Anda di halaman 1dari 6

6 Sasaran Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan
membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup pengkajian
risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, dan
kemampuan belajar dari suatu keadaan atau kejadian, menindak lanjuti suatu kejadian, dan
menerapkan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali. Dalam
meningkatkan keselamatan pasien maka tenaga kesehatan khususnya bidan harus memahami
6 sasaran penting keselamatan pasien, yaitu:

1) Ketepatan identifikasi pasien


Bidan harus memperhatikan apakah identitas pasien sudah benar atau tidak, untuk
memastikan ketepatan identitas pasien bidan harus mengsingkronkan data yang
dimiliki dengan gelang identitas yng digunakan oleh pasien, selain itu bidan juga bisa
menanyakan langsung kepada pasien mengenai nama pasien, umur pasien dan tempat
serta tanggal lahir pasien. Ketepatan identitas pasien sangat wajib diperhatikan untuk
menghindari kesalahan dalam pemberian asuhan kebidanan maupun pemberian terapi,
salah pemberian terapi dan asuhan kebidanan dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pasien.
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi sangatlah penting untuk melaksanakan asuhan kebidanan yang akan
diberikan terhadap pasien. Sebelum bidan menangani pasien, bidan harus
mengumpulkan data-data yang dimiliki oleh pasien yang tentunya di dapat dari pasien
itu sendiri. Apabila bidan tidak memiliki komunikasi yang efektif maka bidan tidak
akan bisa mendapatkan data objektif dari pasien, selain itu apabila bidan tidak dapat
membina hubungan saling percaya terhadap pasien maka pasien pun enggan untuk
memberitahu masalahnya, dan apabila bidan tidak dapat berkomunikasi secara efektif
kepada pasien maka bidan tidak akan mengetahui hal penting apa saja yang harus dia
tanyakan kepada pasien, bukan malah mendapat informasi penting dengan
pasien,bidan malah mendapatkan hal tidak penting bahkan membuat pasien marah
kepadanya. Komunikasi efektif selain dilakukan bidan kepada pasien, dilakukan juga
terhadap bidan dengan tenaga medis yang lainnya, apabila bidan tidak dapat
berkomunikasi secara efektif terhadap tenaga medis lain mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan pasien maka juga akan mempengaruhi keselamatan pasien.
Misalnya data yang bidan dapat dari pasien A adalah B, namun karena bidan tidak
dapat mengkomunikasikan dengan bener kepada tenaga medis yang lain, baik itu
dokter, farmasi dan ahli gizi sehingga tenaga medis lainnya bukan memahami pasien
A dengan data B malah berasumsi pasien A dengan data C dikarenakan kesalahan
bidan dalam menyampaikan komunikasi kepada tenaga medis lainnya.
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Obat merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada pasien yang bertujuan untuk
membantu pasien untuk pulih kekeadaan semula atau membantu pasien mengurangi
rasa sakit yang dialaminya, maka dari itu bidan harus mengawasi dan mewaspadai
pemberian obat kepada pasien untuk mencapai tujuan dari pemberian obat itu. Salah
satu cara untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan memperhatikan
proses pemberian obat. Ada 10 prinsip pemberian obat yang harus diperhatikan bidan
dalam memberikan obat kepada pasien. Meningkatkan keamanan obat merupakan
cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pemberian obat, apabila pasien
salah menerima obat maka akan berakibat fatal untuk kesehatan pasien. Umumnya
pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh bagian farmasi atau apoteker namun tak
jarang ini menjadi tugas bidan diakibatkan oleh minimnya bidan dibidang tersebut.
Jika pemberian obat diberikan oleh farmasi ataupun apoteker bidan tak juga harus
lepas tangan sepenuhnya terhadap pemberian obat kepada pasien, bidan juga harus
mewaspadai ataupun memantau proses pemberian obat tersebut, agar obat yang
diberikan kepada pasien benar dan tepat serta sesuai dengan prinsip 10 benar obat.
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi diperlukan agar tidak
terjadinya kesalahan yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah
sakit. Kepastian lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan bidan pertama
kali, bidan harus mengetahui mana bagian yang harus dioperasi, jangan sampai terjadi
kesalahan yang seharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan karena
kurangnya perhatian bidan mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah terjadi
pembedahan diperut sebelah kiri, selain itu memperhatikan lokasi operasi bukan
hanya diperhatikan oleh bidan namun semua tenaga medis yang akan membantu
tindakan operasi termasuk dokter. Setelah mengetahui lokasi operasi selanjutnya yang
harus diketahui adalah prosedur yang akan dilakukan, ketepatan prosedur merupakan
langkah kedua setelah mengetahui lokasi, jangan sampai karena bidan lalai untuk
memahami prosedur yang akan dilakukan sehingga berakibat buruk pada pasien pacsa
atau pra operasi, setelah lokasi sudah benar, prosedur yang akan dilakukan sudah
diketahui dan sudah tepat maka selanjutnya adalah tepat operasi. Tepat operasi bisa
terjadi seiring bersamaan dengan sudah terjadinya ketepatan lokasi, ketepatan
prosedur sehingga terciptalah ketepatan operasi, untuk mencapai ketepatan operasi
bidan harus mendata ulang ataupun mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat
lokasi dan tepat prosedur yang dilaksanakan.
5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya sarang penyakit dan tempat seorang
pasien berharap dapat sehat dan tak merasa kesakitan. Maka dari itu bidan harus
memahami bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat pelayanan
kesehatan, salah satu caranya yaitu dengan selalu memastikan setiap alat kesehatan
yang digunakan ditubuh atau sebelum digunakan dalam keadaan bersih dan steril
kemudian selalu membersihkan diri serta menggunakan alat pelindung diri sebelum,
saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien. Saat ini sangat marak terjadi
infeksi nosokomial dirumah sakit oleh sebab itu penting bagi bidan mengetahui,
memahami dan mengaplikasikan sasaran ke lima ini untuk meningkatkan angka
keselamatan pasien dirumah sakit.
6) Pengurangan resiko pasien jatuh
Masih sering terjadi pasien jatuh, baik dari tempat tidur atau pada saat berjalan ingin
kekamar mandi. Hal ini harus diperhatikan oleh bidan. Bidan harus memastikan
keselamatan pasien selama berada dirumah sakit, merawat harus memastikan bahwa
pasien tidak terjatuh selama dirumah sakit karena ini akan mempengaruhi kondisi
fisik dari pasien. Namun mengenai pasien jatuh tak mesti bidan 24 jam harus bersama
pasien dan menjaga pasien agar tak jatuh. Bidan dapat memberikan pendidikan
kesehatan dan keselamatan terhadap keluarga pasien yang menjaga untuk
memperhatikan keadaan pasien dan selalu mendampingi pasien pada saat ingin
berjalan kekamar mandi, dan selalu memperhatikan keselamatan pasien selama
ditempat tidur.
Daftar Pustaka
Syafridayani, Fadillah. (2020). 6 Sasaran Penting Keselamatan Pasien Yang Harus
Diketahui Dan Dipahami Oleh Seorang Bidan
Contoh Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien pada Manajemen Kasus
Kegawatdaruratan pada Kehamilan yaitu Eklampsi
Eklampsia merupakan kegawatdaruratan obstetrik yang dapat mengancam jiwa
dimana kondisi ini bisa menyebabkan ibu hamil dan bayi mengalami kerusakan saraf
otak permanen, kerusakan organ ginjal dan hati, hingga yang paling parah bisa
menyebabkan kematian akibat kejang yang terjadi. Maka diperlukan manajemen yang
tepat dan akurat dalam memanajemen kegawatdaruratan eklampsia ini. Dalam
melakukan manajemen pada eklampsia perlu adanya penerapan 6 sasaran keselamatan
pasien.
a. Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran pertama yang harus diperhatikan pasien untuk mengurangi terjadinya
kejadian yang tidak diinginkan selama di rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi
pasien. Ketepatan identifikasi pasien sangat wajib diperhatikan untuk menghindari
kesalahan dalam pemberian asuhan kebidanan maupun pemberian terapi pada pasien
khususnya pada pasien eklampsia. Dalam melakukan ketepatan identifikasi pasien
bidan melakukannya dengan memastikan ketepatan identitas pasien, dimana bidan
harus mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yng digunakan
oleh pasien, selain itu bidan juga bisa menanyakan langsung kepada pasien mengenai
nama pasien, umur pasien dan tempat serta tanggal lahir pasien. Pada pasien
eklampsia biasanya pasien disertai kejang maupun koma, oleh karena itu identitas
pasien dapat ditanyakkan oleh keluarganya dengan dibantu petugas kesehatan lain
ataupun bidan lainnya dalam mencatat identitas pasien agar salah satu bidan fokus
untuk mengatasi pasien yang mengalami kejang ataupun koma.
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
Bidan melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga pasien dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyampaian informasi karena kesalahan penyampaian informasi/data pasien dapat
berbahaya bagi keselamatan pasien. Selain itu agar pasien maupun keluarga pasien
juga mengetahui tindakan/pengobatan apa yang diberikan kepada pasien tersebut.
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Bidan harus memperhatikan keamanan obat yang akan diberikan pada pasien
eklampsia. Bidan harus mengawasi dan mewaspadai pemberian obat kepada pasien
untuk dengan menerapkan prinsip 10 benar pemberian obat. Pada kasus eklampsia ini
kita harus memastikan:
1. Apakah sudah benar obat yang diberikan itu Infus cairan RL dan obat
MgSO4.
2. Apakah sudah benar dosis obat yang diberikan.
3. Pastikan apakah pasien tersebut memang merupakan pasien dengan kasus
eklampsia.
4. Apakah sudah benar rute pemberian obat yang diberikan pada pasien
tersebut, biasanya obat MgSO4 diberikan dalam bentuk larutan secara
intravena.
5. Pastikan apakah sudah benar waktu untuk pemberian obat tersebut.
6. Pastikan bidan atau petugas lain yang mencatat melakukan dokumentasi
yang benar sesuai dengan apa tindakan yang telah diberikan kepada
pasien.
7. Pastikan sudah melakukan pengkajian dan riwayat pengobatan apakah
pasien tersebut memiliki alergi pada jenis obat tertentu.
8. Pastikan pasien sudah diberikan informed consent agar pasien
mengetahui otonomi yang cukup untuk menolak pengobatan setelah

menjelaskan efeknya secara menyeluruh.


9. Pastikan apakah benar interaksi dan evaluasi obat yang telah diberikan.
10. Pastikan bidan sudah benar memberikan pendidikan kesehatan
tentang obat apa yang akan diminumnya dan apa saja efek
samping dan terapi yang diharapkan.
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi
Pada kasus eklampsia dilakukan terminasi kehamilan dengan seksio sesarea.
Kepastian lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan bidan pertama kali,
bidan harus mengetahui mana bagian yang harus dioperasi. Setelah mengetahui lokasi
operasi, selanjutnya yang harus diketahui adalah prosedur yang akan dilakukan,
ketepatan prosedur merupakan langkah kedua setelah mengetahui lokasi, jangan
sampai karena bidan lalai untuk memahami prosedur yang akan dilakukan sehingga
berakibat buruk pada pasien pacsa atau pra operasi. Setelah lokasi sudah benar,
prosedur yang akan dilakukan sudah diketahui dan sudah tepat maka selanjutnya
adalah tepat operasi. Tepat operasi dilakukan dengan mendata ulang ataupun
mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat lokasi dan tepat prosedur yang
dilaksanakan.
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Bidan harus memperhatikan terkait risiko yang mungkin dapat terjadi pada pasien
terutama infeksi nosokomial yang bisa menyerang pasien dengan cara memastikan
setiap alat kesehatan yang digunakan di tubuh atau sebelum digunakan dalam keadaan
bersih dan steril kemudia selalu membersihkan diri serta menggunakan alat pelindung
diri sebelum, saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien.
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
Dalam kondisi eklampsia ibu kemungkinan disertai kejang maka bidan harus
melakulan fiksasi badan pada tempat tidur pasien yang cukup longgar guna mencegah
fraktur dan bidan selalu mendampingi pasien dan memperhatikan keselamatan pasien
selama di tempat tidur.

Anda mungkin juga menyukai