TIM PENYUSUN
Asisten Laboratorium :
Koodinator Asisten : Zufar Yusuf Putra V. (2018-11-231)
Anggota : Wengku Mahayana (2018-11-009)
Salsa Maharani Hapsari (2018-11-027)
Cahyo Utomo (2018-11-032)
Maman Firmansyah (2018-11-042)
Nanda Febby Yuliantina (2018-11-076)
Zulhanifah Nur Ari Safitri (2018-11-108)
Afani Syakir Rawdliya R. (2018-11-118)
Yohana Sara Yesica P. (2018-11-132)
Arinda Dentha Milenia (2019-71-022)
Yasminta Alya Dzakiyyah (2019-71-027)
Tasya Simanjuntak (2019-71-096)
Anin Tsaaniyah Astuti (2019-71-142)
Salma Kusuma Sugandi (2019-71-147)
TATA TERTIB
LABORATORIUM TEKNIK DIGITAL
1. Praktikan wajib memiliki modul praktikum sendiri dan membawa modul, kartu
praktikum yang sudah ditempel foto dan diisi lengkap datanya, beserta map. Jika
terbukti meminjam modul praktikum praktikan lain dan lupa membawa kartu/map
maka asisten berhak melarang praktikan, untuk mengikuti praktikum.
2. Saat praktikum, praktikan wajib memakai kemeja, jas laboratorium, bercelana rapi,
masker serta bersepatu (tidak flatshoes).
5. Laporan praktikum disusun dengan ketentuan penulisan dan diserahkan sesuai jadwal
yang telah diberikan oleh asisten. Penyerahan tidak bisa diwakilkan, karena praktikan
harus sudah siap untuk menghadapi presentasi.
6. Jika praktikum bentrok dengan waktu ujian atau kuis, maka anda harus segera
mengurus perpindahan waktu praktikum dengan mengambil formulir perubahan
jadwal praktikum dan anda harus mencari teman yang bisa bertukar waktu praktikum
dan anda wajib meminta tanda tangan teman yang sepakat untuk menukar jadwal,
kordas, asisten yang menaungi anda dan instruktur laboratorium (dengan format
formulir yang sudah disediahkan).
minggu berarti nilai laporan praktikum anda sama dengan nol (0). Laporan yang
diketahui terdapat kecuragan akan dianggap bernilai nol (0).
8. Harap menjaga perilaku dan tutur kata anda selama proses praktikum berlangsung
karena itu juga mempengaruhi nilai praktikan . Jika praktikan mengucapkan kata yang
tidak pantas dan berperilaku tidak sopan saat praktikum berlangsung maka asisten
berhak mengeluarkan dari laboratorium.
9. Hal-hal yang perlu dipersiapakan dan dibawa untuk praktikum Teknik Digital :
a. Modul praktikum
b. Kartu Praktikum
c. Foto terbaru anda ukuran 3x4 (3 lembar)
d. Map warna sesuai kelas
e. 1 lembar HVS
1. Laporan diketik dengan memakai Font Times New Roman ukuran 12 dan Line Spacing 1,5.
3. Diprint & ditulis (Tugas Rumah) dengan kertas HVS A4, format kertas seperti contoh berikut :
Budi
20XX-XX-XXX
Header : Nama dan NIM untuk Tugas Rumah
Kelompok untuk Laporan
Footer : Laboratorium Teknik Digital
Institut Teknologi – PLN
Margin :
Top : 2 cm Left : 2,5 cm
Bottom : 2 cm Right : 1,5 cm
4. Susunan Laporan praktikum masing-masing bab dan sub bab terdiri dari :
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Alat Percobaan
d. Teori Modul
e. Teori Tambahan (modul yang tidak ada sub modulnya maka minimal 3 lembar, untuk
modul yang ada sub modul maka 2 lembar tiap sub modulnya saja)
f. Langkah Percobaan
g. Data Pengamatan
h. Tugas Akhir
i. Analisa Praktikum (modul yang tidak ada sub modulnya maka minimal 2 lembar, untuk
modul yang ada sub modul maka 1 lembar tiap sub modulnya saja)
j. Kesimpulan
5. Setelah laporan selesai, Laporan diberi cover, dengan format sebagai berikut :
TUGAS RUMAH
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL XX
TEKNIK DIGITAL
Nama :
Kelompok :
NIM :
Kelas :
Kelas :
Tgl. Praktikum :
Kelompok :
Tgl. Presentasi :
Tgl. Praktikum :
Asisten :
Asisten :
Untuk cover laporan praktikum di print di kertas bufallo dengan warna bufallo sesuai kelas
8. Setelah laporan di acc oleh asisten, WAJIB dikumpul 2 jam sebelum presentasi
9. Laporan yang tidak sesuai format akan dikembalikan dan otomatis mendapat pengurangan nilai
10. Laporan yang merupakan hasil menjiplak atau plagiat, maka baik yang memplagiat atau yang
diplagiat dinyatakan tidak lulus dalam mata kuliah praktikum Teknik Digital
KARTU PRAKTIKUM
SMART ELECTRONIC SYSYEM
LABORATORY
NAMA : _____________________________________
NIM : _____________________________________
Praktikum : _____________________________________
Photo
Kelompok : _____________________________________ 3x4
Jurusan : _____________________________________
Asisten : ________________________________________________
DAFTAR ISI
TEORI DASAR
I. Sistem Bilangan
N = ... + 8 d3 + 4 d2 + 2d1 + 1 d0
dimana d3, d2, d1, d0 merupakan angka 0 atau 1
1101 = (1 x 23 + 1 x 22 + 0 + 21 + 0 + 20 ) desimal
1101 = (8 + 4 + 0 + 1) desimal
1101 = 13 desimal
Dari formula di atas , maka bilangan biner mempunyai bobot untuk tiap-tiap bit
(binary digit) :
Di dalam elektronika, digital bilangan biner ini mewakili keadaan ON atau OFF, tergantung
keadaannya.
Misal : bilangan 1 disebut sebagai keadaan HIGH (tinggi)
bilangan 0 disebut sebagai keadaan LOW (rendah)
atau bilangan 1 menyatakan keadaan ON dan bilangan 0 menyatakan keadaan OFF, atau
sebaliknya tergantung kepada keadaan aktif dari rangkaian. Bila rangkaian menyatakan keadaan
aktif HIGH berarti 1 => ON dan 0 => OFF tetapi bila rangkaian menyatakan keadaan aktif LOW
berarti 1 => OFF dan 0 => ON
Contoh:
1. Ubahlah bilangan biner ini ke desimal : 10110
Jawab : N = 1 x 24 + 0 x 23 + 1 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
= 16+0+4+2+0
= 22 (desimal)
Jadi 26 (desimal) = 11010 (biner) (diambil dari bit terbesar => terkecil)
Contoh :
= 3 x 161 + 11 x 160
= 48 + 11 = 59 (desimal)
Jadi 3B (heksadesimal) = 59 (desimal)
Bilangan heksadesimal biasanya ditulis dengan akhiran H, misal 3B (heksadesimal) ditulis
dengan 3BH.
2. Boolean Dasar
2.1 Aljabar Boolean
Aljabar Boolean digunakan untuk mendisain suatu rangkaian elektronika digital agar
terhindar dari kesalahan.
Ada 10 teorema aljabar Boolean yang harus diikuti apabila kita menemui permasalahan:
1. Hukum Komutatif
x A+B=B+A
x A.B=B.A
2. Hukum Assosiatif
x (A+B)+C=A+(B+C)
x (A.B).C =A.(B.C)
3. Hukum Distributif
x A.(B+C)=A.B+A.C
x A+(B.C)=(A+B).(A+C)
4. Hukum Identitas
x A+A=A
x A.A=A
5. Hukum Negasi
x (Ā)=Ā
x (Ā)=A
6. Hukum Redundance
x A+A.B=A
x A.(A+B)=A
MODUL I
RANGKAIAN KOMBINASIONAL
I. Tujuan
Memahami pemrosesan data pada gate dasar dan gate tambahan.
GATE DASAR
Harga peubah (variabel) logika, pada dasarnya hanya dua, yaitu benar (true) atau
salah (false). Dalam persamaan logika, umumnya simbol 1 dipakai untukmenyatakan benar
dan simbol 0 dipakai untuk untuk menyatakan salah. Denganmemakai simbol ini, maka
keadaan suatu logika hanya mempunyai dua kemungkinan,1 dan 0. Kalau tidak 1, maka
keadaan itu harus 0 dan kalau tidak 0 makakeadaan itu harus 1.
Operasi yang paling mendasar dalam logika adalah penyangkalan dengankata-kata
"tidak" (NOT). Jadi, "benar" adalah "tidak salah" dan "salah" adalah"tidak benar".
Operasi ini dikenal secara umum dengan nama "inversion"yang disimbolkan dengan garis
di atas peubah yang disangkalitu.
Gerbang elektronik yang berfungsi menidakkan ini disebut gerbang NOTdan sering
juga disebut "inverter". Bila masukan gerbang NOT dinamakan A dankeluarannya
dinamakan Z, maka hubungan masukan dan keluaran itu dituliskansebagai:
Z = 𝐴̅
Hal ini berlaku secaraumum dalam aljabar Boole dan untuk peubah yang aktif untuk
tegangan 0 Volt(rendah) sering diberi nama dengan garis komplemen di atasnya.
Bentukkeluaran suatu rangkaian logika dalam bentuk fungsi Boole dapat diperolehdengan
mudah dari tabel kebenaran rangkaian logika yang bersangkutan. Tetapifungsi yang
dihasilkan dari tabel kebenaran umumnya belumlah dalam bentukyang sederhana, yang
membutuhkan gerbang yang paling sedikit, dan masihperlu disederhanakan.
Dua operasi yang paling mendasar lainnya dalam aljabar logika adalah operasi"DAN"
(AND) dan operasi "ATAU" (OR). Gerbang elektronik yang merealisasikanlogika ini
masing-masing diberi nama gerbang "AND" dan gerbang"OR". Perlu ditegaskan kembali
bahwa untuk logika positif yang dipakaiseterusnya dalam buku ini, 1 diartikan benar dan
0 diartikan salah dan secaraelektroniknya, 1 diartikan sebagai tegangan tinggi (paling
umum adalah +5 Volt)dan 0 diartikan sebagai tegangan rendah (0 Volt). Tegangan
elektronik 0 - 5 Voltini dikenal sebagai level TTL, singkatan dari Transistor-Transistor
Logic. Untuk suatu gerbang OR dengan 2 masukan, katakanlah A dan B,keluarannya akan
benar (= 1) bila salah satu masukan A "atau" B adalah benardan keluaran itu akan salah (=
0) bila kedua masukan A dan B secara bersama – sama.
GATE TAMBAHAN
IC Rangkaian Kombinasional
1. Gerbang NOT
Pada pengaplikasiannya, NOT Gate umumnya dijumpai dalam bentuk IC
(integrated circuit) dengan kode 7404. IC ini memiliki 14 pin dengan pin 14 adalah
VCC dan pin 7 merupakan GND. Pin lainnya merupakan input dan output yang dapat
dilihat pada gambar 4.
IC (Integrated Circuit) ini bekerja pada tegangan sumber antara 4,75 Volt
sampai dengan 5,25 Volt. Terdapat 6 gerbang NOT yang terdiri dari
Pin 1 dan 2 Pin 3 dan 4
Pin 5 dan 6 Pin 13 dan 12
Pin 11 dan 10 Pin 8 dan 9
Pada IC 7404 hanya terdapat satu input saja, dengan komponen pembangunnya
adalah transistor (TTL/ Transistor Transistor Logic).
2. Gerbang AND
IC (integrated circuit) AND Gate yang umum digunakan adalah IC 7408
3. Gerbang OR
IC 7432 merupakan komponen yang biasa digunakan untuk membuat
rangkaian OR Gate.
Gambar 5. IC 7432
4. Gerbang NAND
Komponen IC NAND antara lain :
1. IC TTL tipe 74LS00, 74LS10, 74LS20, 74LS30
2. IC CMOS tipe CD4011, CD4023, CD4012
5. Gerbang NOR
IC yang paling sering digunakan adalah IC 7402.
IC 7402 ini memiliki 14 pin dengan pin 7 merupakan GND dan pin 14 sebagai
VCC dan sisanya sebagai input dan output. Terdapat 2 input pada IC 7402 dan terdapat
1 output saja sebagai berikut :
Input 2 dan 3, output 1
Input 5 dan 6, output 4
Input 11 dan 12, output 13
Input 8 dan 9, output 10
6. Gerbang X-OR
IC TTL 7486 adalah IC yang banyak digunakan pada rangkaian digital karena
menggunakan tegangan masuk Vcc antara 4,75 volt sampai 5,25 volt. Komponen ini
terdiri dari transistor-transistor. Berikut contoh dari penggunaan IC TTL 7486 untuk
membuat rangkaian XOR
MODUL II
FLIP-FLOP DAN COUNTER
I. Tujuan
1. Memahami pemrosesan dan kondisi-konsisi yang terdapat pada flip-flop
2. Memahami tentang Input dan Output dari Counter
1. RS flip-flop
Flip –flop ini memiliki dua masukkan dan dua keluaran. RS flip-flop mempunyai dua
inputan yaitu S = set dan R = reset, mempunyai 2 output yaitu Q dan Q’ . Output Q dianggap
merupakan output normal, dan dalam kondisi normal kedua output selalu merupakan
komplementer.
Symbol RS flip-flop :
Skema RS Flip-flop :
2. JK Flip-Flop
Flip-flop ini dapat dianggap sebagai flip-flop universal, karena flip-flop jenis lain
dapat dibuat dari flip-flop JK. Simbol logika pada Gambar 7 mengilustrasikan tiga input
sinkron (J, K dan CK). Input J dan K merupakan input data, dan input clock memindahkan
data dari input ke output. Diperlukan keseluruhan pulsa (bukan sekedar tansisi low ke high
atau high ke low saja) untuk memindahkan data dari input ke output.
Dua sifat unik dari flip-flop JK adalah:
1. Jika kedua data input pada keadaan nol, tidak akan terjadi perubahan pada output
meskipun diberikan sinyal clock (output tetap).
2. Jika kedua data input pada keadaan satu, pada tiap pulsa clock data output akan berubah
dari sebelumnya (komplemen dari data sebelumnya).
Kita dapat membangun suatu flip-flop JK dari gerbang NAND. Nampak bahwa
sebenarnya flip-flop JK terdiri dari dua flip-flop yang terangkai menjadi satu. Flip-flop
yang kedua (slave-budak) mengikuti keadaan yang ditentukan oleh flip- flop yang pertama
(master-tuan). Suatu transisi hanya dapat terjadi dengan satu pulsa clock penuh.
Symbol flip-flop JK
Skema JK flip-flop :
3. D Flip-flop
Merupakan modifikasi dari RS flip-flop dengan tambahan gerbang pembalik pada
masukan R sehinga R merupakan komplemen dari masukan S. Saat D = 0 keadaan flip-
flop reset (Q = 0) sedangkan bila D = 1 maka keadaan flip-flop set ( Q = 1).
Simbol D flip-flop :
Skema D Flip-flop :
COUNTER
Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang
digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Dilihat dari
arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah naik (Up Counter) dan pencacah
turun (Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil ke arah besar, kemudian
kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada pencacah menurun, pencacahan dari besar ke
arah kecil hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal.
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa dengan
menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai rancangan.
Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop, tergantung
karakteristik masing-masing flip-flop tersebut.
1. Synchronous Counter
Syncronous counter mempunyai pemicuan yang berasal dari cloks yang sama serta
susunan flip flop yang pararel. Pada synchronous counter tersebut memiliki perbedaan
penempatan atau manipulasi gerbang dasar sehingga juga membuat perbedaan waktu tunda
yang dinamakan dengan carry propagation delay.
Untuk penerapan counter saat aplikasi adalah chip IC baik itu IC TTL atau CMOS
seperti [TTL] 7490, 74190, 7493, 7491, 7492, 7493, [CMOS] 4017, 4029, 4042 dan
sebagainya.
Sedangkan pada counter sinkron, sumber clock akan diberikan pada setiap input clock
dari flip flop penyusun. Untuk itu jika terjadi perubahan pulsa dari sumber, maka
perubahan itu akan men-trigger semua flip flop secara bersamaan.
2. Asyncronous Counter
Asyncronous counter terdiri dari flip flop yang dihubungkan seri dan pemicunya akan
tergantung dari flip flop sebelumnya. Lalu, nantinya akan menjalar hingga flip flop MSB
sehingga disebut juga dengan ripple through counter.
Counter asinkron terdiri dari barisan flip flop yang dikonfigurasikan dengan cara
menyambung output satu dengan yang lain. Berikutnya, sebuah sinyal yang terpasang pada
input clok FF pertama akan mengubah kedudukan output jika tebing atau edge yang benar
dan dibutuhkan terdeteksi.
Output kemudian akan men-trigger inputclock berikutnya pada saat terjadi tebing yang
semestinya sampai. Dengan cara tersebut, maka sinyal pada input akan meriple dan satu
FF T bisa membagi sinyal input dengan faktor dua. Sehingga, counter bisa menghitung dari
mulai 0 hingga 2 = 1 dengan N sama dengan banyaknya flip flop.
2. Percobaan JK Flip-flop
2. Percobaan JK Flip-flop
RST J K CLK Q -Q KONDISI
0 X X X
1 0 0 ON
1 0 1 ON
1 1 0 ON
1 1 1 ON
Up Counter
No Q3 Q2 Q1 Q0 Decimal 7-Segment
1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 1 1
3 0 0 1 0 2
4 0 0 1 1 3
5 0 1 0 0 4
6 0 1 0 1 5
7 0 1 1 0 6
8 0 1 1 1 7
9 1 0 0 0 8
10 1 0 0 1 9
11 1 0 1 0 10
12 1 0 1 1 11
13 1 1 0 0 12
14 1 1 0 1 13
15 1 1 1 0 14
16 1 1 1 1 15
Down Counter
No Q3 Q2 Q1 Q0 Decimal 7-Segment
1 1 1 1 1 15
2 1 1 1 0 14
3 1 1 0 1 13
4 1 1 0 0 12
5 1 0 1 1 11
6 1 0 1 0 10
7 1 0 0 1 9
8 1 0 0 0 8
9 0 1 1 1 7
10 0 1 1 0 6
11 0 1 0 1 5
12 0 1 0 0 4
13 0 0 1 1 3
14 0 0 1 0 2
15 0 0 0 1 1
16 0 0 0 0 0
V. Tugas Akhir
1. Buat rangkaian pencacah 4 digit dengan menggunakan IC TTL jenis counter dengan
menggunakan preset dan preclear! Buat tabel kebenaran dan diagram waktunya.
MODUL III
REGISTER
I. Tujuan
Memahami pergeseran data dengan menggunakan shift register jenis Serial Input- Paralel
Output (SIPO), Paralel Input Paralel Output (PIPO), Serial Input Serial Output (SISO) dan
Paralel Input Serial Output (PISO).
Register geser ini akan menggeser data seri dan mengeluarkannya dalam format
paralel tanpa mengubah nilai data tersebut. Pada bagian ini akan dibahas rangkaian
penggeser data, yang tidak lain merupakan bagian dari fungsi pembentukan format data
serial kebentuk format data paralel. Salah satu piranti yang memiliki fungsi ini adalah IC
74164. fasilitas yang disediakan adalah :
3. A,B (2 masukan) : merupakan masukan data serial, karena A danB di AND maka baik
A atau B yang tidak dipergunakan untukmengumpan data masukan, harus di beri nilai
" 1 ", supaya masukandatapada kisi masukan lainya benar.
Untuk register parallel in - parallel out (PIPO), semua bit data terbaca secara
parallel pada keluaran setelah data diberikan pada masukan secara parallel. Pemasukan
bit data secara parallel tersebut dilakukan secara bersamaan, yaitu dengan memberikan
satu kali clock maka data akan disimpan oleh flipflop. Oleh karena bit data jumlahnya
adalah 8 bit maka kombinasi nilai yang tersimpan adalah berbatas terendah (0000 0000)B
= (0)D dan batas tertinggi adalah (1111 1111)B = (255)D.
Gambar 3.2 merupakan rangkaian register dengan masukan parallel dan keluaran
parallel, sedangkan clock untuk memasukan data diberikan secara bersamaan. Untuk
memasukan data secara parallel dikendalikan oleh L /bit, (L=load, R=read) jadi pada saat
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
SMART ELECTRONIC SYSTEM LABORATORY PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL | 33
PRAKTIKUM NAMA: …………………………
TEKNIK DIGITAL NIM: …………………………
diberi logika 1 dengan disertai satu kali clock maka data secara parallel dimasukan mulai
dari D0 sampai dengan D7. Sedangkan untuk mengeluarkan bit data yang tersimpan
dalam register tersebut harus diberikan logika 0 pada saluran L , dan data secara paralel
dapat dikeluarkan secara serentak (bersamaan) melalui Q0 sampai Q7 tanpa pemberian
clock. Hal ini bisa terjadi karena untuk setiap keluaran flip=flop disambung ke gerbang
AND, sedangkan inputan gerbang AND satunya lagi disambungkan dengan saluran L =
0, dengan adanya gerbang NOT maka semua gerbang AND mendapat logika 1 sehingga
Q0 sampai Q7 sama dengan isi register.
Register geser jenis ini tidak mengubah format data, karena dengan data input seri
dan dikeluarkannya dalam format seri juga, yang berubah adalah nilai dari data tersebut.
Dasar register geser empat-bit dapat dirangkai dengan menggunakan empat D
flipflop, seperti yang diperlihatkan di bawah. Selama pulsa clock, satu bit ditransmisikan
dari kiri ke kanan. Menerima suatu kata data menjadi 1001.
Register geser ini hanya mengubah format data paralel menjadi serial tanpa
mengubah nilai dari data tersebut.
