Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Museum Biologi berlokasi di Jl. Sultan Agung, Yogyakarta. Museum ini
berdirisejak tahun 1964. Museum Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
merupakan museum khusus atau museum pendidikan yang memamerkan benda-
benda hayati dan benda-benda lain yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Benda-benda koleksi dari binatang dan tumbuhan yang ada berjumlah lebih
kurang 3.752 buah, dalam bentuk awetan kering, awetan basah, kerangka (tulang),
fosil danlain-lain yang sebagian besar berasal dari Indonesia, dan beberapa dari
luar negeri.
Bagi para pengunjung Museum ini dapat melihat beraneka ragam hewan,
tentunya yang sudah mati dan sudah diawetkan, baik dengan pengawetan basah
(dimasukkan dalam cairan formalin) maupun pengawetan kering. Ada juga
tumbuhan atau buah-buahan yang sudah diawetkan (herbarium). Ada beraneka
ragam karang laut, tengkorak atau kerangka hewan dan juga manusia. Selain itu
ada juga koleksi tulangyang sudah menjadi fosil. Koleksi Insecta (kupu-kupu dan
kumbang). Pada kolesi yang dipamerkan dilengkapi dengan keterangan seperti
keterangan nama, bahkan di beberapa item keterangan yang menyertai lebih
lengkap, seperti misalnya jenis hewan X makanannya apa, hidupnya dimana,
siklus hidupnya, dan sebagainya
Proses pengawetan hewan menjadi hewan awetan memiliki beberapa cara
tergantung hewan yang akan diawetkan dan memerlukan tenaga ahli untuk
melakukan pengawetan mulai dari pemilihan hewan sampai proses
pengawetannya. Maka penulis tertarik untuk membahas proses pengawetan
hewan menjadi hewan awetan , dengan tujuan untuk menambah wawasan para
pembaca mengenai hewan awetan dan proses pengawetannya.
1
Berawal darisinilah kami selaku penulis memilih judul “Teknik
Pengawetan Fauna Di Museum Biologi UGM Yogyakarta” sebagai objek dalam
pembuatan karya tulis tahun pelajaran 2019/2020.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Jenis - jenis koleksi di Museum Biologi UGM Yogyakarta.
2. Proses pengawetan fauna di Museum Biologi UGM Yogyakarta.

1.3. Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil batasan masalah
sebagai berikut :
1. Jenis - jenis koleksi di Museum Biologi UGM Yogyakarta.
2. Proses pengawetan fauna di Museum Biologi UGM Yogyakarta.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang
diungkapkan.
1. Apa saja jenis - jenis koleksi di Museum Biologi UGM Yogyakarta ?
2. Bagaimana proses pengawetan fauna di Museum Biologi UGM Yogyakarta
yang siap dimuseumkan ?

1.5. Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disamapaikan di
atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai.
1. Untuk mengetahui jenis-jenis koleksi di Museum Biologi UGM Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui proses pengawetan fauna di Museum Biologi UGM
Yogyakarta yang siap dimuseumkan.

1.6. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini yaitu :
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan bagi siswa mengenai
teknik pengawetan fauna di museum biologi UGM Yogyakarta.
2
2. Penelitian ini dapat membuka wawasan kita mengenai teknik pengawetan
fauna di museum biologi UGM Yogyakarta..
3. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang jenis - jenis
koleksi di Museum Biologi UGM Yogyakarta dan proses pengawetan fauna
di Museum Biologi UGM Yogyakarta yang siap dimuseumkan.

1.7. Ruang Lingkup


1. Subjek penelitian adalah Akbar Adji W, M Putra Ardana dan Zakiy
Adbulhaq.
2. Objek penelitian ini adalah Museum Biologi UGM Yogyakarta.
3. Tempat penilitian dilaksanakan di Museum Biologi UGM Yogyakarta.
4. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 23 April 2019.

3
BAB II
LANDASAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengawetan


Secara umum, Pengawetan adalah suatu teknik atau tindakan yang
digunakan sedemikian rupa untuk mengawekan suatu bahan sehingga bahan
tersebut tidak mudah rusak . 
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengawetan
adalah proses, cara, pembuatan menjadi awet dan tahan lama (tidak mudah
rusak, basi atau busuk). Adapun pendapat mengenai pengawetan yang
dikemukakan oleh Ishak Buckle, yakni mencegah kerusakan karena adanya
faktor-faktor dari luar seperti serangan oleh serangga, parasit maupun
kerusakan mekanis.
2.2. Pengertian Fauna
Secara umum, fauna adalah alam hewan yang artinya khazanah segala
macam jenis hewan yang hidup dibagian tertentu dan diperiode tertentu.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fauna memiliki
arti yaitu keseluruhan kehidupan hewan suatu habitat, daerah, atau strata
geologi tertentu dunia hewan.
Adapun pendapat mengenai fauna yang dikemukakan oleh beberapa ahli
yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Biology Dictionary (1983)
Fauna adalah istilah yang mengacu pada semua kehidupan binatang
liar yang hidup dalam wilayah tertentu, periode tertentu, atau keduanya. 
2. Menurut Merriam-Webster
Fauna adalah kehidupan hewan. Secara lebih spesifik yaitu binatang-
binatang yang menjadi ciri suatu wilayah tertentu, pada periode tertentu ,
atau lingkungan khusus.
4
2.3. Pengertian Museum
Istilah Museum pada dasarnya berasal dari Bahasa Yunani Mouseion
yang artinya tempat atau lembaga yang melndungi catatan dan juga
peninggalan sejarah masa lalu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Museum adalah sebuah gedung atau bangunan yang
menyimpan koleksi benda-benda warisan budaya.
Adapun pengertian Museum menurut para ahli sebagai berikut :
1. Ambrose dan Crispin (1933) :
Museum adalah tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat
melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan bukti material hasil budaya
manusia, alam dan lingkungannya.
2. Association Of Museum (1968) :
Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, dan pemanfaatan
benda-benda bukti materil hasil budaya manusia dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
2.4. Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan universitas negeri
di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada
tanggal 19 Desember 1949. Kampus UGM merupakan universitas pertama
yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia
merdeka.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki
enam fakultas, sekarang memiliki 18 Fakultas dan dua Sekolah yaitu Sekolah
Vokasi dan Sekolah Pascasarjana, serta lebih dari 100 Program Studi untuk
S2, S3, dan Spesialis. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas
Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi.
Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang terdiri atas pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Observasi


Metode observasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara melihat
langsung serta mengamati dengan seksama terhadap segala hal yang
bersangkutan dengan museum.
Adapun pengertian metode observasi menurut Patton yaitu metode yang
akurat dalam mengumpulkan data. Tujuannya ialah mencari informasi tentang
kegiatan yang berlangsung untuk kemudian dijadikan objek kajian penelitian.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara melihat dan
mengamati obyek secara langsung yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang kemudian akan dijadikan penelitian.

3.2. Metode Study Pustaka


Secara umum, metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari buku-buku dan situs-situs di internet yang terkait dengan pokok
permasalahan.
Adapun pendapat Nazir (2013:93) mengenai metode study pustaka yaitu
teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelaah terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode study
pustaka merupakan metode yang menggunakan arsip, buku, literatur dan
sebagainya yang berisi tentang pendapat, teori, atau hukum yang
berhubungan dengan masalah penelitian untuk mencari informasi.

6
3.3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah rekaman kejadian masa lalu yang
diabadikan melalui pengambilan gambar atau dalam bentuk tulisan sebagai
bukti bahwa seseorang pernah mendatangi tempat/obyek penelitian.
Adapun pendapat lain tentang pengertian metode dokumentasi yaitu
metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto,
gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses
penulisan”. (Sugiyono,2005:83).
Jadi, kesimpulan dari beberapa pengertian diatas adalah metode
dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mendokumentasikan
tempat/obyek penelitian dalam bentuk gambar maupun tulisan atau mencari
dari sumber lain yang sudah tersedia seperti internetuntuk dapat dijadikan
bukti akurat dalam pembuatan karya tulis.

7
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Jenis - Jenis Koleksi Di Museum Biologi UGM Yogyakarta


Museum Biologi UGM Yogyakarta tentunya memiliki berbagai koleksi
yang tentunya dapat meningkatkan pengetahuan Anda. Berikut ini adalah koleksi
yang ada di museum biologi UGM Yogyakarta :

1. Binatang Avertebrata
Invertebrata atau yang juga disebut dengan avertebrata adalah jenis
hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Sistem
pernafasan, pencernaan serta sistem peredaran  darah binatang dengan
jenis ini lebih sederhana jika dibandingkan dengan hewan jenis Vertebrata.
Di museum ini, Anda bisa melihat berbagai binatang vertebrata yang
tentunya sudah diawetkan. Salah satu cara pengawetan ini adalah berupa
fosil. Anda akan melihat hewan seperti cacing, ubur-ubur, dan lain-lain
yang diawetkan.

2. Tumbuhan Kriptogamae Yang Dikeringkan


Selain koleksi hewan, Anda juga bisa melihat berbagai tumbuhan
yang sudah dikeringkan. Tumbuhan yang dipamerkan di museum ini juga
bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu tingkatan hidup rendah dan tingkatan
hidup tinggi.
Salah satu contoh tumbuhan yang memiliki tingkatan hidup rendah
atau kriptogamae adalah lumut, pakis, alga cokelat, dan ganggang. Di
tempat ini, Anda akan melihat jenis tumbuhan tersebut yang sudah
diawetkan agar tidak layu.

8
3. Binatang Vertebrata
Jika Avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang,
maka vertebrata adalah hewan yang memiliki struktur tulang belakang.
Jenis hewan yang mempunyai tulang belakang bisa dibagi menjadi
mamalia, burung, reptil, ikan, dan hewan amfibi.
Di sini, akan melihat berbagai macam hewan tersebut yang tentunya
sudah diawetkan. Bahkan Anda jiuga dapat melihat hewan asal Indonesia
yang sudah diawetkan atau juga berupa fosil. Selain itu, Anda juga bisa
menemukan tulang-tulang hewan di museum ini.

4. Tumbuhan Tingkatan Hidup Tinggi


Tidak hanya tumbuhan tingkat rendah saja yang bisa Anda lihat, akan
tetapi juga tumbuhan dengan tingkatan hidup tinggi. Dalam pelajaran
mengenai biologi, tentunya Anda mempelajari tumbuhan jenis ini. Akan
tetapi bagi Anda yang belum atau bahkan tidak mengetahui, Anda bisa
melihat contoh tumbuhan tersebut di dekat rumah Anda.
Tumbuhan dengan tingkatan hidup tinggi ini salah satu ciri khususnya
adalah memiliki tingkat perkembangan yang tinggi. Dalam hal ini,
tumbuhan dengan jenis tersebut memiliki batang, akar, dan daun sejati.
Jenis tumbuhan dengan tingkatan hidup tinggi tentunya bisa Anda temui di
mana saja bahkan di dekat rumah Anda.

5. Biji-Bijian Dan Tanaman Obat


Di museum ini juga bisa melihat berbagai macam koleksi biji-bijian
dan tanaman obat. Tanaman obat ini merupakan salah satu dari sekian
tanaman yang berguna bagi kesehatan Anda. Sehingga mengonsumsi
tanaman obat ini sangat penting untuk kesehatan.

4.2. Proses Pengawetan Fauna Di Museum Biologi UGM Yogyakarta


Insektarium adalah salah satu cara yang baik untuk mempelajari serangga
diantaranya ialah pergi ke lapangan dan kemudian kita mengadakan koleksi
terhadap serangga-serangga tersebut. Akan tetapi mempelajari serangga tidak

9
mungkin dilakukan di lapangan setiap jam pelajaran. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya waktu jam pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara mengadakan koleksi terhadap serangga tersebut dan selanjutnya
mengawetkannya. Mempelajari serangga dengan menggunakan koleksi serangga
yang telah diawetakan akan lebih menarik dibandingkan dengan hanya
mempelajari serangga dari buku saja maupun mengamati gambar serangga yang
ada pada buku. Tanpa diawetkan serangga-serangga tersebut mungkin hanya
dapat dipakai satu kali praktikum tetapi jika diawetkan dapat dipergunakan selama
mungkin. Berikut ini adalah cara mengawetkan serangga :

1. Alat dan bahan yang di perlukan


1. Jala serangga (insect net)
2. Botol pembunuh serangga (Insect killing jar).
3. Tromol.
4. Kantong plastik.
5. Amplop atau kertas yang dapat dibuat amplop.
6. Perentang serangga (Spreading board).
7. Pinset.
8. Kotak serangga.
9. Jarum serangga.
10. Kartu label.
11. Kapurbarus/silikagel.

2. Langkah – langkah
Setelah semua bahan yang dibutuhkan sudah siap, keluarkan hewan
yang akan di awetkan dari freezer, rendam dalam air hingga tidak
membeku lagi atau lunak, lalu tahap “sadis‟ dimulai

1. Dengan bantuan pinset, buat lubang kecil kemudian keluarkan jantung


dan paru-parunya. Lubangi juga salah satu selangkangan untuk
mengeluarkan usus dan ginjal.

10
2. Cuci bersih hewan yang sudah dikeluarkan organ dalamnya dan
pastikan tidak ada organ dalam yang tertinggal, daging pada kaki tidak
perlu dibuang.
3. Carilah tempat yang terbuka atau ruangan yang memiliki sirkulasi
udara bagus, nyalakan kipas angin di belakang anda dan pakai sarung
tangan, kacamata dan masker. Ini perlu dilakukan untuk menghindari
kita menghirup uap formalin karena jika terhirup, bau uap formalin
bisa menusuk hidung & menyesakkan dada.
4. Suntik formalin secukupnya pada daerah yang terdapat daging lalu
rendam hewan dalam larutan formalin. Waktu yang diperlukan kurang
lebih 1 jam untuk hewan berukuran kecil. Semakin besar maka
semakin lama proses perendamannya.
5. Setelah itu, angkat hewan dari rendaman formalin, buka dan angin -
anginkan hingga mengering.
6. Isi mulut dan leher hewan dengan serat Dacron sedikit demi sedikit,
isi bagian dalam tubuh hewan dengan Dacron & selingi dengan
beberapa silica gel, tusuk bola matanya dengan jarum lalu isi dengan
monte plastik hitam.
7. Bentuk hewan sesuai dengan gaya yang diinginkan dengan
menancapkan jarum pentul pada kaki hewan ke tempat peletakannya.
8. Tahan bagian kepalanya dengan kayu kecil.
9. Keringkan di bawah sinar matahari langsung kurang lebih 1 minggu
untuk hewan berukuran kecil dan kuang lebih 3 minggu untuk hewan
berukuran sedang. Jangan lupa memasukkannya ke rumah kalau hari
sudah sore.
10. Setelah kering sempurna, beri sedikit tetesan resin ke mata hewan
untuk memberi ekspresi hidup dan olesi seluruh badan dengan wax
atau semir sepatu netral.

11
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas, kami selaku penulis karya tulis dengan
judul teknik pengawetan fauna di Museum Biologi UGM Yogyakarta
menyimpulkan bahwa :

1. Koleksi yang ada di Museum Biologi UGM Yogyakarta yiatu Binatang


Avertebrata, Tumbuhan Kriptogamae Yang Dikeringkan, Binatang
Vertebrata, Tumbuhan Tingkatan Hidup Tinggi, Biji-Bijian Dan Tanaman
Obat
2. Proses pengawetan fauna di Museum Biologi UGM Yogyakarta dilakukan
dengan cara insektarium. Untuk proses pengawetannya sendiri dilakukan
dengan 10 langkah.
6.

5.2. Saran
Adapun saran dari kami selaku tim penulis karya tulis dengan judul
pembudidayaan tanaan caisin di teknik pengawetan fauna di Museum Biologi
UGM Yogyakarta yaitu :

1. Dalam meningkatkan kualitas penyajian di museum perlu adanya penelitian-


penelitian terhadap koleksi. Koleksi diperlakukan sebagai representasi dari
identitas, dari akar budaya atau mengandung makna-makna lain.

2. Untuk meningkatkan daya tarik Museum Zoologicum Bogoriense, maka


perlu adanya penambahan teori pendidikan dalam penyajian pamerannya.

3. Para peneliti dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai kajian awal


untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Henrina. 2012. Pengertian museum menurut para ahli.


https://www.museum-dunia-hidup-ktm/.html. Diakses pada tanggal 26 Agustus
2019

Hidayat, Rahmat. 2015. pengertian pengawetan dan fauna dari beberapa


ahli yang di Indonesia.http://www.id.malangglory.com/2015/09/pengertian-
pengawetanfaunal.html. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2019

Setya, Indah.2016. Koleksi – koleksi Museum Zoologicum Bogoriense Yo.


https://www.maioloo.com/zoologi/museum-ugm/.html/ Diakses pada tanggal 26
Agustus 2019

Samsul, Ahmad. 2011. Proses pengawetan flora dan fauna yang benar.


http://infokitauntukkita.com/2014/05/pengawetan-flora–fauna.html. Diakses pada
tanggal 26 Agustus 2019

Tim Pustaka Phoenix. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.PT Media


Pustaka Phoenix. Jakarta 339 Hal.

Tim Pustaka Phoenix. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.PT Media


Pustaka Phoenix. Jakarta 668 Hal.

13
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Observasi di Museum Biologi UGM Yogyakarta

Gambar 2. Koleksi hewan avertebrata

14
Gambar 3. Koleksi hewan vetebrata

Gambar 4. Pengawetan basah

15
Gambar 5. Pengawetan kering

Gambar 6. Hasil pengawetan dengan cara insektarium

16
KARTU BIMBINGAN KARYA TULIS

Judul : TEKNIK PENGAWETAN FAUNA DI MUSEUM IOLOGI


UGM YOGYAKARTA

Nama siswa : 1. Akbar Adji W


2. M. Putra Ardana
3. Zakiy Abdulhaq
No Hari, Tanggal Bimbingan Tanda Tangan

17

Anda mungkin juga menyukai