Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) merupakan lembaga yang mempelopori penelitian dalam
keilmuan fauna. Lembaga ini dulu dikenal dengan nama Museum Zoologicum
Bogoriense (MZB) yang didirikan oleh J.C Koningsberger pada bulan Agustus
tahun 1894.
Sejak berdirinya sampai dengan tahun 1997, bidang Zoologi menempati
gedung bersejarah di dalam Kebun Raya Bogor yang secara ilmiah merupakan
Kebun Raya terkenal di dunia. Di dalamnya termasuk pameran umum, yang
menyajikan keanekaragaman fauna Indonesia sejalan dengan perkembangan ilmu
agar kegiatan penelitian dapat ditampung maka bidang zoologi pindah dan
menempati gedung baru di LIPI Cibinong (Cibinong Science Centre).
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui jenis jenis spesimen endemik dan non endemik d MZB
(Museum Zoologicum Bogoriense).
b. Untuk mengetahui ciri khas dari setiap spesimen.
c. Untuk mengetahui cara pengawetan spesies dari kelas aves.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI WIDYA WISATA
2.1 Kondisi dan Letak Geografis MZB
1

Perkembangan MZB tidak dapat dilepaskan dari perkembangan induk


organisasi tempat lembaga ini bernaung. Museum ketika berdirinya (1894-1942)
berada di bawah pemerintah Hindia Belanda pada Departemen van Landbouw dan
.Departemen van Economicshe,

kemudian tahun 1942-1945 di bawah

pemerintahan Jepang dengan nama Dobutsu Hakubutsukan, dan pada tahun 19451961 diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia pada Kementerian
Pertanian. Pada tahun 1962-1966 MZB berada di bawah Majelis Ilmu
Pengetahuan Indonesia (MIPI) dan Lembaga Research Nasional (LEMRENAS).
Dengan surat Keputusan Presiden RI. No.128 Tahun 1967 dan Keputusan MPRS
No. 18/8/1967, MIPI dan LEMRENAS digabung menjadi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), sejak tahun 1967 itulah MZB di bawah naungan
LIPI sampai saat ini. Pada bulan Agustus 1997, MZB berada langsung di bawah
Pusat Penelitian Biologi (P2B) LIPI dengan nama Bidang Zoologi.
Bidang zoologi merupakan salah satu unit di P2B yang membidangi
disiplin ilmu zoologi atau binatang. Nama bidang Zoologi merupakan perubahan
nama oleh induk dimana lembaga ini bernaung, akan tetapi segala fungsi dan
peran museum masih dijalankan. Walaupun mengalami perubahan nama dalam
perkembangannya, MZB tetap eksis dalam permuseuman. MZB telah dikenal luas
di dunia internasional dalam bidang zoologi, di dalam negeri dikenal dengan nama
Museum Zoologi Bogor. Dengan demikian bidang Zoologi merupakan nama lain
dari MZB. Penggunaan kedua nama lembaga ini dapat digunakan sesuai
dengankebutuhan dan peruntukkannya. Nama MZB selalu melekat pada nomor
katalog koleksi ilmiahnya. Ini terbukti dengan dimilikinya gedung baru di
Cibinong. Gedung baru tersebut diberi nama Gedung Widyasatwaloka yang
merupakan gedung untuk tempat penyimpanan koleksi ilmiah dan tempat untuk
penelitian fauna.
Gedung Widyasatwaloka merupakan hibah dari pemerintah Jepang yang
dibangun di atas lahan 26.000 m dengan luas bangunan 8.209 m terletak di
kawasan Cibinong Science Center LIPI Cibinong. Sedangkan ruang pameran
fauna untuk umum, tetap berada di Bogor dan dikelola oleh bagian Tata Usaha

melalui program Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pusat penelitian


Biologi - LIPI.
Gedung Widyasatwaloka dibangun sesuai standar internasional untuk
penyimpanan koleksi. Gedung ini dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
otomatis, alat pemadam manual, ruangan ber AC sehingga suhu dan
kelembapannya terkendali, pintu ruangan yang kedap udara, ruang freezer besar,
ruang processing, ruang identifikasi, ruang karantina koleksi, serta ruang
pembersihan dan pembebasan hama. Gedung Widyasatwaloka terdiri atas dua
lantai, lantai satu merupakan tempat untuk penyimpanan koleksi ikan, reptil,
krustasea, mamalia, burung, moluska dan serangga dalam bentuk awetan basah.
pada umumnya lantai satu diperuntukkan bagi koleksi berbentuk basah atau
direndam dalam alkohol, tetapi terdapat juga satu ruangan untuk penyimpanan
koleksi kering moluska yang terpisah dengan koleksi basah.

Selain tempat

penyimpanan koleksi, di lantai satu terdapat juga laboratorium ekologi,


laboratorium reproduksi, laboratorium genetik, laboratorium nutrisi dan ruang tata
usaha. Lantai dua adalah tempat untuk penyimpanan koleksi kering, yang terdiri
atas koleksi mamalia, burung dan serangga. Selain koleksi kering, terdapat juga
ruang perpustakaan dan ruang pusat database koleksi fauna Biodiversitas
Information Center (BIC).
2.2 Sejarah Museum Zoologicum Bogoriense (MZB)
Museum Zoologicum Bogoriense atau sering disebut Museum Zoologi
Bogor (MZB) merupakan museum khusus di bidang fauna atau binatang. MZB
didirikan pada tahun 1894 dengan nama Landbouw Zoologisch Laboratorium
(LZL). LZL pertama kali dipimpin oleh Dr. J.C Koningsberger, beliau merupakan
ahli zoologi pertanian yang bertugas untuk meneliti hama dan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh berbagai jenis binatang, terutama hama dan penyakit jenis
tanaman bernilai ekonomi tinggi. Untuk melaksanakan tugasnya, Dr. J.C
Koningsberger menempati bekas penyimpanan kereta kuda yang diperluas dan
lantainya diperkeras dengan semen sebagai ruang kerja dan laboratoriumnya.
Koningsberger mengawali pekerjaannya dengan mempelajari hama dan penyakit