Mode tulis adalah saat “tulis/geser” berlogika 0. Pada keadaan ini data
dimasukkan secara serempak karena gerbang NAND 2,4 dan 6 aktif. Data
melewati bit 3, bit 2, bit 1, dan bit 0 menuju flip-flop masing-masing.
b) Mode Geser (serial output)
Mode geser adalah saat “tulis/geser” berlogika 1, gerbang 2,4 dan 6 menjadi tidak
aktif. Tapi gerbang 1,3 dan 5 menjadi aktif. Sehingga terjadi pergeseran data dari
kiri ke kanan bit per bit pada setiap clock.
Shift Register Universal adalah register yang dapat menyimpan data dan /
menggeser data ke arah kanan dan kiri bersama dengan kemampuan beban paralel dikenal
sebagai register geser universal. Ini dapat digunakan untuk melakukan operasi input /
output dalam mode serial dan paralel. Register geser searah dan register geser dua arah
digabungkan bersama untuk mendapatkan desain register geser universal. Ada berbagai
macam register 4-bit yang tersedia dalam bentuk IC 74291, IC 74395, dan masih banyak
lagi. Namun, IC yang kita gunakan pada paralel register kali ini adalah IC 74194.
I. Tujuan
Memahami pergeseran data dengan menggunakan shift register jenis Serial Input- Paralel
Output (SIPO)
1. PC (Personal Computer)
2. Aplikasi Proteus
I. Tujuan
Memahami pergeseran data dengan menggunakan shift register jenis Paralel Input Paralel
Output (PIPO)
1. PC (Personal Computer)
2. Aplikasi Proteus
3. Hubungkan Q0, Q1, Q2, Q3 dengan empat logicprobe. Lakukan ini pada kedua IC.
7. Input data dari tabel pengamatan dan catat hasil outputan di tabel pengamatan.
KELUARAN
Q0 Q1 Q2 Q3 Q’0 Q’1 Q’2 Q’3
CLK ON berarti tombol push button TRIGGER di blok Monostable MV (Clock) ditekan
kemudian di lepas.
Pada baris ke-2 dari table di atas, bagaimanakah kondisi dari D0 – D3 dan D0’ – D3’ dan
seterusnya sampai baris ke – 6
V. Tugas Akhir
1. Buat rangkaian shift register 8 bit serial dengan menggunakan IC TTL
2. Buat rangkaian shift register 4 bit paralel dengan menggunakan IC TTL
MODUL IV
DECODER
I. Tujuan
Memahami Proses Penampilan Bilangan Desimal pada Sevent Segment dengan Decoder
Common Anoda dan Common Katoda
2. Common Katoda
Common Katoda adalah penggabungan kaki-kaki katoda dari
komponen-komponen .Merupakan kebalikan dari Common Anoda. Disini
semua katoda disatukan secara parallel dan dihubungkan ke GROUND.
Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka COMMON
KATODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH (led akan menyala/aktif bila
diberi logika 1). Dalam hal ini menyalakannya dibutuhkan saklar yang
menghubungkan kaki LED dengan VCC atau seumber tegangan. Untuk dapat
menjalankan fungsinya karena kaki-kai yang terhubung positif,berarti
membutuhkan arus negative. Sehingga komponen dengan common katoda
dapat dijalankan dengan tegangan 0-2,5 volt
B. Decoder 2 to 4
Decoder adalah alat yang dapat digunakan untuk mengembalikan proses
encoding sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Decoder
juga dapat diartikan sebagai rangkaian logika yang dapat di artikan sebagai
rangkaian logika yang menerima input-input biner dan mengaktifkan salah satu
outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut
Jika sudah sambungkan kaki 5 ke kabel 3 dan 4 yang sufdah terhubung tadi.
6. Ambil komponen power dengan mengklik ikon “terminals” lalu pilih
“power”.
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
SMART ELECTRONIC SYSTEM LABORATORY PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL | 45
PRAKTIKUM NAMA: …………………………
TEKNIK DIGITAL NIM: …………………………
MASUKAN
D C B A No
0 0 0 0 1
0 0 0 1 2
0 0 1 0 3
0 0 1 1 4
0 1 0 0 5
0 1 0 1 6
0 1 1 0 7
0 1 1 1 8
1 0 0 0 9
1 0 0 1 10
1 0 1 0 11
1 0 1 1 12
1 1 0 0 13
1 1 0 1 14
1 1 1 0 15
1 1 1 1 16
KELUARAN
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16
1. Buka Proteus
5. Pilih menu “2D Graphics text mode” untuk menuliskan nama input dan output.
Untuk input A dan B sedangkan output Y0,Y1,Y2 dan Y3
6. Hubungkan input A dan B ke gerbang AND (Y0)
7. Lalu hubungkan input A ke gerbang AND (Y1) dan input B ke gerbang AND (Y1)
8. Lakukan hal yang sama seperti langkah percobaan ke 7 ke gerbang AND (Y2).
Dengan tabel kebenaran 1 0
9. Hubungkan input A ke gerbang AND (Y3) dan input B ke gerbang AND (Y3).
Dengan tabel kebenaran 1 1
10. Setelah itu klik RUN
11. Kemudian isilah tabel pengamatan, dengan mengatur saklar input A dan B.
B A -E Y3 Y2 Y1 Y0
X X 1
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 0
V. Tugas Akhir
1. Buat Rangkaian Decoder common anoda 2 digit dengan IC TTL
2. Buat Rangkaian Decoder common katoda 4 digit dengan IC TTL
MODUL V
MULTIPLEKSER & DEMULTIPLEKSER
I. Tujuan
Memahami proses multiplexing (Mux) pada sebuah multiplekser dan proses demultiplexing,
serta mengetahui pengertian dari encoding dan outputan dari encoding.
Fungsi Multiplekser :
• Seleksi data.
• Data routing atau perjalanan data.
• Multiplekser biasanya menentukan perjalanan data dari satu sumber data diantara
beberapa sumber ke satu tujuan.
• Operation sequencing atau pengurutan operasi
• Kebanyakan system digital memproses data biner parallel atau seluruh bit secara
bersamaan karena Teknik ini akan bekerja lebih cepat. Namun apabila data ini harus
disalurkan ke beberapa tempat yang relatif jauh, susunan parallel ini menjadi tidak
efektif karena memerlukan lebih banyak saluran transmisi. Maka data biner
berbentuk parallel sering diubah menjadi bentuk data seri sebelum disalurkan ke
tujuan yang jauh tersebut.
• Menghasilkan sebuah bentuk gelombang
• Menghasilkan sebuah fungsi logika
B. Demutliplekser
Demultiplxer atau dapat disingkat Demux merupakan suatu rangkaian elektronika
yang mempunyai output dua atau lebih dan hanya mempunyai satu input, didalam
demultiplexer terdapat suatu pemilih keluaran/outputnya. Jadi demultiplexer merupakan
rangkaian yang dapat dipilih outputnya untuk meneruskan data dari inputnya.
Berkebalikan dari multiplexer yang dapat dipilih intputnya demultiplexer ini yang dipilih
adalah outputnya. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat gambar di bawah ini :
Dalam gambar tersebut data dimasukan dari inputnya kemudian Selektor akan memilih
salah satu output dari Y0 dan Y1 untuk meneruskan datanya. Dan apabila diaplikasikan
kedalam gerbang logika, Demultiplexer dapat diimplementasikan sebagai berikut :
• Komponen ini mempunyai 3 masukan data yang bisa dipilih salah satu, yaitu (aktif-
LOW) serta E3 (aktif-HIGH).
• Untuk memilih luaran mana yang akan mengeluarkan data, diperlukan 3 buah
masukan pemilih, yaitu A, B dan C.
• Selain itu terdapat 8 luaran aktif-LOW, yaitu .
• Sedangkan kaki 8 dihubungkan ke GND dan kaki 16 dihubungkan ke +5V.
Susunan kaki IC 74LS138 dapat dilihat dalam gambar di bawah.
C. Encoder
Biasanya encoder digunakan untuk mengubah data keypad menjadi data biner.
Sebenarnya encoder berarti mengubah suatu besaran yang jumlahnya banyak menjadi
besaran lain yang jumlahnya sedikit. Ada beberapa jenis encoder yang terdapat di pasaran
seperti 74xx147 : 10 to 4 dan 74xx148 : 8 to 3.
biner 3 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti
rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded Decimal)
yaitu rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 bit data BCD. Rangkaian
implementasi encoder Desimal (8Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran
Rangkaian encoder di atas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur
input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder di atas bukan didesain
sebagai priority encoder.
2. Kemudian klik Pick Device/P seperti pada gambar di bawah untuk mencari
komponen-komponen yang diperlukan. (Cara cepat bisa dilakukan dengan
menekan “P” pada keyboard)
5. Untuk menjalankan rangkaian tersebut klik tombol “run” pada bagian bawah kiri
aplikasi.
6. Selanjutnya isi data pengamatan di bawah ini
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
0 0 0 0 1 1 1 1 1 0
2. Kemudian klik Pick Device/P seperti pada gambar di bawah untuk mencari
komponen-komponen yang diperlukan. (Cara cepat bisa dilakukan dengan
menekan “P” pada keyboard)
5. Untuk menjalankan rangkaian tersebut klik tombol “run” pada bagian bawah kiri
aplikasi.
6. Selanjutnya isi data pengamatan di bawah ini.
A B E Y0 Y1 Y2 Y3
0 0 1
0 0 0
1 0 0
0 1 0
1 1 0
Perhatikan gambar 9.1. di atas. Input Encoder 8 To 3 terdiri dari 8 tombol push
button yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7 dan enable E1. Semua indikator untuk input menggunakan
LED dan output menggunakan LED juga. Jika LED menyala berarti logika ‘1’ dan bila
padam berarti logika ‘0’.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan praktikum ini adalah :
1. Buka Aplikasi Proteus pilih New Project atau klik “Schematic Capture” yang
memiliki ikon seperti di bawah ini
2. Kemudian klik “Pick Device” atau ikon “P” seperti pada gambar di bawah
untuk mencari komponen-komponen yang diperlukan.
5. Untuk menjalankan rangkaian tersebut klik tombol “run” pada bagian bawah
kiri aplikasi.
6. Selanjutnya isi data pengamatan di bawah ini
EI 0 1 2 3 4 5 6 7 C B A GS EO
1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1
V. Tugas Akhir
1. Buat rangkaian multiplex 4 bit dengan IC TTL
2. Buat rangkaian demultiplex 16 bit dengan IC TTL
MODUL VI
MULTIVIBRATOR & TIMER
I. Tujuan
• Mahasiswa mampu memahami dan mengerti cara kerja IC timer 555
• Mahasiswa dapat mengaplikasikan IC 555 sebagai astable multivibrator
• Mahasiswa dapat menghitung frekuensi output 555
1. PC (Personal Computer)
2. Aplikasi Proteus
Rangkaian multivibrator terdiri dari komponen penguat aktif yang dikopel silang
dengan komponen-komponen pasif (resistor dan kapasitor) . Prinsip kerja dapat dijelaskan
dengan metode pengisian dan pegosongan.
Jenis-jenis Multivibrator:
1. Multivibrator Astabil (astable multivibrator)
- Multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-running, yaitu tidak
memiliki keadaan stabil yang permanen pada suatu periode tertentu, oleh sebab itu
tidak dibutuhkan suatu masukan(input).
- Waktu aktif dari setiap komponen penguat bergantung pada waktu pengisian dan
pengosongan kapasitor pada rangkaian.
Timer 555
IC Timer merupakan jenis IC yang digunakan untuk berbagai rangkaian elektronika
yang memerlukan fungsi pewaktu dan multivibrator di dalamnya. IC pewaktu yang umum
dijumpai adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970-an.
IC55 menghasilkan Osilasi dan waktu tunda yang akurat serta stabil.
Rumus dasar yang digunakan untuk mencari waktu tunda adalah sebagai berikut.
𝑻𝒅 = 𝟏, 𝟏 𝑹𝑪
Dimana : Td = waktu tunda/time delay (second)
R = besarnya resistansi (Ohm)
C = besarnya kapasitansi (Farad)
V. Langkah Perobaan
Monostable Multivibrator
1. PIlih Pick component lalu pick lah 7400, logicstate, kapasitor serta resistor dan logic
probe
2. Hubungkan IC 7400 (U1-A) pada output dari IC 7400 (U1-B)
3. Resistor yang digunakan 100k pada kedua resistor
4. Capacitor yang digunakan 40nF
5. Hubungkan Logicstste pada rangkaian
6. Hubungkan logicprobe pada output 7400 (U1-B)
7. Amati outputan yang terjadi pada saat trigger kita beri logika 0 dan logika 1
Bistable Multivibrator
1. PIlih Pick component lalu pick lah 7400, logicstate dan logic probe
2. Hubungkan IC 7400 (U1-A), IC 7400 (U1-B) serta IC 7400 (U1-C)
3. Hubungkan Button dengan ground
4. Hubungan output dengan IC 7400 (U1-C)
Bistable Multivibrator
Input (Trigger) Output
0
1
NAMA : Praktikum :
NIM : Jur/Prog.Studi :
Kelompok : Semester :
Tanggal Tanggal
Tanggal Paraf
No. Modul Praktikum Pengumpulan Asisten
Presentasi Asisten
Laporan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jakarta,........................ 2021
(........................................) (..............................................)