Anda di halaman 1dari 57

MODUL 1 KEGIATAN PRAKTIKUM 1

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


OBJEK LINGKUNGAN RUMAH

1. Tujuan :
Mengamati ciri-ciri makhluk hidup yang ada di sekitar tempat tinggal

2. Alat dan Bahan :


1) Alat-alat tulis
2) Tabel pengamatan
3) Alam sekitar

3. Cara Kerja :
1) Siapkan alat-alat tulis dan tabel pengamatan yang diperlukan
(Gunakan Tabel 1.1 di bagian akhir modul ini).
2) Pergilah ke lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal anda, seperti kebun, sawah, hutan,
atau lingkungan lainnya, sesuai tempat tinggal anda.
3) Menentukan lebih kurang 10 makhluk hidup (5 hewan dan 5 tumbuhan) yang anda kenal
nama jenisnya (minimal nama daerahnya).
4) Catatlah kesepuluh jenis makhluk hidup tersebut dalam lembar pengamatan.
5) Mengamati ciri-ciri dari setiap makhluk hidup yang anda telah catat tersebut, dengan cermat.
6) Bubuhkan tanda cek (√) sesuai dengan ciri-ciri yang anda amati, pada tabel 1.1 dalam
lembar kerja yang di sediakan di bagian akhir modul ini.

4. Hasil Pengamatan :

Ciri-ciri Makhluk Hidup *)


No Nama Makhluk Hidup
1 2 3 4 5
1 Cicak     
2 Anjing     
3 Semut     
4 Belalang     
5 Ulat     
6 Pohon Pisang -    
7 Pohon Kelapa -    

1
Ciri-ciri Makhluk Hidup *)
No Nama Makhluk Hidup
1 2 3 4 5
8 Pohon Jambu -    
9 Bunga Matahari     
10 Putri Malu     

*) Keterangan
1. Bergerak dan bereaksi terhadap rangsang;
2. Bernapas;
3. Perlu makan (nutrisi);
4. Tumbuh;
5. Berkembang.

5. Kesimpulan :
Berdasarkan dengan penelitian yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Tumbuhan maupun hewan memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak dan bereaksi terhadap
rangsang, bernafas, perlu makan, tumbuh, dan berkembang, ciri tersebut pasti melekat pada
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan meskipun ada sedikit perbedaan misalnya proses
bergerak dan bernafas

6. Jawaban Pertanyaan :
1) Ya, Tumbuhan juga bergerak dan bereaksi terhadap rangsang. Gerak tumbuhan yaitu gerak
pindah tempat seluruh tubuh pada tumbuhan bersel satu gerak sebagian tubuh, tidak
ditentukan arah datangnya rangsang gerak sebagian tubuh, dipengaruhi arang datangnya
rangsang.
2) Persamaan ciri kehidupan pada hewan dan tumbuhan yaitu bergerak dan bereaksi terhadap
rangsang, bernafas, memerlukan makan, serta dapat tumbuh dan berkembang
Perbedaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan:
Tumbuhan :
1. Reaksi terhadap rangsang lambat/terbatas, umumnya menetap atau bergerak sebagian
tubuh
2. Tidak memiliki alat pernafasan khusus.
3. Menyusun zat-zat makanan sendiri
4. Tumbuh kembang berlangsung selama hidupnya, ada daerah tumbuh tertentu.

2
Hewan :
1. Memiliki alat pernafasan khusus.
2. Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan, aktif dan dapat berpindah tempat
3. Makan makhluk hidup lain
4. Tumbuh kembang terjadi dalam masa tertentu.

3
MODUL 1 KEGIATAN PRAKTIKUM 2
SIMBIOSIS

1. Simbiosis Parasitisme
a) Tujuan :
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar.

b) Alat dan Bahan :


1) Alat-alat tulis.
2) Lembar pengamatan.
3) Lingkungan sekitar.

c) Cara Kerja :
1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke kebun atau
hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi antara hewan dengan
tumbuhan, antara hewan dengan hewan; atau antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.7) yang ada di bagian akhir
modul ini.
6) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang diuntungkan.
7) Jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan simbiosis tersebut?
8) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.7.

d) Hasil Pengamatan :
Tabel 1.7
Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme

Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan


Jenis
No Hubungan Jenis Jenis
Jenis
Parasitisme Makhluk Jenis Kerugian Makhluk
Keuntungan
Hidup Hidup
Kutu memperoleh
Kutu dengan Darah Kucing yang makanan dari
0 Kucing Kutu
Kucing diisap Kutu ayam yang diisap
darah Ayam

4
Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan
Jenis
No Hubungan Jenis Jenis
Jenis
Parasitisme Makhluk Jenis Kerugian Makhluk
Keuntungan
Hidup Hidup
Sari makanan Memperoleh
Duku dengan
1 Duku untuk tumbuhan Benalu makanan dari
Benalu
duku inangnya

Cacing kremi Mengisap sari


Cacing Memakan sari
2 dengan Manusia makanan dari
kremi makanan manusia
Manusia Manusia
Darah Manusia
diisap Nyamuk dan
dapat juga Memperoleh
Manusia
menyebabkan makanan dari
3 dengan Manusia Nyamuk
penularan penyakit mengisap darah
Nyamuk
malaria dan demam manusia
berdarah serta
cikungunya
Ulat daun
4 Tumbuhan Daun meranggas Ulat daun Memakan daun
dengan Daun
Bakal buah padi Menghisap sari
Walangsangit Walangsa
5 Padi dimakan oleh pada
dengan Padi ngit
walangsangit bakal buah Padi

e) Pembahasan :
Simbiosis Parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak
yang lain dirugikan.

f) Kesimpulan :
Jadi hubungan simbiosis Parasitisme merupakan hubungan yang hanya menguntungkan satu
pihak, sedangkan pihak yang lain dirugikan.

g) Jawaban Pertanyaan :
1) Ya, hubungan antara kutu dengan anjing merupakan hubungan parasitisme karena kutu
mengisap darah anjing sehingga anjing mendapat kerugian sedangkan kutu memperoleh
keuntungan berupa darah yang diisap.
2) Ada, contohnya rafflesia dapat menyebabkan kematian inangnya dan nyamuk dapat
mengakibatkan demam malaria serta demam berdarah yang dapat menyebabkan kematian
pada manusia.

5
2. Simbiosis Komensalisme
a) Tujuan :
Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar.

b) Alat dan Bahan :


1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

c) Cara Kerja :
1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke kebun atau
hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis komensalisme yang terjadi antara hewan dengan
tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4) Temukan setidaknya 3-5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.8) yang ada di bagian akhir
modul ini.
6) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana yang tidak
diuntungkan ataupun dirugikan.
7) Jenis keuntungan apa saja yang diperolehnya? Jelaskan!
8) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.8.

d) Hasil Pengamatan :
Tabel 1.8
Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
Pihak yang diuntungkan Jenis
makhluk
Jenis hubungan Jenis hidup yang
No Jenis
komensalisme makhluk tidak
keuntungan
hidup untung dan
tidak rugi
Ikan hiu dengan ikan Memperoleh
1 Ikan ramora makanan Ikan hiu
Ramora
Tempat
Anemon laut dengan ikan persembunyian
2 Ikan badut Anemon laut
Badut dari ancaman
bahaya

6
Pihak yang diuntungkan Jenis
Jenis hubungan Jenis makhluk
No Jenis
komensalisme makhluk hidup yang
keuntungan
hidup tidak
Mendapat tempat untung dan
Anggrek dengan pohon tinggi untuk
3 Anggrek Pohon besar
Besar memperoleh
cahaya matahari

e) Pembahasan :
Simbiosis komensalisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan
pihak lain tidak diuntungkan dan juga tidak dirugikan.

f) Kesimpulan :
Hubungan ini menguntungkan satu pihak tetapi tidak menguntungkan dan tidak merugikan
pihak lain.

g) Jawaban Pertanyaan :
Hubungan komensalisme dalam kadar tertentu tidak menyebabkan kerugian pada inangnya.
Sebab dia tidak mengganggu kehidupan inangnya. Contoh” anggrek dapat membuat
makanan sendiri dan tidak mengambil makanan dari pohon besar.