pertanian dan mengoleksi hama tanaman pertanian. Koleksi yang pertama


dikumpulkan, dirawat, diteliti serta dipamerkan adalah serangga hama yang
menyerang tanaman pertanian.
Setelah beberapa tahun berdiri, MZB mengalami pasang surut dalam
perkembangannya dan mengalami masa kejayaan pada tahun 1959, saat
A.S.Dyhrberg, seorang ahli museum dan juga taxidermist Denmark diperbantukan
oleh UNESCO sebagai bagian proyek bantuan pengembangan museum-museum
di Asia. Sejak itu MZB dikelola sebagai museum yang berstandar internasional
dan merupakan museum terbaik di Asia Tenggara dalam pengelolaannya. Koleksi
atau spesimen yang dimiliki MZB pada saat ini terdiri atas berbagai jenis fauna
yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jumlah dan jenis koleksi yang begitu
besar menjadikan koleksi MZB sebagai sumber informasi fauna Indonesia bagi
masyarakat, khususnya pelajar, mahasiswa, dan peneliti biologi baik dari dalam
maupun luar negeri.
2.3 Visi dan Misi
MZB adalah lembaga yang kini bernaung di bawah Pusat Penelitian
Biologi (P2B) yang harus memperhatikan dan menginterpretasi visi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menghendaki terwujudnya kehidupan
bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis yang didukung oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi yang humanistik. Visi tersebut harus berorientasi ke
masa depan tanpa melupakan sejarah dan pengalaman berharga masa lalu, ini
sesuai dengan rencana strategis P2B.

Oleh karena itu visi dari P2B adalah

menjadi pusat acuan terpercaya bidang pemberdayaan dan konservasi asset


keanekaragaman hayati Indonesia, dengan merujuk visi P2B-LIPI, maka visi dan
misi bagi MZB adalah :
a. Visi
Menjadi pusat acuan terpercaya bidang pemberdayaan dan konservasi
keanekaragaman fauna Indonesia.
b. Misi
1. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberdayakan dan
melestarikan aset keanekaragaman hayati Indonesia agar menjadi

pendorong utama dalam pembangunan berkelanjutan bangsa yang


berwajah kemanusiaan.
2. Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
tersedianya peneliti yang profesional, teknisi yang andal, dan staf
pendukung penelitian yang mumpuni serta prasarana dan sarana yang
terakreditasi sehingga mampu menjadi centre of exellence dalam
bidangkonservasi dan pengungkapan potensi sumber daya hayati
Indonesia.
3. Memperkuat kerjasama dan membentuk jaringan di antara pemangku
kepentingan

yang

bergerak

dalam

isu

keanekaragaman

hayati,

ekosistem,dan lingkungan agar masyarakat Indonesia menjadi peduli,


berdaya, mandiri, cerdas dalam memanfaatkan dan melestarikan
keanekaragaman hayatinya.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta serta mendorong
otonomi daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya
alamnya secara optimum, lebih adil dan berkelanjutan melalui pengelolaan
yang bertanggung-jawab dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
5. Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan serta tersusun
dan tegaknya supremasi hukum terutama undang-undang yang terkait
dengan pengelolaan sumber daya hayati dan nir-hayati serta lingkungan,
merancang dan mematuhi peraturan pemerintah pusat dan daerah terutama
rencana tata ruang wilayah, serta menghormati kearifan masyarakat adat
dan tradisional

untuk memperkokoh persatuan

bangsa sekaligus

memperkuat daya saing masyarakat.


2.4 Ruang Lingkup Tugas MZB
Berdasarkan SK Ketua LIPI tahun 1987 No.2-3/Kep/D.5/87.Pasal.52,
MZB mengemban sebagian tugas P2B sebagai induk organisasi. Tugas pokok
P2B adalah penelitian dan pengembangan, peningkatan kemampuan masyarakat
ilmiah, pelayanan jasa dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan di bidang biologi.
Bagi MZB tentunya tugas pokoknya meliputi: penelitian dan pengembangan,
peningkatan kemampuan masyarakat ilmiah, pelayanan jasa dan pemasyarakatan
ilmu pengetahuan di bidang zoologi. Menurut Rencana Strategis P2B Tahun 2005

2009 tugas pokok P2B diatur dalam Keputusan Kepala LIPI Nomor
1151/M/2001, tanggal 5 Juni 2001, Bab VI, bagian ketiga, pasal 133 dan pasal
134 tentang tugas pokok dan fungsi P2B. Tugas pokok P2B dalam pasal 133
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan


Penyusunan pedoman
Pemberian bimbingan teknis
Penyusunan rencana dan program
Pelaksanaan penelitian bidang biologi
Evaluasi dan penyusunan laporan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tercantum dalam pasal 133, P2B


pada pasal 134 menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang biologi
2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis
penelitian bidang biologi
3. Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang
4.
5.
6.
7.

biologi
Pemantauan pemanfaatan basil penelitian bidang biologi
Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang biologi
Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang biologi
Pelaksanaan urusan tata usaha.

2.5 Struktur Organisasi MZB


MZB atau dengan nama bidang zoologi adalah salah satu dari 5 bidang
yang bernaung di bawah P2B. Bidang-bidang tersebut terdiri atas 3 bidang
penelitian dan 2 bidang administrasi. MZB dipimpin oleh kepala bidang atau
kepala museum (eselon III) yang bertanggung jawab langsung kepada kepala P2B
(eselon II). Dalam menjalankan tugas di museum kepala museum dibantu oleh
seorang kepala seksi sarana dan prasarana koleksi (SPK), bagian administrasi,
seorang manager pameran, 3 orang pimpinan kelompok penelitian, serta 10 orang
kepala

laboratorium/kurator

lapangan

maupun

ketika

sudah

berada

di

laboratorium. Pengelolaan koleksi meliputi pengumpulan, proses pengawetan,


perawatan, perekaman data, dan pengawasan terhadap koleksi.
Semua jenis koleksi spesimen yang dimiliki merupakan koleksi ilmiah
yang dikumpulkan dari hasil penelitian atau survei lapangan dibeberapa lokasi di
6

Indonesia. Koleksi yang disimpan di ruang penyimpanan koleksi tidak terlepas


dari kebijakan yang diterapkan di MZB. Kebijakan yang diberlakukan adalah
untuk mengatur segala kegiatan yang berkaitan dengan spesimen koleksi.
Kebijakan ini juga diberlakukan untuk semua pihak yang bekerja dengan
spesimen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan koleksi yang
diterapkan

diantaranya

meliputi

macam

koleksi,

penyimpanan

koleksi,

penanganan koleksi baru, sarana dan prasarana koleksi. Kebijakan ini


diberlakukan bagi semua pengelola, petugas,dan pengguna koleksi. Tujuan
diterapkannya kebijakan koleksi tersebut adalah untuk menjaga keselamatan dan
keamanan koleksi. Berikut adalah bagan struktur organisasi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Penelitian Biologi

Bidang Tata Usaha

Kepala Bidang Sarana Prasarana


Kepala
Koleksi
BidangKepala
Botani Museum / Bidang
Kepala
Zoologi
Bidang Mikrobiologi

Administrasi / PNPB
Seksi Sarana Prasarana Koleksi
Kelompok Penelitian

Laboratoriumm

Manager Pameran

Preparasi
Dokumentasi

Edukasi

Data Base / BIC

KOLEKSI FAUNA MUSEUM ZOOLOGICUM


8

2.6 Koleksi Spesimen di MZB dan Penanganannya


Koleksi museum yang dimiliki MZB ada beberapa macam tergantung dari
kegunaan dan peruntukkannya. MZB akan mengelola dengan sebaik-baiknya
semua macam koleksi yang dimiliki sebagai koleksi ilmiah, baik yang sudah
permanen maupun yang masih bersifat sementara. Pengelolaan koleksi
ilmiahdilakukan

secara

cermat

untuk

menjaga

keselamatannya

dengan

menerapkan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan setiap kegiatan.


2.6.1 Koleksi yang dimiliki MZB
A. Koleksi Utama
Koleksi utama adalah koleksi yang disimpan baik dalam bentuk kering
maupun basah (alkohol) yang ditata dalam satu standar sistematik atau
klasifikasi dari masing-masing takson termasuk semua bahan acuannya.
Koleksi kering dapat berupa tubuh binatang seutuhnya, kulit, tengkorak,
tulang, telur, sarang, dan spesimen awetan kaca (slide). Koleksi basah adalah
spesimen yang direndam dalam alkohol 70% dan disimpan dalam botolbotol koleksi dengan tutup yang sangat rapat. Bervariasinya macam koleksi
menyebabkan dibutuhkannya berbagai persyaratan unit penyimpanan untuk
masing-masing jenis koleksi. Dengan demikian koleksi utama ini merupakan
satu rangkaian unit penyimpanan yang berbeda antara satu takson dan
lainnya. Teknik penyimpanan koleksi berstandar internasional diterapkan di
ruang penyimpanan koleksi MZB di Cibinong.
1) Koleksi Spesimen Tipe
Koleksi tipe (type) adalah semua spesimen yang secara
internasional telah dikategorikan dan dipublikasikan menjadi tipe untuk
jenis yang bersangkutan. Spesimen tipe merupakan spesimen yang
pertamakali diberikan nama jenisnya, dan menjadi spesimen acuan untuk
spesimen lainnya yang sama. Koleksi tipe ini mendapat porsi
pengawasan dan pemantauan keselamatan lebih besar dibandingkan jenis
koleksi lainnya.
Dengan perlakuan yang lebih tersebut menjadikan koleksi tipe
sebagai Masterpeace koleksi MZB, karena nama dan tempat
penyimpanannya telah dipublikasikan secara internasional. Kerusakan
koleksi tipe dapat memperburuk citra MZB di mata internasional. Untuk

mempermudah dalam pengawasannya, koleksi tipe MZB sengaja


dipisahkan dari koleksi utama dan disimpan dalam unit penyimpanan
khusus ruang koleksi.
2) Koleksi Pertukaran dan Sumbangan
Koleksi kategori ini merupakan hasil tukar-menukar atau
sumbangan yang diterima dari museum atau lembaga penelitian lain atau
bahkan individu tanpa ikatan perjanjian apapun. Setelah melalui proses
sterilisasi, penyimpanan koleksi sumbangan dapat disatukan atau
dibedakan dengan koleksi utama, bergantung kepada data yang
terkandung

di

dalamnya

serta

keadaan

fisik

spesimen

yang

bersangkutan.
3) Koleksi Baru dari Lapangan
Koleksi baru dari lapangan merupakan koleksi dari hasil
riset/penelitian, pengumpulan, eksplorasi atau ekspedisi oleh staf dan
teknisi MZB atau staf peneliti lainnya. Koleksi baru ini masih
memerlukan proses pemilahan dan pengawetan lebih lanjut sebelum
digabungkan dengan koleksi utama. Prosedur pemrosesan harus
mengikuti ketentuan yang sudah dibakukan.
4) Koleksi Pinjaman (Loan)
Koleksi pinjaman merupakan koleksi yang dipinjam oleh staf MZB
dari institusi lain baik dalam negeri maupun luar negeri untuk
kepentingan penelitiannya. Koleksi ini terikat perjanjian peminjaman
antar dua lembaga. Koleksi jenis ini tidak dimasukakan ke dalam
database koleksi, tetapi cukup dicatat secara administrasi dalam arsip
pinjam-meminjam

koleksi.

Oleh

karena

keterikatannya

dengan

perjanjian antar instansi, maka penanganannya juga harus hati-hati


sebagaimana koleksi utama lainnya.
5) Koleksi Pengembalian dari Pinjaman
Koleksi jenis ini merupakan koleksi yang baru datang atau
dikembalikan oleh lembaga lain setelah dipinjam dalam periode tertentu
sesuai perjanjian peminjaman. Koleksi ini memerlukan proses lebih
lanjut (misalnya registrasi ulang, menghapus dokumen peminjaman)

10

sebelum disatukan atau dikembalikan ke tempat penyimpanan semula.


Pembebasan hama bagi koleksi kering yang dikembalikan mutlak
diperlukan sebelum koleksi disatukan dengan koleksi utama.
6) Koleksi Pembagian
Koleksi pembagian adalah sejumlah koleksi pembagian dari hasil
penelitian kerja sama atau eksplorasi bersama antara anggota staf/ teknisi
MZB dan peneliti dari instansi lain. Koleksi ini dapat digabungkan
dengan koleksi utama lainnya setelah mengalami proses sebagaimana
7)

yang ditentukan.
Koleksi Bukti
Koleksi bukti adalah kumpulan koleksi atau bagian dari
tubuhbinatang dari hasil penelitian ekologi atau biologi lainnya yang
mungkin dilengkapi atau tidak memiliki data sebagaimana mestinya
sebagai koleksi ilmiah. Pengawetan koleksi bukti ini diproses sesuai
standar yang berlaku. Koleksi jenis ini dapat disimpan sebagai koleksi
ilmiah (bila keadaan fisik koleksi bagus dan data yang terkandung
lengkap) atau disiapkan untuk bahan pameran atau belajar-mengajar.
Koleksi bukti dapat ditiadakan atau dibuang setelah proses analisa atau
penelitian selesai.
8) Koleksi untuk Belajar-Mengajar dan Pameran
Koleksi kategori ini merupakan koleksi yang khusus disediakan
untuk melayani berbagai permintaan pelayanan, misalnya pelatihan atau
pameran. Koleksi ini memang dibedakan dari koleksi utama dan
disediakan khusus, yang umumnya tidak bernomor registrasi atau tanpa
keterangan data. Kebijakan ini ditempuh karena risiko koleksi akan
rusak oleh tangan peserta pelatihan atau pengunjung pameran sangat
besar.
9) Koleksi Pelengkap atau Penunjang
Koleksi pelengkap atau penunjang merupakan koleksi hasil
rekaman dari binatang dan kegiatannya. Rekaman ini dapat berupa suara,
gambar tangan, gambar terawang (foto slide), film, video, dan foto cetak
(positif dan negatif), serta cetak kaki (foot print). Penyimpanan koleksi
jenis ini dilakukan di tempat terpisah dari koleksi utama. Data atau

11

informasi dari hasil rekaman dapat dicatatkan di dalam database masing2.6.2

masing koleksi.
Penyimpanan dan Penanganan Koleksi
Penyimpanan dan penanganan koleksi MZB sudah diatur dengan
aturandan standar baku yang berlaku sesuai kebijakan yang telah dibuat.
Masing-masing jenis penyimpanan dan penanganan koleksi dalam hal ini
pengawetan keringmaupun basah memerlukan persyaratan penyimpanan
yang berbeda. Penanganan koleksi baru maupun koleksi yang terkena hama
atau dibebas hamakandirumuskan sebagaimana dalam diagram alur kerja.
Hanya koleksi yang telah ditangani dengan standar baku yang dapat
dimasukkan ke dalam unitpenyimpanan baku. Harus dipastikan bahwa
semua koleksi yang akan disimpan ke ruang koleksi sudah bebas hama.
Penyimpanan dan perlakuan terhadap koleksi ilmiah diatur dan ditentukan
dengan syarat-syarat, antara lain:
A. Koleksi Kering
1) Ruangan
a. Suhu dan kelembapan ruangan terkendali, yaitu 20 derajat Celcius.
b. Kebersihan sarana penyimpanan koleksi (kabinet, laci, dsb).
c. Kebersihan ruangan harus diupayakan bebas hama.
d. Pemantauan hama dilakukan secara terus-menerus dan berkala. 0
-210 C dan 45-60%.
e. Lampu hanya dihidupkan seperlunya, pada saat ruangan kosong
(tidak ada yang bekerja), ruangan harus gelap/ lampu dimatikan.
f. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman dalam
ruang koleksi.
2) Unit penyimpanan
a. Koleksi disimpan di dalam kabinet dengan pintu kedap udara.
b. Selama koleksi tidak digunakan, pintu kabinet harus tertutup rapat.
c. Laci/kotak tempat koleksi harus tertutup rapat.
d. Pada setiap laci diperkenankan paling banyak dua butir kamper.
e. Meninggalkan laci berisi spesimen di luar kabinet harus dalam
keadaan tertutup.
f. Kotak slide disusun berdiri dengan posisi slide mendatar dan gelas
penutup berada di permukaan atas.
B. Koleksi Basah
1) Ruangan
a. Suhu dan kelembapan ruangan terkendali, yaitu 200 210 C dan 4560%
12

b. Lampu hanya dihidupkan seperlunya, pada saat ruangan kosong


(tidak ada yang bekerja), ruangan harus gelap/ lampu dimatikan.
c. Ruangan harus bersih.
d. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman dalam
ruang koleksi.
2) Unit penyimpanan
a. Kompaktus diupayakan sering dibuka-tutup supaya ada pertukaran
udara (aerasi) pada masing-masing deret rak.
b. Kebersihan rak dan kompaktus dijaga, diupayakan bebas dari debu
dan jamur.
c. Kebersihan botol diupayakan bebas dari debu dan jamur.
d. Alkohol di dalam botol harus jernih dengan kadar 70% sebanyak
minimal 2/3 tinggi botol atau merendam seluruh spesimen koleksi.
e. Pemantauan kebersihan dan keadaan alkohol dilakukan secara
berkala.
C. Koleksi Serangga
Koleksi serangga merupakan koleksi terbesar di MZB dan juga di
kawasan Asia Tenggara atau mungkin Asia. Jumlah koleksi serangga yang
dimiliki MZB kurang lebih 2.5 juta nomor koleksi (96%) terdiri paling
sedikit 12.000 jenis serangga (69,8%) serta koleksi tipe atau koleksi
Masterpeace berjumlah 3.500 nomor. Semua koleksi berasal dari kawasan
Indonsia, hanya beberapa koleksi (dalam jumlah sangat kecil) berasal dari
luar Indonesia, yang merupakan hadiah atau pemberian dari tamu-tamu
ilmuan. Sampai saat ini koleksi serangga yang terbesar yang dimiliki MZB
adalah dari kelas insekta, namun terdapat juga artropoda lain yang masih
sedikit jumlah koleksinya yang mencakup Diplura, Protura, Arachnida
(kerabat laba-laba), Diplopoda (kerabat kaki seribu), Scorpionida (kerabat
kalajengking), dan Chilopoda (kerabat lipan). Koleksi serangga ditata
menurut klasifikasi dan sistematika yang berlaku, tercatat lebih dari 20
bangsa (ordo) atau lebih dari 500 suku (familia). Penyimpanan koleksi
serangga dibedakan menjadi koleksi kering dan basah. Koleksi kering
berupa spesimen yang ditusuk jarum, spesimen ditempel padakertas
lancip/segitiga, spesimen dalam kertas papilot (amplop kertas), dan
spesimen awetan slide (gelas kaca). Koleksi basah merupakan spesimen
13

yang diawetkan di dalam alkohol 70% atau 80%.Baik koleksi keringatau


basah harus disimpan dengan aman dan mudah diperiksa untuk tujuan
penelitian. Aman yang dimaksud adalah terhindar dari gangguan hama
perusak koleksi dan jamur. Mudah diperiksa artinya spesimen dapat
digunakan untuk penelitian dengan mudah . Koleksi kering disimpan dalam
tempat yang kedap udara berupa laci kayu dengan tutup kaca yang sangat
rapat. Dalam laci kayu setiap jenis atau kelompok takson tertentu disimpan
terpisah pada kotak karton (unit tray). Laci kayu yang berisi serangga dalam
unit tray dimasukkan ke dalam lemari koleksi. Lemari koleksi terbuat dari
metal. Lemari metal yang digunakan harus kedapudara dan rapat. Dengan
demikian diharapkan serangga hama yang dapat merusak koleksi tidak dapat
masuk ke dalamnya.
D. Pameran
MZB dilengkapi dengan pameran tetap yang berlokasi di sekitar
kebun raya Bogor. Pameran MZB merupakan unit dari bidang zoologi
dibawah koordinasi pejabat PNBP, P2B-LIPI. Pameran MZB dipimpin
olehseorang manajer dan dibantu oleh beberapa unit pelaksana, yang
meliputi: unitpreparasi dan konservasi; edukasi;

dokumentasi dan

administrasi. Pada saat sekarang ini, unit preparasi dan konservasi


berkembang dalam fungsi dan kegiatannya. Sedangkan unit edukasi,
dokumentasi dan administarsi masih dalam reorganisasi. Kegiatan yang
dilakukan pada unit preparasi adalah perawatan koleksi, pengadaan
souvenir, pembuatan replika dan lain sebagainya. Semua kegiatan unit
preparasi ini dilakukan di ruang bengkel taxidermi.
Ruang pameran mengalami perluasan sejak pertama didirikan dan
sampai saat ini ruang pameran MZB memiliki luas 1930 m 2. Ruang pameran
dibagi menjadi tujuh ruangan yang terdiri atas ruangan burung, mamalia,
reptil, ikan, moluska, serangga, dan sebuah ruangan terbuka yang
menyimpan kerangka Paus biru sepanjang tak kurang dari 27,5 meter.
Pendirian ruang pameran bertujuan agar masyarakat luas dapat menggali
pengetahuan dan informasi tentang binatang, baik keanekaragaman, bentuk,

14

manfaat maupun perikehidupannya. Hingga tahun 2009 koleksi pameran


MZB terdiri atas tidak kurang dari 7 kelompok kuratorial (Burung, Mamalia,
Reptil-Ampibi, Ikan, Moluska, Krustasea,dan Serangga) yang meliputi
1.372 contoh (0,05%) dari 954 jenis fauna. Koleksi pameran MZB disajikan
dalam bentuk awetan binatang dan replika. Kebanyakan hewan yang
dipamerkan di sini dimasukkan ke dalam sebuah kotak kaca/vitri yang berisi
diorama habitat aslinya.
MZB selain menampilkan pameran tetap yang berlokasi di Bogor,
menampilkan pula koleksi untuk dipamerkan di ruang penyimpanan koleksi
di Cibinong. Pameran ini dikhususkan bagi pengunjung pada tingkatan
SLTA, mahasiswa dan umum secara berkelompok/ rombongan. Koleksi
yang dipamerkan merupakan contoh koleksi dari keseluruhan koleksi yang
terdapat di dalam laci/lemari di ruang penyimpanan koleksi.Waktu
kunjungan untuk melihat koleksi fauna di gedung Widyasatwaloka
diberlakukan hanya pada hari Kamis.

15

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Klasifikasi dan Kriteria Taksonomi Burung Kasuari
Berikut adalah klasifikasi dari burung Kasuari:
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

Animalia
Chordata
Aves
Struthioniformes
Casuariidae
Casuarius
Casuarius casuarius
(BirdLife International,
2012)
Gambar 1. Burung Kasuari
(Sumber:http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuariuscasuarius/image-G142000.html)

Di bawah ini adalah tabel kriteria taksonomi burung Kasuari.


Nama Ilmiah
Penemu Spesies
Nama Lokal
Sumber

Casuarius casuarius
(Linnaeus, 1758)
Kasuari
del Hoyo, J., Collar, N.J., Christie, D.A., Elliott, A. and

Taksonomi

Fishpool, L.D.C. 2014. HBW and BirdLife International

16

Illustrated Checklist of the Birds of the World. Lynx


Identifikasi

Edicions BirdLife International.


180 cm. Sangat besar, ratite hitam. Ratite yakni kelompok
burung yang tak bisa terbang, mayoritas berleher panjang,
dan hampir semua anggotanya telah kehilangan sayapnya.
Burung dewasa berwarna hitam dengan leher biru cerah.
Tengkuk bagian bawah berwarna merah. Pial ganda
berwarna merah menggantung dari leher bagian depan.
Ukurannya lebih besar dari kasuari kerdil, C. bennetti dan
individu dewasa memiliki pelindung kepala yang tinggi dan
pial merah ganda. Suara nyaring, kadang mendesis biasanya
diberikan ketika terganggu. Petunjuk adanya burung ini sulit
dikenali dalam hutan lebat, hal ini paling mudah ditemukan

di Australia di jalan dan hutan tertentu.


3.2 Distribusi/Daerah Sebaran
Distribusi

Casuarius casuarius ditemukan di New Guinea (sebelumnya


Irian Jaya, Indonesia dan Papua Nugini), termasuk pulau-pulau
Seram dan Aru, dan utara-timur Australia. Berada di dataran
rendah Nugini kecuali untuk DAS utara dari Vogelkop ke
Semenanjung Huon. Di Papua dan pulau-pulau yang
berdekatan, statusnya tidak jelas, tetapi mungkin lebih umum
daripada di Papua Nugini. Di Papua Nugini, keberadaannya
telah menurun, dan sekarang hadir di beberapa lokasi,
termasuk daerah terpencil (Coates 1985, KD Uskup in litt.
1999). Di Australia, ada 3 subpopulasi di Queensland. Populasi
di derah selatan dan terbesar berada diantara Townsville ke
Gunung Amos. Dua populasi di utara yaitu di Cape York
Peninsula: satu di daerah McIlwraith dan sebelah utara Sungai
Pascoe, yang lain di Taman Nasional Jardine dan Sumber Daya
Cadangan Heathland (Kofron dan Chapman, 2006). Jumlah
populasi Australia diperkirakan 2.500 burung pada 2010, tetapi

17

Negara Hunian
Penurunan
berkelanjutan di
daerah hunian
Fluktuasi ekstrim
di daerah hunian
Perkiraan tingkat
keberadaan - km

kini telah menurun (Garnett dkk. 2011).


Asal: Australia; Indonesia; Papua Nugini
Ya

Tidak
394000

Berikut adalah peta biogeografi sebaran burung Kasuari.

Gambar 2. Peta Sebaran Burung Kasuari (Sumber: http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22678108)

3.3 Populasi
Data mengenai populasi burung Kasuari disediaan dalam tabel di bawah ini.
Populasi

Tidak ada data yang tersedia untuk New Guinea. Garnett


dkk. (2011) memperkirakan populasi Australia sebanyak
2500 individu dewasa. Dengan demikian, total penduduk
diperkirakan sebanyak 10,000-19,999 individu, dengan
6,667-13,333 individu dewasa, dibulatkan menjadi 6,00015,000 individu dewasa.

18

Spesies ini diduga menurun dengan cepat secara


keseluruhan, berdasarkan pada keyakinan bahwa mereka
telah mengalami penurunan yang cepat di Australia
selama tiga generasi terakhir (al Garnett et 2011.).
Kecenderungan

Menurun

Populasi Saat ini


3.4 Ekologi dan Perilaku
3.4.1 Ekologi
Ekologi dan

Hidup soliter dan menetap di hutan hujan, kadang-kadang

Habitat

berada di hutan savana, mangrove dan perkebunan buah.


Makanan biasanyaberupa buah jatuh (Garnett dkk. 2011).
keberadaannya berkisar antara 0 m dan 500 m di Papua
Nugini (Johnson et al. 2004), dan telah dicatat sampai

Sistem
Penurunan

1.400 m di Australia.
Daratan
Ya

berkelanjutan di
daerah habitat
Umur Generasi

12.5

(tahun):
Pola Perpindahan Bukan Migran
3.4.2

Perilaku
Casuarius casuarius atau burung Kasuari selatan memiliki sayap yang

sangat kecil dan tidak dapat terbang. Sebaliknya mereka mengandalkan kaki
kuat mereka untuk mobilitas dan pertahanan. Suara berjalan mereka hampir
tidak terdengar ketika bergerak perlahan di hutan. Ketika ada bahaya, mereka
mampu menembus hutan hampir 50 kilometer per jam, menggunakan tulang
casques di bagian atas kepala mereka untuk mendorong vegetasi yang
menghalangi jalan. Kasuari selatan adalah perenang yang sangat baik dan juga
pelompat yang baik. Kasuari selatan hidup soliter dan pemalu, tetapi mereka
dapat menjadi agresif

dan kadang-kadang

akan menyerang manusia

menggunakan kaki mereka yang kuat untuk menyerang dengan cakar besar
mereka (Cohen, 2006).
19

Gambar 3. Tulang Casques di kepala kasuari


(Sumber:http://www.arkive.org/southerncassowary/casuarius-casuarius/imageG123106.html)

Gambar 5. Kaki Burung Kasuari dengan Cakar Tajam


(Sumber:http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuariuscasuarius/image-G124275.html)

Gambar 4. Kasuari sedang menjilat/membersihkan


tubuh (Sumber:http://www.arkive.org/southerncassowary/casuarius-casuarius/imageG124276.html)

Gambar 6. Kasuari sedang berenang/mandi (Sumber:


http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuarius-casuarius/imageG64912.html)

a.

Hunian
Sebagai hewan soliter, kasuari selatan memiliki karakteristik
hunian sendiri yang terlindung dari kasuari lain. Di hutan, mereka akan
mengeluarkan sautan yang sangat keras dan panjang yang dapat didengar
oleh kasuari lainnya dalam jarak yang signifikan jauh. Hal ini tidak
diketahui seberapa luas daerah hutan yang diperlukan oleh kasuari untuk
hidup, akan tetapi tipe dan jumlah pohon yang ditempati oleh kasuari
tergantung pada kesediaan makanan di daerah tersebut. Hal ini

20

bermaksud bahwa kasuari membutuhkan daerah yang cukup besar


(Jackson, 2003).

Gambar 4. Habitat Hutan (Sumber:http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuarius-casuarius/imageG7698.html)

b. Komunikasi dan Persepsi


Kasuari berkomunikasi satu sama lain dengan mengaum mendalam
sangat keras ketika berjalan di dalam hutan. Mengaum ini hingga 40
desibel lebih keras dari suara lain dengan frekuensi yang berada di ujung
paling rendah dari yang dapat didengar manusia,yaitu sekitar 23 Hertz.
Kasuari adalah satu-satunya burung yang membuat vokalisasi rendah.
Ada beberapa spekulasi tentang keterkaitan antara tulang casques di
kepala dengan suara-suara mengesankan yang dikeluarkan oleh kasuari
tersebut. Hal ini berspekulasi bahwa pelindung kepala yaitu tulang
casques berperan dalam menerima atau menghasilkan suara ini.
Panggilan ini adalah penggilan teritorial, peringatan kepada kasuari lain
mengenai kehadiran mereka (Mack dan Jones, 2003).

21

c.

Gambar 5. Tulang Pelindung atau casque pada kepala burung kasuari


(Sumber:http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuariuscasuarius/image-G121336.html)

Makanan
Kasuari selatan adalah pemakan buah, memakan buah-buahan dari
spesies kanopi di hutan tempat mereka tinggal. Karena burung ini tidak
bisa terbang mereka harus bergantung pada buah yang telah jatuh ke
tanah. Mereka juga memakan serangga, vertebrata kecil, dan jamur.
Hasil pemeriksaan feses mengungkapkan bahwa buah-buahan yang biasa
dikonsumsi adalah Davidsonia pruriens, Acemena divaricata dan
anggota famili Lauraceae (Stocker dan Irvine, 1983).

Gambar 6. Biji Tumbuhan Pada Feses Burung Kasuari


(Sumber:http://www.arkive.org/southern-cassowary/casuarius-casuarius/imageG62590.html)

d. Predasi
Tidak diketahui apakah kasuari memiliki predator alami, tetapi
manusia bisa dianggap predator karena kasuari kadang-kadang dimakan
oleh manusia. (Perrins, 1985).

22

e. Reproduksi
Betina poliandri. Betina biasanya akan berkembang
biak dengan dua atau tiga jantan sepanjang musim
kawin, akan membuat sarang baru setiap kali anak
jantannya akan menetaskan. Perkawinan diawali ketika
jantan mengeluarkan suara panggilan seperti "boo-booboo" saat menggembungkan tenggorokannya.
Musim kawin terjadi saat musim dingin, ketika buahbuahan melimpah. Sarangnya berupa tumbuh-tumbuhan
yang menjadi alas di tanah dan biasanya terdapat sekitar
4 telur hijau terang di sarang. Inkubasi, yang secara
eksklusif dilakukan oleh laki-laki, berlangsung selama 4761 hari. Setelah anak burung kasuari menetas mereka
tinggal bersama ayah mereka sampai mereka menjadi
mandiri pada sekitar sembilan bulan. Pada sekitar usia
tiga tahun, kasuari selatan mampu bereproduksi kembali
(Perrins, 1985).

23

Gambar 7. Pasangan Kasuari yan sedang kawin (Sumber:http://www.arkive.org/southerncassowary/casuarius-casuarius/image-G124274.html)

Gambar 8. Kasuari Jantan bersama Anaknya (Sumber: http://www.arkive.org/southerncassowary/casuarius-casuarius/image-G23629.html)

3.5 Status Konservasi


3.5.1 Ancaman
Di Australia, secara historis terancam oleh hilangnya habitat dan
fragmentasi. Di Indonesia dan Papua New Guinea, spesies ini sangat diburu,
ditangkap dan diperdagangkan dekat dengan daerah-daerah berpenduduk,
menjadi kepentingan budaya, dan merupakan sumber makanan utama bagi
masyarakat subsisten (Coates 1985, Beehler et al. 1986). Perburuan dan
perdagangan ini tidak berkelanjutan di banyak daerah dan telah menyebabkan
pemusnahan dari beberapa situs dikarenakan spesies yang diperdagangkan
antar Negara untuk memasok pasar di daerah yang lebih padat penduduknya
(Johnson dkk., 2004).
24

Peningkatan populasi manusia dan penggunaan senapan yang digunakan


untuk memburu telah memperburuk keberadaan spesies ini. Namun, meskipun
burung kasuari lebih umum ditemukan di daerah yang tidak berpenduduk
(Beehler et al. 1994), mereka tampaknya dapat bertahan hidup di beberapa
daerah perburuan (Beehler, 1985) mungkin karena orang-orang masih
menggunakan teknik berburu secara tradisional.
Industri penebangan pohon mengancam habitat tempat tinggal burung
kasuari di New Guinea, dengan dampak yang tidak diketahui tetapi berpotensi
mengancam spesies, dan izin pendirian perkebunan kelapa sawit juga
merupakan ancaman yang signifikan dan tidak terukur. Badai siklon dianggap
ancaman bagi spesies di Australia. Adanya badai siklon sangat mempengaruhi
habitat Kasuari pada tahun 2006 dan 2011. Pada tahun 2006, Badai siklon
Larry memukul Queensland, yang mempengaruhi produksi buah-buahan di
hutan hujan tropis dan menyebabkan kematian beberapa kasuari, baik secara
langsung atau akibat kelaparan. Selain itu, akibat badai siklon beberapa
spesies kasuari berada di luar hutan dan mungkin telah berada pada tingkat
kematian yang lebih tinggi dikarenakan tabrakan dengan kendaraan bermotor
atau serangan oleh anjing dan babi liar (Bellingham, 2008).
Peningkatan kerentanan terhadap penyakit (misalnya tuberkulosis),
setelah peristiwa tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi spesies (Cooper,
2008), meskipun hal ini belum dapat dikonfirmasi secara pasti. Perubahan
iklim dapat meningkatkan keparahan badai di masa depan. Perlu diperhatikan,
bagaimanapun, badai siklon besar sekali memiliki efek yang parah hanya pada
sebagian kecil dari habitat burung kasuari.
3.5.2

Program Konservasi
A. Tindakan Konservasi Berlangsung
Sebuah rencana pemulihan untuk spesies di Australia diterbitkan
pada tahun 2002 (Queensland Parks and Wildlife Service, 2002) dan
diperbarui pada tahun 2007 (Latch, 2007). Di Australia, program berupa
pendidikan masyarakat, manajemen habitat lokal, perlindungan dan
revegetasi, rencana pengelolaan populasi dan individu yang berisiko
tinggi, survei dan metode translokasi, dan penggunaan habitat. Stasiun

25

makan sementara telah dipasang di kawasan yang rusak akibat badai


siklon di Australia. Habitat yang tersisa berada dalam kawasan lindung
(Westcott, 1999). Sebuah desa di Papua Nugini menjadi tempat survei
untuk menyelidiki keberlanjutan dari penangkapan dan perdagangan
satwa liar (Johnson dkk., 2004).
B. Tindakan Konservasi Usulan
Menghitung hilangnya hutan di New Guinea. Menentukan
kepadatan penduduk, ukuran dan tren demografi. Di Indonesia dan
Papua Nugini: memantau populasi di kawasan lindung. Mengukur
dampak dari perburuan dan penebangan. Mempromosikan pembatasan
berburu berbasis masyarakat. Di Australia: Merevisi teknik pemantauan
dan memonitor situs-situs utama. Penelitian dinamika populasi.
Penelitian dampak dari badai siklon, predator, lalu lintas, penyakit dan
fragmentasi pada kegigihan populasi kecil dan ketahanan hidup serta
demografi. Mencegah izin penggunaan lahan habitat. Meminimalisasi
kematian kasuari akibat kecelakaan jalanan dan serangan anjing serta
babi. Melakukan pengontrolan pada populasi padat yang memiliki anjing
dan babi (Garnett dkk., 2011). Menyelidiki kelayakan dan manfaat dan
jika

sesuai,

melaksanakan

rencana

translokasi

sebagai

usaha

penyelamatan, rehabilitasi dan rilis. Mengidentifikasi daerah dan koridor


untuk melindungi, memulihkan, mengelola, mengembangkan dan
menerapkan Rencana Konservasi Kasuari Area Lokal sebagai bagian
dari perencanaan lokal.

3.6 Manfaat
A. Peran Positif Bagi Manusia

26

Kasuari selatan berperan penting dalam mitologi masyarakat adat dari


New Guinea dan Australia. Burung-burung ini ditangkap sebagai anak ayam
dan dibesarkan di desa-desa sehingga bulu mereka dapat dipetik dan
digunakan menjadi hiasan kepala dan duri dapat digunakan sebagai ornamen
hidung. Akhirnya, ketika burung mencapai ukuran tertentu mereka dibunuh
untuk makanan. Telah ada perdagangan kasuari di Asia Tenggara selama lebih
dari 500 tahun. Ada kemungkinan bahwa populasi kasuari selatan di Australia
dan beberapa pulau di sekitar Nugini adalah hasil dari perdagangan yang
dilakukan oleh manusia (Perrins, 1985).
B. Peran Negatif Bagi Manusia
Meskipun kasuari biasanya pemalu, namun dapat menjadi agresif terhadap
manusia, terutama ketika disimpan di penangkaran. Kasuari selatan akan
menyerang manusia, melompat ke arah manusia kemudian menyayat dengan
cakar berukuran 12 cm. Kasuari dapat menyebabkan cedera serius bahkan
terkadang kematian. Pada tahun 2004 kasuari selatan yang dipilih oleh
Guinness Book of World Records sebagai burung paling berbahaya di dunia
untuk alasan ini (Folkard, 2004).

BAB IV
SIMPULAN

27

4.1 Simpulan
Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) merupakan museum khusus
dibidang fauna atau binatang. MZB menyimpan berbagai jenis fauna atau
binatang Indonesia sebagai koleksi ilmiahnya. Koleksi yang dimiliki diperkirakan
berjumlah 2,6 juta spesimen dari 17.182 jenis, dengan jumlah koleksi terbesar
baik spesimen maupun jenisnya adalah serangga yang berjumlah 2.538.600
spesimen dari 12.334 jenis. Koleksi museum merupakan aset bangsa yang
menjadi daya tarik bagimasyarakat. Koleksi merupakan alat atau obyek dalam
proses pembelajaran dan pemindahan pesan dari pengetahuan dan kearifan
masyarakat tradisional kepada masyarakat sekarang. Penelitian terhadap koleksi.
Dengan adanya penelitian terhadap koleksi, maka akan menghasilkan interpretasi
atau makna baru bagi koleksi tersebut. Hal ini seiring dengan keinginan
masyarakat bahwa museum adalah suatu lembaga atau pusat penelitian ilmiah
yang diharapkan dapat selalu mengomunikasikan hasil hasil penelitiannya
kepada masyarakat.
4.2 Saran
Diperlukan studi lebih mendalam tentang cara yang paling tepat untuk
meningkatkan pola produktifitas dan reproduktifitas burung kasuari (Casuarius
casuarius). Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebaiknya melakukan
koordinasi dalam upaya pelestarian serta menjaga kelangsungan hidup populasi
burung kasuari, dengan cara harus lebih proaktif dalam pelestarian serta
pengawasan populasi burung kasuari khususnya di wilayah Indonesia. Selain itu,
Pemerintah juga sebaiknya bekerjasama dengan organisasi-organisasi konservasi
internasional untuk bersama-sama melakukan upaya monitoring terhadap kegiatan
yang dapat mempengaruhi serta mengancam keberlangsungan hidup burung
kasuari.

28

Anda mungkin juga menyukai