Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

Praktikum Teknologi Cetak Tiup


“Pembuatan Jerry can Dengan Variasi Ketebalan 12 %”

Tanggal Praktikum : 27 Oktober 2011

Dikerjakan Oleh Kelompok 1 TPKP A3 19:


1. Rivda Noor M (1903019)
2. Farida (1903043)
3. Desvianti Dwi S (1903067)
4. Bagus Wijayanto (1903070)
5. Wahyu Darma M (1903078)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET DAN PLASTIK


POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2021
A. JUDUL
Pembuatan Jerry can Dengan Variasi Ketebalan 12 %

B. TUJUAN
1. Mengetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan jerrycan
2. Mengetahui mesin yang digunakan dalam pembuatan jerrycan
3. Mengetahui variasi ketebalan pembuatan jerrycan
4. Mengetahui defect yang dapat terjadi dalam pembuatan jerrycan

C. DASAR TEORI
Plastik merupakan polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama
lain. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang satuansatuan
yang lebih kecil yang disebut monomer. Plastik digolongkan menjadi 4 macam, yaitu:
thermosets, thermoplastiks, elastomers dan compound. Termoplastik merupakan jenis
plastik yang dapat mencair dengan pemanasan dan mengeras kembali dengan
pendinginan tanpa perubahan signifikan dari sifat mekanik. Elastomer adalah jenis
plastik yang memiliki renda silang yang lebar anatr molekul, biasanya tidak dapat
dicairkan tanpa degradasi struktur molekul. Termoset adalah jenis plastik yang
memiliki sifat fisik yang keras dan getas, Sedangkan plastik compound adalah plastik
yang dihasilkan dari campuran polimer yang berbeda untuk mendapatkan sifat khusus,
yaitu seperti elastisitas (Klein, 2011).
Blow molding adalah proses penggembungan material thermoplastik menjadi
bentuk berongga (hollow) atau mengikuti arah aliran parison dalam kondisi panas
(suhu leleh material) berada didalam cetakan (mold) yang tertutup, sehingga pada
akhir proses penggembungan dibantu dengan fluida tekan (gas) akan terbentuklah
profil material thermoplastik yang sesuai dengan bentuk cetakan (mold), dengan
ketebalan dinding yang uniform dan fokus perhatian adalah lebih diberikan pada
bagian outside dari produk komponen yang dihasilkan. Secara umum ada tiga macam
blow molding, yaitu extrussion blow molding, injection blow molding dan stretch blow
molding (Kamarrudin, 2017).
Teknologi mesin blow molding pada umumnya mempunyai dua fase
fundamental, yang pertama adalah extrusion yaitu plastik meleleh dalam extruder
kemudian plastik cair di ekstrusi di dalam die head untuk membentuk plastik tubular
atau parison. Fase yang kedua yaitu pada bagian Moulding Unit dimana parison

1
ditekan terhadap dua bagian cetakan dan ditiup oleh udara bertekanan untuk
memberikan bentuk di mold sesuai yang diinginkan (SMC Corporation Ltd, 2016)
Mungkin bagian yang paling penting pada mesin blow molding untuk mencapai
produk yang baik adalah di extruder. Biasanya single screw extruder digunakan untuk
produk one layered product. Namun kualitas akhir dari produk tidak hanya di tentukan
pada extruder, semua sistem tambahan yang lainnya juga penting Mesin blow molding
pada umumnya terdiri dari komponen-komponen berikut (sesuai urutan aliran
produksi) :
 Extruder
 Die Head
 Mould
 Clamping / Moulding System
 Blow Pin
 Main Frame ( termasuk sistem hidrolik) (Waskito, 2019).
Jerigen plastik merupakan jenis kemasan transport yang paling banyak
digunakan terutama untuk produk kimia, selain itu untuk produk makanan dan
minuman seperti jus buah-buahan, minyak dan lai sebagainya. Dibanding dengan
jenis kemasan transport lainnya, jerigen plastik mempunyai beberapa keuntungan
yaitu kuat, beratnya ringan, tahan lama, tidak korosi, serta tahan cuaca. Dan untuk
keperluan pengemasan produk kimia yang sifatnya berbahaya dan beracun (B3) sesuai
dengan peraturan transport internasional. Fungsi kemasan transport adalah
melindungi produk yang dikemas terhadap bahaya lingkungan sehingga sampai di
tangan konsumen dalam kondisi baik.
Sifat ketahanan kimia adalah kepentingan paling utama dalam desain jerigen
untuk produk kimia, resin HDPE berat molekul tinggi dan density tinggi yang paling
tepat untuk pemakaian ini. Jumlah pemakaian HDPE untuk kemasan plastik sebanyak
31 %. HDPE memberikan sifat kekakuan untuk banyak aplikasi dan baik untuk proses
yang tidak kontinyu. Sifat ketahanan retak tergantung pada density dan berat molekul.
Density bertambah molekul akan bertambah, resin HDPE yang ideal untuk pembuatan
jerigen adalah density 0,947 - 0,954 g/cm2 HDPE dengan grade berat molekul tinggi
mempunyai ketahanan permeability yang tinggi. Resin HDPE berat molokul tinggi
yang sesuai untuk pembuatan jerigen dengan proses blow moulding mempunyai melt
flow index kurang dari 1 g/10 menit (kondisi 440 psi atau 3 mPa) (Utami, 2002).

2
Defect atau produk cacat yaitu kualitas suatu produk yang akan menyebabkan
kesalahan yang cukup fatal terhadap suatu proses produksi perusahaan. Apabila
jumlah produk yang cacat atau defect semakin banyak tentu akan menurunkan bahkan
merusak nama baik perusahaan dimata konsumen karena suatu konsumen akan
menilai baik buruknya perusahaan dari segi produk yang dihasilkan perusahaan sesuai
atau tidak dengan permintaan yang diinginkan (Gasperz, 2003).
Beberapa defects (cacat produk) yang biasa ditemui pada produk injection
molding yaitu : 1) Short shot adalah cacat produk akibat pengisian yang tidak
sempurna. 2) Flash adalah cacat produk akibat material yang berlebih. 3) Sink mark
adalah cacat produk berupa bentuk cekung. 4) Flow mark adalah cacat produk di
mana terdapat pola bergaris pada produk. 5) Black spot adalah cacat produk yang
ditemukan bintik hitam pada produk. 6) Warpage adalah defect produk yang terlihat
pada permukaan produk berupa lengkungan atau bengkok atau sering disebut bending.
7) Colour Streaks adalah cacat produk yang terjadi ketika ada campuran warna pada
suatu produk sehingga produk yang dihasilkan menjadi belang (Ihsan, 2019).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Mesin Blow Molding
b. Mesin Crusher
c. Mesin Compresor
d. Mesin Cooling
e. Vacum
f. Handtruck
g. Timbangan
h. Gunting
i. Spidol
j. Sarung Tangan
2. Bahan
a. Plastik polietilen (PE)

E. CARA KERJA
1. Perhitungan ketebalan produk yang mengacu pada tinggi produk (angka 1-100)

3
2. Penginputan number dan data pada Servo jika tebal produk yang diinginkan
sebesar 20%
3. Proses pencetakan Jerry can diawali dengan tombol Main Speed Adjust diputar
ke arah kanan untuk menurunkan parison. Bagian bawah parison dirapatkan agar
saat peniupan udara tidak keluar/bocor.
4. Penekanan tombol Auto dan menunggu hingga panjang parison telah sesuai
dengan posisi cetakan.
5. Jika posisi sudah presisi, tombol Auto Run ditekan agar cetakan bergerak ke arah
parison (cetakan membuka dan menutup).
6. Proses blow atau peniupan udara dari compressor berlangsung selama 35 detik.
Udara ditiupkan melalui lubang pada parison
7. Jerry can yang sudah terbentuk akan bergeser menuju tahap treaming untuk
pemotongan sisa-sisa lelehan plastik dari cetakan. Cetakan akan otomatis menuju
ke arah parison (membuka dan menutup) kemudian proses peniupan secara
berulang-ulang (kontinyu). Kecepatan turunnya parison dapat diatur untuk
menyesuaikan lamanya proses peniupan.
8. Hasil Jerry can diamati secara organoleptis dan dianalisis apakah produk
tercetak penuh serta ada atau tidaknya defect.
9. Berat Jerry can sesudah treaming ditimbang untuk mengetahui berat akhir
10. Pengukuran tebal dinding 3 sampel Jerry can dilakukan pada 8 titik yang
sebelumnya telah dipotong sesuai pola. Hasilnya pengukuran tebal dicatat.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
a. Data Variasi Ketebalan 12%
1) Data formulasi 1
Persen Persen Persen Persen
No No No No
Data Data Data Data
Data Data Data Data
12 % 12 % 12 % 12 %
14,5 100 12,5 75 12 50 12,7 25
14,5 99 12,4 74 12,1 49 12,8 24
14,5 98 12,4 73 12,1 48 13 23
14,5 97 12,4 72 12,1 47 13,1 22
14,5 96 12,4 71 12,1 46 13,1 21
14,5 95 12,3 70 12,1 45 13,1 20

4
14,9 94 12,4 69 12,1 44 13,2 19
14,7 93 12,3 68 12,2 43 13,3 18
14,4 92 12,2 67 12,2 42 13,4 17
14,2 91 12,2 66 12,2 41 13,4 16
14 90 12,2 65 12,3 40 13,6 15
13,9 89 12,2 64 12,3 39 13,8 14
13,7 88 12,2 63 12,4 38 13,8 13
13,5 87 12,2 62 12,4 37 13,9 12
13,4 86 12,1 61 12,4 36 14 11
13,1 85 12,1 60 12,4 35 14,1 10
13,1 84 12,1 59 12,5 34 14,2 9
13 83 12,1 58 12,5 33 14,4 8
12,9 82 12 57 12,5 32 14,5 7
12,8 81 12 56 12,7 31 14,7 6
12,8 80 12,1 55 12,7 30 14,8 5
12,8 79 12 54 12,7 29 14,9 4
12,7 78 12,1 53 12,7 28 14,9 3
12,6 77 12 52 12,8 27 14,8 2
12,6 76 12 51 12,8 26 14,8 1

Data Formulasi 1
120

100

80
No. Data

60

40

20

0
0 5 10 15 20
Data Persen

Gambar 1. Data ketebalan 12 % untuk formulasi 1

2) Data Formulasi 2
Persen Persen Persen Persen
No No No No
Data Data Data Data
Data Data Data Data
12 % 12 % 12 % 12 %
14,5 100 12,5 75 12 50 12,7 25
14,5 99 12,4 74 12,1 49 12,8 24

5
14,5 98 12,4 73 12,1 48 13 23
14,5 97 12,4 72 12,1 47 13,1 22
14,5 96 12,4 71 12,1 46 13,1 21
14,5 95 12,3 70 12,1 45 13,1 20
14,9 94 12,4 69 12,1 44 13,2 19
14,7 93 12,3 68 12,2 43 13,3 18
14,4 92 12,2 67 12,2 42 13,4 17
14,2 91 12,2 66 12,2 41 13,4 16
14 90 12,2 65 12,3 40 13,6 15
13,9 89 12,2 64 12,3 39 13,8 14
13,7 88 12,2 63 12,4 38 13,8 13
13,5 87 12,2 62 12,4 37 13,9 12
13,4 86 12,1 61 12,4 36 14 11
13,3 85 12,1 60 12,4 35 14,1 10
13,2 84 12,1 59 12,5 34 14,2 9
13,2 83 12,1 58 12,5 33 14,4 8
13,1 82 12 57 12,5 32 14,5 7
12,8 81 12 56 12,7 31 14,7 6
12,8 80 12,1 55 12,7 30 14,8 5
12,8 79 12 54 12,7 29 14,9 4
12,7 78 12,1 53 12,7 28 14,9 3
12,6 77 12 52 12,8 27 14,8 2
12,6 76 12 51 12,8 26 14,8 1

Data Formulasi 2
120

100

80
No. Data

60

40

20

0
0 5 10 15 20
Persen ketebalan

Gambar 2. Data ketebalan 12 % untuk formulasi 2

b. Data Pengamatan
Variasi ketebalan : 12 %

6
Kecepatan parison : 61,3
1) Berat produk
a) Produk A : 190.5 gram
b) Produk B : 182.6 gram
c) Produk C : 183.2 gram
2) Jumlah Produk
a) Total Produk : 70 buah
b) Produk baik : 3 buah
c) Produk defect : 65 buah
d) Produk reject : 2 buah
3) Pengujian
a) Uji Organoleptis
PRODUK KONDISI PRODUK
1 Flashing, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), Short shot
2 Reject
3 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan)
4 Sink mark, Brittleness(berupa retak)
5 Sink mark dibagian atas, flashing
6 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), flashing
7 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), flow line, Trmming tidak sempurna
8 Brittlenness(berupa gelembung pada permukaan), Short
shot, flashing
9 Trimming tidak sempurna, flashing, tergores
10 Flashing, Brittleness (tergores bagian tutup
11 Sink mark, flashing, ketebalan yang tidak merata
12 Sink mark, flashing( berupa cekungan garis bawah )
13 Brittlenness(berupa gelembung pada permukaan), sink
mark
14 Brittlenness(berupa gelembung pada permukaan), sink
mark, flashing
15 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), flashing,
16 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), flashing
17 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada

7
permukaan), flashing
18 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), flashing
19 Brittlenness(berupa gelembung pada permukaan), belum
proses trimming, flow line
20 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan dan berlubang bagian atas)
21 Sempurna
22 Flashing, tebal berlebih, Brittleness berupa lubang
23 Sink mark, flashing, beberapa bagian tebal berlebih
24 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan), flashing, tebal berlebih dibagian bawah.
25 Sink mark, flashing
26 Sink mark, bahan tidak merata disamping, short shot
27 Sink mark, flow line
28 Sink mark (sedikit)
29 Sink mark, flashing
30 Sempurna
31 Sink mark sedikit
32 Flow line
33 Sink mark sedikit
34 Belum trimming dibagian atas, sink mark
35 Sink mark, Brittlenness(berupa gelembung pada
permukaan)
36 Sink mark, shrinkage, flowline
37 Shrinkage, short shot, Brittleness( berupa bagian yang
sangat tipis hamper sobek)
38 Sink mark, Brittleness( berupa bagian yang sangat tipis
hamper sobek), flashing
39 Flashing(menyatu dengan produk selanjutnya)
40 Reject
41 Sink mark, flow line, short shot, flow line
42 Sink mark, flow line, flashing, Short shot
43 Sink mark, flow line
44 Sink mark, flashing
45 Sink mark, flow line
46 Sink mark, flashing
47 Flashing, flow line
48 Sink mark, flashing
49 Sink mark, flashing
50 Flow line vertical, flashing
51 Sempurna

8
52 Sink mark, brittleness ( berupa material kurang tercetak)
53 Sink mark sedikit
54 Sink mark, flashing
55 Sink mark, flashing, brittleness ( berupa material kurang
tercetak)
56 Flashing, flow line, flow line
57 Flashingsedikit
58 Sink mark, flashing
59 Sink mark
60 Sink mark, belum trimming
61 Sink mar, flalshing
62 Sink mark,
63 Sink mark, flashing
64 Sink mark, flashing,
65 Trimming belum sempurna, flow line, flashing,
66 Sink mark, flashing
67 Sink mark, flow line
68 Sink mark
69 Sink mark, trimming belum sempurna
70 Sempurna
Keterangan :
Hijau : Produk Sempurna
Merah : Produk Reject
b) Uji fisik (ketebalan)
(1) Sampel A
Ketebalan Ketebalan Ketebalan Ketebalan
N
Bagian Bagian Bagian Bagian
o
Bawah Tengah Atas Tutup
1. 1.81+3.17+2.28 1.68+2.05+1.97 3.71+2.97+3.15 2.67
3 3 3

= 2.42 = 1.9 = 3.27


2. 1.11 1.21 3.08 3.05
3. 1.13+1.60+1.08 1.32+1.13+0.99 2.46+1.37+1.21 2.82
=
3 3 3

= 1.27 1.14 = 1.68


4. 1.24 1.08 2.14 3.28
5. 1.53+2.66+2.52 1.29+1.35+1.31 1.55+2.47+2.82
3 3 3

= 2.23 = 1.31 = 2.28

9
6. 1.44 1.09 2.55
7. 0.92+1.85+1.44 0.96+1.14+1.32 2.37+2.41+2.49
3 3 3

= 1.40 = 1.14 = 2.42


8. 1.81 1.11 2.97

(2) Sampel B
Ketebalan Ketebalan Ketebalan Ketebalan
N
Bagian Bagian Bagian Bagian
o
Bawah Tengah Atas Tutup
1. 2.53+3.08+2.42 1.53+1.52+1.45 1.87+2.61+2.84 2.31
3 3 3

= 2.91 = 1.5 = 2.44


2. 1.52 1.41 2.43 2.66
3. 1.93+1.07+1.62 1.10+1.08+0.84 2.20+2.05+1.46 3.81
=
3 3 3

= 1.54 1.006 = 1.90


4. 1.45 0.97 2.92 2.55
5. 1.53+2.31+1.48 1.48+1.37+1.13 2.09+2.17+2.06
=
3 3 3

= 1.77 1.32 = 2.10


6. 1.29 1.15 2.92
7. 0.97+1.03+1.01 0.83+0.45+1.36 1.84+2.25+2.53
3
=
3 3

=1.007 1.04 = 2.22


8. 2.28 1.24 2.43

(3) Sampel C
Ketebalan Ketebalan Ketebalan
Ketebalan
No Bagian Bagian Bagian
Bagian Atas
Bawah Tengah Tutup
1. 1.81+3.28+1.34 1.45+1.49+1.24 1.83+2.21+1.91 2.33
3 3 3

= 2.14 = 1.39 = 1.98


2. 1.26 1.05 2.08 3.05
3. 1.10+1.37+1.03 1.14+0.81+0.92 2.05+1.41+2.00 3.62
3 3 3

10
= 1.16 = 0.95 = 1.82
4. 1.85 0.75 2.18 3.01
5. 1.40+1.91+1.15 1.16+1.22+1.08 1.37+1.77+1.33
3 3 3

= 1.52 = 1.15 = 1.49


6. 1.36 0.94 1.61
7. 1.33+1.47+1.36 0.73+1.20+1.11 3.00+1.64+2.01
3 3 3

= 1.38 = 1.63 = 2.18


8. 1.06 1.12 1.84

2. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu pembuatan produk jerrycan dengan metode
ekstrusi blow molding dengan nilai tengah 12% selama 1 jam dengan kecepatan
rata-rata turunnya parison sebesar 61,3 , dan terbentuk jerrycan sebanyak 70
buah. Dengan sebagian besar terdapat cacat atau defect pada produk. Adapun
untuk defect pada percobaan yang dilakukan antara lain flashing, short shot, dan
sink mark. Flashing atau flash adalah keadaan dimana material melewati cavity
atau dapat disebut dengan kelebihan bahan dari apa yang seharusnya,namun jenis
defect ini masih masuk ke dalam minor defect, karena dapat dilakukan triming
pada produk jadinya. Short shot adalah fenomena dimana suatu produk tidak
terbentuk dengan penuh atau tidak memenuhi kapasitas yang ideal sesuai,
biasanya defect ini sering terjadi apabila bahan kurang dari kapasitas produknya.
Dan sink mark adalah defect atau cacat berupa cekungan atau lengkungan yang
terjadi pada permukaan luar pada produk yang terbentuk, hal tersebut biasanya
dapat terjadi akibat perbedaan ketebalan pada permukaan produk.
Dari total 70 produk yang terbentuk, sekitar 50% atau 37 produk
mengalami sink mark pada bagian tengah atas. 33 produk terdapat flashing
material. Dan beberapa diantaranya mengalami short shot pada bagian tutup atau
ujungnya. Selain itu, pada selang beberapa produk, garis perpotongan pada bagian
bawah terlalu tebal. Serta pada pegangan jerrycan terdapat seperti flow line pada
<10% jumlah total produk dan ± 10 % terdapat flow line pada bagian samping,
namun pada bagian samping tidak mengganggu secara organoleptis.
Sebagian produk yang mengalami sink mark terjadi karena perbedaan
ketebalan yang cukup besar, sehingga ketika parison masuk ke dalam cavity dan

11
dilakukan peniupan, maka kecenderungan bagian yang tipis akan terbentuk sink
mark atau cekung. Zona sekitar 30 atas dan 30 bawah memiliki kecenderungan
besar pada bagian bawah, sehingga zona 30 atas sedikit tipis dan rawan sink mark.
Meskipun pada produk ke 19 yang sudah terbentuk, ketebalan pada zona 82-84
dinaikkan, masih terdapat defect yang terbentuk. Defect yang paling banyak
lainnya adalah flash atau flashing, letak flash paling banyak adalah pada bagian
bawah depan. Sangat dimunginkan bahwa flash yang terbentuk karena sedikit
kelebihan bahan pada bagian bawah sehingga setting ulang sangat diperlukan
meskipun defect ini tidak terlalu berdampak apalagi dapat dilakukan triming.
Kemudian short shot banyak terjadi pada bagian ujung atau lubang jerrycan. Hal
tersebut dapat terjadi akibat kecepatan turun parison terlalu cepat. Selain itu, pada
beberapa produk terbentuk gelembung pada permukaan atas, tidak dapat
dipastikan penyebabnya karena tidak terjadi secara berurutan pada produk yang
terbentuk. Kemudian terjadi 2 kali reject, karena kecepatan parison sangat cepat
dan bahan habis. Barang yang reject tidak dapat ditolerir lagi karena tidak
berbentuk sehingga hanya dapat dibentuk ulang ketika sudah di crusher atau
menjadi avalen.
Berdasarkan berat data produk diperoleh nilai Produk A : 190,5 gram;
Produk B : 182,6 gram; dan Produk C: 183,2 gram. Rata-rata berat satu produk
yaitu 185,4 gram. Pengujian berikutnya yaitu uji fisik untuk ketebalan produk
yang dihasilkan. Berdasarkan data ketebalan produk yang dihasilkan
menunjukkan bahwa adanya perbedaan ukuran pada setiap bagian jerrycan.
Bagian samping jerigen lebih tipis dari bagian sudutnya. Hal tersebut dapat terjadi
akibat pengaruh jari-jari pada jerrycan dan jarak tempuh parison. Dimana semakin
lebar produk yang dihasilkan semakin luas jari-jari produknya yang dapat
menyebabkan ukuran ketebalan semakin rendah serta semakin jauh parison
dengan mold maka produk yang dihasilkan akan semakin tipis.

G. KESIMPULAN
1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan jerrycan yaitu HDPE
2. Mesin yang digunakan yaitu mesin Ekstrution Blow Moulding
3. Variasi ketebalan yang dipakai yaitu 12%
4. Defect yang dialami yaitu flashing, sink mark, flow line, Brittleness, burn mark,
shrikange dan short shot.

12
H. DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, V. (2003). Total Quality Management. Jakarta : PT, Gramedia Utama.
Ihsan, S., 2019. Identifikasi Cacat Produk Dan Kerusakan Mold Pada Proses Plastic
Injection Molding. Politeknik Negeri Batam

Kamaruddin, S., N S. Zakaria, dan N M. Mehat. 2016. The Influence Of Plastik


Extrusion Blow Molding Parameter On Waste Reduction. ARPN Journal
of Engineering and Applied Sciences. 11(20): 12029-12032.

Klein, R. 2011. Materials Properties of Plastiks in Laser Welding of Plastiks :


Materials Processes and Industrial Aplication. Wiley-VHC GmbH &
co.kGaA, Weinheim, Germany.

Utami, Budi. 2002. Optimasi Tebal Jerigen HDPE Untuk Kapasitas 30 Liter. Bulletin
Penelitian, Desember 2002,Vol.XXIV, No.2

Waskito, Nugroho Wahyu. 2019. Optimasi Produk Botol 400 ml Pada Proses
Extrusion Blow Moulding. Program Studi Strata 1 Teknik Mesin Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

13
I. LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai