PROPOSAL
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
AMBON
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
Pattimura.
Peneliti menyadari proposal ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu peneliti sangat mengaharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak, dan
semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi tambahan wawasan bagi para
pembaca.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................................7
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................................7
1.6 Definisi Operasional.................................................................................................8
BAB II...................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................10
2.1 Tinjauan Tentang Pendekatan Konstruktivis..........................................................10
2.1.1 Pengertian pendekatan konstruktivisme.............................................................10
2.1.2 Pentingnya pendekatan konstrukivis dalam kegiatan pembelajaran...............10
2.1.3 Ciri-ciri Pendekatan Konstruktivis.....................................................................11
2.1.4 Konsep Umum Pendekatan Konstruktivis..........................................................12
2.1.5 Langkah-langkah Pendekatan konstruktivis.......................................................13
2.1.6 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Konstruktivis........................................14
2.2 Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................15
2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).........................................................15
2.2.2 Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.......................................................16
2.2.3 Ruang Lingkup IPS............................................................................................17
2.2.4 Pendidikan IPS di Sekolah Dasar.......................................................................18
2.3 Tinjauan tentang Aktivitas Belajar.........................................................................19
2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar...............................................................................19
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas.....................................................22
iii
2.4 Tinjauan Tentang Hasil Belajar..............................................................................26
2.4.1 Pengertian Belajar..............................................................................................26
2.4.2 Hasil Belajar.......................................................................................................27
2.4.3 Pengertian Pembelajaran....................................................................................33
2.5 Penelitian Relevan..................................................................................................34
2.6 Kerangka Berfikir...................................................................................................37
BAB III..................................................................................................................................39
METODE PENELITIAN.......................................................................................................39
3.1 Desain Penelitian........................................................................................................39
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian.......................................................................................40
3.3 Subjek Penelitian........................................................................................................40
3.4 Tahapan Penelitian.....................................................................................................40
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................48
3.6 Instrumen Penelitian...................................................................................................48
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................57
iv
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab
itu, Indonesia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama. Hal
ini dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang menegaskan bahwa
salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
memperoleh hasil maksimal. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk
1
Terwujudnya tujuan tersebut diperlukan dukungan pendidikan yang
tersebut dikemas dalam jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang disesuaikan dengan
dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri dari tiga jalur yaitu formal, nonformal dan
informal. Sekolah Dasar (SD) sebagai Pendidikan formal merupakan wujud dari
formal atau pendidikan sekolah ini menjadi sangat penting setelah pendidikan
keluarga, karena keberadaannya sebagai tolak ukur kemampuan siswa ketika mereka
nantinya akan menjadi bekal kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
mereka untuk melanjutkan kejenjang berikutnya yang lebih tinggi. Tahapan itu
2
kesuksesan bagi mereka ataupun untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang
selanjutnya.
Standar Nasional Pendidikan sesuai BSNP. Salah satunya adalah Standar Pendidikan
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan kompetensi
kompetensi itulah yang harus dimiliki dan dikembangkan guru dalam pelaksanaan
yang meliputi semua aspek mata pelajaran di SD. Proses yang harus dilakukan guru
bukan hanya dengan mengajarkan konsep, tetapi juga memaparkan tentang fakta yang
ada, menarik generalisasi dari fakta dan konsep sehingga siswa menjadi lebih paham.
Fakta, konsep, dan generalisasi sangat erat kaitanya dengan kehidupan manusia,
sehingga salah satu disiplin ilmu yang relevan dan terdapat dalam kurikulum di SD
Trianto (2010: 171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Selebihnya untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran
IPS pada sekolah dasar Sapriya (2009 :11) berpendapat bahwa siswa perlu dibekali
dengan empat dimensi program pendidikan IPS yang komprehensif, meliputi (1)
3
dimensi pengetahuan (knowledge), (2) dimensi keterampilan (skills), (3) dimensi nilai
dan sikap (values and attitudes), dan (4) dimensi tindakan (action). Sehubungan
dengan itu, maka pembelajaran IPS bagi siswa pada jenjang SD dilaksanakan dengan
keterampilan agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipeljari sebagai bekal
menghapalkan teori, tetapi juga proses penemuan. Pada saat belajar IPS peserta didik
harus aktif bertanya, mencari tahu, dan melakukan percobaan. Proses pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar selama ini lebih ditekankan kepada penguasaan materi
sebanyak mungkin sehingga proses belajar bersifat kaku dan terpusat pada satu arah,
tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif dengan melakukan
eksplorasi terhadap materi yang diajarkan. Kegiatan belajar lebih ditandai dengan
budaya hafalan daripada berfikir, akibatnya siswa menganggap materi pelajaran IPS
hanya untuk dihafalkan. Kenyataan ini menyebabkan siswa tidak mampu menerapkan
merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang bagi sebagian siswa
terasa membosankan, kurang menarik dan cenderung monoton. Ini terbukti dari hasil
pengamatan di kelas IV SDN 5 Ambon. Pada saat proses pembelajaran IPS, sebagian
4
besar siswa terlihat merasa jenuh dan suasana belajar kurang ’hidup’. Dari hasil
observasi dan wawancara singkat dengan guru pelajaran, diketahui bahwa terdapat
kelas antara lain, lemahnya daya serap siswa dalam proses pembelajaran terutama
dalam mata pelajaran IPS. Hal itu terlihat dari masih banyak siswa mendapatkan hasil
belajar yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk KKM
sendiri pada mata pelajaran IPS sebesar 65. Jika nilai siswa lebih dari 65
dikategorikan tuntas, dan sebaliknya apabila nilai siswa kurang dari 65 dikategorikan
belum tuntas. Dari 26 siswa didalam kelas IV A terdapat 19 orang yang masuk
kateori belum tuntas, terdiri dari 8 laki-laki dan 11 orang perempuan. Hanya 7 orang
Hal ini terjadi dikarenakan guru hanya memakai satu metode, yaitu metode
ceramah dan proses pembelajaran hampir setengah jam pelajaran diisi dengan
mencatat. Sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru atau teacher centered
upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yaitu dengan
di Sekolah Dasar. Solusi tersebut akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas pada
5
Pendekatan Konstruktivisme cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
lebih dinamis.
ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari penelitian ini
6
adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan konstruktivis dalam
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
belajar siswa.
2. Guru
3. Sekolah
4. Peneliti
7
menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk siswa
dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
2) Pembelajaran IPS
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang
pendidikan formal, dimulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.
Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas
kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam
8
3) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh atau dicapai dari proses
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diproleh
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
dan orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditrasfer dari
guru kepada orang lain, karena setiap orang punya skemata sendiri tentang apa yang
suatu skemata yang baru. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian
atau pengetahuan secara aktif dan terus menerus (Suparno, 1997: 35)
pembelajaran
dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
10
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang
sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara
pembelajaran.
2. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari.
3. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep
apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
11
2.1.4 Konsep Umum Pendekatan Konstruktivis
miliki
2. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh siswa sendiri melalui proses
terbaru
3. Unsur penting dalam teori ini adalah seseorang membina pengetahuan dirinya
4. Ketidak seimbangan ialah faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini
6. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan
12
7. Siswa aktif mengkontruksi terus-menerus sehingga selalu terjadi perubahan
konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep
ilmiah
8. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi
pembelajaran.
atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan
3. Rekonstruksi ide, dalam tahap ini siswa melakukan klarifikasi ide dengan cara
mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman melalui diskusi.
13
4. Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa
perlu diaplikasikan pada macam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan
suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika
dimiliki, maka akan memunculkan kembali ide-ide (elicitasi) pada diri siswa.
konsep IPS, serta melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif selama proses belajar
mengajar berlangsung.
2. Kekurangan Konstruktivisme
hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuwan
yang berbeda-beda.
