Keanekaragaman Hayati
oleh Rejeki Wulandari* di 18 May 2020
Hari ini, Senin (18/5), Kebun Raya Bogor genap berusia 203 tahun. Kebun raya
tertua di Asia Tenggara ini berdiri pada tanggal 18 Mei 1817. Ia diresmikan oleh
Gubernur Jenderal Baron van der Capellen, dengan nama Lands Plantentuin te
Buitenzorg.
Kebun Raya Bogor sendiri bisa dibilang sebagai nenek moyangnya kebun raya di
negeri ini. Dari Kebun Raya Bogor inilah kemudian lahir sejumlah kebun raya
lainnya seperti Kebun Raya Cibodas di Cimacan, Jawa Barat, Kebun Raya
Purwodadi di Pasuruan, Jawa Timur, dan Kebun Raya Bedugul di Tabanan, Bali.
Dalam perkembangannya, Kebun Raya Bogor saat ini mempunyai koleksi yang
cukup lengkap. Tercatat dalam situs Pusat Konservasi Kebun Raya LIPI, Kebun
Raya Bogor memiliki kekayaan flora, dengan perincian 213 famili, 1202 genus, 3156
spesies, dan 12.141 spesimen tumbuh.
Sebuah spot di Kebun Raya Bogor yang biasa digunakan pengunjung untuk berfoto.
Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
Di zaman modern sekarang ini, kebun raya pada dasarnya merupakan taman alam
yang dipelihara untuk maksud-maksud ilmiah, pendidikan dan rekreasi (wisata).
Lazimnya pula, sebuah kebun raya berdiri berdampingan dengan sebuah balai
penelitian mengenai flora. Sejauh ini, terdapat sekitar 1.800 kebun raya yang
tersebar di 150 negara.
Kebun raya mempunyai fungsi penting sebagai bank (plasma nutfah) aneka jenis
spesies tanaman, mulai dari tanaman yang umum, tanaman langka hingga tanaman
yang nyaris punah. Kita cukup beruntung karena telah memiliki sejumlah kebun
raya, yang menyimpan aneka tanaman, baik yang khas asli Indonesia maupun yang
dari luar Indonesia.
Selain menjadi bank aneka jenis spesies tanaman, kebun raya memiliki fungsi
penting lainnya yakni menjadi zona penyeimbang temperatur dan pembersih udara
bagi wilayah di sekitarnya. Dengan koleksi aneka tumbuhan yang ada di dalamnya,
kebun raya yang ada di suatu daerah berfungsi pula sebagai paru-paru untuk
daerah itu.
Terkait dengan kelestarian keanekaragaman hayati, kebun raya juga dapat menjadi
habitat sejumlah fauna yang membentuk sebuah ekosistem yang saling bergantung,
dan saling mendukung.
Kebun Raya
Bogor juga dimanfaatkan sebagai lokasi bermain dan melakukan pendidikan lingkungan
bagi anak-anak usia sekolah. Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
Dengan demikian, keberadaan kebun raya memiliki peran krusial dalam ikut
mempertahankan kenekaragaman hayati yang sangat penting artinya bagi
kehidupan umat manusia.
Sementara itu, yang terkait dengan aspek rekreasi, kehadiran kebun raya dapat
menjadi tempat wisata alternatif yang lebih menyehatkan fisik dan psikis. Kita tahu
dengan aneka tumbuhan yang dimilikinya, lingkungan kebun raya memiliki udara
yang lebih bersih daripada tempat-tempat rekreasi lainnya. Melakukan rekreasi ke
kebun raya dapat membuat badan dan pikiran lebih bugar dan segar.
Setiap provinsi
Menilik manfaatnya yang demikian besar, sungguh tepat apabila Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggaungkan gagasan untuk semakin
memperbanyak pembangunan kebun raya di berbagai daerah di negeri ini. Baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun masyarakat luas perlu bersama-
sama mendukung dan mewujudkan gagasan ini.
Kita berharap minimal di setiap provinsi di negeri ini terdapat dua atau tiga kebun
raya. Hanya saja, mengingat masing-masing daerah mempunyai kekhasan floranya
sendiri-sendiri, alangkah baiknya setiap pembangunan dan pengembangan kebun
raya diupayakan untuk lebih menonjolkan aspek tematik dari tiap-tiap daerah,
sehingga masing-masing kebun raya memiliki kekhasan dan karakteristiknya
sendiri-sendiri.
Semakin banyak kebun raya yang berdiri di negeri ini, maka semakin besar
kesempatan yang kita miliki untuk melakukan konservasi flora, baik yang ex-
situ maupun yang in-situ. Di samping itu, kebun raya-kebun raya yang ada
diharapkan akan kian memicu meningkatnya kesadaran, pengetahuan, dan
apresiasi masyarakat kita terhadap peran penting tumbuhan dan lingkungan bagi
kehidupan umat manusia di muka Bumi ini.