Anda di halaman 1dari 138

BAB I

PENDAHULUAN

A.

GAMBARAN UMUM PROGRAM STUDI


Di dalam pelaksanaan pendidikan Spesialis Kedokteran Fisik

dan Rehabilitasi, sebuah panduan pelaksanaan bagi para peserta


didik sangat diperlukan sebagai pedoman yang menjabarkan
materi kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia. Oleh karena itu,
buku panduan ini disusun dengan tujuan agar supaya peserta
didik dapat mengetahui dan memahami tujuan pendidikan dan
materi kurikulum Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas
Kedokteran UNPAD, Bandung. Meskipun panduan ini didasarkan
pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kolegium akan tetapi
materi lokal tetap dimuat dalam materi pendidikan. Pada bagian
akhir buku panduan ini, juga tercantum metoda evaluasi yang
dilaksanakan pada setiap semester.
1. VISI dan MISI
a. Visi
Menghasilkan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang mempunyai kompetensi
profesional sebagai seorang dokter spesialis yang
mampu

memberikan

pelayanan,

penelitian,

pengembangan dan penyebarluasan ilmu di bidang


Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara paripurna untuk
1

kemaslahatan Masyarakat guna mendorong daya saing


bangsa.
b. MISI
1. Menyelenggarakan

pendidikan

Dokter

Spesialis

Ilmu

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang terintegrasi serta


berorientasi pada keunggulan sehingga dihasilkan Dokter
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang memiliki
sikap,

pengetahuan

dan keterampilan

sesuai dengan

standar Pendidikan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


Indonesia serta mendukung daya saing bangsa.
2. Menyelenggarakan penelitian dan menghasilkan produk
penelitian

yang

berkualitas

serta

berorientasi

pada

penelitian

yang

kemaslaharan masyarakat.
3. Menyelenggarakan

pendidikan

dan

berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi


bangsa
B.

TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI


1. Tujuan Umum
Pendidikan Dokter Spesialis IKFR ialah bagian dari

pendidikan dokter spesialis yang akan menghasilkan Dokter


Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang
mempunyai:
a. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis
yang

mampu

memberikan

pelayanan

kesehatan

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara paripurna untuk


2

kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing


bangsa.
b. Kompetensi akademik sebagai seorang yang mampu
menyerap, meneliti, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu kesehatan khususnya Ilmu Kedokteran Fisik
dan

Rehabilitasi

sesuai

dengan

kemajuan

ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan berkolaborasi dan


bersinergi dengan berbagai potensi bangsa.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu
seorang spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
diharapkan :
a. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan
Sumpah Dokter Indonesia.
b. Menerapkan

falsafah

Ilmu

Kedokteran

Fisik

dan

Rehabilitasi dalam konteks rehabilitasi secara menyeluruh


dan sejalan dengan sistem kesehatan nasional.
c.

Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk


menanggulangi masalah-masalah kedokteran fisik dan
rehabilitasi, terutama yang umum terdapat di masyarakat.

d. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas


masalah-masalah

rehabilitasi,

yang

terdapat

di

lingkungannya baik dimasa sekarang maupun yang akan


datang dan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai
untuk

memecahkan

merencanakan,
program-program

masalah

melaksanakan
yang
3

bersifat

tersebut
dan

dengan

mengevaluasi

preventif,

kuratif,

rehabilitatif berdasarkan keadaan daerah, aspek-aspek


sosial budaya serta sumber daya dan dana yang tersedia.
e. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi sesuai standar pelayanan medik, etika profesi
dan etika keilmuan.
f.

Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya.

g. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui


pengalaman belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi
dengan berbagai potensi bangsa.
h. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik
tenaga medik, paramedik dan nonmedik dalam bidang
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
C.

KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI


Standar kompetensi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan

Rehabilitasi adalah standar minimal yang dimiliki oleh seorang


Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam
melaksanakan kegiatan profesinya di masyarakat secara mandiri,
yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku, sesuai
kurikulum pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi Indonesia.
Kompetensi

Dokter

Spesialis

Kedokteran

Fisik

dan

Rehabilitasi di bagi dalam 7 aspek kompetensi yaitu :


1. Pengetahuan medik dan profesionalisme
2. Kemampuan berempati dan keterampilan berkomunikasi
3. Kemampuan melakukan praktik perawatan pasien berbasis
kompetensi dan sistim yang berlaku
4

4. Melakukan praktik berbasis sistim dan perawatan pasien


5. Kemampuan bertindak sebagai konsultan bagi dokter/dokter
spesialis lain, profesi kesehatan lain dan masyarakat
6. Kemampuan manajerial dalam melakukan koordinasi antar
disiplin : intra-, inter- dan multidisiplin
7. Pemahaman mengenai berbagai pelayanan dan kegiatan
terkait
8. Pengembangan diri
1. PENGETAHUAN MEDIK DAN PROFESIONALISME
a. Mempunyai

pengetahuan

dan

keterampilan

untuk

bertindak sesuai standar profesional sesuai standar


profesi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
b. Mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika
profesi
c. Mampu menjaga identitas dan integritas profesi
2. KEMAMPUAN

BEREMPATI

DAN

KETERAMPILAN

KOMUNIKASI
a. Mampu memberikan empati terhadap pasien dan
keluarga dalam melaksanakan tugas profesinya.
b. Mampu memahami pasien dan keluarga seutuhnya
dengan memperhatikan kondisi psikososial dan kondisi
masyarakat sekitarnya.
c. Mampu melakukan komunikasi dan edukasi secara
efektif dengan pasien, keluarga dan pihak terkait lainnya

d. Mampu memberikan analisis dan solusi secara utuh


berdasarkan kondisi medik, psikososial serta kondisi
lingkungan kepada pasien dan keluarga.
e. Mampu melakukan komunikasi yang baik dengan tetap
menjaga privasi dan kerahasiaan pasien serta keluarga
3. KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK PERAWATAN
PASIEN BERBASIS KOMPETENSI DAN SISTIM YANG
BERLAKU
a. Mampu memberikan pelayanan secara profesional pada
pasien rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan
kompetensinya
b. Mampu memberikan pelayanan profesional dan sesuai
dengan sistim, perundangan dan peraturan yang berlaku
c. Mampu menggunakan berbagai panduan pelayanan
medik dalam batas tertentu secara rasional
4. KEMAMPUAN

BERTINDAK

SEBAGAI

KONSULTAN

BAGI DOKTER / DOKTER SPESIALIS LAIN, PROFESI


KESEHATAN LAIN DAN MASYARAKAT
a. Mampu menjalankan profesinya dalam bidang medis
dan kedokteran fisik dan rehabilitasi sesuai standar
profesi
b. Mampu bertindak sebagai konsultan dalam bidang
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi bagi dokter/dokter
spesialis lain, profesi kesehatan lain dan masyarakat

5. KEMAMPUAN

MANAJERIAL

DALAM

MELAKUKAN

KOORDINASI ANTAR DISIPLIN : INTRA-, INTER-, DAN


MULTIDISIPLIN
a. Mampu melakukan komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim rehabilitasi medik
b. Mampu melakukan kerjasama secara terkoordinasi
dengan dokter/dokter spesialis lain terkait
c. Mampu melakukan komunikasi dan koordinasi secara
efektif dengan profesi non medik lain yang terkait.
d. Mampu

memfasilitasi

dan

berkoordinasi

dengan

kelompok atau organisasi mayarakat/pemerintah.


6. MEMILIKI PEMAHAMAN LUAS MENGENAI BERBAGAI
PELAYANAN DAN KEGIATAN TERKAIT
a. Memiliki pengetahuan praktis mengenai berbagai sistem
yang

berperan

dalam

pelayanan

kesehatan

dan

tatalaksana pasien
b. Dapat

bekerjasama

dan

memanfaatkan

berbagai

fasilitas, organisasi, sistem pelayanan lain yang ada di


masyarakat untuk meningkatkan kemampuan fungsional
dan kualitas hidup pasien secara optimal
7. PENGEMBANGAN DIRI
a. Selalu

berusaha

meningkatkan

kemampuan

pengetahuan dan keterampilan diri dalam bidang medis


serta Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
b. Selalu berusaha meningkatkan keterampilan sesuai
dengan kemajuan teknologi kedokteran secara umum
7

terutama

dalam

bidang

Kedokteran

Fisik

dan

Rehabilitasi
TINGKAT KOMPETENSI
Kompetensi seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi dinyatakan dalam tingkat kompetensi sesuai Miller :
Tingkat 1. Menuasai teori dan ilmu pengetahuan
Tingkat 2. Selain kompetensi tingkat 1 pernah melihat,
mengikuti suatu domenstrasi
Tingkat 3. Selain kompetensi tingkat 1 dan 2 ditambah telah
melakukan beberapa kali dibawah supervisi
Tingkat 4 . Rutin melakukan secara mandiri

STANDAR KOMPETENSI
KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI INDOINESIA
Pencapaian

standar

kompetensi

seorang

dokter

Spesialis

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi harus sesuai dengan kurikulum


pendidikan kedokteran fisik dan rehabilitasi, yang dikeluarkan
oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
Kompetensi tersebut mencakup pengetahuan, keterampilan dan
perilaku dalam menjalankan profesinya, meliputi bidang :
1. KFR Pediatri
2. KFR Muskuloskeletal
3. KFR Neuromuskuler
4. KFR Spinal Cord Injury
8

5. KFR Kardiorespirasi
6. KFR Geriatri
7. Rawat Intensif KFR
8. Modalitas KFR

Tabel 1.1 Kompetensi


1. KFR PEDIATRI
Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku

a. Memahami
kekhususan
anatomi dan kinesiologi pada
anak

a. Mampu
menegakkan
diagnosis
KFR
pada
kelainan yang berpotensi
menyebabkan disabilitas:
Gangguan
tumbuh
kembang
Kelainan kongenital
Kelainan genetik
Cedera susunan saraf
pusat dan perifer
Kelainan Metabolik
Tumor
Penyakit infeksi
Gangguan
spektrum
autistik
Gangguan pemusatan
perhatian
dan
hiperaktivitas

a. Sesuai kode etik

b. Memahami
kekhususan
fisiologi yang berhubungan
dengan rehabilitasi anak
c. Memahami
dasar
patofisiologi dan penegakan
diagnosis
KFR
pada
kelainan yang berpotensi
menyebabkan disabiitas:
Gangguan
tumbuh
kembang
Kelainan kongenital
Kelainan genetik
Cedera susunan saraf
pusat dan perifer

10

b. Baik, sopan dan


santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

Tingkat
Kompetensi
4

Kelainan Metabolik
Tumor
Penyakit infeksi
Gangguan
spektrum
autistik
Gangguan pemusatan
perhatian
dan
hiperaktivitas
Penyakit rematik pada
anak
Kelainan
tulang
belakang

d. Memahami
berbagai
gangguan fungsi yang terjadi
pada kasus anak :
Fungsi
luhur
dan
perilaku
Komunikasi
(bicara
danbahasa)
Kardiorespirasi
Kesulitan makan dan
fungsi menelan

Penyakit rematik pada


anak
Kelainan
tulang
belakang
Learning disability
Gangguan
presepsi
komunikasi
&
koordinasi
Gangguan
sensorimotor
Kesulitan makan
Gangguan fungsi miksi
dan defekasi

b. Mampu
melakukan
dan
menginterpretasi
data
berbagai
pemeriksaan
penunjang dan uji diagnosis
yang
diperlukan
untuk
penegakan
diagnosis
fungsional
berbagai
gangguan / penyakit pada
anak.

11

Lokomotor
dan
gangguan
koordinasi
gerak
Fungsi
bowel
dan
bladder

e. Memahami masalah khusus


pada anak :
Learning disability
Gangguan
sensori
integrasi
Gangguan presepsi dan
visuospasial
Spastisitas
f. Memahami
berbagai
pemeriksaan penunjang dan
uji diagnosis yang diperlukan
untuk penegakan diagnosis
fungsional
berbagai
gangguan serta penyakit
pada anak
g. Memahami berbagai kondisi
12

yang berpotensi terhadap


terjadinya gangguan tumbuh
kembang
4
h. Memahami
proses
pemulihan penyakit sebagai
dasar penentuan prognosis,
target / goal dan program
rehabilitasi

c. Mampu
menetapkan
prognosis dan target (goal)
terapi jangka pendek dan
jangka
penjang
sesuai
dengan proses pemulihan
penyakit

i. Memahami penatalaksanaan
KFR secara komprehensif,
mencakup medika mentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psikobehavioral,
terapi
remedial,
penggunaan
prostetik-ortotik, dan alat
bantu sesuai diagnosis dan
proses tumbuh kembang
anak

d. Mampu
melakukan
penatalaksanaan
KFR
secara
komprehensif,
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psikobehavioral,
terapi
remedial,
penggunaan
prostetik-ortotik dan alat
bantu sesuai diagnosis dan
proses tumbuh kembang
anak

j. Mengetahui pemberian jenis


dan dosis terapi sesuai
13

dengan masalah medis,


pemakaian medikamentosa,
gangguan metabolik dan
status nutrisi anak
k. Memahami
berbagai
prosedur khusus:
Feedng Therapy
Terapi inhalasi
Terapi injeksi pada
spastisitas
Casting & splinting
Taping,
strrapping,
bandaging

e. Mampu melakukan berbagai


prosedur khusus:
Feedng Therapy
Terapi inhalasi
Terapi injeksi pada
spastisitas
Casting & splinting
Taping,
strrapping,
bandaging

l. Memahami
berbagai
penyulit, komplikasi dan efek
samping
terapi
serta
penetalaksanaannya

f. Mampu
mengenali
dan
mengatasi berbagai penyulit
komplikasi
dan
dampak
terapi

m. Memahami dampak kondisi


& masalah psikososial

g. Mampu
mengenali
dan
mencari
penyelesaian
dampak kondisi & masalah
psikososial

14

2
4
2
3
3
4

n. Memahami
peran
Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat

h. Mampu bertindak sebagai


nara sumber pelaksanaan
Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat

i. Mampu
melakukan
komunikasi, informasi dan
edukasi / konseling pada
pasien dan orang tua /
keluarga

j. Mampu
melaksanakan
manajemen
rehabilitasi
dalam kerjasama tim

k. Mampu melakukan tahapan


program dan evaluasi

l. Mampu
melakukan
penatalaksanaan
rawat
jalan, rawat inap dan rawat
rumah

15

2. KFR MUSKULOSKELETAL
Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku

a. Memahami anatomi dan


fisiologi
sistim
muskuloskeletal
b. Memahami tahapan proses
penyembuhan tulang, otot,
sendi, dan jaringan lunak
lainnya,
sebagai
dasar
menentukan
program
rehabilitasi
c. Memahami
etiologi
dan
gangguan
fungsi
pada
kasus-kasus :
Fraktur
Amputasi
Cedera dan Trauma
Repetitive Trauma
Disorders
Gangguan mekanik dan
degeneratif

a. Mampu melakukan
anamnesis dan pemeriksaan
KFR untuk menegakkan
diagnosis KFR pada kasuskasus:
Gangguan tumbuh
kembang
Kelainan kongenital
Kelainan genetik
Cedera susunan saraf
pusat dan perifer
Kelainan Metabolik
Tumor
Penyakit infeksi
Gangguan spektrum
autistik
Gangguan pemusatan
perhatian dan

a. Sesuai kode etik


kedokteran

16

b. Baik, sopan dan


santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

Tingkat
Kompetensi
4

Skoliosis
Osteoporosis
Arthritis dan connective
tissue diseasea
Gangguan vascular
Kelainan kongenital
Infeksi
Keganasan
Gangguan autoimun
Hand and foot disorders
Cedera olah raga
Luka bakar
Kasus lain yang
berhubungan dengan
masalah
muskuloskeletal
d. Memahami anamnesis dan
pemeriksaan
KFR
pada
berbagai
gangguan
muskuloskeletal
untuk
menegakan diagnosis KFR

hiperaktivitas
Penyakit rematik pada
anak
Kelainan tulang
belakang
Learning disability
Gangguan presepsi
komunikasi &
koordinasi
Gangguan
sensorimotor
Kesulitan makan
Gangguan fungsi miksi
dan defekasi

b. Mampu melakukan
pemeriksaan dan uji
diagnostik IKFR serta
mampu menginterpretasikan
pemeriksaan penunjang
yang diperlukan untuk
17

e. Memahami
berbagai
pemeriksaan penunjang dan
uji diagnosis yang diperlukan
untuk penegakan diagnosis
KFR berbagai gangguan dan
penyakit muskuloskeletal

penegakan diagnosis
fungsional berbagai
gangguan /penyakit
muskuloskeletal.

f. Memahami
proses
pemulihan penyakit sebagai
dasar penentuan prognosis,
target / goal dan program
rehabilitasi

c. Mampu
menetapkan
prognosis dan target (goal)
rehabilitasi jangka pendek
dan jangka panjang sesuai
dengan proses pemulihan
penyakit

g. Memahami penatalaksanaan
KFR secara komprehensif,
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psikobehavioral,
penggunaan prostetik-ortotik
dan alat bantu sesuai
diagnosis

d. Mampu
melakukan
penatalaksanaan
KFR
secara
komprehensif,
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik,
terapi
psikobehavioral, terapi remedial,
penggunaan prostetik-ortotik
dan alat bantu sesuai
dengan diagnosis

h. Mengetahui pemberian jenis


18

dan dosis terapi sesuai


dengan masalah medis,
pemakaian medikamentosa,
gangguan metabolik dan gizi
penderita
i. Memahami
berbagai
prosedur khusus KFR pada
kasus muskuloskeletal :
Trigger point therapy
Injeksi intra- artikuler
Taping,
straping
&
bandaging
Casting and splinting
Spray and streetch
j. Memahami indikasi, jenis,
cara membuat, fitting dan
check out prostesis dan
ortosis yang diperlukan pada
kasus-kasus musculoskeletal

e. Mampu melakukan berbagai


prosedur khusus KFR pada
kasus muskuloskeletal:
Feedng Therapy
Terapi inhalasi
Terapi injeksi pada
spastisitas
Casting & splinting
Taping,
strrapping,
bandaging
f. Mampu
menetapkan
indikasi, jenis, membuat
serta melakukan fitting dan
check out prostesis dan
ortosis yang diperlukan pada
kasus-kasus muskuloskeletal

19

3
2
3
3
3

k. Memahami
indikasi
dan
penentuan
alat
bantu
mobilitas dan AKS yang
diperlukan pada kasus-kasus
muskuloskeletal

g. Mampu menentukan indikasi


dan jenis alat bantu mobilitas
dan AKS yang diperlukan
pada
kasus-kasus
muskuloskeletal

l. Memahami komplikasi yang


mungkin terjadi pada kasuskasus muskulokeletal

h. Mampu
mengenali
dan
mengatasi komplikasi yang
mungkin terjadi pada kasuskasus muskuloskeletal

i. Mampu mengenali dampak


kondisi
dan
masalah
psikososial
serta
mengupayakan solusi atau
melaksanakan sistim rujukan

j. Mampu
melakukan
penatalaksanaan rawat jalan
dan rawat inap

k. Mampu
melaksanakan
manajemen
rehabilitasi
dalam kerjasama tim

m. Memahami dampak kondisi


& masalah psiko-sosial

20

l. Mampu
melakukan
komunikasi, informasi dan
edukasi kepada pasien dan
keluarga
3. KFR NEUROMUSKULER
Pengetahuan

Keterampilan

a. Memahami anatomi dan


fisiologi susunan saraf pusat
dan perifer

a. Mampu melakukan
pemeriksaan neuromuskuloskeletal

b. Memahami
patofisiologi
penyakit yang menjadi dasar
impairment, disability dan
handicap pada :
Gangguan susunan
saraf pusat
Gangguan saraf perifer
Movement disorder
Penyakit motor neuro
dan myoneural junction
Myelodysplasia
Lesi kombinasi susunan

b. Mampu melakukan uji


diagnostik KFR serta
menginterprestasikan
pemeriksaan penunjang
pada lesi susunan saraf
pusat dan perifer

Perilaku
a. Sesuai kode etik
kedokteran
b. Baik, sopan dan
santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

21

Tingkat
Kompetensi
4

saraf pusat dan perifer


miopati
c. Memahami
neurofisiologi
elektrodiagnostik

dasar

d. Memahami
pencegahan
penyakit
neuromuskuler
yang
berdampak
pada
gangguan fungsi
e. Memahami
perjalanan
penyakit, proses pemulihan
dan prognosis lesi pada
susunan saraf pusat (neuroplastisitas)
dan
perifer
(regenerasi)
f. Memahami pemeriksaan dan
uji diagnostik IKFR serta
pemeriksaan
penunjang
pada lesi susunan saraf
pusat dan perifer

c. Mampu melakukan
pemeriksaan
elektrodiagnostik (KHS dan
EMG)

d. Mampu menegakkan
diagnosis KFR berbagai
gangguan pada lesi susunan
saraf pusat atau perifer

e. Mampu melakukan asesmen


terhadap status fungsional

f. Mampu
melakukan
penatalaksanaan
KFR
secara
komprehensif,
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik,
terapi
psiko22

behavioral, terapi remedial,


penggunaan ortotik serta alat
bantu sesuai dengan fase
pemulihan penyakit (akut,
sub akut ,kronis)

g. Memahami penatalaksanaan
KFR secara komprehensif
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psiko-behavioral,
terapi
remedial, penggunaan ortotik
dan alat bantu sesuai
dengan fase penyakit (akut,
sub akut, kronis)
h. Mengetahui pemberian jenis
dan dosis terapi sesuai
dengan
masalah
medis
(faktor resiko), pemakaian
medikamentosa, gangguan

g. Mampu melakukan prosedur


khusus KFR pada:
Gangguan
fungsi
menelan
Gangguan fungsi luhur
(berbahasa,
memori,
emosi,
persepsi
dan
kognisi)
Gangguan fungsi miksi
dan defekasi
Spastisitas
h. Mampu
mengenali
dan
mengatasi berbagai penyulit,
komplikasi
dan
dampak
terapi

23

metabolik, dan status nutrisi


penderita.
4
i. Memahami prosedur khusus
KFR:
Fungsi menelan
Fungsi luhur (berbahasa,
memori, emosi, persepsi
dan kognisi)
Fungsi miksi dan defekasi
spastisitas

i. Mampu
mengenali
dan
mencari penyebab dampak
kondisi
&
masalah
psikososial

j. Memahami
berbagai
penyulit, komplikasi dan efek
samping
terapi
serta
penatalakasanaannya
k. Memahami dampak kondisi
& masalah psiko-sosial

4
j. Mampu bertindak sebagai
narasumber
pelaksanaan
rehabilitasi bersumberdaya
masyarakat
4

l. Memahami
rehabilitasi
bersumberdaya masyarakat

k. Mampu
melakukan
manajemen IKFR dalam
kerjasama tim
24

4
l. Mampu
melakukan
penatalaksanaan
rawat
jalan, rawat inap dan rawat
rumah
m. Mampu
melakukan
komunikasi, informasi dan
edukasi /konseling pada
pasien dan keluarga

25

4. KFR CEDERA MEDULLA SPINALIS


Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku

a. Memahami fisiologi, anatomi


dan
kinesiologi
tulang
belakang termasuk medulla
spinalis, jaringan ikat dan
jaringan lunak di sekitarnya

a. Mampu melakukan asesmen


neuromuskuloskeletal

a. Sesuai kode etik


kedokteran

b. Memahami patogenesis dan


patofisiologi yang mendasari
impairment, disabilitas dan
handicap
pada
cedera
medulla
spinal
pada
berbagai sistim

b. Mampu melakukan asesmen


khusus untuk menentukan
klasifikasi berdasarkan
American Spinal Cord Injury
Association (ASIA)
Impairment Scale (AIS) dan
Frankel

c. Memahami
proses
pemulihan saraf pada cedera
medulla spinalis sebagai

c. Mampu menetapkan
diagnosis KFR

b. Baik, sopan dan


santun

c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
4
f. Bertanggung

26

Tingkat
Kompetensi
4

dasar penentuan prognosis,


target / goal dan program
rehabilitasi

jawab

d. Mengetahui
semua
pemeriksaan
penunjang
termasuk pencitraan dan
prosedur
khusus
dalam
hubungannya
dengan
prognosis
dan
program
rehabilitasi

d. Mampu melakukan asesmen


kemampuan fungsional

e. Mengetahui
penetalaksanaan medis akut
pada
Cedera
Medulla
Spinalis

e. Mampu menetapkan
prognosis, target / goal
rehabilitasi medik (jangka
pendek dan jangka panjang

f. Mengetahui faktor penentu


indikasi pembedahan

f. Mampu melakukan
penatalaksanaan rahabilitasi
medik pada Cedera Medulla
Spinalis pada imparment,
disability dan handicap
sesuai dengan fase akut,
subakur dan kronis

27

g. Mengetahui
fermakoterapi
pada penanganan Cedera
Medulla Spinalis

g. Mampu menetapkan jenis


dan indikasi ortosis spinal,
ekstremitas atas dan bawah
diperlukan pada setiap kasus
Cedera Medulla Spinalis

h. Memahami penatalaksanaan
KFR secara komprehensif
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psikobehavioral,
penggunaan ortotik dan alat
bantu sesuai dengan proses
pemulihannya

h. Mampu menetapkan indikasi


dan menetukan alat bantu
mobilitas (termasuk kursi
roda dan bantalan kursi) dan
atau alat bantu aktivitas
sehari-hari yang diperlukan
pada kasus cedera medulla
spinalis.

i. Mengetahui pemberian jenis


dan dosis terapi sesuai
dengan masalah medis,
pemakaian medikamentosa,
gangguan metabolik dan
status nutrisi penderita

i. Mampu mengenali dan


mengantisipasi komplikasi
yang mungkin terjadi
sebagai dampak Cedera
Medulla Spinalis pada fase
akut, subakut dan kronis

j. Memahami penanganan dan


pendekatan
rehabilitasi

j. Mampu melakukan
penatalaksanaan pada
28

medis pada impairment,


disability
dan
handicap
sebagai dampak Cedera
Medulla
Spinalis
sesuai
dengan fase penyakit (akut,
subakut dan kronis)

komplikasi yang timbul


sebagai dampak Cedera
Medulla Spinalis

k. Memahami jenis dan indikasi


pemakaian ortosis spinal,
exstremitas atas dan bawah
pada
Cedera
Medula
Spinalis

k. Mampu mengenali kasuskasus yang berpotensi


(masalah medis, gangguan
metabilik dan atau gizi) untuk
dirujuk ke pelayanan
Rehabilitasi Cedera Medulla
Spinalis yang lebih tinggi

l. Memahami
indikasi
pemakaian dan jenis alat
bantu mobilitas dan alat
bantu aktivitas sehari-hari
yang
diperlukan
pada
Cedera Medulla Spinalis

l. Mampu memilah jenis kasuskasus yang memerlukan


konsultasi dan kerja sama
dengan spesialis terkait

m. Memahami pencegahan dan


penanganan komplikasi fase
akut, subakut dan kronis

m. Mmapu mengenali dan


mencari penyelesaian
dampak & masalah

29

pada
Cedera
Sipnalis

Medulla

psikososial

n. Memahami
berbagai
penyulit, komplikasi dan efek
samping
terapi
serta
penatalaksanaannya

n. Mampu
melakukan
penatalaksanaan
kasus
rawat jalan, rawat inap dan
rawat rumah

o. Mengetahui
masalahmasalah
khusus
pada
penderita Cedera Medulla
Spinalis :
Fertilitas, kehamilan dan
proses melahirkan
Proses penuaan

o. Mampu bertindak
narasumber RBM

sebagai

p. Mengetahui
faktor
psikososial dan isu sosial
dalam penanganan Cedera
Medulla Spinalis

p. Mampu
melaksanakan
manajemen
rehabilitasi
dalam kerjasama tim

q. Memahami dampak kondisi


& masalah psikososial

q. Mampu
melakukan
komunikasi, informasi dan
edukasi kepada pasien dan
keluarga

30

r. Mengetahui long life follow


up pada penderita Cedera
Medulla Spinalis
s. Memahami
peran
Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat

31

5. KFR KARDIORESPIRASI
Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku

a. Memahami anatomi dan


fisiologi sistim Kardiorepirasi

a. Mampu menegakkan
diagnosis KFR:
Penyakit paru obstruktif
Penyakit paru restriktif
Disfungsi pernafasan
penyakit neuromuskular
Penyakit jantung
iskemia
Penyakit jantung
kongenital
Penyakit gagal jantung
kongestif
Masalah respirasi pra
dan pasca operasi
Sindroma dekondisi
Pasien dengan
tracheostomi

a. Sesuai kode etik


kedokteran

32

b. Baik, sopan dan


santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

Tingkat
Kompetensi
4

b. Memahami masalah dan


penyakit kardiorespirasi yang
memberi dampak gangguan
fungsional :
Penyakit paru obstruktif
Penyakit paru restriktif
Disfungsi pernafasan
penyakit neuromuskular
Penyakit jantung iskemia
Penyakit jantung
kongenital
Penyakit gagal jantung
kongestif
Masalah respirasi pra
dan pasca operasi
Sindroma dekondisi
Pasien dengan
tracheostomi
c. Memahami berbagai
pemeriksaan penunjang
yang diperlukan untuk
penegakan diagnosis KFR
berbagai gangguan dan

4
b. Mampu melakukan dan
menginterpretasikan data
berbagai pemeriksaan
penunjang dan uji diagnosis
yang diperlukan untuk
penegakan diagnosis
fungsional, prognosis dan
target (goal) rehabilitasi pada
berbagai gangguan /penyakit
kardiorespirasi.

c. Mampu melakukan prosedur


khusus KFR khusus pada
kasus kardiorespirasi:
Weaning Ventilator
Peak flow
meter/spirometri
33

2
4

penyakit kardiorespirasi

d. Memahami berbagai uji


diagnostik dan prosedur KFR
pada kasus kardiorespirasi :
Weaning Ventilator
Peak flow
meter/spirometri
Incentive spirometri
Weaning
CPAP dan BPAP

Incentive spirometri
Weaning
CPAP dan BPAP

4
3
2

d. Mampu melakukan
penatalaksanaan KFR
secara komprehensif
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik latihan
terapeutik, terapi
psikobehavioral dan
penggunaan alat bantu pada
rehabilitasi kardiorespirasi
sesuai dengan pemulihan
penyakit.

e. Mengetahui manfaat,
persamaan dan perbedaan
prinsip uji latih fungsi paru
dan jantung

e. Mampu melakukan tahapan


program dan evaluasi

f. Memahami proses penyakit


sebagai dasar penentuan
prognosis, target/goal dan

f. Mampu mengenali berbagai


penyulit, komplikasi dan

34

program rehabilitasi.

g. Memahami penatalaksanaan
KFR secara komprehensif,
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psikobehavioral, dan alat
bantu sesuai dengan proses
pemulihannya
h. Mengetahui pemberian jenis
dan dosis terapi sesuai
dengan masalah medis,
pemakaian medikamentosa,
gangguan metabolik dan
status nutrisi penderita
i. Memahami berbagai
penyulit, komplikasi dan
dampak terapi

dampak terapi dalam


rehabilitasi kardiorespirasi
serta mengupayakan solusi
atau melakukan sistim
rujukan
4
g. Mampu mengenali dan
mencari penyelesaian
dampak kondisi dan masalah
psikososial

4
h. Mampu membuat program
dan mengelola senam
kebugaran kardiorespirasi

4
i. Mampu melakukan
komunikasi, informasi dan
edukasi /konseling pada
35

pasien dan keluarga


j. Memahami metoda
monitoring dan evaluasi
dalam rehabilitasi
kardiorespirasi
k. Memahami dampak penyakit
dan masalah psiko-sosial
l. Memahami prinsip
penatalaksanaan promotif
dan preventif termasuk
pengelolaan senam
kebugaran kardiorespirasi

4
j. Mampu melakukan
penatalaksanaan rawat jalan
dan rawat inap
4
k. Mampu melaksanakan
manajemen rehabilitasi
dalam kerjasama tim

36

6. KFR GERIATRI
Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku

a. Memahami perubahan
anatomi, kinesiologi dan
fisiologi pada berbagai sistim
tubuh pada usia lanjut

a. Mampu melakukan
anamnesis dana
pemeriksaan KFR untuk
menegakkan diagnosis KFR
pada kasus-kasus geriatri
terutama yang berhubungan
dengan kemampuan
fungsional kasus geriatri

a. Sesuai kode etik


kedokteran

b. Memahami masalah medis


penyakit kronis dan
degeneratif yang berdampak
pada kemampuan
sungsional usia lanjut

b. Baik, sopan dan


santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli

c. Memahami berbagai
gangguan fungsi yang terjadi
pada usia lanjut dan kasus
geriatri :
Fungsi luhur
Komunikasi
Kardiorespirasi

e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

37

Tingkat
Kompetensi
4

Menelan
Lokomotor
Bowel dan bladder
d. Memahami asesment KFR
pada masalah pasien usia
lanjut dan kasus geriatri
e. Memahami cara
menegakkan diagnosis KFR
pada masalah usia lanjut
dan kasus-kasus geriatri
f. Memahami penatalaksanaan
KFR secara komprehensif,
mencakup medikamentosa,
terapi modalitas fisik, latihan
terapeutik, terapi konseling
psikobehavioral, terapi
remedial pengguanaan
ortotik dan alat bantu sesuai
diagnosis
g. Mengetahui pemberian jenis

b. Mampu menetapkan
prognosis, target/goal terapi
jangka pendek dan jangka
panjang

c. Mampu melakukan

38

dan dosis terapi sesuai


dengan masalah medis,
pemakaian medikamentosa,
gangguan metabolik dan
status nutrisi penderita

h. Memahami komplikasi,
penyulit, dampak terapi,
psikososial dan
penanganannya

tatalaksana KFR secara


komprehensif mencakup
medikamentosa, terapi
modalitas fisik latihan
terapeutik, terapi
psikobehavioral, terapi
remedial, penggunaan alat
bantu sesuai diagnosis dan
masalah gangguan
fungsional pada kasus usia
lanjut dan geriatri
d. Mampu mengenali penyulit,
dampak terapi dan masalah
psikososial pada kasus
geriatri sesuai dengan
sarana dan fasilitas
setempat

3
e. Mampu mengatasi penyulit,
dampak terapi dan masalah
psikososial pada kasus
geriatri sesuai dengan
sarana dan fasilitas
setempat
39

i. Memahami peran
Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat (RBM) pada
masalah usia lanjut dan
kasus geriatri

f. Mampu mengenali
masalah/komplikasi/penyulit
yang memerlukan rujukan ke
fasilitas yang lebih tinggi

g. Mampu bertindak sebagai


narasumber RBM

h. Mampu melakukan
penatalaksanaan KFR kasus
usia lanjut rawat jalan, rawat
inap dan rawat rumah

i. Mampu melakukan
komunikasi, informasi dan
edukasi kepada pasien dan
keluarga

j. Mampu melakukan konseling


masalah usia lanjut dan
pada kasus geriatri

k. Mampu melaksanakan
manajemen rehabilitasi
40

dalam kerjasama tim

7. RAWAT INTENSIF KFR


Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku

a. Memahami indikasi rawat


inap untuk kasus KFR

a. Mampu menetapkan indikasi


rawat inap untuk kasus KFR

b. Memahami manajemen
administratif rawat inap

b. Mampu melakukan
manajemen administratif
rawat inap

c. Memahami penatalkasanaan
KFR pasien rawat inap
sesuai dengan sakit/kondisi
sakit

c. Mampu melakukan
penatalaksanaan KFR
pasien rawat inap sesuai
dengan sakit/kondisi sakit
dan patient safety

a. Sesuai kode etik


kedokteran
b. Baik, sopan dan
santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

Tingkat
Kompetensi
4
4

d. Memahami patient safety


e. Memahami indikasi rujukan
kepada spesialis lain

d. Mampu mengenali dan


merujuk masalah atau kasus
yang memerlukan
penanganan spesialis lain
41

4
f. Memahami manajemen
rehabilitasi dalam kerjasama
tim

e. Mampu melaksanakan
manajemen rehabilitasi
dalamkerjasama tim

g. Memahami prosedur pasien


pulang

f. Mampu melakukan prosedur


dan perencanaan
pemulangan pasien

h. Memahami perencanaan,
tahapan dan pelaksanaan
pemulangan pasien
(discharge planning)

42

8. MODDALITAS KFR
Pengetahuan
a. Memahami biomekanik,
elektro-fisika semua
peralatan modalitas terapi
yang digunakan dalam
rehabilitasi medik :
Radiasi
Panas superficial
Panas (deep heating)
Elektrikal dingin
Traksi
EMG-biofeedback
Laser
Inhalasi
Hidro
Schock Wave
Air Compression

Keterampilan

Perilaku

a. Mampu menetapkan indikasi


penggunaan modalitas terapi
yang tepat dan efisien
berdasarkan penyakit/kondisi
sakit/cedera, prognosis dan
fase pemulihan penyakit
b. Mampu membuat resep
dosis modalitas yang
diperlukan antara lain
frekuensi, intensitas dan
durasi terapi dengan
memperhatikan efeknya
terhadap biomolekuler sistim
tubuh
c. Mampu melakukan
monitoring dan evaluasi hasil
terapi

a. Sesuai kode etik


kedokteran
b. Baik, sopan dan
santun
c. Mempunyai
empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung
jawab

43

Tingkat
Kompetensi
4

b. Memahami biomekanik dan


prinsip terapi latihan yang
digunakan dalam rehabilitasi:
Masase
Manipulasi
Regangan
Pengautan
Endurans /rekondisi
Neurofasilitasi
Multisensori terintegrasi
Remedial
c. Memahami prinsip
biomekanik penggunaan
splint/ortosis/bandaging/
strapping/taping

d. Memahami efek dari semua


modalitas terapi yang dipakai
dalam korelasinya dengan
penyakit/kondisi sakit/cedera
dari setiap kasus rehabilitasi

d. Mampu melakukan
pengukuran,
pembuatan/pemasangan
secara tepat, check out
ortosis yang diperlukan

e. Mampu memberikan
informasi, edukasi yang
berhubungan dengan
penggunaan ortosis yang
tepat

44

medik
4
e. Mamahami pengaruh
modalitas terapi terhadap
sistim biologimolekular tubuh
f. Memehami indikasi dan
kontraindikasi dari masingmasing modalitas yang ada
g. Memahami efek samping
dan cara mengatasi efek
tersebut dari masing-masing
modalitas

4
f. Mempu mengenali dan
mengatasi efek samping
terapi yang terjadi

g. Mampu memberikan
informasi dan edukasi
kepada pasien mengenai
modalitas yang akan
digunakan dalam hal cara
kerja, efek, efek samping
dan hasil yang diharapkan

45

D.

JALUR PENERIMAAN

1. WAKTU SELEKSI
Penerimaan PPDS-1 baru dilakukan dua kali per tahun
yaitu untuk periode bulan Maret dan bulan September.
2. PERSYARATAN PESERTA PROGRAM
a. Persyaratan umum
1) Warga

Negara

Indonesia

lulusan

Fakultas

Kedokteran yang telah terakreditasi


2) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) yang masih berlaku
3) Telah menyelesaikan program internship bagi
dokter

yang

baru

lulus

dari

Program

Studi

Pendidikan Dokter Berbasis Kompetensi yang


diwajibkan menjalani program internship
4) Dokter Warga Negara Asing yang mendapat
persetujuan Dirjen Dikti dan memenuhi ketentuan
Konsil Kedokteran Indonesia
5) Fotokopi

Bukti

Pembelian

PIN

(Personal

Identification Number) dari Bank yang ditunjuk


6) Hasil pencetakan isian biodata online yang sudah
ditempel pas foto berwarna ukuran 3x4, tanda
tangan di atas materai dan cap jempol tangan kiri
7) Mengisi formulir pendaftaran Program Pendidikan
Dokter Spesialis I Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dengan diketik atau ditulis tangan
sendiri (dengan huruf balok) yang terdiri atas 3
46

(tiga) set berwarna putih, kuning, dan hijau masingmasing 6 (enam) halaman
8) Surat

Permohonan

untuk

mengikuti

Program

Pendidikan Dokter Spesialis I Fakultas Kedokteran


yang diketik atau ditulis tangan sendiri (dengan
huruf balok) ditujukan kepada Rektor Unpad
melalui

Dekan

Fakultas

Kedokteran

Unpad,

tembusan kepada Koordinator PPDS-I Fakultas


Kedokteran Unpad
9) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
10) Fotokopi ijazah Sarjana Kedokteran yang telah
dilegalisasi oleh pimpinan fakultas
11) Fotokopi ijazah profesi yang telah dilegalisasi oleh
pimpinan fakultas
12) Fotokopi transkrip akademik Sarjana Kedokteran
yang telah dilegalisasi oleh pimpinan fakultas
13) Fotokopi transkrip akademik profesi yang telah
dilegalisasi oleh pimpinan fakultas
14) Surat

rekomendasi

dari

IDI

setempat

yang

menyatakan tidak pernah melakukan malpraktik


atau melakukan pelanggaran kode etik kedokteran
15) Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Rumah
Sakit Pemerintah termasuk pemeriksaan buta
warna (tidak buta warna)
16) Surat Keterangan Bebas Penggunaan NAPZA dari
Rumah Sakit Pemerintah
17) Surat Kelakuan Baik (SKCK) dari Kepolisian
setingkat Polresta, khusus bagi calonpelamar yang
47

berasal dari instansi TNI dan POLRI Surat


Kelakukan Baik (SKCK) dikeluarkan dari kesatuan
masing-masing yang telah dilegalisasi
18) Bagi

yang

melampirkan

telah

melaksanakan

fotokopi

SK

PTT

Pengangkatan

wajib
dan

Penempatan PTT, serta Surat Keterangan Selesai


Masa Bakti dari Kementerian Kesehatan
19) Bagi Pegawai Negeri wajib melampirkan fotokopi
SK CPNS (80%) dan PNS (100%)
20) Bagi yang telah bekerja wajib melampirkan surat
ijin mengikuti pendidikan dari instansi masingmasing
21) Bagi pelamar yang berasal dari TNI dan POLRI
wajib melampirkan fotokopi Sprin Pertama dan
Sprin Terakhir
22) Bagi pelamar yang dikirim oleh instansi pemerintah
atau swasta, harus melampirkan surat pernyataan
jaminan pembiayaan dari instansi yang mengirim
23) Bagi yang pernah mangikuti seleksi PPDS-I
Fakultas

Kedokteran

diterima

wajib

penolakan

dimanapun

melampirkan
dari

foto

Fakultas

tetapi

tidak

kopi

surat

Kedokteran

Penyelenggaraan PPDS yang pernah diikuti


24) Tidak sedang menempuh seleksi PPDS-1 di
universitas lain pada periode yang sama
25) Sebelum mendaftar disarankan untuk menghadap
ke program studi terlebih dulu, kecuali untuk
48

Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Kardiologi dan


Kedokteran Vaskuler serta Patologi Klinik
b. Persyaratan Khusus
1) Mampu berbahasa Inggris : TOEFL 450 atau
IELTS 4.5
2) Lulus seleksi masuk (ujian tulis atau ujian lisan;
wawancara)
3) Indeks

Prestasi

Kumulatif

(IPK)

gabungan

sekurang-kurangnya 2.75
4) Mempunyai potensi akademik yang baik (dilihat
dari hasil MMPI)
5) Mampu menggunakan komputer (word processing,
data processing, multimedia)
6) Mempunyai prestasi kerja yang baik
7) Mempunyai karya ilmiah bidang kedokteran
8) Mempunyai prestasi dalam bidang pelayanan
kesehatan
9) Rekomendasi dari 2 (dua) orang senior atau yang
mengenal kemampuan akademik calon peserta.
10) Membayar biaya pendidikan sebesar yang telah
ditetapkan oleh Fakultas

49

3. PROSES SELEKSI
a. Di tingkat Fakultas Kedokteran (Ketua TKP PPDS-1
I FK UNPAD)
Diselenggarakan

oleh

Fakultas

secara

terpusat

mengenai :
a) Keabsahan

persyaratan

akademik

dan

administratif
b) Penyelenggaraan tes MMPI
c) Penyelenggaraan tes bahasa Inggris
b. Di tingkat Program Studi PPDS-1 IKFR FK
UNPAD
Diselenggarakan oleh Panitia seleksi masuk calon
PPDS-1 IKFR, dengan cara:
a) Penyelenggaraan ujian tulis (MCQ dan atau
esai). Untuk menilai pengetahuan kedokteran
umum

dan

seberapa

jauh

pengetahuan

mengenai IKFR.
b) Penyelenggaraan wawancara dengan bahasa
Indonesia untuk mengetahui dan menilai :

Kemampuan berbahasa Indonesia yang


baik dan benar

Kemampuan/kompetensi

kedokteran

umum dan ilmu kedokteran fisik dan


rehabilitasi

Penampilan/perilaku profesional

50

Motivasi, pandangan dan sikap terhadap


bidang

ilmu

kedokteran

fisik

dan

rehabilitasi

Pengalaman pendidikan

Pengalaman kerja

Pengalaman penelitian

Pengalaman dan upaya mengembangkan


ilmunya

Keadaan/kesiapan keluarga selama proses


pendidikan

Keadaan/kesiapan ekonomi selama proses


pendidikan

4. KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA

Keputusan

penerimaan

ditentukan

dalam

rapat

Panitia seleksi masuk calon PPDS-1 IKFR FKUP


berdasarkan hasil ujian seleksi masuk dengan sistem
skor ujian tulis, wawancara khusus, psikotes / hasil
MMPI dan mempertimbangkan seluruh persyaratan
administratif.

Hasil seleksi akhir dilaporkan kepada Fakultas untuk


diteruskan kepada calon peserta program.

5. PENDAFTARAN ULANG
Bagi peserta yang diterima diharuskan :

51

Mendaftar ulang sesuai prosedur dan jadwal yang


telah ditentukan

Menyelesaikan persyaratan administratif

Membayar biaya pendidikan

52

BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
A.

METODE PEMBELAJARAN
1. TAHAP PENDIDIKAN
Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu

kegiatan pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai


rumah sakit pendidikan utama, program pendidikan dokter
spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, RS.
Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan.
Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal
dari program studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS.
Tujuan orientasi ialah untuk memperkenalkan kegiatan, lahan dan
proses pendidikan serta mempersiapkan peserta untuk mengikuti
program pendidikan selanjutnya.
2. KELOMPOK KEGIATAN
Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar
dibagi atas 3 (tiga) kelompok kegiatan :
Kegiatan akademik
Kegiatan pelatihan keprofesian
Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler

53

a) Kegiatan Akademik
Kegiatan

akdemik

ialah

kegiatan

dengan

tujuan

menambah dan memperdalam keilmuan (knowledge) dalam


bidang IKFR. Kegiatan akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok
kegiatan yaitu kegiatan akademik modul dan non-modul.
Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik
yang membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau
subdisiplin tertentu dan diselenggarakan oleh cabang ilmu
atau subdisiplin bersangkutan. Kegiatan akademik modul
umumnya merupakan kegiatan akademik terjadwal yang
diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok.
Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik
yang tidak terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan
satu cabang ilmu atau subdisiplin tertentu. Yang termasuk
kegiatan akademik non-modul ialah :
Tinjauan Pustaka
Presentasi Kasus
Journal reading
Short case
Long case
Tutorial
Proposal penelitian
Tesis
Kegiatan akademik non-modul umumnya merupakan
kegiatan akademik terjadwal yang diselenggarakan dalam
bentuk seminar.
54

Disamping

kegiatan

akademik

terjadwal

terdapat

berbagai kegiatan akademik yang tidak terjadwal, seperti :


Konsultasi pasien (diskusi kasus)
Tugas baca (reading assignment)
Tugas tulis (written assignment)
Tugas Observasi (observation assignment)
Pelaksanaan penelitian
b)

Kegiatan Pelatihan Keprofesian


Kegiatan pelatihan keprofesian (kerja praktik) ialah

kegiatan yang bertujuan untuk mencapai keterampilan (skill)


yang dipersyaratkan bagi seorang dokter Spesialis IKFR.
Kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di berbagai
lahan pendidikan yaitu di RS Pendidikan Utama, RS Mitra
Pendidikan, Puskesmas, Yayasan Pembinaan anak Cacat
Jakarta dan di masyarakat. Secara garis besar bentuk-bentuk
kegiatan pelatihan keprofesian yang ditugaskan kepada
dikelompokkan ke dalam:
Tatalaksana pasien rawat jalan (ambulatory patient)
Tatalaksana pasien rawat inap (inpatient)
Tindakan/prosedur IKFR
Kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan keprofesian
dilakukan secara bersamaan (simultan) dengan jam kerja
mulai pukul 07.00 16.00 dan Senin Jumat. (Tabel)

55

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan


Rehabilitasi
Hari
Senin

Jam
07.00-09.00
09.00-12.00
12.00-13.00
13.00-16.00

Selasa

07.00-09.00
09.00-12.00
12.00-13.00
13.00-16.00

Rabu

07.00-09.00
09.00-12.00
12.00-13.00
13.00-16.00

Kamis

07.00-09.00
09.00-12.00
12.00-13.00
13.00-16.00

Jumat

07.00-09.00
09.00-11.30
11.30-13.00
13.00-16.00

Kegiatan
Presentasi Laporan kasus / tinjauan
pustaka/ Penelitian
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Morning report
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Presentasi Laporan kasus / tinjauan
pustaka/Penelitian
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Morning report
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Journal Reading / Penelitian
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal
Reading

c). Kegiatan Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler


Disamping melakukan kegiatan akademik dan kegiatan
pelatihan keprofesian setiap peserta diharapkan aktif dalam
56

kegitan ko-kulikuler dan ekstra-kulikuler. Kegiatan ko-kulikuler


ialah kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan
yang secara langsung berhubungan dengan kurikulum.
Kegiatan ekstra-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung
pencapaian tujuan pendidikan, pembinaan karakter dan
pengembangan minat dan bakat yang secara tidak tetapi tidak
berhubungan langsung dengan kurikulum.
3. BUKU LOG
Setiap PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang
digunakan untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan
akademik, kegiatan pelatihan keprofesian, maupun kegiatan
ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah kegiatan tersebut
dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait.
a. Manfaat buku Log
Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan
dengan maksud mengetahui kekurangan-kekurangan
yang terjadi dan merencanakan kegiatan tambahan
untuk menutupi kekurangan tersebut.
Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat
memberikan kegiatan tambahan untuk bersangkutan.
b. Penggunaan buku Log
Buku log sudah harus digunakan sejak kegiatan awal di
pendidikan (setiap pertanyaan mengenai cara pengisian
buku log yang masih belum dimengerti, harap ditanyakan
ke Sekretariat Program Pendidikan). Penulisan dan
57

konfirmasi setiap kegiatan yang akan diisikan kedalam


buku log sebaiknya dibicarakan lebih dahulu kemudian
diparaf oleh supervisor terkait. Oleh karena itu diingatkan
kepada seluruh PPDS agar mencatat semua kegiatan di
buku log segera setelah kegiatan itu selesai sehingga
tidak ada yang hilang atau tidak tertuliskan.
4.

KETENTUAN UMUM
a.Peserta
Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib
diikuti setiap staf pendidik dan PPDS-1. Ijin untuk tidak
tidak mengikuti seminar diberikan kepada yang sedang
berotasi di Departemen lain atau bersamaan dengan
kegiatan pelayanan di Departemen lain.
b.Penjadwalan
Kegiatan ini dikoordinasi dan diatur oleh penyelenggara
pendidikan
c.Tatacara
Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penelitian selalu
melibatkan :.
Moderator
Penilai (6 orang yang terdiri dari : 3 penguji, 2
pembimbing + 1 pembimbing statistik)
Penyaji
Penyajian
58

Media Penyajian
Media yang disediakan ialah slide projector, overhead
projector (OHP) atau liquid crystal display (LCD) Slide,
transparansi dan media lain harus memenuhi syarat :

Estetik tetapi tidak penuh dengan latar belakang

yang mengganggu teks

Taat dalam penggunaan ejaan dan bahasa

Baris teks atau keterangan tidak lebih dari 10

baris

Tulisan atau huruf terbaca dengan jelas dari baris

paling belakang

Pedoman

Penulisan

mengacu

pada

Buku

Pedoman Penulisan Tesis/Disertasi dan Artikel Ilmiah


Fakultas Kedokteran 2010-2011 Unpad
Penilaian : mempergunakan lembar penilaian khusus
yang telah disediakan
Setelah selesai setiap kegiatan seminar mencatat
kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan
ditandatangani oleh pembimbing.

5. TUTORIAL / DISKUSI KELOMPOK


Tutorial / diskusi kelompok ialah forum kegiatan akademik
berupa presentasi ilmiah interaktif di depan sebagian staf
akademik dan sebagian
a.Ketentuan umum Tutorial/Diskusi Kelompok
1) Peserta
59

Kegiatan tutorial /diskusi kelompok wajib diikuti oleh


para PPDS sesuai dengan semesternya dan yang
diwajibkan mengikuti remedial pada saat rapat
yudisium
2) Penjadwalan
Kegiatan tutorial/diskui kelompok dikoordinir oleh
penyelenggara pendidikan
3) Tatacara
Penentuan topik, bahan yang akan diajukan oleh
PPDS-1

ditetapkan

oleh

penyelenggara

pendidikan
Kegiatan

tutorial

merupakan

kegiatan

yang

meliputi dua aspek: teori dan praktik. Pembagian


waktu dari ke dua aspek tersebut diserahkan
pada penanggung jawab modul / tutor pelaksana.
Setiap kegiatan diskusi kelompok dipimpin oleh
seorang tutor
Tutor ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan
Penilai

kegiatan

bervariasi

dan

pelaksanaannya

tutorial

dilakukan

diserahkan
baik

bentuk

menggunakan

secara
dan
kasus,

MCQ, esai dan tanya jawab lisan yang dapat


dipertanggungjawabkan oleh tutor pemegang
modul.

60

PPDS-1

berhak

mendapatkan

kesempatan

remedial sebanyak 1 kali untuk ujian post test


Nilai modul tidak hanya didasarkan pada nilai
ujian post test akan tetapi merupakan bentuk
penilaian yang bersifat dinamis (pengamatan)
yang dilaksanakan secara komprehensif saat
pelaksanaan tutorial meliputi attitude, kognisi dan
afektif.
Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok
maka PPDS wajib mencatat kegiatan tersebut di buku log
masing-masing

dan

ditandatangani

oleh

staf

terkait/penanggung jawab modul.


6. MAKALAH ILMIAH
Makalah ilmiah terdiri dari makalah:
Presentasi Kasus
Tinjauan Pustaka
Proposal PenelitianTesis
a. Format
Makalah, termasuk tabel, daftar pustaka, dan gambar
harus diketik spasi 1,5, huruf Times New Roman,
font :12, pada kertas ukuran folio A4, 70 gram, dengan
jarak dari tepi kanan 3 cm, dari tepi atas, bawah dan
kiri 2 cm. Setiap halaman diberi nomor secara
berurutan dimulai dari halaman judul sampai halaman
61

terakhir. Halaman sampul, punggung halaman sampul,


halaman

judul,

dan

halaman

pengesahan

menggunakan format baku.


b. Ortografi
Ortografi menyangkut segala sesuatu yang berkaitan
dengan sistem pengejaan dalam suatu bahasa,
misalnya penulisan kata, lambang bilangan, istilah
asing, dan sebagainya. Pedoman yang dipakai untuk
penulisan makalah dalam bahasa Indonesia ialah
pedoman

umum

disempurnakan

ejaan
atau

bahasa
EYD;

Indonesia

Pedoman

yang
umum

pembentukan istilah; Kamus Besar Bahasa Indonesia


atau

KBBI,

ketiga-tiganya

diterbitkan

PN

Balai

Pustaka, Jakarta.

Kata dan istilah asing yang dieja sesuai dengan


bahasa sumbernya dicetak miring, kecuali nama
dan merk dagang

Singkatan kata atau istilah serta angka 2 untuk


penandaan ulangan kata tidak boleh dipakai.

Tanda baca harus digunakan secara cermat


untuk menghindari salah pengertian misalnya
tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;),
tanda titik dua (:), tanda petik () tanda petik
tunggal (), Tanda hubung (-), tanda pisah (--),
tanda kurung (), tanda garis miring (/). Petunjuk

62

yang terperinci tentang pemakaian tanda baca


dapat dilihat dalam EYD.

Angka yang dipakai adalah Arab 0,1,2,3 dan


seterusnya; dan angka Romawi I, II, III dan
seterusnya.

Singkatan untuk menyatakan ukuran, timbangan


dan kadar harus dipakai singkatan baku.

Daftar pustaka menurut cara Vancouver

7. PRESENTASI KASUS
Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui
penyajian dan pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah
pleno. Presentasi kasus dapat juga dipandang sebagai satu
kesatuan komprehensif pelatihan keprofesian dengan maksud
untuk

mendapatkan

dukungan

ilmu

yang

kuat

dalam

melakukan kegiatan keprofesian.


a. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan
Dokter

Spesialis-1

keterangan

dalam

menggunakan

sebanyak-banyaknya

untuk

menganalisis

kasus yang ditangani.


Tujuan Khusus
Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta :

63

sumber

1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


khususnya kasus yang dipresentasikan
2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai
kaidah yang berlaku
3. Mampu

mengenal,

menelusuri

sebab

dan

memecahkan masalah secara kritis analitis dan


sistematis.
Tujuan Per-semester
Semester I : Mampu melakukan pemeriksaan fisik
rehabilitasi dan diagnosis fungsional
Semester II : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan
fungsional,

mampu/menguasai

penataksanaan

rehabilitasi medik dasar.


Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan
rehabilitasi medik dasar, umum dan ortotik prostetik
Semester V : Mampu melakukan penataksanaan
rehabilitasi medik dasar, umum dan Pediatrik
Semester VII : Mampu melakukan penataksanaan
rehabilitasi medik dasar, umum dan kasus kardiorespirasi
Semester

VIII

mengimplementasikan,

Mampu
mengelola

merencanakan,
kasus

paripurna kasus geriatri / multiple problems.


b. Jumlah Kasus

64

secara

Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan


Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa
pendidikan ditetapkan bahwa peserta PPDS-1 harus
menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang dan 2
(dua) kasus pendek.(1 kasus pendek) baru
c. Jenis Kasus
Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis
berdasarkan kerangka acuan
Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi :
anamnesis,

pemeriksaan

fisik

dan

problem,

manajemen (sesuai dengan rekam medis rawat jalan)


d. Topik Kasus
No.

Semester

Jenis kasus

Keterangan

semester 2

Neuromuskuler

semester 3

Muskuloskeletal

semester 4

Neuromuskuler

Ditekankan PF :
umum pada
pasien stroke
Ditekankan pada
kasus fraktur
dan OA
Ditekankan pada
kasus SCI

semester 5

Pediatrik

semester 6

Kardiorespi

semester 8

Geriatri

65

Semester VII : Kasus pendek - bebas (multiple


problem)
Keterangan : setiap PPDS-1 semester 5 dan 6 wajib
mempresentasikan

(satu)

buah

kasus

atau

penelitian pendahuluan di Pekan Ilmiah Tahunan (PIT)


e. Sumber Kasus
Diajukan oleh peserta sendiri atau ditetapkan dan telah
disetujui oleh Pembimbing dari pasien-pasien rawat
jalan atau rawat inap.
f. Tata Cara
Kasus yang telah ditentukan, harus segera diajukan
minimal

(dua)

minggu

sebelumnya

kepada

pembimbing
Setiap presentan wajib melakukan bimbingan kepada
dokter pembimbing
Home visit dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi
serta arahan pembimbing
Pasien harus dibawa untuk dilakukan pemeriksaan
fisik pada saat presentasi kecuali pada kondisi yang
tidak dapat dihindari
Tampilan audio visual boleh dipergunakan untuk
tambahan dalam presentasi atau dipergunakan dalam
presentasi bila terjadi suatu kondisi yang tidak dapat
dihindari atas persetujuan tertulis dari pembimbing
dan Ketua Program Studi. Bentuk lain penilaian bila
pasien merupakan pasien rawat inap dan tidak dapat
66

dimobilisasi ke Departemen IKFR adalah penilaian


dilakukan

di

ruangan

tempat

rawat

inap

oleh

pembimbing dan penguji.


Naskah

Dalam

bentuk

makalah

diserahkan

ke

Sekretariat Pendidikan, paling lambat 3 (tiga) hari


kerja sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan
kepada penilai dan pembimbing serta PPDS-1.
g. Kerangka Acuan
1) Pendahuluan
Berisi

bahasan

singkat

kepustakaan

mutakhir

mengenai masalah yang akan disajikan, serta


menjelaskan

tujuan

yang

dicapai

dengan

penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi.


2) Laporan Kasus
Data Dasar : Nama, usia, Jenis kelamin, Status
pernikahan, alamat, Agama, Dominasi Tangan
Anamnesis
o Keluhan Utama
o Riwayat penyakit sekarang
o Riwayat

penyakit

dahulu

(Review

of

System)
o Riwayat penyakit keluarga
o Riwayat

perkembangan

kasus pediatric)
67

(khusus

untuk

o Riwayat kebiasaan
o Riwayat psikososial-ekonomi
o Aktifitas kehidupan sehari-hari

Catatan medis yang diambil dari rekam


medis (yang menyokong diagnosis dan
manajemen pasien) Dapat dicantumkan/
dilampirkan

catatan

menyokong

diagnosis

kemajuan
dan

(yang

manajemen

pasien)

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fungsional

Pemeriksaan

penunjang:

Laboratorium,

Radiologi, EMG, dan Pemeriksaan khusus


lainnya
3) Diagnosis
Penulisan Diagnosis harus mencantumkan
hal-hal tersebut dibawah :
a) Clinical diagnosis
b) Locational diagnosis
c) Etiological diagnosis
d) Functional diagnosis : (impairment,
disability, handicap)
68

Khusus

untuk

Pediatrik

penulisan

diagnosis dilakukan dalam format:


a. Clinical diagnosis
b. Topografi diagnosis
c. Risk Factors :
d. Functional diagnosis ; (impairment,
disability, handicap)
4) Prognosis (prognosis ad vitam, ad sanationam
dan ad functionam)
5) Daftar Masalah

Masalah : Secara definisi diartikan sebagai


deviasi dari standar baku (yang tidak sesuai
dengan kenyataan) yang merangsang kita
untuk berpikir dan atau bertindak.

Identifikasi masalah. Dalam hal ini perlu


ditentukan prioritas dengan kriteria kegawatan,
urgensi atau perkembangan penyakitnya.

Tidak ada pemisahan bagi menjadi medis dan


rehabilitasi Medis

6) Tatalaksana

Implementasi / pelaksanaan dengan memperhatikan five levels of prevention:


o

Promosi/pencegahan
69

Perlindungan khusus

Diagnosis dini dan terapi cepat-cepat

Pembatasan cacat dan

Pemulihan

Penentuan Goal jangka panjang dan jangka


pendek harus mencantumkan S (subjective), O
(objective), G (goal), P (Program) disetiap
masalah, tidak dirangkum menjadi satu.

1. Uraian masalah dan diskusi

Membahas kasus dan membandingkan dengan


informasi yang diperoleh dari kepustakaan
mengetahui
dengan

standar

dan

adanya

menggunakan

keterangan

deviasi

sumber-sumber

sebaik-baiknya

(kepustakaan,

konsultasi, dll)

Diskusi

hendaknya

dapat

menjawab

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:


Apakah masalah yang ada?
Dimanakah masalah tersebut timbul?
Bilamana timbul masalah?
Bagaimana luasnya masalah?
Sebab-sebab yang mungkin menimbulkan
masalah,

serta

hipotesis/asumsi?
Bagaimana mengatasinya?
70

kemungkinan

Sampai berapa jauh penanganan kasus


mencapai tujuan?
2. Analisis kasus
3. Daftar pustaka
a. Sumber rujukan dapat berupa buku, majalah,
dan

lain-lain

diutamakan

buku,

majalah

mutakhir
b. Rujukan tidak dibatasi jumlahnya
c.

Semua nama yang ditulis dalam naskah harus


ada dalam daftar pustaka dan sebaliknya

d. Penulisan nama dengan cara yang baku yang


telah ditetapkan oleh FK UNPAD
4. Lampiran : Berisi bukti hasil pemeriksaan dengan
tools-tools

tertentu

yang

dilakukan

selama

perawatan
7)Cara Penulisan
Sesuai format penulisan makalah ilmiah
8)Cara Penyajian

Penyajian disampaikan dengan mempergunakan


sarana audio visual dalam bahasa Inggris

Penyajian dilakukan dalam 30 menit presentasi


pembukaan (teori dan anamnesis), 30 menit

71

pemeriksaan fisik, 45 menit diskusi umum, 15


menit diskusi dengan penguji.

Total waktu : 120 menit dengan minimal 5 orang


penanya pada diskusi umum.

Formulir penilaian kasus terlampir.

8. JOURNAL READING
Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah
kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah di
depan forum.
a). Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
mempunyai kemampuan:

Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan

Menjaring Informasi yang sesuai

Mengenal/mengetahui informasi terkini di bidang IKFR

b). Jumlah Jurnal


Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan
Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa
pendidikan

ditetapkan

bahwa

peserta

harus

mempresentasikan minimal sebanyak 10 (sepuluh) jurnal,


termasuk yang dipresentasikan di luar Bagian IKFR.
72

c). Topik
Topik disesuaikan dengan rotasi / stase, di Bagian
Rehabilitasi Medik, di bagian lain FK UNPAD atau RS
Jaringan lahan Pendidikan yang ditunjuk :
No

Semester

Topik

semester 1

Neuromuskuler (fokus :

semester 2

stroke)
Muskuloskeletal

Tempat

(fokus : Therapeutik
3
4
5
6

semester 3
semester 3
semester 4
semester 4

exercise/modalitas)
Muskuloskeletal
Ortotik Prostetik
Pediatrik
SCI

7
8

semester 5
semester 5

Cedera Olah Raga


Kardio

RS.Al-Ihsan/

9
10

semester 7
semester 7

Geriatri/paliatif/komunitas
Respirasi

RS. Salamun
RS. Margono
RS. Rotinsulu

RS. Soreang
RS.
Fatmawati

d). Tata Cara


1. Sumber Topik dan Judul Jurnal
Berasal dari jurnal internasional yang terakreditasi
dan berhubungan dengan topik Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi Medik.
2. Naskah
73

Naskah Jurnal diperbanyak dan harus diserahkan


ke Sekretariat Pendidikan PPDS-1, paling lambat 7
(tujuh)

hari

sebelum

jadual

penyajian

untuk

dibagikan kepada Penilai, masing-masing staf


Divisi terkait topik jurnal, dan PPDS-1 lainnya.

3. Usulan Judul
Diajukan oleh peserta PPDS-1 kepada dokter
pembimbing / penilai paling lambat 2 (dua) minggu
sebelum tanggal presentasi.
4. Penyajian di luar Bagian IKFR
PPDS-1 yang bersangkutan harus mambawa
lembar penilaian yang tersedia dari Bagian IKFR.
e). Cara Penyajian
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan
sarana audio visual dalam bahasa Inggris
Penyajian dilakukan dalam 20 menit, diskusi 40
menit (total 60 menit).
Formulir penilaian penyajian jurnal terlampir.
Diwajibkan untuk menampilkan paparan critical
appraisal untuk semester 2 ke atas
Dipresentasikan dalam bahasa Inggris
9. TINJAUAN PUSTAKA
74

Tinjauan Pustaka ialah kegiatan akademik dengan cara


membahas dan menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi
satu karya ilmiah tulis yang disusun menurut kaidah penulisan
ilmiah.
a) Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
mempunyai kemampuan :
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan
Menjaring informasi yang sesuai
Mambahas
berdasarkan

menganalisis

berbagai

suatu

kepustakaan,

masalah
menyusun

makalah ilmiah yang berisi penyelesaian masalah


tersebut, mempresentasikan secara benar dalam
suatu konferensi ilmiah.
b) Jumlah Tinjauan Pustaka
Berdasarkan

kesepakatan

dengan

pusat-pusat

Pendidikan Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,


selama masa Pendidikan ditetapkan bahwa peserta
PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 5 (lima) buah
Sari Pustaka
c) Topik
No
1
2
3
4
5

Semester
semester II
semester III
semester IV
semester V
semester VI
75

Topik
Muskuloskeletal
Neuromuskuler
Pediatrik
Kardiorespi
Geriatri/cedera olah raga

d) Tata Cara
1. Topik bahasan/Judul
Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui
oleh

Pembimbing

minimal

(dua)

bulan

sebelumnya
2. Konsep Tinjauan Pustaka

Konsep / draft sari pustaka harus sudah


diberikan kepada pembimbing minimal 1 (satu)
bulan sebelumnya dan melakukan bimbingan
sesudahnya.

Naskah

harus

Pendidikan,

diserahkan

paling

lambat

ke
7

Sekretariat
(tujuh)

hari

sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan


kepada penilai, pembimbing dan PPDS-1.
3. Kerangka Tinjauan Pustaka

Pendahuluan
Berisi latar belakang pemilihan judul

Isi Tinjauan Pustaka

76

Kandungan yang tercantum dalam isi tinjauan


pustaka harus mengandung paling sedikit 50 %
dari seluruh isi Tinjauan Pustaka

Penutup
Diambil berdasarkan isi dari judul dan bukan
kesimpulan dari tinjauan pustaka

Daftar Pustaka
o

Sumber

rujukan

dapat

berupa

buku,

majalah, dan lain-lain


o

Rujukan minimal 6 (enam) buah buku


referensi (Textbook)

e)

Lampiran

Cara Penulisan

Pada lembar pertama, harap ditulis dengan jelas


judul tinjauan pustaka dan ikhtisar tinjauan pustaka.

Teks gambar dan tabel dalam bahasa Indonesia.


Untuk tabel, nomor dan judul tabel diletakkan
diatas tabel sementara untuk gambar, nomor dan
judul gambar diletakkan dibawah gambar.

f)

Cara Penyajian

Penyajian disampaikan dengan mempergunakan


sarana audio visual selama 25 menit, diskusi 35
menit dengan minimal 5 orang penanya, diskusi
77

dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75


menit) dalam bahasa Indonesia

Penilaian

sesuai

dengan

formulir

Penilaian

Penyajian Tinjauan Pustaka.

10. KEGIATAN HARIAN


a. Panduan Kegiatan Harian PPDS-1
1) Jadwal Kegiatan harian setiap bulan :
Disusun

oleh

staf

kependidikan

bulan

sebelum semester baru dimulai.


Rencana jadwal kegiatan yang telah disusun
kemudian berikan kepada seksi ilmiah PPDS-1
yang telah ditunjuk dalam struktur organisasi
PPDS-1 untuk dilakukan cek silang pada setiap
semester sebagai bentuk komitmen tanggung
jawab pelaksanaan tugas dan jadwal yang
telah ditetapkan oleh seluruh PPDS-1.
Penyusunan dan koordinasi dengan PPDS-1
seluruh staf berada dalam supervisi dan
koordinasi

dengan

berkoordinasi

dengan

secretariat pendidikan dan supervise KPS/SPS


Jadwal yang sudah dilakukan cek silang dan
persetujuan para staf pendidik kemudian akan
ditetapkan oleh Ketua program Studi/Sekretaris
78

Program Studi, di minggu terakhir semester


berjalan.
Jadwal

yang

sudah

ditetapkan

harus

dilaksanakan sesuai jadwal sedapat mungkin,


kecuali :
Apabila penanggung jawab modul berhalangan
dapat digantikan oleh tutor lain yang telah
ditunjuk oleh penanggung jawab modul jam
yang sama, apabila tidak dapat dilakukan
penggantian tutor maka tutorial dapat
dilakukan di luar jam kerja atau pada waktu
kosong lain bila tersedia dalam agenda
kegiatan yang telah ditetapkan.
Apabila modul tidak dapat terlaksana karena
alasan yang tidak dapat dihindari oleh
PPDS-1 maka jadwal tutorial akan diatur
ulang oleh seksi ilmiah PPDS-1 dan
sekretariat

pendidikan

dengan

tidak

mengubah jadwal kegiatan tutorial lainnya


yang telah disusun sebelumnya.
Seorang PPDS-1 tidak boleh tidak mengikuti
tutor sebanyak 20% dari total pertemuan
modul/tutorial.
Jadwal kegiatan harian harus tertulis pada
white board setiap hari.
Setiap

yang

rotasi

di

Poliklinik

harus

menuliskan nama pasien, nomor rekam medik


79

dan diagnosa pasien yang dilayani oleh PPDS1 dalam log book untuk kemudian dimintakan
tanda tangan konsulen koordinator pelayanan
(DPJP Poliklinik) hari tersebut.
Setiap yang rotasi di pelayanan khusus harus
menuliskan nama pasien, nomor rekam medik
dan diagnosa pasien yang dilayani pada hari
dia

bekerja

konsulen

dan

meminta

koordinator

tanda

tangan

pelayanan

(DPJP

Poliklinik) saat itu.


Setiap PPDS-1 yang melakukan rotasi di
ruangan

harus

menuliskan

nama

pasien,

nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang


menjadi tanggung jawabnya dan meminta
konsulen supervisor ruangan (DPJP ruangan)
dalam log book.
Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh untuk
memenuhi kewajiban tugas ilmiahnya harus
ditandatangani oleh pembimbing dalam log
book yang sudah disediakan.
11. USULAN

PENELITIAN/PRESENTASI

HASIL

PENELITIAN
Kegiatan ini adalah forum kegiatan akademik berupa
presentasi ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ilmiah
yang merupakan syarat wajib diperolehnya gelar Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) di depan sidang
80

pleno Program Studi IKFR yang dihadiri oleh seluruh staf


akademik, seluruh undangan dan narasumber yang terkait.
Kegiatan Usulan Penelitian terbagi menjadi dua :
a. Presentasi Usulan Penelitian (tim kecil) : dilakukan di
Semester 4, sebagai pertimbangan apakah judul
penelitian

dapat

diteruskan

atau

tidak

serta

penunjukkan pembimbing
b. Presentasi Usulan Penelitian (tim besar): dilakukan di
Semester 5, sebagai bentuk pemaparan penelitian
yang akan dilaksanakan, dipresentasikan lengkap
dengan mengundang ahli statistik.
Presentasi Hasil Penelitian dilakukan pada semester 7
sebagai bentuk pemaparan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, depresentasikan lengkap denganmengudnang
ahli statistik
Kegiatanan Presentasi Hasil penelitian adalah kegiatan yang
dilakukan pada semester 5 atau 6 saat PPDS-1 telah
menyelesaikan

penelitian

dan

mempresentasikan

penelitiannya dalam sidang pleno.


Apabila peserta PPDS-1 mengambil pula program double
degree (PPCD) maka yang bersangkutan mengadakan
presentasi usulan penelitian di Departemen sementara
presentasi Proposal Penelitian dilakukan di Pasca Sarjana
dengan melibatkan staf-staf yang ditunjuk oleh Prodi
PascaSarjana sebagai pembimbing dan penguji. Untuk
81

presentasi hasil penelitian, maka PPDS-1 tersebut harus


mempresentasikan hasil penelitian sebanyak 2 kali dengan
judul penelitian yang sama dengan fokus penilaian yang
berbeda, yaitu presentasi di prodi Pasca Sarjana untuk
peroleh gelar M.Kes (berfokus pada statistik dan metodologi
penelitian) dan presentasi di prodi IKFR dengan berfokus
pada ilmu pengetahuan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
terkait yang diteliti serta aplikasi pemanfaatannya pada
masyarakat.
Sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah maka seluruh PPDS-1
IKFR FK Unpad yang telah menyelesaikan penelitian dan
mempresentasikannya diwajibkan untuk mempublikasikannya
pada jurnal terakreditasi (persyaratan dianggap terpenuhi jika
telah diperoleh surat keterangan mengirimkan/submit pada
jurnal tersebut).
a. Tujuan
Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan
untuk bahan penelitian yang dapat membantu
pengembangan ilmu dan dapat diterapkan untuk
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
Mampu mengajukan usulan penelitian secara
lengkap dengan memperhatikan semua unsur
pembatas yang mampu laksana dan bersesuaian
dengan jadwal pendidikan

82

Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi


penelitian yang baik dan benar
Mampu

menyelenggarakan

seluruh

kegiatan

kedokteran/kesehatan

pengorganisasian

penelitian
dengan

bidang
penguasaan

rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan


kesimpulan

yang

dapat

dimengerti

ilmuwan

lainnya.
Mendapatkan

pengalaman

dan

keterampilan

menyusun usulan penelitian


Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran
upaya penelitiannya melalui penyajian lisan dan
tulisan secara lugas kepada ilmuwan lain, dengan
memperhatikan kelaziman penyajian ilmiah.
Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil
karya ilmiahnya dalam sidang terbuka, serta
mampu menyusun kembali penelitiannya sesuai
dengan hasil persidangan dalam waktu yang
ditetapkan.
b.

Sumber Judul Penelitian


Judul penelitian diambil dari bahasan luas topik
dalam sari pustaka dengan fokus pada salah satu
sub topik yang lebih spesifik dan mampu laksana
Judul penelitian dapat berasal dari peserta sendiri
atau disarankan oleh staf pendidik
83

c.

Pembimbing

Pembimbing penelitian ialah staf akademik yang


berkualifikasi pendidik dan ditetapkan dengan
surat tugas KPS.

Dalam persiapan presentasi proposal penelitian


diperlukan

sekurang-kurangnya

pembimbing

yaitu

pembimbing

(dua)

materi

dari

Departemen IKFR FK Unpad dan pembimbing


statistik

Pembimbing materi ialah staf akademik dari salah


satu divisi atau bagian lain terkait. Pembimbing
materi

memberikan

bimbingan

dan

arahan

terutama dari aspek materi materi keilmuannya.

Pembimbing statistik dipilih oleh peneliti sendiri

Pembimbing statistik memberikan bimbingan dan


arahan dari aspek metodologi penelitian

Tugas Pembimbing Penelitian

Memantau pembuatan proposal penelitian hingga


penyusunan naskah proposal penelitian secara
lengkap

Memberi motivasi, bimbingan dan arahan dalam


proses pelaksanaan penelitian

Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal


dengan peneliti tentang pelaksanaan penelitian

Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji


proposal penelitian.
84

Tahap Pembuatan Usulan Penelitian


Penyusunan usulan judul penelitian sudah harus
dimulai minimal pada semester II dan terakhir pada
semester IV
Usulan

Judul

Proposal

penelitian

dibuat

berdasarkan masalah yang diidentifikasi dari sari


pustaka dan jurnal penelitian
Usulan

judul

dan

rancangan

awal

proposal

dikonsultasikan dengan dosen wali semester 4


Usulan

judul

dan

rancangan

awal

proposal

dipresentasikan dalam kegiatan ilmiah usulan


penelitian yang wajib dihadiri oleh seluruh staf
pendidik dan PPDS-1.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan penilaian oleh 3
orang penilai dan ditetapkan judul penelitian.
Bila telah ditetapkan judul penelitian maka PPDS-1
tersebut dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya
yaitu

pembuatan

ditetapkan

proposal

pembimbing

penelitian

setelah

penelitian

(baik

pembimbing materi dan pembimbing statistic)


e. Tahap Pembuatan Proposal Penelitian
Proposal penelitian dibuat dibawah bimbingan staf
pendidik yang ditunjuk sebagai pembimbing materi
dan

pembimbing

metodologi

dengan

mempertimbangkan keterlaksanaan berdasarkan


85

jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit,


perkiraan biaya dan sebagainya.
Proposal penelitian harus dibuat sesuai dengan
kaidah metodologi penelitian
Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
setelah judul proposal penelitian ditetapkan harus
sudah

mendiskusikan

penelitiannya

naskah

untuk

awal

proposal

dilaporkan

kepada

penyelenggara pendidikan
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan peneliti
tidak

melapor

untuk

membahas

proposal

penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif


memanggil bersangkutan dan melaporkan kepada
penyelenggara pendidikan

Proposal

penelitian

di

presentasikan

pada

kegiatan ilmiah wajib yang diselenggarakan dalam


bentuk pleno.
Proposal awal penelitian dipresentasikan di dalam
sidang

pleno

yang

melibatkan

seluruh

staf

pendidik, pembimbing statistik dan seluruh PPDS-1


untuk dipertimbangkan kelayakan dari segi tujuan
dan metodologi penelitian, waktu dan biaya.
Dalam ujian proposal penelitian maka ditetapkan 3
orang

penguji,

merangkap

sebagai

orang

pembimbing

penguji

dan

yang
orang

pembimbing statistic yang juga merangkap sebagai


penguji.
86

Pada semester 5 PPDS-1 harus telah melalui ujian


Proposal penelitian

Prosedur Penelitian

Jangka waktu penelitian harus sesuai dengan surat


persetujuan penelitian yang dibuat oleh Koordinator
Penelitian

dan

Pengembangan

serta

Ketua

Program Studi dan Koordinator atau Kepala-kepala


Divisi dimana peserta didik tersebut sedang
menjalankan rotasi saat penelitian

Selama

melakukan

penelitian,

setiap

bulan

melaporkan perkembangan hasil penelitian kepada


Pembimbing Penelitian

Apabila selama penelitian menghadapi hambatan


agar melapor kepada pembimbing penelitian untuk
dicarikan jalan keluarnya

Bila penelitian dibatalkan agar memberitahukan


secara tertulis kepada Ketua Program Studi dan
segera mencari judul penelitian yang baru. Proses
pengajuan judul sesuai dengan prosedur semula.

Penelitian dilakukan setelah terdapat persetujuan


dari Komite Etik

Hasil penelitian dipresentasikan segera setelah


penelitian selesai

87

Seorang PPDS-1 telah dianggap menyelesaikan


tugas penelitian bila telah mendapatkan surat
diterimanya artikel di jurnal terakreditasi

Peserta

tidak

lokal/institusional

diizinkan
pada

mengikuti

semester

yang

ujian
sama

dengan waktu penelitian dimulai

Bila ada perubahan yang menyangkut topik, judul,


isi, metodologi penelitian harus dengan persetujuan
tim kecil.

Kegiatan bimbingan usulan, proposal dan hasil


penelitian yang dilakukan oleh untuk memenuhi
kewajiban harus ditandatangani oleh pembimbing
dalam log book yang sudah disediakan.

Penelitian

tidak

boleh

dilakukan

bersamaan

dengan semester persiapan ujian institusional

Peneliti diharuskan mengisi buku register penelitian


yang ada di bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi

2)

Konsep Naskah Laporan Akhir Penelitian


Dalam menyusun naskah laporan akhir penelitian,
perlu berkonsultasi dengan semua pembimbing
Konsep naskah yang telah selesai, diajukan
kepada semua pembimbing untuk dikoreksi
Naskah

yang

telah

dikoreksi

dan

ditandatangani oleh semua pembimbing


88

disetujui,

3)

Cara Penyajian Presentasi Hasil Penelitian


Penyajian disampaikan dengan mempergunakan
sarana audio visual
Penyajian

mengikuti

petunjuk

sidang/penilaian

penyajian laporan akhir penelitian


4)

Ujian Penelitian mencakup :


Penguasaan masalah kedokteran/kesehatan yang
berkaitan dengan materi penelitian
Penguasaan metodologi penelitian yang dianut
Tatalaksana penelitian dan teknik yang dianut
Kemampuan menganalisa dan menyimpulkan hasil
penelitian dengan obyektif berdasarkan data
Kesesuaian tujuan, hasil, dan saran penelitian
Penguasaan

laporan

dan

pembahasan

hasil

penelitian
Upaya meyakinkan ilmuwan lain.
Dampak hasil penelitian
Ketelitian rujukan pustaka
Kemampuan menolak saran yang tidak tepat
12. TESIS
Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara
mengolah hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis
berdasarkan analisis data sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi.
89

Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu


karya ilmiah tentang suatu topik keilmuan yang disusun
berdasarkan hasil penelitian ilmiah menggunakan metodologi
penelitian dan diuji oleh dewan penguji yang berwenang dalam
suatu forum ilmiah.

a) Latar Belakang
Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang
sahih

merupakan

salah

satu

faktor

pendorong

kemajuan ilmu kedokteran. Dalam era globalisasi saat


ini persaingan tingkat dunia berlangsung dengan
terbuka

di

segala

bidang

termasuk

di

bidang

kedokteran. Kemampuan meneliti dan menuangkannya


dalam suatu naskah ilmiah sangat perlu dikuasai oleh
seorang

dokter

Spesialis

Kedokteran

Fisik

dan

Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen


kemajuan dibidangnya.
Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah
mencapai kemampuan menentukan, merencanakan
dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara
mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat yang
lebih tinggi.
Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat
berfungsi sebagai tenaga profesional dalam bidang
pelayanan kesehatan rehabilitasi medik dan ikut
90

berkiprah secara akademik sebagai seorang Magister


Kedokteran bidang Ilmu IKFR.
b) Tujuan
Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan
penelitian yang baik dan benar dan sekaligus cara
mempresentasikannya.
Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang
pernah dipelajari
Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya
c) Pembimbing
Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang
berkualifikasi penilai dan ditetapkan dengan surat
tugas Ketua program Studi. Dalam pembuatan tesis
diperlukan sekurang-kurangnya dua pembimbing
yaitu

pembimbing

materi

dan

pembimbing

metodologi
Pembimbing materi adalah salah satu staf dari
Bagian yang kompeten di bidangnya. Pembimbing
materi memberikan bimbingan dan arahan terutama
dari aspek materi keilmuannya. Pembimbing materi
sedapat

mungkin

sama

dengan

pembimbing

penyusunan sari pustaka dan proposal penelitian.


Pembimbing metodologi dipilih sendiri oleh yang
bersangkutan

91

Pembimbing metodologi memberikan bimbingan


dan arahan dari aspek metodologi penelitian.
d) Tugas Pembimbing
Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan
proposal penelitian, pelaksanaan penelitian dan
penyusunan naskah tesis.
Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila
perlu menegur untuk perbaikan penelitian
Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal
dengan peneliti
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak
melapor

untuk

pembimbing

membahas

dapat

secara

hasil
aktif

penelitiannya,
memanggil

bersangkutan.
e) Pelaksanaan Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen kegiatan
akademik yang diwajibkan bagi sebagai suatu proses
dalam penyusunan tesis. Pelaksanaan penelitian sudah
harus

segera

semester

dimulai
setelah

selambat-lambatnya

selesai

menyusun

pada

proposal

penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan


lulus ujian proposal penelitian.
f)

Tempat penelitian

92

Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat


dilakukan di :
RS Pendidikan Utama
RS Mitra
Lahan pendidikan lain :
Puskesmas
Dan lain-lain

g) Waktu Penelitian
Tidak

diberikan

waktu

khusus

untuk

melakukan

penelitian, oleh karena itu sesuai dengan materi


penelitian, pelaksanaan penelitian dapat dikerjakan
diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan
cara

mengatur

pelayanan

dan

(kerjasama

secara

mandiri

tugas

pelatihan

dengan

memungkinkan
disesuaikan

Program

dianjurkan

dengan

rotasi

sehingga
tidak

Studi

tugas

terlantar

lain).

Bila

melakukan

penelitian

kegiatan

pelatihan

keprofesian.
h) Biaya Penelitian
Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian
dan penulisan tesis ditanggung oleh

sendiri. Oleh

karena itu faktor mampu-laksana (feasibility) sangat


penting

dikaji

dalam

penyusunan

proposal.

Pembimbing dan Program Studi dapat membantu


93

mencarikan cara untuk penelitian dapat dikerjakan


dengan lancar.
i)

Pemantauan
Pemantauan

kemajuan

pelaksanaan

penelitian

dilakukan oleh pembimbing materi. Bila dalam jangka


waktu yeng telah ditentukan tahapan pelaksanaan
penelitian belum selesai, maka akan dipanggil oleh
pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap
kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari
jalan keluarnya.
Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum
dipenuhi

sesuai

jadwal

maka

akan

dipanggil

menghadap forum evaluasi terdiri dari pembimbing


materi, Kepala Bagian, KPS dan SPS untuk diminta
pertanggungjawabannya.
j)

Hasil penelitian
Hasil penelitian dipresentasikan pada seminar. Hasil
Penelitian dihadiri oleh para staf pengajar, pembimbing
penelitian, nara sumber dan seluruh peserta. Hasil
thesis harus dipublikasikan di jurnal yang terakreditasi,
sehingga

peneliti/PPDS

berkewajiban

merangkum

seluruh hasil thesisnya ke dalam bentuk suatu


manuskrip untuk didaftarkan sebagai bentuk publikasi.
k) Lain-lain
94

Daftar pustaka yang digunakan untuk thesis dan


penelitian haruslah bersumber dari jurnal (80%) dan
usia jurnal adalah 10 tahun terakhir. Duapuluh persen
sisanya, boleh bersumber dari buku atau lainnya, dan
boleh berusia lebih dari 10 tahun terakhir.

B.

STRUKTUR MATA KULIAH


1. STRUKTUR DASAR KURIKULUM
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan program pendidikan yang berciri
seperti diuraikan pada bab sebelumnya, maka struktur
dasar kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNPAD terdiri dari
3 (tiga) bagian sebagai berikut :

Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah

Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan ilmu


kedokteran fisik dan

rehabilitasi

Ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan


dengan

riset

ilmiah

dan

keterampilan keprofesian.

95

Bagian

penguasaan

Gambar 2.2. Struktur dasar kurikulum


Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian
pedalaman akademik sebagai seorang spesialis IKFR
serta untuk menghitung beban studi , kurikulum dibagi
dalam kelompok materi pendidikan

1) Cakupan Akademik
Materi Dasar Umum (MDU/ Pengetahuan Teori
Dasar Umum)
Materi Dasar Khusus (MDK / Pengetahuan Teori
Dasar Khusus)

96

Materi

Keahlian Khusus ( MKK / Pengetahuan

Teori Klinik Khusus)


Materi Penerapan Akademik (MPA)
2) Cakupan

keterampilan

keprofesian

bidang

keterampilan spesialis)
Materi Penerapan Keprofesian (MPK)

2. BEBAN STUDI
Total beban studi yang diperlukan ialah 100 SKS dengan
lama studi 8 Semester.
Tabel 2.3 Total Beban Studi
Materi

Akademik
Profesi
sks
%
sks
%
Bagian pertama (pendidikan dasar ilmiah)
MDK
4,00
6,22
MDU
1,00
Bagian kedua (Pendidikan bidang kekhususan IKFR)
MKK
12,44
13,24
MKU
1,50
4,25
Bagian ketiga (Kegiatan ilmiah riset / penguasaan
keterampilan profesional)
MPK
16,49
28,34
MPA-2
19,00
MPA-1
4,34
Jumlah
35,43
75,39

3. BEBAN STUDI MATERI PENDIDIKAN


Materi Dasar Umum (MDU)
97

Jumlah
sks
11,22
10,22
1,00
31,43
25,68
5,75
68,17
44,83
19,00
4,34
110,99

Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang


memberikan dasar pengetahuan bagi setiap ilmuwan
agar menjadi seorang penggagas dan peneliti.
Materi ini merupakan materi dasar yang tidak
menyangkut

bidang

ilmu

kedokteran

secara

langsung.
Tabel 2.4 Materi Dasar Umum
No
1

Materi Dasar Umum

Sks

Filsafat Ilmu Pengetahuan &


Etika profesi
Jumlah

A
1,00

1,00

1,00

Pokok bahasan ini dipakai sebagai pendidikan dasar


bersama untuk pencapaian bidang Spesialis-1 dan
bidang keterampilan keprofesian.
Materi Dasar Khusus (MDK)
Materi Dasar Khusus berisi dasar pengetahuan
keahlian dalam bidang ilmu kedokteran agar peserta
mampu mengenali, memecahkan masalah, menjadi
pengembang

ilmu

dan pada

gilirannya

dapat

menerapkan keprofesiannya dalam kualitas yang


tinggi.
Tabel 2.5 Materi Dasar Khusus
No
1

Materi Dasar Khusus


Modul Dasar IKFRM I
98

Sks
A
2,00

P
2,50

2
3

Modul Dasar IKFRM II


1,00
1,50
Modul Pemeriksaan IKFR
1,00
2,22
Jumlah
4,00
6,22
Materi Dasar Umun dan Materi Dasar Khusus
merupakan program dasar pendalaman akademik
sebagai seorang spesialis yang dikelola sebagain
oleh FK (Pendidikan dasar).
Materi Keahlian Umum (MKU)
Materi

Keahlian

Umum

adalah

materi

pendidikanyang memberikan dasar pengetahuan


dan keterampilan dalam bidang IKFR agar mampu
menangani

masalah

melalui

pendekatan

dan

intervensi IKFR secara ilmiah.


Tabel 2.6 Materi Keahlian Umum
No
1.

2.

Materi

Materi Keahlian Umum


Modul Prosedur IKFR
Spesialistik dan sub
spesialistik I
- USG
- CT Scan dan foto polos
muskuloskeletal
Modul Neuromuskuler III
- EMG, Biofeedback
Jumlah
Keahlian

Umum

ini

Sks
A
P
1,00
3,00

0,50

1,25

1,50

4,25

termasuk

materi

pendidikan spesialis-1 dan pendidikan keprofesian


Ilmu

Kedokteran

Fisik

99

dan

Rehabilitasi

dan

diselenggarakan sepenuhnya oleh Bagian Ilmu


Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Materi Keahlian Khusus (MKK)
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan
yang memberikan pengetahuan dana keterampilan
dalam IKFR agar menjadi pakar dalam bidangnya.
Materi

Keahlian

Khusus

merupakan

materi

pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup


Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
Tabel 2.7 Materi Keahlian Khusus
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Materi Keahlian Khusus


Modul habilitasi/Rehabilitasi
Anak I
Modul Terapeutik Exercise 1
Modul Modul Terapi IKFRM
I (Modalitas)
Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak II
Modul Prostetik-Ortotik dan
alat bantu
Modul IKFR
Muskuloskeletal I
Modul IKFR Neuromuskuler
I
Modul IKFR
Muskuloskeletal II
Modul Kardiorespirasi I
Modul Tatalaksana
Komprehensif I
Modul Tatalaksana
Komprehensif II
100

Sks
A
1,00

P
1,52

1,00
1,50

1,00
2,00

1,00

1,36

2,00

2,00

1,00
1,00
1,50
1,00
0,67
0,67

12
13
14
15
16
17
18

Modul Tatalaksana
Komprehensif III
Modul Tatalaksana
Komprehensif IV
Modul Tatalaksana
Komprehensif V
Modul Tatalaksana
Komprehensif VI
Modul Tatalaksana
Komprehensif VII
Modul Tatalaksana
Komprehensif VIII
Modul Neuromuskuler IV
Jumlah

0,67
0,67
0,67
0,67
0,67
0,67
1,44
12,44

13,24

Materi Penerapan Akademik (MPA)


Materi

Penerapan

Akademik

bersisi

kegiatan

akademik berupa penerapan ilmu yang didapat


sebelumnya.

Materi

ini

merupakan

rangkaian

kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan


keilmuan yang ditekuni. Kegiatan ini bertujuan
membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku
ilmuwan, menguasai metode riset ilmiah, mampu
membuat tulisan ilmiah, dan menulis tesis ilmiah
untuk mendukung keterampilan keprofesian sebagai
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
berdasarkan kedokteran berbasis bukti.
Materi Penerapan Akademik terdiri dari 2 kelompok
sebagai berikut :
a. Kelompok 1 : MPA-1

101

Materi penerapan Akademik kelompok 1 terdiri


dari :

Modul Proposal Penelitian, Modul Hasil


Penelitian dan Tesis

b. Kelompok 2 : MPA-2
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri
dari :

Journal Reading

Sajian Kasus Umum

Sajian Kasus Khusus

Sajian Kasus Pendek

Sari Pustaka

Materi Penerapan Akademik kelompok 2 termasuk


dalam kegiatan pelatihan keprofesian, sebagai
penguat untuk mendapat keterampilan keprofesian
sebagai seorang Dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi yang merupakan syarat utama
untuk mendapatkan gelar SpKFR.
Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
Materi Penerapan Keprofesian berisi pendidikan dan
pelatihan

penerapan

keprofesian

dengan

menerapkan ilmu yang didapatkan sebelumnya


secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian
klinik bidang IKFR.
102

Proses kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan


di Rumah Sakit Penididikan Utama dan di Rumah
Sakit Jejaring, baik didalam maupun diluar jam kerja
(tugas luar), agar mendapatkan keterampilanberupa
penguasaan

kasus-kasus

sehingga

dapat

diterapkan berbagai prosedur Kedokteran Fisik dan


Rehabilitasi dengan jumlah dan variasi yang sesuai
untuk

mencapai

tingkat

kompetensi

yang

diharapkan.
Kegiatan pelatihan keprofesian bertujuan untuk
mencapai keterampilan (kompetensi) profesional
berkualitas

tinggi

yang

didukukung

oleh

pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap


(scientist physician). Dengan kompetensi tersebut di
atas pelayanan kesehatan akan bertaraf dan
berkualitas tinggi sesuai

perkembangan ilmu dan

teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah


pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktik di
ruang rawat inap dan dipoliklinik atau unit rawat
jalan melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti.
Semua kegiatan pendidikan keprofesian harus
dicatat dalam buku log.
Tabel 2.8 Materi Penerapan Keprofesian
No
1
2
3

Materi Penerapan
Keprofesian
Modul Terapeutik exercise 2
Modul IKFR Muskuloskeletal I
Modul IKFR Neuromuskuler I
103

Sks
A
0,50

P
0,50
1,50
1,00

4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24

Modul Terapi IKFRM 3


Modul IKFR Muskuloskeletal II
Modul Kardiorespirasi I
Modul IKFR Neuromuskuler II
Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak IV
Modul Kardiorespirasi II
Modul IKFR Muskuloskeletal III
Modul Geriatri
Modul IKFR Neuromuskuler III
Modul IKFR Kardiorespirasi III
Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak V
Modul IKFR Muskuloskeletal IV
Modul IKFR Neuromuskuler IV
Modul IKFR Neuromuskuler V
Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak VI
Modul Prosedur IKFR
Spesialistik dan sub spesialistik
II
Modul Paliatif
Modul RBM
Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak VII
Modul Teurapeutik exercise III
Modul Kardiorespirasi III
Jumlah

Tujuan

kerja

praktik

selain

1,00
1,00
0,89

1,00
1,00
1,50
1,09
1,15

1,50
1,00
0,75
0,50
0,75
1.50

2,00
1,00
1,00
1,19
1,00
3,00

0,50
0,50
1,00

0,80
1,00
1,50
1,00

1,33

2,54

0,69
1,75

1,00
0,50
0,75

0,58
0,75
16,49

0,78
0,54
28,34

untukmencapai

keterampilan keprofesian (skill) juga untuk penguat


dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui
kegiatan materi penerapan akademik (terutama
kelompok 2).

D. PRASYARAT MODUL
104

Modul
Modul Neuropatik
Perifer

Modul Terapi IKFR


III

Prasyarat
Modul Dasar IKFR I dan
Modul Pemeriksaan
IKFR
Modul Dasar IKFR I dan
Modul Fisiologi Latihan
Modul Terapi IKFR I dan
II

Modul IKFR
Neuromuskuler I

Modul IKFR
Neuromuskuler II

Modul Dasar IKFR I dan


Modul Fisiologi Latihan

Modul IKFR
Neuromuskuler III

Modul IKFR
Neuromuskuler IV

Deep Heating
(SWD, MWD dan
USD)

Tatalaksana KFR
pada Osteoporosis

Demensia /
Alzeimer

Sudah melewati :
- Superficial Heating
- Biologi dan
Patobiologi
- Fisiologi KFR
Sudah Modul Kines
(semua) dan Biologi
dan Patobiologi
Sudah melewati modul :
- Neuromuscular I

Modul IKFR
Neuromuskuler II

Modul IKFR
Neuromuskuler III

Stase di RS lain

Modul
Neuromuskuler IV

Modul
Neuromuskuler V

105

Artroplasti sendi

Modul Arthritis

Sudah melewati modul :


- Hip & Knee (Kines)
- Kelainan Angulasi
Lutut & Kaki
- Tatalaksana KFR
pada Artritis

Kinesiologi UE, LE,


Spine
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Terapi IKFRM I
Modul Thera ex I & II
Modul Therapi IKFRM II

Modul KFR Pre &


Pasca Bedah
Thera ex (IKFR
Kardiorespirasi III)

III
Musculoskeletal I
III
Paliatif

Modul Therapeutik
Exercise I
Modul Kardiorespi I & II

Modul Tatalaksana
Pada Gangguan
Paru Restriktif

Modul IKFR Kardiorespi


I, Diantaranya :
- Pemeriksaan Dasar
Kardiopulmoner
- Anatomi, Fisiologi
system
Kardiorespiratori
- Patofisiologi
Gangguan Sistem
Kardiorespirasi
- Modul Uji Jalan

Modul Tatalaksana
Pada Gangguan
Paru Obstruktif

Modul IKFR Kardiorespi


I, Diantaranya :
- Pemeriksaan Dasar

106

(asma, PPOK)

Tatalaksana Pada
Gangguan
Menelan
Spinal Orthosis

Kardiopulmoner
Anatomi, Fisiologi
system
Kardiorespiratori
Patofisiologi
Gangguan Sistem
Kardiorespirasi
Modul Uji Jalan

Modul Terapi IKFRM III :


- Fisiologi Menelan
Dan Komunikasi

Modul Anatomi dan


Kinesiologi LE

Kelainan Konginital
Spina Bifida

Modul Fisiologi KFR


Pemeriksaan Dasar
Neuromuskuler

Tatalaksana
Scoliosis

Modul Anatomi dan


Kinesiologi LE

Tatalaksana KFR
Pada Repair
Tendon

Modul Anatomi dan


Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal

Modul Luka Bakar

Modul Pemeriksaan
Dasar Musculoskeletal
Modul Anatomi dan
Kinesiologi LE

EMG Biofeedback

Modul Fisiologi KFR

Modul Artoplasti
Sendi

Modul Anatomi dan


Kinesiologi LE

Modul Myofascial
107

Triger Point
(MTPS)

Sudah melewati
Modul Nyeri leher

Modul Kinesio
tapping

Modul Anatomi dan


Modul Pemeriksaan
Dasar Muskuloskeletal

Modul UE, LE
Orthosis

Modul Anatomi dan


Kinesiologi
Modul Pemeriksaan
Dasar Muskuloskeletal

Modul Tatalaksana
KFR Pada Fraktur

Modul Anatomi dan


Kinesiologi
Modul Pemeriksaan
Dasar Muskuloskeletal

Modul Fisiologi
Latihan

Modul UE, LE Orthosis

Modul Tatalaksana
KFR Pada nyeri
Lutut

Modul Fisiologi KFR

Modul Tatalaksana
KFR Pada Nyeri
Bahu

Modul Anatomi dan


Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal

Modul Tatalaksana
KFR Pada Sprain
Pergelangan Kaki

Modul Injeksi
Intralesional dan
Intraartikular

108

Modul Anatomi dan


Kinesiologi UE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan
Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal

Modul COR :
Cedera ACL

Modul Coold
Therapy

Modul Anatomi dan


Kinesiologi
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan
Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Fisiologi KFR

Modul Fisiologi
Latihan

Modul Fisiologi KFR

Modul Tatalaksana
KFR pada
Amputasi

Modul Anatomi dan


Kinesiologi
Modul Pemeriksaan
Dasar Muskuloskeletal
Modul UE, LE Prostesis

C.

Modul Terapi
Stimulasi Elektrika

Modul Fisiologi KFR

Tatalaksana KFR
Motor Delayed
Development

Modul Pemeriksaan
Dasar Pediatrik

Tatalaksana KFR
pada Cerebral
Palsy

Tataaksana KFR Motor


Delayed Development

Pemeriksaan dan
Tatalaksana KFR
pada Gangguan
Menelan (feeding)

Fisiologi Menelan dan


Komunikasi

EVALUASI HASIL BELAJAR


109

Semua Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1


Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK Unpad mempunyai
buku log yang merupakan bukti tertulis setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh beserta tingkat kompetensi yang sudah
dicapai.
1. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Tujuan evaluasi hasil pembelajaran adalah untuk
mengetahui apakah telah mencapai kemampuan akademik
profesional (professional performance) sesuai dengan kurikulum
pendidikan. Secara artifisial kemampuan profesional tersebut
dapat dipilah-pilah dalam ranah sebagai berikut :
P pengetahuan (knowledge)
K keterampilan (skill)
S sikap (attitude)
Evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara
bertahap,

berkala

dan

berkesinambungan.

Evaluasi

hasil

pembelajaran bersifat sumatif untuk menentukan keputusan


disamping bersifat formatif untuk memberikan umpan balik
kepada peserta didik.
2. Evaluasi Tahap Pra-Kualifikasi
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan
apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada semestersemester berikutnya. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi
maka diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Bila
mampu, peserta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan
berikutnya.
110

Tahap pra-kualifikasi disamping merupakan persyaratan


untuk tahap berikutnya juga merupakan tahap kualifikasi untuk
menilai apakah mampu meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai
tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk
menghentikan pendidikan. Setelah dinyatakan lulus semua
evaluasi berkala diharuskan menempuh Evaluasi Nasional.
3.

Evaluasi Kegiatan Akademik


Tujuan

akademik

ialah

pencapaian

pendalaman

ilmu

(knowledge). Evaluasi yang digunakan ialah ujian obyektif yang


meliputi berbagai cara sebagai berikut :
a. Ujian Tulis
Esai modifikasi (modified essay question)
Pilihan jamak (multiple choice question)
b. Ujian Lisan (wawancara)
Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale)
4. KEGIATAN AKADEMIK MODUL
Evaluasi kegiatan akademik modul bersifat sumatif dan
dilakukan pada akhir setiap kegiatan serta diselenggarakan oleh
staf penilai modul bersangkutan.
Penilai kegiatan akademik modul didapat dari :
a. Modul pembekalan
Modul pengantar IKFR
Modul Dasar IKFR
Modul Anatomi, Kinesiologi, dan Fisiologi
Rehabilitasi
Modul Terapi Modalitas dalam KFR
111

Modul Latihan Terapeutik


Modul Prostetik-ortotik dan alat Bantu
b. Modul divisi
Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak
Muskuloskeletal
Neuromuskuler
Kardiorespirasi
Geriatri
5. Kegiatan Akademik Non Modul
Evaluasi kegiatan akademik non modul terjadwal dilakukan
setiap akhir kegiatan dengan memakai lembar penilaian.
Penilaian kegiatan akademik non-modul didapat dari penilaian :
Sajian Kasus Panjang (long case)
Sajian Kasus Pendek (short case)
Journal reading
Tinjauan Pustaka
Proposal Penelitian
Tesis
Presentasi di luar institusi
Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian
Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan
keprofesian

ialah

kemampuan

profesional

Dokter

Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Oleh karena


itu fokus penilaian ialah pencapaian keterampilan dan
112

kemampuan (skill). Namun pada hakekatnya penilaian


kemampuan

profesional

merupakan

penilaian

komprehensif terhadap ketiga ranah (knowlenge, skill,


attitude) tersebut diatas.
Umumnya cara yang digunakan adalah :
o

Ujian komprehensif dengan menggunakan pasien


sebagai entry

Ujian praktik (ujian keterampilan)

Penilaian sehari-hari yang berkesinambungan


(continuous assessment)

Penilaian kegiatan pelatihan keprofesian didapat dari


penilaian selama bekerja di divisi yang meliputi:

Tatalaksana pasien rawat inap

Tatalaksana pasien rawat jalan

Prosedur KFR

Evaluasi

kegiatan

pelatihan

keprofesian

dilakukan

dengan memakai lembar penilaian. Ujian komprehensif


dan ujian praktik yang bersifat sumatif dilakukan pada
akhir semester 8.
6. Rapat Evaluasi
Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan
melalui rapat evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2
kali dalam 1 semester atau setiap 3 (tiga) bulan sekali.
a. Ketua
113

Ketua Program Studi (merangkap anggota)


b. Sekretaris
Sekretaris Program Studi (merangkap anggota)
c. Anggota
o Kepala Bagian IKFR FK UNPAD
o Para pembimbing semester
o Para anggota Divisi
o Para penanggungjawab modul
o Para penanggungjawab rumah sakit mitra
o Staf pengajar IKFR
D.

PEDOMAN UJIAN
1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan
a. Ujian Tulis
Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai
divisi dan modul memberi masukan sesuai dengan modul
yang dijalankan. Ujian ini dimaksudkan sebagai ujian
formatif untuk mengetahui sejauh mana pokok bahasan
telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam
bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang
diberikan.
b. Ujian lisan/praktik
Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1
(pemeriksaan fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3
(ortotik prostetik). Pada akhir rotasi / modul dapat diadakan
ujian

lisan

tambahan.

Penilaian
114

pada

ujian

praktik

mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan.


Pasien

(kasus)

dapat

dipakai

sebagai

entry

untuk

membahas lingkup Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


secara komprehensif sesuai modul, semester 1 8.
Penilaian sehari-hari (Continuous assessment)
Penilaian kegiatan sehari-hari terutama dilakukan pada
setiap unit (kerja dipoliklinik, kerja bangsal, penyuluhan dan
kegiatan lain) yang mencakup asfek kognitif, psikomotor dan
afektif.

Penilaian

pada

umumnya

dilakukan

dengan

menggunakan lembar penilaian (observation sheet : rating


scale/checklist)
Pemberian angka, nilai mutu, markah dan interprestasi
Cara yang dipakai untuk memberi angka, nilai mutu, markah
dan interprestasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan
predikat yang diberikan setelah menyelesaikan satu modul.
Tabel 8.1 Angka, nilai mutu, markah dan interprestasinya
pada penilaian
Angka
Nilai Mutu
Markah
Interprestasi
NA 80,00
4,00
A
Sangat Baik
NA < 80,00
3,00
B
Baik
NA < 68,00
2,00
C
Cukup
NA < 56,00
1,00
D
Kurang
NA < 45,00
0
E
Kurang Sekali
Nilai batas lulus (NBL) : 70 (IPK = 3,00)

115

Tabel 8.2 Nilai batas lulus (NBL) ditetapkan sebagai berikut :


Angka
70

Nilai Mutu
3,00

Markah
B

Predikat
Baik

Tabel 8.3 Predikat yang diberikan pada hasil penilaian

Nilai

Nilai Mutu
3,71 4,00

Predikat
Dengan pujian (cum laude)

3,41 3,70

Sangat memuaskan

2,75 3,40

Memuaskan

mutu,

Keputusan

markah
Rektor

dan

predikat

Universitas

1263/UN6.RKT/PP/2012

tentang

tersebut

mengacu

Padjadjaran

Nomor:

Pedoman

Umum

Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran Tahun


Akademik 2012/2013.
Kelulusan dengan predikat cum laude mempertimbangkan
lamanya masa studi, yakni tepat n semester.
Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) Prodi IKFR
adalah : n + n (n = lama masa studi terjadwal) yaitu : 8 +
(8) = 12 Semester
c.Ujian Institusional
Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1
IKFR 2 kali / tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus.
Kriteria dan jumlah penguji dalam Ujian Institusional
ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR. Materi ujian disiapkan
116

oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad. Ujan


Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis
pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan
yang ditetapkan untuk ujian nasional.
d.Ujian Nasional (National Board Examination)
Ujian Nasional diselenggarakan oleh Kolegium PPDS-1
IKFR 2 kali / tahun, yaitu setiap bulan Desember dan Juni.
Kriteria dan jumlah penguji dalam Ujian Institusional
ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi ujian disiapkan oleh
Komisi Ujian Nasional IKFR FK Unpad. Ujan Nasional terdiri
Ujian Tulis dan Ujian Lisan.
e.Unas (Ujian Nasional) Tulis
Ujian Nasional Tulis diselenggarakan 2 minggu
sebelum Ujian Nasional Lisan dan dilakukan di Pusat-pusat
Pendidikan Dokter Spesialis-1 IKFR di Indonesia dalam
waktu yang bersamaan dan dikoordinasi oleh masingmasing KPS. Kelulusan peserta didik dalam Ujian Nasional
Tulis merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti Ujian
Nasional Lisan. Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Nasional Tulis
adalah 60 dari nilai maksimum 100.
f. Unas (Ujian Nasional) Lisan
Ujian Nasional Lisan diselenggarakan setiap bulan
Januari dan Juli dan diselenggarakan secara bergantian di
satu Pusat Pendidikan Dokter Spesialis-1 IKFR yang
ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi Ujian Nasional Lisan
disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional Kolegium IKFR.
117

Materi Ujian Nasional Lisan terdiri dari 4 (empat) subjek,


yaitu :
1) Ujian Kasus dengan materi uji
Keterampilan pemeriksaan
Keterampilan pembuatan catatan medik
Manajemen kasus
NBL (Nilai Batas Lulus) : 70 dari nilai maksimum
100
2) Pengetahuan Umum (General Knowledge) dalam
IKFR
3) Modalitas Kedokteran Prostetik Ortotik Fisik dan
Rehabilitasi
Dengan catatan nilai hasil akhir untuk materi butir 2, 3 dan
4, tidak kurang dari 60 untuk masing-masing materi.

E.

TATA TERTIB
1. Kehadiran
a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan,
kepulangan dan setiap acara ilmiah
b) Daftar hadil diisi dalam rentang waktu 15 menit
setelah acara dimulai, kemudian diserahkan kepada
konsulen pembimbing saat itu
c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah
acara ilmiah dimulai, dianggap absen hari.

118

d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada


acara ilmiah (setelah acara dimulai) dianggap absen
hari, kecuali bila telah meminta ijin sebelumnya.
e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan
alasan yang jelas dan dapat diterima (diketahui oleh
pembimbing acara ilmiah dan chief residen).
f)

Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang


bersangkutan

sakit

atau

keluarga

dekat

(suami/istri/anak/orang tua) sakit serta keperluan


yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan
seperti memperpanjang SIM, pengambilan rapor
anak dan lain sebagainya. (Hal-hal lain yang ada
diluar contoh ini dipertimbangkan oleh pembimbing
acara ilmiah yang bersangkutan).
2. Peraturan Ketidakhadiran
Ketidakhadiran tidak boleh lebih dari 5 (lima) hari per
semester
Ketentuan Umum
Sebelum dan sesudah cuti /ijin, tugas-tugas yang
bersangkutan harus dialih tugaskan kepada yang ditunjuk
untuk menggantikan yang cuti/ijin dengan sepengetahuan
koordinator pelayanan Bagian IKFR RSHS-FKUP.
3. Ijin Meninggalkan Tempat Tugas
a) Meninggalkan Tempat Pada Waktu Bertugas
119

Apabila peserta meninggalkan tempat tugas pada


jam kerja, peserta tersebut diwajibkan untuk
meminta ijin dahulu kepada KPS/SPS dan atau
penanggungjawab tempat bertugas (koordinator
pelayanan)
Apabila peserta tidak dapat dapat menghadiri
kegiatan ilmiah di departemen oleh karena masih
ada pekerjaan ditempat tugas yang tidak dapat
ditinggalkan atau karena ada keperluan pribadi
yang

mendesak,

maka

peserta

pendidikan

diwajibkan memberitahu/meminta ijin pembimbing


kegiatan ilmiah tersebut.
b) Meninggalkan Tempat Tugas Selama Satu Hari
Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu
hari,

maka

meminta

ijin

peserta

PPDS-1 tersebut

kepada KPS

dan

harus

pembimbing

kegiatan ilmiah hari tersebut.


Apabila peserta PPDS-1 tidak dapat hadir selama
satu hari karena mendapat tugas pendidikan dari
Departemen, peserta PPDS-1 tersebut diwajibkan
memberitahukan kepada KPS, penanggungjawab
tempat bertugas dan pembimbing kegiatan ilmiah
hari tersebut.
Apabila tidak dapat hadir selama satu hari karena
sakit, harus segera memberitahukan KPS dan

120

penanggung jawab ditempatnya bertugas secara


tertulis atau melalui telepon.
Jumlah ketidakhadiran maksimal 5 (lima) kali per
semester.
Surat ijin tertulis telah disetujui oleh penanggung
jawab ditempatnya bertugas dan segera diberikan
ke Sekretaris Pendidikan.
c) Meninggalkan Tempat Tugas Lebih Dari Satu Hari
Apabila peserta PPDS-1 akan meninggalkan tempat
tugas lebih dari satu hari, maka peserta PPDS-1
tersebut diwajibkan untuk mengajukan permohonan
tertulis yang ditujukan kepada KPS/SPS, setelah
terlebih

dahulu

persetujuan

meminta

tertulis

dari

ijin

dan

penanggung

mendapat
jawab

di

tempatnya bertugas dengan memberitahukan kepada


pembimbing semester.
d) Meninggalkan Tempat Tugas Untuk Penelitian
Untuk keperluan penelitian peserta PPDS-1 yang
dikerjakan dalam jam kerja harus mendapatkan ijin
tertulis dari KPS atas sepengetahuan pembimbing
penelitian. Sebelum dilaksanakannya penelitian maka
pembimbing

harus

menginformasikan

tentang

pelaksanaan penelitian yang sedang dilaksanakan


dalam rapat rutin pendidikan.

121

4. CUTI
Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti
yang mengacu pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD
tentang cuti akademik, maka cuti lain di luar cuti
akademik diatur oleh Program Studi masing-masing.
a. Cuti Tahunan
1) Permohonan

cuti

dapat

diajukan

setelah

menjalani pendidikan selama 2 (dua) semester


2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu)
bulan sebelum tanggalnya.
3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Bagian
melalui Ketua Program Studi/Sekretaris Program
Studi,

setelah

sebelumnya

mendapatkan

persetujuan tertulis dari penanggungjawab di


tempatnya bertugas dengan dilengkapi data
mengenai :

Alamat pada saat cuti

Sejawat

Rehabilitasi

bertugas

Medik

menggantikan

yang

ditempat

bertugas

Cuti yang telah diambil dalam tahun


tersebut

4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan


formulir yang tersedia di RSHS
5) Program

Studi

Rehabilitasi

Ilmu

Kedokteran

memutuskan
122

untuk

Fisik

dan

mengambil

kebijaksanaan memberikan kesempatan

cuti

tahunan tidak lebih dari 6 (enam) hari.


6) Ijin cuti hanya diberikan selam tidak mengganggu
kelancaran kegiatan.
7) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul
Fitri dan Natal/tahun Baru diajukan secara
kolektif melalui chief residen selambat-lambatnya
3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya /Natal/Tahun
Baru tersebut.
b. Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan
2 (dua) hari diwajibkan untuk memberitahu dokter
penanggungjawab pelayanan tempat bertugasnya
secara lisan atau tertulis, secara langsung atau
melewati kurir.
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2
(dua) hari, maka diwajibkan untuk menyerahkan
surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh
dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris
Program Studi
Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan
memberikan cuti selama 10 (sepuluh) hari kerja.
Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari
kerja) berarti mengulang semester tersebut.
c. Cuti Akademik
1) Batasan
123

Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk


berhenti sementara dari kegiatan akademik untuk
jangka waktu tertentu dengan tetap memnuhi
kewajiban yang ditentukan oleh FK UNPAD atau
Program Studi IKFR
2) Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan
3) Hak cuti akademik
Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan,
dengan catatan: masa cuti akademik tetap
diperhitungkan sebagai masa toleransi batas
maksimal

keterlambatan

pendidikan

(sesuai

dengan batas toleransi keterlambatan masa


pendidikan selama 1 tahun)
4) Prosedur Pengajuan.
Permohonan ditujukan kepada KPS dengan
tembusan kepada : Kepala Bagian dan TKP. Bila
KPS menyetujui permohonan tersebut, maka
permohonan cuti diteruskan ke TKP dengan
menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti
akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan
kriteria

tambahan

untuk

permohonan

cuti

tersebut.
5) SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik
tetap diwajibkan membayar SPP penuh
6) Ketentuan/kriteria tambahan
Apabila dipandang perlu, khususnya apabila
ada aspek pengetahuan dan keterampilan
124

yang harus dievalusi setelah cuti akademik,


akan dilakukan Placement Test (atau test
lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah
diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti
akademik disetujui.
Peserta yang telah menyetujui ketentuan
diatas (ketentuan/kriteria tambahan) wajib
tunduk

pada

hasil

evaluasi paska

cuti

akademik yang dilakukan, termasuk harus


mengulang

semester

sebelumnya

(konsekuensi ini wajib diberitahukan kepada


yang bersangkutan)
5. PENGHENTIAN PENDIDIKAN PESERTA PPDS-1 FK
UNPAD
Peserta

PPDS-1

IKFR

dapat

diberhentikan

pendidikannya (drop out) atas dasar :


a. Permintaan sendiri
Peserta mangajukan permintaan secara tertulis
untuk mengundurkan diri kepada Dekan FK UNPAD
dengan tembusan kepada Kepala Bagian dan KPS
b. Alasan

kondisi

atau

kesehatan

yang

tidak

memungkinkan untuk melanjutkan studi


Alasan ini harus diperkuat dengan Surat Majelis
Penguji Kesehatan FK UNPAD RS Dr Hasan
Sadikin

125

c.

Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi


menyelesaikan studi dalam pencapaian kompetensi
yang

dipersyaratkan.

Kompetensi

yang

dipersyaratkan bagi peserta adalah sebagai berikut:


Pada tahap pendidikan awal : IPK (Indeks prestasi
kumulatif) pada akhir semester II kurang dari 2,75.
Pada tahap pendidikan akhir : akhir semester VI
tidak memperoleh Indeks prestasi Kumulatif (IPK)
2,75.
d. Pelanggaran etika berat
Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa
peringatan bila terdapat pelanggaran etika sangat
berat

berdasarkan

hasil

rapat

pleno

bagian

berkoordinasi dengan Komite Medik RSHS


e. Bila masa pendidikan telah melebihi n+1/2n
n=lama pendidikan menurut katalog dengan Surat
Keputusan Dekan FK UNPAD
Syarat kelulusan mata kuliah :
1. Bagi peserta yang tidak lulus pada Ujian modul, maka
peserta tersebut diberi kesempatan melakukan 1 kali
untuk melakukan ujian remedial untuk modul yang
bersangkutan
2. Jika hasil dari Ujian Ulangannya dinyatakan tidak lulus,
maka permasalahannya ini akan dibawa ke Rapat
Yudisium I untuk dibahas dan diputuskan langkah
selanjutnya.
126

3. Bila dalam rapat Yudisium I diputuskan mahasiswa yang


bersangkutan mengulang modul, maka pengulangan
modul dilakukan di akhir semester VIII.
F.

JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI


1. Kriteria Penialian Surat Peringatan
a). Sistem Penilaian
1) Penilaian dilakukan terhadap sikap, pengetahuan
dan keterampilan selama mengikuti pendidikan di
Bagian IKFR FK UNPAD
2) Sistem penilaian dilakukan berdasarkan derajat
dari kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan
oleh
3) Derajat kesalahan dibedakan atas 3 kategori,
yaitu : ringan, sedang dan berat
4) Setiap

kesalahan

akan

mendapatkan

surat

peringatan sesuai dengan derajat kesalahan


yang dilakukan
5) Penilaian atas kesalahan yang dilakukan oleh
seorang peserta bersifat kumulatif selama yang
bersangkutan

menjalankan

program

pendidikannya di IKFR FK UNPAD, dengan


ketentuan sebagai berikut :
Apabila

seorang

peserta

melakukan

kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan


ringan, hal ini sama nilainya dengan yang

127

bersangkutan

melakukan

(satu)

kali

kesalahan sedang
Apabila

seorang

peserta

melakukan

kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan


sedang, hal ini sama nilainya dengan yang
bersangkutan

melakukan

(satu)

kali

kesalahan berat
Apabila

seorang

peserta

melakukan

kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan


yang setingkat dengan kesalahan berat,
maka yang bersangkutan dianggap gagal
menjalankan pendidikannya di IKFR FK
UNPAD.
Contoh

kesalahan

yang

perlu

mendapat

peringatan
1. Kesalahan Ringan
Tidak mengikuti atau terlambat lebih dari 15
menit mengikuti kegiatan ilmiah, bimbingan
dan tugas pelayanan tanpa ijin (sesuai
dengan peraturan yang ada) sebanyak 3
(tiga) kali dalam 1 semester (dengan asumsi
5 bulan efektif pendidikan, 6 hari kerja efektip
dalam 1 minggu dan 4 minggu dalam 1 bulan
= 120 hari)

128

Tidak menyelesaikan rekam medik rawat


jalan dan rawat inap tepat pada waktunya
(pada hari yang sama)
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
etik, profesi, moral atau sopan santun (yang
derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS
atas dasar keputusan rapat staf Bagian
IKFR)
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja
2. Kesalahan Sedang
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu)
hari
Tidak mengisi rekam medik dengan baik,
rapih dan sebenarnya
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
etik, profesi, moral atau sopan santun (yang
derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS
atas dasar keputusan rapat staf Bagian
IKFR)
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja
Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah
sesuai jadwal yang ditentukan
Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi
3. Kesalahan Berat
129

Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga)


hari berturut-turut atau lebih
Memalsukan data dan rekam medik
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
etik, profesi, moral atau sopan santun (yang
derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS
atas dasar keputusan rapat staf Bagian
IKFR)
Tidak melaksanakan tugas dengan baik
ditempat

kerja

sehingga

mengakibatkan

komplikasi, kematian atau cacat menetap.


b). Pelaksanaan
1) Surat peringatan disampaikan kepada yang
bersangkutan segera setelah ditetapkan
2) Sistim penilaian ini tidak dapat diterapkan apabila
kesalahan yang dilakukan tidak termasuk dalam
kriteria diatas, maka sangsi yang diberikan
ditentukan dalam rapat staf bagian IKFR FK
UNPAD.

130

BAB III
SARANA DAN PRASARANA
A. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Keprofesian
Dalam pelaksanaan pendidikan di Program Studi Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi memerlukan berbagai fasilitas
untuk bermacam-macam prosedur Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi. Dengan demikian, sarana pendidikan yang tersedia
adalah :
1. Fasilitas Rawat Jalan, terdiri dari :
a. Poliklinik Spesialis
b. Poliklinik Divisi :
131

Anak
Neuromuskuler
Muskuloskeletal
Kardiorespirasi
Geriatri
c. Fasilitas prosedur IKFR Spesialistik dan Subspesialistik
Biofeedback
Elektromyography
Cybex II
Treadmill
Ergocycle
Spirometri
2. Fasilitas penunjang IKFR
Modalitas Terapi Fisik
o Ultrasound Diathermy
o Shortwave Diathermy
o Microwave Diathermy
o Infrared
o Paraffin Bath
o Hot pack and Cold pack
o Cryotherapy
o Laser therapy
o Electrotherapy
o Hydrotherapy
132

o Alat-alat terapi latihan


o Traksi Cervical dan Lumbal
o Nebulizer
o Magnetotherapy
o Vacuum Compression
o Terapi Wicara
o Gymnasium
Alat peraga
o Alat-alat Prostetik Ortotik
o Alat bantu mobilitas dan aktifitas
o Manekin injeksi intraartikular
3. Fasilitas Penunjang Pendidikan
Sumber Daya Manuasia
o Staf akademik
o Staf non akademik
o Staf keperawatan dan keterapian fisik
o Staf tehnisi
Perpustakaan Departemen
Sarana Prasarana
o Ruang Skills Lab PPDS-1 IKFR
o Ruang kuliah kapasitas 60 orang di gedung FK
Unpad
o Ruang Kuliah kapasitas 50 orang di Departemen
IKFR RSHS
133

o Ruang

kantor

Kepala

Departemen

dan

Staf

pengajar
o Ruang Sekretariat Pendidikan
o Ruang PPDS-1 IKFR

BAB IV
PRESTASI PROGRAM STUDI
Prestasi yang pernah diraih oleh Program Pendidikan
Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Fakultas Kedokteran Unpad antara lain :

134

1. Juara 3 Lomba Pameran Departemen dalam rangka


Lustrum XI Dies Natalis ke-55 Fakultas Kedokteran
Unpad tahun 2012
2. Juara 1 Lomba Penelitian pada Pekan Ilmiah Tahunan
(PIT) Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Indonesia (PERDOSRI) di Semarang tahun 2011
3. Juara 2 Panduan Suara pada HUT RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung tahun 2011

BAB V
PENUTUP
Peningkatan derajat kesehatan untuk setiap anggota masyarakat
merupakan tujuan utama dari pendidikan kedokteran. Guna
menjamin tercapainya tujuan tersebut setiap lembaga yang
135

terlibat dalam penididikan kedokteran hendaknya memiliki dan


menerapkan standard yang telah ditetapkan sehingga seluruh
proses pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang diharapkan.
Kurikulum pendidikan dokter spesialis KFR merupakan suatu
instrumen yang dapat dipergunakan oleh setiap PPDS KFR dan
stake holders dalam rangka menjaga mutu dengan menilai
perbaikan kualitas proses pendidikan dokter spesialis KFR, untuk
menjamin

tercapainya

tujuan

pendidikan

sesuai

dengan

kompetensi yang diharapkan. Kurikulum dapat pula dipergunakan


untuk kepentingan evaluasi diri dalam rangka perencanaan
program

perbaikan

kualitas

proses

pendidikan

secara

berkelanjutan.
Diberlakukannya kurikulum pendidikan dokter spesialis KFR ini
diharapkan agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan
secara

berkesinambungan,

sehingga

dapat

menjamin

tercapainya tujuan pendidikan serta tercapainya peningkatan


derajat kesehatan masyarakat.

136

LAMPIRAN

137

TIM PENYUSUN
VITRIANA, dr.,SpKFR
NOVITRI S, dr., SpKFR
YAYAH NURIYAH

138

Anda mungkin juga menyukai