1. (30%)
Pada tahun 2020 ini, terjadi suatu kejadian yaitu pandemi Covid-19 yang menyerang
sistem pernapasan pada manusia yang terjangkitnya dan penyebaran ini terjadi dengan cepat
dengan memalui droplet. Oleh karena itu, orang-orang menjadi waspada dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti menggunakan masker selain itu juga orang-orang meningkatkan
sistem imunnya dengan cara mengkonsumsi berbagai vitamin. Selain itu karena banyaknya
orang yang terjangkit virus ini, maka permintaan obat-obatan dan alat medis atau alat kesehatan
terjadinya peningkatan yang cukup tinggi. Hal tersebut membuat para pelaku industri
melakukan peningkatan produksinya.
Peningkatan produksi pada industri farmasi dan alat kesehatan tersebut, juga akan
meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan dari sisa produksi yang dilakukan. Limbah yang
dihasilkan tersebut dapat berupa limbah cair dan padat, serta berpotensi besar teradapat limbah
B3. Peningkatan jumlah limbah tersebut dapat berpontesi melebihi jumlah kapastas dari
pengolahan limbah yang sudah ada, sehingga limbah yang diolah tidak optimal dan terjadinya
pembuangan limbah yang melebihi baku mutu serta dapat merusak lingkungan.
Selain itu, peningkatan jumlah penggunaan alat kesehatan dan konsumsi obat-obatan
juga dapat menimbulkan peningkatan timbulan sampah yang dapat timbul dari kemasan-
kemasan dan juga alat-alat dan obat-obat yang dibuang dapat memiliki kandungan-kandungan
yang berbahaya apabila tidak dikelola dengan benar. Sedangkan, masih banyak masyarakat
yang belum memisahkan jenis sampah berdasarkan kategorinya yang dapat menimbulkan
masalah lingkungan terutama sampah B3. Oleh karena itu, diperlukan beberapa usulan untuk
menekan jumlah limbah yang timbul dan penanganan yang benar.
Di bagian hilirnya atau pada saat produksi di pabrik, dapat menggantikan kemasan
yang digunakan dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi berat atau
volume dari kemasan sehingga dapat mengurangi densitas sampah. Selain itu, di industri juga
perlu melakuakan evaluasi terhadap jumlah limbah padat dan cair yang dihasilkan dari proses
produksi, sehingga dapat mengetahui apabila adanya kekurangan kapasitas yang dimiliki.
Setelah itu, apabila adanya kekurangan kapasitas dapat meningkatkan atau menambahkan
proses pengolahan yang ada untuk menekan nilai parameter mencapai baku mutu dan tidak
mencemari lingkuangan ketika dilakukan pembuangan.
Di bagian konsumen, dapat dilakukan pengurangan jumlah pemakaian atau konsumsi
yang dirasa tidak terlalu dibutuhkan. Konsumen juga dapat menggunakan alat-alat yang dapat
digunakan kembali (reuse) sehingga dapat menekan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan.
Selain itu juga konsumen perlu menghabiskan obat-obatkan yang digunakan untuk mengurangi
jumlah limbah obat-obatan yang merupakan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan
apabila dibuang secara sembarangan. Pola masyarakat yang masih tidak membuang sampah
secara benar diperlukan sosialisasi atau pencerdasan untuk meningkatakan perilaku tersebut
dan selaras dengan menambahkan jumlah tempat sampah berdasarkan kategorinya.
Setelah masyarakat melakukan pembuangan berdasarkan kategorinya, juga perlu
dilakukan pengelolaan dan pengolahan agar limbah tersebut tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Pada saat proses pengangkutan dilakukan secara terpisah untuk tiap kategorinya
dan diangkut ke unit-unit yang tersedi untuk melakukan pengolahan sehingga timbulan yang
ada dapat menurun dengan melakukan recycle untuk sampah yang masih dapat diolah kembali.
2. (70%)
Diketahui:
Dengan diketahuinya bahwa parameter BOD5 dan COD dari limbah industri farmasi
tersebut telah melewati baku mutu yang telah ditetapkan sehingga dibutuhkan efisiensi IPAL
sebagai berikut.
2250 − 150
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑂𝐷5 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 93,33%
2250
3674,8 − 500
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐶𝑂𝐷 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 86,4%
3674,8
650 − 130
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑇𝑆𝑆 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 80%
650
Didapatkan rasio dengan mengetahui nilai BOD5 dan COD sebagai berikut,
𝐵𝑂𝐷5 2250 𝑚𝑔/𝐿
= = 0,61
𝐶𝑂𝐷 3674,8 𝑚𝑔/𝐿
Dengan rasio tersebut dapat dikatakan bahwa limbah tersebut tergolong limbah
organik biodegradable karena nilai rasio BOD5/COD ≥ 0,6, sehingga dapat diputuskan untuk
menggunakan pengolahan yang memanfaatkan proses biologis.
o Menetralkan pH
Nilai pH dari proses produksi dalam industri farmasi ini memiliki nilai diluar dari
angka baku mutu yang ada yaitu 6-9. Oleh karena itu diperlukan netralisasi pada air limbah
dengan cara mencampurkan kedua limbah dari kedua proses 1 yang memiliki pH asam dan
proses 2 pH basa di dalam suatu bak ekualisasi atau bak netralisasi dan yang dilengkapi dengan
alat sensor pH. Dan dikarenakan hasil pencampuran tersebut masih dalam kondisi asam maka
diperlukan pencampuran bahan kimia yang memiliki sidat basa kuat, yaitu larutan kapur
(Ca(OH)2), soda kostik (NaOH), atau natrium karbonat (Na2CO3). Kapur yang memiliki harga
yang lebih murah dibandingkan dengan bahan kimia lainnya, maka bahan ini dapat digunakan
untuk menghemat biaya yang dikeluarkan dalam proses ini.
Gambar 1 Bak Netralisasi
o Pengolahan Lumpur
Pada pengolahan lumpur akan digunakan unit thickener dan filter press. Thickening
adalah proses yang dilakukan untuk mengurangi volume lumpur sekaligus meningkatkan
konsentrasi padatan di dalam lumpur. Metode thickening yang cukup terkenal adalah gravity
thickening. Sesuai dengan namanya, dalam proses ini terjadi pemanfaatan gaya gravitasi
(pengendapan) untuk memisahkan air dari dalam sludge. Proses filter press bertujuan untuk
memisahkan lumpur menjadi fase cair (liquid stream) dan fase padat (cake) sehingga
mempermudah penanganan, transport dan pemrosesan/pembuangan akhir. Belt Filter Press
merupakan proses sludge dewatering secara mekanikal (menggunakan mesin). Peneringan
lumpur melalui mekanisme penyaringan melalui belt dengan bantuan tekanan. Dikarenakan
lumpur dari suatu pengolahan air limbah merupakan bentuk limbah B3, maka diperlukan
pembuangan akhir dengan dapat dilakukan dengan landfill.
𝑚3 𝑚𝑔 1000 𝐿 1 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑟𝑦 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 = 𝑊𝑠 = 1550 × 520 × 3
× 6
= 806
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐿 𝑚 10 𝑚𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑖
• Jumlah TSS yang diolah pada Gravity Thickener denagn efisiensi sebesar 90%
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑇𝑆𝑆 = 806 × 90% = 725,4
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