas juga
telah ditetapkan. Sebuah pertanyaan yang sangat penting dalam obesitologi kontemporer
adalah apakah antidiabetik yang saat ini diberikan pada individu non-diabetik yang obesitas
akan memiliki efek kardiovaskular positif yang serupa dengan yang diberikan pada penderita
diabetes(Svačina, 2020).
Obesitas dan obesitas sentral telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di
negara berkembang seperti Indonesia. Meskipun 10 tahun telah berlalu sejak survei kesehatan
nasional terbesar dilakukan pada tahun 2007, belum ada analisis dan publikasi lebih lanjut
tentang obesitas dan obesitas sentral di Indonesia berdasarkan survei tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prevalensi obesitas dan obesitas sentral, serta hubungannya
dengan karakteristik sosiodemografi dan penyakit penyerta di Indonesia. Metode: Studi
potong lintang dilakukan berdasarkan Survei Kesehatan Dasar Nasional 2007 menggunakan
metode total sampling dari 33 provinsi. Obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh 25
menurut standar Asia-Pasifik untuk obesitas. Obesitas sentral didefinisikan sebagai lingkar
pinggang >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita menurut standar Asia-Pasifik untuk
obesitas sentral. Hasil: Prevalensi obesitas dan obesitas sentral pada populasi dewasa
Indonesia masing-masing adalah 23,1% dan 28%(Harbuwono et al., 2018).

DAFTAR PUSTAKA

Masrul, M. (2018). Epidemi obesitas dan dampaknya terhadap status kesehatan masyarakat serta
sosial ekonomi bangsa. Majalah Kedokteran Andalas, 41(3).
https://doi.org/10.25077/mka.v41.i3.p152-162.2018

Cmrečak. (2020). Obesity and cancer. Libri Oncologici, 48.

Harbuwono. (2018). Obesity and central obesity in indonesia: Evidence from a national
health survey. Medical Journal of Indonesia, 27.
Rojnić Putarek, N. (2018). Pediatric obesity. Medicus, 27.
Svačina. (2020). Obesity and cardiovascular disease. Vnitrni Lekarstvi, 66.