KEPERAWATAN KOMUNITAS 2
KOORDINATOR
PENYUSUN :
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan dan Petunjuk
Praktikum Komunitas 2 telah tersusun. Buku ini disusun dan diterbitkan untuk
memenuhi kebutuhan praktikum Keperawatan Komunitas 2 bagi mahasiswa
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
Kepada berbagai pihak yang telah membantu terealisasinya buku Panduan dan
Petunjuk Praktikum Keperawatan Komunitas 2 ini kami ucapkan terima kasih.
Tentu saja buku ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya, oleh karena
itu mahasiswa diharapkan dapat memberikan saran/kritik membangun guna
perbaikan kualitas.
Alhamdulillahirrobbil’alamin.
Penyusun
VISI DAN MISI
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
A. Visi
STIKES Surya Global mempunyai visi menjadi institusi Pendidikan
Tinggi Kesehatan yang menghasilkan tenaga kesehatan berkarakter
Agamis, Humanis dan Kompeten di bidangnya dengan mengembangkan
dan menerapkan ilmu kesehatan untuk kesejahteraan dan kemuliaan
peradaban manusia pada tahun 2025.
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi kesehatan yang berlandaskan
pada keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak
mulia.
2. Mengembangkan perilaku agamis, sikap humanis dan kompeten di
bidangnya bagi seluruh civitas akademika STIKES Surya Global.
3. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mampu mendukung
kemajuan pendidikan kesehatan Nasional sehingga terwujud sistem
kesehatan Nasional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
4. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kesehatan yang kontektual
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemuliaan peradaban bangsa
dan Negara Indonesia.
5. Mengembangkan dan memanfaatkan Ilmu Kesehatan untuk
peningkatan kesejahteraan dan kemuliaan peradaban bangsa dalam
rangka pengabdian kepada masyarakat.
6. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan prinsip good
governance.
VISI, MISI, DAN TUJUAN PROGRAM STUDI
A. Visi
2. Posbindu PTM
3. KMS PTM
4. Asuhan Keperawatan Anak Sekolah
Materi 1
Kelompok Rentan dan Beresiko dalam Komunitas
( Vulnerable And At-Risk Population In Community )
Capaian Pembelajaran :
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS: Ar-Rum Ayat: 41)
Terjadi bencana
Beban penyakit yang berhubungan dengan keadaan darurat
Kemiskinan
Tunawisma
Keadaan tempat tinggal yang buruk
Anak-anak masuk dalam kategori rentan karena :
Budaya
Ekonomi
Pendidikan
Lingkungan
Usia
Faktor Penyebab :
Perceraian
Keterbatasan mental
Lingkungan kumuh
Kebutuhan makan tidak terpenuhi
Penghasilan tidak tetap
Tidak mengerti kesehatan
Usia
Penyalahgunaan Obat
Kehamilan
Tidak hanya individu namun keluarga juga dapat menjadi kelompok rentan. Vulnerable
Family = Keluarga yang berkemungkinan besar mengembangkan masalah kesehatan sebagai
hasil dari paparan resiko atau memiliki outcome yang buruk dari masalah kesehatan tersebut
daripada populasi lainnya. Vulnerable group sering mengalami akumulasi faktor resiko yang
membuat mereka lebih sensitif pada efek yang merugikan dari faktor resiko individual lain
mungkin dapat teratasi.
Capaian Pembelajaran :
ين ِ َّالسمآء واْﻷَرض وما ب ي ن هما َب ِط اًل َذلِك ظَ ُّن الَّ ِذين َك َفروا فَويل لِل
ذ
َ ُ َْ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ َْ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َوَما َخلَ ْقنَا
﴾72﴿ َك َفُروا ِم َن النَّا ِر
27. Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.( Q.S Sad ; 27)
A. Pengertian
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular merupakan salah satu upaya
kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam
rangka deteksi dini dan pemantauan faktor resiko PTM utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor resiko penyakit tidak
menular meliputi : merokok, konsumsi alkohol, pola makan tidak sehat,
kurang aktivitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol
serta menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui
konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Kelompok PTM utama adalah diabetes mellitus ( DM ), Kanker, Penyakit
jantung dan pembuluh darah ( PJPD ), Penyakit paru obstruktif kronis ( PJOK
), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
B. Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini
faktor resiko PTM
C. Sasaran Kegiatan
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko dan penyandang
PTM berusia 15 tahun ke atas
D. Wadah Kegiatan
Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya keseshatan
bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau klinik perusahaan,
di lembaga pendidikan, tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu
berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya masjid, gereja, klub olahraga,
pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.
Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan posbindu
PTM dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan
tempat serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada.
E. Pelaku Kegiatan
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat
kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara
khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko
PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader
Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu
melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM.
F. Bentuk Kegiatan
Posbindu PTM meliputi 10 kegiatan yaitu :
1. Kegiatan penggalian informasi faktor resiko dengan wawancara sederhana
tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktivitas fisik,
merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan
kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan
untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM.
Aktivitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan
sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya
diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat
dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan
darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun
sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan
penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan
Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13
tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali.
Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko
PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam
darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan
Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan
kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA
positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan,
jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila
hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali.
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan
tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko
kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan
rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya
dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat
sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
G. Pengelompokkan tipe Posbindu
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang
dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok
Tipe Posbindu PTM, yaitu :
a. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko
sederhana, yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan
instrumen untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam
keluarga dan yang telah dideritasebelumnya, perilaku berisiko, potensi
terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat
badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh (IMT), alat analisa
lemak tubuh, pengukuran tekanan dara, paru sederhana serta penyuluhan
mengenai pemeriksaan payudara sendiri.
b. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar
ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan trigliserida,
pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin
bagi kelompok pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan
terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan/tenaga analis
laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat,
lembaga/institusi. Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat
dipadukan dengan Pos Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun
di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang tersedia tenaga kesehatan
tersebut sesuai dengan kompetensinya.
Materi 3
(KMS FR-PTM )
Capaian Pembelajaran :
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka ( Q.S Asy-Syura : 38)
Capaian Pembelajaran :
6. Kaakinene, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H & Hanson, S.M, (2010).
Family health care nursing : Theory, practice and research.
Philadelphia, F.A. Davis Company