Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY

DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN


Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang
Mulyani Mudis Taruna
Peneliti Pendidikan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang
Jl. Untung Suropati Kav. 70 Semarang
tarunamulyani@yahoo.com

Abstrak
Judul penelitian ini adalah Implementasi Pendidikan Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari di Pondok Pesantren
Tebuireng Jombang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
adalah 1) Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari menekankan pada kitab-kitab klasik dan berorientasi pada lahirnya
generasi penerus Islam yang khairu ummah, tafaqquh fi ad-diin, 2) Model penyelenggaraan pendidikan Ma’had
‘Aly Hasyim Asy’ari adalah perpaduan antara pendidikan pondok pesantren salafiyah dan perguruan tinggi,
3) Faktor pendukung dalam implementasi Pendidikan di Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari antara lain; interaksi di
kelas maupun di luar kelas menggunakan bahasa Arab, tenaga pengajar 80% lebih berasal dari alumni Timur
Tengah yang berkompeten, materi kuliah dirujuk dari kitab-kitab klasik, rata-rata mahasantri memiliki
latarbelakang pendidikan yang hampir sama, yaitu pondok pesantren salafiyah, dan adanya beasiswa bagi
seluruh Mahasantri. Adapun faktor penghambat antara lain 1) status legal formal yang masih diperjuangkan,
sehingga mahasantri harus mengikuti kuliah di IKAHA untuk memperoleh ijazah formal, 2) karena masih harus
mengikuti kuliah di IKAHA, maka beban SKS dan mata kuliah yang harus ditempuh mahasantri terlalu berat.,
dan 3) mengingat di IKAHA memiliki jurusan Tarbiyah dan Syari’ah, maka tidak sedikit mahasantri mengambil
jurusan tarbiyah sehingga konsekuensinya dalam menyusun risalah mengikuti jurusan di IKAHA yang tidak
linier dengan jurusan di Ma’had ‘Aly yang mengembangkan fiqh-ushul fiqih.
Kata Kunci : Pendidikan, Pondok Pesantren, Ma’had ‘Aly,

Abstract
This paper describes the education implementation of Ma’had ‘Aly Hasyim in Tebuireng boarding school,
Jombang. This study uses a qualitative approach. The results are 1) Ma’had ‘Aly Hasyim emphasizes the classics
and is oriented to the birth of the next generation of Islam ummah khairu, tafaqquh Fi ad-deen 2) education of
Ma’had’ Aly Hasyim Asy ‘ ari is a blend of educational boarding school and salafiyah college experiences 3) the
supporting factors in the implementation of education in Ma’had ‘Aly Hasyim, among others are interaction
inside and outside the classroom using Arabic, the fact that teaching staff are 80% alumni of the Middle East,
the fact that lectures are based upon classic Islamic books, the fact that the students have a similar educational
background, and scholarships that are provided for all students. There are inhibiting factors such as 1) claiming
formal legal status in advance so Islamic boarding school students may attend college in IKAHA to obtain formal
certification, 2) due to the regulations in IKAHA, many credits and courses must be taken by the students and 3)
due to the possession of IKAHA in Tarbiyah and Shariah majors, many students prefer choosing tarbiyah which
consequently results a non-linier major with Ma’had ‘Aly-usul fiqh in IKAHA while studying and developing
fiqh-ushul fiqh.
Keywords: Education, boarding school, Ma’had ‘Aly,

Naskah diterima 8 April 2013. Revisi pertama, 30 April 2013. Revisi kedua, 20 Mei 2013 dan revisi terahir 15 Juni 2013.

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 245

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 245 25/11/2013 6:24:06


MULYANI MUDIS TARUNA

PENDAHULUAN Berdasarkan latarbelakang di atas perlu


kajian yang lebih mendalam tentang bagaimana
Dunia pondok pesantren salafiyah dewasa
posisi Ma’had ‘Aly yang diselenggarakan di
ini mulai bergeser seiring dengan regulasi
pondok pesantren, apakah sebagai lembaga
pendidikan nasional, sehingga lambat laun
yang berkedudukan sama dengan Perguruan
mulai kehilangan indpendensinya. Contoh
Tinggi dan bagaimana implementasi
yang nampak adalah banyaknya berdiri
pendidikan yang di selenggarakan oleh
lembaga pendidikan formal yang mengikuti
Ma’had ‘Aly di pesantren tersebut dilihat dari
pola pendidikan di bawah Kemendiknas,
aspek manajemen pengelolaan, penerapan
seperti sekolah umum, wajar dikdas 9 tahun,
kurikulum, maupun aspek lainnya yang terkait
atau pendidikan tingkat tinggi seperti IKAHA
dengan proses pembelajaran.
dan STAISA. Akibat dari pendirian lembaga
pendidikan tersebut akan melupakan nilai-
nilai dasar pesantren sebagai lembaga Tafaqquh Rumusan Masalah dan Tujuan
fi ad-Din dan bergeser menjadi lembaga Penelitian
pendidikan umum yang berbasis pada agama. Rumusan masalah yang menjadi fokus
Dengan demikian, mutu lulusan pesantren kajian dalam penelitian ini adalah
berkurang dan ijazah lebih penting daripada
kualitas keilmuan. 1. Apa orientasi Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
Untuk mengembalikan peran pesantren berada di lingkungan Pondok Pesantren
sebagai lembaga Tafaqquh fi ad-Din dengan Tebuireng?
mengedepankan kajian kitab-kitab klasik,
maka pondok pesantren mendirikan lembaga 2. Bagaimanakah implementasi pengelolaan
pendidikan yang menawarkan ketercapaian Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari yang
pada keduanya, yaitu memiliki kemampuan diselenggarakan oleh pondok pesantren
penguasaan kitab klasik akan tetapi juga Tebuireng, baik dilihat dari manajemen
santri memiliki ijazah formal. Di antara pengelolaan, pelaksanaan pembelajaran,
lembaga yang telah didirikan untuk tingkat penelitian, dan pengabdian masyarakat ?
menengah adalah Madrasah Mu’allimin dan 3. Apa yang menjadi faktor pendukung dan
pada tingkat tinggi dikenal dengan istilah penghambat dalam pengelolaan Ma’had ‘Aly
Ma’had ‘Aly. Berdirinya Mu’allimin dan Ma’had Hasyim Asy’ari yang berada di lingkungan
‘Aly di Tebuireng merupakan respon terhadap pondok pesantren Tebuireng?
keinginan berbagai pihak terutama alumni
yang merindukan pesantren Tebuireng
menghidupkan kembali sistem pendidikan Tujuan penelitian ini adalah untuk;
yang dulu pernah ada.
1. Untuk mengetahui orientasi Ma’had ‘Aly
Ma’had ‘Aly merupakan lembaga pen- Hasyim Asy’ari sebagai lembaga pendidikan
didikan formal tingkat tinggi dalam dunia pon- tinggi yang berada di lingkungan Pondok
dok pesantren salafiyah. Hal ini sesuai dengan Pesantren
UU RI Nomor 12 tahun 2012 tentang Perguruan
2. Untuk mengetahui sistem pengelolaan
Tinggi pasal 1 ayat 2, bahwa Pendidikan Tinggi
Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari yang
adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
diselenggarakan oleh pondok pesantren.
menengah...” Dan pada Bagian Keenam ten-
tang Pendidikan Keagamaan pasal 30 ayat 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan
2 ditegaskan bahwa pendidikan keagamaan penghambat dalam pengelolaan Ma’had ‘Aly
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk Hasyim Asy’ari yang berada di lingkungan
universitas, institut, sekolah tinggi, akademi pondok pesantren.
dan dapat berbentuk Ma’had ‘Aly.

246 EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 246 25/11/2013 6:24:06


MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang

Kerangka Pikir kurikulum sangat tergantung pada pimpinan


pondok pesantren (kiai). Implementasi atau
Kerangka pikir yang dijadikan alur dalam
pelaksanaan kurikulum cukup sederhana
penelitian ini adalah sebagai berikut.

Kerangka Teori
Secara umum pondok pesantren salafiyah
tidak terpengaruh oleh kondisi perkembangan
dikenal sebagai lembaga pendidikan yang
pendidikan secara global, tidak distandarisasi
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
atau tidak memiliki standar yang sama antara
agama Islam melalui kajian kitab kuning.
satu pondok pesantren dengan pondok
Sistem pendidikan yang dikembangkan
pesantren lainnya. Ketidak seragaman
pesantren adalah dari kajian kitab kuning
dikarenakan pesantren memiliki watak atau
sampai kepada pola pembinaan, bimbingan
karakter yang secara turun menurun terus
dan pengembangan untuk mencetak santri-
dikembangkan melalui kajian kitab kuning
santri yang dapat hidup mandiri. Menurut
dari kiai pendahulunya yang mungkin berbeda
Ahmad Syafi’i Mufid, bahwa pengembangan
antar pesantren.
lembaga pendidikan oleh pondok pesantren
awalnya bersifat tradisional atau salafiyah yang Dalam perkembangan pesantren, menurut
hanya mementingkan pengajian kitab kuning, Ali Yafie mengalami perubahan, meski-
hal ini dilakukan untuk mempertahankan pun tidak sedikit pondok pesantren yang
identitas kulturalnya, yaitu pesantren adalah tetap mempertahankan sebagaimana awal
tafaquh fi ad-din.1 Dalam perkembangannya pendirian, yaitu sebagai lembaga kajian dan
ebih menegaskan lagi, bahwa pesantren lebih dan pengembangan kitab kuning.3 Hal ini
mengenalkan kepada tipe madrasi di mana dikarenakan kitab kuning adalah kepustakaan
materi ditambah dengan pengetahuan umum. 2 dan pegangan kiai di pesantren, bahkan
antara kiai dengan kitab kuning tidak dapat
Kurikulum secara sederhana diidentikan
dipisahkan. Di sinilah menurut Muhammad
dengan kitab kuning dan untuk menetapkan
Tholhah Hasan, bahwa perubahan yang tampak
dari pesantren hanyalah baru masuknya sistem
A. Syafii Mufid. 1995. Pesantren dan Pengembangan
1

SDM. dalam Jurnal Penamas No. 22 Tahun VII Balai sekolah sedangkan sistem pengajaran kitab
Penelitian Agama dan Masyarakat. Jakarta. h. 43 kuning belum banyak mengalami perubahan,
2
Karel A. Steenbrink. 1986. Pesantren Madrasah
Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. LP3ES. 3
Alie Yafie. 1989. “Kitab Kuning Produk Peradaban
Jakarta, h.23 Islam” dalam Pesantren vol.VI. P3M. Jakarta 67

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 247

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 247 25/11/2013 6:24:06


MULYANI MUDIS TARUNA

baik yang menyangkut orientasi keilmuan, Ma’had ‘Aly sebagai lembaga pendidikan
metodologi, maupun kurikulumnya.4 tingkat tinggi biasanya lebih ketat dalam
manajemen pengelolaannya dibandingkan
Perluasan model pondok pesantren
dengan pondok pesantren yang tidak membuka
ke arah madrasah dengan sendirinya me-
lembaga pendidikan. Bahkan Kementerian
miliki konsekuensi pada kurikulum yang di-
Agama telah merumuskan statuta Ma’had ‘Aly
implementasikan. Paling tidak kurikulum yang
sebagaimana yang dilakukan di Perguruan
diimplementasikan mencakup pendidikan dan
Tinggi. Manajemen yang telah dirumuskan
pengajaran agama sebagai kurikulum yang
oleh Kementerian Agama adalah dari ketentun
pokok, pendidikan keterampilan, pendidikan
umum, aspek visi dan misi Ma’had ‘Aly, tujuan
kepramukaan, pendidikan kesehatan dan olah
dan fungsi Ma’had ‘Aly, Organisasi Ma’had
raga dan pendidikan kesenian.
‘Aly, kurikulum, sistem pengajaran, tahun
Manajemen menurut para ahli dapat akademik, penilaian hasil studi, sampai pada
disimpulkan sebagai proses yang mengarah gelar akademik yang diserahkan atau diatur
pada sebuah dinamika yang terdiri dari oleh Majlis Ma’had ‘Aly sebagai Dewan Nasional.
tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggiatan dan juga pengawasan serta
directing atau pengarahan yang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menentukan atau mencapai sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan Dinamika Perkembangan Pondok
sumber daya manusia dan juga sumber-sumber Pesantren Tebuireng
lainnya sehingga dapat mencapai apa yang Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
telah direncanakan secara bersama. didirikan pada tanggal 26 Rabi’ul Awal 1317 H.
Perencanaan sebagai satu bentuk kegiatan atau bertepatan dengan tangal 3 Agustus 1899.
awal merupakan kegiatan yang terkait dengan Setelah berjalan selama 8 tahun mendapat
penetapan tujuan, standar, penentuan aturan/ pengakuan resmi oleh pemerintah Belanda,
prosedur, dan pembuatan format rencana yaitu pada tanggal 6 Pebruari 1906. Lokasi /
serta ramalan (prediksi) kemungkinan apa alamat pondok pesantren berada di Jl. Irian
yang diperkirakan terjadi. Pengorganisasian Jaya 10, Tromol Pos 5, Tebuireng, Jombang
adalah bagaimana mengorganisir seluruh 61471, Jawa Timur. Pondok Pesantren
kemampuan SDM yang ada dan menetapkan Tebuireng berada dibawah Yayasan Hasyim
pemberian tugas yang terpisah kepada Asy’ari Pondok Pesantren Tebuireng.
masing-masing pihak secara professional dan
kompeten, membentuk bagian secara pro- Profil Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
porsional, mendelegasikan atau menetapkan
Ma’had ‘Aly diresmikan tanggal 6 september
jalur wewenang/tanggungjawab sebagai job
2006 / 12 Sya’ban 1427 H. Proses pendirian
discription dan mengatur sistem komunikasi
atas prakarsa (alm) KH. Muhammad Yusuf
sekaligus sistem kerja, Penggerakan merupa-
Hasyim dan dilestarikan oleh Gus Sholah (KH.
kan kegiatan penerapan program yang diren-
Ir. Salahuddin Wahid). Prinsip dilahirkannya
canakan untuk menggerakan kelompok secara
adalah melahirkan generasi khoiru ummah. Oleh
efesien dan efektif ke arah pencapaian tujuan
karena itu penekanan dalam penyelenggaraan
yang telah direncanakan, dan Pengawasan
adalah studi-studi agama secara mendalam
merupakan langkah kontroling untuk meng-
melalui perpaduan sistem pendidikan pondok
adakan pengendalian atau evaluasi program
pesantren dan perguruan tinggi modern. Dari
yang direncanakan awal.
sini diharapkan akan lahir para intelektual
muslim yang memiliki akhlaqul karimah dengan
4
M. Tholhah Hasan. 1989. “Metode Pengajian Kitab
kadar intelektual global (A.Mubarok;2011).
Kuning di Pesantren: Tinjauan Ulang. dalam Pesantren
vol.IV. Jakarta. h.52

248 EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 248 25/11/2013 6:24:07


MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang

Program Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari keagamaan tinggi dengan Program Studi setara
adalah Marhalah Alimiyah dengan jurusan Fiqh dengan sarjana (S1) jurusan Fiqih dan Ilmu
wa Ushulihi. Program ini berorientasi untuk Fiqih. Kepemimpinan di Ma’had ‘Aly Hasyim
mencetak lulusan yang kompeten dalam Asy’ari didasarkan pada statuta, peraturan
menganalisa dan menyelesaikan problem- kepegawaian dan peraturan lainnya yang
problem fiqhiyah dengan mendasarkan pada ditetapkan oleh Mudir dan bersifat partisipatif
basis tradisi ulama abad klasik. Orientasi inilah sehingga pengambilan keputusan dilaksanakan
yang mendasari rumusan salah satu misinya, secara demokratis.
yaitu menyelenggarakan dan melaksanakan
Ma’had ‘Aly Hasym Asy’ary sebagai lembaga
pengkaderan ahli fiqh dengan membekali dan
pendidikan formal tingkat tinggi memiliki tata
menanamkan tradisi ilmiyah dan amaliyah al-
kelola pada setiap program yang direncanakan.
salaf-al-shalih.
Pola pengelolaan dilakukan secara terprogram,
Visi dari pendirian Ma’had ‘Aly adalah terukur dan dapat dievaluasi, yaitu dengan
unggul dalam menguasai tradisi ulama as- langkah planning, organizaing, staffing, leading,
salaf as-shalihin, baik di bidang ilmiah maupun dan terahir dilakukan controlling. Struktur
amaliyah serta lahirnya generasi penerus Islam pengelolaan Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari adalah;
yang khairu ummah, tafaqquh fi ad-diin. Adapun Yayasan Hasyim Asy’ari, Senat Akademika,
misinya adalah menyelenggarakan studi agama Mudir, Wkl Mudir Bid. Akademik, Wkl Mudir
secara mendalam menyeluruh melalui sistem Bid. Kemahasiswaan, Ka. BAAK, Ketua Asrama,
perpaduan pendidikan pondok pesantren Ketua LP2M, Ketua Lembaga Tahfidzul Qur’an,
dan perguruan tinggi dan mempersiapkan Ka. UPT Bahtsul Masail, Ka. UPT Perpustakaan,
kaderisasi ahli fiqih yang dapat mewarisi dan Staf TU.
mengembangkan tradisi ilmiah dan amaliah
Unit penjaminan mutu pendidikan (UPMP)
sesuai tuntutan zaman.
Tebuireng sudah dijadikan sebagai institusi
yang penting dan strategis dalamm upaya
Sistem Pengelolaan Ma’had Aly menjaga dan peningkatan kualitas pendidikan.
Secara organisatoris UPMP telah lahir tanggal
Sistem tata pamong di Ma’had ‘Aly Hasyim
9 juli 2007 dengan nama Tim Penjamin Mutu
Asy’ari telah diatur dalam berbagai peraturan
(TPM) dan tanggal 30 Agustus 2007 berganti
meliputi Statuta Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari,
nama menjadi UPMP dengan harapan mampu
peraturan kepegawaian, peraturan disiplin
membangun kerjasama dengan instansi terkait.
pegawai, peraturan tata tertib dosen dan
Penjaminan mutu mencakup; 1) Standar
mahasantri dan lain sebagainya. Berbagai
akademik, 2) Mutu pembelajaran, 3) Mutu
aturan tersebut berisi struktur organisasi,
dukungan pelayanan kepada mahasantri dan
tugas dan fungsinya yang harus menjadi
dosen oleh unit layanan akademik dan oleh
pedoman kerja maupun perilaku bagi civitas
prasarana administrasi, 3) Tingkat pencapaian
akademika sesuai dengan fungsi dan perannya
mahasantri meliputi hasil penilaian formal,
untu menciptakan system tata pamong yang
tingkat kepuasan mahasantri terhadap
kredibel, transparan, bertanggungjawab dan
kemajuan studi dan tingkat pencapaian lulusan
adil.
(alumni) dalam memperoleh pekerjaan beserta
Unsur organisasi Ma’had ‘Aly Hasyim penghargaan, 3) Mutu penelitian meliputi
Asy’ari terdiri dari Yayasan, Unit Penjaminan mutu proses dan produk akademik, dan 4)
Mutu, Pimpinan Ma’had ‘Aly, Senat Akademik Tingkat kepuasan pelanggan.
dan unsur penunjang meliputi: Ka. BAAK, Ka.
Mahasantri Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
Perpustakaan, Ka. LPPM dan Ka. LBM (Lembaga
sejak tahun ajaran baru 2006/2007 berstatus
Bahtsul Masa’il), Ka. Asrama Mahasantri dan
beasiswa dengan rata-rata yang diterima
Pembina mahasantri. Ma’had ‘Aly Hasyim
30 orang. Namun demikian, seiring dengan
Asy’ari merupakan Lembaga pendidikan

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 249

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 249 25/11/2013 6:24:07


MULYANI MUDIS TARUNA

animo yang cukup tinggi dari alumni pondok penguasaan ilmu fiqh dan memenuhi standar
pesantren dan masyarakat, maka mulai tahun akademik, minimal lulus program strata satu
ajaran 2010/2011 menerima 35 Mahasantri. atau telah lulus menempuh pendidikan Ma’had
‘Aly Hasyim Asy’ari.
Jumlah secara keseluruhan Mahasantri
adalah sebagai berikut. Dilihat dari aspek kelompok tenaga
pengajar, yaitu Al-Muhādhirūn, Al-Mudarrisūn,
Jumlah Calon Presentase Lulusan
Mahasantri Dengan IPK dan Al-musyrifūn adalah sebagai berikut.
Tahun Daya
Akademik tampung Ikut Lulus 1. Al-Muhādhirūn, yaitu beberapa tenaga
< 2,75 <3,50 >3,50 pengajar yang secara temporal memberikan
Seleksi Seleksi
kuliah umum dengan tema-tema sentral
2006/2007 30 65 30 - - -
yang meliputi Masail Fiqhiyah, Ushul Fiqh,
2007/2008 30 63 30 - - - Sosial Politik, Tasawwuf dan Filsafat.
2008/2009 30 99 30 - - - 2. Al-Mudarrisūn, yaitu beberapa tenaga
2009/2010 30 98 30 - - - pengajar yang secara rutin memberikan
kuliah dengan jadwal dan mata kuliah yang
2010/2011 35 106 35 - - - telah ditentukan.
2011/2012 35 108 35 - - - 3. Al-musyrifūn, yaitu beberapa tenaga
2012/2013 35 105 35 - - - pengajar yang bertugas sebagai pen-
Evaluasi kualitas pembelajaran terutama damping harian, dengan mengawasi dan
penguasaan bahasa Arab sebenarnya dilakukan membimbing santri secara intensif.
dalam setiap proses pembelajaran. Bahkan
dalam interaksi keseharian juga dengan Implementasi Pendidikan di Ma’had ‘Aly
menggunakan bahasa Arab sehingga lulusan
Pendidikan di Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
Ma’had ‘Aly memiliki kemampuan berbahasa
tidak berbeda dengan pelaksanaan pendidikan
Arab dengan baik dan mampu meneruskan ke
pada perguruan tinggi pada umumnya terutama
jenjang S.2 dalam negeri maupun luar negeri
pendidikan tinggi keagamaan, yaitu tidak
(Timur Tengah). Evaluasi lulusan dilaksanakan
lepas dari Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam
minimal setiap satu tahun sekali pada bulan
UU nomor 12 tahun 2012 pada pasal 1 ayat 9
Desember. Evaluasi ini merupakan rekapitulasi
dijelaskan bahwa Tridharma Perguruan Tinggi
hasil wisuda dalam satu tahun dengan agenda
adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk
memberikan kuisioner yang akan dikirimkan
menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
lewat pos, email atau langsung melalui
dan pengabdian kepada masyarakat.
telephon.
Struktur kurikulum Ma’had ‘Aly Marhalah
Alimiyah terbagi menjadi lima komponen
Sumber Daya Manusia
mata kuliah. Susunan struktur kurikulum
Untuk memperoleh sumber daya manusia sebagaimana terlampir. Adapun lima
dalam pengelolaan Ma’had ‘Aly dilakukan komponen mata kuliah adalah Mata Kuliah
pola rekrutmen dengan menekankan unsur Dasar (Kompetensi Dasar), Mata Kuliah
kapabilitas, profesional, dan kompetensi. Konsentrasi (Kompetensi Utama), Mata Kuliah
Contoh rekrutmen SDM pada dosen dengan Pendukung (Kompetensi Pendukung), Mata
kualifikasi Pertama, kualifikasi ulama, yakni Kuliah Keterampilan, dan Penulisan Skripsi
mereka yang memiliki integritas keulamaan
Beban studi mahasantri yang harus
baik dalam hal perilaku, maupun kualitas
ditempuh atau diselesaikan pada tingkat
keilmuan. Dalam hal ini, ijazah tidak menjadi
Marhalah Alimiyah atau S.1. sama dengan beban
pertimbangan, dan Kedua, kualifikasi
studi yang harus ditempuh pada perguruan
intelektual, yakni mereka yang memiliki

250 EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 250 25/11/2013 6:24:07


MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang

tinggi pada umumnya, yaitu secara keseluruhan kegiatan hampir sama dengan model KKN
berjumlah 144 SKS ditambah dengan KKN dan hanya saja formatnya berbeda.
penyusunan tugas akhir atau risalah. Beban
studi dalam bentuk SKS ini terbagi menjadi 3
jenis mata kuliah, yaitu mata kuliah umum, ANALISIS DATA
mata kuliah wajib, dan mata kuliah tambahan. Yayasan Hasyim Asy’ari Tebuireng di bawah
kepimpinan Ir. KH. Salahuddin Wahid lebih
Pengembangan Penelitian. mengedepankan bagaimana mengembalikan
“kebesaran” pondok pesantren Tebuireng
Pengembangan penelitian dilakukan dan bagaimana pondok pesantren memiliki
antara pihak rektorat, dosen dengan generasi yang memiliki kemampuan dalam
Mahasantri ketika mengadakan Kuliah Kerja penguasaan kitab kuning atau kitab klasik
Nyata (KKN). Penelitian tersebut dengan karya ulama salaf. Namun demikian, sesuai
menggunakan pendekatan PAR (Partsipation dengan perkembangan zaman, maka dalam
Action Research). Pengembangan penelitian manajemen diperlukan langkah-langkah
juga dilakukan oleh Mahasantri pada semester strategis agar semua program yang dirumuskan
akhir, yaitu dalam penyusunan risalah atau bersama pengelola dapat tercapai.
skripsi. Meskipun dalam penyusunan risalah
ini masih terbagi dalam beberapa tema sesuai Model yang dikembangkan oleh Yayasan
dengan jurusan yang diambil mahasantri di dan Pengelola Ma’had ‘Aly adalah menganut
IKAHA. Menurut Nurhanan, bahwa mulai dua sistem tata pamong sebagaimana di perguruan
tahun ke depan mahasantri mulai fokus dalam tinggi, sehingga seluruh perangkat telah diatur
penyusunan risalah, yaitu terkait Fiqh – Ushul dalam berbagai peraturan, baik berkaitan
Fiqh sebagai program yang ditetapkan Ma’had dengan Statuta Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari,
‘Aly Hasyim Asy’ari. peraturan kepegawaian, peraturan disiplin
pegawai, peraturan tata tertib dosen dan
mahasantri dan lain sebagainya. Sistem ini
Pengabdian Masyarakat. telah berjalan sesuai dengan mekanisme yang
Dalam konteks pondok pesantren, ada dan dilakukan konsolidasi internal dengan
menurut Ir. KH. Salahuddin Wahid masih perlu melibatkan seluruh elemen yang terkait.
ditumbuhkan kembali sumbangsih pesantren Keberhasilan Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
dalam pendidikan dan perlu diperjuangkan sebagai lembaga pendidikan tingkat tinggi
bersama dari berbagai pesantren terkait di pondok pesantren tidak lepas dari model
dengan prestasi dan kiprahnya di masyarakat kepemimpinan yang diterapkan, yaitu tetap
melalui berbagai program. Program ini berupa berpegang pada tradisi pondok pesantren
kegiatan pelayanan/pengabdian kepada salafiyah, akan tetapi tetap mengembangkan
masyarakat yang sesuai dengan bidang manajemen modern. Apalagi konsistensi
keilmuwan di Ma’had ‘Aly. Pelayanan ini tidak dalam pengelolaan yang mendasarkan pada
hanya dilakukan oleh dosen, akan tetapi juga statuta, peraturan kepegawaian dan peraturan
dilakukan oleh Mahasantri dengan bimbingan lainnya yang ditetapkan oleh Mudir baik
dari dosen. melalui rapat pimpinan maupun rapat dengan
Salah satu kegiatan pelayanan/ engabdian dosen menjadikan seluruh civitas academica
kepada masyarakat yang melibatkan Ma’had ‘Aly memiliki kebersamaan yang kuat
mahasantri adalah dengan mengadakan dalam membangun Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
bimbingan kepada masyarakat di berbagai ke depan.
tempat yang membutuhkan. Kegiatan ini Model kepemimpinan yang bersifat
melibatkan mahasantri yang sudah senior partisipatif dan demokratis terutama dalam
di desa-desa yang memerlukan. Pelaksanaan pengambilan keputusan mengarahkan

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 251

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 251 25/11/2013 6:24:07


MULYANI MUDIS TARUNA

pada sikap semua aspirasi yang ada bisa rektorat menjadikan kegiatan atau lembaga
mendapatkan apresiasi untuk pelaksanaannya otonom kampus, seperti Resimen Mahasiswa
meskipun harus disesuaikan dengan skala (Menwa), Pramuka, dan aktivitas di Badan
prioritas tahunan dari Ma’had ‘Aly Hasyim Eksekutiv Mahasiswa memperoleh prestasi
Asy’ari. Inilah “kekuatan” kepemimpinan yang tersendiri. Bahkan pada tingkatan Badan
dikelola secara bersama-sama dan memiliki Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat antar
visi dan misi yang sama pula. Perguruan Tinggi se Kabupaten Jombang
berhasil menduduki jabatan bergengsi, yaitu
sebagai Sekretaris Umum BEM se Kabupaten
Kebijakan Akademik
Jombang yang berjumlah 15 Perguruan Tinggi.
Proses untuk menentukan sebuah kebijak-
Kebijakan akademik yang diambil Ma’had
an dalam akademik merupakan proses yang
‘Aly dalam berbagai kegiatan maupun pada
terus berjalan sesuai dengan hasil evaluasi
penentuan kurikulum merupakan kebijakan
yang dilakukan dalam setiap semester dan
otoritas perguruan tinggi yang adaptif dengan
setiap tahun. Seluruh kebijakan akademik
perkembangan dan tuntutan keilmuan.
terutama untuk menentukan kurikulum dan
Menurut Nurhanan Lc. MHI. Bahwa, Ma’had
beban SKS yang diterapkan pada Mahasantri
‘Aly tetap memiliki karakter tersendiri sebagai
juga terus mengalami dinamika seiring
lembaga pendidikan tinggi yang berada di
dengan tuntutan pengembangan keilmuan dan
pondok pesantren salafiyah, akan tetapi
tuntutan profesionalitas dan kompetensi.
interaksi dengan lembaga Perguruan Tinggi
Beberapa kebijakan akdemik yang telah yang ada di Jombang dalam berbagai event
dilakukan antara lain adalah pengembangan masih mampu untuk bersaing.
kurikulum yang mengarah pada kompetensi
Melalui berbagai kebijakan akademik
lulusan, yaitu lebih pada mata kuliah yang
yang dibangun menjadikan Ma’had ‘Aly
mendukung pada visi dan misi Ma’had ‘Aly
sebagai lembaga pendidikan tinggi di pondok
Hasyim Asy’ari dengan program fiqih – ushul
pesantren salafiyah memiliki bargaining
fiqh. Bahkan penyusunan risalah sebagai tugas
position di tengah-tengah perguruan tinggi
akhir mahasantri diarahkan dengan tema-
pada umumnya. Penentuan kebijakan yang
tema yang terkait dengan ilmu-ilmu syariah.
bersifat akademis oleh Rektorat dan pengelola
Beban SKS pada awalnya di atas 190 menghasilkan peningkatan kualitas akademis
SKS, akan tetapi dalam perkembangannya mahasantri tidak hanya pada aspek kognitif
menyesuaikan dengan tuntutan yang ada atau penguasaan keilmuan, akan tetapi juga
di Perguruan Tinggi secara umum, yaitu membangun mahasantri sebagai agen terhadap
antara 144 – 160 SKS. Beban SKS ini sudah perubahan sosial (Social Agent of Change). Lebih
termasuk KKN yang berjumlah 4 SKS dan jauh Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari membangun
KKN ini menggunakan kebijakan rektorat mahasantri menjadi generasi yang diharapkan,
dengan melaksanakan penelitian yang bersifat yaitu cerdas, visible, jujur dan berani.
action research atau PAR (Participation Action
Research). Kebijakan akademik lainnya adalah
penerimaan mahasantri yang pada awalnya
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
hanya 30 orang setiap tahunnya, akan tetapi Model penjaminan mutu pendidikan yang
karena animonya terlalu tinggi, maka mulai dilakukan oleh Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari masih
tahun pelajaran 2010/2011 penerimaan dilakukan secara integral dengan pondok
Mahasantri baru berjumlah 35 orang. pesantren. Lembaga penjaminan mutu yang
berada di bawah kendali Unit penjaminan mutu
Kegiatan ekstra universiter yang
pendidikan (UPMP) Tebuireng merupakan
dilakukan oleh Ma’had ‘Aly dapat berkembang
institusi yang penting dan strategis dalam
dengan baik. Dukungan yang tinggi dari pihak

252 EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 252 25/11/2013 6:24:07


MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang

upaya menjaga dan peningkatan kualitas Implementasi Pendidikan Ma’had ‘Aly


pendidikan. HasyimAsy’ari
Tuntutan penjaminan mutu pendidikan Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari adalah lembaga
yang berpusat pada lembaga penyelenggara pendidikan tinggi keagamaan yang dijamin
pendidikan secara spesifik untuk kegiatan dalam UU RI No. 12 tahun 2012 tentang
akademik sudah mulai ada perkembangan Pendidikan Tinggi pasal 30. Oleh karena itu,
dengan merumuskan standar akademik. implementasi pendidikan yang dikembangkan
Standar akademik ini untuk mengukur kese- tidak berbeda dengan pelaksanaan pendidikan
suaian tingkat mutu kuliah dengan tujuan- pada perguruan tinggi pada umumnya
nya, pembaharuan kurikulum dan evaluasi terutama pendidikan tinggi keagamaan, yaitu
pencapaian tujuan kurikulum. Di samping menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi
itu, standar akademik untuk melihat mutu sebagai landasan utama dalam melaksanakan
pembelajaran dari aspek motivasi dosen, pendidikan.
daya tarik dan relevansi mata kuliah,
Pada tataran aplikatif, implementasi
keefektifan metode pembelajaran, manajemen
pendidikan di Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari dapat
perkuliahan, tanggapan mahasantri, kemam-
dilihat pada ketiga aspek dalam tridharma
puan mata kuliah membantu pengembangan
perguruan tinggi tersebut. Pertama, dalam
pengetahuan mahasantri, pemahaman dan
aspek penyelenggaraan pendidikan dilihat dari
kompetensi yang diperlukan sesuai tingkat
tenaga pengajar sebagian besar merupakan
yang dibutuhkan.
dosen yang mengajar di Perguruan Tinggi,
Pada tataran aplikatif, standar mutu seperti IAIN dan alumni bergelar Master (S.2)
pendidikan yang dilakukan UPMP sebenarnya dan Doktor (S.3) dan dilihat dari aspek mata
mulai mengedepankan kompetensi dan kuliah atau kurikulum merupakan kurikulum
profesionalitas. Oleh karena itu, keterlibatan yang telah didesain sesuai dengan beban yang
dalam penyusunan mata kuliah dan kurikulum diberikan kepada mahasantri dengan sistem
akademik dilakukan oleh pelaksana pendidikan SKS (Sistem Kredit Semester). Jumlah total
pada tingkat Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari dengan SKS yang harus ditempuh mahasantri adalah
mekanisme kerja sebagaimana dilakukan UPMP 144 SKS dalam waktu paling cepat 4 tahun dan
selama ini, yaitu dengan prinsip koordinasi, proses belajar mengajar disampaikan dengan
integrasi, dan sinkronisasi. bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Model penjaminan mutu yang mulai Kedua, Pengembangan aspek penelitian
mengedepankan profesionalitas dan kom- selalu ditekankan terutama untuk tenaga
petensi sudah selayaknya menjadi perhatian pendidik /dosen. Akan tetapi dalam per-
Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari, mengingat kembangannya ternyata Mahasantri
keberadaan Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari sudah tertarik untuk mengadakan penelitian dan
mulai “dilirik” bukan saja oleh alumni dari mengebangkan karya ilmiah dalam bentuk
pondok pesantren Tebuireng, akan tetapi kajian buku maupun kajian kajian kritis
dari berbagai pondok pesantren salafiyah terhadap fenomena social keagamaan. Karya
di jawa dan luar jawa. Melalui penjaminan tersebut berupa tulisan dalam jurnal Tebuireng,
mutu pendidikan yang telah terwadahi dalam Mahamedia, dan telah menjadi buku popular.
lembaga khusus UPMP akan menjadikan
Ketiga, pengabdian masyarakat bagi
Ma’had ‘Aly lebih terkonsentrasi menjaga
pondok pesantren adalah sesuatu yang sangat
kualitas alumni yang mencetak generasi
akrab. Dalam konteks pondok pesantren,
unggul dalam menguasai tradisi ulama as-
menurut Ir. KH. Salahuddin Wahid masih perlu
salaf as-shalihin, baik di bidang ilmiah maupun
ditumbuhkan kembali sumbangsih pesantren
amaliyah serta lahirnya generasi penerus Islam
dalam pendidikan dan perlu diperjuangkan
yang khairu ummah, tafaqquh fi ad-diin.

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 253

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 253 25/11/2013 6:24:07


MULYANI MUDIS TARUNA

bersama dari berbagai pesantren terkait beban studi yang harus ditempuh berjumlah
dengan prestasi dan kiprahnya di masyarakat. 144 SKS ditambah dengan KKN dan penyusunan
tugas akhir atau risalah. Beban studi dalam
bentuk SKS ini terbagi menjadi 3 jenis mata
Kurikulum Pembelajaran dan Suasana
kuliah, yaitu mata kuliah umum 50 SKS, mata
Akademik
kuliah wajib 56 SKS, dan mata kuliah tambahan
Rancangan kurikulum Ma’had ‘Aly Hasyim 38 SKS.
Asy’ari pada prinsipnya telah dirancanng
Suasana pembelajaran sangat kental
sesuai standar pelayanan penjaminan mutu
dengan iklim akademis ini dipengaruhuhi oleh
pembelajaran. Standar tersebut didasarkan
interaksi yang semuanya dengan menggunakan
pada relevansi materi dengan tujuan, cakupan
bahasa Arab. Hal ini ditambah dengan posisi
dan kedalaman materi, serta pengorganisasian
kampus yang mengedepankan pengembangan
yang dapat diterapkan dalam berbagai
keilmuan melalui penempatan perpustakaan
situasi dan kondisi. Penerapan kurikulum
di lantai 1 depan kantor dan ruang kuliah yang
pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk
jauh dari kebisingan. Kondisi interaksi antar
mata kuliah dengan mempertimbangkan aspek
mahasantri maupun dengan dosen dan tenaga
kompetensi lulusan, kompetensi pendukung
kependidikan lainnya merupakan kondisi yang
lulusan, dan kompetensi lainnya sebagai
menciptakan iklim di kampus sebagai iklim
pilihan.
akademis. Apalagi ketika proses bimbingan
Kompetensi lulusan mempertimbangkan terhadap mahasantri dalam penyusunan
bagaimana kurikulum tersebut mampu risalah dilakukan di kampus, maka suasana
menggali serta mengembangkan nilai-nilai akademis akan semakin terdukung.
khasanah keislaman, mampu memecahkan
masalah-masalah keagamaan secara tepat
sesuai dengan perkembangan zaman, dan
Bentuk-bentuk Pengembangan
mampu mengaktualisasikan sikap shaleh
Penelitian
(Akhlaq al-Karimah) dan kepakaran (Ulum Sebagaimana di jelaskan di atas, bahwa
an-Nafi’ah). Kompetensi pendukung lulusan pengembangan penelitian dilakukan dengan
merupakan kompetensi penunjang setelah pendekatan kajian literatur dan kajian lapangan.
mahasantri selesai mampu menerjemahkan Bentuk penelitian yang dikembangkan
dan berkomunikasi dalam bahasa Arab dan masih disesuaikan dengan penelitian yang
Inggris secara baik dan lancar, memiliki dikembangkan di IKAHA, baik dalam rangka
kemampuan komunikasi (Communication skill) penelitian murni maupun penelitian untuk
yang baik, memiliki karakter kepemimpinan menyusun risalah dan pendekatan penelitian
(Leadership), mampu dalam penguasaan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
computer, memiliki kemampuan untuk beker- dan kualitatif. Penelitian untuk penyusunan
jasama (Teamwork), memiliki pola pikir yang risalah disesuaikan dengan program/jurusan
terarah, dan kreatif dan inovatif. Adapun yang diambil mahasantri di IKAHA, sehingga
untuk menambah talenta mahasantri setelah tidak sedikit yang mengambil spesialisasi
lulus sesuai karakteristik yang dimiliki pendidikan dengan bentuk pengembangan
latarbelakang berbeda dan memiliki keahlian penelitian pada aspek pendidikan.
tertentu diberikan kurikulum tambahan sesuai
Bentuk penelitian yang telah dilakukan
dengan pilihan mahasantri.
secara bersama-sama / Tim adalah apda saat
Kurikulum inti, kurikulum penunjang penelitian aksi atau PAR. Dalam penelitian
maupun kurikulum tambahan secara komunal ini Ma’had ‘Aly mencoba untuk menerapkan
dirumuskan untuk masa studi yang harus bentuk pengembangan penelitian PAR yang
ditempuh atau diselesaikan pada tingkat sangat jarang atau tidak pernah dilakukan
Marhalah Alimiyah atau S.1. Secara keseluruhan oleh para dosen maupun mahasantri dalam

254 EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 254 25/11/2013 6:24:07


MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang

menyusun tugas akhir. Namun demikian, formal. Program seperti ini akan menjadi
dalam perkembangannya belum dilakukan daya tarik tersendiri dan menjadi karakter
penelitian dengan menggunakan pendekatan tersendiri bagi lembaga pendidikan tinggi
tersebut. dalam mengimplementasikan Tridharma Per-
guruan Tinggi.
Model atau bentuk pengembangan
penelitian yang telah dilakukan selama ini
sebenarnya memberikan kontribusi maha- Faktor Pendukung dan Penghambat
santri untuk gemar dalam penelitian. Akan dalam Implementasi Pendidikan
tetpai perlu diarahkan pada penelitian
yang bersifat menunjang pada kompetensi
Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan
mahasantri selama memgkuti program di
Ma’had ‘Aly bukan mengacu pada ketika Implementasi Pendidikan di Ma’had
mahasantri menjadi mahasiswa IKAHA. Hal ini ‘Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng telah berjalan
sebenarnya telah ditunjukan oleh mahasantri sebagaimana perguruan tinggi keagamaan
senior seperti A. Mubarok Yasin, dkk yang pada umumnya. Dilihat dari aspek kurikulum
meneliti dan menulis tentang profil, baik profil pembelajaran telah tersusun sesuai dengan
pondok pesantren maupun profil tokoh secara program yang dikembangkan yaitu fiqih -
individu. ushul fiqh dan telah tersusun beban kurikulum
yang harus ditempuh mahasantri dengan
jumlah 144 SKS.
Bentuk-bentuk Pengabdian Masyarakat
dan Kerjasama Pada aspek proses pengajaran dilakukan
dengan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar
Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng
maupun bahasa diskusi dalam kelas dan di
merupakan lembaga pendidikan tingkat tinggi
luar kelas pada mata kuliah selain bahasa
di pondok pesantren dan beridiri pada tahun
Inggris, bahasa Indonesia, dan ilmu falak. Pada
2006. Lembaga ini belum mewisuda mahasanntri
aspek metode pengajaran telah menggunakan
untuk menjadi sarjana S.1 sehingga bentuk-
berbagai metode sesuai dengan kebutuhan,
bentuk pengabdian yang dilakukan belum
yaitu ceramah, diskusi dan penyampaian
nampak. Sumbangsih Ma’had ‘Aly sementara
makalah oleh mahasantri. Kekayaan yang
ini dilakukan secara personal, yaitu sebagai
sangat luar biasa dalam pengajaran di
dosen maupun sebagai mahasantri yang aktif
Ma’had ‘Aly adalah seluruh interaksi dengan
dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan
menggunakan bahasa Arab. Di Ma’had ‘Aly tidak
kompetensinya.
hanya mampu menguasai bahasa Arab dengan
Di antara bentuk pengabdian yang baik secara teoritik, akan tetapi secara praktis
dilakukan oleh dosen maupun mahasantri juga menguasai apalagi tenaga pengajarnya
adalah pada lembaga pendidikan sebagai berasal dari Timur Tengah dan lebih dari 80%
tenaga pengajar, masjid dan mushalla sebagai lulusan Timur Tengah.
tenaga penyuluh keagamaan, dan di rumah
Pengajaran disampaikan oleh dosen-
sebagai konsultan masalah keagamaan (tempat
dosen yang memiliki kompetensi cukup tinggi,
bertanya anggota masyarakat terutama masa-
sehingga mahasantri tidak kesulitan untuk
lah keagamaan).
mendiskusikan berbagai makalah individu
Untuk menyempurnakan pengabdian maupun kelompok. Kompetensi yang dimiliki
masyarakat akan dilakukan masa pengabdian oleh oleh dosesn tidak hanya kompetensi
bagi mahasantri Ma’had ‘Aly selama satu atau dua personal, professional, dan kompetensi
tahun dikirim ke tengah-tengah masyarakat social, akan tetapi para dosen juga memiliki
yang membutuhkan. Pengiriman mahasantri kompetensi pedagogik sebagai kemampuan
ini dilakukan sebelum mendapatkan ijazah dalam mengelola pengajaran.

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 255

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 255 25/11/2013 6:24:08


MULYANI MUDIS TARUNA

Materi kuliah yang diambil atau dirujuk Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan
dari kitab-kitab klasik sangat mendukung para
Faktor penghambat yang paling penting
mahasantri untuk mengkaji lebih mendalam.
adalah belum adanya status yang jelas Status
Bahkan tidak sedikit mata kuliah yang menjadi
Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari dari pemerintah.
tantangan untuk menguasainya, seperti mata
Menurut Nurhanan. Status legal formal
kuliah takhrij Hadits. Menurut Mansyur,
Ma’had ‘Aly menjadikan sebuah kendala yang
bahwa selama belajar di pesantren menerima
sampai sekarang masih harus diperjuangkan.
saja hadits yang dibaca atau disampaikan oleh
Menurutnya, bahwa apabila status Ma’had ‘Aly
Kiai, akan tetapi setelah menerima mata kuliah
masih mengambang dan tidak ada kejelasan
takhrij hadits menjadi ada kelebihan tersendiri
akan berakibat pada beban mahasantri
dan pada saat menerima mata kuliah ilmu falak
yang terlalu berat karena harus mencari
bisa langsung dengan ilmu-ilmu modern.
legalitas formal pada perguruan tinggi lain
Faktor pendukung lainnya adalah dari (IKAHA) dan apabila status telah jelas sebagai
aspek mahasantri rata-rata cukup pandai, lembaga pendidikan keagamaan tingkat tinggi
memiliki latarbelakang pendidikan yang sebagaimana diatur dalam UU RI tentang
hampir sama, yaitu pondok pesantren Pendidikan Tinggi bagian keenam pasal 30,
salafiyah dan sangat kondusif dalam menerima maka mahasantri tidak lagi harus mengikuti
materi mata kuliah. Mahasantri yang hanya kuliah di IKAHA.
berjumlah 30 orang dalam satu angkatan dan
Adanya double kuliah mahasantri, yaitu
hasil seleksi yang sangat ketat menjadikan
di Ma’had ‘Aly dan di IKAHA menjadikan santri
interkasi pembelajaran tidak mengalami
terbebani dua kurikulum dan juga terbebani
kesulitan dan bahkan saling mendukung
biaya kuliah, padahal di Ma’had ‘Aly gratis
dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan
dan dapat beasiswa. Pembebanan pada aspek
kualitas pengembangan organisasi intern dan
kurikulum dan biaya paling tidak menjadikan
ekstern kampus.
Mahasantri harus berfikir keberlangsungan
Keberadaan gedung permanen dan pada kedua perguruan tinggi (Ma’had ‘Aly) dan
beberapa fasilitas pembelajaran yang ditunjang IKAHA dapat berjalan efektif dan efisien serta
dengan perpustakaan yang cukup banyak selesai sesuai dengan target.
untuk kajian kitab kuning merupakan factor
pendukung tersendiri. Fasilitas pembelajaran
ini cukup representatif bagi para mahasantri PENUTUP
yang berada dalam satu asrama dan satu
Simpulan
pondok.
1. Orientasi Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari sebagai
Hal yang paling mendukung bagi para lembaga pendidikan tinggi yang berada
mahasantri dalam menempuh kuliah di Ma’had di lingkungan Pondok pesantren lebih
‘Aly Hasyim Asy’ari adalah adanya beasiswa. menekankan pada kitab-kitab klasik sebagai
Seluruh Mahasantri dibebaskan dari masalaha rujukan utamanya dan mengedepankan
keuangan, baik uang SPP maupun uang orientasi pada lahirnya generasi penerus
kegiatan lainnya. Mahasantri dapat dikatakan Islam yang khairu ummah, tafaqquh fi ad-
di”manjakan” sehingga termotivasi untuk diin.
lebih serius mengikuti kuliah. Bagi mahasantri
2. Model penyelenggaraan pendidikan
tidak ada alasan untuk tidak aktif dalam
Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari dengan sistem
seluruh aktivitas academica, karena seluruh
perpaduan pendidikan pondok pesantren
pembiayaan telah ditanggung oleh Yayasan.
dan perguruan tinggi. Perpaduan ini tidak
hanya pada kurikulum yang membuka
mata kuliah umum akan tetapi juga
dalam manajemen pengelolaan dengan

256 EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 256 25/11/2013 6:24:08


MANAJEMEN PENDIDIKAN MA’HAD ‘ALY DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Kasus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang

menggunakan manajemen modern, yaitu c. mengingat di IKAHA memiliki jurusan


Planning, Organising, Actuiting, Controlling, Tarbiyah dan Syari’ah, maka tidak
staffing dan leading. sedikit mahasantri mengambil jurusan
tarbiyah sehingga konsekuensinya
3. Faktor pendukung dalam implementasi
dalam menyusun risalah mengikuti
Pendidikan di Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari
jurusan di IKAHA yang tidak linier
Tebuireng antara lain ;
dengan jurusan di Ma’had ‘Aly yang
a. Seluruh interaksi di kelas maupun di mengembangkan fiqh-ushul fiqih.
luar kelas menggunakan bahasa Arab
dan tenaga pengajar 80% lebih berasal
dari alumni Timur Tengah. SUMBER BACAAN
b. Pengajaran disampaikan oleh dosen- Abdurrahman Wahid. Menggerakan Tradisi;
dosen yang memiliki kompetensi Esai-esai Pesantren. LKiS. Yogjakarta. 2007.
cukup tinggi, baik kompetensi per-
sonal, professional, maupun kom- Dudung Abdurrahman, dkk. 2004. Membangun
petensi social dan kompetensi peda- Konsep Pendidikan Ma’had ‘Aly dalam
gogik. Istiqro’ Jurnal Penelitian Direktorat Per-
guruan Tinggi Islam Vol. 03 Nomor 01.
c. Materi kuliah dirujuk dari kitab-kitab Jakarta.
klasik
Keputusan Dirjen Pembinaan Kelembagaan
d. Rata-rata mahasantri sebagai input
Agama Islam No. E/179/2001 tentang
cukup pandai, memiliki latarbelakang
Pokok-pokok Pedoman Penyelenggaraan
pendidikan yang hampir sama, yaitu
Ma’had ‘Aly.
pondok pesantren salafiyah dan
sangat kondusif dalam menerima Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 284
materi mata kuliah. tahun 2001 tentang Ma’had ‘Aly
e. Keberadaan gedung permanen dan Majalah Tebuireng;Media Pendidikan dan
beberapa fasilitas pembelajaran. Keagamaan. Edisi 15/Mei-Juni 2011.
f. Adanya beasiswa bagi seluruh Maha- Jombang.2011
santri. Marzuki Wahid, Ma’had ‘Aly: Nestapa
g. Adanya motivasi yang cukup kuat Tradisionalisme dan Tradisi Akademik
dari mahasantri untuk mengikuti per- yang Hilang dalam Istiqro’ Jurnal
kuliahan di Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari. Penelitian Direktorat Perguruan Tinggi
Islam Vol. 04 Nomor 01. Jakarta. 2005.
4. Faktor penghambat dalam implementasi
pendidikan di Ma’had ‘Aly adalah; Mubarok Yasin, dkk., Profil Pesantren Tebuireng.
Pustaka Tebuireng. Jombang, 2011.
a. Status legal formal yang masih
diperjuangkan, sehingga mahasantri UU Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
harus mengikuti kuliah di IKAHA tentang Perguruan Tinggi.
untuk memperoleh ijazah formal.
b. .Karena masih harus mengikuti
kuliah di IKAHA, maka beban SKS dan
mata kuliah yang harus ditempuh
mahasantri terlalu berat. Konsekuensi
dari status menjadi mahasiswa IKAHA
adalah harus mengikuti kuliah di
IKAHA dan harus mengeluarkan biaya.

EDUKASI Volume 11, Nomor 2, Mei-Agustus 2013 257

EDUKASI v11_n2_2013 (A4) isi set4.indd 257 25/11/2013 6:24:08

Anda mungkin juga menyukai