Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shofia Awalia N.

NIM : 041684769
Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis

Erniwati adalah karyawan PT. Raja Sakti yang bergerak di bidang Jasa Catering Pesta.
Erniwati telah bekerja selama 11 tahun dengan gaji terakhir Rp.3.000.000. Oleh Karena
situasi pandemi Covid 19, PT. Raja Sakti tidak menerima pesanan selama 9 bulan berturut-
turut, yang menyebabkan dengan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada
80% karyawannya termasuk Erniwati.

Berdasarkan kasus diatas, berikan analisis anda apakah Erniwati akan menerima Hak-
hak pekerja yang di PHK dan uraikan apa saja yang menjadi hak-hak Erniwati!

Jawaban :
Terkait dengan permasalahan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh suatu
perusahaan di Indonesia dalam masa pandemi COVID-19, terdapat banyak artikel yang
membahas hal tersebut.
Pertama, jurnal yang ditulis oleh Mochamad Arifinal, Aris Suhadi, dan Rani Sri
Agustina dengan judul “Perlindungan Pekerja Buruh Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja
Pada Perusahaan Swasta di Masa Pandemi COVID-19”. Berdasarkan jurnal tersebut,
dijelaskan bahwa baik pengusaha maupun pekerja merupakan pihak yang sama-sama
terdampak oleh pandemi COVID-19, maka dari itu dalam memenuhi hak normatif pekerja
dalam kondisi yang seperti ini perusahaan juga harus memperhatikan kemampuan mereka
agar perusahaan tidak dinilai tidak mampu memenuhi hak normatif pekerjanya.
Kedua, paper yang ditulis oleh Siti Frivanty dan Dwi Aryanti Ramadhani dengan
judul “Pandemi COVID-19 Sebagai Alasan Perusahaan Untuk Melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) Secara Sepihak”. Berdasarkan paper tersebut, dijelaskan bahwa
adanya perusahaan yang menjadikan pandemi COVID-19 sebagai alasan force majeure dalam
melakukan PHK, maka berdasarkan teori perlindungan hukum perusahaan tersebut memiliki
kewajiban dalam membayarkan upah maupun uang pesangon yang diikuti dengan hak-hak
lain pekernya. Terkait kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan apabila
melakukan PHK terhadap pekerjanya.
Setelah PT. Raja sakti melakukan PHK terhadap pekerjanya, tentu muncul kewajiban
PT.Raja sakti untuk memberikan kompensasi pada pekerjanya seperti yang telah diatur dalam
Undang-Undang. Apabila sebuah perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja karena
perusahaan tutup yang disebabkan oleh meruginya perusahaan karena mengalami force
majeure, maka perusahaan tersebut diwajibkan untuk memberikan hak-hak pekerjanya
berdasarkan ketentuan dalam Pasal 164 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yaitu memberikan uang
pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan pada Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa
kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
dengan ketentuan Pasal 156 ayat (4)
Beberapa hak ketika terjadinya pemutusan hubungan kerja. Menurut analisis saya erniwati
dapat menerima hak hak berikut yaitu :

- 1. Uang Pesangon

Perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja harus membayarkan uang pesangon.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam UU Ketenagakerjaan pasal 156 ayat 2. Uang pesangon
diartikan sebagai sejumlah dana yang diberikan kepada pihak karyawan yang terkena PHK.

2. Uang Penghargaan Masa Kerja

Perusahaan juga harus membayarkan uang penghargaan masa kerja. Hal ini merujuk kepada
UU Ketenagakerjaan pasal 156 ayat 3. Uang penghargaan masa kerja berbeda dengan uang
pesangon. Sebab, uang penghargaan masa kerja lebih kepada uang atas jasa yang dikaitkan
dengan lamanya masa bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3. Uang Penggantian Hak

Selain itu, perusahaan juga wajib memberikan uang penggantian hak sesuai ketentuan yang
ada. Kompensasi uang penggantian hak diberikan atas beberapa hal:

1.   Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur

2.   Biaya pulang untuk pekerja dan keluarganya ke tempat asal

3.   Biaya penggantian perumahan, pengobatan, dan perawatan

4.   Segala hal lain yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja bersama atau peraturan
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai