Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi
bimbingan dan petunjuk kepada kita, sehingga kita berhasil menerbitkan “Buku Pedoman
Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakit ”. Buku ini disusun dengan mengacu pada
visi, misi, falsafah serta tujuan pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit.
Buku “Pedoman Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit” ini sangat penting bagi petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan pencegahan di rumah sakit masing-masing. Namun
kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan masukan-masukan, kritik dan saran serta konfirmasi yang bersifat
membangun agar buku ini menjadi lebih sempurna.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang membantu
dalam peyelesaian buku pedoman ini.
BUKU PEDOMAN
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan
Kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit ia merupakan
persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung
kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak
menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penting pasien dirawat
lebih lama di rumah sakit. Ini berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam
kondisi tidak produktif, disamping pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan
biaya lebih besar
Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh
kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini
dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara
potensial dapat dicegah atau sebaliknya ia juga merupakan infeksi yang tidak dapat
dicegah
B. TUJUAN
Tujuan utama dari program pengendalian infeksi nosokomial disarana kesehatan
adalah mengurangi resiko terjadinya endemi dan epidemi nosokomial pada pasien yang
di rawat, petugas dan pengunjung
Tujuan Umum :
Terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan agar
menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses pengobatan
serta penyembuhan penderita, sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu
pelayanan, cakupan dan efisiensi
Tujuan Khusus :
1.Melindungi pasien, keluarga/pengunjung, dan petugas untuk mencapai cost efektif,
angka infeksi yang rendah serta kewaspadaan pada Kejadian Luar Biasa
2. Rumah Sakit dapat melaksanakan pengendalian infeksi nosokomial dengan baik
C. SASARAN
Sasaran dalam pembuatan pedoman pengendaliaan infeksi adalah seluruh
pegawai dan pengunjung di RS.
D. CAKUPAN KEGIATAN
Kegiatan Pengendalian Infeksi Nosokomial RS. meliputi tiga kegiatan penting,
yaitu :
1. Penggunaan Antibiotika
2. Ketentuan Sterilisasi
3. Penggunaan Desinfektan
BUKU PEDOMAN
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
BAB II
PELATALAKSANAAN PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
5. Farmasi
Rekomendasi-rekomendasi mengenai penggunaan antibiotik dan desinfektan
disalurkan melalui Instalasi Farmasi. Apoteker harus mengeluarkan kebijakan
tentang masalah yang terkait dengan kebijakan pengendalian infeksi yang terjadi di
ruang perawatan kepada SKPIN
KOMITE
Dokter/P
TIM PENGENDALIAN
erawat
PIN
Staf
RUANGAN
URAIAN TUGAS KETUA SUB KOMITE PENGENDALIAN INFEKSI
WEWENANG 1. Meminta informasi dan petunjuk dari Komite Medis Rumah Sakit.
2. Memberikan saran dan pertimbangan kepada RS. .
3. Menyelenggarakan pertemuan intern anggota.
Memberikan peringatan melalui Ketua Komite Medis Rumah Sakit
kepada unit / instalasi dan perawat fungsional dalam pelayanan
medis dan asuhan keperawatan penderita infeksi yang lalai atau
kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya secara
profesional.
PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
merebus, stoom panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi silang
2. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
KEBIJAKAN Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang jelas dengan
mencantumkan: nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan. Jika
peralatan yang baru disterilkan terbuka, maka harus disterilkan kembali
PROSEDUR Jenis Peralatan yang dapat disterilkan:
1. Peralatan yang terbuat dari logam (pinset, gunting, dll)
2. Peralatan yang tebuat dari kaca (tabung kimia, dll)
3. Peralatan yang terbuat dari karet (kateter, sarung tangan, dll)
4. Peralatan yang terbuat dari ebonite (kanule rectum, canule
trachea, dll)
5. Peralatan yang terbuat dari email (Baskom, dll)
6. Peralatan yang terbuat dari porselen (cangkir, piring, dll)
Pelaksanaan:
1. Sterilisasi dengan cara rebus :
Mensterilkan peralatan dengan merebusnya di dalam air sampai
mendidih (100º C) dan ditunggu antara 15 sampai 30 menit.
Misalnya alat dari logam, kaca, dan karet.
Langkah-langkah:
a. Yakinkan sterilisator dalam keadaan siap pakai
b. Masukkan alat yang sudah dicuci bersih ke dalam
sterilisator
c. Isi air hingga alat terendam
d. Tutup sterilisator dengan rapat
e. Atur waktu selama 30 menit
f. Tekan tombol on pada sterilisator
g. Setelah 30 menit, alat dapat diangkat
h. Matikan dengan menekan tombol off dan lepaskan stop
kontak
2. Sterilisasi dengan cara stoom (uap) :
Mensterilkan peralatan dengan uap panas dengan autoclave
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun,
obat-obatan, dll
STERILISASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Cara bekerja :
1. Lantai dipercik dahulu dengan air, jangan terlalu basah
supaya debu jangan berterbangan.
2. Kemudian disapu dari arah sudut menuju keluar.
3. Kotoran dikumpulkan dekat pintu lalu diserok kernudian
dibuang ke tempat sampah.
4. Bila ada kotoran kulit pisang, kulit jeruk langsung masukan
ke dalam kantong plastik sampah non medis-
b. Pelaksanaan:
Membuat larutan Lysol 0,5 %:
- 5 cc Lysol dicampurkan ke dalam satu liter air
c. Pelaksanaan:
Membuat larutan Lysol Lysol 2 % atau 3%
- 20 cc atau 30 cc Lysol dicampurkan ke dalam satu liter air
MEMPERSIAPKAN LARUTAN DESINFEKTAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
d. Kegunaan:
a. Lysol 0,5 % : Untuk mencuci tangan
b. Lysol 1 % : Untuk desinfeksi peralatan perawatan
c. Lysol 2 %- 3 % : Untuk merendam peralatan yang digunakan
pasien berpenyakit menular
TUJUAN Untuk menghilangkan noda supaya bersih dan terhindar dari Infeksi
Nosokomial
KEBIJAKAN 1. Kereta dorong harus selalu dalam keadaan bersih dan bebas dari
kotoran (noda).
2. Dibersihkan setiap hari apabila kereta dorong kotor
PROSEDUR Persiapan alat lap, Bahan sabun cream, ember, sikat
1. Bersihkan kereta dorong dari noda dengan menggunakan air,
sabundan sikat.
2. Ber sihkan kereta dorong dad busa sabun sampai bersih dengan
menggunakan air.
3. Lap kereta dorong yang sudah bersih sampai kering.
4. Petugas menyimpan alat-alat pada tempatnya
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk menutup hidung dan mulut untuk
menghindari infeksi silang.
TUJUAN 1. Untuk mencegah penularan mikroorganisme dan zat kimia
lainnya dari saluran pernafasan
2. Untuk mencegah penularan mikroorganisme dari saluran
pencernaan tim bedah terhadap luka bedah yang masih
terbuka selama pelaksanaan pembedahan.
PENGERTIAN Limbah padat yaitu limbah yang berasal dari bahan reagent, alat suntik,
kapas, bekuan darah, jaringan PA, wadah jaringan PA, sarung tangan
dan semua spesimen (feces, sputum).
TUJUAN - Untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial.
- Untuk menjaga kebersihan dan keselamatan kerja.
KEBIJAKAN
Menciptakan suasana kerja yang optimal, bersih dan nyaman
PROSEDUR 1. Petugas dengan menggunakan sarung tangan dan masker
menampung limbah padat pada tempat wadah khusus yang dilapisi
oleh plastik hitam.
2. Bekuan darah dimasukkan pada tempat khusus, lalu diberi larutan
klorin 0,5% dan ditutup rapat.
3. Khusus jarum suntik dibuang pada tempat khusus yang telah
disediakan.
4. Petugas dengan memakai sarung tangan membawa limbah padat
tersebut ke tempat pembakaran.
UNIT TERKAIT Unit K3
PEMBUANGAN LIMBAH UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PENGERTIAN Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum, misalnya
plastik, kertas, tisu dan lain-lain.
TUJUAN - Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
- Untuk menjaga kebersihan dan keselamatan kerja.
KEBIJAKAN Menciptkan suasana kerja yang optimal, bersih dan nyaman
PROSEDUR 1. Petugas menampung limbah pada tempat sampah khusus yang
dilapisi plastik berwarna kuning.
2. Kemudian kantong plastik yang berisi limbah umum tersebut dilihat
setiap 2 hari sekali.
3. Petugas memakai sarung tangan dan masker membawa limbah
umum tersebut ke tempat pembakaran (incenerator) untuk dibakar.
PENGERTIAN Limbah adalah bahan yang sudah tidak berguna dan harus dibuang.
TUJUAN Limbah adalah bahan yang sudah tidak berguna dan harus dibuang.
PENGERTIAN Limbah cair adalah limbah yang berasal dari sisa pelarut organik, sisa
spesimen (urine, darah dan cairan tubuh) dan air air bekas pencucian
alat.
TUJUAN - Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
- Untuk mencegah kebersihan dan keselamatan kerja.
KEBIJAKAN
Meniciptakan suasana kerja yang optimal, bersih dan nyaman
PROSEDUR Petugas dengan memakai sarung tangan dan masker mengumpulkan
limbah cair tersebut pada tempat khusus.
Kemudian tempat tersebut diberi larutan 0,5% klorin dan direncam
selama 10 menit.
Petugas membuang cairannya ke aliran lewat wastafel dan disiram
dengan larutan klorin 0,5% dan air.
Lalu tempat tersebut diatas diambil dan direndam dengan elektron
untuk selanjutnya dicuci sesuai dengan SOP pencucian alat.
UNIT TERKAIT Unit K3
PEMBUANGAN LIMBAH LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PENGERTIAN Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum (domestik)
di laboratorium, misalnya plastik, kertas, tissue, dan lain-lain.
PENGERTIAN Yang dimaksud pengambilan linen kotor di RS. ialah seluruh kegiatan
mengumpulkan linen-linen kotor dari ruangan tindakan maupun
ruangan perawatan, menampung, mencatat, dan membawa ke ruang
pencucian/laundry.
TUJUAN Memberikan pengertian, perlindungan, standar keselamatan dan
kesehatan kepada tenaga kerja di Ruangan Pencucian/Laundry, guna
memelihara dan meningkatkan derajat keselamatan dan keamanan,
serta mencegah terjadinya kecelakaan disaat melaksanakan pekerjaan.
KEBIJAKAN Linen kotor harus segera dicuci.
PROSEDUR 1. Kereta Dorong Khusus Linen kotor (tertutup) yang kosong ke
ruangan-ruangan. Petugas Pencucian mengenakan alat-alat
pelindung diri.
2. Linen Kotor Infeksius dan Non Infeksisus sudah dipisahkan oleh
petugas ruangan..
3. Masukan linen kotor tersebut sesuai kelompoknya masing-masing
pada penampung linen kotor di roda dorong sambil dihitung dan
disaksikan oleh petugas ruangan.
4. Tutup kembali rapat-rapat tempat penampung linen kotor.
5. Linen kotor yang sudah diambil dicatat oleh petugas pencucian/
Laundry dalam buku Pencucian Linen Kotor, dan apabila jumlahnya
sudah sesuai, ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
6. Penempatan sementara linen kotor di ruangan-ruangan dan route
perjalanan kereta dorong diatur tetap dan sependek mungkin
jaraknya dengan ruang pencucian.
7. Petugas dilarang makan atau merokok waktu bekerja.
8. Pengambilan linen kotor antara Pkl. 07.00 s.d. 08.00 wib.
UNIT 1. Bagian Pencucian/Laundry.
TERKAIT 2. Ruangan-ruangan Rawat Inap.
3. Ruangan-ruangan tindakan.
PEMELIHARAAN AC
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
Direktur RS.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Adalah tindakan pemeriksaan mesin pendingin dari kotoran, debu, jamur,
dan bakteri.
TUJUAN - Agar mesin pendingin berfungsi dengan baik.
- Upaya pencegahan dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial.