TUGAS AKHIR
Ajeng Prastiwi
14611252
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
ESTIMASI CADANGAN KLAIM INCURRED BUT NOT
REPORTED (IBNR) MENGGUNAKAN METODE CHAIN
LADDER DAN PENDEKATAN OVER-DISPERSED POISSON
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Jurusan Statistika
Ajeng Prastiwi
14611252
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
iv
berbagi cerita dan selalu memberikan semangat dalam pembuatan Tugas Akhir
ini.
8. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini Natasha, Fita, Anti, Ito, Dinda, Kuslan, dan Febrian.
9. Teman-teman KKN unit 133, Ingried, Indah, Ani, Iin, Bagus, Ghalib, Adya,
dan Riza yang telah berbagi suka dan duka di Desa Lubang Indangan.
10. Seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu
penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua
yang membutuhkan. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, aamiin aamiin ya rabbal’alamiin.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Yogyakarta, 27 Maret 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.2. 11 Model Over-Dispersed Poisson (ODP) ............................................. 21
2.2. 12 Prediction Error.................................................................................. 23
BAB III.................................................................................................................. 24
3. 1. Studi Kasus ................................................................................................ 24
3. 2. Metodologi Penelitian ............................................................................... 25
3. 3. Hasil Analisis............................................................................................. 27
3.3. 1 Tahapan Perhitungan Metode Chain Ladder ....................................... 27
3.3. 4. Estimasi Cadangan Klaim Menggunakan Metode Chain Ladder ...... 35
3.3. 5. Estimasi Cadangan Klaim Menggunakan Metode Pendekatan ODP . 38
BAB IV ................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
LAMPIRAN .......................................................................................................... 54
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR NOTASI
xi
xii
ESTIMASI CADANGAN KLAIM INCURRED BUT NOT
REPORTED (IBNR) MENGGUNAKAN METODE CHAIN
LADDER DAN PENDEKATAN OVER-DISPERSED POISSON
Ajeng Prastiwi
Program Studi Statistika Fakultas MIPA
Universitas Islam Indonesia
INTISARI
Cadangan klaim merupakan salah satu permasalahan penting pada asuransi umum, mengingat
perusahaan asuransi dituntut untuk selalu dapat menyediakan cadangan yang cukup untuk menutup
pembayaran klaim di masa yang akan datang. Menurut Taylor, McGuire, dan Greenfield, metode
statistik yang paling populer dalam memprediksi cadangan klaim adalah metode Chain Ladder yang
digunakan dalam run-off triangle. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai cadangan klaim
menggunakan model stokastik. Model stokastik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan Over-Dispersed Poisson (ODP). Dengan menerapkan model stokastik, dapat diperoleh
kesalahan prediksi pada estimator dan interval selang kepercayaan dari cadangan klaim. Penelitian
ini menjelaskan bagaimana mengestimasi cadangan klaim menggunakan metode Chain Ladder dan
membandingkan hasilnya dengan menggunakan pendekatan Over-Dispersed Poisson. Studi kasus
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klaim IBNR (Incurred But Not Reported) pada
periode 2005-2014 pada perusahaan asuransi di Amerika Serikat yang diperoleh dari National
Association of Insurance Commissioners (NAIC). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kedua
metode memperoleh nilai cadangan klaim yang sama. Kelebihan dari pendekatan Over-Dispersed
Poisson adalah memberikan ukuran kesalahan prediksi. Estimasi menggunakan pendekatan ODP
memberikan interval selang kepercayaan antara USD 2,423,542 dan USD 2,424,364 dengan
kesalahan prediksi sebesar USD 76,561 atau 3.16%. Perusahaan asuransi dapat menyiapkan
cadangan klaim lebih kecil dengan menggunakan batas bawah dari confidence interval dari
pendekatan Over-Dispersed Poisson.
Kata Kunci : Cadangan Klaim, Chain Ladder, Generalized Linear Model, Over-Dispersed Poisson
xiii
ESTIMATION OF CLAIMS RESERVE INCURRED BUT NOT
REPORTED (IBNR) USING CHAIN LADDER METHOD AND
OVER-DISPERSED POISSON APPROACH
Ajeng Prastiwi
Department of Statistics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Islamic University of Indonesia
ABSTRACT
Claim reserve is one of the most important issues in general insurance, considering that insurance
companies are required to always be able to provide enough claim reserve to cover claims payment
in the future. According to Taylor, McGuire, and Greenfield, the most popular statistical method in
the claim reserve literature is Chain Ladder method which can be used in cumulative run-off triangle
frameworks. This study aims to get the value of claim reserve by using stochastic model. The
stochastic model discussed in this research is a Over-Dispersed Poisson approach. By applying a
stochastic model, it is possible to determine the prediction error of the estimator and the confidence
interval of the outstanding claims liability. In this research describe how to estimate the claim reserve
using Chain Ladder Method and compare the results with using Over-Dispersed Poisson approach.
Case study used in this research is claim data of IBNR (Incurred But not Reported) on period 2005-
2014 for insurance company in United States which taken from National Association of Insurance
Commissioners (NAIC). The results shows that both of the method give the same reserve. In
addition, the prediction error of Over-Dispersed Poisson approach is measurable. The estimation
using ODP show the result of confidence interval between USD 2,423,542 and USD 2,424,364 with
prediction error of USD 76,561 or 3.16%. The insurance company can provide a smaller claim
reserve by using the lower limit of the confidence interval of the Over-Dispersed Poisson approach.
Keywords: Claim Reserve, Chain Ladder, Generalized Linear Model, Over-Dispersed Poisson
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Perkembangan industri asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik perasuransian Indonesia pada
tahun 2015 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang menunjukkan bahwa
jumlah premi bruto industri asuransi pada tahun 2015 mencapai Rp295.56 triliun,
mengalami peningkatan sebesar 19.5% dari tahun sebelumnya yaitu Rp247.29
triliun. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata premi bruto adalah sekitar
18.6%. Apabila jumlah premi bruto tersebut dibandingkan dengan jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2015, yaitu sebesar 255 juta jiwa, akan diperoleh
densitas asuransi sebesar Rp1,159,070.28. Hal ini memiliki pengertian bahwa
secara rata-rata setiap penduduk Indonesia mengeluarkan dana sebesar
Rp.1,159,070.28 untuk membayar premi asuransi. Kondisi di Negara maju seperti
Amerika Serikat, perusahaan asuransi merupakan bagian penting dari sektor jasa
keuangan, industri asuransi berkontribusi hampir 40% PDB dari lembaga keuangan.
Industri asuransi di Amerika Serikat merupakan yang terbesar di dunia dalam hal
pendapatan. Sejak 2011, pendapatan tahunan industri, yang dikenal sebagai premi
asuransi melampaui angka USD 1.2 triliun (Millard, 2015).
Asuransi adalah sebuah janji dari perusahaan asuransi (penanggung) kepada
nasabahnya (tertanggung) bahwa apabila nasabah mengalami risiko dalam
hidupnya, maka perusahaan asuransi tersebut akan memberikan suatu santunan
dengan jumlah tertentu kepada nasabahnya. Kontrak antara perusahaan asuransi
dan nasabah tersebut dinamakan polis asuransi, sedangkan besarnya manfaat risiko
bisa tergantung pada peluang terjadinya risiko dan suku bunga yang ditetapkan oleh
pihak perusahaan asuransi atau penanggung. Dengan membayarkan sejumlah uang
yang disebut premi, risiko kerugian yang mungkin dapat timbul dari nasabah pada
waktu mendatang telah ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan
1
2
polis yang berlaku. Perusahaan wajib menyiapkan dana siap pakai secara tepat
untuk memenuhi kewajiban kepada tertanggung atau pemegang polis asuransi yang
disebut cadangan teknis. Cadangan teknis terdapat dua jenis yaitu cadangan premi
dan cadangan klaim. Cadangan premi adalah sejumlah uang yang dihimpun oleh
perusahan asuransi yang diperoleh dari selisih nilai santunan dan nilai tunai
pembayaran pada suatu waktu pertanggungan sebagai persiapan pembayaran klaim
(Black & Skipper, 1993). Sedangkan, cadangan klaim adalah sejumlah uang yang
perusahaan asuransi siapkan untuk memenuhi pembayaran di masa mendatang
terkait dengan klaim yang sudah terjadi namun belum dibayarkan atau diselesaikan
pada saat tanggal tertentu (Maher, 1992). Penyelesaian pembayaran klaim biasanya
dilakukan oleh perusahaan asuransi setelah dilaporkan. Namun pada beberapa jenis
asuransi, penyelesaian pembayaran klaim memerlukan waktu yang lama atau
ditunda pembayarannya selama beberapa periode tertentu.
Hubungan antara waktu kejadian dengan penundaan terkait klaim ini disebut
outstanding claims. Penaksiran outstanding claims sangat penting bagi perusahaan
asuransi, mengingat perusahaan asuransi dituntut untuk selalu dapat menyediakan
cadangan yang cukup untuk menutup pembayaran klaim di masa yang akan datang.
Jika perkiraan outstanding claims terlalu tinggi dari nilai sebenarnya, maka
perusahaan asuransi tidak bisa menggunakan dana yang tersisa untuk keperluan
lain, sedangkan ketika perkiraan outstanding claims terlalu rendah dari nilai
sebenarnya, maka perusahaan asuransi tidak bisa memenuhi kewajibannya untuk
membayar tuntutan klaim yang diajukan oleh pihak tertanggung. Ada dua jenis
outstanding claims, yaitu Incurred but Not Reported (IBNR) yaitu peristiwa yang
telah terjadi tetapi belum dilaporkan ke perusahaan asuransi dan Reported but Not
Settled (RBNS) yaitu peristiwa yang telah dilaporkan namun pembayarannya belum
terselesaikan (Hossack, Pollar, & Zenwirth, 1999).
Ada fakta menarik yang timbul dari data observasi outstanding claims. Jika
data ini disusun berdasarkan waktu kejadian sebagai kolom serta waktu penundaan
sebagai baris, maka diperoleh bentuk matriks segitiga atas yang berisi informasi
dari data yang terobservasi. Matriks yang biasa disebut dengan run off triangle ini
dapat berisi informasi number of claims maupun incremental claim amounts, serta
3
jumlahan kumulatifnya. Dari bentuk matriks ini, muncul istilah teknik Chain-
Ladder untuk mengestimasi nilai yang tidak diketahui pada run-off triangle
tersebut.
Ada beberapa metode statistika yang dapat digunakan untuk menaksir
outstanding claims liability. Secara umum metode tersebut terbagi ke dalam dua
bagian besar yaitu yang sifatnya deterministik dan stokastik. Metode Chain-Ladder
merupakan metode deterministik yang paling populer untuk menaksir outstanding
claims karena kesederhanaannya dan bersifat bebas sebaran (Mack, 1993). Tujuan
dari metode Chain Ladder adalah memprediksi future triangle dengan
menggunakan development factor dan besar cumulative claims yang terletak pada
diagonal utama run-off triangle. Development factor adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perkembangan besar klaim.
Meskipun tidak diketahui dengan baik kekurangan yang muncul dari teknik
Chain Ladder, metode ini menempati posisi yang unggul dengan banyaknya
praktisi yang telah menggunakan teknik ini sebagai alat untuk mengestimasi
cadangan klaim. Alasan utamanya adalah karena kesederhanaannya dan bersifat
bebas distribusi. Metode ini sering digunakan sebagai gold standar (benchmark)
karena penggunaannya yang umum dan mudah untuk diterapkan (Taylor, McGuire,
& Greenfield, 2003). Salah satu penelitian mengenai Chain Ladder oleh Ikhwan
Abiyyu dengan judul “Proyeksi Cadangan Klaim dengan Metode Munich Chain-
Ladder”, penelitian tersebut menjelaskan cara estimasi cadangan klaim
menggunakan metode Munich Chain-Ladder dan membandingkan hasilnya dengan
menggunakan metode Chain Ladder, serta memberikan contoh data dimana metode
Munich Chain-Ladder tidak menghasilkan proyeksi yang baik (Abiyyu, 2015).
Namun, metode Chain-Ladder yang dikategorikan metode deterministik tidak
dapat memodelkan variasi dari klaim tersebut, sehingga perusahaan asuransi tidak
dapat menarik informasi penting lainnya. Satu hal substansional untuk literatur ini
yaitu dengan mempertimbangkan perkembangan dari teknik mencadangan klaim
stokastik, yang secara jelas lebih bermanfaat dari pada teknik deterministik, dalam
hal ini adanya variasi sangat berguna karena perusahaan dapat mengetahui
4
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi dalam Tugas Akhir antara lain adalah:
1. Bagaimana penerapan metode Generalized Linear Model (GLM) dengan
pendekatan Over-Dispersed Poisson (ODP) dalam memprediksi cadangan
klaim?
2. Bagaimana hasil perbandingan Chain Ladder dan pendekatan Over-Dispersed
Poisson dalam memprediksi cadangan klaim?
1. 3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:
1. Data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini yaitu berupa data sekunder yang
didapatkan dari laporan tahunan National Association of Insurance
Commissioners (NAIC) yang berjudul “Statistical Compilation of Annual
Statement Information for Property/Casualty Insurance Companies”. Data
tersebut merupakan data klaim berbentuk run-off triangle incremental.
2. Data yang diolah yaitu data Workers Compensation dari perusahaan asuransi
di Amerika Serikat periode tahun 2005 sampai 2014.
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chain Ladder dan
pendekatan Over-Dispersed Poisson.
4. Jenis outstanding claims yang digunakan yaitu Incurred but Not Reported
(IBNR), keadaan dimana peristiwa yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan
ke perusahaan asuransi.
5. Data diolah menggunakan bantuan software R 3.3.3 dengan package
ChainLadder.
adalah Generalized Linear Model (GLM) yang hasilnya akan dibandingkan dengan
Chain Ladder.
1. 5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah:
1. Mengetahui tahapan estimasi cadangan klaim dengan teknik Chain-Ladder.
2. Mengenalkan teknik yang digunakan untuk memodelkan outstanding claims
yang bersifat stokastik yaitu Generalized Linear Model.
3. Memprediksi cadangan klaim yang diperlukan perusahaan asuransi dengan
Generalized Linear Model pada pendekatan Over Dispersed Poisson
1. 6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari Tugas Akhir ini adalah:
1. Menambah wawasan mengenai aplikasi statistika dalam perhitungan cadangan
klaim baik menggunakan metode deterministik maupun stokastik.
2. Memberikan metode alternatif bagi perusahaan-perusahaan asuransi sebagai
rujukan dalam estimasi perhitungan cadangan klaim.
3. Perusahaan asuransi dapat mengambil kebijakan-kebijakan dengan lebih tepat
dan akurat terkait dengan urusan financial perusahaan berdasarkan hasil
cadangan klaim yang diperoleh menggunakan pendekatan Over-Dispersed
Poisson.
BAB II
KAJIAN TEORI
2. 1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang metode Generalized Linear Model (GLM) sudah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh England
dan Verral (2002) yang berjudul “Stochastic Claims Reserving in General
Insurance”. Penelitian ini memperhitungkan berbagai model cadangan klaim
stokastik yang digunakan dalam asuransi umum. Penelitian ini membahas berbagai
macam metode cadangan klaim seperti Chain Ladder, Bornhuetter-Forguson,
Generalized Linear Model (GLM), Generalized Additive Model, dan beberapa
metode lainnya. Keunggulan metode Generalized Linear Model (GLM) dalam
mengestimasi cadangan klaim adalah hasil estimasi tidak hanya dalam bentuk
expected values, namun juga dapat memodelkan variansi dari klaim tersebut. Hal
ini menjadi keunggulan tersendiri karena estimasi cadangan yang dihasilkan dapat
diberikan juga dalam bentuk interval dengan tingkat keyakinan tertentu, sehingga
seorang aktuaris dapat lebih fleksibel dengan jumlah cadangan klaim yang akan
disisihkan nantinya.
Mustika Rizky Amalia (2014) dengan judul “Metode Bootstrap dalam
Cadangan Klaim IBNR (Incurred But Not Reported)“. Metode yang digunakan
adalah Generalized Linear Model (GLM) dan mengaplikasikan metode Bootstrap
dalam model Over-Dispersed Poisson yang merupakan bagian dari GLM.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa hasil prediksi yang diberikan oleh
model Bootstrap memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan model Over-
Dispersed Poison tanpa mengurangi kebaikan dari model tersebut.
Penelitian yang berjudul “Prediksi Cadangan Klaim Asuransi dengan Metode
Bornhuetter-Ferguson” oleh Muhammad Iqbal Hibatullah (2016). Metode yang
digunakan adalah metode Chain Ladder dan Bornhuetter-Ferguson. Hasil yang
7
8
diprediksi oleh data individual saja. Rangkuman penelitian terdahulu tersebut dapat
disajikan dalam Tabel 2.1
Tabel 2. 1 Rangkuman penelitian terdahulu
Judul
No Nama/ Tahun Metode Hasil Penelitian
Penelitian
Keunggulan metode
Generalized Linear
Model (GLM) dalam
mengestimasi
Stochastic
cadangan klaim
Generalized Claims
England dan adalah hasil estimasi
1 Linear Model Reserving in
Verral (2002) tidak hanya dalam
(GLM) General
bentuk expected
Insurance
values, namun juga
dapat memodelkan
variansi dari klaim
tersebut
Hasil prediksi yang
diberikan oleh
Generalized model Bootstrap
Metode
Linear Model memberikan hasil
Bootstrap
(GLM) dan yang lebih baik
dalam
Mustika Rizky Bootstrap dibandingkan model
2 Cadangan
Amalia (2014) dalam model Over-Dispersed
Klaim IBNR
Over- Poison tanpa
(Incurred But
Dispersed mengurangi
Not Reported)
Poisson kebaikan dari model
tersebut.
Judul
No Nama/ Tahun Metode Hasil Penelitian
Penelitian
dan dibandingkan
Hierarchical dengan Over-
Generalized Dispersed Poisson
Linear Model (GLM) karena
menghasilkan
kesalahan prediksi
lebih kecil.
Perbandingan
Estimasi
Cadangan
Klaim
Menggunakan Estimasi dengan
Metode Chain metode GLMs
Chain Ladder Ladder dan menunjukkan hasil
Rizky dan Generalized yang kurang baik
5 Muharam Generalized Linear Models yaitu menghasilkan
(2017) Linear Model (GLMs) prediction error
(GLM) dengan total cadangan klaim
Pendekatan sebesar 142114,888
Over- atau 7,23%.
Dispersed
Poisson Pada
Asuransi
Umum
Teori
Kredibilitas
dalam Teori kredibilitas
Teori
Memprediksi dalam metode Chain
Silmi Karmila Krediabilitas
6 Cadangan Ladder cukup baik
(2017) dalam metode
Klaim dalam memprediksi
Chain Ladder
Menggunakan cadangan klaim
Metode Chain
Ladder
Berdasarkan Tabel 2.1, peneliti telah mengkaji metode yang digunakan dalam
penelitian-penelitian terdahulu, salah satunya yakni metode Generalized Linear
Model (GLM) dengan pendekatan Over-Dispersed Poisson. Penelitian yang
dilakukan dalam tugas akhir ini, berbeda dari penelitian sebelumnya pada studi
kasus, yaitu peneliti menerapkannya pada data klaim perusahaan asuransi jenis
kompensasi karyawan. Kemudian sebuah program untuk mempermudah dalam
11
perhitungan estimasi dibuat dengan bantuan software R 3.3.3 dan dibantu dengan
package ChainLadder. Metode Chain Ladder sendiri dikenalkan oleh Mack pada
tahun 1993 (Mack, 1993). Pada tugas akhir ini, package Chain Ladder berfungsi
untuk membentuk data run-off triangle dan juga estimasi parameter. Sedangkan,
perhitungan estimasi klaim cadangan dibuat fungsi tersendiri.
2. 2 Landasan Teori
2.2. 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 tentang
usaha Perasuransian Bab 1 pasal 1 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seorang yang dipertanggungkan.
Selain pengertian menurut Undang-Undang, ada beberapa pengertian yang
dikemukakan menurut para ahli sebagai berikut ini:
Menurut Mehr dan Cammack (2011) asuransi merupakan suatu alat untuk
mengurangi risiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam
jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.
Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang
bergabung.
Menurut Green dalam Danarti (2011) asuransi adalah suatu lembaga
ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengombinasikan dalam
suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian
tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.
Sedangkan menurut William dan Heins dalam Danarti (2011) mendefinisikan
asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu :
1. Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan
oleh seorang penanggung.
12
2. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat diambil satu pengertian
yang mencakup semua sudut pandang diatas yaitu, asuransi merupakan alat untuk
mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian dengan cara menggabungkan
sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah
yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila
kerugian yang diramalkan terjadi, akan dibagi secara proporsional oleh semua pihak
dalam gabungan tersebut.
Paid Losses
Reported Losses
Outstanding Loses
Incurred Losses
Reserve For Case
Reserve
Development
Unreported
Losses
Unreported
Claims Reserve
(Tiller, 1988)
Gambar 2. 1 Definisi Klaim
Untuk dapat mengajukan klaim, diperlukan perjanjian polis, dimana polis
adalah suatu kontrak yang dibuat oleh perusahaan asuransi dengan pemegang polis
yang berisi perjanjian membayar cicilan dengan jumlah tertentu selama periode
tertentu. Cicilan yang harus dibayar oleh pemegang polis kepada perusahaan
asuransi disebut premi (Bowers & Hickman, 1998).
Dari gambaran tersebut, terdapat paling sedikit dua sumber ketidakpastian besar
pembayaran klaim. Pertama, untuk klaim yang sudah dilaporkan, prediksi besar
pembayaran klaim dapat berubah seiring waktu. Kedua, terdapat kemungkinan
adanya pembayaran klaim tahun-tahun sebelumnya yang sudah terjadi tetapi belum
dilaporkan ke perusahaan asuransi.
bisnis di mana penundaan antara terjadinya klaim dan waktu penyelesainnya lama,
mungkin bisa lebih dari satu tahun (Mutaqin, 2009). Data run-off triangle memuat
gambaran klaim keseluruhan (aggregate) dan merupakan ringkasan dari suatu data
set klaim-klaim individu (Antonio, Beirlant, Hoedemakers, & Verlaak, 2006). Data
yang ada pada run-off triangle biasanya merupakan salah satu dari dua
kemungkinan berikut, yaitu claims amount (besarnya klaim) atau number of claims
(banyaknya claim), di mana keduanya tersaji dalam bentuk kumulatif atau
inkremental.
Misalnya 𝐶𝑖,𝑗 menyatakan peubah acak besarnya klaim dalam bentuk
inkremental untuk klaim-klaim yang terjadi pada tahun i dan pembayarannya
ditunda j tahun, dengan 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛 (𝑛 merupakan periode waktu penundaan), dan
1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 (𝑖 merupakan periode waktu kejadian). Misalkan pula menyatakan
perubah acak besarnya klaim dalam bentuk kumulatif yang diperoleh dari besarnya
klaim kerugian dalam bentuk inkremental.
Tabel 2. 2 Run-off Triangle Incremental
Berdasarkan Tabel 2.2, 𝐶1,2 adalah peubah acak yang menyatakan besar klaim yang
terjadi pada tahun pertama dan dibayarkan pada periode penundaan ke-2 yaitu satu
tahun setelah klaim terjadi. Run-off triangle data dalam bentuk cumulative, dapat
dibentuk berdasarkan incremental melalui hubungan berikut:
𝑗
𝐷𝑖,𝑗 = ∑𝑘=1 𝐶𝑖,𝑘 ; untuk 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛, 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛 (2. 1)
17
Dimana 𝐷𝑖,𝑗 adalah besar klaim kumulatif untuk klaim terjadi pada periode
kejadian 𝑖 dan dibayarkan sampai dengan periode penundaan kejadian 𝑗 (Friedland,
2010).
Jika terdapat suatu fungsi tunggal dari 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 disebut 𝑢(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 ),
yang memaksimumkan fungsi likelihood 𝐿(𝜃 ), maka 𝑢(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 ) = 𝜃̂ disebut
estimasi maksimum likelihood untuk 𝜃 (Herrhyanto & Gantini, 2009).
Dimana 𝑅̂𝑖 adalah penaksir tak bias untuk 𝑅𝑖 . Selanjutnya, estimasi total
cadangan klaim dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut.
𝑅̂ = ∑𝑛𝑖=2 𝑅̂𝑖 (2.7)
(England & Verrall, 2002)
Model Chain Ladder terbagi menjadi dua bagian yakni Chain Ladder
Rekursif dan juga Non-Rekursif (England & Verrall, 2002). Dalam Tugas Akhir
ini, model Chain Ladder Non-Rekursif digunakan sebagai acuan dalam analisis
19
Distribusi Nilai p
Normal 0
Over-dispersed Poisson 1
Gamma 2
Inverse Gaussian 3
Secara umum, distribusi Tweedie memiliki fungsi kepadatan peluang sebagai
berikut:
𝜇1−𝑝 𝜇2−𝑝
𝑓 (𝑥 ) = 𝑐 (𝑥, 𝜃 )𝑒𝑥𝑝 {𝑥 + } (2.8)
1−𝑝 2−𝑝
𝑐+𝛼𝑖+𝛽𝑗
𝐶𝑖,𝑗 (𝑐+𝛼𝑖 +𝛽𝑗 )−𝑒
𝑙𝑛𝐿(𝐶𝑖,𝑗 ) = ∑𝑛𝑖=1 ∑𝑛−𝑖+1
𝑗=1 { + ln(𝐶𝑖,𝑗 !)} (2.14)
𝜙
𝑐+𝛼𝑖+𝛽𝑗
𝜕𝑙𝑛𝐿(𝐶𝑖,𝑗 ) 𝐶𝑖,𝑗 −𝑒
= ∑𝑛−𝑖+1
𝑗=1 ( )=0 (2.16)
𝜕 𝛼𝑖 𝜙
𝑐+𝛼𝑖+𝛽𝑗
𝜕𝑙𝑛𝐿(𝐶𝑖,𝑗 ) 𝐶𝑖,𝑗 −𝑒
= ∑𝑛𝑖=1 ( )=0 (2.17)
𝜕 𝛽𝑗 𝜙
𝐶𝑖,𝑗
𝛼̂𝑖 = 𝑙𝑛 [ ∑𝑛−𝑖+1
𝑗=1 ( 𝑐+𝛽𝑗 )] untuk 2≤𝑖≤𝑛 (2.19)
𝑒
𝐶𝑖,𝑗
𝛽̂𝑗 = 𝑙𝑛 [∑𝑛𝑖=1 ( )] untuk 2≤𝑗≤𝑛 (2.20)
𝑒 𝑐+𝛼𝑖
dimana 𝑛 adalah jumlah data dan 𝑝 adalah jumlah parameter. Salah satu keunggulan
metode stokastik pada estimasi cadangan klaim adalah dapat memberikan batas atas
dan bawah dari estimasi atau yang disebut dengan confidence interval. Rumus dari
confidence interval total cadangan klaim dengan tingkat signifikansi 5% adalah
sebagai berikut.
𝑅 ̂
𝐶𝐼 = 𝑅̂ ± 𝛼5% × √𝑛
(2.24)
(England & Verrall, 2002)
3. 1. Studi Kasus
Incurred but not reported (IBNR) adalah jenis klaim pada asuransi non-jiwa
yang sudah terjadi namun belum dilaporkan kepada perusahaan asuransi, hal ini
dapat disebabkan karena waktu yang dibutuhkan dalam menjalankan prosedur-
prosedur dalam melengkapi berkas pengajuan klaim seperti prosedur hukum dan
beberapa prosedur administratif lainnya. Penting menghitung cadangan klaim
IBNR disebabkan perbedaan jumlah pemasukan premi setiap tahun kejadian
dengan jumlah klaim yang masuk ke perusahaan asuransi. Data klaim IBNR
merupakan salah satu data yang sulit diperoleh secara umum (Amalia, 2014). Oleh
sebab itu, studi kasus pada penelitian ini adalah menggunakan data sekunder.
Data yang digunakan merupakan besar klaim polis asuransi dari perusahaan
asuransi umum di Amerika Serikat yang diterbitkan oleh National Association of
Insurance Commissioners (NAIC) dengan judul “Statistical Compilation of Annual
Statement Information for Property/Casualty Insurance Companies in 2014”.
Dalam laporan tersebut terdapat data Workers Compensation, yaitu bentuk asuransi
yang memberikan penggantian upah dan tunjangan kesehatan kepada karyawan
yang cedera dalam proses pekerjaan atau hak karyawan untuk menuntut perusahaan
tempat mereka bekerja karena kelalaian.
Data yang akan digunakan adalah data Workers Compensation pada tahun
2005 sampai 2014. Data tersebut berisi besar klaim yang telah dibayarkan oleh
perusahaan asuransi dari tahun 2005 sampai 2014. Data pada Lampiran 1 disajikan
dalam bentuk run-off triangle yang berupa cumulative claims. Banyaknya baris atau
tahun kejadian i dan kolom atau tahun penundaan adalah 1 sampai 10, dimana tahun
2005 dinyatakan sebagai tahun kejadian ke-1 dan 2014 dinyatakan sebagai tahun
kejadian ke-10. Variabel yang digunakan seperti pada Tabel 3.1.
24
25
3. 2. Metodologi Penelitian
Karakteristik data akan ditampilkan terlebih dahulu untuk melihat keadaan
data yang digunakan dalam bentuk plot. Sebelum memulai perhitungan, bentuk data
dalam run-off triangle. Kemudian penerapan metode Chain Ladder dan
Generalized Linear Model (GLM) dan dilanjutkan dengan mencari prediction error
serta confidence interval pada model GLM. Tahapan penilitian dapat digambarkan
secara umum dalam bentuk diagram alir pada Gambar 3.1.
26
Mulai
Mendeskripsikan karakteristik
data klaim asuransi
Menarik kesimpulan
Selesai
3. 3. Hasil Analisis
3.3. 1 Tahapan Perhitungan Metode Chain Ladder
Input:
data.inc : Data klaim inkremental berbentuk run-off triangle
data : Data klaim kumulatif berbentuk run-off triangle
data.ksg : Data klaim kumulatif berbentuk run-off triangle dengan bagian
bawah bernilai 0
Output: Total estimasi cadangan klaim
Metode:
Langkah 1 : Menampilkan plot pada data inkremental dan kumulatif
Langkah 2: Menghitung parameter faktor penundaan untuk setiap sel sampai
periode penundaan pada run-off triangle.
Langkah 3 : Menghitung estimasi klaim yang akan datang pada periode kejadian
ke-i untuk 2 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 menggunakan parameter faktor penundaan
Langkah 4: Menghitung estimasi total cadangan klaim dengan menjumlahkan
seluruh estimasi total klaim pada setiap tahun kejadian.
Tahapan perhitungan dan komputasi (menggunakan software R) algoritma
Chain Ladder pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Perhitungan Chain Ladder Menggunakan Program R
Selesai jumlah(CL)
sum(jumlah(CL))
29
beta=c(-1.00226,-1.56822,-
2.05141,-2.4279,-2.71177,-
2.9834,-3.20382,
-3.40419,-3.53463)
trg=function(x,alpha,beta)
Mencari nilai run-off {
triangle bagian bawah n=ncol(data.ksg)
for (i in n:2)
{
for (j in 2:n)
{
if(x[j,i]==0)
{x[j,i]=exp(13.8072+alpha[j-
1]+beta[i-1])} else
{x[j,i]=x[j,i]}
}
}
x
}
hasil=trg(data.ksg,alpha, beta)
hasil
#total cadangan klaim GLM
jumlah=function(matriks)
{
n=ncol(matriks)
Menjumlahkan seluruh estimasi hasil.jumlah=NULL
total klaim pada setiap tahun for (i in 2:n)
kejadian {
hasil.jumlah[i-
1]=sum(matriks[i,-(1:(n-i+1))])
}
hasil.jumlah
}
jumlah(hasil)
sum(jumlah(hasil))
31
Selesai
Pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 menunjukkan bahwa jumlah tahun penundaan
adalah selama sepuluh tahun. Artinya, klaim-klaim yang terjadi pada tahun 2005
tidak hanya diselesaikan pada tahun kejadian. Akan tetapi, sebagian klaim
diselesaikan pada tahun kedua hingga tahun ke sepuluh. Besar klaim USD 326,088
yang berwarna kuning dapat diinterpretasikan sebagai total klaim yang terjadi pada
tahun 2007 dan penyelesaiannya memerlukan waktu 1 tahun (tahun 2008). Jika
diperhatikan, informasi pada data klaim tersebut terbatas hanya sampai pada tahun
2014 yang merupakan periode terakhir dalam 10 periode. Selanjutnya, data
incremental claims yang terdapat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 dapat dikoversikan
menjadi bentuk cumulative claims, dengan persamaan (2.1). Hasil konversi
icremental claims dari Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 menjadi bentuk cumulative claim
disajikan pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.
33
Tahun Penundaan
Tahun
6 7 8 9 10
Kejadian
2005 1844607 1892015 1933258 1966708 1995636
2006 1815164 1863522 1901993 1933911
2007 1740953 1790574 1828815
2008 1601007 1646311
2009 1473455
2010
2011
2012
2013
2014
Selanjutnya akan disajikan visualisasi dari besar klaim-klaim yang telah dibayarkan
tersebut dalam bentuk incremental dan cumulative menggunakan program R seperti
pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
34
𝜆̂1 merupakan faktor penundaan untuk klaim-klaim yang terjadi pada tahun ke-
1 dan dibayarkan pada tahun penundaan ke-2 dengan nilai faktor penundaan
sebesar 1.367. Sedangkan 𝜆̂2 merupakan faktor penundaan untuk klaim-klaim
yang terjadi pada tahun ke-2 dan dibayarkan pada tahun penundaan ke-3
dengan faktor penundaan sebesar 1.152. Perhitungan lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 2. Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh Tabel 3.8 untuk
faktor penundaan sebagai berikut.
Tabel 3. 8 Hasil perhitungan faktor tahun penundaan.
̂𝑖,𝑗 )
2. Estimasi Cadangan Klaim Kumulatif (𝐷
Setelah faktor penundaan diperoleh, hasil tersebut digunakan untuk menaksir
total klaim pada run-off triangle kumulatif bagian bawah sampai periode
penundaan ke-j. Perhitungan estimasi tersebut menggunakan persamaan (2.5)
dengan perhitungan sebagai berikut.
̂2014,2 = 804,817 × 1.367 = 1,100,224
𝐷
̂2013,3 = 1,113,800 × 1.152 = 1,283,607
𝐷
̂2014,3 = 1,100,224 × 1.152 = 1,267,961
𝐷
37
dibandingkan nilai mean, dengan nilai variansi sebesar 1.29335E+11 dan nilai
mean sebesar 1413907. Berikut ini merupakan tahapan metode GLM:
1. Estimasi Parameter Pada Model Over-Dispersed Poisson
Langkah pertama dari metode GLM adalah mengestimasi parameter-paramer
variabel independen yaitu, varibel tahun kejadian dan tahun penundaan. Dengan
menggunakan program R 3.3.3. diperoleh hasil estimasi parameter pada Tabel
3.12.
Tabel 3. 12 Hasil estimasi parameter
iv. Keputusan
Tabel 3. 13 Hasil keputusan parameter tahun kejadian
v. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05), diperoleh hasil
bahwa ada pengaruh variabel tahun kejadian ke 2007 sampai 2014
terhadap estimasi cadangan klaim. Sedangkan variabel tahun kejadian ke
2006 tidak berpengaruh terhadap estimasi cadangan klaim.
Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis parameter tahun penundaan sebagai
berikut:
41
i. Hipotesis
H0 : 𝛼𝑖 = 0 ( Tidak ada pengaruh variabel tahun penundaan ke-j terhadap
estimasi cadangan klaim )
H1 : 𝛼𝑖 ≠ 0 ( Ada pengaruh variabel tahun penundaan ke-j terhadap
estimasi cadangan klaim)
ii. Tingkat signifikansi : α = 5%
iii. Daerah kritis
H0 ditolak jika p-value < α atau 𝑇hitung > 𝑇𝛼
2
iv. Keputusan
Tabel 3. 14 Hasil keputusan parameter tahun penundaan
v. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05), diperoleh hasil
bahwa ada pengaruh variabel tahun penundaan ke seluruh periode tahun
penundaan terhadap estimasi cadangan klaim
3. Total Cadangan Klaim dengan Pendekatan ODP
Hasil dari uji hipotesis baik variabel tahun kejadian maupun variabel
tahun penundaan menyatakan berpengaruh terhadap estimasi cadangan
klaim. Dari parameter konstanta, parameter tahun kejadian, dan parameter
tahun penundaan tersebut, dapat dibentuk model regresi sebagai berikut.
42
Setelah diperoleh hasil klaim-klaim yang akan terjadi dimasa mendatang, akan
diperoleh total cadangan klaim yang harus disiapkan oleh perusahaan asuransi
dengan mengunakan persamaan (2.7). Perhitungan lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 6. Berikut ini merupakan contoh perhitungan cadangan klaim tersebut.
𝑅̂2006 = 28,446
𝑅̂2007 = 31,770 + 27,358 = 58,528
Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut.
Tabel 3. 17 Cadangan Klaim per Tahun
Dari Tabel 3.17 dapat diketahui total cadangan yang harus diselesaikan pada klaim
yang terjadi tahun 2006 hingga 2014 sebesar USD 2,423,953. Dapat diartikan
bahwa hasil estimasi cadangan klaim dengan menggunakan metode Chain Ladder
dan Generalized Linear Model (GLM) memberikan hasil yang sama yaitu sebesar
USD 2,423,953. Berdasarkan Tabel 3.17 dapat diperoleh total cadangan klaim yang
harus disiapkan oleh pihak asuransi sembilan tahun kedepan sebagai berikut.
Tabel 3. 18 Total cadangan klaim ditahun berikutnya
Total
Tahun Total klaim Prediction Prediction
cadangan
Kejadian sudah dibayar Error (USD) Error (%)
klaim
2006 1,933,911 28,445.63 6,474.09 22.76%
2007 1,828,815 58,528.7 8,651.13 14.78%
2008 1,646,311 88,822.16 10,133.94 11.40%
2009 1,473,455 121,790.2 11,509.42 9.45%
2010 1,458,081 179,022.7 13,913.37 7.77%
2011 1,400,693 253,397.8 16,650.68 6.57%
2012 1,275,051 353,531.4 20,049.76 5.67%
2013 1,113,800 525,706.5 25,890.13 4.91%
2014 804,817 814,707.9 36,924.13 4.53%
Total 12,934,934 2,423,953 76,560.66 3.16%
Berdasarkan Tabel 3.19 diperoleh nilai total klaim yang sudah dibayarkan
pada setiap tahun kejadian dengan total cadangan klaim yang harus disiapkan setiap
tahunnya. Total cadangan klaim yang harus disiapkan berbanding terbalik dengan
besarnya klaim yang sudah dibayarkan. Semakin besar total klaim yang sudah
dibayar, maka semakin sedikit total cadangan klaim yang harus disiapkan. Pada
nilai prediction error dari setiap tahun kejadian, terlihat bahwa nilai prediction
error terus menurun setiap tahunnya. Akumulasi dari 10 tahun kejadian didapatkan
nilai prediction error untuk metode GLM dengan pendekatan ODP sebesar 3.16%.
Semakin kecil nilai prediction error yang dihasilkan oleh model, semakin akurat
estimasi parameter yang diberikan. Prediction error dengan nilai 3.16% terbilang
kecil, dapat diartikan estimasi cadangan klaim yang diperoleh adalah baik.
46
2000000
TOTAL KALIM (USD)
1500000
1000000
500000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
TAHUN KEJADIAN
2,423,953
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 2,423,953 + 1.96 × √ = 2,424,364
55
47
2,423,953
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 2,423,953 − 1.96 × √ = 2,423,542
55
Diperoleh nilai batas atas sebesar USD 2,424,364 dan batas bawah USD
2,423,542. Dapat diartikan bahwa cadangan klaim yang harus disiapkan oleh
perusahaan asuransi untuk sembilan tahun mendatang berada pada rentang USD
2,423,542 dan USD 2,424,364. Dengan adanya selang interval tersebut, perusahaan
asuransi dapat lebih fleksibel untuk menentukan total cadangan yang berada dalam
selang interval tersebut. Perusahaan asuransi dapat menyiapkan cadangan klaim
dengan menggunakan batas bawah dari confidence interval tersebut.
Cadangan klaim yang diperoleh menggunakan metode Chain Ladder memiliki hasil
yang sama dengan metode Generalized Linear Model yaitu sebesar USD 2,423,953.
Namun, pada pendekatan Over-Dispersed Poisson diperoleh selang interval antara
USD 2,423,542 dan USD 2,424,364. Perusahaan asuransi dapat menggunakan nilai
batas bawah dari selang interval tersebut yaitu USD 2,423,542 karena masih dalam
48
rentang interval. Batas bawah yang dapat digunakan oleh perusahaan asuransi
memiliki nilai yang lebih dikecil dibandingkan dengan hasil cadangan klaim
menggunakan metode Chain Ladder. Artinya, perusahaan asuransi dapat
menghemat sebesar USD 411 dalam menyiapkan biaya cadangan. Oleh karena itu,
uang tersebut dapat digunakan perusahaan untuk keperluan lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan prediksi cadangan klaim menggunakan metode
Chain Ladder dan Over-Dispersed Poisson (ODP), maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan penerapan metode Generalized Linear Model (GLM) dengan
pendekatan Over-Dispersed Poisson (ODP) dalam memprediksi cadangan klaim
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada pendekatan Over-Dispersed Poisson estimasi parameter tahun
kejadian dan tahun penundaan diperoleh dari Maximum Likelihood
Estimation.
b. Besar inkremental klaim pada setiap tahun kejadian mempunyai trend
menurun terhadap waktu. Perusahaan asuransi cenderung membayar
sebagian besar klaim-klaim pemegang polis pada saat tahun pertama
kejadian atau dua tahun setelah kejadian.
2. Berdasarkan hasil cadangan klaim dari metode Chain Ladder dan pendekatan
Over-Dispersed Poisson dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Kedua metode menghasilkan estimasi cadangan klaim yang sama sebesar
USD 2,423,953.
b. Pada metode Generalized Linear Model diperoleh selang kepercayaan
berada pada interval USD 2,423,542 dan USD 2,424,364. Artinya, pada
tahun berikutnya cadangan klaim yang diperlukan perusahaan asuransi
berada pada rentang tersebut.
c. Dengan adanya selang kepercayaan, perusahaan asuransi dapat
menggunakan batas bawah dari selang kepercayaan yang hasilnya lebih kecil
dibandingkan hasil estimasi menggunakan metode Chain Ladder.
d. Prediction error yang diperoleh dari pendekatan ODP sebesar 3.16%,
semakin kecil prediction error yang diberikan oleh model, semakin akurat
49
50
4. 2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa
saran, yaitu adalah sebagai berikut:
1. Selain model Over-Dispersed Poisson, metode GLM mampu mengestimasi
cadangan klaim IBNR dengan mengikuti distribusi Normal, Poisson, dan
Gamma. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat diaplikasikan pada
distribusi tersebut.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya seperti
seperti jenis kelamin, usia, atau daerah pemegang polis. Dengan penambahan
variabel tersebut memberikan informasi tambahan dan memungkinkan hasil
prediction error yang diperoleh lebih kecil.
3. Untuk memperkecil hasil prediction error dapat diaplikasikan teknik bootstrap
dalam mengestimasi cadangan klaim IBNR.
51
DAFTAR PUSTAKA
Mehr, & Cammack. (2011). Asuransi Alat Pengurang Resiko. Surabaya: Pustaka
Utama.
Millard, Sean. (2015). The US Insurance Industry: Largest in The World.
https://marketrealist.com/2015/02/us-insurance-industry-largest-world.
Diunggah pada tanggal 29 Maret 2018.
Muharam, R. (2017). Perbandingan Estimasi Cadangan Klaim Menggunakan
Metode Chain Ladder dan Generalized Linear Models (GLMs) Dengan
Pendekatan Over-Dispersed Poisson (ODP) Pada Asuransi Umum.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Murphy, D. M. (2007). Chain Ladder Reserve Risk Estimators. CAS E-Forum
Summer.
Mutaqin, A. K. (2009). Penaksiran Distribusi Outstanding Claims Liability
Menggunakan Compound Disribution. Statistika, 115-121.
National Association of Insurance Commissioners. (2015). Statistical Compilation
of Annual Statement Information for Property/Casualty Insurance
Companies in 2014. http://www.naic.org. Diunduh Tanggal 29 Desember
2017.
Nelder, J.A. and Wedderburn, R.W.M. (1972). Generalized Linear Models.
Journal Statistical Society.
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Statistik Perasuransian 2015.
http://www.ojk.go.id. Diunduh Tanggal 10 November 2017.
Panning, W. H. (2006). Measuring Loss Reserve Uncertainty. Casualty Actuarial
Society Forum.
Taylor, G., & McGuire, G. (2016). Stochastic Loss Reserving Using Generalized
Linear Models. Virginia: Casualty Actuarial Society.
Taylor, G., McGuire, G., & Greenfield, A. (2003). Loss Reserving: Past, Present
and Future. Australia: The University of Melbourne.
Tiller, M. W. (1988). Individual Risk Rating. Casualty Actuarial Science.
Verrall, R. J. (2000). An Investigation into Stochastic Claims Reserving Models.
Insurance: Mathematics and Economics, 91-99.
54
LAMPIRAN
Lampiran 1 Run-off Triangle Cumulative Claims
Tahun Tahun Penundaan
Kejadian
1 2 3 4 5
2005 1007470 1356265 1574254 1694957 1778476
2006 1007650 1386436 1567868 1680675 1760658
2007 974765 1300853 1490543 1606285 1678774
2008 860413 1178528 1353821 1458355 1538880
2009 777474 1063673 1226070 1336641 1415538
2010 804332 1095562 1268497 1379442 1458081
2011 798065 1101016 1279556 1400693
2012 795645 1093432 1275051
2013 793632 1113800
2014 804817
Tahun Penundaan
Tahun 6 7 8 9 10
Kejadian
2005 1844607 1892015 1933258 1966708 1995636
2006 1815164 1863522 1901993 1933911
2007 1740953 1790574 1828815
2008 1601007 1646311
2009 1473455
2010
2011
2012
2013
2014
Lampiran 2 Estimasi Faktor Tahun Penundaan Metode Chain Ladder
1,356,265 + 1,386,436 + 1300853 + ⋯ + 1,113,800
𝜆̂1 = = 1.367
1,007,470 + 1,007,650 + 974,765 + ⋯ + 793,632
1,966,708 + 1,933,911
𝜆̂8 = = 1.017
1,933,258 + 1,901,993
1,995,636
𝜆̂9 = = 1.015
1,966,708
̂𝑖,𝑗 )
Lampiran 3 Estimasi Cadangan Klaim Kumulatif (𝐷
̂2014,2 = 804,817 × 1.367 = 1,100,224
𝐷
̂2013,3 = 1,113,800 × 1.152 = 1,283,607
𝐷
̂2014,3 = 1,100,224 × 1.152 = 1,267,961
𝐷
̂2012,4 = 1,275,051 × 1.082 = 1,379,092
𝐷
̂2013,4 = 1,283,607 × 1.082 = 1,388,346
𝐷
̂2014,4 = 1,267,961 × 1.082 = 1,371,423
𝐷
̂2011,5 = 1,400,693 × 1.052 = 1,473,211
𝐷
̂2012,5 = 1,379,092 × 1.052 = 1,450,491
𝐷
̂2013,5 = 1,388,346 × 1.052 = 1,460,224
𝐷
̂2014,5 = 1,371,423 × 1.052 = 1,442,426
𝐷
̂2010,6 = 1,458,081 × 1.037 = 1,512,116
𝐷
̂2011,6 = 1,473,211 × 1.037 = 1,527,807
𝐷
̂2012,6 = 1,450,491 × 1.037 = 1,504,245
𝐷
̂2013,6 = 1,460,225 × 1.037 = 1,514,339
𝐷
̂2014,6 = 1,442,426 × 1.037 = 1,495,881
𝐷
̂2009,7 = 1,473,455 × 1.027 = 1,513,584
𝐷
̂2010,7 = 1,512,116 × 1.027 = 1,553,299
𝐷
̂2011,7 = 1,473,211 × 1.027 = 1,569,417
𝐷
̂2012,7 = 1,504,245 × 1.027 = 1,545,213
𝐷
̂2013,7 = 1,514,339 × 1.027 = 1,555,582
𝐷
̂2014,7 = 1,495,881 × 1.027 = 1,536,621
𝐷
̂2008,8 = 1,442,426 × 1.021 = 1,495,881
𝐷
̂2009,8 = 1,513,584 × 1.021 = 1,681,325
𝐷
̂2010,8 = 1,553,299 × 1.021 = 1,586,334
𝐷
̂2011,8 = 1,569,417 × 1.021 = 1,602,795
𝐷
̂2012,8 = 1,545,213 × 1.021 = 1,578,077
𝐷
̂2013,8 = 1,555,582 × 1.021 = 1,588,666
𝐷
̂2014,8 = 1,536,621 × 1.021 = 1,569,302
𝐷
̂2007,9 = 1,828,815 × 1.017 = 1,859,985
𝐷
̂2008,9 = 1,681,325 × 1.017 = 1,709,981
𝐷
̂2009,9 = 1,545,775 × 1.017 = 1,572,121
𝐷
̂2010,9 = 1,586,334 × 1.017 = 1,613,371
𝐷
̂2011,9 = 1,602,795 × 1.017 = 1,630,113
𝐷
̂2012,9 = 1,578,077 × 1.017 = 1,604,973
𝐷
̂2013,9 = 1,588,666 × 1.017 = 1,615,743
𝐷
̂2014,9 = 1,569,302 × 1.017 = 1,596,050
𝐷
̂2006,10 = 1,933,911 × 1.015 = 1,962,357
𝐷
̂2007,10 = 1,859,985 × 1.015 = 1,887,344
𝐷
̂2008,10 = 1,709,981 × 1.015 = 1,735,133
𝐷
̂2009,10 = 1,572,121 × 1.015 = 1,595,246
𝐷
̂2010,10 = 1,613,372 × 1.015 = 1,637,102
𝐷
̂2011,10 = 1,630,113 × 1.015 = 1,654,090
𝐷
̂2012,10 = 1,640,974 × 1.015 = 1,628,581
𝐷
̂2013,10 = 1,615,744 × 1.015 = 1,639,509
𝐷
̂2014,10 = 1,596,050 × 1.015 = 1,619,525
𝐷
Lampiran 4 Estimasi Cadangan Klaim Per Tahun Kejadian Menggunakan Metode
Chain Ladder
𝐶̂2006,10 = 𝑚
̂ 2006,10 = exp(13.807 − 0.016 − 3.535) = 28,445.6
𝐶̂2007,9 = 𝑚
̂ 2007,9 = exp(13.807 − 0.056 − 3.404) = 31,170.3
𝐶̂2007,10 = 𝑚
̂ 2007,10 = exp(13.807 − 0.056 − 3.535) = 27,358.4
𝐶̂2008,8 = 𝑚
̂ 2008,8 = exp(13.807 − 0.140 − 3204) = 35,013.9
𝐶̂2008,9 = 𝑚
̂ 2008,9 = exp(13.807 − 0.140 − 3.404) = 28,656.3
𝐶̂2008,10 = 𝑚
̂ 2008,10 = exp(13.807 − 0.140 − 3.535) = 25,151.9
𝐶̂2009,7 = 𝑚
̂ 2009,7 = exp(13.807 − 0.224 − 2.983) = 40,129.2
𝐶̂2009,8 = 𝑚
̂ 2009,8 = exp(13.807 − 0.224 − 3.204) = 32,190.9
𝐶̂2009,9 = 𝑚
̂ 2009,9 = exp(13.807 − 0.224 − 3.404) = 26,346
𝐶̂2009,10 = 𝑚
̂ 2009,10 = exp(13.807 − 0.224 − 3.535) = 23,124.1
𝐶̂2010,6 = 𝑚
̂ 2010,6 = exp(13.807 − 0.198 − 2,712) = 54,035.7
𝐶̂2010,7 = 𝑚
̂ 2010,7 = exp(13.807 − 0.198 − 2.983) = 41,182.6
𝐶̂2010,8 = 𝑚
̂ 2010,8 = exp(13.807 − 0.198 − 3.204) = 33,035.9
𝐶̂2010,9 = 𝑚
̂ 2010,9 = exp(13.807 − 0.198 − 3.404) = 27,037.5
𝐶̂2010,10 = 𝑚
̂ 2010,10 = exp(13.807 − 0.198 − 3.535) = 23,731.1
𝐶̂2011,5 = 𝑚
̂ 2011,5 = exp(13.807 − 0.188 − 2.428) = 72,517.99
𝐶̂2011,6 = 𝑚
̂ 2011,6 = exp(13.807 − 0.188 − 2.712) = 54,596.2
𝐶̂2011,7 = 𝑚
̂ 2011,7 = exp(13.807 − 0.188 − 2.983) = 41,609.8
𝐶̂2011,8 = 𝑚
̂ 2011,8 = exp(13.807 − 0.188 − 3.204) = 33,378.6
𝐶̂2011,9 = 𝑚
̂ 2011,9 = exp(13.807 − 0.188 − 3.404) = 27,318
𝐶̂2011,10 = 𝑚
̂ 2011,10 = exp(13.807 − 0.188 − 3.535) = 23,977.2
𝐶̂2012,4 = 𝑚
̂ 2012,4 = exp(13.807 − 0.203 − 2.051) = 104,041
𝐶̂2012,5 = 𝑚
̂ 2012,5 = exp(13.807 − 0.203 − 2.428) = 71,399.78
𝐶̂2012,6 = 𝑚
̂ 2012,6 = exp(13.807 − 0.203 − 2.712) = 53,754.4
𝐶̂2012,7 = 𝑚
̂ 2012,7 = exp(13.807 − 0.203 − 2.983) = 40,968.1
𝐶̂2012,8 = 𝑚
̂ 2012,8 = exp(13.807 − 0.203 − 3.204) = 32,863.9
𝐶̂2012,9 = 𝑚
̂ 2012,9 = exp(13.807 − 0.203 − 3.404) = 26,896.7
𝐶̂2012,10 = 𝑚
̂ 2012,10 = exp(13.807 − 0.203 − 3.535) = 23,607.5
𝐶̂2013,3 = 𝑚
̂ 2013,3 = exp(13.807 − 0.197 − 1.568) = 169,806
𝐶̂2013,4 = 𝑚
̂ 2013,4 = exp(13.807 − 0.197 − 2.051) = 104,738
𝐶̂2013,5 = 𝑚
̂ 2013,5 = exp(13.807 − 0.197 − 2.428) = 71,878.32
𝐶̂2013,6 = 𝑚
̂ 2013,6 = exp(13.807 − 0.197 − 2.712) = 54,114.6
𝐶̂2013,7 = 𝑚
̂ 2013,7 = exp(13.807 − 0.197 − 2.983) = 41,242.7
𝐶̂2013,8 = 𝑚
̂ 2013,8 = exp(13.807 − 0.197 − 3.204) = 33,084.2
𝐶̂2013,9 = 𝑚
̂ 2013,9 = exp(13.807 − 0.197 − 3.404) = 27,077
𝐶̂2013,10 = 𝑚
̂ 2013,10 = exp(13.807 − 0.197 − 3.535) = 23,765.7
𝐶̂2014,2 = 𝑚
̂ 2014,2 = exp(13.807 − 0.209 − 1.002) = 295,407
𝐶̂2014,3 = 𝑚
̂ 2014,3 = exp(13.807 − 0.209 − 1.568) = 167,737
𝐶̂2014,4 = 𝑚
̂ 2014,4 = exp(13.807 − 0.209 − 2.051) = 103,462
𝐶̂2014,5 = 𝑚
̂ 2014,5 = exp(13.807 − 0.209 − 2.428) = 71,002.47
𝐶̂2014,6 = 𝑚
̂ 2014,6 = exp(13.807 − 0.209 − 2.712) = 53,455.2
𝐶̂2014,7 = 𝑚
̂ 2014,7 = exp(13.807 − 0.209 − 2.983) = 40,740.2
𝐶̂2014,8 = 𝑚
̂ 2014,8 = exp(13.807 − 0.209 − 3.204) = 32,681
𝐶̂2014,9 = 𝑚
̂ 2014,9 = exp(13.807 − 0.209 − 3.404) = 26,747.1
𝐶̂2014,10 = 𝑚
̂ 2014,10 = exp(13.807 − 0.209 − 3.535) = 23,476.1
Lampiran 6 Perhitungan Bagian Bawah Run-off Triangle Menggunakan GLM
𝑅̂2006 = 28,446
𝑅̂2007 = 31,770 + 27,358 = 58,528
𝑅̂2008 = 35,014 + 28,656 + 25,152 = 88,822
𝑅̂2009 = 40,129 + 32,191 + 26,346 + 23,124 = 121,790
𝑅̂2010 = 54,036 + 41,183 + 33,036 + 27,037 + 23,731 = 179,023
𝑅̂2011 = 72,518 + 54,596 + 41,610 + 33,379 + 27,318 + 23,977
= 253,398
𝑅̂2012 = 104,041 + 71,400 + 53,754 + 40,968 + 32,864 + 26,897
+ 23,607 = 353,531
𝑅̂2013 = 169,806 + 104,738 + 71,878 + 54,115 + 41,243 + 33,084
+ 27,077 + 23,766 = 525,707
𝑅̂2014 = 295,407 + 167,737 + 103,462 + 71,002 + 53,455 + 40,740
+ 32,681 + 26,747 + 23,476 = 814,708
Lampiran 7 Syntax Program R untuk metode Chain Ladder
##memuat package yang diperlukan##
library(ChainLadder)
jumlah(CL)
sum(jumlah(CL))
Lampiran 8 Syntax Program R untuk metode Generalized Linear Model
##memuat package yang diperlukan##
library(ChainLadder)
beta=c(-1.00226,-1.56822,-2.05141,-2.4279,-2.71177,-2.9834,-
3.20382,
-3.40419,-3.53463)
trg=function(x,alpha,beta)
{
n=ncol(data.ksg)
for (i in n:2)
{
for (j in 2:n)
{
if(x[j,i]==0) {x[j,i]=exp(13.8072+alpha[j-
1]+beta[i-1])} else
{x[j,i]=x[j,i]}
}
}
x
}
hasil=trg(data.ksg,alpha, beta)
hasil
jumlah(hasil)
sum(jumlah(hasil))
Lampiran 9 Output Program R menggunakan metode Chain Ladder
Lampiran 10 Output Program R menggunakan metode GLM