Anda di halaman 1dari 8

Kelayakan Potensi Energi Hybrid Sebagai

Pembangkit Listrik di Kawasan Desa Tampelas,


Kalimantan Tengah dengan Menggunakan
Perangkat Lunak Homer
Andhikajati Kurnia Adi1
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam Indonesia
Jl Kaliurang KM 14.5 Yogyakarta, Indonesia
16524018@students.uii.ac.id

Abstrak— Jumlah penduduk dari tahun ke tahun Kata kunci—kelayakan potensi; energi hybrid;
semakin bertambah sehingga penggunaan energi listrik yang generator; PV; wind turbin; Homer
dikonsumsi oleh masyarakat semakin besar. Pendistribusian
I. PENDAHULUAN
energi listrik di Indonesia yang belum merata hingga di pelosok
Indonesia. Sehingga masih banyak daerah terpencil yang masih Energi listrik berperan sebagai faktor penting untuk
menggunakan pembangkit energi konvensional, seperti menunjang masyarakat dan suatu wilayah selain itu
generator/diesel atau bahkan tidak ada listrik sama sekali. penggunaan energi listrik dari tahun ke tahun semakin
Dikarenakan Indonesia berada di daerah tropism aka tidak bertambah. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk dari
heran jika rata-rata potensi energi listrik yang bersumber dari tahun ke tahun semakin bertambah sehingga penggunaan
sinar matahari sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Potensi energi matahari energi listrik yang dikonsumsi oleh masyarakat semakin besar.
itulah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif Untuk mencukupi penggunaan energi listrik yang semakin
yang tersedia sepanjang tahun dengan harga ekonomis. Pada
bertambah diperlukan referensi baru dalam menyediakan
energi listrik terutama sumber energi yang berasal dari alam
penelitian ini akan membahas kelayakan potensi energi hybrid
karena untuk sekarang ini sebagian besar energi listrik yang
(surya-angin) sebagai pembangkit energi listrik yang berbasis
dihasilkan berasal dari bahan bakar fosil. Penggunaan bahan
energy terbarukan yang berlokasi di Desa Tampelas, Kecamatan
bakar fosil akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi
Kamipang, Kabupaten Katingan yang kondisinya belum masuk
lingkungan dan jumlah bahan bakar fosil sangat terbatas dan
ke dalam jaringan listrik PLN. Sehingga listrik di Desa Tampelas
akan habis jika sering digunakan. Maka dari itu masyarakat
hanya ada selama kurang lebih 5 jam perhari menggunakan
dituntut agar menemukan sumber-sumber energy yang tidak
pebangkit generator/diesel. Pada penelitian ini bertujuan untuk terbatas dan bersifat ramah lingkungan.
mengetahui kelayakan sistem pembangkit Hybrid (surya-angin) Pendistribusian energi listrik di Indonesia belum
yang dapat dijadikan potensi energi listrik untuk kebutuhan tersebar secara menyeluruh hingga pelosok negeri. Sehingga
listrik masyarakat di daerah terpencil Desa Tampelas, banyak daerah terpencil yang masih menggunakan
Kalimantan Tengah. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembangkit energi konvensional, seperti generator atau
solusi akan kurangan pasokan energi listrik dan selanjutnya bahkan tidak memiliki jaringan listrik sama sekali. Dengan
dapat dijadikan solusi untuk memenuhi pasokan energi listrik potensi energi matahari di Indonesia yang dikenal sebagai
yang ada di daerah tersebut karena tidak adanya jaringan PLN negara tropis dengan rata-rata 4,5 kWh/m2/hari (Solarex,
yang masuk serta menawarkan solusi investasi energi baru 1996). Potensi energi matahari tersebut dapat dimanfaatkan
terbarukan yang lebih ekonomis. Penelitian ini dimulai dengan sebagai sumber energi alternatif yang tersedia sepanjang tahun
pengambilan data beban kepada masyarakat secara langsung dan biaya relatif murah.
dengan wawancara. Data yang sudah terkumpul kemudian Pada penelitian ini akan membahas kelayakan potensi
dianalisa melalui software Homer dan setelah dianalisa kemudian pembangkit hybrid yang berbasis energi terbarukan dari surya
didapatkan hasil jika penerapan pembangkit listrik energi hybrid dan angin yang berlokasi di Desa Tampelas, Kecamatan
(surya-angin) di Desa Tampelas kurang optimum dan kurang Kamipang, Kabupaten Katingan yang kondisinya belum
menguntunkan dari segi ekonomi. Solusi yang disarankan masuk ke dalam jaringan listrik PLN. Sehingga listrik di Desa
software Homer dengan menggunakan pembangkit energi Tampelas hanya ada selama kurang lebih 5 jam perhari
matahari yang dipadukan dengan generator. menggunakan pebangkit generator/diesel.
Sejak tahun 2017 kebutuhan listrik di Desa Tampelas C. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
sudah meningkat dari kondisi sebelumnya, dimana kebutuhan Pembangkit listrik tenaga diesel adalah pembangkit
listrik tersebut dipenuhi dengan adanya PLTS yang diperoleh listrik yang berbahan bakar solar dan menggunakan mesin
dari bantuan CSR lembaga non-profit. Penggunaan PLTS itu diesel sebagai penggerak mula atau prime mover. Penggerak
hanya cukup untuk menghidupkan lampu dan beberapa mula adalah sebuah peralatan yang memiliki fungsi untuk
peralatan elektronik yang berdaya kecil sehingga peralatan menghasilkan energi mekanis yang gunanya untuk memutar
elektronik berdaya besar tidak dapat dialiri listrik. rotor generator. PLTD ini pada umumnya dimanfaatkan
Penelitian ini berjudul “Kelayakan Potensi Energi sebagai pemasok kebutuhan energi listrik dengan jumlah
Hybrid (Surya-Angin) Sebagai Pembangkit Listrik di beban kecil, terutama di daerah terpencil atau kebutuhan listrik
Kawasan Desa Tampelas, Kalimantan Tengah dengan di pedesaan yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN.
Menggunakan Perangkat Lunak Homer” bertujuan untuk Mesin diesel tidak menghasilkan pembakaran yang
mengetahui potensi pembangkit energi terbarukan paling sempurna pada proses pembakaran. Bahan bakar yang
optimum di Desa Tampelas. digunakan sangat mempengaruhi hasil efisiensi PLTD, hal
tersebut dikarenakan biaya terbesar yang dikeluarkan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
operasional PLTD bersumber dari biaya bahan bakar, yang
A. Homer jika diubah ke persen kurang lebih 70% dari total biaya
Homer merupakan software yang digunakan untuk operasional PLTD.
merancang dan menganalisis sistem energi hybrid dan Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari PLTD:
dikembangkan oleh nasional laboratorium energi terbarukan di 1. Kelebihan yang dimiliki PLTD adalah nilai investasi
Amerika Serikat. Homer memodelkan sistem tenaga listrik awal yang relatif lebih rendah, membutuhkan operator
dan biaya selama beroperasi, yang merupakan biaya total yang sedikit, dan bahan bakar lebih mudah didapat.
pemasangan dan biaya pengoperasian sistem. Selain itu, dalam 2. Kekuranggan PLTD antara lain, kapasitas mesin diesel
Homer banyak pilihan desain sistem yang bisa digunakan terbatas, pemeliharaan lebih diperhatikan, suara yang
berdasarkan manfaat teknis dan nilai ekonominya. dihasilkan menimbulkan kebisingan, membutuhkan
Homer dapat memodelkan berbagai koneksi jaringan, waktu yang cukup lama untuk start jika dalam kondisi
baik yang terhubung ke jaringan (on grid) maupun tidak dingin, polusi yang dihasilkan tinggi.
terhubung jaringan atau (off grid). Berikut adalah beberapa
kelebihan Homer, yaitu: D. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Bayu)
1. Dapat membantu menilai dampak ketidakpastian atau Energi angin merupakan salah satu dari sumber
perubahan variabel. energi terbarukan yang dapat menghasilkan energi mekanik
2. Perancang sistem memiliki kontrol penuh dalam maupun energi listrik. Energi angin akan di konversi menjadi
menentukan komponen yang akan digunakan baik dalam energi mekanik kemudian akan dikonversikan lagi menjadi
kualitas komponen maupun segi ukuran. energi listrik. Energi kinetik yang diperoleh dari energi angin
3. Dapat memodelkan sistem selama setahun agar akan diubah menjadi energi mekanik yang berfungsi untuk
mengetahui teknik kelayakan dan biaya pengoperasiannya. memutar peralatan, seperti pompa piston, penggilingan dan
4. Dapat melakukan pengoptimalan dalam perubahan model lain sebagainya. Kemudian energi mekanik yang dihasilkan
input akan disalurkan untuk memutar generator yang kemudian akan
5. Dapat digunakan untuk menentukan konfigurasi sistem menghasilkan energi listrik. Kedua proses perubahan energi
terbaik dan biaya operasional terendah. tersebut dinamakan konversi energi angin. Kemudian alat atau
. sistem yang digunakan untuk konversi tersebut dikenal dengan
B. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid nama turbin angin (Wind Turbin). Pemanfaatan energi angin
yang banyak digunakan adalah untuk menghasilkan energi
Proses perubahan energi matahari hanya terjadi ketika angin sedangkan yang memanfaatkan untuk memanfaatkan
modul surya menerima cahaya matahari yang kemudian energi mekaniknya sudah mulai berkurang.
diubah menjadi listrik melalui proses PV (Photovoltaic). Untuk memanfaatkan energi angin menjadi energi
Photovoltaic Cell merupakan komponen semikonduktor yang listrik diperlukan informasi atau data tentang energi angin
dimana terdapat kutub positif dan negative yang terbuat dari secara aktual yang tersedia dilokasi pemasangan serta
campuran silicon. Metarial semikonduktor tersebut akan kebutuhan bebannya. Selain kedua aspek tersebut juga harus
menyerap foton dari sinar matahari yang dikonversi menjadi dibarengi dengan aspek ekonomi yang nantinya akan
energi listrik. Listrik yang dihasilkan dari modul surya dapat menghasilkan pemanfaatan wind turbin yang optimal dilokasi
langsung digunakan maupun disimpan ke dalam baterai. Sel yang kita harapkan.
surya ini sangat bergantung pada intensitas cahaya matahari Pemerintah saat ini telah mengeluarkan berbagai
yang ada di tempat tersebut, dimana semakin lama cahaya keputusan, peraturan serta strategi dan tindakan nyata secara
menyinari modul surya maka semakin besar daya yang akan terencana untuk mengimplementasikan atau mendorong
dibangkitkan. penggunaan energi baru terbarukan atau (EBT) agar mampu
memenuhi target minimal yang sudah direncanakan yaitu pada
tahun 2025 persentase minimal pemanfaatan EBT ini 23%
pada lingkup nasional sedangkan pada 2050 menjadi 31 %. III. METODE PENELITIAN
Dengan target tersebut diharapkan pemanfaatan EBT ini harus Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan yang
dioptimalkan agar dapat memanfaatkan energi yang ramah sistematis dan secara garis besar digambarkan dalam diagram
lingkungan dan mendukung pembangunan atau alir penelitian sebagai berikut :
pengembangan di daerah-daerah terpencil dan terisolasi.
E. Net Present Cost (NPC)
NPC atau Net Present Cost adalah total biaya
pemasangan dan biaya pengoperasian komponen selama Mulai
proyek. NPC ini dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan:

NPC=O∧M + Fuel Cost +Capital Cost + Replacement Cost + Salvag eStudi Literatur
(1)
Dimana:
O&M Cost =Biaya perawatan dan operasional Pengumpulan Data
Fuel Cost = Biaya bahan bakar Belum
Capital Cost = Biaya modal komponen
Replacement Cost = Biaya pergantian komponen
Apakah data
Salvage = Biaya sisa komponen sudah cukup?

F. Cost of Energy (COE)


Sudah
COE atau Cost of Energy adalah biaya pengeluaran
dalam menghasilkan energi listrik per kWh oleh pembangkit. Pemodelan dan Simulasi
COE dapat diketahui dengan persamaan: Menggunakan Homer
∁ ann , tot
COE= (2)
∁ served
Analisis dan penyusunan
Dimana : Laporan
COE = Biaya yang dikeluarkan per kWh
∁ ann , tot = Total biaya tahunan dari system per tahun
Selesai
(Rp/yr)
∁ served = Total beban listrik per tahun (kWh/yr) Gambar 1. Diagram alir penelitian
G. Renewable Penetration Penelitian Kelayakan Potensi Energi Hibrid Sebagai
Pembangkit Listrik di Kawasan Desa Tampelas, Kalimantan
Renewable Penetration ini digunakan untuk
Tengah dengan Menggunakan Perangkat Lunak Homer
mengetahui seberapa besar energi listrik yang dihasilkan dari dimulai dengan melakukan studi literature dengan membaca
total energi listrik yang diproduksi oleh system Pembangkit jurnal, skripsi, dan hasil penelitian lain guna memperoleh
Listrik Tenaga Hibrid energi matahari dan angin. Nilai pemahaman awal. Setelah itu mengumpulkan data-data
renewable penetration dapat dihitung dengan menggunakan sekunder antara lain, informasi dari pihak-pihak terkait
persamaan: diantaranya pemerintah Desa Tampelas untuk mengetahui
Etot . komponen perizinan dan jumlah penduduk di Desa Tampelas.
RP=
Etot . ∏ . sistem (3) Setelah mendapat informasi yang cukup, dilakukan survey
lokasi untuk bertemu pihak pemerintah desa untuk mengetahui
Dimana :
jumlah beban yang dibutuhkan setiap harinya. Untuk
Rp = Renewable Penetration (%) mendekati hasil sempurna dilakukan wawancara langsung
Etot . komponen = Total Energi listrik dari panel kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-
surya dan turbin angin (kWh hari. Guna mengetahui peralatan-petalatan elektronik yang
digunakan dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk
Etot . ∏ . sistem = Total produksi energi listrik yang memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari.
dihasilkan system (kWh)
Setelah data sekunder didapatkan selanjutnya melakukan
pemodelan dan simulasi menggunakan Homer terkait biaya-
biaya yang dibutuhkan selama sistem tersebut dijalankan
seperti biaya modal, biaya perawatan, biaya operasional, biaya
penggantian komponen, hingga penentuan nilai inflasi dan nilai Archite Converter
discount rate. cture
PV (kW) 55,4 55,4
Taharapn selanjutnya adalah analisis dan pembahasan
terkait kelayakan potensi tenaga hybrid sebagai pembangkit G1 - 1
listrik di kawasan Desa Tampelas. Gen (kW) 500 500
100 Li 3 3
IV. HASIL DAN ANALISIS
Converter 507 507
Pada saat ini pembangkit yang digunakan oleh
Dispatch LF LF
masyarakat Desa Tampelas untuk memenuhi kebutuhan listrik
adalah generator desa dan PV, namun kondisi PV yang ada COE (Rp) 3.868 3.932
mayoritas sudah tidak bisa digunakan lagi dan lebih dominan Cost NPC (Rp) 5,53 B 5,62 B
ke penggunaan generator sehingga biaya yang dikeluarkan Operating Cost 276 M 281 M
masih mahal dengan durasi pemakaian listrik di desa ini hanya (Rp)
kurang lebih 5 jam sehari. Hasil yang diharapkan dari Initial Capital 1,58 B 1,60 B
penelitian ini adalah penggunaan pembangkit yang paling (Rp)
menguntungkan dari seluruh komponen yang dipakai di sistem System Ren.Frac (%) 60,7 60,7
ini. Komponen yang digunakan antara lain generator dan PV Production (kWh) 39.250 39.250
yang dipasangkan dengan wind turbin. Gen Fuel (L) 11,77 11,77
Proses simulasi dengan memodel kan dan merancang
O&M Cost (Rp) 15,7 M 15,7 M
konfigurasi dari beberapa komponen pada sistem secara
khusus, maka sistem pada Homer akan dilakukan untuk Fuel Cost (Rp) 164,85M 164,8M
menentukan kemungkinan terbaik dalam konfigurasi sistem. PV Capital Cost (Rp) 118,2M 118,2M
Homer akan mengelompokan beberapa konfigurasi sistem Production (kWh) 80.570 80.570
yang berbeda-beda untuk setiap komponennya. Capital Cost (Rp) - 20 M
Dari hasil beberapa konfigurasi yang ada sistem NPC
G1 Production (kWh) - 38,4
(Net Present Cost) terkecil akan direkomendasikan oleh sistem
dengan urutan teratas bukan dari nilai COE (Cost of Energy). O&M Cost (Rp) - 5M
NPC merupakan biaya keseluruhan sistem selama jangka 100 Li Autonomy (hr) 21,1 21,1
waktu yang ditentukan yaitu 25 tahun dan sudah dikurangi Annual 76.172 76.157
dengan semua pendapatan yang diperoleh selama proyek Throughtput
berlangsung, sedangkan COE merupakan biaya rata-rata per (kWh)
kWh dari produksi energi listrik yang dijual ke konsumen. Convert Recifier Mean 3,76 3,76
Perangkat Homer akan menampilkan beberapa saran er Output (kW)
yang sudah terkonfigurasi seperti pada Tabel 1 yang Inverter Meam 10,9 10,9
Output (kW)
menunjukkan bahwa nilai NPC terendah senilai Rp.5,53 miliar
dengan komponen tidak lengkap, yaitu Sel surya (PV),
generator, baterai, dan converter tanpa menggunakan Wind Pada kedua saran yang disediakan Homer pada pilihan
Turbin, dengan modal awal (initial capital) sebesar Rp.1,58 pertama dan kedua menunjukkan biaya dan produksi energi
miliar. Kemudian pada saran kedua dari simulasi Homer listrik yang sama dan perbedaan dari kedua saran di atas
terdiri PV, Wind turbin, generator, baterai dan converter adalah ada di wind turbin. Nilai produksi energi listrik
dengan nilai NPC sebesar Rp5,62 miliar dengan modal awal memiliki selisih yang dangat kecil, jika dilihat dari Tabel 1
senilai Rp1,6 miliar, yang berarti lebih murah Rp 90 juta selisih produksi energi hanya terletak di wind turbin dengan
dibandingkan dengan nilai NPC terendah karena komponen nilai 38,4kWh. Walaupun selisih nilai produksi sangat kecil
yang digunakan berbeda. Selain dilihat dari sisi nilai NPC dari namun akan berpengaruh pada perhitungan ekonomi dan harga
kedua saran yang ditampilkan, biaya COE yang pada saran jual listrik per kWh. Selain dilihat dari segi ekonomi, harga
pertama dengan komponen tanpa wind turbin yang dihasilkan jual listrik yang murah dan produksi energi listrik yang
juga lebih murah dibanding dengan saran kedua. memenuhi permintaan masyarakat, jika dilihat rata-rata tipe
wind turbin yang dijual dipasaran untuk memutar baling-
TABEL 1 baling pada wind turbin rata-rata kecepatan angin minimal
SARAN YANG DITAMPILKAN DALAM PERANGKAT yang dibutuhkan 3 m/s[4]. Sedangkan sesuai dengan data rata-
LUNAK HOMER rata kecepatan angin di Desa Tampelas sebesar 3,46m/s.
Selisih angka yang kecil tersebut akan mengakibatkan
PV produksi energi listrik yang dihasilkan wind turbin tidak
maksimal. Maka pilihan pertama yang ditampilkan Homer
Wind Turbin
dengan komponen terdiri dari PV, generator, baterai dan
Generator converter menjadi pilihan utama dalam penelitian ini.
Baterai
Dengan analisis Pra-Studi Kelayakan Potensi Energi
Hibrid (Surya-Angin) sebagai Pembangkit Listrik di Kawasan
Desa Tampelas, Kalimantan Tengah diambil konfigurasi
sistem dengan hasil produksi listrik yang tinggi dan
pembiayaan rendah sesuai dengan saran yang ditampilkan
sistem Homer. Dari hasil konfigurasi diperoleh komponen
berupa 55,44kW PV, 500 kW generator, 3 buah baterai, dan
507 kW konverter. Konfigurasi ini dipilih pada baris pertama
Tabel 1.

Sesuai Tabel 4 menunjukkan PV berperan besar dalam


Gambar 1. Grafik biaya NPC memproduksi energi listrik dibandingkan dengan generator.
Hal tersebut menunjukkan sistem bekerja untuk memenuhi
Grafik biaya NPC yang ditampilkan pada Gambar 1 kebutuhan energi listirik masyarakat dengan energi terbarukan
menunjukkan bahwa biaya tertinggi terletak pada biaya bahan bisa dibilang bagus. Dari produksi pertahun menunjukkan
bakar dan datu-satunya komponen yang menggunakan bahan persentase PV atau Canadian Solar Max Power CS6U-330P
bakar adalah generator. Biaya modal tertinggi berasal dari senilai 67, 2% untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat,
baterai diantara modal komponen yang lain, kemudian modal itu artinya PV dapat mensuplai kebutuhan energi listrik 2x
tertinggi kedua yaitu generator kapasitas 500kW. Pada lipat lebih besar dari pada energi listrik yang dikeluarkan oleh
penggantian, baterai membutuhkan biaya terbesar dari generator yang bernilai 32,8%. Sehingga PV menjadi sumber
komponen lain dan generator peringkat kedua secara ekonomi energi utama dalam memproduksi energi listrik.
dan biaya penggantian. Biaya operasional baterai juga lebih Dalam perencanaan awal penelitian ini pemanfaatan
banyak daripada generator dan komponen lainnya. energi hybrid dari energi angin dan surya, namun dalam
penelitian yang dilakukan setelah melalui tahap analisis dan
TABEL 2. perhitungan menunjukan hasil bahwa dengan adanya
RINGKASAN BIAYA NPC komponen wind turbin dalam sistem akan menyebabkan
Total Net 5.323.655.000 Rp ketidakoptimalan produksi energi listrik, sehingga dari
Present Cost tampilan saran perangkat lunak Homer yang disajikan pada
Levelized cost 3.868 Rp/Kwh Tabel 1 pada urutan pertama dan kedua memiliki perbedaan
of energy yang terletak pada komponen yang digunakan, pada urutan
yang pertama komponen tidak menggunakan wind turbin
Dari rincian biaya NPC diperoleh total keseluruhan sedangkan untuk urutan yang kedua menggunakan wind
biaya senilai Rp. 5.323.655.000 dan diperoleh biaya energi per turbin. Tidak digunakannya komponen Wind turbin ini pada
kWh senilai Rp.3.868/kWh. Harga ini terlihat lebih mahal dari sistem akan mempengaruhi pembiayaan dan hasil produksi
harga di PLN yang untuk keperluan rumah tangga dengan energi listrik. Pembiayaan terlihat berbeda dijumlah modal
daya 900 VA senilai 1.400kWh dan ditambah subsidi awal, dengan tidak digunakanannya komponen wind turbin ini
pemerintah dengan variasi yang berbeda. akan mengakibatkan pengurangan jumlah komponen yang
TABEL 3 dibeli sebesar Rp.0,02 miliar atau Rp.20 juta. Selain itu akan
RINCIAN TOTAL BIAYA NPC SISTEM SELAMA berpengaruh juga pada jam operasional komponen yang
mensuplai kebutuhan energi listrik masyarakat. Terlihat pada
Tabel 1 wind turbin akan membutuhkan biaya O&M sebesar
Rp5.000.000/tahun dan biaya modal sebesar Rp20juta.
Komponen wind turbin yang tidak digunakan akan
menyebabkan perbedaan harga jual listrik, pada Tabel 1
TABEL 4 ditunjukkan pada sistem yang menggunakan wind turbin
HASIL PRODUKSI MASING-MASING memiliki nilai COE atau harga jual listrik sebesar
KOMPONEN PER TAHUN
Rp3.932/kWh. sedangkan jika sistem tidak menggunakan Rincian total pada Tabel 3 merupakan biaya NPC
wind turbin memiliki harga jual senilai Rp3.869/kWh. dengan komponen yang digunakan pada sistem Homer selama
proyek berlangsung sehingga terlihat total biaya modal,
penggantian komponen, perawatan, bahan bakar, dan biaya
simpan komponen selama proyek berlangsung yaitu 25 tahun.
Sedangkan pada Tabel 6 menunjukkan biaya rata-rata tahunan
dari penggunaan komponen dalam proyek selama 25 tahun.
Biaya O&M (Operational and Maintenance) tahunan untuk
PV Rp2.365.000/tahun, baterai Rp37.500.000/tahun, generator
Rp15.700.000/tahun, dan sistem konverter sebesar
Rp6.000.000/tahun, jika dilihat dari nilai besarnya biaya O&M
TABEL 5 yang dikeluarkan pada komponen baterai membutuhkan biaya
HASIL KERJA KELISTRIKAN paling tinggi jika dibandingkan dengan komponen yang lain.
Life time tiap komponen berbeda dan biaya penggantian yang
bervariatif. Baterai yang memiliki life time 15 tahun
memerlukan biaya penggantian sebesar Rp63.401.452,
sedangkan untuk converter memiliki life time 15 tahun dengan
biaya Rp44.432.274, berbeda dengan PV karena memiliki life
time 25 tahun maka tidak ada biaya penggantian.

Hasil simulasi parameter keluaran untuk masing-masing


komponen
Dari hasil kelistrikan sistem pada Tabel 4.8 Pada simulasi Homer juga menampilkan hasil produksi
menunjukkan adanya hasil excess electricity (kelebihan energi energi listrik dan biaya operasional serta grafik simulasi pada
listrik) sebesar 5.397 kWh/tahun. Excess electricity bisa masing-masing komponen. Seperti yang ditunjukkan pada
memberikan dampak positif maupun negatif, pada penelitian Gambar 2 parameter yang dikeluarkan PV menunjukkan
ini besarnya nilai excess electricity memiliki dampak negatif bahwa energi yang dihasilkan PV lebih besar daripada energi
dikarenakan excess electricity harus terbuang dan tidak yang dikeluarkan generator. Hal ini menunjukkan bahwa
digunakan. Karena tidak dapat digunakan untuk kebutuhan penggunaan komponen sel surya di Desa Tampelas lebih
dan pengisian baterai. Adanya nilai excess electricity ini banyak jika dibandingkan dengan generator dalam
diakibatkan daya berlebih dan baterai tidak dapat menampung memproduksi energi listrik. Sesuai pada Tabel 5 menunjukka
kelebihan daya[5]. Namun excess electricity ini juga bisa bahwa nilai Renewable Percent menunnjukkan angka 60,7%.
memberikan dampak positif jika tersambung ke Grid PLN,
kelebihan daya yang ditimbulkan dapat dijual ke PLN
sehingga akan memberikan dampak positif. Kemudian nilai
unmet load atau beban tidak terpenuhi adalah 0 kWh/tahun,
hal tersebut dapat terjadi jika tidak ada permintaan beban Gambar 2. Grafik hasil produksi energi listrik dari
melebihi persediaan energi listrik yang ada. Sehingga beban generator dan PV perbulan
dapat dilayani semua oleh sistem yang ada dan menghasilkan
nilai unmet load nol. Hal yang sama juga dapat terlihat pada Perbedaan hasil produksi energi antara PV dan
nilai capacity shortage atau besarnya kekurangan energi per generator seperti pada Gambar 4.2 disebabkan karena
tahun yang disebabkan menurunnya jumlah produksi energi kebutuhan energi listrik di Desa Tampelas akan memuncak
listrik dikarenakan kurangnya radiasi matahari pada bulan- pada malam hari sedangkan kebutuhan energi listrik pada
bulan tertentu atau kurangnya jam operasional pada generator siang hari cenderung sangat sedikit, sehingga penggunaan PV
tidak ada sama sekali. Renewable percent sebesar 60,7% pada siang hari lebih banyak menyimpan energi listrik
berarti sistem yang digunakan sudah termasuk kategori energi daripada penggunaan secara langsung ke beban.
listrik terbarukan menurut Homer, nilai tersebut bisa Hasil keluaran energi rata-rata PV adalah 9,2 kW atau
berkurang jika produksi listrik lebih didominasi oleh generator 221 kW/hari, dengan total produksi energi listrik sebanyak
dan sebaliknya jika nilai Renewable percent akan bertambah 80.570 kWh/tahun, tidak memiliki minimum output dan
jika produksi energi listrik disuplai oleh energi terbarukan memiliki output maksimal sebesar 50,5 kW. Penetrasi PV
lebih banyak atau ketika PV digunakan secara keseluruhan yang dapat dideteksi oleh perangkat lunak Homer adalah
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. 80,7%. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan listrik PV dapat
beroperasi selama 4.325 jam/tahun dan dari produksi energi
TABEL 6 listrik yang dihasilkan PV dapat dijual ke konsumen sebesar
BIAYA TAHUNAN DARI PENGGUNAAN Rp121/kWh. Harga yang didapatkan dari pemasangan PV
KOMPONEN lebih murah dibandingkan dengan harga dari PLN
yang masuk ke baterai sebesar 80.140 kWh/tahun tetapi energi
TABEL 7 yang dikeluarkan hanya 72.249 kWh/tahun, hal tersebut
RINCIAN HASIL SIMULASI PV dikarenakan adanya losses dan penurunan kapasitas
Quantity Value Units simpan dari baterai.
Rated Capacity 55,4 kW TABEL 9
Mean Output 9,20 kW RINCIAN HASIL SIMULASI BATERAI
Mean Output 221 kW /d Quantity Value Units
Capacity Factor 16,6 % Nominal Capacity 300 kWh
Usable Nominal 240 kWh
Total Production 80.570 kWh/yr
Capacity
Minimum Output 0 kW Autonomy 21,1 Hr
Maximum Output 50,5 kW Storage Wear Cost 1.581 Rp/kWh
PV Penetration 80,7 % Average Energy Cost 0 Rp/kWh
Hours of Operation 4.325 hrs/yr Energy In 80.140 kWh/yr
Levelized Cost 121 Rp/kWh Energy Out 72.249 kWh/yr
Storage Depletion 130 kWh/yr
Losses 8.021 kWh/yr
Generator beroperasi selama 1506 jam/tahun dengan Annual Throughput 76.172 kWh/yr
konsumsi bahan bakar 11.775 liter/tahun atau 32,3 liter/hari
dan dapat memproduksi listrik sebanyak 39.250 kWh/tahun, Pada penelitian ini PV memproduksi energi listrik lebih
untuk memproduksi energi listrik per kWh membutuhkan banyak dibandingkan dengan generator, dikarenakan jumlah
bahan bakar sebanyak 0,3 liter dengan rata-rata efisiensi PV yang banyak dan memiliki nilai penetrasi PV yang besar
kelistrikan sebesar 33,9 %. Untuk memulai starting awal pada yaitu 80,7% itu berarti penyerapan sinar matahari oleh PV
generator sebesar 314 kali dengan rata-rata electrical output bagus sehingga energi yang dikonvert oleh PV juga akan
125 kW minimal electrical output 125 kW dan maksimal mengakibatkan lebih banyak untuk proses penyimpanan di
electrical output sebesar 365 kW. baterai dan digunakan secara langsung pada saat siang hari.
Hasil produksi listrik yang dihasilkan generator dijual Selain itu jam operasional PV sebanyak 4.325 jam/tahun
ke konsumen senilai Rp 3.416/kWh, pembiayaan generator sedangkan pada generator sebesar 1506 jam/tahun
pertahunnya sebesar Rp 148.187 jika dibulatkan sebesar Rp menunjukkan perbedaan jumlah jam operasional yang sangat
148.000/tahun. Generator memiliki operational life selama 10 mencolok, komponen PV beroperasi hampir 3x lipat lebih
tahun dan bila sesuai dengan analisis dari perangkat lunak banyak dari pada jam operasional generator. Pada produksi
Homer jam operasional 1506 jam/tahun. listrik dari PV yang bernilai 80.570kWh/tahun 2x lipat lebih
banyak dari pada hasil produksi yang dikeluarkan generator
TABEL 8 sebesar 39.250kWh/tahun. Jika dilihat dari selisih nilai jam
RINCIAN HASIL SIMULASI GENERATOR operasional dikarenakan sebagian besar beban yang ada dapat
Quantity Value Units dipenuhi oleh energi listrik yang dihasilkan oleh PV yang
Rated Capacity 55,4 kW disimpan di baterai.
Mean Output 9,20 kW Walaupun selisih jam operasional antara PV dan
Mean Output 221 kW /d generator sebesar 2819 jam/tahun dan selisih produksi energi
Capacity Factor 16,6 % listrik sebesar 41.320kWh/tahun tidak akan menyebabkan
Total Production 80.570 kWh/yr harga jual PV lebih mahal dari pada generator karena tidak
Minimum Output 0 kW memerlukan biaya bahan bakar. Harga jual energi listrik yang
Maximum Output 50,5 kW dihasilkan oleh PV sebesar Rp121/kWh dan harga jual yang
dihasilkan oleh generator sebesar Rp3.416/kWh memiliki
PV Penetration 80,7 %
selisih sebesar Rp3.295/kWh. Selisih harga jual PV dan
Hours of Operation 4.325 hrs/yr
generator cukup besar, jika ingin mendapatkan harga jual
Levelized Cost 121 Rp/kWh energi listrik yang lebih murah bagi masyarakat Desa
Tampelas, PV akan menjadi pilihan yang tepat, namun perlu
Kapasitas baterai yang digunakan sebesar 300kWh adanya penambahan kapasitas PV dan baterai yang ada,
dengan jumlah 3 buah baterai dengan sistem yang digunakan, sehingga sinar matahari yang diserap oleh PV akan semakin
dengan masing-masing baterai memiliki kapasitas 100kWh. banyak dan lebih banyak energi listrik yang tesimpan di
Dari 300kWh hanya digunakan 80% yang dapat digunakan baterai.
atau seminal 240kWh. Kemudian waktu saat baterai dalam Generator dari segi ekonomi akan memerlukan biaya
keadaan tanpa adanya sinar matahari dapat bertahan selama yang lebih banyak baik dari segi modal, penggantian, O&M,
21,1jam. Nilai storage depletion merupakan penurunan dan biaya bahan bakar. Untuk pembiayaan lebih murah dari
kapasitas penyimpanan baterai mencapai 130kWh/tahun. Nilai segi modal, O&M, penggantian dan tidak memerlukan biaya
losses atau perbedaan energi listrik yang disalurkan dan yang bahan bakar. Selisih biaya total selama proyek berlangsung
terpakai sebesar 8.021 kWh/tahun. Sedangkan jumlah energi selama 25 tahun antara generator dan PV sebesar
Rp2.449.856.956 jika dibulatkan sekitar Rp 2,450 miliar. Pada dan PV dapat menghasilkan energi listrik lebih banyak dari
Tabel 3 total biaya PV sebesar Rp140.046.137 seddangkan generator sebesar 41.320kWh/tahun.
biaya total generator sebesar Rp2.589.903.039, dengan
pembiayaan generator yamg tinggi tidak ekonomis untuk DAFTAR PUSTAKA
memenuhi kebutuhan energi listrik di Desa Tampelas karena
berpengaruh pada harga jual energi listrik ke masyarakat, [1] Kunaifi, “Program Homer Untuk Studi Kelayakan Pembangkit
dengan biaya yang lebih murah tersebut PV mampu Listrik Hibrida di Provinsi Riau,” Semin. Nas. Inform. 2010
menyuplai 67,2 % kebutuhan listrik. Pembangunan (semnasIF 2010) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 22 Mei 2010,
pembangkit hybrid (surya-angin) di Desa Tampelas akan lebih vol. 2010, no. semnas,IF, hal.18-27, 2010.
efisien jika difokuskan ke pembangunan energi terbarukan [2] A. F. Juwito, S. Pramonohadi, dan T. Haryono, “Optimalisasi
dari sinar matahari dan tidak disarankan membangun turbin Energi Terbarukan pada Pembangkit Tenaga Listrik dalam
angin seperti yang disarankan perangkat lunar Homer dan Menghadapi Desa Mandiri Energi di Margajaya (Renewable
beralih ke penggunaan generator ke PV. Energy Optimization of Electrical Power Generation toward the
Energy Self-Sufficient Village in Margajaya),” J. Ilm.
V. KESIMPULAN Semesta Tek., vol. 15, no. 1, hal. 22-34, 2012.
1. Melalui pra-studi kelayakan potensi energi hybrid
(surya-angin) sebagai pembangkit energi listrik di [3] Kemetrian Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
kawasan Desa Tampelas menggunakan perangkat Nomor 93.PMK.011/2014 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2016,
Tahun 2017, dan Tahun 2018, Juni. 2014
lunak Homer menunjukkan bahwa wind turbin tidak
sesuai untuk diterapkan di Desa Tampelas karena [4] A. Bachtiar dan W. Hayyatul, “Analisis Potensi Pembangkit
selain menambah beban biaya investasi. Listrik Tenaga Angin PT. Lentera Angin Nusantara (LAN)
2. Dari segi produksi energi listrik PV memproduksi energi Ciheras,” J. Tek. Elektro ITP, vol.7, no. 1, hal. 31-45, 2018.
listrik sebesar 80.570 kWh/tahun atau jika dipersentasekan
67,2% sedangkan generator memproduksi energi listrik [5] Homer Energy, Excess electricity, (On-line) Available at
sebesar 39.250kWh/tahun atau sebanyak 32,8%. https://www.homerenergy.com/support/docs/3.10/excess
3. Pada hasil akhir simulasi Homer menunjukkan bahwa PV _ electricity.html, 2017
membutuhkan biaya yang lebih murah daripada generator

Anda mungkin juga menyukai