Anda di halaman 1dari 28

4.

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Akhir Meja Bantu

Berikut adalah desain 3D dari meja bantu bongkar pasang gearbox dengan
menggunakan bantuan software SolidWorks.

Gambar 4.1 Desain 3D meja bantu

Dalam menentukan desain dan dimensi dari meja bantu ini, ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi, yaitu:

a) Dimensi dari gearbox truck, yang memiliki panjang ±100cm dan lebar ±50cm.
b) Berat dari gearbox, yaitu ±150Kg.
c) Ground clearance truck, yaitu ± 60cm

4.2. Perhitungan
Beberapa analisa yang dilakukan merupakan perhitungan pada bagian benda
yang mengalami beban paling besar atau pada bagian yang memiliki resiko rusak
paling besar, dengan asumsi bahwa jika bagian tersebut mampu menahan beban yang

32
Universitas Kristen Petra
bekerja, maka bagian lain yang memiliki beban kerja yang lebih ringan juga pasti
tidak akan mengalami kerusakan.

4.2.1. Gaya yang Bekerja Pada Meja Bantu


Untuk menentukan pemilihan material yang akan digunakan maka perlu
menganalisa gaya-gaya yang bekerja pada meja bantu ini. Gaya tersebut dapat
diuraikan pada gambar 4.2.
W(Beban gear box)

Gambar 4.2 Gaya yang bekerja pada meja bantu

Setelah mengetahui gaya yang bekerja pada meja bantu tersebut, maka diperlukan
rangkaian free body diagram yang ditunjukan pada gambar 4.2.

Batang 1 W(Beban)

A D

Batang 2 Batang 3
C E B
Batang 4

Gambar 4.3 Free body diagram pada meja bantu

33
Universitas Kristen Petra
Untuk mempermudah melakukan perhitungan beban yang bekerja pada meja
bantu, maka perlu dihitung gaya yang bekerja pada batang. Tiap batang menahan

beban yang sama, maka beban yang diterima dari batang adalah .

Gaya pada batang 1 :

W/4

A B

FyA FyB

D’
A’

Tampak Atas Batang 1

A D
A
Gambar 4.4 Free Body Diagram pada batang 1

ΣFy = 0 (↑ +)
FyA + FyA’ + FyD + FyD’ = 0
Dimana : FyA = FyA’ = FyD = FyD’ (Asumsi distribusi beban pada plat sama rata)
4x (Fy batang 1) = W
Fy batang 1 = W/4 ………………………………………… (Persamaan1)

34
Universitas Kristen Petra
Gaya pada batang 2:

W/4

2L
FyE
A

FxE
FyB
E

α FxB
B

Gambar 4.5 Free Body Diagram pada batang 2

ΣFx = 0 (→ +)
FxE – FxB = 0
FxE = FxB ………………………………………………………(Persamaan 2)

ΣFy = 0 (↑ +)
FyE + FyB – W/4 = 0
FyE + FyB = W/4 ……………………………………………….(Persamaan 3)

Momen torsi pada titik B


+
ΣM = 0
W/4 cosα . 2L – FyE cosα. L – FxE Sinα. L = 0 ……………….(Persamaan 4)

35
Universitas Kristen Petra
Gaya pada batang 3:

W/4

2L

FxE
FyC E
FyE

FxC α
C

Gambar 4.6 Free Body Diagram pada batang 3

ΣFx = 0 (→ +)
Fx C – Fx E = 0
Fx C = Fx E .......................................................................................................(Persamaan 5)

Σ Fy = 0 (↑ +)
Fy C – Fy E – W/4= 0
Fy C= Fy E + W/4 ...........................................................................................(Persamaan 6)

Momen torsi pada titik C +


ΣM = 0
-W/4 cosα 2L – Fy E cosα L + FxE cosα L = 0 ....................................(Persamaan 7)

36
Universitas Kristen Petra
Gaya pada batang 4:

Fy Roda 1 Fy Roda 2

C B

Fy C Fy B
Gambar 4.7 Free Body Diagram pada batang 4

Σ Fy = 0 (↑ +)
Fy Roda 1 + Fy Roda 2 – Fy C – Fy D = 0
Dimana :
Fy Roda 1 = Fy Roda 2 = Fy Roda
(Diasumsikan distribusi beban pada roda sama rata)

2Fy Roda = FyC + FyB ........................................................................(Persamaan 8)

Dari persamaan tersebut, terdapat 8 persamaan dan 8 variabel. Maka dapat


dilakukan perhitungan secara subtitusi untuk mengetahui tiap variabelnya.

Persamaan 4 dan persamaan 7:

(Persamaan 4)

37
Universitas Kristen Petra
(Persamaan 7)

Substitusi dari persamaan 4 dan Persamaan 7:

( )

( )

( )

Jika beban dari Mesin dan alas meja bantu = 150 Kg dan berdasarkan plot
pada excel, tegangan terbesar didapat pada posisi α = 1o (dapat dilihat pada lampiran
3) maka:

( )

( )

Substitusi dari persamaan 4:

38
Universitas Kristen Petra
Substitusi dari persamaan 6:

Substitusi dari persamaan 5:


C= E

Substitusi dari persamaan 3 :

Substitusi dari persamaan 2 :

Substitusi dari persamaan 1:

39
Universitas Kristen Petra
Subtitusi dari persamaan 8 :

( )

4.2.2. Menghitung dan Menentukan Material Meja Bantu


4.2.2.1 Tegangan Geser Pada Plat Bordes

Dimana:
F = Beban gearbox (N)
A = Luas penampang sesuai dengan design meja (m2)

l= 0.005m
P= 0,5m

Gambar 4.8 Penampang tegangan geser plat bordes

Safety Factor = 4

40
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Tabel tegangan ijin material

Sumber : http://www.engineersedge.com/material_science/images/yield-chart.gif

Berdasarkan tabel 4.1, tegangan ijin untuk material ASTM A36 Steel:
Yield stregth = 250Mpa = 250.000.000
Dimana Yield Strength ≥ τ plat bordes, maka plat bordes dengan ukuran dan
ketebalan sesuai dengan desain, dapat digunakan.

41
Universitas Kristen Petra
4.2.2.2 Momen Bending pada plat strip
Berikut gambar dari arah gaya yang terjadi pada plat strip:

FyA
2L = 0,96
FyE m
A

FxE
E FyB

α FxB
B

Gambar 4.9 gaya yang terjadi pada batang 2 pada tiap titik

Momen pada titik poros A:


Momen pada sumbu (x) di titik E yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

42
Universitas Kristen Petra
Momen pada sumbu (x) di titik E yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

E
E
E

Momen pada sumbu (y) di titik B yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

B
B
B Nm

Momen pada sumbu (x) di titik B yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

B
B
B

43
Universitas Kristen Petra
M
M + 337,5 + (-325,9) – 23,52 +
M Total

Momen pada titik poros B:


Momen pada sumbu (y) di titik A yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

A
A
A

Momen pada sumbu (x) di titik E yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

E
E
E

Momen pada sumbu (y) di titik E yang tegak lurus terhadap batang AB:
1o

44
Universitas Kristen Petra
E
E
E

M Total = A– E– E
+
M Total = 349,2 – 11,76 – 337,5
M Total = 0,06 Nm

M Total pada titik A ≥ M Total pada titik B, Maka M Total yang akan dibandingkan
dengan tahanan momen bending adalah M Total pada titik A

h
( )

m3
b


Safety Factor = 4
σ x 4 = 61538,46 x 4
= 246153,8 ⁄

Berdasarkan tabel 4.1, tegangan ijin untuk material ASTM A36 Steel:
Yield stregth = 250Mpa = 250.000.000
Dimana Yield Strength ≥ τ plat strip, maka plat strip dengan ukuran dan ketebalan
sesuai dengan desain, dapat digunakan.

45
Universitas Kristen Petra
4.2.2.3 Tegangan Geser pada Kerangka

C B

FyC Fy
B
Gambar 4.10 Gaya Tegangan geser pada kerangka

Dimana :
F = Total gaya pada titik C dan B
A = Luas penampang dengan ukuran sesuai dengan desain

F Total = – C– B
F Total = – 1077,93 – ( - 342,93)
F Total = - 735 N

Untuk mengetahui besar luas dari baja profil UNP 5, digunakan bantuan dari
Autocad. Dan didapati hasil perhitungan sesuai dengan ukuruan standart yaitu sebagai
berikut:

46
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11 Dimensi UNP 5 dan Perhitungan Luas

47
Universitas Kristen Petra

4.2.2.4 Momen Bending pada Kerangka

C B
Roda

FyC FyB

M pada Roda (dengan asumsi kondisi B pada ½ S)

Nm

( )

48
Universitas Kristen Petra

Tegangan ijin untuk material AISI4140 Alloy Steel:


Yield stregth = 415Mpa = 415.000.000

Jadi safety factor untuk rangka UNP didapat = 3,4

4.2.2.5 Perhitungan Baut

Dimana :

F = Gaya terbesar pada salah satu titik


A= Luas penampang baut

Untuk mengetahui nilai F, maka harus melakukan perhitungan besar gaya


pada tiap titik. Dengan menggunakan rumus resultan.

Gaya resultan pada titik A:

49
Universitas Kristen Petra
Gaya resultan pada titik B

Gaya resultan pada titik C


N

Gaya resultan pada titik D

Gaya resultan pada titik E

Berdasarkan perhitungan, titik C memiliki nilai gaya yang terbesar. Maka


untuk perhitungan baut, digunakan gaya dari titik C.
Bahan material baut pada umumnya adalah low carbon steel yang berdasarkan
gambar 4.11, memiliki besar Tensile strength =55.000 Psi.

50
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Tensile strength material baut

Sumber : https://ubiaod.files.wordpress.com/2015/03/a-thread.png

σ low carbon steel = 55000 psi = 370.000.000 N/m2

0,48 Cm

51
Universitas Kristen Petra
4.2.2.6 Perhitungan Ulir Penggerak
Bahan material ulir penggerak pada umumnya adalah medium carbon steel.
Pada Gambar 4.12 menunjukkan bahwa medium carbon steel memiliki nilai tensile
strength sebesar 110.000 Psi
σ medium carbon steel = 110.000 psi = 750.000.000 N/m2

Dimana:
F = Gaya pendorong (FxB)
A = Luas Penampang

Untuk mengetahui besar luas penampang yang akan mengalami kerusakan


berdasarkan dimensi tiap baut, maka dilakukan perhitungan dengan bantuan microsoft
excell, maka dapat ditemukan hasil perhitungan seperti berikut:

52
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.12 Hasil perhitungan luas ulir
Untuk menentukan ukuran baut minimal yang dapat digunakan untuk sebagai
ulir penggerak, baut tersebut harus memiliki nilai A yang lebih besar dari A
perhitungan yang didapat. Dan berdasarkan perhitungan pada Gambar 4.14, baut tipe
M6 memiliki nilai lebih besar dari A yang didapat, sehingga dapat digunakan untuk
sebagai ulir penggerak meja bantu.

4.2.3 Pemilihan ukuran bantalan (Bearing)

Beban terbesar yang diterima oleh bantalan berada pada titik B yaitu
sebesar 1484,9N. Dan dapat dilihat pada gambar 4.14

53
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.13 Pemilihan Ukuran Bantalan (bearing)

54
Universitas Kristen Petra
4.2.4 Perhitungan chain and sprocket
Jumlah sprocket yang dipaka berdasarkan pada desain. Yaitu:
a) Sprocket kecil = 15 buah
b) Sporcket besar = 40 buah
c) Dengan Pitch ulir dari desain = 5mm

Jadi, 1 putaran handle =

Kondisi 1

α1

Gambar 4.14 Sudut Kemiringan Batang Pengangkat Kondisi 1


Diasumsikan d1 = 100cm

55
Universitas Kristen Petra
Kondisi 2

α2

Gambar 4.15 Sudut Kemiringan Batang Pengangkat Kondisi 2

( )

Δα = α2 – α1
Δα = 0,2o

Jadi tiap 1 putaran handle, perubahan sudut yang bertambah adalah sebesar
o
0,2 . Untuk mengetahui tinggi pada tiap posisi sudut, dilakukan perhitungan dengan
menggunakan bantuan plot pada Microsoft excel.

56
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.16 Hasil perhitungan perubahan ketinggian penampang meja bantu

4.2.5 Perhitungan rantai


Untuk menghitung jumlah mata rantai yang digunakan, menggunakan rumus
berikut:
[( ) ]

Dimana:
a) Lp = Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai
b) z1 = Jumlah gigi sprocket kecil
c) z2 = Jumlah gigi sprocket besar
d) Cp = Jarak antar sprocket dibagi dengan jarak bagi rantai (p)

57
Universitas Kristen Petra
Pada desain meja bantu bongkar pasang gearbox, rantai yang dipakai adalah
rantai nomor 40. Berikut tabel spesifikasi dari rantai nomor 40.

Tabel 4.3 Spesifikasi dari rantai no 40

Sumber: Sularso, dan Kiyokatsu Suga. (1991). Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradya Paramita.

[( ) ]

[( ) ]

Jadi jumlah mata rantai yang digunakan untuk menghubungkan antara kedua
sprocket yaitu berjumlah 71 mata rantai.

58
Universitas Kristen Petra
4.3 Pemilihan Material dan Ketebalan Plat
Setelah melakukan perhitungan, maka didapati hasil bahwa:
a) Jenis material dan ketebalan dari plat bordes dapat digunakan, karena kekuatan
material dari plat bordes mampu menahan beban yang bekerja.
b) Material dan ketebalan dari plat strip mampu menahan beban yang bekerja,
sehingga dapat digunakan pada meja bantu.
c) Material dan ketebalan dari UNP masih dapat menahan beban statis dengan safety
factor = 3,4.
d) Ukuran minimal dari baut yang dapat digunakan adalah M8, pada desain, baut
yang digunakan adalah M8 dan M10.
e) Untuk ulir penggerak, ukuran minimal adalah M6, pada desain ulir yang
digunakan adalah M27.
f) Ukuran minimal dari bantalan yang dapat digunakan adalah 10mm. Pada desain,
bantalan yang digunakan memiliki diameter dalam 17mm.
g) Rantai yang digunakan yaitu rantai no.40 dan jumlah mata rantai yang digunakan
berjumlah 71 mata rantai.

59
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai