Anda di halaman 1dari 41

GIZ24A dan GIZ 241_2 (2-0)

9
Ekosistem daratan
sebagai sumber pangan

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB

Sem GJ 2021-2022
a. Pengertian & klasifikasi SDP
01 b. Keanekaragaman hayati sebagai
sumber pangan
Outline → Minggu ke 7

Ekosistem daratan sebagai sumber


02 pangan → Minggu ke 8

a. Ekosistem akuatik sebagai


03 sumber pangan
b. Pangan lokal & tradisional
→ Minggu ke 9
I. Ekosistem Akuatik sebagai
Sumber Protein Hewani

A Keragaan Sumberdaya Perikanan

B Perikanan : Pilar Ketahanan Pangan


A. Keragaan Sumberdaya Perikanan
• Perikanan :
→ semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan & pemasaran
→ salah satu sumber daya alam yang (renewable)
→ pengelolaan sumber daya ikan → faktor biologis = dengan
pendekatan yang disebut Maximum Sustainable Yield
(tangkapan maksimum lestari) atau disingkat MSY
• Ikan : segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari
siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan komoditas
yang berupa binatang air dan biota perairan lainnya → Lihat
aneka ragam produksi jenis ikan (tercatat di Statistik
Perikanan) pada slide 5-8 & konsumsi ikan (slide 9-11)
Jenis Ikan Jenis Ikan Jenis Ikan
No (Statistik No
No (Statistik (Statistik Perikanan)
Perikanan) Perikanan) 35 Remis
1 Tongkol komo 17 Udang dogol 36 Kembung
2 Tongkol krai 18 Udang galah 37 Kakap putih
3 Tongkol abu-abu 19 Udang grago Kakap merah/
4 Tuna mata besar 20 Udang krosok 38
bambangan
Tuna sirip biru Udang Binatang berkulit
5 21 39
selatan putih/jerbung keras lainnya
6 Cakalang 22 Udang ratu/raja 40 Binatang lunak lainnya
7 Tenggiri 23 Udang tawar 41 Binatang air lainnya
8 Tenggiri papan 24 Udang windu 42 Ikan lainnya (laut)
9 Teri 25 Udang lainnya 43 Ikan lainnya (umum)
10 Bandeng 26 Cumi-cumi 44 Belanak
11 Mujair 27 Sotong 45 Lemuru
12 Mas 28 Gurita 46 Rumput laut
13 Nila 29 Rajungan 47 Cucut lanyam
14 Bawal putih 30 Kepiting 48 Cucut martil, capingan
15 Bawal hitam 31 Kerang darah Cucut tikus, cucut
Udang Kerang 49
32 monyet
Jenis Ikan Jenis Ikan Jenis Ikan
No (Statistik No
No (Statistik (Statistik Perikanan)
Perikanan) Perikanan) 84 Gulamah/Tigawaja
51 Lele 67 Bentong 85 Hampal
52 Patin jambal 68 Berukung 86 Ikan gaji
53 Gabus 69 Betok 87 Ikan gergaji
Ekor kuning/pisang- 70 Betutu 88 Ikan layaran
54
pisang 71 Beunteur 89 Ikan lidah
55 Selar 72 Biji nangka 90 Ikan napoleon
56 Ikan beronang 73 Biji nangka karang 91 Ikan nomei/Lomei
57 Beronang kuning 74 Bilih 92 Ikan pedang
58 Beronang lingkis 75 Botia 93 Ikan sebelah
59 Gurame 76 Buaya 94 Ikan sumpit
60 Albakora 77 Bunga karang 95 Ikan terbang
Alu-alu/ 78 Cendro 96 Japuh
61
manggilala/ pucul Daun bambu/ 97 Jelawat
79
62 Banyar Talang-talang 98 Julung-julung
63 Baung 80 Depik 99 Kancera
64 Belida 81 Genggehek 100 Kapas-kapas
Beloso/buntut 82 Gerot-gerot 101 Katak benggala
65
Jenis Ikan Jenis Ikan Jenis Ikan
No (Statistik No
No (Statistik (Statistik Perikanan)
Perikanan) Perikanan) 138 Pari hidung sekop
102 Kendia 120 Lalang 139 Pari kekeh
103 Kenyar 121 Lalawak 140 Pari kelelawar
104 Kerapu balong 122 Layang Pari kembang, pari
105 Kerapu bebek 123 Layur 141
macan
106 Kerapu karang 124 Lemadang 142 Penyu
107 Kerapu lumpur 125 Lempuk 143 Peperak
108 Kerapu sunu 126 Lencam 144 Pinjalo
109 Kerong-kerong 127 Lisong 145 Rebon
110 Keting 128 Lola/susu bundar 146 Rejung
111 Koan 129 Lolosi biru 147 Repang
112 Kodok 130 Lukas 148 Salab/lampan
113 Kuniran 131 Madidihang 149 Selanget
114 Kura-kura/labi-labi 132 Mako 150 Semah
115 Kurau 133 Manyung 151 Senuk
116 Kurisi 134 Nilem 152 Sepat rawa
117 Kuro/senangin 135 Parang 153 Sepat siam
118 Kuwe 136 Paray 154 Seren
119 Lais 137 Pari burung
Jenis Ikan Jenis Ikan
No No
(Statistik Perikanan) (Statistik Perikanan)
155 Serinding tembakau 166 Swanggi/mata besar
156 Setuhuk biru 167 Tambakan
157 Setuhuk hitam 168 Tawes
158 Setuhuk loreng 169 Tembang
159 Sidat 170 Tempe
160 Sili 171 Teripang
161 Siluk 172 Terubuk
162 Simping 173 Tetengkek
163 Siro 174 Tiram
164 Slengseng 175 Toman
165 Sunglir 176 Tontong tebu
177 Ubur-ubur
Contoh Ikan konsumsi
✓ Ikan demersal : kakap merah/bambangan (Lutjanus spp), peperek
(Leiognatus spp), tiga waja (Epinephelus spp), bawal (Pampus spp)

✓ Contoh ikan pelagis kecil ✓ Contoh ikan pelagis besar


• Selar (Selaroides Leptolepis) • Tuna Mata Besar (Thunnus Obesus)
• Teri (Stolephorus Commersoni) • Tuna Sirip Panjang (Thunnus Alalunga)
• Lemuru (Sardinela Longiceps) • Tuna Sirip Hitam (Thunnus Atlanticus)
• Tuna Sirip Biru
• Kembung (Restrelinger spp)
• Tuna Sirip Kuning
• Layang (Decafterus Ruselli)
• Ikan Pedang (Xiphias Gladius)
• Japuh (Dussumeiria spp)
• ayaran (Isthioporus Orientalis)
• Sunglir (Elagastis Bipinnulatus)
• Marlin (Makaira sp) Cakalang
• Tongkol (Auxis Thazard) (Katsuwonus Pelamis)
• Tembang (Sardinella Fimbriata) • Tenggiri (Scomberomorus Commersoni)
• Layur (Trichiurus Lepterus) • Cucut
Terdapat 38 jenis ikan yang terdapat di dalam data SUSENAS :

• 22 jenis ikan dan udang segar


• 13 jenis ikan dan udang awetan/asin
• 1 jenis ikan dalam bumbu (terasi/petis)
• 2 jenis ikan dalam makanan & minuman jadi (ikan matang & siomay/batagor)

Jenis Ikan/Udang Satuan Jenis Ikan/Udang Satuan


1. Ekor Kuning kg 13. Baronang kg
2. Tongkol, Tuna, Kg 14. Patin kg
Cakalang, Dencis, 15. Bawal kg
Ikan Kayu 16. Gurame kg
3. Tenggiri kg 17. Ikan Segar/ basah kg
4. Selar kg lainnya
5. Kembung, kg 18. Udang, Lobster kg
lema/tatare, 19. Cumi-cumi, Sotong, kg
banyar/ banyara Gurita
6. Teri kg 20. Ketam, Kepiting, kg
7. Bandeng kg Rajungan
8. Gabus kg 21. Kerang, Siput, kg
9. Mujair kg Bekicot, Remis
10. Mas, Nila kg 22. Udang dan hewan kg
11. Lele kg air lainnya yang
12. Kakap kg Segar Lainnya
Jenis Ikan dan Udang Awetan di dalam Data SUSENAS

Jenis Ikan/Udang Satuan


1. Kembung Ons
Diawetkan/Peda
2. Tenggiri Diawetkan Ons
3. Tongkol, Tuna, Ons
Cakalang, Dencis,
Ikan Kayu
Diawetkan
4. Teri Diawetkan Ons
5. Selar Diawetkan Ons
6. Sepat Diawetkan Ons
7. Bandeng Ons
Diawetkan
8. Gabus Diawetkan Ons

Jenis Ikan/Udang Satuan


1. Terasi/Petis Gram
Jenis Ikan dan Udang
2. Ikan Matang Potong
Bumbu &
3. Siomay, Batagor Porsi/5
Makanan/Minuman Jadi potong
• Potensi perairan… sangat besar!!
Luas Darat 1,9 juta km2 (25%) Luas Laut 5,8 juta km2 (75%)
✓ Lahan darat 72% dan ✓ 3,351 juta km2 wilayah laut (perairan
perairan tawar 28% pedalaman, kepulauan, laut territorial)
✓ Potensi luas areal ✓ 2,936 juta km2 wilayah perairan Zona Ekonomi
budidaya air tawar Ekslusif (ZEE) dan landasan kontinen
(termasuk perairan umum ✓  99.093 km panjang garis pantai
daratan → sungai & → (BIG, 2016).
danau) = 2.830.540 ha, dg ✓ Potensi luas areal budidaya laut = 12.123.383
pemanfaatan 302.130 ha Ha→pemanfaatan 325.825 Ha (2,7%).
(10,7%) ✓ Potensi luas areal budidaya rumput laut 1,1
✓ Potensi luas areal juta Ha & tingkat pemanfaatan 25%
budidaya air payau =
2.964.331 Ha→
pemanfaatan 650.509 Ha
(21,9%)
• Potensi sumberdaya ikan (sb : Renstra KKP 2015-2019)

Potensi lestari Total produksi


SDIL di perairan JTB = 5,8 juta perikanan tangkap
WI & ZEE = ton/th (80% (Laut & danau) =

7,3 juta ton potensi lestari) 5,863 juta ton

SDI→ 37% dari species ikan di Pemanfaatan


dunia→ nilai ekonomis tinggi : Laut Indonesia → 8.500
tuna, udang, lobster, ikan karang, species ikan, 555 rumput th 2013 = 5,4
berbagai jenis ikan hias, laut & 950 biota terumbu juta ton
karang.
kekerangan & rumput laut. (93 % JTB)

Keterangan : SDIL : sumberdaya ikan laut; WI : wilayah Indonesia; ZEE : zona ekonomi ;
JTB : jumlah tangkapan yang diperbolehkan
• Intensitas Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Kawasan
Indonesia (Purnomo, 2015)
• Kontribusi PDB Perikanan terhadap Pertanian,
2013
• Jumlah Ruta Usaha
Perikanan, 2013 (sbr : SP 2013)
• Jumlah Nelayan, 2014-2016 Sub sektor Jumlah % terhadap
RUTA RUTA
(000) Pertanian
Pertanian 26.135,5
Perikanan 1.975,3 7,6
Budidaya ikan 1.187,6 4,5
Penangkapan 864,5 3,3
ikan

jumlah Ruta yang


mengusahakan perikanan
(budidaya ikan maupun
penangkapan ikan) = 2 juta
Ruta (7,6 % Ruta pertanian)
Sebagian besar buruh bukan
nelayan pengusaha, sehingga
tidak tercakup pada SP
• Rata2 Luas Baku Budidaya Perikanan/Ruta, 2013

Rata2 Luas Baku Budidaya Perikanan/Ruta < 1 ha, kecuali untuk budidaya di
tambak/air payau sekitar 2,5 ha
• % Jumlah Unit
Penangkapan Ikan
menurut Jenis kapal/
Perahu, 2013 (sb : SP 2013)
• Produksi Perikanan Indonesia 2010-2014
(sumber : Pusdatin KKP, 2015)

Satuan 1.000 ton)

Total ✓ Produksi perikanan tahun 2014


= 20,8 juta ton meningkat 7,35
% dibandingkan tahun 2013
(19,4 juta ton)
Perikanan
✓ Kenaikan produksi rata2 tahun
budidaya 2010-2014 = 15,8% (setara
dengan 16,2 juta ton)
✓ Produksi perikanan tangkap
tahun 2014 = 6,5 juta ton
Perikanan (dengan kontribusi 31,11%)
tangkap
✓ Produksi perikanan budidaya
tahun 2014 = 14,4 juta ton
(dengan kontribusi 62,35%)
B. Perikanan : Pilar Ketahanan Pangan
• Dimensi Sosial Budaya • Dimensi ekologis →
✓ tidak ada satu agama- ketersediaan pangan
pun yang melarang
konsumsi ikan ✓ potensi produksi sangat besar,
✓ ikan tidak menyebabkan secara ekonomi kandungan
cacingan maupun sakit lokal sangat tinggi dan hemat
kulit/gatal2 energy (emisi GRK relative
rendah dibanding ternak)
✓ ikan tidak menyebabkan
ASI berbau amis ✓ keragaman yang sangat tinggi,
dari segi: jenis, bentuk, warna,
✓ Jenis ikan tertentu
rasa, ukuran, sehingga dapat
merupakan makanan
diproses lebih lanjut menjadi
“istimewa”, “prestisius”
berbagai macam produk olahan
 meningkatkan “nilai
& tersedia sepanjang tahun
sosial” makanan
• Dimensi ekonomi → dimensi keterjangkauan pangan
✓ Ikan sebagai salah satu bahan pokok strategis (Perpres 59/2020
= Penetapan & Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok & Barang Penting)
a. barang kebutuhan pokok hasil pertanian : beras, kedelai
bahan baku tahu & tempe, cabe, bawang merah
b. barang kebutuhan pokok hasil industri: gula, minyak
goring, tepung terigu
c. barang kebutuhan pokok hasil peternakan dan perikanan :
daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar
yaitu bandeng, kembung dan tongkol/ tuna/cakalang.
✓ harganya relatif lebih murah dibandingkan protein hewani
lainnya
✓ ikan mempunyai keragaman jenis dengan variasi harga
sehingga dapat memenuhi semua segmen kelas ekonomi
• Dimensi biologis : manfaat konsumsi ikan

✓ meningkatkan cita rasa → zat2 gizi esensial ikan:


(karena lemak dan protein ❖ protein (asam amino
yang dikandungnya) esensial)
❖ vitamin (preformed
✓ meningkatkan mutu gizi vitamin A, vit B6, B12)
pangan (karena mengandung
❖ mineral : Besi, Zinc Ca,
zat2 gizi yang bermutu tinggi
Iodium, Selenium
→ zat gizi esensial yang
meningkatkan mutu cerna ❖ asam-asam lemak
& bioavailabilitas zat gizi esensial (omega-3, dll)
❖ rendah lemak jenuh
• Dimensi biologis : manfaat konsumsi ikan lanjutan

✓ Kontribusi ikan dalam protein hewani

❖ protein ikan memberi kontribusi terbesar dalam


kelompok sumber protein hewani, sekitar 57,1%.
Ikan : 57,1% ❖ terjadi kecenderungan pergeseran konsumen masyarakat
Daging : 19,7 %
Telur &Susu: 23,2 % dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dari red
meat kepada white meat.
❖ protein ikan memiliki keunggulan dibandingkan dengan
Protein
Hewani sumber protein lainnya, yaitu kelengkapan komposisi
Protein
Nabati ;
31,7 %
asam amino dan kemudahannya untuk dicerna tubuh.
68,3 %
❖ ikan memiliki kandungan lemak, vitamin, dan mineral
yang sangat baik dan prospektif.
Kontribusi Konsumsi Protein Ikan
Terhadap Total Konsumsi Protein
❖ zat gizi ikan mudah dicerna dan diserap tubuh sehingga
sangat sesuai dari mulai balita hingga manula.
❖ Berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada
Sumber: SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional) – BPS, 2014
1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK)
• Dimensi biologis : manfaat konsumsi ikan lanjutan
✓ Manfaat Kesehatan

❖ mengurangi risiko penyakit jantung (rekomendasi


Cardiologists)
❖ meningkatkan daya ingat (US Alzheimer Association)
❖ meningkatkan pertumbuhan otak pada janin (Harvard Univ)
❖ mengurangi stres pasca melahirkan (riset di Inggris & Jepang)
❖ mengurangi prevalensi asma pada anak2 (riset di Aus & NZ)
❖ meningkatkan kesehatan kulit (rekomendasi Dermatologists)
❖ meningkatkan kesehatan mata (US National Eye Institute)
KONSUMSI IKAN, 2014 - 2016* (Kg/ kapita)
ACEH

KALIMANTAN UTARA
SUMATERA UTARA
SULAWESI
UTARA
2014 2015 2016*
KALIMANTAN
KEPULAUAN TIMUR GORONTALO
KALIMANTAN
RIAU BARAT SULAWESI
RIAU MALUKU UTARA
TENGAH

KEPULAUAN BANGKA-
JAMBI
SUMATERA BARAT BELITUNG KALIMANTAN
SULAWESI PAPUA BARAT
TENGAH
BARAT

MALUKU
PAPUA
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN SULAWESI
BENGKULU LAMPUNG SELATAN SULAWESI
SELATAN

#IKANITUENAK JAKARTA JAWA TENGAH


TENGGARA

Konsumsi sedang 15 - 25 Kg/Kap BANTEN


JAWA TIMUR
Konsumsi sedang 25 - 35 Kg/Kap JAWA BARAT
YOGYAKARTA
Konsumsi sedang 35 - 45 Kg/Kap
NTB NTT
Konsumsi tinggi > 45 Kg/Kap
BALI Sumber : Data SUSENAS
* angka target

* angka sementara
TCT segar
** angka target
KIMJ
Lele-Patin-Gabus
Kembung
Bandeng
Mujair/Nila
Udang-Cumi
Teri
Ikan segar
TCT asin Ikan asin diawetkan
Kembung asin KIMJ (Kelompok Ikan dalam Makanan Jadi)

PREFERENSI KONSUMEN (%) KONSUMSI IKAN (Kg/ kapita) PRODUK YANG DIKONSUMSI

IMPLEMENTASI PROGRAM CO-OWNERSHIP KOORDINASI & SINERGI


Sb : KKP, 2017
Talkshow PMTAS
• Tantangan pengembangan sumberdaya perikanan
untuk ketahanan pangan
✓ Tantangan dari Sisi Suplai :
❖ relatif mahal (last to choose) bagi strata atau etnik tertentu
❖ pasokan yang tdk kontinu dan unpredictable
❖ ketepatan waktu pengiriman (time of delivery)
❖ keseragaman produk (ukuran, kualitas & warna)
❖ link and match antara produsen dan kebutuhan konsumen
❖ sistem jaminan mutu (from farm / ocean to table)
❖ lemah praktik penanganan pascapanen: penggunaan bahan terlarang, ketersediaan sapras,
teknologi, sistem rantai dingin
❖ kelestarian lingkungan dan sumberdaya
❖ isu global (HAM, pekerja anak-anak, animal welfare, dll)
❖ sarana dan prasarana
❖ kualitas SDM (termasuk kemiskinan nelayan), penguasaan teknologi
❖ akses modal dan pasar, lemahnya sistem kelembagaan ekonomi
• Tantangan dari Sisi Permintaan

✓ jaminan ketersediaan produk


✓ mudah diperoleh
✓ harga terjangkau
✓ tampilan yang menarik
✓ mudah disimpan, praktis
✓ diversifikasi produk (konsumsi langsung atau diolah
lebih lanjut)
✓ bermutu baik & bergizi
✓ minat mengonsumsi ikan masih rendah
✓ Impacts of Climate Change on Fish Food Security

❖ availability of aquatic foods will vary through


changes in habitats, stocks & spesies
❖ stability distribution,of supply will be impacted by
changes in seasonality, increased varians in
ecosystem productivity & increased supply variability
& risks
❖ access to aquatic foods will be affected by changes in
livelihoods & catching or farming opportunities
❖ utilization of aquatic products will also be impacted
→ some societies & communities will need to adjust
to species non traditionally consumed
✓ Top 10 sampah yang sering ditemukan di Laut, 2018

✓ Tragedi Minamata
❖ tahun 1959, di kota Minamata, Kumamoto Prefecture Jepang, terdapat
penyakit aneh yang menyerang saraf manusia (kejang dan lumpuh)
❖ anak-anak lahir dengan cacat tubuh, lumpuh dan keterbelakangan mental
❖ karena pencemaran methyl-mercuri (limbah berasal dari pabrik di sekitar
teluk Minamata) → ke laut dan biota laut → dikonsumsi oleh penduduk
Minamata sehingga terjadi akumulasi merkuri
II. Pangan Lokal & Tradisional

→ Pangan in-konvensional untuk


pemantapan ketahanan pangan
▪ Pangan lokal : makanan yang dikonsumsi
oleh masyarakat setempat sesuai dengan
potensi dan kearifan lokal.

→ pangan yang sudah dikenal, mudah


diperoleh sehingga meningkatkan akses
pangan, jenisnya beragam dan dapat
diusahakan baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk dijual.
Aneka pangan lokal → bahan baku makanan tradisional
1. Sumber karbohidrat : beras, jagung, singkong, sagu, ketela,
sukun, garut & gandum lokal / tropis
2. Sumber energi : gula tebu, gula merah, HFS, sorbitol
3. Sumber lemak : minyak kelapa sawit, minyak kelapa
4. Sumber protein nabati : kedele, kac. tanah, kac hijau
5. Sumber protein hewani : ikan, udang & kerang2- an, daging
ayam , sapi, kambing & kerbau, telur, susu,
6. Sumber vitamin : buah2-an tropis ( nenas, mangga , pisang,
pepaya, jeruk), sayur2an (kol, sawi, wortel)
7. Sumber mineral : spices (lada, merica), kecap, MSG
8. Sumber penyegar : kopi, tea, kakao, mete, garam
9. Sumber serat : rumput laut, lidah buaya,
Kesejahterasan
masyarakat
Produktivitas
Produktivitas Sosial
Ekonomi B. Pendekatan politik
Ekologi
Prasarana Sosial :
•Pendidikan
Prasarana Ekonomi :
SDM •Kesehatan
•SDA, Teknologi
Berkualitas •Pemberdayaan
•SD Buatan/Prasarana
•Partisipasi Masyarakat
C. Pendekatan
A.Pendekatan sosekbud
ekologi

Ketahanan
Ketahanan Pangan
Pangan Pengelolaan RMT Status Gizi/
Nasional/Wilayah=
Rumah •Gizi Seimbang Kecerdasan
Ketersediaan Distribusi
Tangga •Perawatan Kesehatan Individu
Konsumsi
•Air Dan Sanitasi
•Pendidikan Dasar

Pangan Lokal dalam pendekatan human welfare ecology


(dikembangkan dari Suryana, 2004 dalam Sukirman, dkk, 2004)
Masalah Usaha Kecil Bidang
Pangan
Ekternal Internal
Kurangnya permintaan Finansial
Rndahnya ketersediaan aneka olahan Manajemen
Pandangan pangan lokal sebagai pangan inferior Sumberdaya
USAHA KECIL Akses teknologi
BIDANG PANGAN
S
U
P Fasilitasi 1. Optimasi sumber daya
p
L
Permodalan 2. Peningkatan nilai tambah
Y Transfer Teknologi 3. Peningkatan produktivitas
Pemasaran dan kualitas produk
Pembinaan dan pelatihan Peningkatan
Produksi
Peningkatan
Pendapatan

Sekolah dan Murid


D rawan pangan Feeding dan
E Daya Beli Pengasuhan
M gizi
A Peningkatan Status Gizi
N Ketahanan
D Pangan SDM
Berkualitas

Pendekatan Supply & Demand dalam Pengembangan Pangan Lokal untuk


Ketahanan Pangan
Komoditi
Produk industri
Pertanian
Turunan
Contoh: Kulit Chip
Aneka Pati

Kegunaan Tepung
Rebus/kukus
Ubi Jalar Jem/Selai
Saos
Tape
Ubi Umbi Brem
Jalar Kremes
Keripik
Ubi goreng
Getuk
Pilus
Kroket
Gaplek

Daun
Contoh : Roadmap pengembangan Ubi Jalar (Dahrulsyah, dkk)
Bahan Baku Produk Setengah Jadi Produk Akhir

Ubi Jalar Industri Kecil/


Segar Menengah

Industri Kecil/
Menengah : Industri Kecil/
Menengah Pangan
Tepung
Daerah
Hulu

Daerah Industri Besar Industri Besar


Hilir Tepung Pangan

Konsumen Konsumen
Luar Negeri Dalam Negeri
▪ Pangan tradisional : makanan yang
dikonsumsi golongan etnik dan wilayah
spesifik, diolah berdasarkan resep yang secara
turun temurun. Bahan yang digunakan
berasal dari daerah setempat dan makanan
yang dihasilkan juga sesuai dengan selera
masyarakat setempat.
Ciri : regional, budaya dan kebiasaan, turun
temurun, konsumsi sudah lama, diolah secara
tradisional, bahan baku lokal/impor
Makanan tradisional Sunda
sebagai unsur budaya

Makanan tradisional Sunda merupakan salah


satu budaya bangsa warisan nenek moyang

Harus dilestarikan dan terus dipromosikan

Promosi melalui keunggulan gizi yang


terkandung di dalamnya
Contoh makanan tradisional Sunda

Cara Pengolahan
✓ Ditumis
✓ Dibakar
✓ Direbus
✓ Dipepes
✓ Digoreng
✓ Disajikan mentah

Dari sekitar 80 jenis makanan Sunda, lebih


dari 65% terbuat dari tumbuh-tumbuhan
(nabati), sedangkan sisanya terbuat dari
ikan dan daging (hewani)

Karedok
Keunggulan Gizi Karedok
Terbuat dari sayuran mentah: ✓Kaya Pro-Vitamin A
kacang panjang; mentimun; • Pro-Vitamin A yang tinggi berasal dari
tauge; kemangi; terong, kol sayuran berwarna hijau seperti kacang
(berbagai modifikasi penambahan panjang, daun kemangi dan mentimun
sayuran lain) • Vitamin A : senyawa penting yang
menciptakan daya tahan tubuh
✓ Sumber serat terhadap infeksi dan pemeliharaan
sayuran : sumber serat utama, jaringan (mata)
penting untuk pencernaan dan
kesehatan
▪ baik untuk kesehatan usus ✓ TAUGE : sumber vitamin E
▪ memperlancar buang air besar • merupakan antioksidan
▪ mengontrol berat badan • mempunyai kemampuan
▪ menurunkan kolesterol dalam untuk mengurangi radikal
darah bebas
▪ mencegah stroke, jantung, kanker • mencegah terjadinya kanker
DAFTAR PUSTAKA
• Baliwati, Y.F.; Madanijah, S. 2013. Ekologi
Pangan dan Gizi. Bahan Ajar. Departemen
Gizi Masyarakat, Fema, IPB
• Purnomo, A. 2015. Pengelolaan SDKP secara
Berkedaulatan untuk Keberlanjutan guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat,
Yogyakarta 15 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai