Anda di halaman 1dari 12

SKILL 1

CARDIOPULMONARY RESUSCITATION

(PEDIATRIC BASIC LIFE SUPPORT)

1. Pastikan area dalam kondisi aman untuk penolong dan korban.


2. Periksa respon korban, apakah sadar atau tidak :
 Panggil korban dengan suara keras dan jelas.
 Berikan stimulasi mekanik dengan menggoncangkan/menepuk bahu korban.

(‘de, bangun-bangun’) sambil menempuk pundak.

3. Jika korban tidak merespon, berarti dia tidak sadar.


 Minta seseorang untuk memanggil bantuan segera dengan memberikan keterangan
korban : jumlah korban, usia (balita/anak), tempat kejadian, alat yang dibutuhkan,
dan no telp yang dapat dihubungi.

“Pak, tolong disini ada seorang bayi yang pingsan,di lantai 3 skillab. Tolong
teleponkan ambulans, dengan peralatan resusitasi yang lengkap.”

4. Tempatkan korban dalam permukaan datar dan keras dengan posisi telentang, serta
minimalkan pergerakan kepala saat memindahkan pasien. (contoh : meja kokoh,
lantai, atau tanah)
 korban < 1 tahun : tempatkan di meja ( kalau di lantai bisa hypothermia )
 korban > 1 tahun : tempatkan di lantai
*lege artisnya : posisi penolong berada di samping kanan korban

5. Buka jalur nafas (airway) :


 Lakukan manufer “head tilt and chin lift” untuk menjaga jalur nafas terbuka.( jika
tidak ada cervical injury ).
 Tempatkan satu tangan kanan di dagu korban dan dorong kepala (dahi) secara
perlahan ke belakang menggunakan tangan kiri.(posisi pemeriksa di kanan)
 Saat menarik dagu tersebut dengan cara tangan, kita tempatkan di bagian
tulang rahang bawah, dekat titik dagu dan angkat dagu supaya jalur nafas
terbuka.
 Jangan mendorong jaringan lunak di bawah dagu karena akan menghalangi
jalur nafas.

 Jika ada trauma cervikal yang dicurigai, lakukan manufer “jaw thrust” yang dapat
digunakan untuk membuka jalur nafas sementara posisi kepala netral (fiksasi).
 Tempatkan siku kedua tangan di permukaan tempat korban berbaring.
 Tempatkan 2 atau 3 jari di rahang bawah tepat di sudutnya dan angkat rahang
keatas dan keluar.
 Jika terdapat penolong kedua, penolong harus immobilisasi tulang belakang
cervikal.
 Buka mulut korban dengan melakukan manufer “cross finger” untuk memeriksa
ada atau tidaknya sumbatan.
 Kepala korban masih dalam kondisi “head tilt and chin lift”.
 Jari telunjuk dan ibu jari membuka rahang atas dan bawah secara menyilang.
 Lakukan finger sweep (sapuan jari kelingking) untuk mengangkat benda asing di
mulut korban.
 Kepala korban masih dalam kondisi “head tilt and chin lift”.
 PERINGATAN : jangan lakukan finger sweep saat korban sadar karena akan
memicu refleks muntah dan menyebabkan korban muntah.
A.Cross finger
F. Finger sweep

 Jika benda asing tidak terlihat, lakukan “back blow” dan “chest thrust” untuk
umur ≤ 1 tahun;
 manufer “heimlich” dan “abdominal thrust” untuk umur > 1 tahun.
 Setiap manufer 5 kali.
 Lakukan dalam maksimal 5 siklus (1 siklus = 1 “back blow” dan “chest
thrust” atau 1 manufer “heimlich” (sadar) dan “abdominal thrust” (tidak
sadar)).
 Keterangan “back blow” (poin 1 - 4) dan “chest thrust” (poin 5 – 7) :
1) Tempatkan bayi secara telungkup di forearm penolong dengan tangan
menyokong kepala bayi ( pada rahang).
2) posisikan kepala bayi lebih rendah dari badannya.
3) Tempatkan forearm di paha untuk menopangnya.
4) pukulkan tumit tangan di area pertengahan tulang belakang diantara
scapula sebanyak lima kali. (pukulannya harus bersifat ‘bouncing’ atau
memantul)
5) Setelah melakukan back blow, balikan tubuh bayi dengan cara ----
menempatkan punggung bayi di forearm tangan kiri penolong dan kepala
bayi di topang oleh telapak tangan kiri penolong.
6) Pastikan bayi dalam posisi terlentang dan pertahankan kepala bayi lebih
rendah dari badannya.
7) Lakukan chest thrust sama seperti kompresi, dengan cara meletakan jari
tengah dan jari manis tegak lurus di sepertiga bawah sternum / 1 jari
dibawah garis imajiner interpapillary mammae sebanyak lima kali tekanan.
(ketentuan : saat melakukan tekanan, jari tidak mengangkat dari kulit)

8) Jika sisa sumbatan jalur nafas masih ada, lakukan rangkaian “back blow”
dan “chest thrust” sebanyak lima kali siklus sampai sumbatan terangkat
atau korban tidak menjawab.
9) Jika sudah 5 kali siklus melakukan backblow dan chest trust, maka
lanjutkan ke BREATHING.
 Keterangan “HEIMLICH MANEUVER” (untuk pasien sadar) :
1) Posisikan korban berdiri atau duduk
2) Posisi penolong berdiri atau berlutut di belakang korban, lengan penolong
berada di bawah axila korban dan melingkari batang tubuh.
3) Tangan kanan membuat kepalan, dan tangan kiri melingkupinya. Letakan
kepalan tersebut di antara umbilikus dan prosesus xipoideus.
4) Desak ke arah dalam dan atas sebanyak lima kali. Jangan mengenai
prosesus xipoideus atau margin bawah tulang rusuk karena akan merusak
struktur organ dalam.
5) Setiap desakan (thrust) harus terpisah, pergerakan jelas, dan memberikan
maksud membebaskan sumbatan. Lakukan sebanyak lima kali siklus
sampai sumbatan terangkat atau korban tidak menjawab.

Heimlic Maneuver
Abdominal thrust untuk korban tidak sadar
 Jika korban tidak sadar → lakukan Abdominal Thrust
- Posisi pasien supinasi
- Fiksasi kaki pasien dengan lutut penolong
- Letakkan kedua tangan yang saling menimpa diantara prosesus xypoideus
dan umbilicus.
- Lakukan hentakan dengan arah ke dalam dan ke atas sebanyak 5 x
*5x abdominal thrust = 1 siklus

6. Pernafasan (breathing) :
 Kepala korban masih dalam kondisi “head tilt and chin lift”.
 Periksa apakah korban bernafas atau tidak. jangan lebih dari 10 detik.
 Tempatkan pipi penolong di depan hidung dan mulut korban, serta lakukan tiga
manufer :
 LOOK atau lihat pergerakan dinding dada.
 LISTEN atau dengarkan ekspirasi korban.
 FEEL atau rasakan udara yang keluar di pipi.
 Jika korban tidak bernafas atau megap-megap (periodic gasping atau agonal
gasps : jarang, nafas irreguler).
 Berikan 5 nafas pertolongan awal untuk mencapai dua nafas efektif.
 Gunakan teknik mulut ke mulut untuk korban diatas 1 tahun atau teknik mulut
ke mulut dan hidung untuk korban kurang dari satu tahun.

Ket : mulut ke mulut dan hidung

Ket : mulut ke mulut


7. Sirkulasi (circulation) :
 Kepala korban masih dalam kondisi “head tilt and chin lift”.
 Periksa sirkulasi dengan merasakan pulsasi Korban
- < 1 tahun : di brachial artery
- Korban > 1 tahun : di carotid atau femoral artery
 Lakukan selama 6 detik (hasil kalikan 10)
Ket : Pada bayi gunakan arteri brachial

Ket : Pada anak-anak pada arteri karotid


 Jika kamu tidak dapat merasakan pulsasi atau pulse < 60 kali/menit atau perfusi
jelek (pucat, sianosis), mulai lakukan kompresi dada.
 Identifikasi posisi yang tepat untuk kompresi dada :
 Pada bayi dengan umur ≤ 1 tahun
1) Gambarkan garis imaginer antara nipple, posisi yang tepat adalah jarak
satu lebar jari antara garis imaginer dengan tempat kompresi.
2) Mulai kompresi dada dengan teknik dua jari (jari telunjuk dan jari
tengah , jika penolong 1 orang) atau teknik dua ibu jari (dua ibu jari, jika
penolong 2 orang)
3) Keterangan teknik dua ibu jari :
 Dilakukan dalam keadaan dua penolong.
 Tempatkan kedua ibu jari dengan saling menempel di setengah
bawah sternum, pastikan tidak menekan prosesus xyphoideus.
 Tempatkan sisa 4 jari tersebut dengan melingkari punggung bayi.
 Gunakan kedua ibu jari untuk melakukan kompresi di sternum
dengan kedalaman satu pertiga sampai satengah kedalaman dada.

Gambar teknik dua jari

Gambar teknik dua ibu jari

 Pada anak dengan umur > 1 tahun


1) Kompresi di setengah bawah sternum tetapi jangan mengkompresi atau
menekan prosesus xipoideus.
2) Tempatkan heel of hand (tumit tangan) salah satu tangan di tempat
kompresi (teknik satu tangan pada pasien umur <12 tahun) atau tumit
salah satu tangan dan tangan lainnya di atasnya (teknik dua tangan pada
umur >12 tahun).
3) Tangan dalan keadaan lurus dan tidak menekuk.
4) Mulai lakukan kompresi.

Gambar teknik kompresi satu tangan

Gambar teknik kompresi dua tangan

 Saat melakukan chest compression (HARUS DISEBUTKAN) :


1. Posisi tangan di setengah sternum
2. Posisi tangan tegak lurus
3. Penekanan 1/3 – ½ diameter anteroposterior thoracic cage
4. Lakukan dengan 4 prinsip ;
a. Push Hard : dorongan dengan kekuatan yang cukup untuk menekan dada
dengan kedalaman satu pertiga sampai setengah dari diameter anteroposterior
kedalaman dada.
b. Push Fast : dorongan denga kecepatan 100 kali/menit.
c. Release completely : Pelepasan sempurna supaya dada dapat kembali mundur
(fully recoil).
d. Minimize Interruption : minimal gangguan saat kompresi.
 Rasio kompresi dada dan ventilasi harus 30 : 2 untuk 1 penolong dan 15 : 2 untuk 2
penolong.
 Lakukan sebanyak lima siklus.
8. Evaluasi : setelah 2 menit atau 5 siklus resusitasi cardiopulmonary, evaluasi keadaan
korban.
 Pulse
 Lakukan kompresi dada lagi, jika tidak ada pulse atau < 60 kali/menit
 Breath
 Lakukan pernafasan bantuan (mouth to mouth / mouth to mouth and nose)
sebanyak 12-20 kali/menit, jika pulse > 60 kali/menit tetapi nafas tidak
adekuat dan tidak spontan.
 Pernafasan bantuan harus terlihat menyebabkan kenaikan dada.
 Consciousness
 Colour
 Pupil
9. Setelah korban sadar tempatkan dalam recovery position :
- Korban berbaring dan dimiringkan ke arah kiri
- Tangan kanan lurus dan tangan kiri menempel ke pipi
- Kaki kanan ke belakang dan kaki kiri ke depan

Anda mungkin juga menyukai