Anda di halaman 1dari 5

Sumber : www.detik.

com

Sumber : www.yoona.id.com
Peneliti dari Institute for Development Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira
Adhinegara mengatakan, terdapat plus minus terkait dengan adanya otomatisasi alias
penggunaan robot menggantikan tenaga kerja manusia.

Dia bilang, satu sisi otomatisasi ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi
lantaran robot dianggap memberikan efisiensi terhadap produktifitas industri. Di sisi
lain, kondisi ini menyimpan risiko terhambatnya penyerapan tenaga kerja mengingat
banyak pekerjaan manusia yang bisa digantikan oleh mesin atau robot.

"Menjelang 2030 dimana usia produktif berada dalam jumlah yang besar atau bonus
demografi jangan sampai justru terjadi pengangguran massal karena otomatisasi,"
kata Bhima saat dihubungi detikFinace, Jakarta, Jumat (2/2/2018).

Terhambatnya penyerapan tenaga kerja jelas bakal memberikan dampak negatif bagi
perekonomian tanah air. Mengingat, pertumbuhan ekonomi satu negara termasuk
Indonesia, sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat. Bila sulit mendapat
pekerjaan, tentu pemasukan masyarakat sebagai sumber belanja juga terhambat dan
ujung-ujungnya menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.

"56% PDB disumbang oleh konsumsi rumah tangga, kalau penyerapan tenaga kerja
rendah imbasnya pendapatan masyarakat untuk konsumsi bisa turun," kata dia.

Oleh karena itu, kata Bhima pemerintah perlu cepat merespons perkembangan
teknologi dengan meningkatkan kualitas pendidikan agar bisa memenuhi kebutuhan
industri yang semakin maju.

Sumber : www.finance.detik.com
Tawuran antarpelajar yang menewaskan remaja berusia 16 tahun di Tanjung Pasir,
Teluknaga, Kabupaten Tangerang, bermula saat korban dan rekan-rekannya rampung
mengikuti ujian sekolah.Tawuran yang menewaskan pelajar berinisial NR itu terjadi
pada Senin (28/3/2022). Polisi telah menetapkan tiga tersangka terkait tawuran
tersebut, yakni MA, SG, dan S.Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota,
Komisaris Besar Komarudin mengatakan, seusai mengikuti ujian sekolah, NR dan
teman satu sekolahnya melakukan konvoi ke dermaga di Tanjung Pasir.

"Awalnya siswa MTS Negeri 6 Tangerang (sekolah korban) selesai melaksanakan


ujian akhir, lalu mereka melaksanakan konvoi menuju ke dermaga di Tanjung Pasir,"
ujar Komarudin, saat memberikan keterangan, Rabu (30/3/2022).

Ketika pulang dari dermaga, NR dan teman-temannya diikuti oleh sekelompok siswa
dari sekolah lain. Saat itulah NR dibacok menggunakan senjata tajam jenis samurai.

"Di sana konvoi mereka diikuti oleh kelompok siswa lain, kemudian dilakukan
pengejaran, lalu dipepet dan korban dibacok," kata Komarudin.

Setelah dibacok, korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa NR tak dapat
diselamatkan.Menurut Komarudin, aksi tawuran yang terjadi secara tiba-tiba
merupakan pola kekerasan antarpelajar yang sudah lama terjadi.

"Ini pola lama. Kerap kali terjadi pada saat mereka konvoi-konvoi, berkumpul, bertemu
dengan kelompok lain, saling ejek, maka terjadi tawuran," tutur dia.

Sebagai informasi, tersangka MA sudah berusia 18 tahun sedangkan SG dan S masih


berusia 17 tahun ke bawah. Akibat aksinya, SG, S, dan MA disangkakan Pasal 351
KUHP tentang Penganiayaan dan terancam hukuman penjara maksimal 7 tahun.

Sumber : www.kompas.com
Mewaspadai Ledakan Pengangguran di Banten

Dampak sosial ekonomi akibat pandemi penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) terus
meluas seiring dengan belum menurunnya penyebaran wabah Covid-19. Salah satu
yang terkena imbas Covid-19 yakni sektor ketenagakerjaan yakni menyangkut
masalah masalah.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi
Banten mencatat ada sekitar 6.000 orang buruh di Banten yang terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK) serta 23 ribu orang buruh sudah dirumahkan karena dampak
ekonomi dari pandemi Covid-19.

Kepala Disnakertrans Provinsi Banten Al Hamidi seperti dikutip Antara Rabu (6/5/2020)
buruh korban PHK tersebut karena perusahaan tidak bekerja tutup atau tidak
beroperasi akibat dampak Covid-19. Begitu juga perusahaan yang merumahkan
karyawannya karena adanya penurunan produksi di perusahaan tersebut sebagai
dampak dari Covid-19.

Alhamidi mengungkap, perusahaan yang merumahkan karyawanya karena penurunan


produksinya rata-rata 25 persen serta tidak ada bahan baku. Ini juga sama dengan
dampak Covid-19.Menurut dia, potensi perusahaan yang akan mem-PHK karyawannya
di Banten kemungkinan masih akan terus bertambah, mengingat ada dua perusahaan
yang dilaporkan akan melakukan PHK secara besar-besaran pada 13 dan 20 April
2020.

Perusahaan tersebut bergerak dalam produksi alas kaki yang rencananya akan mem-
PHK sekitar 7.000 karyawannya dan satu lagi sekitar 1.800 karyawan. PHK terhadap
buruh maupun buruh yang dirumah merupakan potensi penambahan jumlah
pengangguan baru di Banten. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten
membuat Pemprov Banten harus ekstra waspada terhadap serangan serangan ini.

Menurut data BPS. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Banten pada Februari 2020
sebesar 8,01 persen atau sebanyak 489,216 penduduk. Dengan jumlah penduduk yang
menganggur tersebut, Banten kembali menjadi karya daerah tertinggi se-Indonesia
dan menempati presentase di atas rata-rata nasional 4,99 persen.

Sumber : www.bantenprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai