PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) merupakan lembaga yang mempelopori penelitian dalam
keilmuan fauna. Lembaga ini dulu dikenal dengan nama Museum Zoologicum
Bogoriense (MZB) yang didirikan oleh J.C Koningsberger pada bulan Agustus
tahun 1894.
Sejak berdirinya sampai dengan tahun 1997, bidang Zoologi menempati
gedung bersejarah di dalam Kebun Raya Bogor yang secara ilmiah merupakan
Kebun Raya terkenal di dunia. Di dalamnya termasuk pameran umum, yang
menyajikan keanekaragaman fauna Indonesia sejalan dengan perkembangan ilmu
agar kegiatan penelitian dapat ditampung maka bidang zoologi pindah dan
menempati gedung baru di LIPI Cibinong (Cibinong Science Centre).
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui jenis jenis spesimen endemik dan non endemik d MZB
(Museum Zoologicum Bogoriense).
b. Untuk mengetahui ciri khas dari setiap spesimen.
c. Untuk mengetahui cara pengawetan spesies dari kelas aves.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI WIDYA WISATA
2.1 Kondisi dan Letak Geografis MZB
1
pemerintahan Jepang dengan nama Dobutsu Hakubutsukan, dan pada tahun 19451961 diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia pada Kementerian
Pertanian. Pada tahun 1962-1966 MZB berada di bawah Majelis Ilmu
Pengetahuan Indonesia (MIPI) dan Lembaga Research Nasional (LEMRENAS).
Dengan surat Keputusan Presiden RI. No.128 Tahun 1967 dan Keputusan MPRS
No. 18/8/1967, MIPI dan LEMRENAS digabung menjadi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), sejak tahun 1967 itulah MZB di bawah naungan
LIPI sampai saat ini. Pada bulan Agustus 1997, MZB berada langsung di bawah
Pusat Penelitian Biologi (P2B) LIPI dengan nama Bidang Zoologi.
Bidang zoologi merupakan salah satu unit di P2B yang membidangi
disiplin ilmu zoologi atau binatang. Nama bidang Zoologi merupakan perubahan
nama oleh induk dimana lembaga ini bernaung, akan tetapi segala fungsi dan
peran museum masih dijalankan. Walaupun mengalami perubahan nama dalam
perkembangannya, MZB tetap eksis dalam permuseuman. MZB telah dikenal luas
di dunia internasional dalam bidang zoologi, di dalam negeri dikenal dengan nama
Museum Zoologi Bogor. Dengan demikian bidang Zoologi merupakan nama lain
dari MZB. Penggunaan kedua nama lembaga ini dapat digunakan sesuai
dengankebutuhan dan peruntukkannya. Nama MZB selalu melekat pada nomor
katalog koleksi ilmiahnya. Ini terbukti dengan dimilikinya gedung baru di
Cibinong. Gedung baru tersebut diberi nama Gedung Widyasatwaloka yang
merupakan gedung untuk tempat penyimpanan koleksi ilmiah dan tempat untuk
penelitian fauna.
Gedung Widyasatwaloka merupakan hibah dari pemerintah Jepang yang
dibangun di atas lahan 26.000 m dengan luas bangunan 8.209 m terletak di
kawasan Cibinong Science Center LIPI Cibinong. Sedangkan ruang pameran
fauna untuk umum, tetap berada di Bogor dan dikelola oleh bagian Tata Usaha
Selain tempat
yang
bergerak
dalam
isu
keanekaragaman
hayati,
bangsa sekaligus
2009 tugas pokok P2B diatur dalam Keputusan Kepala LIPI Nomor
1151/M/2001, tanggal 5 Juni 2001, Bab VI, bagian ketiga, pasal 133 dan pasal
134 tentang tugas pokok dan fungsi P2B. Tugas pokok P2B dalam pasal 133
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
biologi
Pemantauan pemanfaatan basil penelitian bidang biologi
Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang biologi
Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang biologi
Pelaksanaan urusan tata usaha.
laboratorium/kurator
lapangan
maupun
ketika
sudah
berada
di
diantaranya
meliputi
macam
koleksi,
penyimpanan
koleksi,
Administrasi / PNPB
Seksi Sarana Prasarana Koleksi
Kelompok Penelitian
Laboratoriumm
Manager Pameran
Preparasi
Dokumentasi
Edukasi
secara
cermat
untuk
menjaga
keselamatannya
dengan
di
dalamnya
serta
keadaan
fisik
spesimen
yang
bersangkutan.
3) Koleksi Baru dari Lapangan
Koleksi baru dari lapangan merupakan koleksi dari hasil
riset/penelitian, pengumpulan, eksplorasi atau ekspedisi oleh staf dan
teknisi MZB atau staf peneliti lainnya. Koleksi baru ini masih
memerlukan proses pemilahan dan pengawetan lebih lanjut sebelum
digabungkan dengan koleksi utama. Prosedur pemrosesan harus
mengikuti ketentuan yang sudah dibakukan.
4) Koleksi Pinjaman (Loan)
Koleksi pinjaman merupakan koleksi yang dipinjam oleh staf MZB
dari institusi lain baik dalam negeri maupun luar negeri untuk
kepentingan penelitiannya. Koleksi ini terikat perjanjian peminjaman
antar dua lembaga. Koleksi jenis ini tidak dimasukakan ke dalam
database koleksi, tetapi cukup dicatat secara administrasi dalam arsip
pinjam-meminjam
koleksi.
Oleh
karena
keterikatannya
dengan
10
yang ditentukan.
Koleksi Bukti
Koleksi bukti adalah kumpulan koleksi atau bagian dari
tubuhbinatang dari hasil penelitian ekologi atau biologi lainnya yang
mungkin dilengkapi atau tidak memiliki data sebagaimana mestinya
sebagai koleksi ilmiah. Pengawetan koleksi bukti ini diproses sesuai
standar yang berlaku. Koleksi jenis ini dapat disimpan sebagai koleksi
ilmiah (bila keadaan fisik koleksi bagus dan data yang terkandung
lengkap) atau disiapkan untuk bahan pameran atau belajar-mengajar.
Koleksi bukti dapat ditiadakan atau dibuang setelah proses analisa atau
penelitian selesai.
8) Koleksi untuk Belajar-Mengajar dan Pameran
Koleksi kategori ini merupakan koleksi yang khusus disediakan
untuk melayani berbagai permintaan pelayanan, misalnya pelatihan atau
pameran. Koleksi ini memang dibedakan dari koleksi utama dan
disediakan khusus, yang umumnya tidak bernomor registrasi atau tanpa
keterangan data. Kebijakan ini ditempuh karena risiko koleksi akan
rusak oleh tangan peserta pelatihan atau pengunjung pameran sangat
besar.
9) Koleksi Pelengkap atau Penunjang
Koleksi pelengkap atau penunjang merupakan koleksi hasil
rekaman dari binatang dan kegiatannya. Rekaman ini dapat berupa suara,
gambar tangan, gambar terawang (foto slide), film, video, dan foto cetak
(positif dan negatif), serta cetak kaki (foot print). Penyimpanan koleksi
jenis ini dilakukan di tempat terpisah dari koleksi utama. Data atau
11
masing koleksi.
Penyimpanan dan Penanganan Koleksi
Penyimpanan dan penanganan koleksi MZB sudah diatur dengan
aturandan standar baku yang berlaku sesuai kebijakan yang telah dibuat.
Masing-masing jenis penyimpanan dan penanganan koleksi dalam hal ini
pengawetan keringmaupun basah memerlukan persyaratan penyimpanan
yang berbeda. Penanganan koleksi baru maupun koleksi yang terkena hama
atau dibebas hamakandirumuskan sebagaimana dalam diagram alur kerja.
Hanya koleksi yang telah ditangani dengan standar baku yang dapat
dimasukkan ke dalam unitpenyimpanan baku. Harus dipastikan bahwa
semua koleksi yang akan disimpan ke ruang koleksi sudah bebas hama.
Penyimpanan dan perlakuan terhadap koleksi ilmiah diatur dan ditentukan
dengan syarat-syarat, antara lain:
A. Koleksi Kering
1) Ruangan
a. Suhu dan kelembapan ruangan terkendali, yaitu 20 derajat Celcius.
b. Kebersihan sarana penyimpanan koleksi (kabinet, laci, dsb).
c. Kebersihan ruangan harus diupayakan bebas hama.
d. Pemantauan hama dilakukan secara terus-menerus dan berkala. 0
-210 C dan 45-60%.
e. Lampu hanya dihidupkan seperlunya, pada saat ruangan kosong
(tidak ada yang bekerja), ruangan harus gelap/ lampu dimatikan.
f. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman dalam
ruang koleksi.
2) Unit penyimpanan
a. Koleksi disimpan di dalam kabinet dengan pintu kedap udara.
b. Selama koleksi tidak digunakan, pintu kabinet harus tertutup rapat.
c. Laci/kotak tempat koleksi harus tertutup rapat.
d. Pada setiap laci diperkenankan paling banyak dua butir kamper.
e. Meninggalkan laci berisi spesimen di luar kabinet harus dalam
keadaan tertutup.
f. Kotak slide disusun berdiri dengan posisi slide mendatar dan gelas
penutup berada di permukaan atas.
B. Koleksi Basah
1) Ruangan
a. Suhu dan kelembapan ruangan terkendali, yaitu 200 210 C dan 4560%
12
dokumentasi dan
14
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Klasifikasi dan Kriteria Taksonomi Burung Kasuari
Berikut adalah klasifikasi dari burung Kasuari:
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Animalia
Chordata
Aves
Struthioniformes
Casuariidae
Casuarius
Casuarius casuarius
(BirdLife International,
2012)
Gambar 1. Burung Kasuari
(Sumber:http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuariuscasuarius/image-G142000.html)
Casuarius casuarius
(Linnaeus, 1758)
Kasuari
del Hoyo, J., Collar, N.J., Christie, D.A., Elliott, A. and
Taksonomi
16
17
Negara Hunian
Penurunan
berkelanjutan di
daerah hunian
Fluktuasi ekstrim
di daerah hunian
Perkiraan tingkat
keberadaan - km
Tidak
394000
3.3 Populasi
Data mengenai populasi burung Kasuari disediaan dalam tabel di bawah ini.
Populasi
18
Menurun
Habitat
Sistem
Penurunan
1.400 m di Australia.
Daratan
Ya
berkelanjutan di
daerah habitat
Umur Generasi
12.5
(tahun):
Pola Perpindahan Bukan Migran
3.4.2
Perilaku
Casuarius casuarius atau burung Kasuari selatan memiliki sayap yang
sangat kecil dan tidak dapat terbang. Sebaliknya mereka mengandalkan kaki
kuat mereka untuk mobilitas dan pertahanan. Suara berjalan mereka hampir
tidak terdengar ketika bergerak perlahan di hutan. Ketika ada bahaya, mereka
mampu menembus hutan hampir 50 kilometer per jam, menggunakan tulang
casques di bagian atas kepala mereka untuk mendorong vegetasi yang
menghalangi jalan. Kasuari selatan adalah perenang yang sangat baik dan juga
pelompat yang baik. Kasuari selatan hidup soliter dan pemalu, tetapi mereka
dapat menjadi agresif
dan kadang-kadang
menggunakan kaki mereka yang kuat untuk menyerang dengan cakar besar
mereka (Cohen, 2006).
19
a.
Hunian
Sebagai hewan soliter, kasuari selatan memiliki karakteristik
hunian sendiri yang terlindung dari kasuari lain. Di hutan, mereka akan
mengeluarkan sautan yang sangat keras dan panjang yang dapat didengar
oleh kasuari lainnya dalam jarak yang signifikan jauh. Hal ini tidak
diketahui seberapa luas daerah hutan yang diperlukan oleh kasuari untuk
hidup, akan tetapi tipe dan jumlah pohon yang ditempati oleh kasuari
tergantung pada kesediaan makanan di daerah tersebut. Hal ini
20
21
c.
Makanan
Kasuari selatan adalah pemakan buah, memakan buah-buahan dari
spesies kanopi di hutan tempat mereka tinggal. Karena burung ini tidak
bisa terbang mereka harus bergantung pada buah yang telah jatuh ke
tanah. Mereka juga memakan serangga, vertebrata kecil, dan jamur.
Hasil pemeriksaan feses mengungkapkan bahwa buah-buahan yang biasa
dikonsumsi adalah Davidsonia pruriens, Acemena divaricata dan
anggota famili Lauraceae (Stocker dan Irvine, 1983).
d. Predasi
Tidak diketahui apakah kasuari memiliki predator alami, tetapi
manusia bisa dianggap predator karena kasuari kadang-kadang dimakan
oleh manusia. (Perrins, 1985).
22
e. Reproduksi
Betina poliandri. Betina biasanya akan berkembang
biak dengan dua atau tiga jantan sepanjang musim
kawin, akan membuat sarang baru setiap kali anak
jantannya akan menetaskan. Perkawinan diawali ketika
jantan mengeluarkan suara panggilan seperti "boo-booboo" saat menggembungkan tenggorokannya.
Musim kawin terjadi saat musim dingin, ketika buahbuahan melimpah. Sarangnya berupa tumbuh-tumbuhan
yang menjadi alas di tanah dan biasanya terdapat sekitar
4 telur hijau terang di sarang. Inkubasi, yang secara
eksklusif dilakukan oleh laki-laki, berlangsung selama 4761 hari. Setelah anak burung kasuari menetas mereka
tinggal bersama ayah mereka sampai mereka menjadi
mandiri pada sekitar sembilan bulan. Pada sekitar usia
tiga tahun, kasuari selatan mampu bereproduksi kembali
(Perrins, 1985).
23
Program Konservasi
A. Tindakan Konservasi Berlangsung
Sebuah rencana pemulihan untuk spesies di Australia diterbitkan
pada tahun 2002 (Queensland Parks and Wildlife Service, 2002) dan
diperbarui pada tahun 2007 (Latch, 2007). Di Australia, program berupa
pendidikan masyarakat, manajemen habitat lokal, perlindungan dan
revegetasi, rencana pengelolaan populasi dan individu yang berisiko
tinggi, survei dan metode translokasi, dan penggunaan habitat. Stasiun
25
sesuai,
melaksanakan
rencana
translokasi
sebagai
usaha
3.6 Manfaat
A. Peran Positif Bagi Manusia
26
BAB IV
SIMPULAN
27
4.1 Simpulan
Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) merupakan museum khusus
dibidang fauna atau binatang. MZB menyimpan berbagai jenis fauna atau
binatang Indonesia sebagai koleksi ilmiahnya. Koleksi yang dimiliki diperkirakan
berjumlah 2,6 juta spesimen dari 17.182 jenis, dengan jumlah koleksi terbesar
baik spesimen maupun jenisnya adalah serangga yang berjumlah 2.538.600
spesimen dari 12.334 jenis. Koleksi museum merupakan aset bangsa yang
menjadi daya tarik bagimasyarakat. Koleksi merupakan alat atau obyek dalam
proses pembelajaran dan pemindahan pesan dari pengetahuan dan kearifan
masyarakat tradisional kepada masyarakat sekarang. Penelitian terhadap koleksi.
Dengan adanya penelitian terhadap koleksi, maka akan menghasilkan interpretasi
atau makna baru bagi koleksi tersebut. Hal ini seiring dengan keinginan
masyarakat bahwa museum adalah suatu lembaga atau pusat penelitian ilmiah
yang diharapkan dapat selalu mengomunikasikan hasil hasil penelitiannya
kepada masyarakat.
4.2 Saran
Diperlukan studi lebih mendalam tentang cara yang paling tepat untuk
meningkatkan pola produktifitas dan reproduktifitas burung kasuari (Casuarius
casuarius). Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebaiknya melakukan
koordinasi dalam upaya pelestarian serta menjaga kelangsungan hidup populasi
burung kasuari, dengan cara harus lebih proaktif dalam pelestarian serta
pengawasan populasi burung kasuari khususnya di wilayah Indonesia. Selain itu,
Pemerintah juga sebaiknya bekerjasama dengan organisasi-organisasi konservasi
internasional untuk bersama-sama melakukan upaya monitoring terhadap kegiatan
yang dapat mempengaruhi serta mengancam keberlangsungan hidup burung
kasuari.
28