14
3. Situasi dan kondisi sekolah yang berbeda-beda, sehingga menuntut guru
untuk berpikir luas dan mendalam serta sabar dan peka terhadap gagasan-
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang
pendidikan formal, dimulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.
Istilah ”social studies” yang berasal dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian IPS
manusia. Pada intinya, fokus IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai
dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai mahluk sosial
(homosocius).
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan
atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan
adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan
15
interaksinya dalam kehidupan bermasyarakat. Kajian dalam IPS yaitu perpaduan dan
penyederhanaan dari sejumlah ilmu-ilmu sosial yang terencana dan sistematis untuk
pembelajaran. Menurut Trianto (2010: 174) tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal
Tujuan IPS menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu (1)
masalah, dan keterampilan sosial, (3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) meningkatkan kemampuan bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS adalah
dan dapat membantu siswa memecahkan masalah yang ada, sehingga siswa memiliki
16
Pembelajaran IPS pada setiap jenjangnya harus dibatasi, sesuai dengan
kemampuan siswa pada tiap jenjang yang sedang ditempuhnya sehingga ruang
lingkup pengajaran IPS pada jenjang sekolah dasar berbeda dengan jenjang
7) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
Sapriya dkk, (2007: 19) ruang lingkup IPS dijelaskan pada tabel berikut.
17
lingkungan b. Interaksi gejala fisik dan sosial.
c. Struktur internal suatu tempat/wilayah.
d. Interaksi keruangan.
e. Persepsi lingkungan dan kewajiban.
3. Perilaku ekonomi dan a. Berekonomi.
kesejahteraan b. Ketergantungan.
c. Spesialisasi dan pembagian kerja.
d. Perkoperasian.
e. Kewirausahaan.
4. Waktu, keberlanjutan dan a. Dasar-dasar ilmu sejarah.
perubahan b. Fakta, peristiwa, dan proses.
Berdasarkan dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
IPS meliputi manusia, lingkungan, waktu, perubahan, isu sosial, sistem sosial, lokal
regional dan global. Ruang lingkup IPS juga mencakup tentang perilaku manusia
adalah usia 6-12 tahun. Menurut Jean Piaget (2002) anak usia 7 sampai 11 tahun
memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak dapat mengembangkan
pikiran logis. Penalaran logika yang mereka kuasai hanya pada situasi konkret dan
belum bisa memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Pada anak golongan
operasional konkret ini memiliki ciri diantaranya perhatian mudah teralih dan
18
terhadap sesuatu yang diinginkan (Hidayati, 2008: 3). Materi IPS digali dari segala
Hidayati, 2008: 6). Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
b. Segala sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar sampai lingkungan
dilakukan oleh siswa sendiri. Sanjaya dalam Prastowo, (2013: 49) menyatakan bahwa
belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Pendapat Sanjaya senada dengan apa yang dikemukakan oleh Skinner
19
dalam Susanto (2014: 4) bahwa belajar menurut psikologi behavioristik merupakan
suatu control instrumental yang berasal dari lingkungan. Aktivitas yang dilakukan
seseorang dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru. Selanjutnya menurut Nur & Retno dalam Hamdani (2010: 20)
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisi
melainkan kegiatan belajar adalah suatu kegiatan atau proses interaksi antara guru
dan siswa maupun siswa dengan siswa, dimana siswa membuat bangunan ilmu
pengetahuan atau konsep dengan cara mereka sendiri agar mendapat pengetahuan
psikomotorik.
Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh atau dicapai dari proses
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diproleh
20
Kemudian menurut Kasmadi dan Sunariah (2014: 44) mengemukakan bahwa
hasil belajar perlu diterjemahkan dan ditetapkan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar dengan mengacu pada kriteria keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan
belajar siswa ditunjukan oleh kemampuan siswa secara kognitif, afektif, dan
psikomotor. Menurut Bloom dalam Uno & Nurdin (2011: 55) hasil belajar tersebut
baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
dan intelektual.
1) Ranah Kognitif
menguasai bahan pelajaran atau materi yang diajarkan. Menurut Poerwanti, dkk.,
(2008: 1.22) ranah kognitif merupakan ranah yang menekankan pada pengembangan
dikemukan oleh Uno & Nurdin ( 2011: 56) bahwa ranah koginitif dinilai meliputi
21
mengevaluasi. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan indikator aspek kognitif
2) Ranah Afektif
Ranah afektif menurut Poerwanti, dkk., (2008: 1.22) adalah ranah yang
Hariyanto (2014: 184) menyebutkan hasil belajar ranah afektif adalah penilaian yang
dirinya, persepsi tentang citra dirinya, dan apa yang berpengaruh terhadap
perilakunya di dalam kelas. Hasil belajar afektif dibagi menjadi sikap spiritual dan
sosial. Sikap spiritual berkaitan dengan interaksi dengan Tuhan Yang Maha Esa,
Majid (2014: 166) mengemukakan bahwa sikap sosial terdiri dari jujur, disiplin,
1. Percaya diri
Kemendikbud (2014: 84) menyatakan bahwa percaya diri adalah kondisi mental
atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk
berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Adapun indikator sikap percaya diri
a. Berani berpendapat;
22
b. Mampu membuat keputusan dengan cepat;
indikator yang digunakan dalam penelitian sikap percaya diri siswa yakni (1) berani
bertanya, (2) berani menjawab pertanyaan guru, (3) menyelesaikan tugas dengan
cepat, (4) berani melakukan presentasi, dan (5) mengerjakan tugas tanpa mencontek.
2. Kerjasama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan
sebagai berikut.
23
g) Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri
h) Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.
suatu sikap yang timbul untuk dapat berbaur melakukan sesuatu secara bersama-sama
3) Ranah Psikomotor
Menurut Uno & Nurdin (2011: 16) ranah psikomotor meliputi pencapaian
diungkapkan oleh Poerwanti, dkk., (2008: 1.22) bahwa ranah psikomotor merupakan
didik. Pada aspek ini peneliti memilih fokus kepada aspek mengomunikasikan dan
menanya.
4) Mengomunikasikan
berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
24
kegiatan mengomunikasikan dapat berupa menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
dengan tepat.
1) Menanya
meminta supaya untuk diberi tahu tentang sesuatu. Bertanya merupakan salah satu
dijadikan alat atau pendekatan untuk menggali informasi atau sumber belajar yang
25
Menurut Kemendikbud (2013: 213) kriteria pertanyaan yang baik adalah (1)
Berdasarkan kajian di atas, maka indikator yang digunakan dalam penelitian ini
yakni:
yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dari kegiatan
tes materi pelajaran tertentu yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor.
indikator dari aspek afektif meliputi percaya diri dan sikap kerjasama, serta aspek
61), pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa atau murid. Pembelajaran
26
berarti aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif, yakni siswa dapat belajar secara aktif dan
siswa yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis
agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaraan secara efektif dan efisien.
Menurut pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
secara aktif dan bermakna, melalui kegiatan interaksi antara guru atau sumber belajar
dengan siswa.
Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas dalam
proposal ini.
Siswa pada Materi Pokok Himpunan ).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
siswa dan hasil evaluasi belajar siswa setelah penerapan pembelajaran dengan
kelas yang terdiri dari dua siklus yang memuat tahap perencanaan,
27
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
himpunan pada siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Kuripan Tahun Pelajaran
2011/2012.
ini adalah rendahnya hasil belajar siswa di kelas V SDN 3 Tolitoli dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan tumbuhan hijau melalui
ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Dari
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk hasil belajar siswa pada mata pelajara
28
IPS melalui penerapan pendekatan pembelajaran konstruktivis kelas IV SDN
observasi aktivitas dan evaluasi tes siklus. Teknik analisis data menggunakan
penelitian ini terdiri dua yaitu dari segi proses dan hasil. Hasil penelitian
51/II Desa Paku Aji Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembelajaran IPS yamg selama ini masih
meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) hasil belajar. Pendekatan
penelitian ini berupa informasi tentang proses dan data hasil tindakan yang
diperoleh dari hasil pengamatan, hasil tes, diskusi dan dokumentasi. Hasil
29
penelitian ini menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.
hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Menurut Uma dalam
Sugiyono (2014: 60), bahwa kerangka pikir merupakan model konseptual tentang
belajar tidak monoton dari guru maupun teman sebaya. Berdasarkan kajian dari
penelitian yang relevan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan serta pengaruh
Hasil itu kemudian menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian dengan
siswa dapat secara langsung menemukan konsep atau teori yang dapat dibuktikan
secara langsung sehingga materi yang diberikan oleh guru lebih menyenangkan dan
30
Kerangka pikir yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dilihat
31
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
yaitu dimulai dari tahap (1). Perencanaan, (2). Tindakan, (3). Pengamatan. (4).
Negeri 5 Ambon yang dijadikan objek penelitian dalam rangka mencari data
awal.
2. Jenis Penelitian
yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan Classroom Action
dengan Arikunto. Lebih lanjut Kurt Lewin dalam Arikunto (2013: 131)
siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning),
39
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
masih perlu adanya suatu perbaikan dan inovasi agar proses pembelajaran menjadi
merespon kegiatan melalui kegiatan refleksi. Adapun alur siklus tindakan dalam
40
Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto, dkk., 2006: 74)
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1. Menganalisis Kompetensi Dasar (KD) untuk mengetahui materi
pokok.
pendekatan konstuktivisme.
41
3. Menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan hasil belajar
b. Pelaksanaan (Acting)
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
b) Kegiatan Inti
42
3. Guru harus menghargai atas gagasan dari masing-masing
gagasan-gagasan tersebut.
mereka.
diskusi.
c) Kegiatan Penutup
43
2. Guru bersama siswa meluruskan kesalahan pemahaman
2) Pertemuan kedua
pembelajaran.
c. Pengamatan
d. Refleksi
melakukan analisis mengenai hasil kinerja guru dan hasil belajar siswa
2. Siklus II
yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus kedua, peneliti merencanakan proses
44
pembelajaran melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan langkah-
langkah:
a. Perencanaan (Planning)
1. Peneliti mencatat permasalahan yang dialami pada pelaksanaan
pembelajaran siklus I.
2. Peneliti merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan ajar juga
b. Pelaksanaan (Acting)
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
45
b) Kegiatan Inti
takut.
diskusi.
46
diharapkan akan terjadi proses pengkonstruksian atas
c) Kegiatan Penutup
d. Refleksi
analisis mengenai hasil kinerja guru dan hasil belajar siswa selama
47
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Non Tes
mendapatkan informasi mengenai keadaan siswa. Teknik non tes digunakan untuk
mendapatkan data secara tidak langsung berkaitan dengan tingkah laku siswa.
Teknik non tes yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi berupa
pengamatan oleh peneliti dan observer terhadap guru kelas dan siswa saat
menggunakan lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Lembar aktivitas
guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama dalam proses mengajar.
proses pembelajaran.
2. Tes
tes tertulis. Variabel yang diukur menggunakan teknik ini adalah hasil belajar
Instrumen pengumpul data berupa lembaran penilaian dan lembar tes yang
48
pelaksanaan pembelajaran, aktivitas pembelajaran dan hasil belajar IPS siswa.
Berdasarkan hal ini peneliti dapat merefleksi tindakan yang telah dilakukan.
1. Lembar Pengamatan
tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana,
2006: 84).
dilakukan oleh dua orang sebagai pengamat yaitu guru. Dalam lembar
pengamatan ini terdapat kriteria penilaian yaitu baik, cukup dan kurang.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Lembar penilaian ini digunakan
pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang dilakukan oleh dua orang
49
sebagai pengamat yaitu guru. Dalam lembar penilaian ini terdapat kriteria
2. Lembar Tes
tertulis yang dilaksanakan diakhir pembelajaran (post test) yang bertujuan untuk
Data diolah dengan menganalisis semua hasil penelitian yang diperoleh dari
tindakan pertama dan kedua yang termuat dalam lembar pengamatan pada aspek
tersebut digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan diolah
50
1. Data Pengamatan
132). Makna dari nilai tersebut yaitu semakin tinggi nilai yang dihasilkan semakin
baik pembelajaran, demikian juga sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh
Penentuan nilai untuk tiap kriteria menggunakan persamaan yaitu rata rata
skor, skor tertinggi, skor terendah, selisih skor, dan kisaran nilai untuk tiap
Jumlah Skor
Rata-rata Skor =
Jumlah Pengamat
Kisaran tiap kriteria = Selisih skor Jumlah kriteria dibagi jumlah kriteria
Skor tertinggi untuk tiap butir pengamatan 3, skor terendah untuk tiap butir
51
Selisih Skor 22
Kisaran tiap kriteria = = 7.33 dibulatkan menjadi 7
Jumlah Kriteria 3
Hasil kisaran nilai untuk tiap kategori pengamatan dilukiskan dalam berikut:
Skor tertinggi untuk tiap butir pengamatan 3 (baik), skor terendah untuk tiap
tertinggi adalah 33 dan skor terendah adalah 11 sedangkan selisih skor adalah 22.
Selisih Skor 22
Kisaran tiap kriteria = = 7.33 dibulatkan menjadi 7
Jumlah Kriteria 3
Hasil kisaran nilai untuk tiap kategori pengamatan dilukiskan dalam berikut:
52
2. Analisis Data Hasil Belajar
1) Lembar Tes
X=
∑x
n
Keterangan :
P=
∑ Siswa Tuntasbelajar x 100
∑ Siswa
53
(Sumber: Sudjana, 2006)
Lembar penilaian afektif terdiri dari lima aspek yaitu (1) menerima, (2)
menanggapi, (3) menilai, (4) mengelola, dan (5) menghayati. Penilaian ini
dilakukan selama proses pembelajaran yang disertai dengan deskriptor dari setiap
Selisih Skor 10
Kisaran tiap kriteria = = 3,33
Jumlah Kriteria 3
Jadi rentang nilai untuk setiap aspek afektif disajikan dalam berikut:
54
4. Analisis belajar Psikomotor
Selisih Skor 8
Kisaran tiap kriteria = = 2,6
Jumlah Kriteria 3
Jadi rentang nilai untuk setiap aspek psikomotor disajikan dalam berikut:
1) Aktivitas Guru
Jika rata-rata skor aktivitas guru berada pada rentang 27-33 (kategori baik).
2) Aktivitas Siswa
55
Jika rata-rata skor aktivitas siswa berada pada rentang 27-33 (kategori baik).
a. Ranah kognitif
Jika rata-rata siswa memperoleh nilai ≥ 70 dan tuntas secara klasikal apabila
b. Ranah Afektif
Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan
c. Ranah Psikomotor
Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) dan
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Jasumayanti, Eka. 2013. Korelasi Antara Pendekatan Konstruktivisme dengan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS SD. (Online). Jurnal
Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta..html.( diakses
pada 15 April 2022, pukul 19.59 WIT).
Karli, H dan Sri Yuliariatiningsih, M. (2004). Model-model Pembelajaran.
Bandung : CV. Bina Media Informasi.
KBBI, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 25 September 2022]
58
A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Sumber:http://fip.uny.ac.id/pjj/wpconten/uploads/2008/02/
inisiasi__pengembangan _pembelajaran_ipa_l .pdf).
Sumber:www.gecK;ities.com/no_vyant/Ss_inisiasi_sem2/
inisiasi_pengembangan_ pembelaj aran_ipa__4. doc).
Suparno, P. (1997). Filsqfot Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Sapriya. (2009) Pendidikan IPS. Bandung: Rosda Karya.
59