Anda di halaman 1dari 33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah singkat berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Mentari


Dana Mandiri Salatiga
Koperasi simpan pinjam (KSP) Mentari Dana Mandiri pada awal berdirinya
(2002) dirintis oleh para PKL di pasar pagi Salatiga yang tergabung dalam
“Paguyuban Pasar Pagi Salatiga (P4S)”. Dengan semangat gotong royong untuk
menolong diri secara bersama-sama dengan segala keterbatasan koperasi
memulai dengan pelayanan simpanan yaitu simpanan anggota (simpanan saham).
Simpanan anggota merupakan bentuk peran serta nyata anggota di koperasi
dalam membangun kekuatan ekonomi bersama untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Menjadikan anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus
pengguna layanan, telah mendorong tumbuhnya kepercayaan anggota yang tinggi
terhadap koperasi ini. Dengan kepercayaan yang tinggi dari anggota, koperasi ini
dapat maju dan tumbuh besar dan kokoh. Jumlah anggota yang awalnya 26 orang
anggota kini telah berkembang dan tersebar diwilayah Salatiga, Kabupaten
Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali.
Cikal bakal dan basis utama layanan koperasi Mentari Dana Mandiri
merupakan para pedagang pasar pagi, PKL, pasar tradisional dan pelaku usaha
mikro. Maka salah satu produk utamanya dinamakan “Si-Embun Pagi”.
Sebagaimana filosofi yang digunakan oleh para anggota bahwa
bekerja/berdagang ibarat menunggu dan berharap tetesan embun (rezeki) dari
Yang Maha Kuasa.

29
4.1.2. Visi dan Misi KSP. Mentari Dana Mandiri
Visi
Menjadikan koperasi yang kuat, professional, mandiri dan terpercaya untuk
kesejahteraandan keberdayaan anggota sebagai masyarakat warga dengan
mendasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, demokrasi, pertisipasi,
independensi, dan akuntabilitas.
Misi
1. Memberikan layanan yang berkualitas selaras perkembangan kebutuhan
anggota.
2. Menyelenggarakan pendidikan anggota untuk meningkatan kemampuannya
dalam mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
3. Membangun dan mengembangkan kemitraan strategis dengan berbagai pihak
untuk kemajuan koperasi, kesejahteraan dan keberdayaan anggota sebagai
warga masyarakat.
4. Menguatkan kapasitas organisasi dan manajemen MDM agar senantiasa
mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggota.
5. Memanfaatkan dan mengembangkan tekhnologi informasi sebagai bagian
system pelayanan anggota dan promosi pembelajaran.
6. Mengembangkan MDM sebagai rujukan gerakan ekonomi kerakyatan dan
pemberdayaan warga masyarakat.
4.1.3. Perkembangan unit usaha KSP.Mentari Dana Mandiri
Koperasi simpan pinjam mentari dana mandiri memiliki jenis usaha simpan
pinjam. Produk simpan pinjam yang ditawarkanpun beragam guna
mempermudah anggota untuk memilih jenis simpanan atau pinjaman sesuai yang
di inginkan. Berikut ini jenis simpanan dan pinjaman yang ditawarkan oleh
KSP.Mentari Dana Mandiri sebagai berikut :
 Produk Simpanan
1. Simpanan Anggota (Simpanan Saham)

30
Produk ini merupakan simpanan wajib bagi anggota yang terdiri dari
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan wajib pinjam, dan simpanan wajib
swakarsa. Simpanan ini sebagai simpanan darurat dan simpanan hari tua anggota,
yang baru bisa di ambil ketika dalam situasi sangat darurat atau keluar dari
keanggotaan. SHU dan hadiah menarik menjadi keuntungan simpanan ini.
2. Si-Embun Pagi (Simpanan Transaksi)
Produk simpanan ini sangat cocok bagi para pedagang mikro/kecil dipasar
ataupun dirumah. Dengan transaksi setoran/penarikan yang mudah sangat
membantu anggota dalam mengatur keuangan usahanya. Fleksibel dan bisa
diambil sewaktu-waktu saat kita membutuhkan.
3. Si-Jimen (Simpanan Jimpitan Mentari)
Produk ini sangat cocok bagi anggota yang mempunyai kebutuhan yang telah
direncanakan seperti lebaran, hajatan, aqiqah, umrah, dll. Setoran bisa secara
harian dan bisa diambil sesuai rencana pengeluaran dan kesepakatan.
4. Si-Pena (Simpanan Pendidikan Anak)
Biaya pendidikan semakin mahal, namun anak-anak harus terus
belajar/sekolah. Dengan simpanan ini anggota akan sangat terbantu dalam
mempersiapkan biaya pendidikan anak-anaknya. Undian hadiah uang tunai dan
tanpa biaya adminitrasi merupakan keuntungan tambahan simpanan ini. Setoran
dapat dilakukan secara periodic bulanan maupun harian.
 Produk Pinjaman
1. Pinjaman Harian
Pinjaman ini sangat cocok bagi para pedagang mikro/kecil dipasar, dengan
pola pembayaran harian pedagang dapat lebih mudah mengatur alur
keuangannya. Misalkan : pinjam Rp.500.000,- angsuran hanya Rp.5.500,-/hari
x100.
2. Pinjaman Mingguan
Pinjaman ini sangat cocok bagi pedagang keliling, warungan dan industry
rumahan. Dengan pola mingguan, anggota dapat sangat terbantu dalam

31
pengaturan modal usahanya. Misalkan : pinjam Rp.500.000,- angsuran hanya
Rp.27.500,-/minggu x 100.
3. Pinjaman Bulanan
Anggota yang sudah tersedia mengatur kebutuhan modal usaha secara
bulanan, melalui rekening transaksi anggota akan sangat terbantu dalam
mengatur pendapatannya.
4. Pinjaman Dana Sebrak
Pinjaman ini khusus diperuntukkan bagi anggota yang membutuhkan dana
talangan jangka pendek (maksimal 3 bulan). Sangat membantu anggota dalam
pengadaan bahan baku, barang dagangan, dan kebutuhan (produktif) lainnya.
5. Pinjaman Musiman
Pinjaman ini khusus bagi anggota yang ingin berinvestasi, mengembangkan
usaha dan membutuhkan modal kerja jangka pendek. Sangat cocok untuk usaha
pertanian dan peternakan. Dengan perhitungan jasa menurun dan relative murah,
anggota akan sangat terbantu dalam memenuhi modal awal usahanya.
6. Pinjaman Investasi
Pinjaman ini adalah produk terbaru di KSP Mentari Dana Mandiri yang
dipeuntukkan khusus bagi anggota yang ingin berinvestasi, baik investasi tanah,
rumah atau emas. Persyaratan yang mudah, pencairan mudah adalah keutamaan
produk ini.
Selain memberikan produk pelayanan yang beragam, dalam pengembangan
usahanya KSP.Mentari Dana Mandiri juga melakukan beberapa alternative
peminjaman dengan cara mudah bahkan terdapat pinjaman yang tidak diharuskan
adanya jaminan. Dan ketika terdapat anggota yang belum atau tidak mampu
melunasi jumlah pinjaman maka akan disikapi dengan cara kekeluargaan.
Sasaran KSP.Mentari Dana Mandiri merupakan para pelaku usaha mikro ,
PKL, pasar pagi dan para pedagang pasar tradisional agar perekonomian mereka
tetap stabil. Untuk mendapatkan pinjaman dari KSP.Mentari Dana Mandiri maka
anggota harus memenuhi syarat permohonaan pinjaman sebagai berikut :

32
1. Terdaftar sebagai anggota KSP.Mentari Dana Mandiri
2. Fotocopy KTP suami dan istri
3. Fotocopy Kartu Keluarga
4. Fotocopy jaminan (BPKB,sertifikat)
Pihak koperasi memotong uang pinjaman untuk dimasukkan dalam simpanan
wajib pinjam . Bunga yang ditetapkan berdasarkan besaran plafond yang diambil
yang dapat diangsur selama jangka waktu 100 hari atau 4 bulan. Pembayaran
angsuran pinjaman dapat dilakukan dengan mendatangi langsung KSP.Mentari
Dana Mandiri atau melalui penagihan yang dilakukan oleh karyawan koperasi,
sehingga tidak perlu repot lagi datang ke koperasi untuk melakukan pembayaran
angsuran. Berikut ini terdapat tabel jumlah pembayaran angsuran di KSP.
Mentari Dana Mandiri, yaitu :
Tabel 4.1. Angsuran harian KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga
Nominal Lama Angsuran Angsuran Jangka Waktu
1.000.000 100 Hari 11.000 4 Bulan
2.000.000 100 Hari 22.000 4 Bulan
3.000.000 100 Hari 33.000 4 Bulan
4.000.000 100 Hari 44.000 4 Bulan
5.000.000 100 Hari 55.000 4 Bulan
Sumber : KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga,2017

Tabel 4.2. Angsuran bulanan KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga

Nominal 10 Bulan 12 Bulan 18 Bulan 24 Bulan 36 Bulan


1.000.000 120.000 103.333 75.556 61.667
2.000.000 240.000 206.667 151.111 123.333
3.000.000 360.000 310.000 226.667 185.000
4.000.000 480.000 413.333 302.222 246.667

33
5.000.000 600.000 516.667 377.778 378.333
6.000.000 720.000 620.000 453.333 370.000 286.667
7.000.000 840.000 723.333 528.889 431.667 334.444
8.000.000 960.000 826.667 604.444 493.333 382.222
9.000.000 1.080.000 930.000 680.000 555.000 430.000
10.000.000 1.175.000 1.008.333 730.556 591.667 452.778
15.000.000 1.762.500 1.512.500 1.095.833 887.500 679.167
20.000.000 2.300.000 1.966.667 1.411.111 1.133.333 855.556
25.000.000 2.875.000 2.458.333 1.763.889 1.416.667 1.069.167
30.000.000 3.390.000 2.890.000 2.056.667 1.640.000 1.223.333
35.000.000 3.955.000 3.371.667 2.399.444 1.913.333 1.427.222
40.000.000 4.520.000 3.853.333 2.742.222 2.186.667 1.631.111
45.000.000 5.085.000 4.335.000 3.085.000 2.460.000 1.835.000
50.000.000 5.650.000 4.816.667 3.427.778 2.733.333 2.038.889
55.000.000 6.215.000 5.298.333 3.770.556 3.006.667 2.242.778
60.000.000 6.780.000 5.780.000 4.113.333 3.280.000 2.446.667
65.000.000 7.456.000 6.261.667 4.456.111 3.553.333 2.650.556
70.000.000 7.910.000 6.743.333 4.798.889 3.826.667 2.854.444
75.000.000 8.475.000 7.225.000 5.141.667 4.100.000 3.058.333
Sumber : KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga,2017
4.1.4. Perkembangan unit organisasi
Dalam menjalankan kegiatannya , system organisasi sangat diperlukan oleh
koperasi guna pembagian tugas masing-masing. Di dalam KSP.Mentari Dana
Mandiri pemegang kekuasaan tertinggi adalah rapat anggota. Rapat anggota
diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Setiap pengambilan keputusan maupun
kebijakan dilakukan dengan cara mengadakan rapat anggota. Didalam rapat
anggota terdapat penasehat guna mendapat keputusan bersama sebelum di
jalankan oleh pengurus dan manajemen. Dan dalam menjalankan hasil keputusan

34
yang telah disepakati terdapat pengawas yang mengawasi berlangsungnya
kegiatan koperasi. Berikut ini adalah struktur organisasi di KSP.Mentari Dana
Mandiri :

Gambar 4.1. Struktur organisasi KSP Mentari Dana Mandiri Salatiga

Rapat Anggota

Penasehat

Pengurus Pengawas

Pengelola

Anggota

Sumber : KSP. Mentari Dana Mandiri Salatiga, 2017

Keterangan :
: Garis kewenangan dan tanggung jawab
-------------------- : Garis fungsional
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan di
selenggarakan setiap satu tahun sekali oleh para anggota dan pengurus koperasi
serta mengundang Dinas Koperasi dalam rapat anggota tahunan (RAT). Di dalam
struktur organisasi sendiri setelah rapat anggota terdapat pengurus dan pengawas
serta penasihat. Penasehat ada dikarenakan untuk menyelesaikan jika terjadi
konflik internal koperasi.penasehat berasal dari luar koperasi yaitu Bapak
Moh.Haris, SH dan Bapak Bahrudin. Untuk susunan pengurus diketuai oleh ibu
Murdiasih dan wakil ketua bapak Nurul Mizan. Sedangkan sekretaris dari

35
pengurus adalah ibu Reni Mulyaningsih dan bendahara ibu Romini.Selanjutnya
susunan pengawas terdiri dari ketua dan anggota, pengawas di ketuai oleh bapak
H.Kastolani Kurdi dan 2 anggotanya yaitu ibu Suesti dan ibu Mutiasih Theodora.
Kemudian pengurus berhubungan langsung pengelola . Seluruh bagan terhubung
membentuk struktur organisasi untuk melayani anggota koperasi.
Adapun struktur organisasi kepengurusan koperasi yang dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Gambar 4.2. Struktur Organisasi pengurus KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga

RAPAT ANGGOTA
TAHUNAN

PENGURUS PENGAWAS

KETUA WAKIL SEKRETARIS SEKRETARIS BENDAHAR KETUA ANGGOT ANGGOT


1 2 A
A A
MURDIASI N.MIZAN H.KASTOLAN
H RENI M PUJI M ROMINI I MUTIASIH SUESTI

RAPAT ANGGOTA
TAHUNAN

Sumber : KSP. Mentari Dana Mandiri Salatiga,2017

Dalam rapat anggota tahunan, RAT merupakan kekuasaan tertinggi,


sedangkan dalam RAT terdapat pengurus dan pengawas yang terlibat. Pengusrus
yang terlibat terdiri dari 1 ketua, 1 wakil ketua, 2 sekretaris, dan 1 bendahara.
Sedangkan pengawas terdiri dari 1 ketua dan 2 anggota.

36
4.1.5. Analisis factor lingkungan koperasi
 Analisis factor lingkungan internal koperasi
1. Perkembangan modal
Perkembangan modal bergantung dengan peran aktif pengurus serta
anggotanya. Dalam pengembangan modal pengurus akan berfikir mengenai
perolehan modal untuk membiayai kegiatan usahanya. Perolehan modal bisa di
dapatkan melalui simpanan-simpanan dari anggota serta dana dari pemerintah
yaitu LPDB ( Lembaga Penyaluran Dana Bergulir). Sejauh ini perkembangan
modal koperasi meningkat secara signifikan dari yang pada awal berdirinya
koperasi simpan pinjam Mentari Dana Mandiri pada tahun 2002 sebesar
Rp.260.000 (Dua Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah),- sampai sekarang tahun 2017
hampir terdapat modal sebesar Rp.9.000.000.000,- (Sembilan Milyar Rupiah).
Perkembangan ini dipengaruhi oleh semakin bertambahnya anggota koperasi dari
tahun ke tahun.
2. Ketrampilan manajerial
Ketrampilan manajerial menuntut pimpinan seperti manajer untuk
berkembang lebih baik. Manajer yang baik tentunya selalu memberikan arahan
serta inovasi-inovasi guna perkembangan koperasi. Manajer juga harus aktif
dalam proses perkembangan koperasi, sebab sikap manajer lah yang akan
menjadi motivasi para bawahan-bawahannya dalam bekerja.
3. Kinerja pengurus
Pengurus merupakan tonggak utama dalam berlangsungnya kegiatan koperasi.
Pengurus bertugas mengelola koperasi agar dapat berkembang sesuai yang
diharapkan. Kinerja pengurus berkaitan erat dengan ketrampilan manajerial,
sebab arahan-arahan yang diberikan oleh manajer dapat membantu
mempermudah pengurus dalam mengelola koperasi. Selain itu pengurus juga
memiliki sikap melayani anggota koperasi tanpa memilih-milih karena tugas
mereka melayani masyarakat. Saat ini pengurus di koperasi Mentari Dana

37
Mandiri berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 orang ketua pengurus , 1 orang
wakil ketua, 2 orang sekretaris, dan 1 orang bendahara.
4. Kredit macet
Kredit macet merupakan hambatan setiap koperasi manapun. Tingginya kredit
macet menyebakan pergerakan modal berjalan lamban sehingga akan
mengurangi keuntunga/laba. Di koperasi Mentari Dana Mandiri kredit macet nya
tergolong rendah, sebab koperasi memiliki siasat tersendiri untuk menanggulangi
adanya kredit macet. Cara penanggulangan kredit macet yaitu dengan
memperbaharui pinjaman agar lebih ringan dalam mengangsur atau dengan cara
menahan buku simpanan anggota guna menutupi jumlah pinjaman yang belum
terbayarkan.
5. Jaringan pasar
Jaringan pasar merupakan pangsa pasar untuk memperluas usaha koperasi.
jaringan pasar dari koperasi Mentari Dana Mandiri adalah para pedagang pasar
pagi, PKL, dan sekarang lebih giat ke usaha-usaha mikro. Koperasi gencar
memperluas pasar supaya koperasi lebih kuat dan mampu bersaing dengan
koperasi lain.
6. Pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi
Perkembangan tekhnologi mampu membuat orang lebih cepat dalam
mengenal informasi. Di koperasi Mentari Dana Mandiri sendiri untuk
pemanfaatan tekhnologi masih kurang maksimal karena hanya mengandalkan
perangkat-perangkat tertentu saja seperti ms.word dan ms.excel. Dalam
pemanfaatan tekhnologi seperti internet, koperasi Mentari Dana Mandiri sedang
mulai mengembangkan web supaya akses informasi dapat mudah diketahui oleh
khalayak umum.
7. Partisipasi anggota
Partisispasi anggota merupakan hal penting dalam organisasi koperasi.
Adanya partisipasi anggota bisa membantu koperasi dalam berkembang, seperti
adanya aspirasi-aspirasi dari anggota sebagai saran guna menbangun koperasi

38
menjadi lebih baik. Selain itu partisipasi anggota berperan dalam segi
permodalan juga, sebab modal koperasi semakin bertambah dikarenakan
banyaknya anggota yang semangat dan rajin untuk menabung.
 Analisis factor lingkungan eksternal koperasi
1. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah masih dianggap berpengaruh terhadap perkembangan
koperasi. minimnya perhatian pemerintah terhadap koperasi menyebabkan
kurangnya koperasi di kenal. Di KSP Mentari Dana Mandiri pemerintah
dianggap masih pasif apalagi dipandang dari segi pendistribusian modal.
2. Pesaing
Pesatnya perkembangan koperasi menyebabkan munculnya koperasi-koperasi
baru. Hal ini membuat KSP.Mentari Dana Mandiri mau tidak mau harus bersaing
dengan lembaga keuangan lainnya. Adanya pesaing dianggap positif oleh KSP.
Mentari Dana Mandiri sebab mereka akan berinovasi dan memperbaiki koperasi
agar menjadi koperasi pilihan masyarakat. Bahakan sejauh ini perkembangan
anggota justru semakin meningkat dari tahun ketahun meskipun banyak pesaing.
3. Tingkat harga
Tingkat harga menjadi peluang untuk koperasi memperoleh keuntungan.
Dengan tingkatt harga yang berubah-ubah koperasi akan menarik perhatian
masyarakat dalam hala pengembangan usaha pada khususnya. Koperasi akan
menditribusikan modal yang dibutuhkan anggota guna merintis maupun
memperluas usaha.
4. Suku bunga
Suku bunga yang berfluktuatif tidak terlalu mempengaruhi koperasi Mentari
Dana Mandiri. Sebab suku bunga yang ditetapkan oleh koperasi berdasarkan
jumlah plafond pinjaman. Semakin tinggi plafond pinjaman maka semakin
rendah suku bunganya. Tetapi tidak menutup kemungkinan dengan
berfluktuasinya suku bunga dapat meneybabkan anggota memilih bank untuk
solusi keuangan mereka.

39
5. Motivasi masyarakat berkoperasi
Kurang pengetahuannya masyarakat tentang koperasi, menyebabkan
minim perhatian masyarakat terhadap koperasi. bahakan terdapat anggota yang
tidak mengetahui mengapa menjadi anggota koperasi. anggota hanya
memandang koperasi sebagai tempat meminjam dan menyimpan uang dengan
syarat yang mudah saja.
6. Pengawasan dari badan pengawasan koperasi
Adanya pengawasan dari pengawas koperasi menjadi peluang koperasi
Mentari Dana Mandiri karena pengawas koperasi akan memberikan saran-saran
untuk pengembangan koperasi. meskipun terkadang terdapat data-data yang
dirasa kurang oleh pengawas koperasi, tetapi ini menjadi keuntungan koperasi
untuk lebih berkembang lagi. Pengawasan biasanya diadakan satu tahun sekali
untuk mengetahui progress perkembangan koperasi.
7. System prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan
Kurangnya pendidikan masyarakat tentang koperasi dan kurang aktifnya
koperasi dalam penyuluhan tentang pentingnya berkoperasi membuat masyarakat
kurang mengerti arti pentingnya berkoperasi. Koperasi Mentari Dana Mandiri
belum maksimal dalam melakukan penyuluhan koperasi, mereka lebih banyak
mepromosikan koperasi dengan cara mulut ke mulut yang artinya itu tidak
maksimal dalam memperkenakan koperasi terhadap masyarakat luas.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis faktor lingkungan koperasi KSP Mentari Dana Mandiri
 Analisis factor lingkungan Internal koperasi

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam koperasi dan


berpengaruh langsung terhadap perkembangan koperasi. Analisis internal
koperasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan organisasi dalam
mencapai kinerjanya. Analisis lingkungan internal umumnya dikendalikan oleh
manajemen organisasi . Analisis lingkungan internal koperasi terdiri dari

40
perkembangan modal, ketrampilan manajerial, kinerja pengurus, kredit macet,
jaringan pasar, pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi
dan partisipasi anggota.

1. Perkembangan modal
Perkembangan modal koperasi diperoleh melalui simpanan anggota.
Simpanan anggota terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
potongan pinjaman. Selain memperoleh modal dari anggota, modal dapat
diperoleh dari pemerintah seperti dana LPDB ( Lembaga Penyaluran Dana
Bergulir). Modal yang terkumpul dapat digunakan untuk perluasan usaha seperti
penambahan jumlah dana yang dipinjamkan, pembelian inventaris koperasi,dan
lain-lain yang digunakan untuk operasional koperasi dan kesejahteraan
anggotanya. Hal ini seperti dituangkan oleh Susan Irawati (2006:7) modal
merupakan “kumpulan dari barang-barang modal yaitu, semua barang yang ada
dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk
pendapatan”.
Kumpulan modal yang diperoleh baik dari simpanan anggota, hibah maupun
pemerintah di manfaatkan untuk pengembangan koperasi serta untuk menambah
modal koperasi dalam menjalankan kegiatannya.
2. Ketrampilan manajerial
Guna mencapai tujuan koperasi yang telah direncanakan, koperasi perlu
dikelola dengan baik oleh manajer. Manajer memberikan arahan serta keputusan
untuk perkembangan koperasi kedepannya. Manajer harus professional serta
memiliki sikap pemimpin dalam menentukan kebijakan, sebab akan berpengaruh
terhadap perkembangan koperasi. keprofesionalan manajer membantu koperasi
dalam berkembang seperti adanya inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan
koperasi sesuai tujuan bersama yang telah disepakati. Berkaitan dengan hal
tersebut Winardi (1990:4) mengungkapkan ketrampilan manajerial adalah
“kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

41
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”.
Dalam hal tersebut manajer harus bertanggung jawab atas apa yang telah
menjadi kesepakatan bersama serta manajer dapat melaksanakan dan mengawasi
kegiatan yang telah direncanakan bersama.
3. Kinerja pengurus
Pengurus merupakan penentu bagi keberhasilan organisasi koperasi. pengurus
dipilih oleh anggota dalam rapat anggota. Adanya pengurus adalah untuk
mempermudah pemberian layanan terhadap anggota. Oleh sebab itu pengurus
harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya serta
mempunyai sifat social dan melayani. Hal ini di berkaitan dengan ungkapan
Mangkunegara (2001:67) yang mana kinerja merupakan “hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Begitu pula
kinerja pengurus koperasi dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas kerjanya”.
Pengurus merupakan kekuatan utama koperasi dalam menjalankan kegiatannya,
karena kinerja pengurus yang professional dapat menciptakan kualitas dan
kuantitas yang baik untuk pengembangan koperasi.
4. Kredit macet
Kredit macet merupakan jumlah uang yang dipinjamkan oleh pihak koperasi
terhadap anggota akan tetapi pada jatuh tempo pembayaran atau pelunasan belum
dapat dipenuhi. Pada umumnya kredit macet dikoperasi terjadi karena factor
ekonomi anggota yang sedang tidak stabil sehingga tidak dapat membayar
angsuran atau disebabkan anggota yang lupa akan jadwal jatuh tempo pelunaasan
uang pinjaman. Hal ini sesuai dengan ungkapan Suharno (2003:102) yang
meyatakan bahwa kredit macet merupakan “kredit yang mengalami kesulitan
pelunasan akibat adanya factor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena
kondisi diluar kemampuan debitur”. Sehingga kredit macet dapat menyebabkan

42
terhambatnya perkembangan koperasi. Sebab modal yang seharusnya berputar
menjadi terhambat dan dapat menyebabkan kerugian.
5. Jaringan pasar
Jaringan pasar merupakan tempat untuk memperluas pasar agar memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Koperasi akan berdaya saing jika mampu
membentuk jaringan usaha yang kuat serta meningkatkan mutu pelayanan.
Perluasan usaha dapat dilakukan dengan menjaring anggota dari berbagai sector
seperti pedagang dan pelaku usaha mikro serta menambah produk-produk yang
ditawarkan susuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat . hal ini berkaitan
dengan ungkapan Rismayani (1999) yang mana pasar merupakan merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan pertukaran atas
barang dan jasa. Pasar dapat pula diartikan sebagai himpunan para pembeli
actual dan potensial dari suatu produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari
semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu
yang sama. Dimana setiap konsumen bersedia dan mampu melaksanakan
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Meskipun banyak lembaga lain seperti bank yang menawarkan keuntungan
lebih, akan tetapi dengan niat yang kuat untuk memperkenalkan koperasi
terhadap masyarakat maka koperasi dapat bersaing dengan lembaga-lembaga
keuangan lain.
6. Pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi
Pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi merupakan sarana yang
sangat penting. Koperasi hendaknya meningkatkan penggunaan tekhnologi
menjadi lebih memadai agar dapat mepermudah pemberian layanan pada
masyarakat. Seperti penggunaan internet maupun perangkat-perangkat lunak
lainnya, hendaknya koperasi harus memberikan perhatian lebih terhadap
perkembangan tekhnologi. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Bambang
warsita (2008:135) yang mana tehnologi informasi merupakan sarana dan
prasarana (hardware, software, useware) system dan metode untuk memperoleh,

43
mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan
menggunakan data secara bermakna.
Adanya tekhnologi mempermudah dan efisien waktu dalam mengolah data.
Serta penggunaan tekhnologi lebih terperinci dan terorganisir sehingga data yang
diolah sangat rapi dalam hal ini peningkatan tekhnologi perlu dikembangkan .
7. Partisipasi anggota
Anggota merupakan titik awal yang menentukan proses partisipasi. Anggota
sebagai pemilik koperasi mengharapkan perkembangan koperasi terus maju.
Melalui aspirasi-aspirasi anggota dapat membantu meningkatkan perkembangan
koperasi khususnya untuk kontribusi permodalan koperasi. Hal ini berkaitan
dengan ungkapan Sastropoetro (1995:11) yang menyatakan partisipasi adalah
“keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan
lahiriahnya. Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil
bagian, atau turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran kedalam suatu
kegiatan, berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih
daripada sekedar kegiatan fisik semata”.
Keterlibatan anggota yang aktif menunjukkan aspirasi-aspirasinya seperti
memberikan kritik dan saran terhadap koperasi dapat menjadi evaluasi koperasi
dalam meningkatkan pengembangannya.
Setelah melakukan analisis lingkungan internalnya, maka dapat diketahui
factor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan KSP.Mentari Dana Mandiri
Salatiga. Berikut ini factor lingkungan internal tersebut :
Tabel 4.3. Analisis factor kekuatan dan kelemahan

Faktor Kekuatan Kelemahan


Perkembangan modal - Perkembangan
modal dipengaruhi
oleh pertambahan
jumlah anggota

44
Ketrampilan manajerial - Adanya inovasi serta
arahan dari manajer
Kinerja pengurus - Pengurus yang
berkompeten dan
memiliki sifat
melayani
Kredit macet - Menghambat
pergerakan modal
koperasi
Jaringan pasar - Sasaran kepada - Pangsa pasar
pedagang pasar pagi, bersaing dengan
PKL dan usaha rentenir dan Bank
mikro yang sekarang
- Menambah jumlah mengacu pada
produk jasa yang pelaku usaha
bervariatif mikro
Pemilikan dan - Pemanfaatan
pemanfaatan tekhnologi internet belum
produksi dan informasi maksimal
- Penguasaan
perangkat lunak
masih sebatas
ms.word dan
ms.excel
Partisipasi anggota - Mengembangkan
koperasi dengan
pemberian saran
yang membangun

45
- Menambah modal
koperasi dengan
menjaring anggota

 Analisis factor lingkungan eksternal


Factor analisis lingkungan eksternal merupakan factor yang berasal dari luar
koperasi. Lingkungan eksternal koperasi yang mempengaruhi pengembangan
koperasi adalah : kebijakan pemerintah, pesaing, tingkat harga, suku Bunga,
motivasi masyarakat berkoperasi, pengawasan dari badan pengawas koperasi,
dan system prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan.
1. Kebijakan pemerintah
Kesenjangan dalam struktur ekonomi nasional terhadap pelaku usaha
mencerminkan ketidak proposionalnya kebijakan pemerintah. Kebijakan
pemerintah dinilai belum maksimal dan belum tepat sasaran sehingga dalam
memanfaatkan peluang-peluang yang ada, koperasi masih mengalami banyak
halangan atau kendala. Seperti yang di ungkapkan oleh Soenarko (2003:42)
“Kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada
seseorang, golongan atau pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-
halangan dan kesempatan-kesempatannya yang diharapkan dapat memenuhi
dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau
mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu”.
Peran pemerintah masih pasif terhadap perkembangan koperasi, hal itu
ditunjukkan dengan dikuasainya sebagian besar asset usaha nasional oleh para
pelaku usaha besar dan para pelaku usaha kecil seperti koperasi masih kurang
perhatian. Pemerintah kurang aktif dalam mensosialisasikan koperasi yang
menyebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap organisasi koperasi. Hal-hal
tersebutlah yang menyebabkan perkembangan koperasi banyak mengalami

46
halangan-halangan untuk menjadi lembaga keuangan yang menjadi pilihan
masyarakat.
2. Pesaing
Perkembangan koperasi yang pesat menimbulkan bermuculannya koperasi-
koperasi baru. Koperasi menawarkan produk jasa yang berbeda-beda agar dapat
menarik perhatian masyarakat. Munculnya organisasi-organisasi koperasi ini
menjadi daya saing tersendiri untuk koperasi. Hal ini di ungkapkan oleh Kotler
(2002) yang mana “persaingan adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar
produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya masing-masing
dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih
pelanggannya”.
Persaingan koperasi terjadi untuk menunjukkan keunggulan masing-masing
koperasi. Selain persaingan antar koperasi, persaingan dengan lembaga keuangan
lain seperti bank adalah untuk menunjukkan bahwa koperasi dapat eksis seperti
lembaga keuangan bank. Dengan adanya pesaing dapat memicu koperasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan inovasi-inovasi baru.
3. Tingkat harga
Tingkat harga yang berubah-ubah menyebabkan koperasi untuk meningkatkan
penjualannya. Ketika tingkat harga naik maka koperasi akan menawarkan pelaku
usaha untuk merintis usaha sedangkan ketika tingkat harga turun pelaku usaha
akan ditawarkan untuk memperluas usahanya. Koperasi akan mengajak
masyarakat menggunakan produk jasa sesuai dengan kebutuhan para anggotanya
sehingga dalam penggunaan dana dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini
berkaitan dengan ungkapan teori haraga menurut Kotler dan Armstrong
(2001:439) yang mana “harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa
tersebut”.

47
Dengan adanya perubahan tingkat harga menjadikan peluang koperasi untuk
menawarkan produk jasa seperti memberikan pinjaman sesuai dengan yang
anggota butuhkan .
4. Suku bunga
Suku bunga merupakan harga dari pinjaman yang harus dibayarkan oleh
debitur kepada kreditur. Tingkat suku bunga ada yang mempengaruhi koperasi
dan ada yang tidak mempengaruhi koperasi, karena penetapan suku bunga
dikoperasi berdasarkan kebijakan masing-masing koperasi. Banyak koperasi
dalam menetapkan suku bunga ditentukan oleh banyaknya plafond pinjaman, jadi
suku bunga relative tetap. Hal ini berkaitan dengan yang di ungkapkan oleh
Sunariyah (2004:80) yang mana “suku bunga dinyatakan sebagai persentase
uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya
yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur”.
Penetapan suku bunga antar koperasi berbeda-beda. Suku bunga dapat
ditetapkan berdasarkan jumlah pinjaman maupun berdasarkan kurs. Sehingga
antar koperasi memiliki perbedaan suku bunga masing-masing.
5. Motivasi masyarakat berkoperasi
Motivasi masyarakat dalam berkoperasi harus didasarkan atas kepentingan
bersama. Koperasi merupakan gotong royong anggota dengan bentuk kerja sama
sehingga dapat memudahkan pencapaian tujuan bersama. Seperti yang
diungkapkan oleh Malayu (2005:143) yang mana “motivasi merupakan
dorongan atau pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan”.

Kerja sama antar anggota dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan yang
di inginkan serta dengan adanya kerja sama antar anggota dapat menjadikan
semangat atau dorongan untuk terus maju mencapai kepuasan yang di inginkan.

48
6. Pengawasan dari badan pengawas koperasi
Bidang pengawasan melakukakan pengawasan pengembangan koperasi yang
meliputi pengolahan data informasi pengembangan, evaluasi dan pengendalian.
Hal ini berkaitan dengan ungkapan WInardi (2000:224) yang menyatakan
“Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan
evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif bila diperlukan
untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana”.
Adanya pengawasan sangat menguntungkan koperasi sebab pengawas
koperasi akan memberikan saran-saran membangun untuk kemajuan koperasi.
7. System prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan
Pengetahuan anggota koperasi mengenai pentingnya berkoperasi belum dapat
dikatakan sepenuhnya baik. Hal ini berkaitan dengan teori yang menyatakan
“Pengetahuan anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, hak dan
kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum sepenuhnya dapat dikatakan
baik. Pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan kualitas sumber
daya insani anggota, meningkatkan manajerial”.
Kurangnya penyuluhan dan pendidikan berkoperasi membuat masyarakat
minim mengerti dalam berkoperasi. Perlunya pengetahuan dalam berkoperasi
dapat meningkatkan daya saing dan memajukan koperasi, mengingat banyak
anggota yang tidak tahu mengapa menjadi anggota koperasi. Namun hal ini juga
dapat dijadikan kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan pengetahuan
mengenai pentingnya berkoperasi.
Setelah melakukan analisis lingkungan eksternalnya, maka dapat diketahui
factor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman KSP.Mentari Dana Mandiri
Salatiga. Berikut ini factor lingkungan internal tersebut :

49
Tabel 4.4. Analisis factor peluang dan ancaman

Faktor Peluang Ancaman


Kebijakan pemerintah - Perhatian
masyarakat
terhadap koperasi
masih kecil
dibandingkan
dengan pelaku
usaha besar lainnya
seperti swasta
Pesaing - Inovasi untuk - Banyak masyarakat
mengembangkan memilih koperasi
koperasi menjadi yang memiliki
lebih unggul produk unggulan
- Menambah cabang dengan keuntungan
koperasi lebih besar
- Banyak masyarakat
memilih bank,
karena bank sudah
memeberikan
kemudahan untuk
para pelaku usaha
mikro
Tingkat harga - Membantu pelaku
usaha yang sedang
mengalami krisis
ekonomi dalam hal
modal

50
- Membantu pelaku
usaha untuk
mengembangkan
usahanya
Suku bunga - Suku bunga naik
terus menerus
menyebabkan
anggota memilih
bank sebagai solusi
keuangan mereka
Motivasi masyarakat - Minimnya
berkoperasi pengetahuan
masyarakat tentang
koperasi
Pengawasan dari badan - Arahan-arahan
pengawas koperasi positif untuk
pengembangan
koperasi
System prasarana, - Mendidik - Minimnya
pelayanan, pendidikan dan masyarakat pengetahuan
penyuluhan mengenal tentang berkoperasi
pentingnya
koperasi

51
4.2.2. Evaluasi factor internal dan eksternal
4.2.2.1. Evaluasi analisis matrik IFE

Analisis matrik IFE digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan


yang dimiliki oleh koperasi simpan pinjam Mentari Dana Mandiri. Hasil
pembobotan dan rating dapat dilihat dari hasil pengolahan matrik IFE berikut ini
:

Tabel 4.5. Analisis Matrik IFE

Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Bobot x


Rating
Kekuatan
 Perkembangan modal 0,20 4 0,8
 Ketrampilan manajerial 0,15 4 0,6
 Kinerja pengurus 0,15 3 0,45
 Jaringan pasar 0,10 3 0,3
 Partisispasi anggota 0,15 3 0,45

Sub Total 2,6


Kelemahan
 Kredit macet
0,10 1 0,10
 Pemilikan dan 0,15 2 0,3
pemanfaatan tekhnologi
produksi dan informasi

Sub Total 0,4


Total 1,00 3,00

Berdasarkan hasil pengolahan matrik IFE seperti yang tertera pada tabel 4.5.
hasil akhir analisis matrik IFE untuk elemen kekuatan dapat dinilai dengan
keseluruhan akumulasi sebesar 2,6, sedangkan akumulasi dari kelemahan sebesar

52
0,4. Hal ini menunjukkan bahawa factor kekuatan lebih tinggi dibandingkan
dengan factor kelemahan internal koperasi.

Melihat nilai atau skor factor kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan skor
kelemahan, dapat dikatakan bahwa dalam melakukan pengembangan KSP
Mentari Dana Mandiri dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan
mengatasi kelemahan yang ada. Sedangkan total nilai atau skor keseluruhan dari
factor kekuatan dan kelemahan adalah 3,00. Factor yang sangat berpengaruh
pada internal KSP Mentari Dana Mandiri adalah perkembangan modal. Hal ini
ditunjukkan dengan skor 0,8. Perkembangan modal menjadi kekuatan utama
koperasi untuk dapat bersaing dengan koperasi lain, dan tetap eksis dikalangan
masyarakat. Factor kekuatan lain dengan skor terendah adalah jaringan pasar.
Jaringan pasar dikoperasi masih dominan pedagang pasar pagi dan para PKL,
untuk itu perlu perluasan jaringan masyarakat di berbagai kalangan.

Factor strategis yang menjadi kelemahan KSP Mentari Dana Mandiri dengan
skor terendah adalah pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan
informasi. Koperasi terutama para karyawan kurang memanfaatkan penggunaan
tekhnologi sehingga rata-rata pekerjaan dikerjakan secara manual. Kelemahan
lainnya dengan skor 0,3 adalah kredit macet. Kredit macet menjadi kelemahan
lain di KSP Mentari Dana Mandiri karena modal yang seharusnya berputar
menjadi terhambat.

4.2.2.2. Evaluasi analisis matrik EFE


Analisis matrik EFE digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang
berasal dari eksternal koperasi. dapat dilihat pada tabel berikut ini :

53
Tabel 4.6. Analisis Matrik EFE

Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Bobot x


Rating
Peluang
 Pesaing 0,15 4 0,6

 Tingkat harga 0,10 4 0,4

 Pengawas dari badan 0,20 4 0,8


pengawas koperasi
 System prasarana, 0,10 3 0,3
pelayanan,pendidikan dan
penyuluhan

Sub Total 2,00


Ancaman
 Kebijakan pemerintah 0,3
0,15 2
 Pesaing 0,10 2 0,2
 Suku bunga 0,05 2 0,1
 Motivasi masyarakat 0,05 1 0,05
berkoperasi
 System prasarana, 0,10 2 0,2
pelayanan,pendidikan dan
penyuluhan

Sub Total 0,85


Total 1,00 2,85
Berdasarkan hasil pengolahan matrik EFE seperti yang tertera pada tabel 4.6.
hasil akhir analisis matrik EFE untuk elemen peluang dapat dinilai dengan
keseluruhan akumulasi sebesar 2,00, sedangkan akumulasi dari kelemahan
sebesar 0,85. Hal ini menunjukkan bahawa factor peluang lebih tinggi
dibandingkan dengan factor ancaman eksternal koperasi.

54
Melihat nilai atau skor peluang lebih tinggi dibandingkan dengan skor
ancaman, dapat dikatakan bahwa dalam melakukan pengembangan KSP Mentari
Dana Mandiri dapat memanfaatkan peluang yang dimiliki dengan baik dan
mengatasi ancaman yang ada. Sedangkan total nilai atau skor keseluruhan dari
factor peluang dan ancaman adalah 2,85. Factor yang sangat berpengaruh pada
eksternal KSP Mentari Dana Mandiri adalah pengawasan dari badan pengawas
koperasi. Hal ini ditunjukkan dengan skor 0,8. Pengawasan dari badan pengawas
koperasi menjadi peluang utama koperasi dalam mengembangkan usahanya.
Arahan-arahan yang diberikan oleh badan pengawas koperasi dapat dijadikan
saran yang positif sert5a acuan dalam mengembangkan koperasi. Factor peluang
lain dengan skor terendah adalah system sarana pendidikan dan penyuluhan.

Factor strategis yang menjadi ancaman bagi KSP Mentari Dana Mandiri
dengan skor terendah motivasi masyarakat dalam berkoperasi. Kurangnya
motivasi masyarakat tentang koperasi menjadi kendala koperasi dalam
memperkenalkan koperasi ke masyarakat secara luas. Kelemahan lainnya dengan
skor 0,3 adalah kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah
serta kurangnya peran aktif dari pemerintah merupakan ancaman dalam
mengembangkan koperasi.

4.2.3. Perumusan Strategi Pengembangan

Langkah selanjutnya dalam perumusan strategi menggunakan matrik SWOT.


Di dalam matrik SWOT terdapat sel-sel kekuatan (S), kelemahan (W), peluang
(O), ancaman (T), strength-opportunity (SO), weakness-opportunity (WO),
strength-threath (ST) dan weakness-threath (WT). setelah melakukan analisis
evaluasi IFE dan EFE untuk mengatasi persoalan koperasi dilakukan dengan cara
menerapkan strategi SO yaitu peningkatan promosi koperasi untuk menjaring
banyak anggota, meningkatkan usaha simpan pinjam , peningkatan pengawasan
dari badan pengawas koperasi, dan meningkatkan pelayanan, penyuluhan dan

55
pendidikan tentang pentingnya koperasi. matrik analisis SWOT dapat terlihat
pada gambar berikut :

Gambar 4.3. Analisis Matrik SWOT

Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Eksternal

Peluang SO WO
(O) 1. peningkatan promosi
koperasi untuk menjaring 5
banyak anggota
2. meningkatkan usaha 4
00
simpan pinjam koperasi.
3. Peningkatan pengawasan 3
dari badan(2
pengawas (2,6;2,00)
koperasi 2
4. Peningkatan pelayanan,
pendidikan dan 1
penyuluhan koperasi

Ancaman
(T)
5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5

-1

-2

-3

-4

-5 WT
ST

56
Berdasarkan gambar 4.3. analisis matrik SWOT dapat diperoleh strategi-
strategi berdasarkan dari kekuatan, kelemahan, peluang serta ancamannya
sebagai berikut ini :
1. Strategi SO
Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi SO merupakan pemanfaatan seluruh
kekuatan untuk merbut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya”. Setelah
melakukan analisis lingkungan koperasi terdapat bebrapa kekuatan yang dapat
dimanfaatkan seperti perkembangan modal , ketrampilan manajerial , kinerja
pengurus , jaringan pasar sebesar dan partisipasi anggota. Kekuatan ini dapat
dimanfaatkan penuh untuk merebut peluang yang ada seperti pesaing yang dapat
memicu koperasi dalam berinovasi , tingkat harga yang berubah-ubah,
pengawasan dari badan koperasi sebesar dan system
prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan.
2. Strategi ST
Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi ST merupakan strategi dalam
menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman”.
Hasil analisis lingkungan koperasi menunjukkan factor-faktor yang dapat
menjadi kekuatan koperasi untuk mengatasi ancaman.kekuatan-kekuatan
koperasi tersebut adalah perkembangan modal, ketrampilan manajerial di dalam
memimpin organisasi, kinerja pengurus yang berkompeten, jaringan pasar yang
luasserta aktifnya partisipasi anggota. Kekuatan koperasi yang ada dapat
digunakan untuk mengatasi ancaman koperasi yang berupa kebijakan pemerintah
yang berubah-ubah, pesaing antar koperasi, suku bunga yang berubah-ubah,
kurangnya motivasi masyarakat berkoperasi dan penggunaan system
prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan.
2. Strategi WO
Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi WO merupakan strategi yang
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan

57
kelemahan yang ada”. Di dalam hasil analisis lingkungan koperasi terdapat
beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh koperasi diantaranya adalah
adanya pesaing untuk memicu koperasi lebih berinovasi, tingkat harga yang
berubah-ubah, pengawasan dari badan pengawas koperasi dan penggunaan
system prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan secara maksimal. Hal ini
untuk meminimalisir kelemahan yang ada pada koperasi yaitu kredit macet y
dan pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi.
3. Strategi WT
Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi WT merupakan strategi yang pada
kegiatannya defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman”. Hasil analisis lingkungan koperasi terdapat kelemahan-
kelemahan seperti kredit macet dan kurangnya pemaksimalan pemanfaatan
tekhnologi produksi dan informasi. Untuk itu koperasi perlu meminimalisir
kelemahan agar dapat menghindari ancaman seperti kebijakan pemerintah yang
berubah-ubah, para pesaing, tingkat suku bunga yang berubah-ubah, kurangnya
motivasi masyarakat dalam berkoperasi serta penggunaan system
prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan.
Perumusan strategi SWOT melalui analisis lingkungan koperasi di antaranya
terdapat factor lingkungan internal yang digunakan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan koperasi. Serta factor eksternal yang digunakan untuk
mengetahui peluang dan ancaman koperasi, seperti yang terlihat pada tabel
berikut ini :

58
Tabel 4.7. Strategi Pengembangan Koperasi

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT STRATEGI


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (PELUANG) (ANCAMAN)
1.Perkembangan 1.Kredit macet 1.Pesaing 1.Kebijakan 1.Meningkatkan
modal 2.Pemilikan dan 2.Tingkat harga pemerintah promosi untuk
2.Ketrampilan pemanfaatan 3.Pengawas dari 2.Pesaing menjaring banyak
manajerial tekhnologi badan pengawas 3.Suku bunga anggota sehingga
3.Kinerja pengurus produksi dan koperasi 4.Motivasi perkembangan
4.Jaringan pasar informasi 4.System masyarakat modal dapat
5.Partisipasi anggota prasarana, berkoperasi meningkat
pelayanan, 5.System 2.Pesaing dapat
pendidikan dan prasarana, memacu koperasi
penyuluhan pelayanan, untuk bertinadak
pendidikan dan selangkah lebih
penyuluhan maju dengan
mengembangkan
produk usaha
simpan pinjam
3.Peningkatan
pengawasan dari
badan pengawas
koperasi menjadi
acuan untuk
perkembangan
koperasi .
4.Peningkatan
pelayanan

59
,pendidikan dan
penyuluhan
tentang
pentingnya
koperasi

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis matrik SWOT untuk mempermudah


perumusan strategi pengembangan koperasi sehingga dapat dilihat secara jelas
perincian strategi pengembangan koperasi sesuai dengan konsep pengembangan
organisasi koperasi yang di ungkapkan oleh Mutis (1999) sebagai berikut :

1. Strategi pertama yang dapat diterapkan adalah meningkatkan promosi untuk


menjaring anggota sehingga perkembangan modal dapat meningkat. Hal ini
berkaitan dengan ungkapan Mutis (1999) bahwa koperasi harus meluaskan
wawasan dalam manajemen dan organisasinya. Dalam meluaskan organisasi
koperasi dapat meningkatkan promosi sehingga koperasi dapat menambah
jumlah anggotanya. Penambahan jumlah anggota dapat mempengaruhi
perkembangan modal koperasi.
2. Strategi kedua adalah peningkatan usaha simpan pinjam. Konsep
perkembangan organisasi koperasi menurut Mutis (1999) menyatakan bahwa
koperasi harus di organisasi dengan baik da dikelola secara professional. Hal
ini berkaitan dengan strategi koperasi dalam peningkatan usaha simpan pinjam,
sebab dalam peningkatan usaha simpan pinjam perlu direncanakan secara
terstruktur dan dikelola secara professional sehingga sesuai tujuan yang di
tetapkan.
3. Strategi ketiga adalah peningkatan pengawasan dari badan pengawas koperasi.
Hal ini berkaitan dengan ungkapan Mutis (1999) yaitu koperasi harus
mempertahankan standart integritas koperasi yang tinggi. Pengawasan dari
badan pengawas koperasi sangat penting untuk pengembangan koperasi, sebab

60
dengan adanya pengawasan koperasi dapat memperoleh koreksi dan saran yang
membangun dari koperasi sehingga dapat mempertahankan integritas koperasi.
Pengawasan operasional dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali. Akan
lebih baik jika pengawasan dari eksternal koperasi seperti pengawas dari
lembaga pemerintah dilakukan dengan berkala minimal 1 tahun sekali untuk
mengetahui perkembangan koperasi.
4. Strategi keempat adalah peningkatan pelayanan,pendidikan dan penyuluhan
tentang pentingnya berkoperasi. Hal ini berkaitan dengan ungkapan Mutis (1999)
yang menyatakan perkembangan koperasi dapat di lakukan dengan penataan
orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara
tepat. Peningkatan pelayanan koperasi sangat mempengaruhi organisasi koperasi.
Selain meningkatkan pelayanan koperasi dapat memberikan pendidikan dan
penyuluhan tentang pentingnya berkoperasi, sehingga masyarakat dapat
mengenal lebih dalam mengenai koperasi.

61

Anda mungkin juga menyukai