Anda di halaman 1dari 10

FORMULIR

No. Kode
: 013/ Mutu- Form /2022
No.Revisi
:00
Notulen Rapat/
Pertemuan Tgl. Mulai
: 01 Maret 2022
UPTD. PUSKESMAS Berlaku
REMAJA

Nama Rapat/
: Rapat Pertemuan Kader Bulanan
pertemuan
Tempat : Ruang Pertemuan kecamatan

Tanggal : 29 September 2022

waktu :09.00-Selesai

Pemimpin : Siti Hatijah, A. Md. GZ

Peserta : Kader Posyandu


Latar Belakang Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Jenis
Pelayanan Posyandu berupa Pelayanan Minimal Kepada Anak yakni Penimbangan untuk
memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus terhadap anak yang selama
tidak melakukan penimbangan secara teratur, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai
umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS. Pemberian
makanan pendamping ASI dan Vitamin A. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup
pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di
bawah garis merah KMS. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda
lumpuh layu. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu. Oleh
karena itu perlu dilakukan koordinasi yang rutin antara kader dan Petugas Terkait untuk
memantau dan melakukan diskusi terhadap upaya upaya yang akan dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan di Posyandu

Susunan Acara 1. Pembukaan

2. Penyampaian

3. Diskusi

4. Penutupan
Pembahasan : Pembukaan disampaikan oleh Ibu Soekawatti, S. Sos selaku Ka TU UPTD.
Puskesmas Remaja. Selanjutnya dilakukan Sosialisasi Standar Pelayanan UPTD.
Puskesmas Remaja, Setelah dilakukan sosialisasi maka Kegiatan pertemuan Kader
dimulai
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat
garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui
status pertumbuhan anaknya.
Kriteria Berat Badan balita di KMS:
Berat badan naik adalah Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna,
berat badan bertamabah ke pita warna diatasnya.
Berat badan tidak naik adalah Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap,
berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
sedangkan Berat badan dibawah garis merah Merupakan awal tanda balita gizi buruk
Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang
menimbang ke posyandu.
Pengukuran yang dilakukan harus diperhatikan dengan baik bahwa cara yang
dilakukan sudah benar sehingga hasil pengukuran sesuai dengan yang semestinya
untuk menghindari kesalahan perhitungan status gizi anak. setiap bulan selain
dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Hasil
penimbangan dan pengukuran tersebut dapat mencerminkan status gizi balita yang
merupakan tolak ukur status gizi masyarakat.

Kader dan Petugas Kesehatan harus melakukan validasi data jika ditemukan data
balita yang memiliki berat badan tidak sesuai dengan yang seharusnya atau stunting
(menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal
pertumbuhan dan perkembangan anak).

Penutupan dilakukan dengan penyampaian informasi mengenai pelaksanaan Tes


Kkebugaran Kader Posyandu.

Diskusi /Tanya
jawab

Kesimpulan Setiap Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Kader dan Petugas harus bekerjasama untuk
melaksanakan kegiatan Posyandu dengan Maksimal. Sehingga tidak ada lagi kesalahan data
anak Stunting.

Rekomendasi/ Pengetahuan kader posyandu meningkat


Rencana Tindak
Lanjut

Pemimpin Pertemuan Notulen

Nama :Siti Hatijah, A. Md . GZ Nama : Neni Machfirah


Jabatan :Nutrisionis Jabatan :Admin
DOKUMENTASI
PERTEMUAN KADER BULANAN
FORMULIR
No. Kode
: 013/ Mutu- Form /2022
No.Revisi
:00
Notulen Rapat/
Pertemuan Tgl. Mulai
: 01 Maret 2022
UPTD. PUSKESMAS Berlaku
REMAJA

Nama Rapat/
: Rapat Sosialisasi dan Edukasi PMBA pada Anak
pertemuan
Tempat : Ruang Pertemuan kecamatan

Tanggal : 27 September 2022

waktu :09.00-Selesai

Pemimpin : Siti Hatijah, A. Md. GZ

Peserta : Kader Posyandu


Latar Belakang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) merupakan salah satu program pemerintah untuk
menurunkan angka stunting hingga di bawah 20% pada tahun 2025. Masalah gizi yang
menjadi perhatian utama dunia saat ini adalah anak balita pendek (stunting). Data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi balita stunting sebesar 37,4% artinya 3-4 diantara
10 balita di Indonesia mengalami stunting. Anak balita stunting tidak disebabkan oleh
keturunan tetapi umumnya oleh kekurangan gizi dan atau mengalami sakit dalam waktu yang
relatif lama, terutama pada usia seribu hari pertama kehidupan. Secara umum stunting
terutama pada seribu hari pertama kehidupan dapat menyebabkan daya tahan tubuh rendah,
kecerdasan rendah, dan produktivitas rendah ketika dewasa.

Untuk mengatasi stunting perlu dilakukan perbaikan gizi sejak janin dalam kandungan,
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan pemberian MP-ASI yang tepat mulai usia 6
bulan.

Upaya peningkatan status gizi masyarakat tidak hanya cukup dengan meningkatkan
peluasan jangkauan pelayanan saja, tetapi perlu dibarengi dengan peningkatan pengetahuan
dan keterampilan masyarakat khususnya para kader sebagai ujung tombak pelayanan. Salah
satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader dalam membantu
penanggulangan masalah gizi melalui pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA), agar mampu mengatasi secara mandiri dalam menangani masalahnya.

Susunan Acara 1. Pembukaan

2. Penyampaian

3. Diskusi

4. Penutupan
Pembahasan : Salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, pola
pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak lahir sampai umur 24 bulan
sebagai berikut : (1) Menyusui segera dalam waktu satu sampai dua jam pertama
setelah bayi lahir (Inisiasi menyusu Dini/IMD), (2) Menyusui secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi umur 6 bulan, (3) Mulai memberikan makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan; dan (4) Tetap menyusui sampai anak
berumur 24 bulan atau lebih.

Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia 2 tahun merupakan salah satu
upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus
memenuhi hak.

“Menurut World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund
(UNICEF), lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi,
dan dua per tiga dari kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang
kurang tepat pada bayi dan anak, seperti tidak dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
dalam satu jam pertama setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau
terlambat diberikan, sering sakit dan gagal tumbuh,"Untuk mengatasi stunting,
masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak
balita, dan Indonesia fokus kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan yaitu terhitung sejak
konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis
yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan
kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing
rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak.
Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi. Pemberian
nutrisi terhadap bayi dan anak dapat diperoleh dari menyusui dan pemberian makan
hingga usia 2 tahun . Pemberian makan yang tepat sejak lahir hingga usia dua tahun
merupakan golden period atau dasar untuk pencapaian kualitas tumbuh
kembang..Pada masa golden periode.ada beberapa hal yang penting dilakukan yaitu
(1) Inisiasi Menyusu Dini (2) ASI Eksklusif (3)MP ASI mulai bayi umur 6 bulan.(4) ASI
sampai usia 2 tahun atau lebih.

Setelah pemberian ASI secara eksklusif selama usia 0-6 bulan, selanjutnya bayi mulai
dikenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan tetap memberikan
ASI lanjutan sampai dengan usia 2 tahun atau lebih. Pemberian MP-ASI mulai usia 6
bulan menjadi sangat penting mengingat pada usia 6-11 bulan kontribusi ASI pada
pemenuhan kebutuhan gizi hanya dua per tiga sedangkan sepertiganya harus
dipenuhi dari MP-ASI. Seiring bertambahnya usia, kehadiran MP-ASI menjadi semakin
penting. Pada saat bayi berusia 12-23 bulan, dua per tiga pemenuhan kebutuhan gizi
berasal dari MP-ASI. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP-ASI adalah
kuantitas dan kualitasnya memenuhi prinsip gizi seimbang agar tidak cenderung tinggi
karbohidrat tetapi juga memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
MP-ASI ada yang bersifat pabrikan dan ada yang berbasis pangan lokal. Keduanya
dapat diberikan, namun MP-ASI berbasis pangan lokal akan lebih berkelanjutan
karena memanfaatkan pangan yang ada di masyarakat.

Diskusi /Tanya
jawab

Kesimpulan 1. Penjelasan lebih lanjut kepada ibu balita dan masyarakat mengenai balita gizi kurang

2. Perubahan Pola asuh ibu dalam memberikan makanan pada balita

Rekomendasi/ Pengetahuan ibu balita meningkat , adanya dukungan dan peran kader serta keluarga
Rencana Tindak
Lanjut

Pemimpin Pertemuan Notulen

Nama :Siti Hatijah, A. Md . GZ Nama : Neni Machfirah


Jabatan :Nutrisionis Jabatan :Admin
DOKUMENTASI
SOSIALISASI PMBA
FORMULIR
No. Kode
: 013/ Mutu- Form /2022
No.Revisi
:00
Notulen Rapat/
Pertemuan Tgl. Mulai
: 01 Maret 2022
UPTD. PUSKESMAS Berlaku
REMAJA

Nama Rapat/
: Desiminasi dan Publikasi Data Stunting Tingkat Kelurahan Gunung Lingai
pertemuan
Tempat : Ruang Pertemuan Kelurahan Gunung Lingai

Tanggal : 13 Oktober 2022

waktu : 13.00-Selesai

Pemimpin : Siti Hatijah, A. Md. GZ

Peserta : Kader Posyandu dan RT Wilayah Kelurahan Gunung Lingai


Latar Belakang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) merupakan salah satu program pemerinta
menurunkan angka stunting hingga di bawah 20% pada tahun 2025. Masalah gizi ya
menjadi perhatian utama dunia saat ini adalah anak balita pendek (stunting). Data R
Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi balita stunting sebesar 37,4% artinya 3-4 di
10 balita di Indonesia mengalami stunting. Anak balita stunting tidak disebabkan oleh
keturunan tetapi umumnya oleh kekurangan gizi dan atau mengalami sakit dalam wa
relatif lama, terutama pada usia seribu hari pertama kehidupan. Secara umum stunti
terutama pada seribu hari pertama kehidupan dapat menyebabkan daya tahan tubuh
kecerdasan rendah, dan produktivitas rendah ketika dewasa.

Untuk mengatasi stunting perlu dilakukan perbaikan gizi sejak janin dalam kandunga
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan pemberian MP-ASI yang tepat mu
bulan.

Upaya peningkatan status gizi masyarakat tidak hanya cukup dengan meningkatkan
peluasan jangkauan pelayanan saja, tetapi perlu dibarengi dengan peningkatan peng
dan keterampilan masyarakat khususnya para kader sebagai ujung tombak pelayana
satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader dalam m
penanggulangan masalah gizi melalui pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi
Anak (PMBA), agar mampu mengatasi secara mandiri dalam menangani masal

Susunan Acara 1. Pembukaan

2. Penyampaian
3. Diskusi

4. Penutupan
Pembahasan : Salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, p
pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak lahir sampai umur 24 bula
sebagai berikut : (1) Menyusui segera dalam waktu satu sampai dua jam perta
setelah bayi lahir (Inisiasi menyusu Dini/IMD), (2) Menyusui secara eksklusif s
sampai bayi umur 6 bulan, (3) Mulai memberikan makanan Pendamping ASI (
yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan; dan (4) Tetap menyusui sam
berumur 24 bulan atau lebih.

Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia 2 tahun merupakan sal
Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan
upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang seka
Faktor
memenuhi utama
hak.yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi. Pem
nutrisi terhadap bayi dan anak dapat diperoleh dari menyusui dan pemberian
hingga
“Menurut usia 2 tahun
World . Pemberian
Health makan
Organization yangdan
(WHO) tepat sejakNations
United lahir hingga usia dua
Children’s Fu
merupakan golden period atau dasar untuk pencapaian kualitas
(UNICEF), lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadaan kuran tumbuh
kembang..Pada
dan dua per tiga masa golden periode.ada
dari kematian beberapa
tersebut terkait denganhalpraktik
yang penting
pemberiandilakuka
mak
(1) Inisiasi
kurang Menyusu
tepat pada bayiDinidan
(2)anak,
ASI Eksklusif (3)MP
seperti tidak ASI mulai
dilakukan bayi umur
inisiasi 6 bulan
menyusu din
sampai usia 2 tahun atau lebih.
dalam satu jam pertama setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cep
terlambat diberikan, sering sakit dan gagal tumbuh,"Untuk mengatasi stunting
masyarakat
Setelah perlu dididik
pemberian untuk memahami
ASI secara pentingnya
eksklusif selama usia 0-6gizibulan,
bagi ibu hamil danba
selanjutnya
balita, dan Indonesia
dikenalkan fokus kepada
dengan makanan 1000 Hari
pendamping ASIPertama
(MP-ASI)Kehidupan
dengan tetapyaitumembe
terhitu
konsepsi
ASI hingga
lanjutan anak
sampai berusiausia
dengan 2 tahun. Stunting
2 tahun terjadi
atau lebih. karena kekurangan
Pemberian MP-ASI mula giz
yang disebabkan
bulan oleh penting
menjadi sangat kemiskinan dan pola
mengingat asuh
pada tidak
usia 6-11tepat,
bulan yang mengakiba
kontribusi ASI
kemampuan kognitif
pemenuhan tidak
kebutuhan berkembang
gizi hanya dua maksimal, mudah sakit
per tiga sedangkan dan berdaya
sepertiganya harus
rendah, sehingga
dipenuhi bisa Seiring
dari MP-ASI. terjebakbertambahnya
dalam kemiskinan.
usia, kehadiran MP-ASI menjadi
penting. Pada saat bayi berusia 12-23 bulan, dua per tiga pemenuhan kebutu
berasal dari MP-ASI. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP-ASI a
kuantitas dan kualitasnya memenuhi prinsip gizi seimbang agar tidak cenderu
karbohidrat tetapi juga memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin dan
MP-ASI ada yang bersifat pabrikan dan ada yang berbasis pangan lokal. Kedu
dapat diberikan, namun MP-ASI berbasis pangan lokal akan lebih berkelanjuta
karena memanfaatkan pangan yang ada di masyarakat.

Diskusi /Tanya
jawab

Kesimpulan 1. Penjelasan lebih lanjut kepada ibu balita dan masyarakat mengenai balita gizi kura

2. Perubahan Pola asuh ibu dalam memberikan makanan pada balita

Rekomendasi/ Pengetahuan ibu balita meningkat , adanya dukungan dan peran kader serta keluarg
Rencana Tindak
Lanjut
Pemimpin Pertemuan Notulen

Nama :Siti Hatijah, A. Md . GZ Nama : Neni Machfirah


Jabatan :Nutrisionis Jabatan :Admin
DOKUMENTASI
SOSIALISASI PMBA
Gunung Lingai

satu program pemerintah untuk


n 2025. Masalah gizi yang
ndek (stunting). Data Riset
ar 37,4% artinya 3-4 diantara
g tidak disebabkan oleh
ngalami sakit dalam waktu yang
n. Secara umum stunting
abkan daya tahan tubuh rendah,

k janin dalam kandungan,


MP-ASI yang tepat mulai usia 6

dengan meningkatkan
ngan peningkatan pengetahuan
ujung tombak pelayanan. Salah
an para kader dalam membantu
mberian Makan Bayi dan
lam menangani masalahnya.
nt and Child Feeding, pola
ir sampai umur 24 bulan
u sampai dua jam pertama
yusui secara eksklusif sejak lahir
anan Pendamping ASI (MP-ASI)
4) Tetap menyusui sampai anak

2 tahun merupakan salah satu


t dengan pertumbuhan otak.
tumbuh kembang sekaligus
anak adalah nutrisi. Pemberian
nyusui dan pemberian makan
dakNations
lahir hingga usia dua
Children’s Fundtahun
n kualitas tumbuh
dengan keadaan kurang gizi,
alpraktik
yang penting
pemberiandilakukan
makanyaitu
yang
mulai bayi umur
an inisiasi 6 bulan.(4)
menyusu ASI
dini (IMD)
MP-ASI yang terlalu cepat atau
ntuk mengatasi stunting,
gizibulan,
-6 bagi ibu hamil danbayi
selanjutnya anak
mulai
I)Kehidupan yaitumemberikan
dengan tetap terhitung sejak
karena kekurangan
emberian MP-ASI mulaigizi usia
kronis
6
11tepat,
bulanyang mengakibatkan
kontribusi ASI pada
ah sakit
gkan dan berdaya
sepertiganya saing
harus
adiran MP-ASI menjadi semakin
iga pemenuhan kebutuhan gizi
m pemberian MP-ASI adalah
ang agar tidak cenderung tinggi
at, protein, vitamin dan mineral.
asis pangan lokal. Keduanya
akan lebih berkelanjutan
t.

mengenai balita gizi kurang

da balita

ran kader serta keluarga

Anda mungkin juga menyukai