5.1 Kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi,
bahan kajian, maupun bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan
tinggi.
Kurikulum seharusnya berisikan keterangan/penjelasan yang mencakup kompetensi
lulusan dalam pengembangan bidang ilmu, tingkat pemahaman tentang bidang
ilmunya, kemampuan mengkomunikasikan hasil pemikiran dan karyanya secara lisan
dan tertulis, kemampuan menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam
kawasan keahliannya untuk menemukan jawaban dan atau memecahkan masalah
kompleks termasuk yang memerlukan pendekatan lintas disiplin ilmu.
Kurikulum harus dirancang berdasarkan relevansinya dengan tujuan, cakupan dan
kedalaman materi, pengorganisasian yang mendorong terbentuknya hard skills dan
keterampilan kepribadian dan perilaku (soft skills) yang dapat diterapkan dalam
berbagai situasi dan kondisi.
Kurikulum program Studi Pendidikan Dokter Subspesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif dapat terstruktur atau tidak terstruktur. Kurikulum terstruktur ialah kurikulum
yang mencantumkan selain tugas penelitian dan penulisan disertasi/bentuk lain
penyajian hasil penelitian, tugas seminar/kolokium, juga menetapkan jumlah kredit dan
jenis mata kuliah yang harus diselesaikan oleh peserta didik untuk lulus program
doktor. Pada kurikulum tidak terstruktur, tidak ditetapkan jenis mata kuliah dan jumlah
kredit perkuliahan yang harus diselesaikan. Cara dan jenis kegiatan untuk mencapai
jumlah kredit yang dipersyaratkan oleh program doktor pada kurikulum tidak
terstruktur ditetapkan oleh promotor/kopromotor.
Rumusan sikap, pengetahuan dan keterampilan umum yang harus dicapai dalam
capaian pembelajaran pendidikan Sp2 merupakan satu kesatuan. Capaian
pembelajaran pendidikan profesi dokter Sp2 Anestesiologi dan Terapi Intensif dibuat
dengan mengacu pada deskripsi jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) level 9 atau setara dengan pendidikan akademi S-3. Deskripsi jenjang KKNI
level 9 adalah:
1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di
dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
2. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau
seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, dan
transdisipliner.
3. Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan
pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, serta
mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.
Capaian pembelajaran pendidikan profesi dokter Sp2 Anestesiologi dan Terapi Intensif
juga dibuat dengan mengacu pada tujuan pendidikan menurut Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia Nomor 60 tahun 2019 tentang Standar Pendidikan Profesi
Dokter Subspesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Tujuan umum pendidikan dokter subspesialis adalah:
a. Mendidik dan melatih seorang dokter menjadi seorang dokter subspesialis yang
mempunyai keahlian klinik dan kemampuan akademik serta kualitas seorang
profesional
b. Keahlian klinik merupakan kemampuan penerapan proses klinik yang
mencakup profisiensi pengetahuan dan keterampilan klinik
c. Kemampuan akademik merupakan kemampuan untuk belajar mandiri,
melakukan penelitian, mengajarkan apa yang dikuasainya dan dapat meiakukan
komunikasi secara efektif
d. Kualitas profesional meliputi tanggung jawab manajemen, pengkajian dan
pengembangan praktik dapat bekerjasama secara baik, bersikap dan
melaksanakan etika, kesungguhan dalam memberikan apa yang terbaik bagi
pasien dan advokasi kesehatan
e. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai
dengan kebijakan pemerintah
f. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai
ketrampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan
memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu
kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya
g. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan dan
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang
lebih tinggi
h. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi
i. Setelah lulus mampu bersaing dengan lulusan luar negri dalam bidang
keilmuan yang sama
Tujuan khusus pendidikan dokter subspesialis dalam disiplin ilmu tertentu ditetapkan
bersama dengan organisasi profesi sehingga misi dan tujuan pendidikan disiplin ilmu
spesialis tersebut dapat dipahami dengan baik oleh yang bersangkutan. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa Program Pendidikan Dokter Subspesialis untuk
mengikuti Pendidikan Program Dokter Subspesialis yang diselenggarakan oleh
Universitas Institusi Penyelenggara Pendidikan Dokter Subspesialis untuk
mendapatkan jenjang Pendidikan Profesi tertinggi yang memiliki kualifikasi:
a. Mampu bekerja di bidang keahlian pokok/profesi untuk jenis pekerjaan yang
spesifik dan kompleks serta memiliki kompetensi kerja yang setara dengan
standar kompetensi profesi yang berlaku secara internasional
b. Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan
profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif,
komprehensif, dan arif
c. Mampu menyusun laporan hasil studi setara penelitian yang hasilnya disusun
dalam bentuk publikasi pada terbitan jurnal ilmiah profesi yang terakreditasi
tingkat nasional dan internasional, atau terbitan berkala ilmiah yang memenuhi
syarat diakreditasi tingkat nasional dan internasional atau menghasilkan karya
desain spesifik beserta deskripsinya berdasarkan metode atau kaidah rancangan
dan kode etik profesi yang diakui oleh masyarakat profesi pada tingkat nasional
dan internasional
d. Mampu mengkomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya
inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kemaslahatan
manusia, yang dapat dipertanggung jawabkan secara imiah dan etika profesi,
kepada masyarakat umum melalui berbagai bentuk media
e. Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan
yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaan profesinya baik oleh dirinya
sendiri, sejawat atau sistim institusinya
f. Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus
melalui pelatihan dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan
kemuthahiran bidang profesinya di tingkat nasional, regional, dan internasional
g. Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program
strategi organisasi
h. Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada
bidang profesinya, maupun masalah yang lebih luas dari bidang profesinya
i. Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang maupun yang tidak
sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan yang kompleks yang terkait
dengan bidang profesinya
j. Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat
profesi dan kliennya
k. Mampu bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan
kode etik profesinya
l. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran diri sendiri dan tim yang berada
dibawah tanggung jawabnya
m. Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan
kebijakan nasional pada bidang profesinya
n. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data serta informasi untuk keperluan pengernbangan hasil
kerja profesinya
o. Mampu tetap memelihara kompetensi baik sebagai Spesialis- 1 Anestesiologi
dan Terapi Intensif, maupun sebagai subspesialis.
p. Tercapainya peningkatan pemerataan dan perluasan akses masyarakat dalam
memperoleh pendidikan tinggi
q. Teraihnya keunggulan institusi dan program studi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan seni
r. Terbangunnya iklim akademik yand kondusif bagi penyelenggaraan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
s. Terkembangnya dan terintegrasikannya pemanfaatan teknologi informasi
dalam peningkatan kualitas pelayanan sesuai dengan tuntutan publik
t. Terkembangnya kerja sama dengan berbagai pihak dalam penyelenggaraan
pendidikan
u. Termilikinya sumber daya manusia yang kapabel dan profesional dalam
penyelenggaraan pendidikan
v. Terkembangnya tata kelola yang akuntabel dan sesuai dengan perundang-
undangan serta teraihnya sumber daya linansial mandiri untuk tercapainya
stabilitas penyelenggaraan pendidikan
w. Terkembangnya citra diri unggul berdasarkan tradisi luhur dan keunggulan
kinerja
x. Terbentuknya pusat kebudayaan dengan kekhasan budaya Sunda untuk meraih
daya saing internasional
y. Profil dokter spesialis Anestesiologi konsultan yang dihasilkan oleh IPDS
harus mempunyai kualitas bintang lima (WHO five stars doctor) dengan peran
dan ciri sebagai:
1) Care Provider
2) Communicator
3) Decision Maker
4) Manager
5) Communitg Leader,
6) Reseacher
TAHAP II :
Mata kuliah peminatan Terapi Intensif
1. Penatalaksanaan penyakit akut, penyakit kronis, dan kegagalan sistem organ
2. Intervensi teraupetik / dukungan sistem organ terhadap kegagalan organ
tunggal dan multiple
3. Prosedur praktis pasien kritis
4. Perawatan perioperative pasien kritis
5. Kenyamanan dan pemulihan pasien kritis
6. Perawatan pasien terminal ( end of life care )
7. Perawatan pasien pediatric
8. Transportasi pasien kritis
Mata kuliah penerapan akademik bidang peminatan ( MPA )
1. Presentasi jurnal 2
2. Presentasi jurnal 3
TAHAP III:
Mata Kuliah penerapan akademik bidang peminatan ( MPA )
1. Laporan kasus 1
2. Laporan kasus 2
3. Laporan kasus 3
4. Sari pustaka
5. Seminar proposal penelitian
6. Seminar hasil penelitian
7. Publikasi ilmiah
Pada akhir pembelajaran, peserta program studi bidang minat pendidikan Konsultan
Intensif Care (KIC) diharapkan memiliki:
Sikap
Mampu berperan secara aktif dalam mengelola, memimpin dan
mengembangkan keilmuan, pendidikan dan praktek klinis dibidang
Intensive Care melalui kajian ilmiah terkini dan kerjasama inter, multi,
dan transdisiplin, dengan mengedepankan sikap profesionalisme
1. Mampu melakukan pendekatan terhadap pengenalan, pemeriksaan,
Diagnosis, tindakan Resusitasi dan Pengelolaan kasusyang ada di ICU
secara professional sebagai lulusan KIC (MKB)
2. Mampu berperan aktif dalam pendidikan S1, spesialis I, Spesialis II
(teaching responsibility and teaching capability) (MBB)
3. Peduli dan turut serta menangani masalah-masalah transportasi pasien,
keselamatan pasien dan penyelenggaraan kesehatan secara professional
sebagai lulusan KIC. (MKK)
4. Mampu melakukan pendekatan holistic atau menyeluruh, termasuk sosio-
ekonomi dan psikis, terhadap pasien dan keluarga dalam ranah
profesionalisme (MPK)
5. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan/ kemajuan ilmu dan teknologi
ataupun masalah yang dihadapi masyarakat khususnya di bidang Intensive
care (MPK)
6. Mampu berperan dalam sistem pelayanan kesehatan terpadu sehingga
menjadi pemuka dalam pengembangan pelayanan kesehatan dibidang
intensive care (MBB)
7. Mampu mengenali kekuatan personal dan batasan-batasan, serta mampu
mencari dan menerima masukan dari tim kerja (MBB)
Pengetahuan
Mampu mengembangkan keilmuan berdasarkan permasalahan klinis
dibidang Intensive care secara profesional melalui penelitian dan kajian
ilmiah yang berkualitas serta mendapatkan pengakuan secara nasional
dan internasional
1. Mampu menerapkan konsep dasar pengelolaan penderita yang ada diunit
perawatan Intensive Care dalam upaya mengoptimalkan kualitas hidup
pasien (MKK)
2. Mampu mengkaji dan menindaklanjuti terhadap permasalah pasien dan
menyusun prioritas dan menyusun rencana manajemen klinik secara
profesional (MKB)
3. Memiliki kemampuan dalam bidang penelitian, pendidikan, dan
pengorganisasian pelayanan dalam bidang Intensive Care (MPB)
4. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis, dan
lapangan dalam bidang Intensive Care (MKB)
5. Mampu menemukan serta mengatasi permasalahan keilmuan dan klinis
(MKK)
6. Mampu melakukan pendekatan atau kajian berdasarkan perkembangan
terkini (MKK)
Keterampilan
Mampu mengelola permasalahan keilmuan dan klinis dibidang Intensive
care secara mandiri atau bersama tim kerja inter, multi, dan transdisiplin
berdasarkan kemajuan kedokteran terkini.
1. Mampu melakukan pengelolaan secara paripurna dengan prioritas
pendekatan penyelesaian permasalah pada pasien yang dirawat di ICU
dengan cara ilmiah melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi
terhadap upaya kuratif, dan rehabilitative (MKK)
2. Mampu melakukan deteksi dini danmempertimbangkan perubahan
diagnosis dan/atau terapi jika tujuan tidak tercapai (MKK)
3. Mampu melakukan tata laksana diagnosis dan terapi Intensif secara
paripurna agar mempu meberikan pelayanan bidang spesialistik intensif
yang optimal terhadap pasien yang dirawat di ICU (MKK)
4. Mampu melakukan kerjasama inter, multi, dan transdisiplin dalam
pengelolaan permasalahan kesehatan dibidang intensive care dengan benar
dan profesional (MPB)
5. Mampu melakukan komunikasi dalam pengelolaan permasalahan kesehatan
dibidang intensive care dengan tim kerja, pasien, keluarga pasien, dan
pimpinan unit atau rumah sakit dengan benar dan profesional (MBB)
6. Mampu melakukan semua tindakan kegawatdaruratan dan tindakan
kedokteran dibidang intensive care secara benar dan profesional (MKK)
Keterampilan
Mampu melakukan pengelolaan perioperative kasus-kasus khusus dibidang
anestesi pediatric secara benar, profesional, bersama tim kerja mutidisiplin.
1. Mampu bekerjasama secara multidisiplin dalam pengelolaan kasus khusus
anak dengan benar secara profesional (MPB)
2. Mampu berkomunikasi secara baik dalam pengelolaan kasus khusus anak
baik dengan tim kerja multidisiplin, orang tua atau keluarga pasien dan
pimpinan departemen, maupun rumah sakit dengan benar (MBB)
3. Mampu melakukan semua tindakan kegawatdaruratan di bidang anestesi
pediatrik secara benar dan profesional (MKK)
Prosedur Praktis 78
Intubasi 20 1 2 3 4
Fiberoptic laryngoscope 5 1 2 3 4
Percutaneus Tracheostomy 2 1 2 3 4
Thorakosintesis 2 1 2 3 4
Pemasangan vena sentral 10 1 2 3 4
Pemasangan Arterial line 5 1 2 3 4
Defibrilasi / cardioversion 2 1 2 3 4
Pemasangan cardio pacing (transvena atau
2 1 2 3 4
transtorakal)
Teknik Ultrasound pada kasus ICU / Emergensi 5 1 2 3 4
Lumbar pungsi (intradural/spinal) 10 1 2 3 4
Pemasangan Kateter Epidural 5 1 2 3 4
Parasentesis abdominal 2 1 2 3 4
Lain-lain 1 2 3 4
Intervensi Terapeutik 75
Transfusi Darah / Produk darah 10 1 2 3 4
Penggunaan obat-obat Vasoaktif / inotropik 20 1 2 3 4
Penggunaan Antimicrobial dengan baik 10 1 2 3 4
Ventilasi Mekanik non invasive 5 1 2 3 4
Ventilasi Mekanik Invasive 20 1 2 3 4
Nutrisi Parenteral 10 1 2 3 4
Lain-lain 1 2 3 4
Pengelolaan Penyakit 36
Kasus Kehamilan / Peripartum yang mengancam
10 1 2 3 4
Jiwa
Syok Septic / Sepsis Berat 5 1 2 3 4
Penanganan kasus Keracunan 2 1 2 3 4
Intervensi Terapeutik 2
Terapi Renal Replacement / CRRT / Hemodialisa 2 1 2 3 4
Lain-lain 1 2 3 4
Prosedur Praktis 9
Broncoskopi fiberoptik dan BAL 2 1 2 3 4
Pericardiosintesis 1 1 2 3 4
Pemasangan SwanGan 2 1 2 3 4
Pemasangan Sengstaken tube 2 1 2 3 4
Gastroskopi 2 1 2 3 4
Lain-lain 1 2 3 4
Prosedur Praktis 6
NO inhalasi 2 1 2 3 4
Extra-corporeal Membrane Oxygenation
2 1 2 3 4
(ECMO)
Continuous Renal Replacement Therapy
2 1 2 3 4
(CRRT)
Catatan: Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung, dan lainnya dapat dilihat
pada Kepmendiknas No. 045/U/2002.
5.1.2 Struktur Kurikulum
Seperti yang tercantum dalam Buku Panduan Pendidikan Program Studi Dokter Sp2
Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-UNAIR, struktur kurikulum terdiri dari 1 tahap
pendidikan, yaitu tahap Pendidikan Bidang Minat. Tahap tersebut diselesaikan dalam 6
semester dengan total beban studi 81 sks untuk Bidang Minat Pendidikan KIC, 95 sks untuk
Bidang Minat Pendidikan KAP, dan 96 sks untuk Bidang Minat Pendidikan KAKV.
Pendidikan Sp2 menganut sistem open semester pada tahap pendidikan bidang minat,
dengan disetiap mata ajar yang diberikan tetap mengacu pada capaian pembelajaran peserta
didik.
Tabel Garis Besar (Outline) Struktur Kurikulum Prodi Sp2
Beban Studi (sks)
Jumlah (sks)
Semester & Akademik Profesi
Tahapan KIC KAP KA KIC KAP KA KIC KAP KAKV
KV KV
Tahap
Seme Pendidi
ster 1 kan 29 25 42 52 70 54 81 95 96
–6 Bidang
Minat
Jumlah
29 25 42 52 70 54 81 95 96
Keseluruhan
Prosentase 35,9 26.3% 43.8 64.1 73.7% 56.2 100% 100% 100%
% % % %
MPA (36%)
Bidang Minat Pendidikan Konsultan Intensive Care (KIC)
Bidang Minat Pendidikan Konsultan Anestesi Pediatri (KAP)
Bidang Minat Pendidikan Konsultan Anestesi Kardiovaskular (KAKV)
Modul Presentasi Jurnal, Kasus dan Sari Pustaka
Modul Penelitian, Disertasi dan Publikasi Ilmiah
Rata-rata Pencapaian
No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Umum Selama Pendidikan per
Lulusan
(1) (2) (3)
4 Patient safety
Mengikuti kaidah-kaidah Patient Safety
IPSG 1-6: Identifikasi, Cuci tangan, Time Out, Komunikasi
efektif, Pencegahan Infeksi, Pemberian Obat.
2. Kegiatan KAP
5.2 Penilaian seluruh buku panduan/ buku modul/ log book dalam 1 (satu) tahun terakhir
5.4 Pelaksanaan pembimbingan karya tulis ilmiah yang diterapkan pada PS ini.
5.4.1 Jelaskan ketersediaan panduan pembimbingan karya tulis ilmiah, serta konsistensi dan
efektivitas pelaksanaannya.
Panduan penyusunan karya tulis ilmiah tercantum dalam buku panduan pendidikan Program
Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNAIR. Panduan ini menjadi dasar dalam
membuat karya tulis ilmiah. Panduan pelaksaan kegiatan ilmiah di bagian Program Studi
Anestesiologi dan Terapi Intensif dibuat terjadwal setiap peserta didik Selama masa
pendidikan seorang peserta didik PPDS-2 Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-UNAIR
diwajibkan untuk membuat karya ilmiah berupa : 3 jurnal reading, 3 case, dan 3 review
article. Salah 1 case harus dipresentasikan secara nasional salah satunya acara pertemuan
KIC 5 center.
Alur penelitian dalam Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif dapat dilihat
dalam diagram alur berikut:
5.4.2. Tuliskan nama-nama dosen yang menjadi pembimbing karya tulis ilmiah dan jumlah
peserta didik bimbingan pada satu tahun terakhir dengan mengikuti format tabel berikut.
Dosen Pembimbing
No Jumlah Peserta Bimbingan
Nama Pendidikan Terakhir
(1) (2) (3) (4)
Total
5.5.1 Jelaskan sistem monev kurikulum untuk menjamin terlaksananya program pendidikan
sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Jelaskan jumlah bimbingan
operasi/tindakan per tahun, ketersediaan log book dan mutunya.
5.5.2 Jelaskan sistem supervisi pendidikan untuk menjamin terlaksananya program pendidikan
sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Jelaskan jumlah bimbingan per
tahun, ketersediaan log book dan mutunya.
Pencapaian kompetensi dinilai dari cukupnya kuantitas tindakan dan kualitas
kecakapannya. Jumlah tindakan dan kasus yang dilakukan tercatat dalam Buku Log
peserta didik yang harus memenuhi jumlah minimal kasus atau tindakan yang telah
ditentukan di kurikulum. Seyogianya log book ini ditandatangani konsulen setiap akhir
tindakan, yang dilakukan sekaligus sebagai verifikasi. Pada periode tertentu Buku Log
ini diperiksa oleh Pembimbing Akademik masing-masing untuk verifikasi secara
menyeluruh, apakah peserta didik sudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada
akhir masa studi Buku Log harus dikumpulkan untuk dinilai lagi.
Pembimbing Akademik (PA) juga melakukan tutorial untuk berbagai topik yang
dirasakan penting. Frekuensi tutorial ditentukan oleh PA dan kesepakatan dengan
peserta didik.
Penilaian kompetensi tidak selalu sama untuk setiap modul. Pada umumnya penilaian
didapat dari daftar tilik, ujian tulis, DOPS, CBD, portfolio dan buku log. Pada setiap
akhir rotasi, peserta didik akan mendapat penilaian akhir rotasi oleh penanggungjawab
modul, meliputi seluruh nilai dari berbagai cara evaluasi yang diperlukan sesuai modul
5.5.3 Jelaskan sistem evaluasi peserta didik dan kriteria kelulusan (yang terukur) untuk menilai
kompetensi peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, keterampilan, dan perilaku.
Jelaskan pula keberadaan dokumennya.
Evaluasi Tahap Awal
Evaluasi tahap awal bertujuan untuk mengetahui apakah paket pendidikan dasar telah
dilaksanakan dengan baik dan benar. Evaluasi ini untuk mengetahui kemampuan dan
memberikan dasar keilmuan dan keterampilan bagi peserta didik dalam melanjutkan ke
pendidikan tahap berikutnya. Evaluasi dilaksanakan pada semester 1 atau selambat-
lambatnya akhir semester 2, meliputi pengamatan dan hasil perkuliahan.
LOG BOOK: merupakan buku kegiatan harian yang dilakukan oleh peserta didik
selama mengikuti pendidikan, yang meliputi:
a. Kegiatan klinis harian
b. Kegiatan ilmiah rutin: Kegiatan perkuliahan, konferensi klinis, presentasi kasus,
tutorial klinis dengan pembimbing, dsb.
c. Kegiatan bimbingan
d. Kegiatan presentasi: tingkat lokal, nasional, dan internasional
Pembobotan Nilai
No Penilaian Bobot
1. Sikap 20%
2. Pengetahuan 45%
3. Keterampilan 35%
Total 100%
Cara Penilaian
No Nilai Nilai Rentang
Huruf Mutu Score
1 A 4 76 – 100 %
2 B 3 70 – 75 %
3 C 2 60 – 69 %
4 D 1 50 – 59 %
5 E 0 0 < 49 %
Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan dalam penilaian peserta didik meliputi beberapa
macam. Dengan berbagai macam metode diharapkan dapat menilai seluruh aspek
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Metode yang dipakai adalah;
Direct Observation Procedural Skill (DOPS)
Case-Based Discussion (CbD)
Penilaian Presentasi Ilmiah
Karya Akhir Penelitian
Ujian Nasional
DOPS
DOPS (Direct Observation Procedural Skill) adalah metode penilaian untuk menilai
kompetensi tindakan / prosedur medis peserta didik. Penilaian dilakukan oleh assesor yg
berbeda dan meliputi seluruh tindakan / prosedur sesuai dengan tingkat kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Waktu penilaian selama prosedur berlangsung, waktu
umpan balik ± 5-10 menit. Rincian komponen penilaian DOPS sebagai berikut:
CbD
CbD (Case-Based Discussion) adalah suatu metode penilaian menggunakan
teknik interview / wawancara oleh senior pada peserta didik mengenai suatu
kasus tertentu yang sedang ditangani peserta didik secara mendalam. Dalam hal
ini baik penilai dan peserta didik diharapkan memperoleh nilai tambah dan umpan
balik terhadap kasus tersebut. Waktu penilaian dan umpan balik; 20-30 menit /
kasus.
Kompetensi yg Tujuan yang dicapai
dinilai
1. Penulisan/ Rekam medik yang dibuat oleh peserta didik jelas,
pembuatan rekam mudah dimengerti dan diberi tandatangan dan tanggal
medic sesuai dg masalah yg ada, dibuat berurutan dan mudah
dimengerti sehingga memudahkan kolega lain dalam
mempergunakan rekam medis tersebut
2. Penilaian klinis Mampu merangkum data yang didapat dalam
pemeriksaan klinis untuk menunjang diagnosa yg
akan ditegakkan
3. Investigasi dan Mampu menampilkan data klinis yang didapat
referensi dibandingkan / dijadikan rujukan dengan data teori
dari literatur ataupun evidence base
4. Tatalaksana Mampu menjelaskan opsi tatalaksana yang akan
diambil berdasarkan data klinis dan rujukan referensi
/ evidence base
5. Pemantauan dan Mampu menjelaskan tentang rencana tatalaksana
rencana tindak selanjutnya dan pengambilan keputusan untuk follow
lanjut up
6. Profesionalisme Mampu melakukan perawatan sesuai dengan yg telah
tercatat, memperlihatkan rasa hormat, rasa kasih,
empati danmembangun kepercayaan.
6. Overall Peniliaian keseluruhan terhadap semua komponen
performance diatas
Ujian Nasional
Kebebasan Akademik:
1. Mengikut sertakan PPDS Sp-2 dalam acara ilmiah rutin staf setiap bulan;
2. Sistem pemilihan judul laporan ilmiah dan laporan kasus yang akan dipresentasikan
oleh peserta didik PPDS-2 dapat diusulkan oleh PPDS Sp-2 atau diberikan oleh staf
pendidik;
3. Pemilihan judul penelitian dapat diusulkan oleh PPDS Sp-2 atau oleh staf pendidik
dan/atau tim penelitian. Proposal penelitian yang diajukan PPDS Sp-2 kemudian
akan dinilai oleh tim penelitian dalam suatu seminar proposal untuk mendapat
persetujuan;
4. Memberi kesempatan peserta didik/staf ikut serta dalam acara dan lomba-lomba
ilmiah penelitian dan poster di tingkat lokal, nasional dan internasional;
5. Sistim umpan balik penilaian terhadap staf oleh PPDS Sp-2;
5.6.2 Ketersediaan prasarana, sarana dan status kepemilikannya serta dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi akademik antar sivitas akademika.
Suasana akademik yang kondusif tentu ditunjang dengan ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung. Prasarana dan sarana di Program Studi Anestesiologi dan
Terapi Intensif lengkap dengan status kepemilikan adalah milik sendiri. Prasarana
dan sarana yang dimiliki meliputi :
1. Ruangan Kuliah, dilengkapi diantaranya berupa kursi, meja, AC, layar LCD, dan
sound system.
2. Ruang pertemuan, dilengkapi diantaranya berupa kursi, meja, AC, layar LCD,
dan sound system
3. Ruang praktek/ kamar operasi/ruang tindakan pada unit-unit yang ada di anestesi
beserta perlengkapan seperti mesin anestesi, monitor, lemari obat, suction,
meja operasi.
4. Ruang skill labbeserta perlengkapan alat alat praktek anestesi dan manekin
5. Ruang kantor, dilengkapi dengan meja, kursi, komputer, sofa.
6. Ruang jaga peserta didik dan staf pendidik, dilengkapi AC, tempat tidur, kasur,
televisi, almari, lemari es dan kamar mandi lengkap dengan water heater.
7. Ruang konseling
8. Ruang perpustakaan, AC, almari buku-buku yang tersusun rapi, komputer,
printer, meja dan kursi untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik.
Ruang kesekretariatan dan kantor bagian anestesi berisi almari berkas, meja dan kursi
untuk petugas administrasi, komputer lemari es, mesin fotocopy dan semua peralatan
administrasi.
5.6.3 Program dan kegiatan akademik dan non-akademik (di dalam maupun di luar kelas)
untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, penelitian
bersama, dll.).
Setiap peserta didik mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan akademik dan non
akademik bersama-sama dengan staf pendidik baik yang diadakan oleh program studi
maupun pihak luar. Sehingga dapat tercipta suasana dan interaksi yang kondusif antara
peserta didik dengan staf pendidik.
Kegiatan Akademik diantaranya :
1. Program pendidikan berupa pengiriman peserta didik bersama dengan staf pendidik
ke pertemuan ilmiah tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.
2. Program pelayanan kesehatan di seluruh unit pelayanan Departemen Anestesiologi
dan Reanimasi termasuk kamar operasi, ruang resusitasi, ruang intensif, tindakan
anestesi di luar kamar operasi, dan poliklinik anestesi
3. Program Penelitian, baik program penelitian karya akhir maupun program hibah.
4. Pengabdian kepada Masyarakat berupa bakti sosial dan pelatihan gawat darurat yang
terintegrasi dengan instansi lain di luar departemen dan fakultas.
Kegiatan non-akademik yang diikuti oleh peserta didik bersama dengan staf pendidik
adalah kegiatan olahraga, kerohanian dan rekreasi atau family gathering baik yang
diselenggarakan oleh departemen maupun perhimpunan.
1. Kegiatan olah raga secara rutin dilakukan seperti Futsal, Basket, dan Badminton
serta secara insidental seperti Running dan Bersepeda.
2. Kegiatan kerohaniaan yang rutin dilaksanakan sekali setiap bulan, halal bihalal, buka
puasa bersama dll
Family gathering yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali
5.6.4 Jelaskan upaya pengembangan perilaku profesional yang mencakup aspek: (1) etika
kedokteran, (2) kemampuan kerjasama dalam tim, dan (3) hubungan dokter-pasien.
Jelaskan pula keberadaan panduan serta konsistensi pelaksanaannya.
Perilaku profesional yang dituntut dari peserta didik Program Studi Anestesiologi dan
Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga terdiri atas etika,
komunikasi, kerja sama, dan patient safety, seperti yang tercantum dalam bab Evaluasi
Hasil Belajar dalam Buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis-2 Program Studi
Anestesiologi dan Terapi Intensif. Pola perilaku professional tersebut di atas apabila
diterapkan dalam praktis klinis sehari-hari dapat membantu dalam pengalaman belajar
bekerja sama dalam tim, berkomunikasi secara efektif dengan sejawat, staf pendidik,
pasien dan keluarganya, sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang paripurna yang
berbasis patient safety.