Anda di halaman 1dari 5

BAB 4 AIR SADAH

Kesadahan adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Kesadahan air terjadi
karena adanya ion-ion Ca2+ , Mg2+, atau dapat juga disebabkan adanya ion-ion lain
dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang memiliki sifat sadah
ditemukan pada wilayah yang menggunakan sumber air tanah/sumur dimana pada daerah
tersebut memiliki lapisan tanah yang mengandung deposit garam mineral, kapur, dan kalsium
(Chandra, 2007). Prinsip pada percobaan kali ini ialah sifat kesadahan air yang pada umumnya
disebabkan oleh logam atau kation kation bervalensi 2, namun penyebab utama dari kesadahan
adlah kalsium cad an magnesium mg dan reaksi kompleksometri atau reaksi pembentukan
senyawa kompleks

Pada percobaan kali ini sampel yang digunakan ialah air sumur, terdapat dua prosedur
yang akan dilakukan oleh praktikan, prosedur pertama yaitu pengujian sampel tanpa
menggunakan Na zeolite dan prosedur kedua pengujian sampel dengan na zeolite lalu keduanya
dibandingkan.

Pada percobaan pertama diambil sampel air sadah, yang berasal dari air keran, Lalu
dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL, pada proses ini air keran tersebut tidak dialirkan
kedalam kolom yang berisi zeolite, namun langsung dimasukan kedalam labu erlenmayer dan
ditambahkan 2 ml larutan buffer ber pH 10 yang berfungsi untuk menstabilkan kompleks yang
terjadi antara ligan EDTA dengan kation Ca2+ yang ada dalam sampel, namun pH yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan ion-ion kesadahan hilang dari larutan karena terjadi pengendapan
Ca(OH)2.

Lalu ditambahkan larutan KCN 5% sebanyak 2 mL yang berfungsi sebagai demasking


agent merupakan suatu proses pelepasan zat yang ditutupi untuk ikut bereaksi lagi. Dengan
menggunakan kemampuan zat penopeng beberapa kation dalam sampel dapat ditutupi, sehingga
tak dapat lagi bereaksi dengan EDTA atau dengan indikator (melainkan dengan ion sianida), ion
sianida, ini membentuk kompleks yang stabil dengan kation seperti Cd, Zn, Hg(ll), Cu, Co, Ni,
Ag, dan logam-logam platinum.

Kemudian ditambahkan indikator EBT sebanyak 5 tetes, jika larutan yang ada di dalam
Erlenmeyer bewarna biru, maka tidak perlu dilakukan titrasi karena tidak membentuk ion logam.
Namun, bila saat ditambahkan larutan yang ada di dalam Erlenmeyer berwarna merah anggur, ini
menandakan bahwa masih ada ion Mg2+ dan Ca2+ di dalam larutan tersebut karena indikator
EBT warna aslinya dalam larutan pH 8-11 adalah biru, kalau membentuk kompleks dengan ion
logam akan berwarna merah anggur.
Adapun persamaan yang terjadi :

Ca2+ + Ind EBT→ Ca Ind + 2H+

Lalu dititrasi dengan titran EDTA yang ada didalam buret, titrasi hingga larutan dari
merah anggur menjadi biru, ketika di titrasi larutan yang semula merah anggur sangat cepat
berubah menjadi biru hanya dengan 1,5ml EDTA hal ini disebabakan tidak dilakukannya
penyaringan menggunakan zeolite sebagai penyaring molekul, karna zeolite merupakan silikat
hidrat dengan struktur sel berpori dan mempunyai sisi aktif yang mengikat kation yang dapat
bertukar, struktur inilah yang membuat zeolite mampu melakukan pertukaran ion.

Pada percobaan kedua diambil sampel air sadah, yang dapat berasal dari air sumur, Lalu
dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL, sementara itu masukkan resin penukar (zeolit) ion ke
dalam kolom kromatografi atau tabung, adapun zeolit merupakan salah satu bentuk dari resin
penukar ion yang berasal dari mineral alumino silikat yang terdehidrasi dengan kation-kation
alkali dan alkali tanah, memiliki struktur dalam tiga dimensi yang tidak terbatas dengan rongga-
rongga. Adanya perbandingan silika dan aluminium yang bervariasi, menghasilkan banyak jenis
mineral zeolit yang terdapat di alam, adapun mengapa dinamakan dengan NaZeolit karena zeolit
sendiri mengandung kation natrium. Lalu setelah itu, dialirkan air sampai ke dalam kolom yang
berisi zeolit. Air sadah yang dialirkan melalui kolom zeolit akan mengalami pertukaran ion-ion,
ion Ca dan ion Mg dalam air sadah ditukar dengan ion Na dalam zeolit. Hal tersebut berlangsung
terus sampai suatu saat ion Na dalam zeolit sudah habis ditukar dengan ion Ca dan Mg dari
dalam air, pada keadaan ini zeolit tersebut dinamakan telah jenuh yang berarti zeolit tidak
mampu lagi melakukan pertukaran ion,

Ada dua jenis resin, yaitu resin kation dan resin anion :

 Resin kation adalah resin yang mengandung ion positif yang dapat melepaskan
ion positifnya, misalnya Na+ untuk ditukar dengan unsur kation yang ada didalam
air
 Resin anion adalah resin yang mengandung ion negatif yang dapat melepaskan
ion negatifnya misalnya (OH- atau Cl-) untuk ditukar dengan unsur anoin yang
ada di dalam air

Adapun yang digunakan pada proses pelunakan air menggunakan resin kation, reaksi yang
terjadi pada saat proses pelunakan air sadah berlangsung adalah sebagai berikut :

Na2Z + Ca2+→ CaZ + 2Na+

Na2Z + Mg2+→ MgZ + 2Na+

Kemudian air yang telah melalui proses penukaran ion ditampung di dalam tabung
Erlenmeyer berukuran 250 mL, lalu tambahkan 2 mL larutan buffer ber pH 10 yang berfungsi
untuk menstabilkan kompleks yang terjadi antara ligan EDTA dengan kation Ca2+ yang ada
dalam sampel, namun pH yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ion-ion kesadahan hilang dari
larutan karena terjadi pengendapan Ca(OH)2.

Setelah itu, ditambahkan larutan KCN 5% sebanyak 2 mL yang berfungsi sebagai


demasking agent merupakan suatu proses pelepasan zat yang ditutupi untuk ikut bereaksi lagi.
Dengan menggunakan kemampuan zat penopeng beberapa kation dalam sampel dapat ditutupi,
sehingga tak dapat lagi bereaksi dengan EDTA atau dengan indikator (melainkan dengan ion
sianida), ion sianida, ini membentuk kompleks yang stabil dengan kation seperti Cd, Zn, Hg(ll),
Cu, Co, Ni, Ag, dan logam-logam platinum.

Kemudian ditambahkan indikator EBT sebanyak 5 tetes, jika larutan yang ada di dalam
Erlenmeyer bewarna biru, maka tidak perlu dilakukan titrasi karena tidak membentuk ion logam.
Namun, bila saat ditambahkan larutan yang ada di dalam Erlenmeyer berwarna merah anggur, ini
menandakan bahwa masih ada ion Mg2+ dan Ca2+ di dalam larutan tersebut karena indikator
EBT warna aslinya dalam larutan pH 8-11 adalah biru, kalau membentuk kompleks dengan ion
logam akan berwarna merah anggur.

Adapun persamaan yang terjadi :

Ca2+ + Ind EBT→ Ca Ind + 2H+

Lalu dititrasi dengan titran EDTA yang ada didalam buret, titrasi hingga larutan dari merah
anggur menjadi biru, ketika di titrasi larutan yang semula merah anggurlebih lama berubah
menjadi biru, disbanding prosedur 1, prosedur dua ketika larutan berubah warna menjadi biru
menggunakan 2,7ml EDTA

Air sadah yang dialirkan melalui kolom zeolit akan mengalami pertukaran ion-ion. Ion
Ca dan ion Mg dalam air sadah ditukar dengan ion Na dalam zeolit. Hal tersebut berlangsung
terus sampai suatu saat ion Na dalam zeolit sudah habis ditukar dengan ion Ca dan Mg dari
dalam air, pada keadaan ini zeolit terscbut dinamakan telah jenuh yang berarti zeolit tidak
mampu lagi melakukan pertukaran ion. Agar dapat kembali aktif, zeolit yang telah jenuh harus di
regenerasi dengan cara mengalirkan larutan garam dapur (NaCl 10- 25%) ke dalam unggun
zeolit yang telah jenuh tersebut. Pada proses regenerasi ini akan terjadi pertukaran ion Na dari
dalam larutan air garam, masuk ke dalam zeolit untuk menggantikan ion Ca dan Mg dari dalam
zeolit. Adapun reaksi yang terjadi pada saat proses pelunakan air sadah berlangsung adalah
sebagai berikut :

CaZ + 2 NaCl →Na2Z + CaCl

MgZ + 2 NaC→l Na2Z + MgC


KESIMPULAN

Bedasarkan pengamatan yang telah dilakukan, bahwa untuk melunakan air dibutuhkan
proses penukaran ion menggunakan resin atau zeolit yang mengandung kation Na+. karena
kesadahan air tanpa zeolite lebih besar yaitu 75 mg/L, ketika melunakan air menggunakan zeolite
kesadahan air yang di dapat lebih rendah yaitu 27 mg/L, Setelah dilakukan proses pengaliran air
ke dalam resin ternyata masih terdapat kation Ca2+ dan Mg2+ dapat dilakukan titrasi
kompleksomtri dengan titran berupa EDTA.

Anda mungkin juga menyukai