GRAF LINTASAN
STUDI LITERATUR
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada mata kuliah studi literatur di
Jurusan Matematika
Oleh :
Idham Wahyudi
1207010028
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Idham Wahyudi
1207010028
Bandung, Desember 2023
Menyetujui,
Dosen Pembimbing SL, Dosen Penguji SL,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
ii
ABSTRAK
Misalkan G(V,E) adalah sebuah graf, dimana V(G) adalah himpunan titik
dan E(G) adalah himpunan sisi. Misalkan k adalah bilangan natural, pelabelan
total-k disebut pelabelan-k refleksif
tak teratur sisi jika titik-titik di G dilebelkan dengan himpinan bilangan genap
dari dan untuk sisi-sisi di G dilabelkan dengan bilangan dari
sedemikian sehingga untuk setiap dua sisi yang berbeda
dan dengan bobot dan
berbeda. Kekuatan refleksif sisi dari G, ,
di definisikan dengan nilai k minimum dimana G memenuhi pelabelan-k refleksif
tak teratur sisi.
Kata kunci : pelabelan refleksif tak teratur sisi; kekuatan refleksif sisi; pangkat
ke-r graf.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdullilahirobbila’lamin segala puji serta syukur kepada ALLAH SWT
kerena dengan nikmat dan karuna-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
Studi Literatur dengan judul “ PELABELAN REFLEKSIF TAK TERATUR SISI
UNTUK PANGKAT KE-r GRAF LINTASAN ”. Tidak lupa shalawat serta salam
penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan kerabat beliau,
tabi’in tabi’at serta seluruh umatnya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada mata kuliah
studi literatur di jurusan matematika. Penyusunan laporan ini tidak luput dari
dukungan dari berbagai pihak yang membantu dan memberi motivasi penulis
untuk menyelesaikan laporan ini, maka dari itu penulis menyampaikan banyak-
banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan kakak yang selalu memberikan do’a, mendorong,
serta memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi literatur ini.
2. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi untuk
penulis untuk menyelesaikan studi literatur ini.
3. Teman-teman tempat penulis tinggal selama menempuh Pendidikan di
UIN SGD yang sudah memberikan semangat, dorongan, motivasi,
memfasilitasi, serta menghibur penulis sehingga penulisa bisa
menyelesaikan studi literatur ini.
4. Dosen pembimbing akademik sekaligus dosenpem bombing studi
literatur dr. Rismawati Ramdani M.Si, yang telah membimbing, memberi
dukungan, dan mengarahkan dalam studi literatur.
5. Sahabat-sahabat di tempat asal penulis yang selalu mendorong
memotivasi dan menghibur sehingga penulis bisa menyelesaikan studi
literatur, dan.
6. Teman-teman Angkatan 2020, adik, dan kakak tingkat yang selalu
membersamai penulisa selama menempuh Pendidikan di UIN SGD.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak sekali kekurangan dan
keterbatasan pada studi literatur ini, sehingga penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perkembangan studi literatur ini sehingga dapat
bermanfaat untuk kedepannya khususnya untuk penulis umumnya untuk
pembaca,
iv
Bandung, Desember 2023
Idham wahyudi
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
mulai dengan teori graf lalu masuk ke graf, selanjutnya pembahasan
mengenai pelabelan graf yang salah satunya adalah pelabelan sisi,
selanjutnya mencari nilai ketakteratur takteratur sisi, lalu memasuki materi
pelabelan refleksif tak teratur sisi dan mencari nilai ketakteraturan sisinya,
dan terakhir melakukan pelabelan refleksif tak teratur sisi pada suatu graf
𝑝𝑛𝑟 . Atau bisa di lihat seperti berikut.
3
Gambar 1. 1 Ruang Lingkup Penelitian
4
BAB III : PELABELAN REFLEKSIF TAK-TERATUR SISI UNTUK
PANGKAT KE-r PADA GRAF LINTASAN
Bab ini merupakan bab utama yang membahas pelabelan refleksif tak
teratur sisi untuk pangkat ke-r pada graf lintasan dengan teorema-teorema
yang mendukung.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis terhadap studi
literatur ini dan papper yang digunakan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Himpunan
2.2. Fungsi
6
dibilang domain f. Jenis-jenis fungsi antara lain yaitu fungsi injektif, surjektif
dan bijektif[1]:
2.3. Graf
7
Graf 𝐺 adalah pasangan terurut 𝐺 = (𝑉, 𝐸), dengan 𝑉 adalah himpunan
tidak kosong dan 𝐸 adalah himpunan pasangan elemen 𝑉 yang tidak terurut.
Set 𝐸 boleh kosong. Unsur 𝑉 disebut simpul, dilambangkan dengan titik,
sedangkan unsur 𝐸 disebut sisi, dilambangkan dengan garis penghubung
antar titik. Himpunan titik 𝐺 dilambangkan dengan 𝑉(𝐺), sedangkan
himpunan titik rusuk 𝐺 dilambangkan dengan 𝐸(𝐺). Banyaknya titik 𝐺 suatu
graf disebut orde dan dilambangkan dengan ‖𝑉(𝐺)‖, sedangkan banyaknya
sisi graf 𝐺 disebut magnitudo dan dilambangkan dengan ‖𝐸(𝐺)‖[1].
Gambar 2. 5 Graf
2.4. Modulo
8
BAB III
PELABELAN REFLEKSIF TAKTERATUR SISI UNTUK PANGKAT KE-r
PADA GRAF LINTASAN
Selain bobot titik ada juga bobot pada sisi, yaitu penjumlahan antara
titik-titik yang saling berhubungan dengan sisi tersebut, atau bisa di tuliskan
dengan
𝑤𝑡 (𝑢𝑣) = 𝜑(𝑢) + 𝜑(𝑢𝑣) + 𝜑(𝑣)
Sama seperti pada titik, suatu pelabelan di katakan pelabelan tak
teratur sisi jika tintauan setiap dua sisi bemiliki bobot yang berbeda
9
𝑤𝑡 (𝑢𝑣) ≠ 𝑤𝑡 (𝑢′ 𝑣′). Yang terakhir ada pelabelan takteratur total dimana pada
pelabelan ini setiap titik dan sisi harus memiliki bobot yang berbeda[3][01.
10
Lemma 1. Untuk setiap graf G
𝐸(𝐺)
⌈ 3
⌉, 𝑗𝑖𝑘𝑎 |𝐸(𝐺)| ≢ (2, 3 mod 6)
𝑅𝑒𝑠 (𝐺) ≥ { 𝐸(𝐺)
⌈ 3 ⌉+ 1, jika |E(G)| ≡ (2, 3 mod 6)
Untuk batas bawah bisa dengan mencari label secara langsung dari
sebuh graf ( jika graf yang di sajikan tidak rumit). Setelah batas atas dan batas
atas sudah di temukan maka nilai k bisa di tentukan dari batas-batas
tersebut.
11
Teorema 1, untuk Pangkat ke-r suatu jalur 𝑃𝑛𝑟 , n ≥ 3, 𝑟 ≥ 2.
Untuk membuktikan nilai res (G) kita bisa mencari nilai k, batas bawah
menggunakan lemma 1. 𝑟𝑒𝑠(𝑃𝑟𝑛 ) ≥ 𝑘 = ⌈𝑟(2𝑛−𝑟−1)
6
⌉ 𝑗𝑖𝑘𝑎⌈𝑟(2𝑛−𝑟−1)
2
⌉ ≢ 2,3, (𝑚𝑜𝑑 6),
dan 𝑟𝑒𝑠(𝑃𝑟 ≥ 𝑘 = ⌈ 6 ⌉ 𝑗𝑖𝑘𝑎⌈ 2 ⌉ ≡ 2,3, (𝑚𝑜𝑑 6), Selain itu.
𝑛) 𝑟(2𝑛−𝑟−1) 𝑟(2𝑛−𝑟−1)
12
Untuk 3 ≤ 𝑗 ≤ 𝑟, memiliki tiga sub-kasus:
𝑛−𝑘 ∗
Sub-kasus 1.1 Jika ⌊ ⌋ > 𝑟, maka menggunakan pelabelan berikut
2
𝑛−𝑘 ∗
Sub-kasus 1.2 Jika ⌊ 2 ⌋ = 𝑟, disini untuk 3 ≤ 𝑗 ≤ 𝑟 − 1 pelabelan pada sisi
sama seperti sub-kasus sebelumnya, dan untuk 𝑗 = 𝑟 menggunaakan pelabelan
sebagai berikut
𝑛−𝑘 ∗
Sub-kasus 1.3 Jika ⌊ 2 ⌋ = 𝑟 − 1 untuk 3 ≤ 𝑗 ≤ 𝑟 − 2 pelabelan sisi hamper
sama dengan sub-kasus 1.1, sekarang hanya untuk 𝑗 = 𝑟 dan 𝑗 = 𝑟 − 1
13
∗
Kasus 2 ⌈𝑛−𝑘
2
⌉<𝑟
Pada kasus dua ada tiga sub-kasus untuk melabelkan himpunan titik 𝜑(𝑥𝑖 ),
sebagai berikut :
Sub-kasus 2.1 Jika 𝑘 ∗ < 𝑛2
Pada Sub-kasus 1 ini untuk pelabelan titik 𝜑(𝑥𝑖 ) menggunakan:
Sedangkan untuk pelabelan sisi terdapat dua Sub-kasus yag berbeda yaitu :
Sub-kasus 2.1.1 Jika 𝑘 ∗ ≥ r, maka menggunakan pelabelan sebagai berikut:
14
Untuk 1 < 𝑗 < 𝑛 − 2𝑘 ∗ + 1,
15
Sub-kasus 2.1.2 Jika 𝑘 ∗ = r − 1, pelabelan sisi sebagai berikut:
Sub-kasus 2.2 𝑘 ∗ = 𝑛2
Pada Sub-kasus 2.2 ini untuk pelabelan titik 𝜑(𝑥𝑖 ) menggunakan:
16
(𝑘 ∗ −1)(𝑘 ∗ +2)
Sub-kasus 2.2.1 Jika ≥𝑘
2
(𝑘 ∗ −1)(𝑘 ∗ +2)
Sub-kasus 2.2.2 Jika 2
<𝑘
17
Untuk 4 ≤ 𝑗 ≤ 𝑘 ∗ − 1 (if 𝑘 ∗ ≥ 6)
Untuk 𝑘 ∗ + 2 ≤ 𝑗 ≤ 2𝑟 − 𝑘 ∗ + 1,
Sub-kasus 2.3 Jika 𝑘 ∗ > 𝑛2, pada Sub-kasus ini terdapat dua Sub-kasus yaitu:
Sub-kasus 2.3.1 Ketika n bernilai ganjil, maka menggunakan pelabelan sebagai
berikut
Selanjutnya, untuk pelabelan sisi terbagi lagi menjadi dua kasus yaitu
18
Sub-kasus 2.3.1.1 Jika 2𝑘 ∗ − 𝑛 = 1
Untuk 5 ≤ 𝑗 ≤ 𝑘 ∗ − 3 (jika 𝑘 ∗ ≥ 8 )
19
Untuk 𝑘 ∗ + 2 ≤ 𝑗 ≤ 𝑟,
20
∗ −𝑛−1
Untuk 1 < 𝑗 ≤ 2𝑘 2
,
21
2𝑘 ∗ −𝑛+7
Untuk ≤ 𝑖 ≤ 2 𝑘 ∗ − 𝑛 + 2,
2
22
𝑛−3
Untuk 𝑛 − 𝑘 ∗ ≤ 𝑗 ≤ 2
,
23
U
𝑛+1
ntuk 2 ≤𝑗≤𝑘 ∗
U
ntuk 𝑘 + 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑟,
∗
𝑛 𝑛
Untuk 2 ≤ 𝑗 ≤ 𝑘 ∗ − 2 (𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘 ∗ − 2 ≠ 1),
24
𝑛
Untuk 𝑘 ∗ − 2 + 3 ≤ 𝑗 ≤ 2𝑘 ∗ − 𝑛 + 2,
25
Untuk 2𝑘 ∗ − 𝑛 + 4 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛 − 𝑘 ∗ − 2 (𝑗𝑖𝑘𝑎 2𝑛 − 3𝑘 ∗ − 5 > 0),
26
𝑛
Untuk 𝑛 − 𝑘 ∗ ≤ 𝑗 ≤ 2 − 1,
𝑛
Untuk 2 ≤ 𝑗 ≤ 𝑘 ∗,
27
Untuk 𝑘 ∗ + 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑟,
Pembahasan : 𝑃12
3
28
Setelah mendapatkan nilai k, selanjutnya mencari nilai dari 𝑘 ∗ dengan
mensubtitusikan nilai dari r,n, dan k yang sudah di ketahui ke persamaan berikut
Nilai dari 𝑘 ∗adalah 4 karena megambil nilai terbesar, untuk Langkah selanjutnya
sangat bergantung pada kondisi-kondisi di setiap kasus dan sub-kasus yang ada.
Seperti pada contoh kali ini mari kita lihat termasuk ke dalam kasus dan sub
kasus mana untuk graf lintasan 𝑃12 3
. Tentukan kondisi yang terpenuhi dari
𝑛−𝑘∗
perbandingan ⌈ 2 ⌉ dengan r. subtittusikan setiap nilai yang di ketahui
29
Sedangkan untuk untuk pelabelan sisi menggunakan:
30
Setelah sudah ditentukannya 𝜑(𝑥𝑖 𝑥𝑖+𝑗 ) maka sudah semua elemen-elemen dari
3
𝑃12 bisa kita lebali. Untuk melakukan pelabelan disarankan sesuai urutan seperti
urutan menentukan kasus dan sub kasus pada setiap kondisi. Pertama-tama mari
lebelkan himpunan titik dengan mensubtitusikan semua nilai yang sudah kita
ketahui
Jika,
31
Selanjutnya untuk k = 10 mari langsung menghitung kondisi dari i
Dengan menggunakan cara yang sama untuk melabeli setia himpunan sisi maka
bisa di sederhanakan pencarian label untuk 𝑃12
3
sebagi berikut :
Sehingga 𝑃12
3
dapat di gambarkan sebagai berikut
32
Gambar 3. 4 Hasil Penghitungan Bobot Sisi P12
3
Setelah semua bobot di hitung dan untuk tinjauan setiap dua sisi tidak ada yang
memiliki bobot yang sama, maka graf pada gambar 3. Memenuhi nyarat
pelabelan refleksif tak teratur sisi dan graf tersebut dapat di sebut pelabelan-10
refleksif tak teratur sisi.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pelabelan takteratur pada suatu graf adalah bobot dari pemetaan 𝜑 ∶ 𝐸(𝐺) →
{1,2,3, … , 𝑘} yang dimana tinjauan setiap dua titik atau sisi memiliki bobot yang
berbeda. Untuk pelabelan takteratur titik menggunkan 𝑤𝑡 (𝑣) = 𝜑(𝑣) +
∑𝑢𝑣𝜖𝐸 𝜑(𝑢𝑣) dengan nilai 𝑤𝑡 (𝑣) ≠ 𝑤𝑡 (𝑣′ ) , dan untuk pelabelan takteratur sisi
mnggunakan 𝑤𝑡 (𝑢𝑣) = 𝜑(𝑢) + 𝜑(𝑢𝑣) + 𝜑(𝑣) dengan 𝑤𝑡 (𝑢𝑣) ≠ 𝑤𝑡 (𝑢′ 𝑣 ′ ).
Ketika pelabelan tak teratur pada suatu graf memiliki nilai minimum
terbesar maka di sebut nilai ketakteraturan, nilai ketaktraturan pada
suatu graf adalah pelabelan-k yang artinya nilai k adalah nilai terbesar
yang paling minimum yang dinotasikan dengan s(G), dan untuk pelabelan-
k tak teratur sisi dinotasikan dengan tes(G).
Pelabelan tak teratur sisi adalah pemetaan sisi 𝜑𝑒 : 𝐸(𝐺) → {1,2,3, … , 𝑘𝑒 } dan
pemetaan titik 𝜑𝑣 : 𝑉(𝐺) → {0,2,4, … ,2𝑘𝑒 }, Dimana himpunan sisi di petakan
ke bilangan bulat positif dan himpunan titik di petakan ke himpunan
bilangan genap dan tinjauan setiap bobot sisi memiliki bobot yang
berbeda. Nilai ketakteraturan refleksif sisi adalah nilai k yang di cari
menggunakan batas bawah dan batas ata dan dinotasikan dengan res (G),
Dimana batas atas bisa dicari menggunakan lemma 1, dan batas bawah
bisa di cari dengan cara lain.
Nilai ketakteraturan refleksif sisi pada suatu graf lintasan 𝑝𝑛𝑟 dapat di cari
dengan terlebih dahulu mencari nilai k atau res (𝑝𝑛𝑟 ) menggunakan lemma
1 selanjutnya men caari nili dari 𝑘 ∗ untuk menentukan pelabelan mana
yang akan digunakan sesuai dengan kondisi yang ada terhadap setip nili
yang di ketahui, ketika semua elemen himpunan titik dan sisi memiliki
label maka di hitung bobotnya, dan harus lah tinjauan setiap dua bobot
memiliki bobot yang berbeda. Ketika semua syarat terpenuhu maka
pelabelan-k terbesar minimum tersebut yang menjadi nili ketakteraturan
refleksif sisi pada suatu graf lintasan 𝑝𝑛𝑟 .
4.2. Saran
hasil pengkajian jurnal ada beberapa nilai untuk n dan r yang tidak memenuhi
syarat untuk persamaan pelabelan refleksif tak teratur sisi pnr
34
DAFTAR PUSTAKA
35