Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM KERJA

INFEKSI LUKA INFUS

A. Pendahuluan
Upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit meliputi semua bidang pelayanan yang ada
dan harus dilakukan secara terencana, terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continue). Bidang pelayanan surveilans adalah salah satu faktor penting dalam
pengendalian infeksi nosokomial, sehingga pelayanan ini menjadi salah satu kunci
utama dalam proses pelayanan di RSUD NUNUKAN

B. Latar Belakang
Kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit itu merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian
pasien. Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian
pasien akan tetapi ia menjadi penting pasien dirawat lebih lama di rumah sakit. Ini
berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping
pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih besar.

Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman
yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara potensial
dapat dicegah atau sebaliknya ia jugamerupakan infeksi yang tidak dapat dicegah.

Penggunaan alat intra vaskuler melalui pembuluh darah vena dan arteri untuk
memberikan cairan, obat dan produk nutrisi. Monitoring hemodinamik dan tekanan
darah dan lain-lain saat ini terus meningkat, lebih dari 50% penderita yang dirawat di
rumah sakit menggunakan alat intra vaskuler. Penyebab Infeksi Luka Infus dapat
diakibatkan karena masuknya mikroorganisme ke dalam pembuluh darah dari alat
intra vaskuler saat insersi, akibat kontaminasi peralatan yang digunakan, bakteri
pathogen kulit disekitar lokasi insersi.
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Mencegah infeksi nosokomial dari pengunaan IV catheter di RSUD NUNUKAN
Tujuan Khusus :
1. Mencegah terjadinya infeksi silang
2. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
3. Menilai keberhasilan suatu program PPI dalam mencegah dan mengendalikan
ILI.

D. Kegiatan
1. Mengadakan Inservist Training teknik pemasangan dan perawatan catheter IV
pada petugas.
2. Mengadakan simulasi tentang teknik pemasangan IV catether.
3. Melakukan surveilans terhadap personil dalam teknik pemasangan IV Catether
sesuai dengan SPO dan mengidentifikasi tanda-tanda kejadian infeksi pada pasien
rawat inap.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Mengadakan Inservist Training pada tenaga paramedis di RSUD NUNUKAN
2. Melakukan sosialisasi tentang ILI dan cara mendeteksi tanda dan gejala infeksi
dari pemasangan IV Catheter.
3. Melakukan Surveilans terhadap pasien dengan pemasangan IV Cateter.

F. Sasaran Kegiatan
Seluruh tenaga Paramedis serta pasien rawat inap di RSUD NUNUKAN

G. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Inservist Training dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

H. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab pengendalian infeksi dan dilakukan
secara terus-meneurus agar pelayanan pengendalian infeksi dapat berjalan dengan
optimal
I. PELAPORAN
Pelaporan dilakukan setiap bulannya oleh Ketua Tim PPI kepada Kepala RSUD
NUNUKAN

Ketua Tim PPI

Anda mungkin juga menyukai