Anda di halaman 1dari 5

1 .

S e bu t ka n da n j e l a s ka n t e r ka i t de n g a n l e ve l K K N I be r da s a r ka n
j e n j a n g pe n di di ka n ke pe r aw at an !

KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kerja yang


menyandingkan, menyetarakan, mengintegrasikan seKtor pendidikan dan pelatihan.
Serta pelatihan kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
jabatan kerja di berbagai sektor.
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah
sebagai berikut:
1. Diploma tiga Keperawatan – Level KKNI 5
Program Studi D-III keperawatan merupakan pendidikan vokasi yang
menghasilkan lulusan perawat vokasional. Kompetensi utama lulusan
didapatkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 5. Menurut
KKNI lulusan D-III Keperawatan berada pada level 5 yaitu :
1) Mampu melakukan pekerjaan berlingkup luas,mampu memilih metode
yang sesuai beragam pilihan yang sudah atau belum baku dengan
menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja yang bermutu
dan kualitas yang terukur.
2) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum,
serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
3) Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis
secara komprehensif.
4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok
2. Ners (Sarjana+Ners) – Level KKNI 7
Menurut KKNI lulusan profesi Keperawatan berada pada level 7 yaitu
1) Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung
jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan
memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan langkah-langkah
pengembangan stategis organisasi;
2) Mampu memecahkan permasalahn sains, teknologi dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodispliner;
3) Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan
akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada
di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
3. Magister keperawatan – Level KKNI 8
Menurut KKNI lulusan magister keperawatan berada pada level 8 yaitu
1) Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset,
hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji;
2) Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau
multidisipliner;
3) Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi
masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional
maupun internasional.
4. Ners Spesialis Keperawatan – Level KKNI 8
Menurut KKNI lulusan ners spesialis keperawatan level 8 yaitu
1) Mampu bertanggung gugat terhadap praktik professional meliputi
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan professional sesuai dengan lingkup praktik di bawah
tanggungjawabnya, dan hokum/peraturan perundangan;
2) Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan
peka budaya sesuai dengan Kode etik Perawat Indonesia;
3) Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta
bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis,
verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan
lingkup tanggungjawabnya.
5. Doktor keperawatan – Level KKNI 9
Menurut KKNI lulusan magister keperawatan berada pada level 9 yaitu
1) Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di
dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset,
hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji;
2) Mampus memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi atau
trandispliner;
3) Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan
pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemasalah
umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun
internasional.
2. Membuat rangkuman teori hirarki kebutuhan dasar manusia mulai dari dasar
sampai level tinggi berdasarkan maslow.

Berikut ini teori lima hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow
sebagaimana dikutip dari uraian "Teori Abraham Maslow" yang diterbitkan
Universitas Gunadarma.
1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan mendasar manusia
adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya demi bertahan hidup
(survival). Kebutuhan fisiologis ini misalnya adalah kebutuhan akan
makanan, minuman, tidur, seks, dan sebagainya. Kebutuhan fisiologis ini
merupakan aspek survival yang harus dipenuhi. Berbeda halnya dalam
masyarakat kaya, bisa jadi makanan mahal sudah menjadi gaya hidup, bukan
lagi sebagai pemenuhan kebutuhan fisiologis semata.
2) Kebutuhan Rasa Aman (Safety/Security Needs) Setelah kebutuhan
fisiologisnya terpenuhi, barulah muncul kebutuhan jenjang berikutnya, yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan tingkat kedua, dalam teori Maslow ini,
meliputi keamanan dari bahaya fisik dan emosional. Contoh kebutuhan akan
rasa aman ini adalah kebutuhan rasa aman pada daya yang mengancam,
seperti perlindungan dari kriminalitas, penyakit, bencana alam, aman dari
perundungan, dan sebagainya.
3) Kebutuhan Sosial (Social Needs) Kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan
sosial dan kasih sayang. Kebutuhan ini mencakup dorongan rasa dibutuhkan
orang lain, kebutuhan untuk dicintai, memiliki pasangan, bersosialisasi di
masyarakat, dan sebagainya. Kebutuhan sosial ini baru bisa tercapai jika
seseorang sudah terpenuhi dua kebutuhan sebelumnya, yaitu kebutuhan akan
rasa aman dan kebutuhan fisiologisnya.
4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) Setelah kebutuhan sosialnya
terpenuhi, muncul kebutuhan selanjutnya, yaitu kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan penghargaan ini merupakan pemenuhan ego untuk meraih
prestise. Contoh kebutuhan akan penghargaan ini, menurut Maslow, adalah
kebutuhan akan status, pengakuan, reputasi, martabat, bahkan dominasi.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs) Puncak kebutuhan
manusia adalah kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu keinginan untuk
mengoptimalisasi potensi dirinya. Semisal, seseorang yang bercita-cita
menjadi guru berhasil mencapai profesi yang ia inginkan. Pada saat
bersamaan, ia mengembangkan dirinya agar bisa menjadi guru yang
profesional dan terus mengoptimalkan potensi mengajarnya. Hal inilah yang
dikenal sebagai aktualisasi diri, yakni pemenuhan potensi dirinya, mulai dari
sisi cita-cita, keinginan, kreativitas, dan kematangan mental untuk
bertanggung jawab terhadap pilihan yang ia putuskan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai