Anda di halaman 1dari 8

Umar 1706042661 PLIB3 – UTS

1. (30%)
Pada tahun 2020 ini, terjadi suatu kejadian yaitu pandemi Covid-19 yang menyerang
sistem pernapasan pada manusia yang terjangkitnya dan penyebaran ini terjadi dengan cepat
dengan memalui droplet. Oleh karena itu, orang-orang menjadi waspada dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti menggunakan masker selain itu juga orang-orang meningkatkan
sistem imunnya dengan cara mengkonsumsi berbagai vitamin. Selain itu karena banyaknya
orang yang terjangkit virus ini, maka permintaan obat-obatan dan alat medis atau alat kesehatan
terjadinya peningkatan yang cukup tinggi. Hal tersebut membuat para pelaku industri
melakukan peningkatan produksinya.
Peningkatan produksi pada industri farmasi dan alat kesehatan tersebut, juga akan
meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan dari sisa produksi yang dilakukan. Limbah yang
dihasilkan tersebut dapat berupa limbah cair dan padat, serta berpotensi besar teradapat limbah
B3. Peningkatan jumlah limbah tersebut dapat berpontesi melebihi jumlah kapastas dari
pengolahan limbah yang sudah ada, sehingga limbah yang diolah tidak optimal dan terjadinya
pembuangan limbah yang melebihi baku mutu serta dapat merusak lingkungan.
Selain itu, peningkatan jumlah penggunaan alat kesehatan dan konsumsi obat-obatan
juga dapat menimbulkan peningkatan timbulan sampah yang dapat timbul dari kemasan-
kemasan dan juga alat-alat dan obat-obat yang dibuang dapat memiliki kandungan-kandungan
yang berbahaya apabila tidak dikelola dengan benar. Sedangkan, masih banyak masyarakat
yang belum memisahkan jenis sampah berdasarkan kategorinya yang dapat menimbulkan
masalah lingkungan terutama sampah B3. Oleh karena itu, diperlukan beberapa usulan untuk
menekan jumlah limbah yang timbul dan penanganan yang benar.
Di bagian hilirnya atau pada saat produksi di pabrik, dapat menggantikan kemasan
yang digunakan dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi berat atau
volume dari kemasan sehingga dapat mengurangi densitas sampah. Selain itu, di industri juga
perlu melakuakan evaluasi terhadap jumlah limbah padat dan cair yang dihasilkan dari proses
produksi, sehingga dapat mengetahui apabila adanya kekurangan kapasitas yang dimiliki.
Setelah itu, apabila adanya kekurangan kapasitas dapat meningkatkan atau menambahkan
proses pengolahan yang ada untuk menekan nilai parameter mencapai baku mutu dan tidak
mencemari lingkuangan ketika dilakukan pembuangan.
Di bagian konsumen, dapat dilakukan pengurangan jumlah pemakaian atau konsumsi
yang dirasa tidak terlalu dibutuhkan. Konsumen juga dapat menggunakan alat-alat yang dapat
digunakan kembali (reuse) sehingga dapat menekan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan.
Selain itu juga konsumen perlu menghabiskan obat-obatkan yang digunakan untuk mengurangi
jumlah limbah obat-obatan yang merupakan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan
apabila dibuang secara sembarangan. Pola masyarakat yang masih tidak membuang sampah
secara benar diperlukan sosialisasi atau pencerdasan untuk meningkatakan perilaku tersebut
dan selaras dengan menambahkan jumlah tempat sampah berdasarkan kategorinya.
Setelah masyarakat melakukan pembuangan berdasarkan kategorinya, juga perlu
dilakukan pengelolaan dan pengolahan agar limbah tersebut tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Pada saat proses pengangkutan dilakukan secara terpisah untuk tiap kategorinya
dan diangkut ke unit-unit yang tersedi untuk melakukan pengolahan sehingga timbulan yang
ada dapat menurun dengan melakukan recycle untuk sampah yang masih dapat diolah kembali.
2. (70%)

Diketahui:

• Debit air limbah proses = 1.550 m3 /hari.


• Debit air limbah domestik = 750 m3 /hari.
• Konsentrasi Suspended Solid (SS) influen = 650 mg/L.
• Konsentrasi BOD5 influen =2.250 mg/L.
• Ratio BOD5/BODL =0,68
• Target konsentrasi BOD5 pada outlet IPAL = 150 mg/L.
• Line production 1 (pH = 3,8) dan line production 2 (pH = 9,3) dengan ratio volumetrik
air limbah 40:60

➢ Kandungan BOD5 dan COD dalam air limbah


𝐵𝑂𝐷5 = 2250 𝑚𝑔/𝐿
𝐵𝑂𝐷5 2250 𝑚𝑔/𝐿
𝐵𝑂𝐷𝐿 = = = 3380,8 𝑚𝑔/𝐿
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐵𝑂𝐷𝐿 /𝐵𝑂𝐷5 0,68
𝐵𝑂𝐷𝐿 3380,8 𝑚𝑔/𝐿
𝐶𝑂𝐷 = = = 3674,8 𝑚𝑔/𝐿
0,92 0,92

➢ Perbandingan dengan Baku Mutu


Baku mutu limbah cair untuk industri farmasi di dapatkan dari KepmenLH No. 51
Tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri.
Tabel 1 Perbandingan Karakteristik Limbah IF dengan Baku Mutu

No. Parameter Kadar (mg/L) Kadar Maks (mg/L)

1 BOD5 2250 150

2 COD 3674,8 500

3 TSS 650 130

4 pH 3,8 dan 9,3 6-9

Sumber: KEP 51-/MENLH/10/1995

Dengan diketahuinya bahwa parameter BOD5 dan COD dari limbah industri farmasi
tersebut telah melewati baku mutu yang telah ditetapkan sehingga dibutuhkan efisiensi IPAL
sebagai berikut.
2250 − 150
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑂𝐷5 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 93,33%
2250
3674,8 − 500
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐶𝑂𝐷 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 86,4%
3674,8
650 − 130
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑇𝑆𝑆 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 80%
650

➢ Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri Farmasi


o Sistem Batch atau Kontinyu
Didapatkan kecepatan aliran dengan menggunakan ukuran pipa dengan diameter
sebesar 200 mm sebagai berikut.
𝑚3 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑄 1550 ×
𝑣= = ℎ𝑎𝑟𝑖 86400 𝑠 = 0,57 𝑚
𝐴 𝜋 × (0,1 𝑚)2 𝑠
Dengan kecepatan aliran yang didapatkan tersebut, maka sistem yang cocok
digunakan dalam pengolahan air limbah dari industri farmasi ini adalah sistem kontinyu
karena kecepatan aliran memenuhi kriteria batas kecepatan aliran minimum pada pipa yaitu
0.3-0,6 m/s.

o Limbah Organik atau Anorganik

Didapatkan rasio dengan mengetahui nilai BOD5 dan COD sebagai berikut,
𝐵𝑂𝐷5 2250 𝑚𝑔/𝐿
= = 0,61
𝐶𝑂𝐷 3674,8 𝑚𝑔/𝐿
Dengan rasio tersebut dapat dikatakan bahwa limbah tersebut tergolong limbah
organik biodegradable karena nilai rasio BOD5/COD ≥ 0,6, sehingga dapat diputuskan untuk
menggunakan pengolahan yang memanfaatkan proses biologis.

o Tipe pengolahan yang digunakan


Limbah yang dihasilkan merupakan termasuk limbah organik biodegradable,
sehingga tipe pengolahan yang cocok digunakan adalah pengolahan biologis. Dalam
pengolahan biologis terdapat dua tipe, yaitu attached dan suspended growth. Karena lahan pada
kawasan industri terbatas, sehingga tipe pengolahan biologis yang cocok adalah suspended
growth karena tipe ini lebih efektif dibandingkan dengan attached growth karena proses
biologisnya dapat terjadi disemua titik. Unit pengolahan biologis yang akan digunakan adalah
sequencing Batch Reactor (SBR) karena memiliki ukuran yang kecil sehingga mudah untuk
dioperasikan dan juga dapat menghemat pengeluaran dibandingkan dengan conventional
activated sludge, dengan spesifikasi sebagai berikut
▪ % BODremoval = 90 % (EPA, 1999)
▪ % CODremoval = 76% (Sakinah, 2016)
▪ % TSSremoval = 92% (Sakinah, 2016)

o Apakah diperlukan menggunakan pre-treatment?

𝐶𝑂𝐷𝑜𝑢𝑡 = (1 − 0,76) × 3674,8 𝑚𝑔/𝐿 = 881,95 𝑚𝑔/𝐿


𝐵𝑂𝐷𝑜𝑢𝑡 = (1 − 0,9) × 2250 𝑚𝑔/𝐿 = 225 𝑚𝑔/𝐿
𝑇𝑆𝑆𝑜𝑢𝑡 = (1 − 0,92) × 650 𝑚𝑔/𝐿 = 52 𝑚𝑔/𝐿
Berdasarkan hasil perhitungan outflow dari SBR tersebut, didapatkan bahwa kadar
BOD dan COD masih berada diatas baku mutu, sehingga diperlukan pre-treament untuk
membantu dalam menurunbkan kadar BOD dan COD.

o Pre-treatment yang digunakan


Pada proses produksi yang dialkukan dalam industri farmasi tidak dilakukan secara
24 jam, dan dengan asumsi proses produksi dilakuakn selama 8 dalam seharinya. Oleh karena
itu, sebelum dialirkannya air limbah ke SBR dapat ditampung terlebih dahulu dengan bak
sedimentasi sebagai pre-treatment, dengan efisiensi yang diperlukan untuk mencapai baku
mutu sebagai berikut.
225
%𝐵𝑂𝐷 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 10%
2250
881,95
%𝐶𝑂𝐷 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 24%
3674,8
52
%𝑇𝑆𝑆 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 8%
650
Dengan efisiensi yang didapatkan tersebut sebesar 10%, 24%, dan 8%, sehinggga bak
sedimentasi dapat dijadikan sebagai pre-treatment dari SBR karena %removal untuk BOD,
COD, dan TSS adalah 30-40%, 30-40%, dan 50-60%. (Metcalf, 1991)

o Perubahan efisiensi unit pengollahan biologis dengan adanya pre-treatment


Dengan adanya penurunan beban karena adanya pre-treatment, sehingga efisiensi
BOD dan COD terjadi kenaikan pada SBR sebagai berikut.
2250 − 225 − 150
%𝐵𝑂𝐷 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 92,6%
2250 − 225
3674,8 − 881,95 − 500
%𝐶𝑂𝐷 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 82,1%
3674,8 − 881,95
605 − 52 − 130
%𝑇𝑆𝑆 𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = × 100% = 78,26%
650 − 52

o Menetralkan pH

Nilai pH dari proses produksi dalam industri farmasi ini memiliki nilai diluar dari
angka baku mutu yang ada yaitu 6-9. Oleh karena itu diperlukan netralisasi pada air limbah
dengan cara mencampurkan kedua limbah dari kedua proses 1 yang memiliki pH asam dan
proses 2 pH basa di dalam suatu bak ekualisasi atau bak netralisasi dan yang dilengkapi dengan
alat sensor pH. Dan dikarenakan hasil pencampuran tersebut masih dalam kondisi asam maka
diperlukan pencampuran bahan kimia yang memiliki sidat basa kuat, yaitu larutan kapur
(Ca(OH)2), soda kostik (NaOH), atau natrium karbonat (Na2CO3). Kapur yang memiliki harga
yang lebih murah dibandingkan dengan bahan kimia lainnya, maka bahan ini dapat digunakan
untuk menghemat biaya yang dikeluarkan dalam proses ini.
Gambar 1 Bak Netralisasi

o Pengolahan Lumpur

Pada pengolahan lumpur akan digunakan unit thickener dan filter press. Thickening
adalah proses yang dilakukan untuk mengurangi volume lumpur sekaligus meningkatkan
konsentrasi padatan di dalam lumpur. Metode thickening yang cukup terkenal adalah gravity
thickening. Sesuai dengan namanya, dalam proses ini terjadi pemanfaatan gaya gravitasi
(pengendapan) untuk memisahkan air dari dalam sludge. Proses filter press bertujuan untuk
memisahkan lumpur menjadi fase cair (liquid stream) dan fase padat (cake) sehingga
mempermudah penanganan, transport dan pemrosesan/pembuangan akhir. Belt Filter Press
merupakan proses sludge dewatering secara mekanikal (menggunakan mesin). Peneringan
lumpur melalui mekanisme penyaringan melalui belt dengan bantuan tekanan. Dikarenakan
lumpur dari suatu pengolahan air limbah merupakan bentuk limbah B3, maka diperlukan
pembuangan akhir dengan dapat dilakukan dengan landfill.
𝑚3 𝑚𝑔 1000 𝐿 1 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑟𝑦 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 = 𝑊𝑠 = 1550 × 520 × 3
× 6
= 806
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐿 𝑚 10 𝑚𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑖

• Jumlah TSS yang diolah pada Gravity Thickener denagn efisiensi sebesar 90%

𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑇𝑆𝑆 = 806 × 90% = 725,4
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖

• Jumlah TSS supernatant yang kembali ke bak sedimentasi dari thickener


𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑇𝑆𝑆𝑠𝑢𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑎𝑛 = 806 − 725,4 = 80,6
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
• Debit lumpur
𝑘𝑔
725,4 𝑚3
𝑄𝑠 = ℎ𝑎𝑟𝑖 = 18,135
𝑘𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑖
1000 3 × 4%
𝑚
• Jumlah TSS yang diolah pada Belt Filter Press denagn efisiensi sebesar 93%
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑇𝑆𝑆 = 725,4 × 93% = 652,86
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
• Jumlah TSS supernatant yang kembali ke bak sedimentasi dari filter press
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑇𝑆𝑆𝑠𝑢𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑎𝑛 = 725,4 − 652,86 = 72,54
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
• Volume Dewatered Filter Press
18,135 × 1,06 × 10% 𝑚3
𝑉= = 1,72
95% × 1,176 ℎ𝑎𝑟𝑖

Anda mungkin juga menyukai