3. Simbiosis Komensalisme
a) Tujuan :
Mengidentifikasi simbiosis mutualisme di lingkungan sekitar.

b) Alat dan Bahan :


1) Alat-alat tulis.
2) Lembar pengamatan.
3) Lingkungan sekitar.

c) Cara Kerja :
1) Siapkan alat bahan yang diperlukan.
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke kebun atau
hutan terdekat.
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis mutualisme yang terjadi antara hewan dengan
tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan.
7
4) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi!
5) Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.9) yang ada di bagian akhir
modul ini.
6) Jenis keuntungan apa saja yang diperoleh oleh setiap spesies anggota simbiosis tersebut?
Jelaskan!
7) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.9

d) Hasil Pengamatan :
Tabel 1.9
Hasil Pengamatan Simbiosis Mutualisme
Pihak I yang Pihak II yang
Jenis dirugikan diuntungkan
No Hubungan Jenis Jenis
Jenis Jenis
Mutualisme Makhluk Makhluk
Keuntungan Keuntungan
Hidup Hidup
Kupu-kupu
Mendapat
dengan Membantu
1 Kupu-kupu nektar dari Bunga
tanaman penyerbukan
bunga
berbunga
Memperoleh
makanan yaitu
Kerbau
Bebas dari kutu dan lalat
2 dengan Kerbau Burung jalak
kutu dan lalat yang hinggap
burung jalak
di tubuh
kerbau
Mendapat
Lebah dengan Membantu
3 Lebah nektar dari Bunga
bunga Penyerbukan
bunga

e) Pembahasan :
Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak.

f) Kesimpulan :
Dalam hubungan simbiosis mutualisme ke dua belah pihak sama-sama mendapat
keuntungan.

8
g) Jawaban Pertanyaan :
Cacing tubuh dengan manusia;
 Keuntungan cacing tubuh adalah mendapat makanan,
 Keuntungan bagi tubuh kita adalah cacing tubuh dapat menguraikan zat makanan yang
sulit dicerna

9
MODUL 1 KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN (STRUKTUR BUNGA)

1. Tujuan :
Mengamati struktur bunga

2. Alat dan Bahan :


1) Struktur bunga
2) Lup / kaca pembesar 1 buah
3) Pinset 1 buah
4) Pisau / silet 1 buah
5) Bunga kembang sepatu 1 buah (bisa diganti dengan bunga lain yang ada di daerah anda)

3. Cara Kerja :
1) Amatilah bagian--bagian bunga tanpa merusaknya, perhatikan bagian kelopak, mahkota,
benang sari, putik dan dasar bunganya.
2) Gambarlah hasil pengamatan anda pada lembar kerja (Gambar 1.1), dan lengkapilah dengan
keterangan gambar.
3) Amatilah bagian kelopaknya, catatlah bentuk dan warna kelopak yang anda amati.
4) Amati pula mahkota bunganya, catat bentuk dan warnanya.
5) Untuk mengamati benang sari, anda harus menyingkirkan bagian mahkota bunga. Hitunglah
jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota bunganya?
Catatlah hasil pengamatan anda. Dengan menggunakan kaca pembesar (loup), amatilah
bagian kepala sari (Ahtera). Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya mirip
debu pada kepala sari?
6) Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah bagaimana
bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.
7) Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala putik. Tuangkan
pada lembar kerja (Gambar 1.2) di bagian akhir modul ini

10
4. Hasil Pengamatan :

Gambar 1.1
Morfologi Bunga Sepatu

Gambar 1.1
Sayatan Vertikal Bunga Sepatu
11
5. Pembahasan
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis di induksi
oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan
air Bunga di sebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina
(putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau
hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama
bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut :
1) Kelopak bunga atau calyx.
2) Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat
serangga yang membantu proses penyerbukan.
3) Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia : rumah pria) berupa
benang sari.
4) Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia : "rumah wanita")
berupa putik.

6. Kesimpulan :
Perkembangbiakan tumbuhan dilakukan dengan alat khusus yang disebut bunga. Dalam
bunga terdapat beberapa bagian yaitu kelopak, mahkota, benang sari, putik, ovarium dan yang
utama adalah sel-sel gamet.

7. Jawaban Pertanyaan :
1) Benang sari yang terdapat dalam bunga yang diamati ada 5 buah.
2) Fungsi benang sari dan putik adalah sebagai alat kelamin jantan dan betina pada bunga agar
dapat melakukan perkembangbiakan secara generatif.

12
MODUL 1 KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN

1. Tujuan :
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara menyambung, okulasi
dan mencangkok

2. Alat dan Bahan :


1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi dan cangkok
6. Vaselin

3. Cara Kerja :
a) Menempel (Okulasi)
 Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel
 Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang kurang lebih 1cm
dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat untuk
dijadikan batang bawah
 Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5x 2cm pada batang bawah
 Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan
ukuran yang sama dengan torehan pada batang bawah
 Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah
celah-celah yang ada dengan vaselin
 Setelah tunas baru tumbuh bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari
tanaman bawah

b) Menyambung
 Carilah tanaman bawah, kira-kira sebesar jari kelingking
 Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5cm dari permukaan
tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut

13
 Ambillah ranting yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan
ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan kemiringan
yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada
potongan batang bawah tersebut
 Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikatlah dengan menggunakan
selotip transparan atau tali rafia
 Buang ranting pada tanaman dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena sinar
matahari terlalu banyak.

c) Mencangkok
 Tentukan jenis tanaman yang akan dicangkok
 Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter 2,5cm dan tidak berpenyakit
 Kuliti cabang tanaman tersebut sepanjang 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal
cabang
 Buanglah kambiumnya dengan cara mengeroknya sampai bersih
 Biarkan mongering sampai 6-12 jam
 Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos
secukupnya
 Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya

4. Hasil Pengamatan :
1. Tabel Pengamatan Menempel (Okulasi)
No Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Masih pada posisi awal belum ada perubahan
2 Mulai terlihat adanya perubahan pada posisi awal tempel
3 Mata tunas mulai merekat
4 Mata tunas semakin merekat erat
5 Mata tunas mulai tumbuh mengencang
6 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
7 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
8 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
9 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
10 Tunas tumbuh, tanaman atas dipotong

14
2. Tabel Pengamatan Menyambung

Perubahan
Perlakuan Ulangan Keberhasilan
Batang Bawah Batang Atas

1 (1)  Normal Normal

2 (1) - Normal Kering


Tanpa Daun
3 (2) - Kering Kering

4 (2) - Kering Kering

1 (3) - Normal Kering

2 (3) - Normal Kering


Daun Dikupir
3 (4) - Normal Kering

4 (4) - Normal Kering

1 (5) - Normal Kering

2 (5) - Normal Kering


Daun Sisa (2)
3 (6) - Normal Kering

4 (6) - Normal Kering

3. Tabel Pengamatan Mencangkok


No Kondisi tempelan hari ke :
0 Belum ada perubahan
1 Masih dalam penyesuaian
2 Agak sedikit merekat
3 Mulai menyatu dengan batang lama
4 Mulai terlihat titik akar baru
5 Kambium menyatu dengan kedua batang
6 Terlihat akar kecil dengan jumlah sedikit
7 Akar baru Nampak jelas
8 Akar mulai agak kuat dan kokoh
9 Menunggu akar kuat
10 Siap dipotong dan dipindahkan pada hari ke-21

15
5. Kesimpulan :
Untuk mendapatkan jenis yang lebih baik, perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative
merupakan alternative cara yang digunakan manusia. Mencangkok, menempel maupun
menyambung dapat dilakukan agar meningkatkan kualitas dari tumbuhan tersebut seperti yang
diinginkan.

6. Pembahasan :
Pada praktikum diatas, tumbuhan dapat di kembangbiakan melalui perkembangbiakan
vegetative secara buatan di antaranya dengan menempel, menyambung ataupun mencangkok.
Pada perkembangbiakan tersebut terdapat syarat tertentu, misalnya menempel dilakukan pada
batang yang kuat dan mata tunas yang diinginkan memiliki sifat serupa dengan tumbuhan yang
ditempelinya. Dalam mencangkok dibutuhkan tumbuhan yang sudah memiliki cambium.

7. Jawaban Pertanyaan :
1. Pada hari ke 3 mata tunas mulai merekat pada batang bawah
2. Pada hari ke 10 mata tunas menyatu dengan batang bawah
3. Pada percobaan mencangkok, setelah cambium dikeruk sayatan sebaiknya dikeringkan
selama 6-12 jam dengan tujuan menghilangkan penyakit pada cambium ketika akan
dilakukan pencangkokan. Jika tidak dikeringkan, cambium dalam keadaan tidak bersih atau
berpenyakit dan pencangkokan akan gagal dilakukan.
4. Pada hari ke-6 cangkokan mulai tumbuh akar kecil-kecil dan akar akan bertambah banyak
pada hari ke 21 siap ditanam.

16
MODUL 3 KEGIATAN PRAKTIKUM 2
UJI MAKANAN (UJI KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN)

1. Uji Karbohidrat
a) Tujuan :
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung  karbohidrat.

b) Alat dan Bahan :


a. Piring plastik 1 buah
b. Pipet 1 buah
c. Pisang 1 diiris kecil
d. Apel 1 diiris kecil
e. Nasi 2-3 butir
f. Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil
g. Tahu putih 1 iris kecil
h. Margarin seujung sendok
i. Biskuit 1 potong kecil
j. Tepung terigu 1 sendok kecil
k. Gula pasir 1 sendok kecil
l. Kentang 1 iris kecil
m. Kalium iodida 0,1 M 10 mL

c) Cara Kerja :
a. Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar kerja yang
diperuntukkan bagi percobaan ini.

Sebelum di tetesi Kalium iodida 0,1 M 10 mL

17
Proses di tetesi Kalium iodida 0,1 M 10 mL

Sesudah di tetesi Kalium iodida 0,1 M 10 mL

b. Susun semua makanan dan diberi nama bahan-bahan makanan yang akan diuji di atas
lumping porslin / piring plastik / wadah lainnya.

18
c. Tetesi satu per satu satu bahan makanan dengan dua sampai tiga tetes larutan yodium
dalam KI/Lugol. Perhatikan dan catat perubahan warna pada bagian makanan yang
ditetesi larutan yodium. Catatlah bahan yang diuji manakah yang menunjukkan warna
ungu-biru setelah ditetesi larutan yodium.

d. Catat semua hasil pengamatan ke dalam Lembar Kerja dan buatlah kesimpulan tentang
zat-zat yang mengandung amilum.

d) Hasil Pengamatan :
Tabel Hasil Pengamatan
Warna
Bahan
No Sebelum diberi Sesudah diberi Keterangan
Makanan
Yodium Yodium
1. Pisang Putih Hitam 

2. Apel Putih Cokelat X

3. Nasi Putih Ungu Pekat 

4. Putih Telur Putih Putih Kekuningan X

5. Tahu Putih Putih Cokelat X

6. Margarin Krem Kuning Krem X

7. Biskuit Cokelat Hitam 

8. Tepung Terigu Putih Biru Kehitaman 

9. Gula Pasir Putih Cokelat X

10. Kentang Krem Kuning Hitam 

19
Keterangan Simbol :
 = Mengandung Karbohidrat
X = Tidak Mengandung Karbohidrat

e) Pembahasan :
Pada kegiatan praktikum kali ini menggunakan larutan yodium / reagen lugol yang
digunakan untuk mengetahui kandungan makanan, antara lain :
Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat
(amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan
tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak
kandungan karbohidratnya. Sesuai pernyataan di atas di peroleh hasil pengujian sebagai
berikut :
 Uji Pisang
Pada uji karbohidrat (amilum), pisang yang diiris kecil di tetesi dengan larutan
yodium / reagen lugol dan tidak menghasilkan warna hitam. Hal itu berarti pisang
mengandung karbohidrat (amilum).

 Apel
Pada uji karbohidrat (amilum), Apel yang diiris kecil ditetesi dengan larutan
yodium / lugol berubah warna menjadi cokelat. Hal itu menunjukkan bahwa apel tidak
mengandung karbohidrat (amilum).

 Nasi
Uji karbohidrat (amilum), 2-3 butir nasi  yang ditetesi dengan larutan yodium /
lugol berubah warna ungu pekat / menjadi biru kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa
nasi mengandung karbohidrat (amilum).

 Telur Rebus (bagian putihnya)


Uji karbohidrat (amilum), putih telur yang diiris kecil ditetesi dengan larutan
yodium / reagen lugol menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Hal itu berarti tidak
menunjukkan bahwa putih telur tidak mengandung karbohidrat (amilum), karena bila
memiliki karbohidrat (amilum), setelah di uji seharusnya memiliki warna biru
kehitaman / hitam / ungu.

20
 Tahu Putih
Uji karbohidrat (amilum), tahu yang diiris kecil ditetesi dengan larutan yodium /
lugol berubah warna menjadi putih kecokelatan. Hal itu menunjukkan bahwa tahu tidak
mengandung karbohidrat (amilum).

 Margarin
Uji karbohidrat (amilum), margarin yang ditetesi dengan larutan yodium / lugol
tidak berubah warna. Hal itu menunjukkan bahwa margarin tidak mengandung
karbohidrat (amilum).

 Biskuit
Uji karbohidrat (amilum), biskuit yang dipotong kecil ditetesi dengan larutan
yodium / lugol berubah warna menjadi hitam. Hal itu menunjukkan bahwa biskuit
mengandung karbohidrat (amilum).

 Tepung terigu
Uji karbohidrat (amilum), tepung yang ditetesi dengan larutan yodium / lugol
berubah warna menjadi biru kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa tepung kanji
mengandung karbohidrat (amilum).

 Gula pasir
Uji karbohidrat (amilum), gula pasir yang ditetesi dengan larutan yodium / lugol
berubah warna menjadi cokelat. Hal itu menunjukkan bahwa gula pasir tidak
mengandung karbohidrat (amilum).

 Kentang
Uji karbohidrat (amilum), kentang yang diiris kecil ditetesi dengan lugol berubah
warna menjadi hitam . Hal itu menunjukkan bahwa tepung kanji mengandung karbohidrat
(amilum).

f) Kesimpulan :
Setelah melakukan uji karbohidrat dengan menggunakan contoh bahan-bahan 
makanan  ( pisang, apel, nasi, telur rebus-putihnya, tahu, margarine, biskuit, tepung terigu,
gula pasir, dan kentang) yang ditetesi dengan larutan yodium / reagen lugol maka ada

21
beberapa bahan yang teridentifikasi mengandung karbohidrat dan ada pula yang tidak
mengandung karbohidrat seperti sebagai berikut :
1. Yang mengandung karbohidrat         : Pisang, Nasi, Biskuit, Tepung Terigu, dan
Kentang.
2. Yang tidak mengandung karbohidrat     : Apel, Telur Rebus (Putihnya), Tahu, Margarin,
dan Gula Pasir.

g) Jawaban Pertanyaan :
a. Tidak, karena dari bahan-bahan  makanan tersebut di atas setelah ditetesi dengan larutan
yodium tidak semuanya berubah warna menjadi biru, ungu, atau hitam. Ada beberapa
yang cokelat, putih kekuningan, dan ada pula yang tetap seperti warna semula.
b. Karena dari bahan makanan tersebut ada yang mengandung karbohidrat dan ada pula
yang tidak mengandung karbohidrat.
c. Pisang, Nasi, Biskuit, Tepung Terigu, dan Kentang.

2. Uji Lemak
a. Tujuan :
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung  lemak.

b. Alat dan Bahan :


1) Piring plastik 1 buah
2) Pipet 2 buah
3) Kertas cokelat sampul buku ukuran 10 x 10 cm 12 lembar
4) Lampu senter 1 buah
5) Lilin 1 buah
6) Sendok 1 buah
7) Kemiri 2 butir
8) Margarine 1 sendok kecil
9) Wortel 1 buah
10) Seledri 1 tanggai
11) Biji jagung kering 1 genggam
12) Singkong kering 1 iris
13) Kacang tanah yang dikupas kering 3-5 butir
14) Pepaya 1 potong kecil
15) Santan 1-3 sendok teh
22
16) Minyak goreng 5 mL
17) Susu 1-3 sendok teh
18) Air 5 mL

c. Cara Kerja :
1) Buatlah 2 buah kertas cokelat sampul buku yang telah dipotong-potong dengan ukuran
5 x 5 cm.
2) Ambil pipet, isap minyak dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas cokelat.
(boleh dioleskan menggunakan jari tangan)
3) Biarkan tersebut selama sekitar 10 menit. Sesudah itu periksa dengan menghadap
cahaya. Amatilah dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Apakah meninggalkan
bekas? Catatan: gunakan hasil ini sebagai pembanding untuk bahan yang mengandung
minyak atau tidak.
4) Ambillah sepuluh kertas cokelat yang sama seperti, berilah nomor dan mana, jenis
bahan makanan yang diuji.
5) Haluskanlah kemiri, usap-usap di atas kertas cokelat kira-kira sepuluh kali dan
bersihkan sisa kemiri. Biarkanlah sekitar 5-10 menit.
6) Sambil menunggu waktu, kerjakan hal serupa untuk kesembilan bahan makanan lain
(margarine, seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering,
pepaya, santan, dan susu). Termasuk margarine oleskan ke kertas cokelat dan biarkan
10 menit.
7) Setelah 10 menit, amati kertas cokelat satu persatu. Pergunakanlah lampu atau senter ke
arah bekas usapan dari bahan-bahan makanan yang diuji. Kertas manakah yang
meninggalkan bekas noda minya? Catatlah hasil pengamatan pada tabel di lembar kerja.

d. Hasil Pengamatan :
Tabel Hasil Pengamatan
Meninggalkan bekas
No Bahan yang diuji noda minyak Keterangan
Ya Tidak
1. Kemiri  Mengandung lemak
2. Margarin  Mengandung lemak
3. Wortel  Tidak mengandung lemak
4. Seledri  Tidak mengandung lemak
5. Biji jagung kering  Tidak mengandung lemak
6. Singkong kering  Tidak mengandung lemak

23
Meninggalkan bekas
No Bahan yang diuji noda minyak Keterangan
Ya Tidak
7. Kacang tanah kering  Mengandung lemak
8. Pepaya  Tidak mengandung lemak
9. Santan  Mengandung lemak
10. Susu  Tidak mengandung lemak
11. Minyak goreng  Mengandung lemak

e. Pembahasan :
Pada kegiatan praktikum uji lemak kali ini dapat di ketahui bahwa :
 Kemiri
Pada uji lemak, kemiri yang di haluskan dan di usap-usapkan pada kertas cokelat
dan didiamkan sampai 10 menit dan kertas dilihat menggunakan lampu/senter ternyata
meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa kemiri
mengandung lemak.

 Margarin
Pada uji lemak, margarin yang di oleskan/diusapkan pada kertas cokelat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan
bahwa margarin mengandung lemak.

 Wortel
Pada uji lemak, wortel yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas
cokelat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
itu menunjukkan bahwa wortel tidak mengandung lemak. Wortel mengandung vitamin A
yang bermanfaat buat kesehatan mata.

 Seledri
Pada uji lemak, seledri yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas
cokelat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
itu menunjukkan bahwa seledri tidak mengandung lemak.

 Biji Jagung kering


24
Pada uji lemak, biji jagung kering yang diiris halus kemudian diusap-usapkan
pada kertas cokelat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas
dilihat menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, hal itu menunjukkan bahwa biji jagung kering tidak mengandung lemak.

 Singkong
Pada uji lemak, singkong kering  yang diiris halus kemudian di usap-usapkan
pada kertas cokelat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas
dilihat menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, hal itu menunjukkan bahwa singkong kering tidak mengandung lemak.

 Kacang tanah kering


Pada uji lemak, kacang tanah kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan
pada kertas cokelat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas
dilihat menggunakan lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas,
hal itu menunjukkan bahwa kacang tanah kering mengandung lemak.

 Pepaya
Pada uji lemak, pepaya yang diiris kecil kemudian diusap-usapkan pada kertas
cokelat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
itu menunjukkan bahwa pepaya tidak mengandung lemak.

 Santan
Pada uji lemak, santan yang diteteskan/diusap-usapkan pada kertas cokelat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan
bahwa santan mengandung lemak.

 Susu
Pada uji lemak, susu yang diteteskan/diusap-usapkan pada kertas cokelat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa susu tidak mengandung lemak.
 Minyak goreng
25
Pada uji lemak, minyak goreng diteteskan/diusap-usapkan pada kertas cokelat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan
bahwa minyak goreng mengandung lemak.

f. Kesimpulan :
Setelah melakukan uji lemak dengan menggunakan contoh bahan-bahan  makanan 
(kemiri, margarin, wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering, 
pepaya, santan, susu, dan minyak goreng) maka ada beberapa bahan yang teridentifikasi
mengandung lemak dan ada pula yang teridentifikasi tidak mengandung lemak seperti
sebagai berikut :

1. Bahan yang mengandung lemak        : Kemiri, Margarine, Kacang Tanah Kering,
Santan, Minyak Goreng.
2. Bahan yang tidak mengandung lemak   : Wortel, Seledri, Biji Jagung Kering, Singkong
Kering, Pepaya, Susu.

g. Jawaban Pertanyaan :
1. Bekas usapan kemiri di kertas cokelat terasa licin dan bekas usapan seledri dan pepaya
tidak terdapat noda seperti minyak kembali kering seperti kertas cokelat biasa.
2. Setelah 10 menit didiamkan bekas kemiri terlihat transparan, sedangkan bekas seledri
dan pepaya tidak terlihat transparan.       
3. a. Bahan yang mengandung lemak      : Kemiri, Margarine, Kacang Tanah Kering,
Santan, Minyak Goreng.
b. Bahan yang tidak mengandung lemak   : Wortel, Seledri, Biji Jagung Kering,
Singkong Kering, Pepaya, Susu.

26
3. Uji Protein
a. Tujuan :
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein.

b. Alat dan Bahan :


1) Piring plastik 1 buah
2) Pipet 2 buah
3) Lilin 1 buah
4) Alas gelas/piring kecil (untuk menyimpan lilin yang menyala) 1 buah
5) Cangkir plastik 1 buah
6) Sendok makan 1 buah
7) Korek api 1 dus
8) Jepitan jemuran/penjepit tabung reaksi 1 buah
9) Kertas label
10) Air kapur 1 mL
11) Air 10 mL
12) Gula pasir 1 sendok
13) Putih telur yang telah direbus 1 iris
14) Roti 1 diiris kecil
15) Tempe 1 diiris kecil
16) Daging ayam 1 diiris kecil
17) Tepung terigu 1 sendok makan
18) Tembaga sulfat 2 sendok makan
19) Bulu ayam 1 helai
20) Seledri 1 batang
21) Kangkung 1 batang

c. Cara Kerja :
1. Nyalakan lilin, dirikan di atas alas gelas (piring kecil atau alas lainnya). Jepitlah bulu
ayam dengan penjepit jemuran/tabung reaksi, kemudian bakarlah di atas nyala lilin.
Amatilah dan jelaskan bau yang ditimbulkannya, Gunakanlah bulu ayam terbakar ini
sebagai kontrol.
2. Jepitlah satu persatu bahan yang akan diuji, kemudian bakarlah diatas lilin yang nyala.
Bahan yang diuji adalah seledri, kangkung, putih telur, roti, tempe, daging ayam. Amati

27
bau yang ditimbulkan. Manakah dari bahan yang dibakar tersebut baunya sama seperti
bau bulu ayam yang terbakar.
3. Buatlah kesimpulan, manakah bahan makanan yang mengandung protein berdasarkan uji
pembakaran.
4. Selanjutnya lakukanlah dengan cara uji menggunakan tembaga sulfat sebagai berikut: (1)
larutkan dua sendok makan tembaga sulfat dalam 1 cangkir air. (2) aturlah bahan
makanan yang akan diuji diatas piring plastik. Bahan makanan yang akan diuji meliputi
gula pasir, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu.
5. Siapkan pipet sebanyak dua buah, berikan label satu untuk menghisap air dan yang
lainnya untuk menghisap larutan tembaga sulfat. Harus diingat bahwa kedua pipet
tersebut jangan saling tertukar, artinya jika sejak pertama dipakai untuk menghisap air
kapur seterusnya dipakai untuk menghisap air kapur begitu juga sebaliknya jika pertama
sudah digunakan untuk menghisap larutan tembaga sulfat maka seterusnya untuk larutan
tembaga sulfat.
6. Berikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang diuji. Pada daerah
bekas tetesan kapur, berikan pula dua tetes tembaga sulfat. Amati dan catat perubahan
warna yang terjadi ke dalam lembar kerja yang tersedia.

d. Hasil Pengamatan :
Tabel Hasil Pengamatan
Jenis bahan Mengandung protein
No Keterangan
makanan Ya Tidak
1 Bulu ayam *  Mengandung protein
2 Putih telur  Mengandung protein
3 Roti  Tidak mengandung protein
4 Tempe  Mengandung protein
5 Daging ayam  Mengandung protein
6 Kangkung  Tidak mengandung protein
7 Seledri  Mengandung protein

Keterangan :
* Bulu ayam sebagai kontrol indikator

28
e. Pembahasan :
Pada kegiatan praktikum uji protein kali ini dapat di ketahui bahwa :
 Bulu Ayam
Pada uji protein, Bulu ayam yang yang dibakar di atas lilin yang nyala baunya
dijadikan sebagai kontrol/indikator (acuan) untuk bahan makanan yang lain yang dibakar.

 Putih Telur (yang sudah direbus)


Pada uji protein, putih telur rebus yang diiris kecil dan kemudian dibakar, setelah
diamati baunya ternyata baunya sama dengan bau bulu ayam yang dibakar. Hal itu
menunjukkan bahwa putih telur mengandung protein.

 Roti
Pada uji protein, roti yang diiris kecil dan kemudian dibakar, setelah diamati
baunya ternyata baunya tidak sama dengan bau bulu ayam yang dibakar. Hal itu
menunjukkan bahwa roti tidak mengandung protein.

 Tempe
Pada uji protein, tempe yang diiris kecil dan kemudian dibakar, setelah diamati
baunya ternyata baunya sama dengan bau bulu ayam yang dibakar. Hal itu menunjukkan
bahwa tempe mengandung protein.

 Seledri
Pada uji protein, seledri yang dibakar setelah diamati baunya ternyata baunya
sama dengan bau bulu ayam yang dibakar. Hal itu menunjukkan bahwa seledri
mengandung protein.

 Daging Ayam
Pada uji protein, daging ayam yang diiris kecil dan kemudian dibakar, setelah
diamati baunya ternyata baunya sama dengan bau bulu ayam yang dibakar. Hal itu
menunjukkan bahwa daging ayam mengandung protein.

 Kangkung
Pada uji protein, Kangkung yang dibakar, setelah diamati baunya ternyata baunya
tidak sama dengan bau bulu ayam yang dibakar. Hal itu menunjukkan bahwa roti tidak
mengandung protein.
29
f. Kesimpulan :
Setelah melakukan uji protein dengan menggunakan contoh bahan-bahan  makanan 
(seledri, kangkung, putih telur, roti, tempe, daging ayam) dengan bulu ayam yang dibakar
sebagai indikatornya maka ada beberapa bahan yang teridentifikasi mengandung protein
(yang sama dengan bau bulu ayam yang dibakar)  dan ada pula yang teridentifikasi tidak
mengandung protein (yang tidak sama dengan bau bulu ayam yang dibakar)seperti sebagai
berikut :
1. Bahan yang mengandung protein             : Putih Telur, Tempe, Daging Ayam, Seledri
2. Bahan yang tidak mengandung protein    : Roti, Kangkung

g. Jawaban Pertanyaan :
1. Tidak
2. a. Putih telur setelah di bakar baunya seperti/sama dengan bau yang ditimbulkan oleh
bulu ayam yang dibakar.
b. Roti setelah di bakar baunya tidak seperti/tidak sama dengan bau yang ditimbulkan
oleh bulu ayam yang dibakar.
c. Tempe setelah di bakar baunya seperti/sama dengan bau yang ditimbulkan oleh bulu
ayam yang dibakar.

30
MODUL 4 KEGIATAN PRAKTIKUM 2
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

1. Alat dan Bahan :


a) Katrol gantung tunggal.
b) Stop Watch
c) Penggaris
d) Beban gantung 100 gr (2 buah)
e) Statif dan klem
f) Benang kasur
g) Plastisin
h) Beban tambahan

2. Cara Kerja :
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
a) Susun alat seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9
b) Tentukan dan ukur jarak AB dan BC (usahakan AB>BC).
c) Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban tambahan m
tertinggal di ring pembatas B.
d) Ukur waktu yang dibutuhkan ( M1 + m ) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke
C (tBC).
e) Lakukanlah percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B berubah) dan
catat datanya pada tabel berikut ini.
31
3. Hasil Pengamatan :
Tabel. 4.6
Pengamatan GLBB
No Beban (gr) SAB (cm) tAB (sek) SBC (mm) tBC (sek)
1 100 45 2,05 40 1,12
2 100 50 2,12 35 0,98
3 100 55 2,32 30 0,79
4 100 60 2,43 25 0,69
5 100 65 2,50 20 0,44

4. Jawaban Pertanyaan :
1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data percobaan GLB
(S Sumbu vertikal dan + sumbu horizontal)

2. V = S/T

32
3. Kesimpulan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya, makin dekat
jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.
4. Grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu t (AB) pada percobaan
GLBB.

5. Perhitungan percepatan benda berdasarkan grafik GLBB

33
6. Kesimpulan
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain
benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan
berubah kecepatannya karena ada percepatan (a = t) atau perlambatan (a = -).
Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah,
semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu
mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka dengan
dikatakan gerakan mengalami percepatan.

7. Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB.


Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah
tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB
berupa garis lurus tetapi berubah-ubah, karena mengalami percepatan yang tetap/konstan.

34
MODUL 5 KEGIATAN PRAKTIKUM 1
PERCOBAAN 2 : PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS
DAN SEBALIKNYA

1. Tujuan :
a. Menguji bahwa benda padat dapat langsung menjadi gas;
b. Menguji bahwa benda gas dapat langsung menjadi cair.

2. Alat dan Bahan :


a) Yodium kristal secukupnya.
b) Kapur barus secukupnya.
c) Parafin secukupnya.
d) Tabung reaksi 3 buah.
e) Penjepit tabung 3 buah.
f) Bunsen/lampu spiritus 2 buah.

3. Tahapan Kegiatan
Rangkailah alat dan bahan yang telah disediakan seperti tampak pada gambar di bawah ini.
a) Masukkan beberapa butir salah sate kristal ke dalam sebuah tabung reaksi.
b) Panasi tabung reaksi tersebut dengan Bunsen atau lampu spiritus.
c) Amati apa yang terjadi dengan kristal yang ada di dasar tabung.
d) Perhatikan gambar di bawah ini.

4. Hasil Pengamatan :
Mencair dulu Langsung menguap
No Kristal Keterangan
Ya atau tidak Ya atau tidak

1 Yodium Tidak Tidak Menguap – mencair

2 Kapur Barus Ya Tidak Mencair – menguap

35
Mencair dulu Langsung menguap
No Kristal Keterangan
Ya atau tidak Ya atau tidak

3 Parafin Tidak Ya Mengkristal – menguap

5. Kesimpulan :
 Yodium, kapur barus, dan parafin termasuk benda padat.
 Yodium bila dipanasi akan mengkristal lalu menguap.
 Kapur barus bila dipanasi akan mencair dulu baru kemudian menguap.
 Parafin jika dipanasi akan mengkristal timbul bau menyengat lalu menguap.
 Benda dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa melalui proses mencair
dulu.

6. Pembahasan
Bahan-bahan berupa kristal seperti yodium, kapur barus, parafin di masukkan ke dalam tabung
reaksi yang berbeda-beda. Lalu masing-masing tabung reaksi dipanaskan diatas Bunsen.
Hasilnya ditulis pada tabel 5.2.

7. Jawaban Pertanyaan :
a. Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan membeku.
b. Salju yang ada di atmosfer wujudnya tetap salju (kumpulan gas atau awan yang mencapai
titik jenuh dan mengkristal. Bila turun ke bumi akan berupa butiran-butiran es / bunga salju).

36
MODUL 5 KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERBAHAN PANJANG (MUAI PANJANG)

1. Tujuan :
Menguji pemuaian suat logam dan perubahan pertambahan panjang logam karena pengaruh
panas

2. Alat dan Bahan :


1. Kawat tembaga 1 mm 50 cm.
2. Kawat nikelin 1 mm 50 cm.
3. Statis 1 buah.
4. Spiritus secukupnya.
5. Pemberat/anak timbangan 50 gram dan 100 gram 1 buah.
6. Kapas secukupnya.
7. Penggaris 1 buah

3. Tahapan Kegiatan :
1. Gantungkan kawat tembaga pada statis sedemikian rupa.
2. Ikatkan beban 50 gram atau 100 gram pada salah satu ujung kawat yang lain.
3. Di antara panjang kawat ikatkan kapas sebanyak tiga buah.
4. Berikan batasan pada kawat dengan dasar lantai ± 10 cm.
5. Basahi kapas dengan spiritus, kemudian bakarlah kapas tersebut.
6. Ulangi kegiatan dengan menggunakan jenis kawat yang lain.
7. Ukurlah berapa perubahan panjang dari masing-masing kawat saat dibakar/dipanasi?
8. Perhatikan gambar di bawah ini.

37
Catatan :
Pemberian beban pada kawat jangan sampai merubah panjang. Artinya beban hanya berfungsi
sebagi pelurus Baja. Namun kalau ada karet dapat digunakan sebagai pengganti beban dengan
cara mengikatkan salah sate ujung kawat. Sehingga pada saat kawat dibakar karet akan menarik
ke bawah dan pertambahan panjang dapat diukur dari batas.

Panjang mula-mula kawat sebelum dipanasi diberi lambang/notasi dan pertambahan panjang
saat dibakar/dipanasi adalah ΔL dengan memasukkan suatu tetapan α, maka hubungan
pertambahan panjang ΔL adalah:
ΔL = α L0 AT
ΔT = pertambahan suhu dalam °C

4. Hasil Pengamatan :
Tabel 5.4
Pengamatan pertambahan panjang

No Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan


1 Tembaga 0,2 cm Beban 100 gram
2 Nikelin 0,4 cm Beban 100 gram
3 Kawat 0,1 cm Beban 100 gram

38
5. Kesimpulan :
Berdasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa makin elastis jenis logam, makin
panjang pertambahannya ( pemuaiannya ) adalah nikelin.

6. Jawaban Pertanyaan :
1. Dari logam-logam tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling besar adalah
nikelin, karena nikelin terbuat dari bahan yang paling elastis di antaranya tembaga dan
kawat.
2. Kawat nikelin mengalami pertambahan panjang lebih besar dibanding tembaga karena
bahan nikelin lebih elastis daripada tembaga sehingga lebih cepat memuai.

39
MODUL 6 KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PERCOBAAN GETARAN BEBAN PADA AYUNAN
(BANDUL SEDERHANA)

1. Tujuan
Menghitung berapa periode dan frekuensi pada bandul sederhana.

2. Landasan Teori
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk melakukan satu getaran
lengkap. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana
kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah
satu kali gerak bolak-balik penuh.

3. Alat dan Bahan


1. Bandul besi
2. Tiang gantungan
3. Benang
4. Stopwatch

4. Cara Kerja
1. Gantungkan bandul dengan seutas benang pada tiang yang tingginya kira-kira 1,5 m.
2. Tariklah beban dari kedudukan seimbang (0) dengan tangan kiri, sehingga menyimpang
kira-kira 10 (titik A).
3. Siapkan stopwatch di tangan kanan, jalankan stopwatch bersamaan dengan melepaskan
beban dari titik A. Amati apa yang terjadi.
4. Berilah hitungan 1 pada saat beban kembali ke A untuk pertama kalinya, hitungan 2 untuk
kedua kalinya, demikian seterusnya. Pada saat Hitungan ke-10 matikan stopwatch dan catat
hasilnya.
5. Isikan hasil pengamatan pada lembar pengamatan, dengan mengganti beban 20 gram sampai
100 gram.
6. Perhatikan Tabel 6.3, apakah periode dan frekuensi dipengaruhi oleh beban?
7. Lakukan seperti percobaan 1-4 dengan mengganti panjang tali yang berbeda-beda, massa
tetap yaitu 60 gram. Catatlah hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
8. Perhatikan tabel 6.4 Apakah periode dan frekuensi dipengaruhi oleh tali?

40
9. Dari tabel 6.4 Buatlah grafik T terhadap ℓ1 linierkah? Sebutkan hubungan antar periode (TT)
dengan panjang tali (ℓ1).

5. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 6.3
Panjang tali (f) = 100 cm (tetap)
Beban
10 T (s) T Periode (s) F  Frekuensi (Hz)
(gram)

20 20,71 10 : 2,07 207,1 : 0,48

30 20,16 10 : 2,02 201,6 : 0,50

40 19,57 10 : 1,96 195,7 : 0,51

50 19,03 10 : 1,90 190,3 : 0,53

60 19,49 10 : 1,95 194,9 : 0,51

70 20,58 10 : 2,06 205,8 : 0,49

80 20,69 10 : 2,07 206,9 : 0,48

90 21,46 10 : 2,15 214,6 : 0,47

100 20,79 10 : 2,08 207,9 : 0,48

Tabel 6.4
Massa beban (m) = 60 gram (tetap)

Beban tali (l) (cm) 10 T (s) T periode (s) T2

100 19,61 10 : 1,96 384,5 : 0,51

90 18,18 10 : 1,82 330,5 : 0,55

80 17,76 10 : 1,78 315,4 : 0,56

70 16,17 10 : 1,62 261,5 : 0,62

60 15,19 10 : 1,52 230,7 : 0,66

41
Beban tali (l) (cm) 10 T (s) T periode (s) T2

50 14,10 10 : 1,41 198,8 : 0,71

40 12,45 10 : 1,25 155,0 : 0,80

30 10,17 10 : 1,02 103,4 : 0,98

20 7,98 10 : 0,78 63,7  : 1,28

6. Pembahasan
Beban / bandul digantungkan pada seutas benang di tiang setinggi + 1,5 m. kemudian benda
ditarik dari kedudukan seimbang (0) dengan tangan kiri dan sudut penyimpangan 100 (titik A)
selanjutnya dilepas dan dihitung kembalinya ke titik A selama 10 hitungan dan dicatat
waktunya. Percobaan ini dilakukan berulang-ulang dengan mengganti beban.
Pada percobaan kedua menggunakan beban yang sama yaitu 60 gr dengan mengubah panjang
tali dari 20 cm sampai 100 cm.

7. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa, periode dan frekuensi bandul
dipengaruhi oleh beban dan panjang tali.

42
MODUL 6 KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PERCOBAAN GETARAN BENDA OLEH PEGAS

1. Tujuan :
a) Mengukur periode dan frekuensi getaran.
b) Menyelidiki pengaruh masa terhadap frekuensi

2. Alat dan Bahan :


a) Pegas
b) Benda 3 buah ( 100 gram, 200 gram, 300 gram)
c) Statis
d) Klem penjepit
e) Stopwatch

3. Cara Kerja :
1. Mengukur getaran benda oleh pegas
a. Gantunglah pegas pada statis. Gantunglah benda 100 gram di ujung bawah pegas
tersebut.

Gambar 6.14
Rangkaian percobaan mengukur getaran benda oleh pegas

b. Tarik benda ke bawah sejauh  5 cm, lalu lepaskan, Ukur waktu pegas tersebut bergetar
selama 20 getaran dengan menggunakan stopwatch. Catat hasil pengukuran dalam tabel
6.1 di lembar kerja. Ulangi pengukuran sampai 5 kali. Carilah nilai rata-rata untuk
periode dan frekuensi.

43
2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi
a. Lakukan percobaan seperti nomor 1, dengan benda 150 gram. Lakukan sebanyak 5 kali,
catat hasilnya pada Tabel 6.2 di lembar kerja. Ulangi percobaan dengan benda 200 gram,
250 gram, 300 gram.
b. Bandingkan nilai dari percobaan dengan massa 100 gram sampai dengan 300 gram.
Berpengaruhkah massa terhadap frekuensi. Jelaskan! Bergantung apa sajakah frekuensi
tersebut.
4. Hasil Pengamatan :
Hasil pengamatan mengukur getaran benda pada pegas
Tabel 6.1
Percobaan Waktu 20 getaran Periode Frekuensi
Ke (sekon) (sekon) (hertz)
1 12,88 0,644 1,56
2 12,96 0,648 1,55
3 13,03 0,651 1,54
4 13,08 0,654 1,53
5 13,17 0,658 1,52

Tabel 6.2
Masa benda Percobaan Waktu 20 getaran Periode Frekuensi
Hertz
(gram) ke (sekon) (sekon) (hertz)

150 1 14,55 0,73 1,37 1,37


2 14,65 0,73 1,37 1,37
3 14,68 0,74 1,37 1,37
4 14,67 0,73 1,37 1,37
5 14,63 0,73 1,37 1,37

200 1 12,86 0,64 1,55 1,55


2 12,40 0,62 1,61 1,61
3 12,73 0,64 1,55 1,55
4 12,89 0,64 1,55 1,55
5 13,08 0,65 1,52 1,52

250 1 12,25 0,61 1,64 1,64


2 12,04 0,60 1,67 1,67
3 11,94 0,60 1,67 1,67
4 11,10 0,56 1,79 1,79
5 10,87 0,54 1,85 1,85

44
Masa benda Percobaan Waktu 20 getaran Periode Frekuensi
Hertz
(gram) ke (sekon) (sekon) (hertz)
300 1 10,68 0,53 1,89 1,89
2 10,06 0,56 1,79 1,79
3 9,58 0,48 2,09 2,09
4 9,38 0,46 2,17 2,17
5 9,17 0,40 2,50 2,50

5. Pembahasan :
Berdasarkan tabel diatas, getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama, dan waktu
getaran yang sama pula yaitu 20 kali serta periodenya juga sama meskipun terdapat selisih
waktu yang sangat kecil namun dianggap sama. Sedangkan getaran benda pada pegas pada
massa benda yang berbeda, maka akan menghasilkan waktu dan frekuensi yang berbeda pula.

6. Kesimpulan :
Getaran benda pada pegas,periode dan frekuensinya dipengaruhi oleh massa benda.

45
MODUL 6 KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERCOBAAN MEKANISME TRANSMISI PENDENGARAN

1. Tujuan
Untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang dilalui
getaran suara dari suatu dari sumber bunyi.

2. Landasan Teori
Semua suara atau bunyi dari luar tubuh dapat kita dengarkan karena masuk dalam
bentuk gelombang suara yang melalui medium udara. Sebelum telinga kita mendengar bunyi,
terlebih dahulu daun telinga akan menangkap dan mengumpulkan gelombang suara.
Selanjutnya, gelombang suara masuk ke dalam liang telinga (saluran pendengaran) dan
ditangkap gendang telinga (membran timpani).
Akibatnya, gelombang suara tersebut terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini
akan diteruskan menuju telinga tengah melalui tiga tulang kecil (osikula) yakni tulang martil
(maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang sanggurdi, getaran
diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang berisi cairan.
Selanjutnya, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak
yang berlawanan. Setelah itu, getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di dalam
organ Corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran basiler, dan getaran ini
juga akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar. Getaran akan diubah menjadi impuls
saraf, yang selanjutnya dihantarkan saraf auditori menuju otak. Otak akan memberikan
tanggapan, sehingga kita dapat mendengar suara.

3. Alat dan Bahan


a. Gambar transmisi pendengaran;
b. Lembar pengamatan;
c. Alat tulis.

46
4. Cara Kerja
1. Pelajari gambar transmisi pendengaran berikut ini!

2. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang dilalui getaran suara, secara
berurutan sesuai dengan nomor yang ada pada gambar di atas.

5. Hasil Pengamatan
1) Gendang Pendengaran
Gendang pendengaran atau membrana tympani adalah selaput atau membran tipis
yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Ia berfungsi untuk menghantar getaran
suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah.

2) Tulang-Tulang Pendengaran
Tulang pendengaran ada 3 yaitu (martil atau malleus, landasan atau incus, dan
sanggurdi atau stapes). Ujung dari saluran Eustachius juga berada di telinga tengah. Getaran
suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-
masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang
sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau
rumah siput.

3) Tingkap Oval
Selaput yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Getaran suara akan dihantar dari gendang telinga, tulang pendengaran
(martil, landasan, sanggurdi), dan kemudian ke selaput di tingkap oval untuk dilanjutkan ke
telinga dalam.

47
4) Koklea
Koklea mengubah getaran yang berasal dari cairan koklea dan struktur terkait
menjadi sinyal saraf. Koklea menerima suara dalam bentuk getaran, yang menyebabkan
perilymph dan silia bergerak. 

5) Cairan limfa
Cairan limfa ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan
menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher
yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. 

6. Pembahasan
Gelombang suara masuk melalui telinga dan ditangkap gendang telinga kemudian
terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga tengah melalui tulang-
tulang pendengaran yakni martil, landasan, dan sanggurdi. Dari tulang sanggurdi, getaran
diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang berisi cairan.
Selanjutnya, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak
yang berlawanan. Setelah itu, getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di dalam
organ Corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran basiler, dan getaran ini
juga akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar. Getaran akan diubah menjadi impuls
saraf, yang selanjutnya dihantarkan saraf auditori menuju otak, sehingga kita dapat mendengar
suara.

7. Jawaban Pertanyaan
1. Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat
memperbesar (mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga. Ketika
memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan yang akan
memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek penyaringan tersebut pada manusia
terutama untuk memilah suara yang berada di rentang frekuensi suara manusia.

2. a. Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan


tekanan udara di dunia luar.
b. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian
belakang hidung.
c. Sebagai filter (penyaring) kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengah.
48
3. Bunyi Dalam perambatannya memerlukan medium, jika kita berbicara dan orang lain dapat
mendengar, itu terjadi karena bunyi merambat melalui udara. Bunyi tidak dapat merambat di
ruang hampa. Oleh karena itu jika kita berada di bulan, kita tidak dapat mendengar bunyi
dengan jelas, dikarenakan tidak ada udara sebagai medium dalam perambatan bunyi. Bunyi
juga dapat merambat di benda padat dan cair.

4. Tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi, aktivitas sering mendengarkan musik


menggunakan headset mudah mempengaruhi pendengaran seseorang.

5. Ada tuli konduksi dan tuli karena saraf, tuli konduksi disebabkan : ada banyak
kotoran/minyak serumen yang menutupi lubang telinga, rapuh/retaknya tulang-tulang
pendengaran, tingkap oval dan tulang sanggurdi tidak terhubung. Tuli juga bisa terjadi
karena rusaknya saraf ke 8 kranial (auditori).

49
MODUL 7 KEGIATAN PRAKTIKUM 1
PERCOBAAN PEMANTULAN CAHAYA

1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan dapat:
a. menjelaskan sifat-sifat cahaya;
b. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin;
c. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa;
d. menentukan fokus cermin cekung;
e. menentukan fokus lensa cembung.

2. Alat dan Bahan


a. Cermin datar (3 x 6 cm2).
b. Cermin cembung.
c. Cermin cekung.
d. Lampu senter.
e. Busur derajat.
f. Kertas putih.
g. Lilin.
h. Layar (tabir kertas).
i. Celah cahaya.

3. Prosedur Percobaan
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar seperti Gambar 7.1

Gambar 7.1
Susunan Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

50
2) Nyalakanlah lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan
sudut pantulnya.

4) Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut (r).

No i (derajat) r (derajat)
1 30o 30o
2 45o 45o
3 55o 55o
4 60o 60o
5 75o 75o

5) Letakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) di depan cermin datar dan amati bayangannya
selama benda itu Anda geser-geserkan di depan cermin datar.
6) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung


1) Susunlah alat seperti Gambar 7.2

Gambar 7.2.
Susunan Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung.

51
2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas pada saat sebelum dan sesudah
mengenai cermin cembung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada Langkah (2), sehingga nampak sudut datang
dan sudut pantulnya serta bayangan terbentuk.

4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cembung tersebut.


 Maya / tidak nyata
 Sama tegak
 Diperkecil

c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


1) Susunlah alat seperti Gambar 7.3.

Gambar 7.3
Susunan Percobaan Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cekung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan
sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.

52
a. Benda di ruang I

b. Benda di ruang II

c. Benda di ruang III

d. Benda di ruang M

e. Benda di ruang F

53
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
 Benda Di Ruang I : Maya, Tegak, Diperbesar
 Benda Di Ruang II : Nyata, Terbalik, Diperbesar
 Benda Di Ruang III : Nyata, Terbalik, Sama Besar
 Benda Di M : Nyata, Terbalik, Diperkecil
 Benda Di F : Tidak Terjadi Bayangan Karena Berkas Sinar Pantul
Merupakan Sinar Sejajar Atau Bayang Berada Jauh Tak
Terhingga.

5) Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan yang jelas dan
tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak. bayangan.

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5,5 cm 5 cm
2 5 cm 5 cm
3 4 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm

6) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dari cermin
cekung pada keadaan tersebut (s).

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5,5 cm 5 cm
2 5 cm 5 cm
3 4 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm

54
MODUL 7 KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERCOBAAN IRIS (PUPIL) MATA

1. Tujuan
a. Untuk mengetahui reaksi pupil mata manusia pada cahaya redup dan terang
b. Mengetahui reaksi pupil mata kucing pada cahaya redup dan terang

2. Landasan Teori
Mata merupakan salah satu indera pada manusia yang sangat penting. Di dalam mata
sendiri terdapat beberapa bagian-bagian penting pula, salah satunya adalah pupil. Pupil adalah
bagian mata yang merupakan celah berbentuk lingkaran yang terletak di tengah iris. Fungsi
pupil untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil akan melebar jika jumlah
cahaya yang masuk sedikit (dalam keadaan gelap) agar cahaya yang masuk dapat maksimal.
Pupil akan mengecil apabila jumlah cahaya yang masuk banyak (dalam keadaan terang) agar
cahaya yang masuk tidak berlebihan. Bisa dikatakan pupil berfungsi untuk mengatur cahaya
agar fungsi penglihatan dapat maksimal.

3. Alat dan Bahan


a. Lilin;
b. Korek api;
c. Senter;
d. Kucing;
e. Tabel pengamatan;
f. Alat tulis.

4. Cara Kerja
a. Iris (pupil) Mata pada Manusia
1) Mintalah teman anda untuk bekerja secara berpasangan
2) Masuklah ke dalam suatu ruangan yang teduh (redup cahaya)
3) Mintalah teman anda untuk duduk berhadapan, kemudian suruhlah menutup mata dengan
kedua tangannya, ambil dan nyalakan lilin kurang lebih 10 cm dari mata teman anda
tersebut. Selanjutnya amati pupil matanya dengan cermat dan gambarkan hasilnya.
4) Matikan lilin dan suruh kawan anda membuka mata kanan, kemudian perhatikan pula
bagaimana bentuk dan keadaan pupil mata teman anda tersebut dengan cermat dan
gambarkan hasilnya. Tuangkan hasil pengamatan anda pada lembar kerja.
55
b. Iris (pupil) pada mata kucing
1) Ambillah seekor kucing, dan bawalah ke tempat yang teduh.
2) Amati mata kucing tersebut, selanjutnya gambarkan hasil pengamatan anda.
3) Ambillah sebuah senter, kemudian sorotkan senter tersebut ke mata kucing! Coba anda
perhatikan pupil mata kucing tersebut, baik bentuk maupun ukurannya. Selanjutnya
gambarkan hasil pengamatan anda. Tuangkan setiap hasil pengamatan anda dalam tabel
lembar kerja.

5. Tabel Hasil Pengamatan


Hasil Pengamatan

Keadaan Bentuk Pupil


No Objek yang diamati
Cahaya Membesar Mengecil

Terang - √
1 Pada Manusia
Redup √ -

Terang - √
2 Pada Kucing
Redup √ -

6. Pembahasan
Setelah melakukan pengamatan, pupil pada manusia maupun kucing bisa mengalami pada
keadaan cahaya redup maupun terang. pupil akan membesar atau melebar jika pada keadaan
cahaya redup berfungsi untuk menangkap cahaya lebih banyak, atau mengatur cahaya yang
masuk. Sebaliknya pupil akan mengecil apabila cahaya yang masuk banyak, ini berfungsi agar
cahaya yang masuk pada mata tidak terlalu banyak agar fungsi penglihatan maksimal.

7. Jawaban Pertanyaan
1. Pupil mata kucing pada keadaan gelap akan membesar, dikarenakan agar cahaya yang
masuk lebih banyak. Sehingga fungsi penglihatan dapat maksimal.
2. Pupil mata kucing jika disorot lampu akan mengecil, karena mengatur cahaya yang masuk
agar tidak berlebihan. Sehingga pandangan bisa maksimal.

56
8. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan, pupil mata manusia maupun kucing bisa mengalami
perubahan bentuk sesuai banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk. Hal ini berfungsi untuk
mengatur cahaya yang masuk ke mata agar penglihatan dapat maksimal.

57

Anda mungkin juga menyukai